Orang-Orang yang Mendapat Hidayah

Khotbah Jum’at

Hadhrat Khalifatul Masih Vatba

Tanggal 27 Pebruari 2009/Tabligh 1388 HS

Di Baitul Futuh London, U.K.

 

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ

 وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

— Yahdî bihiLlâhu manit-taba’a ridhwânahû subulas-salâmi wa yukhrijuhum-minazh-zhulumâti ilan-nûri bi-idznihî wa yahdîhim ilâ shirôthim-mustaqîm –

 

Artinya: Dengan itu Allah menuntun orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya pada jalan-jalan keselamatan dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya dengan izin-Nya dan menuntun mereka kepada jalan lurus (Al-Maidah : 17)

 

Inilah Tuhan Islam yang telah mengutus Hadhrat Rasulullahsaw 1400 tahun yang silam di waktu manusia hidup di dunia dalam kegelapan ruhani. Dan melalui beliausaw, Allah Swt telah mengumumkan juga bahwa apabila suasana kegelapan melanda manusia [maka] Aku (Allah) akan melantik kembali seorang Ghulam Shadiq dari antara Kaum Akhirin yang akan menampilkan ajaran Islam yang sejati kepada manusia di dunia. Sehingga dengan perantaraannya dunia akan mengenal ajaran Islam yang sejati. Tuhan Agama Islam adalah Tuhan yang hidup Yang setiap zaman selalu mengutus seorang dari hamba-Nya yang terpilih untuk menciptakan keselamatan dan memberi hidayah kepada dunia. Dan supaya ia membawa manusia di dunia ke arah jalan yang lurus. Dan sesuai dengan undang-undang-Nya, Tuhan memberi petunjuk kepada orang-orang yang berakal dan mempunyai fitrat yang baik, yaitu orang-orang yang berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan mereka sehingga Tuhan-pun memberi hidayah kepada mereka. Dan Allah Swt sentiasa memberi hidayah kepada orang-orang yang mencari hidayah.

            Pada kesempatan ini saya ingin menceritakan kisah orang-orang yang menerima hidayah dari Allah Swt sejak dari zaman Hadhrat Rasulullahsaw dan juga kisah orang-orang yang mendapat hidayah di zaman ini yaitu di zaman Hazrat Masih Mau’uda.s. sebagai Ghulam Shadiq Rasulullahsaw. Sehingga akan jelas bagaimana Allah Swt dengan karunia-Nya memberi bimbingan kepada orang-orang yang mencari hidayah itu dari pada-Nya. Atau terhadap orang-orang yang banyak melakukan kebaikan-kebaikan, Allah Swt memberi bimbingan dan hidayah kepada mereka ke arah jalan lurus.

            Di zaman Hazrat Rasulullahsaw seorang penya’ir yang sangat cerdas dan sangat bijaksana bernama Tufail bin Amar pada suatu ketika datang ke Makkah untuk mengikuti “musya’arah” (perlombaan membaca syair). Beliau berasal dari kabilah Daos asal Yaman telah dipesan keras oleh beberapa tokoh Quraisy pada waktu itu katanya: “Apabila anda datang ke Makkah untuk urusan niaga atau pun untuk urusan musya’arah jangan sekali-kali mendekati orang bernama Muhammad (Rasulullahsaw) karena dia seorang penyebar fitnah (na’udzubillahi min dzalik!) dan dia telah memecah belah kesatuan dan persatuan orang-orang di sini. Dia telah membuat saudara bertelingkah (berselisih) atau berkelahi dengan saudaranya sendiri atau anak bertelingkah dengan ayahnya sendiri sehingga anak pun berpisah dari ibunya. Bagaimanapun dia adalah seorang yang sangat pandai bercakap dengan menggunakan sihir. Oleh sebab itu ia menjadi buah bibir manusia di tempat ini. Anda seorang terkemuka yang bijaksana dan pemimpin di negeri anda, jangan sekali-kali mendekat kepadanya, jangan bercakap dengan dia agar anda pun jangan terpedaya oleh sihirnya itu.” Cara demikian persis seperti yang dilakukan oleh para Mullah zaman sekarang ini, yang mengatakan:“Kalian jangan mendengar kata-kata orang-orang Ahmadi, jauhkan diri dari mereka dan jangan berbicara masalah agama dengan mereka agar kalian jangan terperangkap oleh kata-kata mereka yang mengandung sihir.” Itulah sebabnya hasil dari wawancara dengan Imam Jama’at Ahmadiyah di Nasional Assembly Pakistan pada tahun 1974 sampai sekarang belum juga disebar-luaskan kepada masyarakat bahkan sengaja disembunyikan oleh Pemerintah supaya masyarakat Pakistan jangan mengetahui hal yang sebenarnya tentang Ahmadiyah.

            Pada akhirnya Tufail bin Amar itu berkata: Mereka begitu tegas mengatakan hal itu semua sehingga saya telah berniat dengan kuat tidak akan mendekati Hadhrat Muhammad, Rasulullahsaw. Dan agar kuping jangan mendengar kata-kata yang tidak diinginkan dari pada beliau saya sumbat kuping saya dengan cotton (kapas). Namun ketika saya sampai dekat Bait Ka’bah saya lihat Hadhrat Nabi Muhammadsaw sedang berdiri menunaikan sembahyang. Saya mencoba pergi mendekati beliau dan berdiri tidak jauh dari beliau. Dan sekali pun kuping saya telah disumbat dengan cotton (kapas) namun suara beliau membacakan ayat-ayat Al-Qur’an terdengar juga oleh kuping saya dan saya sangat tertarik sekali dengan bunyi kalam (ayat) yang beliau baca itu. Lalu saya berfikir didalam hati:“Betapa bodohnya saya, saya seorang ahli syair yang berakal bijak dan saya tahu menyaring mana yang baik dan mana yang buruk, apabila saya dapati hal itu baik tentu akan saya terima jika keadaannya buruk tentu akan saya tinggalkan, sebab Allah Swt telah memberi akal kepada saya.” Terhadap orang yang mempunyai fitrat baik dan lurus seperti itu, Allah Swt memberi bimbingan dan hidayah. Beliau berkata lagi: “Bagaimanapun saya tunggu beberapa waktu sampai Hadhrat Rasulullahsaw selesai menunaikan sembahyangnya. Ketika beliau pergi menuju rumah beliau, saya pun mengikuti beliau dari belakang. Ketika Hadhrat Rasulullahsaw hampir masuk ke dalam rumah beliau saya panggil nama beliau: Hai Muhammad (saw) ! Kaum Tuan telah berpesan kepada saya begini dan begitu dan mengatakan bahwa Tuan adalah seorang ahli sihir yang besar, pembuat kerusuhan dan perpecahan di kalangan masyarakat, pembuat kacau dan pembuat pemberontakan terhadap bangsa dan sebagainya. Mereka begitu menakut-nakuti saya dan saya dilarang mendengar kata-kata Tuan sehingga saya menyumbat telinga saya dengan cotton (kapas). Akan tetapi Allah Swt telah memperdengarkan suara tuan kepada saya ketika Tuan membaca Kalam-Nya. Kalam yang saya dengar itu begitu indahnya. Sekarang bacakanlah kepada saya Kalam yang lainnya lagi.” Tufail Bin Amar mengatakan bahwa Hadhrat Rasulullahsaw memberitahukan tentang ajaran Islam dan membacakan beberapa Kalam Ilahi yang lainnya lagi kepada beliau. Beliau berkata: “Demi Allah! Saya tidak pernah mendengar Kalam lain seindah Kalam yang beliau bacakan kepada saya itu. Setelah mendengar kalam itu semua saya pun mengucap dua Kalimah Syahadah dan masuk Islam. Setelah itu saya berkata kepada Hadhrat Rasulullahsaw bahwa saya adalah Kepala Kaum di negeri saya dan kaum saya akan mendengar apa yang akan saya katakan kepada mereka dan bila saya kembali di negeri saya akan bertabligh kepada kaum saya. Saya mohon Tuan berdo’a untuk saya semoga Allah Swt memberi kejayaan kepada saya. Dan saya berkata kepada Hadhrat Rasulullahsaw, “Ya Rasulullah! Jika ada tanda-tanda yang mendukung tentang yang akan saya sampaikan nanti kepada kaum saya, beri-tahukanlah kepada saya. Maka Hadhrat Rasulullahsaw berdo’a untuk saya dan saya pun kembali ke negeri saya.”

            Di dalam riwayat dikatakan bahwa Hadhrat Tufail Bin Amarr.a. menceritakan perjalanan beliau katanya: “Ketika saya sedang dalam perjalanan kembali pulang saya hampir sampai di sebuah perbatasan, pada bagian kening di antara kedua mata saya memancar cahaya yang bersinar cemerlang. Lalu saya berdo’a kepada Allah Swt: Wahai Allah! Perlihatkanlah lagi cahaya selain dari pada bagian tubuh saya ini, sebab jangan-jangan kaum saya akan berkata: Muka engkau telah berubah!! Maka memancarlah sinar pada pangkal tongkat saya dan ketika saya turun dari kendaraan orang-orang pun telah melihat tanda yang bersinar itu. Akhirnya saya pun telah sampai di tengah-tengah kaum saya. Hari berikutnya ayah saya datang ke rumah saya untuk berjumpa dengan saya. Saya berkata kepada ayah saya: “Ayah, sekarang sudah terputus hubungan saya dengan ayah!” Beliau bertanya, “Apa sebabnya?”  Saya jawab, “Saya sudah masuk Islam, saya sudah masuk ke dalam Agama Muhammadsaw.” Maka ayah saya berkata, “Beritahulah ayah, apa Islam itu?” Saya jawab, “Sekarang ayah mandilah dahulu dan bersihkan badan ayah.” Setelah beliau mandi bersih, beliau kembali datang kepada saya, lalu saya ceritakan ajaran Islam kepada beliau. Akhirnya beliau pun menerima dan masuk Islam. Sesudah itu isteri saya datang mendekati saya dan saya katakan kepadanya, “Hai isteriku, sekarang hubungan abang dengan engkau sudah putus, tidak ada hubungan lagi karena abang sudah masuk Islam.” Dia pun bertanya apa Islam itu. Saya katakan kepadanya: Pergi dan mandilah dahulu sampai badan engkau bersih, sesudah itu akan abang ceritakan bagaimana ajaran Islam itu. Setelah mendengar penjelasan saya tentang ajaran Islam, isteri saya pun bai’at masuk Agama Islam.”

            Beberapa lama kemudian Hadhrat Tufail Bin Amarr.a. mulailah bertabligh kepada kaum beliau. Akan tetapi kaum beliau sangat keras menentang terhadap ajaran Islam yang beliau sampaikan. Beliau berkata: Mengingat keadaan demikian, saya pergi kepada Hadhrat Rasulullahsaw untuk menceritakan keadaan Kabilah Daos ini bahwa kabilah ini tidak mau menerima bahkan telah menolak dengan keras sekali. Lalu saya minta kepada Hazrat Rasulullahsaw untuk mendo’akan bagi kehancuran Kaum Daos ini. Kemudian Hadhrat Rasulullahsaw mengangkat kedua belah tangan beliau dan berdo’a singkat saja seperti berikut ini: “Wahai Allah!! Anugerahkanlah hidayat kepada Kabilah Daos!!” Sesudah itu Hadhrat Rasulullahsaw menyuruh saya  kembali pulang ke negeri saya dan bersabda: “Kembalilah ke negeri anda dan tablighlah di sana dengan lemah lembut dan dengan kasih-sayang.” Katanya: Saya bertabligh terus kepada kaum saya, selama itu Hadhrat Rasulullahsaw pun hijrah dari Makkah ke Madinah dan orang-orang Makkah melakukan serangan-serangan yang sangat hebat dan ganas terhadap pasukan beliausaw. Katanya: Setelah terjadi peperangan Ahzab banyak sekali orang-orang dari kabilah saya yang masuk Islam. Dari keluarga Hazrat Tufail bin Amar, yang disebut Tufail bin Amar Dosi sebanyak 70 keluarga telah ikut berhijrah ke Madinah dan Hadhrat Abu Hurairahr.a. juga berasal dari Kabilah Dos ini. Jadi do’a permohonan hidayah yang dipanjatkan oleh Hadhrat Rasulullahsaw telah disimpan oleh Allah Swt dan setelah beberapa tahun lamanya sejumlah besar dari kabilah beliau ini telah masuk Islam. Dengan demikian Hadhrat Rasulullahsaw tidak pernah terburu-buru dalam setiap pekerjaan beliau. Tatkala beliau melakukan lawatan ke Thaif, beliau disambut secara kasar dan brutal oleh penduduk di sana sehingga beliau lari ke atas bukit dan di sana Malaikat pun berkata kepada beliau: Hai Muhammad,  jika engkau izinkan, bukit ini akan aku cabut untuk ditimpakan ke atas orang-orang Thaif. Namun Nabi Muhammadsaw tidak mengizinkan untuk berbuat demikian, sebaliknya beliau memanjatkan do’a kepada Allah Swt supaya mereka atau keturunan mereka mendapat hidayah dari Allah Swt. Demikianlah cara perlakuan Hadhrat Rasulullah terhadap masyarakat, sehingga beliau mengajarkan do’a ini:  اَللَهمَّ اِهْدِ قَوْمِيْ فَاِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ     Allôhummahdi qowmî fa-innahum lâ ya’lamûn — Artinya: Wahai Tuhan kami !! Berilah petunjuk kepada kaumku sebab mereka tidak mengerti. Do’a ini sesuai benar dengan keadaan zaman sekarang juga, orang-orang Ahmadi harus banyak-banyak membaca do’a ini.

            Pada zaman ini banyak sekali perlawanan terhadap Hadhrat Masih Mau’uda.s., setelah beliau mendakwakan diri sebagai utusan Tuhan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya di dalam nubuwatan beliau bahwa Allah Swt akan menunjukkan serangan tha’un untuk mendukung kebenaran dakwa beliau. Akan tetapi tatkala Tanda ini sudah zahir di tengah-tengah masyarakat, sekali pun tha’un itu sebagai bukti dukungan terhadap kebenaran dakwa beliau, namun di dalam hati beliau timbul rasa gelisah dan prihatin atas timbulnya penyakit tha’un itu, karena rasa simpati dan belas kasih terhadap masyarakat sangat bergelora di dalam hati beliau. Sebagai gambarannya bisa diketahui dari rintihan do’a-do’a beliau yang dipanjatkan untuk kepentingan masyarakat awam. Seorang sahabat beliau, Hadhrat Maulana Abdul Karim Sahib mendengar dari Hadhrat Ya’qub Irfani mengatakan: Pada suatu waktu saya tinggal di dalam bilik (kamar) yang terletak di atas Baitud Du’a dan tempat itu saya gunakan khusus untuk tempat berdo’a. Dari bilik itu saya bisa mendengar rintihan do’a Hadhrat Masih Mau’uda.s yang sangat memilukan dan dengan suara sangat berat beliau berdo’a sambil merintih seakan-akan sedang mengalami kesakitan seperti seorang perempuan sedang melahirkan anak merintih kesakitan. Hadhrat Masih Mau’uda.s. berdo’a seperti itu demi keselamatan masyarakat awam yang tengah ditimpa musibah penyakit tha’un yang sedang merebak ke mana-mana. Beliau memanjatkan do’a seperti ini: Wahai Tuhan! Jika orang-orang ini musnah karena azab tha’un ini, maka siapa lagi yang akan beribadah kepada Engkau?  Sekali pun tha’un itu telah timbul sebagai azab disebabkan orang-orang telah ingkar dan melawan Hadhrat Masih Mau’uda.s., akan tetapi hati beliau sangat gelisah dan selalu berdo’a demi keselamatan kaum beliau dari bahaya wabah tha’un itu dan beliau berdo’a dengan khusyuk agar mereka mendapat hidayah dari Allah Swt. Untuk itu semua di tengah malam, di waktu manusia sekelilingnya tengah tidur lelap, beliau bangun untuk sembahyang dan berdo’a kepada Allah Swt sambil menangis. Beliau berulang kali memohon kepada Allah Swt seperti ini: Wahai Tuhan! Jika orang-orang ini musnah karena azab tha’un ini, maka siapa lagi yang akan beribadah kepada Engkau?  Inilah ringkasan dan makna daripada riwayat yang telah diceritakan oleh Hadhrat Maulana Abdul Karim Sahibr.a. Demikianlah contoh rasa simpati dan kelembutan hati Hadhrat Masih Mau’uda.s. demi bangsa dan kaum beliau, satu teladan yang tidak ada tandingnya. Bagaimanapun wabah tha’un itu menjadi sebuah tanda kebenaran dari Allah Swt yang telah menjadi sarana bagi sejumlah banyak orang-orang yang berhati lurus dan bersih untuk mendapat hidayah dan masuk ke dalam Jama’at Ahmadiyah.

             Hadhrat Masih Mau’uda.s bersabda sambil menunjukkan rasa gelisah: “Banyak orang yang di dalam hati mereka telah melekat kecintaan terhadap kemewahan hidup di dunia, semoga Allah Swt melenyapkan perasaan seperti itu dari kalbu mereka, semoga Allah Swt menjauhkan kegelapan ruhani seperti itu dari kalbu mereka. Kehidupan dunia ini sangat labil dan tidak setia dan kehidupan dunia tidak berasas (tertanam) kokoh, namun disebabkan kelalaian dan kemalasan manusia yang amat sangat tidak memahami betul apa arti kehidupan dunia yang sebenarnya. Hamba yang lemah ini sangat mengharapkan pertolongan Tuhan Yang Mahakuasa agar hamba ini mampu memberi bimbingan kepada mereka yang lemah itu. Sebagaimana di masa lampau mereka telah menghadapi berbagai macam kepedihan, maka semoga Tuhan memberi kekuatan kepada mereka. Dan semoga Tuhan menjatuhkan kehinaan kepada orang-orang yang menganggap Nur yang cemerlang ini sebagai nur yang membawa kegelapan dan kesombongan serta ketakaburan mereka semakin meningkat dan semoga Tuhan menjadikan mereka malu dan menyesal karena tidak menganggap nur ini sebagai karunia dari Tuhan dan mereka tidak mensyukurinya bahkan mereka seperti orang-orang jahil dan

bodoh terbenam di dalam keraguan.”  Maka jika rintihan hamba yang lemah ini sampai kepada Rabbul Arasy, maka saat atau zaman itu tidak jauh lagi akan tiba di mana Nur Muhammadi akan tampak kepada orang-orang buta di zaman ini dan kekuatan-kekuatan mukjizat Ilahi akan menjelma dengan megah di muka bumi ini.

Kita akan menyaksikan bagaimana Allah Swt akan mengabulkan do’a-do’a ini dan kita akan menyaksikan tanda-tanda yang dijanjikan kepada beliau itu sedang mendapat kesempurnaan. Dan bagaimana Allah Swt sedang menzahirkan ramainya orang-orang yang menerima kebenaran Imam Zaman dan mereka masuk ke dalam Jama’at Ahmadiyah. Bagaimana Allah Swt sedang mengarahkan perhatian manusia terhadap Jema’at Ahmadiyah, sehingga menimbulkan banyak peristiwa-peristiwa menarik tentang itu.

Malik Shalahuddin MA Sahib, dalam menuturkan kehidupan Mlv. Rahimullah Khan Sahibr.a. telah menulis sebagai berikut: “Mlv. Rahimullah Sahib adalah seorang Muwahid yang sangat tinggi derajatnya. Beliau sering berjumpa dengan orang-orang Alim yang rajin dan tekun melakukan ibadah. Akan tetapi mereka itu sedikit-banyak terlibat di dalam kemusyrikan sehingga beliau tidak bersedia untuk melakukan bai’at kepada siapa pun di antara mereka itu, setelah melalui perjalanan yang susah dan jauh sampailah beliau ke Swat berjumpa dengan Ahwan Sahib Swat. Saya merasa sangat kecewa menjumpai Ahwan Sahib Swat kerana dia mengajarkan sesuatu yang berbau syirik. Dan tanpa melakukan bai’at saya kembali lagi dari sana. Maulvi Rahimullah sangat sederhana dan tampak dari penampilan beliau sangat lemah lembut. Setiap waktu beliau sangat mencintai Qur’an dan Hadits Rasulullahsaw, beliau orang beragama dan teguh keyakinannya kepada Tuhan. Beliau mempunyai kecintaan yang khas terhadap Hadhrat Masih Mau’uda.s. Lama kemudian setelah beliau bai’at kepada Hadhrat Masih Mau’uda.s., dalam keadaan bangun beliau sering mendapat kasyaf (pemandangan ghaib) dari Allah Swt terutama di waktu beliau mengimami sembahyang, sehingga beliau berulang kali bertemu dalam kasyaf dengan Hadhrat Rasulullahsaw dan para Anbiya lainnya juga. Tentang kebenaran Hadhrat Masih Mau’uda.s., beliau menerima ilham, ru’ya dan kasyaf yang sangat jelas sekali dari Allah Swt. Beliau berkata: Saya istikharah tentang dakwa Hadhrat Sahib (Masih Mau’uda.s.), maka di dalam jawabannya saya melihat sebuah gerobak (carriage) turun dari langit dan tiba-tiba turunlah iham di dalam kalbu saya bahwa Al-Masih yang dijanjikan sedang turun dari langit. Ketika saya singkapkan kain penutup gerobak itu, saya lihat Hadhrat Masih Mau’uda.s. duduk di dalamnya. Setelah menyaksikan kasyaf dan menerima ilham itu, maka saya pun langsung bai’at kepada Hadhrat Masih Mau’uda.s.

Di zaman Hadhrat Khalifatul Masih IIr.a. terdapat sebuah riwayat di Fiji. Sebelum Ahmadiyah berdiri di kepulauan Fiji, pendeta-pendeta Agama Kristen sedang giat mengembangkan pengaruh dan ajarannya. Seperti orang-orang Islam, orang-orang Kristen juga di sana sedang menunggu Nabi Isa a.s. turun dari langit. Oleh sebab itu seorang Islam bernama Basyir Khan telah menulis, katanya pendapat Islam dan Kristen tentang Nabi Isaa.s. sama saja, jadi hati saya memutuskan pada waktu itu bahwa Agama Kristen adalah benar, tidak salah kalau saya menjadi orang Kristen. Di waktu saya masih menjadi Kristen saya banyak berfikir-fikir tentang Agama Islam, akhirnya Allah Swt memberikan pengertian kepada saya melalui mimpi. Di dalam mimpi itu saya bertemu dengan orang suci dan berkata dengan gagah berani kepada saya: “Hai Muhammad Basyir, sadarlah engkau!! Orang yang engkau sedang tunggu-tunggu itu bukanlah Nabi Isaa.s., melainkan orang lain lagi dan beliau sudah datang ke dunia.” Pada waktu itu muballigh pertama di Fiji, Tuan Abdul Wahab Sahib sudah tiba di Fiji. Dan beliau menulis bahwa ayah saya bernama Maulvi Kasim Sahib telah bai’at dan masuk ke dalam Jama’at. Pada waktu itu hati saya tidak begitu tertarik terhadap berita ini. Namun tidak lama kemudian perhatian saya mulai tercurah kepada Jema’at Ahmadiyah, kemudian akhirnya dengan lapang dada saya bai’at melalui ayah saya. Setelah bai’at di tangan Hazrat Khalifatul Masih Tsanir.a., timbul semangat dan kecintaan yang sangat dalam terhadap Islam dan Allah Swt telah memberi pemahaman dan pengertian tentang Agama Islam sehingga dengan yakin saya berani membuktikan kebenaran ajaran Islam serta melawan Kristen untuk membuktikan kebathilan ajaran mereka.

Peristiwa lain lagi di zaman Khilafat Tsaniah, seorang Ahmadi pertama di Sieraleone bernama Pal Sanfatulla dengan menakjubkan sekali Allah Swt telah memberi taufik kepada beliau untuk menerima kebenaran dan masuk ke dalam Jema’at Ahmadiyah. Katanya, “Pada tahun 1939 ketika saya tinggal di sebuah kampung bermimpi bahwa saya sedang membersihkan halaman masjid di kampung itu. Ketika saya tengah melepaskan lelah berdiri di bawah sebatang pohon dekat masjid itu, tiba-tiba datang seorang berpakaian putih sambil memegang Qur’an dan Bible. Setelah dekat beliau mengucapkan ‘Assalamu ‘alaikum’ kepada saya. Lalu menanyakan siapa Imam Masjid ini? Saya mau berjumpa dengan beliau!! Lalu saya pergi memanggil Imam itu yang bernama Alfa. Ketika kami kembali, beliau merasa heran melihat orang itu. Akhirnya orang asing itu berdiri di depan mihrab dan beliau mengajak duduk bersama-sama kemudian mulailah beliau mengajarkan Al-Qur’an kepada kami. Baru beberapa menit berlalu tiba-tiba beliau keluar kemudian masuk lagi sambil berkata kepada kami, saya akan mengajarkan sembahyang dengan cara yang betul kepada kamu. (Di sana pada umumnya pengikut madzhab Imam Malik, sembahyang tanpa melipat dan tanpa meletak tangan di dada).Sesudah itu saya pun bangun. Di waktu pagi saya ceritakan mimpi itu kepada teman-teman Muslim.” Selanjutnya ia mengatakan, “Kira-kira seminggu setelah kejadian mimpi itu pagi-pagi saya pergi untuk membersihkan halaman mesjid. Kira-kira setengah jam kemudian saya berdiri di bawah pohon palem untuk melepaskan lelah. Beberapa menit kemudian datanglah seorang Muballigh Ahmadi bernama Alhaj Maulana Nazir Ali Sahib. Yang mengherankan saya adalah apa yang saya lihat dalam mimpi itu sedang saya lihat kenyataannya. Maulana Nazir Ali Sahib, seorang Muballigh yang sangat mukhlis dan bersih hati dan pakaian yang beliau pakai persis seperti yang saya lihat di dalam mimpi itu. Saya merasa beruntung sekali mendapat kesempatan untuk mengkhidmati tetamu, maka saya bawa beliau ke rumah saya sendiri. Setelah itu saya panggil kawan-kawan dan diberitahukan kepada mereka bahwa orang yang saya lihat di dalam mimpi itu sekarang sudah datang di rumah saya.” Selanjutnya ia katakan bahwa setelah beberapa hari kemudian saya sudah menjadi Ahmadi dan kawan-kawan Muslim lainnya juga bai’at masuk Jema’at Ahmadiyah.

Pada zaman sekarang juga, Allah Swt membersihkan kalbu manusia dan mensucikannya. Kisah tersebut di atas adalah kisah 30 atau 40 tahun yang silam. Namun sekarang saya ingin menceritakan kisah yang telah terjadi tiga empat tahun yang lalu, bagaimana Allah Swt menyediakan sarana hidayah bagi hamba-hamba-Nya. Sekarang juga tanda-tanda yang mendukung kebenaran dakwa Hadhrat Masih Mau’uda.s. terus berlangsung, tidak pernah berhenti. Syaratnya untuk mendapat hidayah dari Allah Swt, manusia harus memiliki hati bersih dan suci dan dia sedang berusaha mencari hidayah dengan niyat yang lurus.

Di Al Jazair seorang bernama Haddad Abdul Qadir mengatakan bahwa: Pada tahun 2004 saya melihat mimpi di dalam bulan Ramadhan Mubarak, seseorang datang dan berkata kepada saya, mari ikut saya untuk berjumpa dengan Hadhrat Rasulullahsaw. Saya lihat Nabi Muhammadsaw sedang berdiri di belakang sebuah dinding yang tingginya kira-kira satu meter. Begitu melihat saya beliau pun tersenyum, lalu saya lihat seorang berkulit warna gandum berdiri di antara kedua dinding di mana Hadhrat Rasulullahsaw sambil menunjuk kepada yang sedang beridiri itu berkata kepada saya: Hadza Rasulullah! Ini adalah seorang Rasul Allah. Kemudian beliau pergi ke arah timur sedang orang ini tetap berdiri dit empatnya. Katanya: Empat tahun kemudian, pada tahun 2008 saya lihat di dalam TV gambar orang yang berdiri bersama Hadhrat Rasulullahsaw dan itulah Hadhrat Masih Mau’uda.s. Maka beliau, yakni Haddad Abdul Qadir, langsung bai’at masuk Jama’at Ahmadiyah.

Begitu juga seorang perempuan di Mesir bernama Halla Muhammad Ali Jauhari Sahibah, katanya: Saya melihat Hadhrat Imam Mahdi bersama Jema’at beliau sedang berjalan di atas air. Saya berkata kepada beliau: Izinkanlah saya juga ikut barsama Tuan. Maka beliau jawab: Nanti pada waktu kembali lagi akan kami bawa ikut bersama. Setelah melihat mimpi itu saya mulai mencari-cari kebenaran di dalam Sufisme, karena mimpi ini tidak mungkin salah, namun saya tidak mendapatkan sesuatu pengatahuan yang mendukung makna mimpi saya itu. Kemudian saya menyaksikan MTA 3 Al-Arabiyyah, saya sangat terperanjat melihat gambar yang sama dengan gambar yang telah saya lihat di dalam mimpi itu, yaitu Imam Mahdi sedang berjalan di atas air.

Abdurrahim Fanjan Sahib dari Irak berkata: Di dalam mimpi saya berjumpa dengan Imam Mahdia.s. berkata kepada saya: Engkau salah seorang dari antara kami juga, mari bai’at dan masuklah Jema’at bersama kami. Maka saya tidak tunggu-tunggu lagi langsung bai’at.

Demikian juga diterima kisah dari Mauritius, seorang muballigh kita menulis katanya: Sebuah pulau kecil bernama Roldrick berpenduduk 31.000 orang, semua penduduk di sana beragama Kristen Katholik. Katanya: Di waktu pagi saya keluar untuk bertabligh bersama seorang Kristen yang sedang ditablighi. Sampailah kami ke rumah seorang ibu yang dituju itu, yakni ibu dari teman yang dibawa tabligh ini. Setelah berjumpa dengannya kami pun mulailah bertabligh kepadanya. Nenek dari anak ini berkata: Pesan yang anda terangkan sungguh benar dan saya menerima dengan hati senang, sebab semua ahli (penghuni) rumah menjadi saksi bahwa sebelum anda sampai di sini, saya telah melihat mimpi bahwa ada orang asing datang dan saya pegang tangannya dan saya katakan hubungan kita yang sedang dirintis ini saya setuju sekali. Nenek itu berkata: Ketika anda sedang datang menuju rumah kami, saya lihat dari jendela dan saya berkata di dalam hati bahwa inilah orang yang pernah saya lihat di dalam mimpi itu. Kedatangan yang kedua kalinya saya membawa hadiah Al-Qur’an untuknya. Kemudian datang untuk yang ketiga kalinya saya membawa borang (formulir) bai’at dengan harapan orang-orang ini akan bai’at. Pada waktu itu saya lihat perempuan itu menangis sambil mencucurkan air mata dan berkata: Saya tidak merasa ragu sedikitpun untuk mengisi formulir bai’at ini karena kemarin saya telah bermimpi bahwa kepada saya diberikan dua lembar kertas dan seperti inilah yang anda bawa dan orang-orang yang duduk di hadapan ini semua sebagai saksi sebab semua kisah mimpi itu telah saya jelaskan kepada mereka. Akhirnya beliau itu bai’at masuk ke dalam Jama’at Ahmadiyah.

Sebuah kisah yang terjadi di Amerika, muballigh di sana telah menulis, ada sebuah keluarga dari Mexico terdiri dari 5 orang, nama perempuan dari keluarga itu Jorido Marilo, dipangginya Mori. Sekali pun mereka ini orang-orang Katholik tapi tidak mengamalkan ajaran agama itu. Ketika beliau berumur 27 tahun jatuh sakit dan dibawa ke rumah-sakit dan selalu berdo’a kepada Tuhan Yang Tunggal. Katanya: Pada waktu di rumah-sakit saya melihat gambar Hadhrat Masih Mau’uda.s. di dalam mimpi dan gambar beliau itu berada di dalam dinding cermin. Saya coba sentuh gambar beliau itu dengan harapan saya bisa sembuh dari penyakit saya. Dan sungguh betul, saya menjadi sembuh dari penyakit saya setelah menyentuh gambar beliau itu dan semenjak itu saya tidak pernah jatuh sakit lagi. Dan gambar (foto) itu begitu mengesankan sehingga tidak bisa saya lupakan. Selanjutnya berkata: Saya berjumpa dengan seorang perempuan Ahmadi Mexico, beliau memberi sebuah buku kepada saya untuk dibaca sambil memperkenalkan Ahmadiyyah kepada saya. Di dalam buku itu saya melihat gambar Hazrat Masih Mau’uda.s. Setelah melihat gambar beliau itu saya menangis terharu dan timbul rasa syukur kepada Allah sehingga saya langsung menerima kebenaran beliau dan bai’at bersama suami dan semua anak-anak saya. Alhamdulillah!! Beliau ini seorang wanita terpelajar dan sangat cerdas sekali.

Seorang Muballigh di Bulgaria juga telah menulis sepucuk surat mengatakan: Seorang Kristen sudah lama sedang ditablighi. Isteri beliau sudah bai’at lebih dulu namun suaminya ini belum bersedia bai’at, sebab keluarga suaminya itu orang-orang Kristen yang kuat dan bertugas menjaga Gereja. Pada tahun 2005 beliau diundang menghadiri Jalsah di Jerman, beliau sangat terkesan oleh suasana jalsah itu namun beliau belum bersedia untuk bai’at. Pada suatu hari beliau datang dan berkata kepada saya: Sekarang saya mau bai’at dan saya mau menjadi orang Ahmadi. Saya tanya kenapa begitu cepat mau bai’at, apa sebabnya? Katanya sudah dua malam terus menerus saya bermimpi bertemu dengan Hazrat Khalifatul Masih Khamis dan berkata kepada saya: “Jika engkau tidak mau datang, saya sendiri akan datang kepada engkau. Beliau datang ke rumah saya sehingga saya merasa malu kepada beliau. Setelah melihat mimpi itu saya cepat datang ke sini untuk bai’at. Demikianlah caranya Allah Swt memberi hidayah kepada hamba-Nya yang Dia sukai.

Dari Kuwait seorang bernama Abdul Aziz Sahib mengatakan: Pada malam Id saya mimpi melihat Hadhrat Masih Mau’uda.s. Dalam mimpi itu saya seolah-olah sedang mengerjakan soalan peperiksaan (soal-soal ujian). Hazrat Masih Mau’uda.s. mendekati saya dan memegang soalan peperiksaan (kertas ujian) itu. Di waktu itu orang lain pun tampak banyak sekali yang sedang mengerjakan peperiksaan (ujian). Hudhur memberi tanda tick pada kertas peperiksaan (kertas ujian) saya. Setelah itu saya lihat diri saya berada di mesjid dan tampak banyak sekali orang-orang sedang berkumpul dan Hazrat Khalifatul Masih Khamisatba juga ada di sana dan beliau sedang melihat ke arah saya. Di dalam masjid ramai orang duduk dan tengah melakukan bai’at. Lalu saya mendekat ke sana dan duduk lalu ikut bai’at bersama-sama di sana.

Dari Moskow, Muballigh kita menulis bahwa pada tanggal 27 Mei Hidayatullah Sahib datang ke Mission House, beliau ingin bai’at masuk ke dalam Jema’at Ahmadiyah. Beliau berkata: Hari ini Tuan harus mengambil bai’at saya, sebab tadi malam saya mimpi Hadhrat Masih Mau’uda.s. datang kepada saya, saya tidak mau mengundur-undurkan waktu lagi!! Beliau menjelaskan mimpinya dengan suara berat dan penuh perasaan haru. Beliau berjumpa dengan Hadhrat Masih Mau’uda.s. dan bersabda kepada beliau: Peganglah tanganku kuat-kuat supaya engkau jangan binasa. Lalu saya berkata kepada beliau: Bagaimana saya harus pegang tangan Hudhur, saya tidak mempunyai kekuatan. Maka beliau sendiri telah memegang tangan saya dengan kuat sekali.

Dari Burkinafaso, Ishaq Sahib mengatakan bahwa di dalam sebuah mesjid Ghair Ahmadi seorang Imam memberikan khutbah yang menentang Jema’at Ahmadiyah dan dia sangat keras melarang mendengar siaran Radio Jema’at. Para Ulama tidak mempunyai senjata lain kecuali mengatakan kepada orang-orang awam: Jangan mendengarkan siaran radio orang-orang Ahmadiyah. Seperti cara-cara orang Makkah di zaman permulaan Islam. Katanya, jika kami tidak mendengarkan radio orang-orang Ahmadiyah, bagaimana kami bisa mengetahui perkara yang benar? Imam masjid itu berkata: Tidak! Sama sekali jangan mendengarkan Radio mereka! Selanjutnya Ishaq Sahib mengatakan: Saya terus berusaha mencari jalan bagaimana menghilangkan keraguan saya. Akhirnya saya usulkan di depan Imam dan orang lain juga ramai ada di sana, yaitu tulislah semua nama firqah (Golongan) yang ada di negeri Burkinafaso masing-masing di atas secarik kertas untuk diadakan undian, lalu akan disuruh seorang anak untuk mengundinya.Nanti nama firqah apa pun yang keluar pasti ia benar. Maka mulailah diundi, salah satu kertas diambil oleh seorang anak disaksikan oleh semua yang hadir. Ketika dibuka ternyata keluar nama Ahmadiyah. Namun melihat demikian Imam Masjid tidak merasa puas dan ia menyuruh untuk diundi sekali lagi. Kedua kalinya diundi lagi, maka keluarlah nama Jema’at Ahmadiyah lagi. Kedua kalinyapun Imam Sahib tidak merasa puas. Sampai tiga kali diundi tetap nama Jema’at Ahmadiyah yang keluar. Imam Mesjid merasa sangat gelisah dan malu, namun peristiwa itu menambah kuat keyakinan Ishaq Sahib, lalu beliaupun beriman dan bai’at.

Ada lagi peristiwa seperti itu, Amir Jama’at Burkinafaso menulis katanya, pada tahun 2004 ketika Khutbah Jum’ah saya disiarkan di TV seorang teman ghair Ahmadi menelpon menyatakan ingin berjumpa dengan saya. Di waktu berjumpa ia mengatakan bahwa setelah mendengar khutbah Jum’ah itu saya telah mengadakan perobahan yang cukup besar pada diri saya. Oleh sebab itu saya ingin bai’at dan masuk ke dalam Jema’at Ahmadiyah. Demikianlah Allah Swt menyediakan sarana atau jalan untuk hamba-Nya agar mendapat hidayah.

Di Bosnia juga ada seorang pemuda yang sedang ditablighi masuk Jema’at karena mimpi. Anak muda itu sendiri telah menulis surat menceritakan kisah mimpinya. Katanya: Saya mimpi sedang berjalan di sebuah kota besar, di sana sedang terjadi keributan. Di sana saya lihat banyak sekali orang-orang Islam, Yahudi, Kristen dan lain-lain sedang berjalan berputar-putar dalam keadaan gelisah melewati lorong-lorong yang kotor, tampaknya mereka sedang kehilangan jalan. Tiba-tiba pandangan saya tertuju ke arah sebelah kanan, apa yang saya lihat, sebatang pohon yang sangat rindang dan indah sekali. Di bawah pohon itu terlihat orang-orang sedang bekerumun di antaranya ada yang memakai pakaian putih dan memakai sorban. Sekali pun suasana sedang ribut namun mereka nampak tengah berkumpul dengan tenang sekali dan air muka mereka tampak berseri-seri. Dalam mimpi itu juga saya berkata di dalam hati saya: “Mereka ini pasti orang-orang Ahmadi. Saya mendekati mereka dan berusaha menggabungkan diri dengan mereka. Setelah melihat mimpi itu saya pun terus ba’ait masuk Jama’at Ahmadiyah.” Tidak terhitung banyaknya kisah-kisah seperti ini terjadi di berbagai negara di dunia berkaitan dengan kebenaran Jama’at Ahmadiyah.

Muballigh Fiji telah menulis sebagai berikut: Ada seorang Hindu berumur 16 tahun, dia sudah kawin dengan seorang perempuan Islam yang berasal dari Hindu. Kami datang untuk berjumpa di rumah mereka, namun pada waktu itu isterinya tengah tidur karena sakit. Suaminya sambil menangis menceritakan sebuah mimpi katanya, “Ada dua orang datang kepada saya, orang-orangnya, pakaian-pakaiannya, topi-topinya persis seperti yang Tuan-tuan pakai ini. Mereka mengajak saya untuk masuk Islam.” Sesudah melihat mimpi itu dia pun bai’at masuk Jama’at.

Di Jerman, ada Muslim Kurdi bernama Kassim Dall, isterinya orang Jerman beserta anak-anak perempuannya datang ke Tabligh Stall Jema’at. Dia mulai berbicara tentang gambar (foto) Hazrat Masih Mau’uda.s. Dia bilang: Siapa yang bisa datang setelah Nabi Muhammadsaw? Setelah berbincang-bincang selama 15 menit, mereka diajak makan bersama. Setelah itu diadakan diskusi tabligh dan dihadiahkan kepadanya dua buah buku Jama’at untuk dibaca. Setelah dua hari dia telepon saya, katanya: Buku yang diberikan kepada saya tidak saya baca dan sudah saya bakar, sebab Maulvi (ulama) kami berkata jangan membaca tulisan apa pun dari Jema’at Ahmadiyah. Saya jawab: Tidak apa-apa, anda datanglah lagi pada hari Kamis, persahabatan kita tidak boleh putus walaupun anda percaya ataupun tidak percaya. Maka datanglah dia pada hari Kamis itu dan ia sedang berpuasa. Sekarang dari rumah orang Ahmadi tidak akan makan makanan apa pun, katanya. Perbincangan sangat panjang dengannya akhirnya sampailah waktu untuk dia berbuka puasa. Makanan pun disediakan dan ia pun akhirnya terpaksa makan juga. Saya katakan kepadanya, dalam masalah kebenaran janganlah anda mendengar kata-kata Maulvi. Tentang kebenaran Hazrat Masih Mau’uda.s., berdo’alah selama 40 hari kepada Allah Swt dengan hati bersih, selama waktu itu hilangkan kebencian dari dalam hati anda, kosongkan hati anda dari bermacam perasaan yang tidak baik. Katanya: Baru sampai pada hari ketiga dia telepon menanyakan apakah ada foto Hadhrat Khalifatul Masih Khamis? Dijawab: Ya ada! Katanya lagi: Saya tinggalkan pekerjaan sekarang juga, saya mau datang untuk mengambil foto itu.  Saya Tanya: Apa sebabnya? Saya mendengar suara ghaib katanya, “ Sekarang kamu minta bukti? Bukti sudah Aku beritahukan kepada kamu.” Dan dia ceritakan mimpinya juga katanya saya (Hudhur) sedang memimpin sebuah lasykar dan Malaikat juga bersama saya. Akhirnya orang itu, yaitu Kassim Dall, bai’at masuk Jema’at. Alhamdulillah!

Demikianlah beberapa kisah dan peristiwa tentang orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah Swt untuk menerima kebenaran. Sesungguhnya banyak sekali, tidak terhitung banyaknya kisah dan peristiwa semacam itu di dalam Jama’at di seluruh dunia. Di antaranya sudah diceritakan di waktu Jalsah Salanah. Sekarang waktu sangat sempit, tidak mungkin bisa diceritakan semuanya. Mula-mula saya pikir di Qadian juga akan diceritakan peristiwa-peristiwa menarik semacam itu, namun tidak dapat kesempatan untuk pergi ke sana. Demikianlah caranya Allah Swt memberi hidayah kepada hamba-hamba-Nya yang Dia sukai dan sampai saat ini terus berlangsung pertolongan dan dukungan terhadap kebenaran dakwa Hadhrat Masih Mau’uda.s. Kita berdo’a semoga Allah Swt terus-menerus memperlihatkan jalan yang lurus kepada manusia di dunia dan semoga Dia juga memelihara kita semua untuk tetap berpegang pada hidayah-Nya. Amin!!

Hadhrat Rasulullahsaw telah mengajarkan banyak sekali do’a-do’a kepada kita supaya kita tetap berpegang pada hidayah-Nya. Hadhrat Alir.a. meriwayatkan, katanya Hadhrat Rasulullahsaw bersabda kepada saya: “ Katakanlah, wahai Allah!! Berilah hidayah kepadaku dan tetapkanlah aku di atas jalan yang lurus!!”  Di dalam do’a ini minta hidayah dan minta supaya tetap di atas jalan lurus. Jalan lurus maksudnya sangat lurus seperti lurusnya sebuah panah. Tentang jalan lurus ini sudah saya jelaskan dari sabda-sabda Hazrat Masih Mau’uda.s., yaitu harus diingat tiga macam perkara; memenuhi hak-hak Allah Swt, memenuhi hak-hak sesama manusia dan memenuhi hak-hak diri sendiri. Akan tetapi tujuan dari semua itu untuk menjurus kepada Tauhid atau ke Esaan Tuhan. Harus selalu ingat kepada Allah Swt.

Abu Ishaqr.a. meriwayatkan katanya, Hadhrat Rasulullahsaw biasa membaca do’a berikut ini: “Wahai Allah!! Aku memohon hidayah, taqwa, kesucian jiwa dan nikmat-nikmat kepada Engkau.” Abu Malikr.a. meriwayatkan katanya, apabila seseorang masuk Islam maka Hadhrat Rasulullahsaw berdo’a seperti berikut ini: Allahummaghfirli, warhamni wahdini, warzuqni! Wahai Allah! Ampunilah dosa-dosaku, kasihanilah daku, berilah hidayah padaku, dan anugerahkanlah rizki padaku! Mendapat hidayah maksudnya adalah apabila manusia mendapat hidayah dari Allah Swt, maka kedudukan orang itu terus meningkat sebab hidayah tidak akan berhenti melainkan akan terus diperoleh demi peningkatan martabat ruhani manusia lebih tinggi lagi. Do’a-do’a seperti itu juga terdapat di dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang telah saya jelaskan pada khutbah-khutbah yang telah lampau. Banyak orang bertanya kepada saya tentang do’a-do’a yang biasa dibaca menjelang Sadsalah Jubili Khilafat (Perayaan Seratus Tahun Khilafat). Sekarang Jubili Khilafat sudah berlalu apakah membaca do’a itu harus diteruskan atau diberhentikan? Saya katakan, seharusnya manusia memanjatkan do’a-do’a itu lebih banyak lagi dari yang sudah-sudah. Do’a-do’a itu tujuannya agar manusia menjadi terbiasa memanjatkan do’a bagi abad-abad yang akan datang juga. Tidak ada alasan untuk berhenti membaca do’a itu bahkan setiap orang Ahmadi harus lebih banyak lagi membaca do’a-do’a itu. Do’a itu diantaranya dari Al-Qur’an yaitu :

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةًۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

— Robbanâ lâ tuzigh qulûbanâ ba’da idz hadaytanâ wa hab lanâ mil-ladunka rohmah, innaKa Antal-Wahhâb —

Artinya: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bengkokkan hati kami sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan berilah kami rahmat dari sisi Engkau, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. (Ali Imran : 9) Jadi do’a ini harus dibaca atau harus dihentikan membacanya? Hadhrat Masih Mau’uda.s. bersabda: “Hai Tuhan Yang Mulia! Berilah hidayah kepada semua kaum yang bertabiat baik, supaya mereka beriman kepada Kalam Engkau yang Kamil dan Muqaddas, Qur’an Syarif yang turun kepada Rasul Maqbul Engkau, Rasul yang paling mulia, Muhammad Mustafasaw. Dan supaya mereka berjalan di atas perintah-perintahnya, supaya mereka menjadi orang-orang yang banyak memperoleh faedah dari barkat-barkatnya, yang biasa orang-orang mukmin memperolehnya didunia ini.

            Saya ingin menjelaskan sebuah do’a khas dari do’a-do’a Hazrat Rasulullah saw yang telah saya jelaskan sebelum ini yaitu:    اَللَهمَّ اهْدِ قَوْمِيْ فَاِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ    Allôhummahdi qowmî fa-innahum lâ ya’lamûn — Artinya: Wahai Tuhan kami!! Berilah petunjuk kepada kaumku sebab mereka tidak kenal siapa aku ini!  Do’a ini dipanjatkan di masa Perang Uhud ketika beberapa buah gigi beliau telah syahid dan wajah mubarak beliau telah mengalami luka-luka, hal itu sangat menyusahkan hati para sahabat r.a.. Para sahabah r.a. meminta kepada Hadhrat Rasulullahsaw agar memanjatkan do’a buruk demi kehancuran mereka yang telah menyakiti beliau. Beliau bersabda: Aku telah diutus bukan untuk menyesali atau melaknat manusia, melainkan aku diutus oleh Allah Swt untuk menjadi da’i kepada Allah dan menjadi rahmat bagi umat manusia. Maka do’a inilah yang beliau baca yaitu:  اَللَهمَّ اهْدِ قَوْمِيْ فَاِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ Allôhummahdi qowmî fa-innahum lâ ya’lamûn — Artinya : Wahai Tuhan kami!! Berilah petunjuk kepada kaumku sebab mereka tidak kenal siapa aku ini. Jadi, inilah do’a yang telah diajarkan Tuhan kepada Hadhrat Masih Mau’uda.s. juga dan Jema’at beliau juga harus sering membaca do’a ini. Mengingat situasi dan keadaan sangat buruk di Pakistan pada waktu sekarang ini, maka orang-orang Pakistan secara khusus harus banyak-banyak membaca do’a ini. Perlawanan terhadap Jama’at Ahmadiyah di sana semakin meningkat setiap waktu, sebabnya tiada lain adalah  mereka sudah melupakan ajaran Islam yang sejati sehingga akibatnya mereka menderita banyak kesulitan dan kesusahan. Dan pemimpin bangsa di sana tidak paham apa yang sedang berlaku sekarang di sana dan apa yang akan berlaku di masa yang akan datang. Selama mereka tidak melangkah ke arah hidayah yang telah datang dari Allah Swt, keadaan mereka akan terus berjalan seperti itu. Oleh sebab itu kita harus berdo’a, semoga Allah Swt mengasihani negara dan bangsa di sana. Kita dengan hati yang ikhlas dan khusyuk harus berdo’a bagi mereka itu, sekali pun di beberapa tempat penindasan terhadap orang-orang Ahmadi semakin meningkat di sana. Ada saja orang Ahmadi yang dianiaya bahkan ada juga yang disyahidkan. Nyawa manusia sudah tidak berharga lagi di negara itu. Orang-orang Ahmadi telah dipukuli, dianiaya dengan sangat kejam dan disyahidkan di sana disebabkan hanya karena mereka telah beriman kepada Imam Zaman yang telah dijanjikan. Setiap hari diterima berita ada saja orang yang menyakiti dan menyusahkan orang-orang Ahmadi dan menyiksa mereka secara kejam. Dua hari sebelum ini seorang Muballigh kita sedang dalam perjalanan pulang setelah menghadiri Jalsah Yaumi Muslih Mau’ud di sebuah desa, ketika sedang berdiri menunggu bis tiba-tiba datang dua orang menaiki sepeda motor lalu menembak beliau. Sekali pun banyak orang-orang di sana, setelah lari dari sana mereka kembali lagi kemudian menembak Muballigh kita kedua kalinya. Sasaran peluru itu mengenai kedua belah kaki beliau dan beliau langsung di angkut ke rumah-sakit untuk dirawat di sana. Semoga Allah Swt segera memberi kesembuhan kepada beliau. Amin!

Bangsa itu harus dido’akan supaya Allah Swt memberi akal kepada mereka. Para pemimpin bangsa di sana tidak memahami apa yang harus mereka kerjakan, di kalangan mereka sendiri tengah berlaku pengkhianatan dan penyelewengan sebab kejujuran sudah hilang sirna. Karena mereka sudah berada di bawah pengaruh para Mullah (ulama), korupsi dan penyelewengan serta ketidak jujuran di kalangan mereka semakin meningkat setiap hari. Keadaan negara secara menyeluruh sudah sangat mengkhawatirkan. Semoga Allah Swt mengasihani mereka. Amin!!

            Pada hari ini akan dilakukan sembahyang jenazah ghaib yang telah meninggal beberapa waktu yang lalu, di antaranya Mubasyir Ahmad Sahib Bin Mahmud Ahmad Sahib Karachi umur 42 tahun, yang telah ditembak dan disyahidkan oleh orang tidak dikenal pada 22 Februari 2009. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Beliau sangat mukhlis, patuh menunaikan salat lima waktu dan semangat sekali melakukan da’wat ilallah (bertabligh). Semoga Allah Swt meninggikan derajat beliau di sisi-Nya. Beliau meninggalkan seorang isteri, dua anak lelaki dan seorang anak perempuan. Semoga Allah memberi perlindungan dan keselamatan kepada mereka semua yang ditinggalkan.

            Jenazah yang kedua, Munir Hamid Sahib seorang anggota Jema’at terhormat Afro-American

Ahmadi. Beliau wafat tanggal 21 Februari 2009 pada umur 70 tahun. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un! Beliau bai’at sendiri pada tahun 1957 pada umur 15 tahun. Beliau seorang Ahmadi yang sangat mukhlis, patuh taat dan selalu berlomba dalam mengkhidmati Jama’at. Beliau pernah menjadi Qaid Khuddamul Ahmadiyah pertama USA. Menjadi Sadr Jema’at Philadelphia selama 30 tahun berturut-turut. Sejak tahun 1979 sampai wafat beliau menjabat sebagai Naib Amir Jema’at USA. Kedua orang tua beliau bukan Muslim, melainkan penganut Kristen. Ibunya bekerja sebagai missionaris di dalam Gereja dan ia selalu berusaha menarik beliau untuk ikut haluan kepercayaannya. Kebanyakan saudara lelaki dan perempuan beliau sering menentang keimanan beliau. Bagaimanapun beliau masuk Jema’at di waktu masih kecil. Di waktu beliau mau masuk Jema’at, menurut peraturan Jema’at di USA, apabila anak masih muda mau masuk Jema’at harus ada persetujuan dari orang tua atau salah seorang saudara yang paling senior, bahwa dia atas kehendak sendiri telah masuk ke dalam Jema’at. Ketika surat bai’at sudah diisi dan ditanda tanganinya sendiri, maka ibunya menolak tidak bersedia menanda tanganinya. Ibunya bilang, kamu orang yang paling baik di dalam keluarga kita, sekarang ke mana kamu mau pergi? Beliau jawab, “Saya telah masuk Islam Ahmadiyah karena membaca The Philosophy of The Teachings of Islam.” Beliau menulis surat kepada Hadhrat Khalifatul Masih IIr.a. Setelah menerima jawaban dari beliau, iman beliau semakin maju. Beliau sangat sederhana, berperangai ramah dan lembut, sifat merendahkan diri menghiasi akhlaq tinggi beliau, sangat baik dan mukhlis. Saya sering berjumpa dengan beliau di London ataupun di Amerika. Beliau menghadap kepada saya dengan akhlaq yang sangat menyenangkan. Cara menyampaikan pidato di dalam Jalsah sangat mengesankan. Beliau sangat mencintai Hadhrat Rasulullahsaw dan dengan Hadhrat Masih Mau’uda.s, beliau mempunyai kaitan sangat erat. Apabila mengenang Hadhrat Rasulullahsaw sering beliau mencucurkan air mata. Hubungan dengan para Khulafa Jama’at sangat erat sekali, karena kecintaan beliau sangat dalam terhadap Khulafa Jema’at. Bila saja beliau berjumpa dengan saya selalu diliputi dengan perasaan haru dan cinta yang sesungguhnya. Waktu saya mengunjungi Amerika beliau tidak hadir di dalam Jalsah disebabkan sakit dan keadaannya sudah uzur. Semoga Allah Swt meninggikan derajat beliau di sisi-Nya. Beliau meninggalkan seorang isteri dan seorang putera dan dua orang puteri. Semoga Allah memberi taufiq kepada keluarga yang ditinggalkan untuk meneruskan kebaikan-kebaikan Munir Hamid Sahib. Beliau juga salah seorang dari mereka yang mendapat bimbingan dan hidayah secara khas dari Allah Swt. Sehingga dalam umur masih muda sekali beliau telah mendapat taufik masuk Jema’at.

            Jenazah yang ketiga adalah Mukarram Mahmud Ahmad, Darwesy Qadian. Beliau juga wafat pada tanggal 25 Februari 2009. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un! Beliau juga sangat mukhlis dan baik, sangat patuh menunaikan salat lima waktu. Beliau sangat rajin dan giat berkhidmat kepada Jama’at. Beliau meninggalkan seorang isteri, tiga orang putera dan tiga orang puteri.

            Jenazah keempat adalah Sa’idah Yusuf Sahibah, isteri dari Kamal Yusuf Sahib, wafat pada tanggal 25 Februari setelah mengalami sakit kanker yang cukup lama. Kamal Yusuf Sahib adalah Muballigh di Skandinavia sangat rajin dan kerja keras sebagai muballigh di sana. Semoga Allah Swt meninggikan derajat beliau disisi-Nya. Amin!! Beliau mempunyai dua anak lelaki dan seorang anak perempuan.

            Jenazah kelima adalah Amatul Hayyi Sahibah wafat pada tanggal 27 January 2009 dan suami beliau Basyir Ahmad Sialkoty wafat pada tgl 25 February 2009. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un! Beliau-beliau itu adalah orang tua dari Zahoor Sahib, pegawai di private secretary office London. Kedua-duanya sangat baik dan mukhlis. Beliau-beliau termasuk orang-orang pertama yang menghuni Rabwah dan mulai menjalankan niaganya di Rabwah. Beliau meninggalkan seorang anak perempuan dan lima orang anak lelaki. Semoga Allah swt meninggikan derajat beliau berdua disisi-Nya. Amin!!

Alihbahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.