Khotbah Jumat 2015-11-06 Pengorbanan : Prasyarat Mencari Kecintaan Allah Taala dan Perjanjian Baru Tahrik Jadid

Tim Ahmadiyah.Id bertanggung jawab penuh atas kesalahan atau miskomunikasi dalam sinopsis Khotbah Jumat ini.

Ringkasan Khotbah Jumat

Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz pada 6 November 2015 di Baitul Futuh, London

“Assalamu ‘alaikum wa Rahmatullah”

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم

]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ، آمين

Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sebelum kamu membelanjakan sebagian dari apa yang kamu cintai; dan apa pun yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya tentang itu Allah Ta’ala Maha Mengetahui. [Ali Imran, 3:93]

Setiap mukmin memiliki hasrat untuk berbuat baik demi meraih Qurb Ilahi. Allah Ta’ala menarik perhatian orang-orang mukmin pada ayat yang disebutkan di atas bahwa jika kalian berhasrat untuk berbuat baik demi mencari keridhaan Allah Ta’ala, maka ingatlah bahwa kebaikan memerlukan pengorbanan. Korbankanlah dari apa yang kalian cintai, yang memberikan manfaat bagi kalian, yang memberikan kenyamanan dan yang dalam pandangan kalian merupakan sumber untuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kalian. Manusia selalu mencintai kekayaannya dan Allah Ta’ala telah berfirman bahwa emas, perak, harta benda, hasil pertanian dan hasil perkebunan itu begitu berharga bagi manusia dan mereka bangga memilikinya.

Pada zaman ini, teknologi tidak hanya telah mendekatkan manusia satu sama lain namun dengan adanya sistem keuangan yang lazim, teknologi juga telah memberikan kemudahan untuk memenuhi hasrat pribadi mereka, terlepas dari baik atau buruknya kondisi keuangan mereka, melalui sarana-sarana yang berlebihan. Hasrat untuk bisa memperoleh setiap barang mewah yang ada di dunia ini telah memuncak. Kondisi seperti ini khususnya terjadi di negari-negeri maju. Jika naudzubullah, di negeri-negeri maju situasi ini semakin memburuk atau bahkan menghadapi peperangan, lalu orang-orang di sini sungguh akan berada dalam kondisi yang tak dapat terbayangkan.

Orang-orang yang hidup di negara-negara miskin dan berkembang juga menyadari akan segala kemudahan ini. Kecuali yang berada dalam kondisi yang sangat miskin, setidaknya kecendrungan mereka yang memiliki penghasilan menengah adalah untuk mendapatkan barang-barang yang terbaru. Materialisme sudah sampai pada puncaknya.

Dalam lingkungan seperti ini, mengorbankan keinginan serta kenyamanan kalian merupakan gejala yang aneh bagi seorang duniawi yang normal dan akan menganggapnya sebagai pandangan yang kuno. Atau ia akan menimbang untuk menolong orang yang membutuhkan serta untuk memberikan sedekah akan tetapi akan menganggap mustahil untuk membelanjakan apa yang paling berharga bagi orang lain dengan cara menghancurkan hasrtanya sendiri bagi orang lain dan bagi agama.

Dunia tidak mengetahui bahwa bahkan di zaman yang seperti ini, terdapat orang-orang yang memiliki hasrat untuk mencapai kebaikan serta merasa tidak sabar untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Mereka senantiasa berupaya untuk berbuat baik dengan menegakan standard pengorbanan jiwa dan harta yang tinggi demi menyebarkan agama dan kebaikan dimana akan menjadi sarana untuk meningkatkan ketaatan mereka. Mereka tidak menghiraukan sesuatu yang sangat berharga bagi mereka. Yang mereka lihat hanyalah ketaatan pada Allah Ta’ala.

Sebagian besar dunia tidak tahu bahwa orang-orang seperti ini ada. Sungguh, mereka adalah orang-orang yang telah beriman dan baiat kepada seorang pecinta sejati Hadhrat Rasulullah saw, yakni Hadhrat Masih Mau’ud as. Dengan begitu, mereka telah meraih pengetahuan bagaimana meraih kebaikan sejati. Untuk meraihnya, mereka telah berupaya meraih cahaya dan petunjuk dari menara yang penuh cahaya tersebut (yakni Hadhrat Masih Mau’ud as. Pent) yang berasal langsung dari limpahan berkat Hadhrat Rasulullah saw. لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ () Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sebelum kamu membelanjakan sebagian dari apa yang kamu cintai; dan apa pun yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya tentang itu Allah swt. Maha Mengetahui. [Ali Imran, 3:93]

Ketika ayat tersebut turun, seorang sahabat yakni Hadhrat Abu Talha ra, yang merupakan seorang penduduk Madinah yang kaya dan memiliki hasil kebun yang banyak, ingin memberikan hasil kebunnya yang terbaik. Beliau sangat mencintai hasil kebunnya yang terletak dekat mesjid Nabawi serta sering dikunjungi Hadhrat Rasulullah saw. Ia berkata kepada Hadhrat Rasulullah bahwa hasil kebunnya itu merupakan bagian dari harta terbaiknya yang ia berikan di jalan Allah Ta’ala.

Para sahabat inilah yang merupakan bintang-bintang yang bercahaya. Hadhrat Masih Mau’ud as telah menyebutkan teladan mereka berkali-kali serta telah memaparkan ajaran Al-Quran untuk memberikan pemahaman bagaimana cara meraih kebaikan dan standard pengorbanan. Beliau berkata bahwa adalah penting untuk mengikuti teladan para sahabat ini.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menyatakan telah melakukan kebaikan dengan membelanjakan sesuatu yang tidak berguna. Pintu kebaikan itu memang sempit. Oleh karena itu perhatikanlah bahwa tidak ada seorang pun yang dapat masuk melewatinya dengan membelanjakan sesuatu yang tidak berguna karena makna dari ayat: لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ () Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sebelum kamu membelanjakan sebagian dari apa yang kamu cintai; dan apa pun yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya tentang itu Allah swt. Maha Mengetahui. [Ali Imran, 3:93] adalah sebelum kalian membelanjakan apa yang paling dicintai dan yang paling berharga, maka kalian tidak akan dapat meraih kedudukan menjadi seseorang yang dicintai. Bagaimana kalian bisa sukses jika kalian tidak ingin menanggung rasa sakit dan tidak mau berjalan di atas kebaikan sejati? Apakah para sahabat itu meraih kedudukan mereka secara cuma-cuma? Banyak biaya dan kesulitan yang ditanggung untuk meraih gelar-gelar duniawi yang tidak dapat memberikan kedamaian dan ketentraman pikiran. Lalu renungkanlah, apakah gelar رضی اللہ عنہم yakni semoga Allah Ta’ala meridhai mereka yang memberikan kedamaian dan ketenraman batin serta merupakan tanda keridhaan Allah Ta’ala akan dapat diraih begitu saja? Pada kenyataannya adalah bahwa keridhaan Allah Ta’ala, yang merupakan sumber kebahagiaan sejati, tidak dapat diraih sebelum mengalami rasa sakit. Allah Ta’ala tidak dapat ditipu. Beberkatlah mereka yang tidak mempedulikan rasa sakit yang mereka alamai demi meraih keridhaan ilahi karena orang-orang mukmin senantiasa menemukan cahaya kebahagiaan dan kenyamanan yang abadi setelah melewati penderitaan yang sementara tersebut. [Laporan Jalsah Salanah 1897, hal 79]

Hadhrat Masih Mau’ud as juga bersabda bahwa manusia memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap harta kekayaan. Oleh karena itu, di dalam ilmu tafsir mimpi dikatakan bahwa jika ada seseorang yang melihat di dalam mimpi bahwa ia mengeluarkan hatinya lalu memberikannya pada orang lain maka hal tersebut berarti harta kekayaan. Jadi untuk meraih kecintaan sejati kepada Allah Ta’ala dan meraih keimanan yang hakiki, maka difirmankan: لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ () Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sebelum kamu membelanjakan sebagian dari apa yang kamu cintai; dan apa pun yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya tentang itu Allah swt. Maha Mengetahui. [Ali Imran, 3:93]

Hal ini adalah karena sebagian besar rasa simpati dan kasih sayang bagi ciptaan Allah Ta’ala mengharuskan untuk membelanjakan harta kekayaan. Kasih sayang kepada manusia dan ciptaan Allah Ta’ala merupakan elemen penting dari keimanan yang tanpa hal tersebut, keimanan tidak dapat menjadi sempurna. Manusia tidak dapat memberikan manfaat bagi orang lain jika ia tidak memberikan pengorbanan. Oleh karena itu pengorbanan adalah penting untuk memberikan manfaat bagi orang lain dan untuk menunjukan rasa simpati kepada mereka. لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ () Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sebelum kamu membelanjakan sebagian dari apa yang kamu cintai; dan apa pun yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya tentang itu Allah swt. Maha Mengetahui.[Ali Imran, 3:93]

Ayat tersebut mengajarkan serta membimbing kita untuk melakukan pengorbanan demikian. Dengan demikian, membelanjakan harta di jalan Allah Ta’ala merupakan standard dan patokan kebaikan dan ketakwaan seseorang. Standard dan patokan kecintaan terhadap Allah Ta’ala di dalam kehidupan Hadhrat Abu Bakar ra adalah sedemikian rupa sehingga ketika Hadhrat Rasulullah saw menyebutkan satu keperluan, beliau ra senantiasa siap dan membawa semua yang ada di dalam rumahnya untuk diberikan. [Al-Hakam, Vol 4/30 hal. 4 tanggal 24 Agustus 1900]

Jemaat yang Hadhrat Masih Mau’ud as dirikan tidak hanya mendengarkan sabda ini lalu kemudian mengabaikannya. Namun, mereka senantiasa menegakan standard pengorbanan. Hadhrat Masih Mau’ud as berbicara mengenai hal ini berkali-kali. Beliau suatu kali bersabda: “Aku melihat ratusan orang di Jemaat ini yang hampir tidak mengenakan kain di badan mereka serta sulit sekali bagi mereka untuk memiliki pakaian. Mereka tidak memiliki kekayaan namun ketulusan, ketaatan, kecintaan dan kesetiaan mereka yang tidak terbatas begitu mengagumkan dan mengherankan.”

Beliau as juga bersabda bahwa kemajuan dan perubahan yang terjadi di dalam Jemaat ini tidak dapat ditemukan dimana pun. Apakah ketulusan ini akan semakin berkurang seiring dengan berjalannya waktu? Tentu tidak. Di dalam Jemaat ini, terdapat kaum pria, kaum ibu serta anak-anak yang unggul dalam hal ketulusan. Dan hal ini tidak hanya terjadi di beberapa tempat tertentu saja. Namun, di dunia ini tersebar para Ahmadi yang memiliki pengetahuan sejati mengenai ayat: لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ () Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sebelum kamu membelanjakan sebagian dari apa yang kamu cintai; dan apa pun yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya tentang itu Allah swt. Maha Mengetahui. [Ali Imran, 3:93]

Di antara mereka merupakan para Ahmadi yang lama, mubayin baru dan juga ada yang abru baiat beberapa bulan yang lalu yang sebelumnya cenderung terhadap urusan duniawi namun sekarang mereka siap mengorbankan apa yang mereka cintai demi agama. Perubahan yang revolusioner ini telah dibawa ke zaman ini oleh Hadhrat Masih Mau’ud as yang sabda-sabdanya terbukti benar pada hari ini dan tergenapi dengan suatu cara yang menakjubkan. Berikut adalah beberapa contoh di antaranya.

Mubaligh kita dari Sierra Leone menulis surat bahwa seorang wanita buta telah berjanji 2000 Leone untuk perjanjian Takhrik Jadid. Ia gelisah bahwa karena keterbatasannya, ia sulit menghasilkan uang dan memenuhi perjanjian yang telah dibuat. Akan tetapi, ia telah membuat perjanjian tersebut dan ingin memenuhinya. Ia berfikir untuk meminjam uang kepada saudara perempuannya yang non-Ahmadi, namun ditolak karena merasa bahwa wanita buta tersebut tidak akan bisa mengembalikan uangnya.

Ketika diminta untuk melunasi perjanjiannya, wanita tersebut meminta agar ia didatangi di lain waktu. Ia kemudian sibuk berdoa. Suatu hari, ia duduk di luar rumahnya dan melihat seorang pria tak dikenal lewat. Ia memanggil pria tersebut dan berkata bahwa ia punya kain yang biasa ia gunakan untuk penutup kepada. Ia meminta pria tersebut untuk membelinya seharga 2.000 Leone. Harga kain tersebut sebenarnya 10.000 hingga 15.000 Leone. Lalu pria tersebut bertanya kenapa ia menjualnya begitu murah. Wanita itu mengatakan bahwa ia perlu uang untuk melunasi Tahrik Jadid. Pria itu lalu membeli kain tersebut namun kemudian dikembalikan lagi kepada wanita itu.

Mubaligh Incharge di Rajasthan, India pergi melakukan kunjungan. Ia bertemu dengan seorang Ahmadi yang berumur 65 tahun yang sakit-sakitan. Ia tidak punya sumber penghasilan yang tetap dan hanya bekerja selama 100 hari dalam setahun sebagai buruh pemerintah. Istrinya bekerja untuk menyokong keluarganya. Ketika diminta untuk membuat perjanjian, ia berjanji 1050 Rupee. Melihat kondisi keuangannya, ia pun ditanya kenapa ia berjanji begitu besar lalu disarankan agar ia menguranginya. Mendengar hal tersebut, ia menangis dan berkata bahwa ia telah menyimpan uang demi Allah Ta’ala lalu meminta doa agar kesehatannya membaik sehingga ia dapat memberikan pengorbanan yang lebih besar.

Amir Benin menulis bahwa ketika diingatkan untuk melunasi perjanjian Tahrik Jadid, seorang Ahmadi pergi ke rumah misi dan berkata bahwa ia sudah seminggu tidak makan dan menangis sepanjang malam karena ia tidak punya uang untuk diberikan. Ia melunasi dengan jumlah yang sedikit. Kemudian ia pun diberikan uang sebagai bentuk pertolongan. Namun dari uang tersebut, ia mengeluarkan 10.000 CFA Franc seraya berkata bahwa itu adalah untuk melunasi Chanda Aamnya.

Khotbah Jumat berkenaan dengan pentingnya Tahrik Jadid disampaikan di India sebagai tindak lanjut dari seruan Hadhrat Muslih Mau’ud ra mengenai hal ini. Sesudah itu, Sadr Lajnah lokal menyerahkan gelang-gelang emasnya untuk Tahrik Jadid.

Sekretaris Tahrik Jadid Nasional Jerman menulis bahwa setelah menghadiri seminar mengenai Tahrik Jadid, seorang Ahmadi membawa perhiasan istrinya untuk disumbangkan. Beliau menceritakan bahwa ketika pulang dari seminar, ia berkata kepada istrinya bahwa ia telah membuat perjanjian lalu bertanya apa yang istrinya telah janjikan. Istrinya menjawab bahwa ia akan memberikan perhiasan dan maharnya sesuai dengan ayat: لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ () Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sebelum kamu membelanjakan sebagian dari apa yang kamu cintai; dan apa pun yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya tentang itu Allah Ta’ala Maha Mengetahui. [Ali Imran, 3:93]

Amir Sahib Lahore menulis bahwa seorang wanita telah membuat perjanjian Tahrik Jadid. Ketika diminta untuk memberikan pengorbanan yang lebih besar, ia lalu mengeluarkan kotak perhiasannya seraya berkata bahwa semua isinya diberikan di jalan Allah Ta’ala. Ia mengeluarkan gelang emas dan memberikannya untuk Tahrik Jadid.

Mubaligh kita menulis bahwa seseorang berkata kepada seorang Muallim di daerah Mali bahwa ia telah mendengar khotbah Hadhrat Khalifatul di radio dan ada seruan untuk membayar Candah. Mualim kita membacakan ayat: Orang tersebut merasa kagum dan berkata bahwa ia sungguh telah mendengar ayat yang sama pada khotbah di radio itu. Ia berkata bahwa awalnya ia berfikir memberikan 5.000 CFA Franc namun syaithan merayunya sehingga ia hanya berjanji akan memberikan 2.000 CFA Franc. Tetapi, setelah mendengarkan ayat yang sama tersebut, ia yakin bahwa ini adalah sistem ilahi dan ia memberikan 5.000 CFA Franc.

Seseorang dari Kongo berkata bahwa ia merupakan seorang petani. Sebelumnya ia membayar Candah dalam jumlah yang sedikit. Namun setelah ia mulai meningkatkan Candahnya, hasil panennya semakin bertambah dan semakin jelas baginya mengenai hakikat memberi pengorbanan. Ia berkata bahwa hal ini telah memberikan perubahan di dalam hidupnya.

Seorang wanita dari Kongo berkata bahwa ia juga seorang petani dan sekarang telah mulai membayar Candah di setiap musim panen. Ia telah merasakan bahwa membayar Candah senantiasa melipatgandakan pendapatannya.

Mubaligh kita dari Kongo menulis bahwa seorang Ahmadi membuat perjanjian Tahrik Jadid senilai 2000 CFA Franc meskipun ia sendiri tidak bekerja saat membuat perjanjian itu. Seminggu kemudian ia mendapat pekerjaan dan sekarang bekerja sebagai manajer di bidangnya. Ia membayar Candah secara dawam dan berkata bahwa semua ini adalah berkat dari Candah.

Naib Wakilul Maal Qadian menulis bahwa seorang Ahmadi dari Jemaat Kerala berkata melalui telpon bahwa ketika Hadhrat Khalifatul Masih mengumumkan tahun baru Tahrik Jadid, ia menyebutkan betapa dermawannya orang-orang miskin di Afrika. Ia berkata bahwa selama ia bisa, ia kan meningkatkan perjanjiannya dari 200.000 Rupee hingga 500.000 Rupee. Ia menangis ketika berjanji dan juga menulis kepada Hudhur meminta doa semoga ia bisa melunasi perjanjiannya. Beberapa saat kemudian ketika Naib Wakilul Maal Sahib bertemu dengannya, ia bercerita bahwa ia telah melunasi perjanjiannya dan pekerjaannya telah meningkat sedemikian rupa sehingga ia pun kesulitan mengelolanya.

Inspektur Tahrik Jadid Karnataka menulis bahwa menjawab seruan Hadhrat Muslih Mau’ud ra, seorang Khadim Jemaat Gulberga telah berjanji satu bulan gajinya sekitar 73.000 Rupee. Namun saat melunasinya, ia membayar lebih besar sekitar 100.511 Rupee. Walhasil, Allah Ta’ala telah menunjukan mukjizat baginya. Ada seseorang yang sebelumnya pernah meminjamkannya sejumlah uang dan selalu mengingatkannya untuk mengembalikan uang tersebut. Jumlah uang tersebut begitu banyak sehingga Khadim ini putus asa untuk dapat mengembalikannya. Akan tetapi pada akhirnya ia dapat mengembalikan uang pinjaman tersebut seraya minta maaf.

Seorang mubayin baru Uzbekistan berkata bahwa ia telah tinggal lama di Moscow dan selalu dapat memperkirakan berapa besar pendapatannya. Namun, ketika ia baiat dan mulai bayar Candah, pendapatannya meningkat sedemikian rupa sehingga belum pernah ia memperoleh pendapatan sebesar ini dalam 13 tahun terakhir. Ia memiliki keyakinan yang teguh bahwa ini merupakan keberkatan dari membelanjakan harta di jalan Allah Ta’ala.

Seorang Ahmadi berkata kepada seorang Mualim di sebuah kampung di Burkina Faso bahwa ia ingin naik haji namun tidak punya sumber penghasilan. Ia dinasehati untuk membayar Candah secara dawam dan Allah Ta’ala sendiri yang akan menyediakannya sarana untuk naik haji. Ahmadi ini mulai membayar Candah secara dawam. Beberapa saat kemudian, Allah Ta’ala telah memenuhi keinginannya untuk naik haji. Ia tidak hanya bisa membayar Candah secara dawam, namun juga bisa naik haji.

Seorang Sadr dari Burkina Faso berkata bahwa seseorang mengalami kesulitan keuangan sehingga ia tidak dapat memulai suatu proyek yang ia ingin lakukan. Ia kemudian menghadiri Jalsah Salanah Burkina Faso dimana ia mendengar mengenai manfaat dari pengorbanan harta. Ia memutuskan untuk mulai membayar Candah ketika kembali pulang nanti. Segera setelah pulang, ia pertama-tama membayar semua tunggakan Candahnya dan berjanji untuk membawarnya secara dawam dan tepat waktu. Sebulan kemudian, segala kesulitannya mulai teratasi dan dengan karunia Allah Ta’ala ia dapat menyelesaikan proyeknya. Semua ini merupakan keberkatan Candah.

Amir Kanada menulis bahwa beberapa tahun yang lalu seorang Ahmadi mengalami kerugian pada bisnisnya senilai $ 250.000. Ia dinasehati untuk membayar Candah wajib secara dawam karena hal tersebut akan meningkatkan penghasilannya. Ia lalu mulai membayar Candah wajib. Sesaat kemudian ia membaca sabda Hadhrat Muslih Mau’ud ra bahwa Candah Tahrik Jadid hendaknya dibayar di awal tahun. Selama 3 tahun silam, ia telah membayar Tahrik Jadid di awal tahun. Dengan karunia Allah Ta’ala, ia telah melunasi semua hutangnya dan kondisi keuangannya mulai membaik.

Amir Kanada menulis bahwa seorang Ahmadi memulai bisninya dan membuat perjanjian Tahrik Jadid senilai $ 1.000. Ia dinasehati bahwa hendaknya ia berjanji minimal $ 5.000 tahun depan serta hendaknya ia menulis surat ke Hadhrat Khalifatul Masih untuk minta doa. Pada saat melunasinya di akhir tahun, ia berkata bahwa bisnisnya berjalan dengan sangat baik dan ia ingin membayar $ 5.000 di tahun depan dan akan berusaha untuk meningkatkannya di tahun-tahun berikutnya.

Amir Amerika Serikat menulis bahwa seorang Ahmadi berkata selama tahun 1974 dan 1984, bisnisnya mengalami masalah di Pakistan. Namun setiap kali mereka mengalami kerugian, dengan karunia yang khas-Nya, Allah Ta’ala melipat gandakan kekayaannya. Ia tahun ini telah berjanji $ 100.000 dan berkata bahwa bisnisnya telah berkembang sedemikian rupa di luar dari yang ia bayangkan.

Seorang Ahmadi dari Chicago membayar Candah dengan cek sebesar $ 38.415. Ketika ditanya kenapa ia membayar dengan jumlah yang sangat rinci, ia berkata bahwa ia memberikan semua yang ada di rekening banknya.

Seorang Ahmadi dari negara Arab mengambil baiat pada tahun 2009 sementara istrinya baiat tahun lalu. Sekretaris Mal telah menceritakan bahwa suami istri ini berkata bahwa Jemaat Ahmadiyah senantiasa membelanjakan harta di jalan Allah Ta’ala dengan cara yang terbaik. Oleh karena itu hendaknya seseorang membelanjakan hartanya di jalan Allah Ta’ala melalui Jemaat. Dengan karunia Allah Ta’ala, tahun ini pasangan tersebut telah membayar 14.000 Poundsterling untuk Tahrik Jadid yang merupakan Candah yang terbesar di tempatnya.

Amir London menulis bahwa ketika Jemaat Worcester Park menyeru untuk meningkatkan pengorbanan agar dapat memenuhi target, ada sebuah keluarga yang kemudian memberikan semua uang yang telah ditabung untuk liburan mereka dan akhirnya mereka hanya berlibur di rumah saja.

Mubaligh kita dari Uganda menulis bahwa seorang Ahmadi diingatkan untuk melunasi perjanjian Tahrik Jadidnya. Pada saat itu, ia hanya punya seekor ayam jantan. Ia kemudian memberikan uang hasil penjualan ayam tersebut untuk melunasi perjanjian Tahrik Jadid. Ia berkata bahwa ia pun juga harus melunasi uang sekolah anak-anaknya namun ia ingin melunasi perjanjian Tahrik Jadid terlebih dahulu.

Sekretaris Tahrik Jadid Nasional Amerika Serikat menulis bahwa ada seorang anak berumur 11 tahun yang telah menabung untuk membeli video game. Hadhrat Khalifatul Masih bersabda bahwa saat ini, anak laki-laki sangat tertarik pada video game dan tidak melihat pengaruh di baliknya. Namun, ketika diminta untuk melakukan pengorbanan Tahrik Jadid, anak tersebut memberikan $ 100.000 yang telah ia simpan untuk membeli video game lalu memenuhi janjinya untuk mendahulukan kepentingan agama di atas kepentingan dunia.

Mubaligh kita di Uganda menulis bahwa dulu ada seorang anak yang belajar shalat dan sekarang senantiasa mengimami shalat wajib dan jumatan di Jemaatnya. Sebagai penyemangat, Amir Sahib memberinya hadiah yang kemudian ia bayarkan untuk Tahrik Jadid. Suatu kali, ia pergi ke pemakaman seseorang di suatu tempat. Ketika berada di sana, waktu shalat pun tiba. Ia lalu mengumandangkan adzan yang sangat merdu. Ada seseorang yang begitu senang mendengar adzannya sehingga memberinya uang sebagai hadiah. Anak itu pun juga memberikan uang tersebut untuk Tahrik Jadid. Seraya melihatnya, athfal yang lain pun antusias membayar Tahrik Jadid. Beberapa di antara mereka telah berkata bahwa mereka akan melakukan pekerjaan menggali agar dapat melunasi perjanjian mereka karena memang pada dasarnya mereka adalah anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Tahun ini ada 6 athfal Jemaat yang melunasi lebih dari yang mereka janjikan.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa terus meningkatkan kerohanian kita dan semoga setiap orang juga maju dalam hal ketakwaan.

Kemudian, saya hendak mengumumkan mulainya tahun baru Tahrik Jadid dan memberikan laporan perjanjian Tahrik Jadid tahun lalu.

Dengan karunia Allah Ta’ala, sekarang adalah awal dari tahun baru Tahrik Jadid yang ke 82. Berdasarkan laporan yang diterima, sejauh ini total pembayaran perjanjian Tahrik Jadid adalah £ 9.217.800. Angka ini naik sebesar £ 147.000 dari tahun sebelumnya. Terlepas dari situasi yang tidak menyenangkan, Pakistan telah mempertahankan ruh pengorbanan mereka dan menjadi yang pertama di antara semua negara. Di luar Pakistan, berikut adalah urutan 10 negara tahun ini: Jerman, UK, Amerika Serikat, Kanada, Australia, India, Negara Timur Tengah, Indonesia, Negara Timur Tengah dan Ghana. Swiss berada di urutan ke 11.

Ada semangat pengorbanan yang luar biasa di Jerman. Mereka juga sedang memberikan pengorbanan untuk mendirikan mesjid-mesjid dan unggul dalam hal pengorbanan. Ghana telah mengalami peningkatan 60 % tahun ini sesuai dengan mata uang mereka. Dilihat dari pengorbanan perorangan, Swiss menempati peringkat pertama diikuti oleh 2 negara timur tengah. Amerika Serikat berada diurutan keempat, lalu Australia, UK, Jerman dan Norwegia di posisi ke 9. Yang menonjol di antara Jemaat-Jemaat kecil adalah Singapura, Finlandia, Jepang dan 4 negara timur tengah. Yang menonjol di antara negara-negara Afrika adalah Ghana, Nigeria, Mauritius, Burkina Faso, Tanzania, Gambia dan Benin.

Saya (Hadhrat Khalifatul Masih V) senantiasa mendorong peningkatan jumlah peserta perjanjian Tahrik Jadid. Dengan karunia Allah Ta’ala, tahun ini jumlah peserta perjanjian Tahrik Jadid meningkat 100.000 orang dan totalnya 1.311.000 orang. Australia telah bekerja sangat keras dalam hal ini dan 94% anggota ikut berpastisipasi sedangkan Kanada 92%. India juga telah bekerja keras dalam hal ini dan meskipun laporannya belum diterima, akan tetapi persentasenya juga akan sama.

Benin di Afrika juga telah bekerja sangat keras dalam hal ini begitu pula negara-negara berikut, yakni Burkina Faso, Kongo-Brazzaville, Guinea Conakry, Kamerun, Ghana, Senegal dan Afrika Selatan.

Daftar awal memiliki 5.927 peserta dan 85 orang di antaranya melunasinya sendiri dan 5.842 lainnya dilunasi oleh keluarga atas nama kerabat yang telah meninggal.

Berikut adalah 3 Jemaat yang menduduki posisi pertama di Pakistan: Lahore, Rabwah dan Karachi. Yang menonjol di antaranya: Islamabad, Multan, Quetta, Peshawar, Hyderabad, Mirpur Khas, Dera Ghazi Khan, Bahawalpur, Bahawalnagar dan Jhang. Berikut adalah 10 wilayah yang menonjol: Sialkot, Faisalabad, Sarghoda, Umerkot, Gujranwala, Gujrat, Toba Tek Singh, Mirpur Azad Kashmir, Okara, Nankana Sahib dan Sanghar.

Berikut adalah 10 Jemaat yang menonjol di Amerika Serikat: Silicon Valley, Detroit, Los Angeles, Seattle, Central Virginia, York dan Harrisburg.

Berikut adalah 5 wilayah yang menonjol di UK: London A, London B, Midlands, North East dan South. Dilihat dari pengorbanan perorangan, berikut adalah wilayah yang menonjol: Islamabad, Midlands, South West, North East dan Scotland. Berikut adalah 10 Jemaat besar pertama: Fazl Mosque, Raynes Park, Worcester Park, New Malden, Gillingham, Birmingham South, Thornton Heath, Wimbledon Park, Bradford dan Glasgow. Berikut adalah Jemaat-Jemaat kecil yang menonjol: Leamington Spa, Wolverhampton, Spen Valley, Coventry dan Newcastle. Dari segi pengorbanan, berikut ini juga menonjol: Devon dan Cornwell, Leamington Spa, Spen Valley, Swansea dan Wolverhampton.

Di Kanada, berikut ini yang paling menonjol: Calgary, Peace Village, Toronto, Vaughan dan Vancouver. Menonjol dari segi jumlah pengorbanan yang dikumpulkan: Edmonton, Durham, Saskatoon South, Milton, George Town dan Ottawa West.

Di Australia, berikut adalah yang paling menonjol: Castle Hill, Melbourne South, Brisbane Logan, Brisbane South, Canberra, Adelaide South, Hampton, Black Town, Mount Druitt dan Marsden Park. Di India, berikut ini adalah 10 Jemaat pertama: Kerala, Hyderabad, Calicut Kerala, Qadian, sebuah kota in Kerala, Kannur Town Kerala, Pangadi Kerala, Calcutta, Bangalore, Karnataka dan Sulur Tamil Nadu. Di India, berikut ini adalah provinsi yang menonjol: Kerala, Tamil Nadu, Karnataka, Andhra Pradesh, Jammu Kashmir, Orissa, Punjab, Bengal, Delhi dan Maharashtra.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa terus meningkatkan keberkatan bagi semua peserta perjanjian.

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.