Penjelasan Mengenai Dosa

Khutbah Jum’ah

Hazrat Amirul Mu’minin Khalifatul Masih V atba.

Tanggal  5  Februari 2010   dari  Baitul Futuh London U.K.

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ *

صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)

وَذَرُوْا ظَاهِرَ اْلاِ ثْمِ وَبَاطِنَهٗ‌ؕ اِنَّ الَّذِيْنَ يَکْسِبُوْنَ اْلاِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوْا يَقْتَرِفُوْنَ‏

Artinya : Dan tinggalkanlah dosa yang zahir dan yang bathinnya. Sesungguhnya orang yang berbuat dosa akan dibalas sesuai dengan apa yang mereka usahakan.

(Al An’am : 121)

Didalam ayat ini perkataan itsm (dosa) disebut dua kali. Menurut lughat itsm  artinya dosa atau pelanggaran atau suatu macam kesalahan atau pelanggaran batas atau suatu amal yang sipatnya membangkang yang patut menerima hukuman, atau suatu amal atau pikiran yang mencegah untuk melakukan suatu kebaikan. Atau perbuatan apapun yang dilakukan diluar batas peraturan. Zamb sebuah perkataan lagi yang artinya juga dosa. Akan tetapi menurut pendapat ahli lughat terdapat perbedaan antara zamb dan itsm . Kebanyakan orang mengatakan bahwa zamb  bisa dilakukan secara disengaja atau tidak disengaja, kedua-dua cara bisa terjadi. Akan tetapi itsm adalah perbuatan dosa yang dilakukan secara disengaja.  Bagaimanapun didalam ayat ini Allah swt telah mengingatkan kepada dua macam perintah. Pertama perintah untuk menjauhkan diri dari segala bentuk dosa yang nyata dan dosa yang bersipat bathin (atau tidak nampak). Manusia harus berpikir dengan cermat sebelum melakukan suatu pekerjaan. Banyak amal perbuatan yang nampak dengan jelas bahwa perbuatan itu benar-benar salah. Dan pekerjaan itu adalah pekerjaan syaitan, pekerjaan itu secara zahirnya nampak baik sekali. Namun sesungguhnya perbuatan itu bisa menimbulkan akibat yang sangat buruk. Hakikat amal perbuatan itu terselubung tidak nampak jelas. Syaitan membujuk untuk melakukannya kerana dia bilang pekerjaan ini bukan suatu perbuatan dosa. Akan tetapi setelah melakukannya baru sadar bahwa pekerjaan itu demikian buruk dan kotor sehingga tidak mudah untuk melepaskan diri dari padanya. Dan akibatnya semakin bertambah berani untuk melakukan dosa lainnya. Allah swt berfirman : “ Adalah pekerjaan orang-orang bertaqwa bahwa mereka selalu berusaha dengan penuh perhatian untuk menjauhkan diri dari pada dosa atau dari keburukan yang nampak secara zahir dan menghindarkan diri dari dosa secara bathin yang bisa menimbulkan akibat yang buruk.

Mintalah pertolongan dari Allah swt sebelum melakukan sesuatu pekerjaan, agar Allah swt melindungi kita dari keburukan yang kiranya akan timbul dari pekerjaan itu. Allah swt menasihatkan agar manusia jangan hanya menilai keindahan suatu pekerjaan secara zahirnya saja, jangan melakukan suatau pekerjaan karena terpesona oleh keindahan pekerjaan itu secara zahirnya saja. Melainkan harus waspada, apabila timbul kemungkinan yang meragukan diwaktu itu harus mewaspadai pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya. Dan setiap akan memulai suatu pekerjaan mintalah bimbingan dan pertolongan dari Allah swt. Dengan cara demikikan pekerjaan itu akan mendapat siraman barkat dari Allah swt dan manusia bisa terhindar dari keburukan-keburukan yang tidak diinginkan. Dan dengan demikian Allah swt akan memberi perlindungan. Perkara kedua dijelaskan bahwa jika didalam setiap pekerjaan tidak mengutamakan masalah taqwa, tidak melangkahkan kaki secara hati-hati, tidak mengenal  haram dan halal maka akibatnya manusia akan terlibat kedalam perbuatan dosa. Jika dosa telah terlanjur dilakukan pasti akan mendapat hukuman. Alasan apapun yang dikemukakan tidak  akan diterima.

Didalam ayat sebelum itu Allah swt telah memperingatkan suatu kaidah bahwa banyak sekali manusia yang menyesatkan orang lain sesuai kehendak nafsu mereka. Banyak manusia disesatkan. Oleh sebab itu kalian harus berjaga-jaga. Kenalilah perbedaan barang-barang halal dari antara yang haram. Pekerjaan apapun yang dilarang oleh Allah swt, tinggalkanlah pekerjaan itu. Dengan menggunakan perkataan itsm (dosa) telah disebutkan dengan jelas bahwa sekalipun telah diberikan petunjuk-petunjuk namun jika kalian tidak mau berhenti meninggalkan jalan yang salah dan mengikuti ajakan orang-orang yang membawa kalian kejalan yang salah, maka sesungguhnya kalian telah sengaja melibatkan diri dalam perbuatan dosa. Dan dosa yang dilakukan dengan sengaja baginya pasti akan mendapat hukuman. Allah swt telah menjelaskan hukum-hukum tentang dosa diberbagai tempat didalam Alqur’anul Karim. Didalam surah Al ‘Araf Allah swt telah menjelaskan dengan firman-Nya :

قُلْ اِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّىَ الْـفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَ اْلاِثْمَ وَالْبَـغْىَ بِغَيْرِ الْحَـقِّ وَاَنْ تُشْرِكُوْا بِاللّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ سُلْطٰنًا وَّاَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ مَا لاَ تَعْلَمُوْن

Artinya : Katakanlah Tuhan-ku hanya mengharamkan perbuatan-perbuatan keji, apa-apa yang nyata darinya dan juga yang tersembunyi, dan dosa dan pelanggaran tanpa hak, dan bahwa kamu mempersekutukan sesuatu dengan Allah, tentang mana Dia tidak menurunkan suatu dalil-pun, dan kamu menisbahkan suatu perkataan terhadap Allah apa yang kamu sendiri tidak mengetahuinya. (Al ‘Araf : 34)

Didalam ayat tersebut Allah swt lebih jauh telah menjelaskan bahwa semua perbuatan salah dan pekerjaan syaitani sangat dilarang. Bagi seorang mukmin sejati sangat perlu sekali untuk selalu memilah-milah pekerjaan apa yang akan membawanya kejalan taqwa dan pekerjaan apa yang akan manjauhkan dirinya dari taqwa dan yang akan membawanya semakin jauh  dari Allah swt.  Memang banyak sekali pekerjaan yang tersembunyi dari pandangan manusia sedangkan syaitan selalu mengintai, kapan aku akan menggelincirkan bani Adam seperti telah dilakukan terhadap Adam sendiri. Aku akan membujuknya kearah jalan dosa-dosa dan akan aku nampakkan cara-cara yang sangat indah kearah pekerjaan-pekerjaan yang salah dan perbuatan-perbuatan dosa sehingga tidak menganggapnya perbuatan itu salah bahkan dianggapnya baik sehingga ia mulai melakukannya. Kemudian setelah terbenam didalam keburukan-keburukan itu ia tidak akan berhenti bahkan akan terus semakin giat melakukannya. Jadi, Allah swt telah mengingatkan kita agar menjauhkan diri dari benda-benda itu karena itu semua adalah haram. Jika tidak kalian akan mendapat hukuman. Allah swt berfirman :  اِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّىَ الْـفَوَاحِشَ  Tuhan-ku telah mengharamkan perbuatan-perbuatan keji, apakah ia keburukan-keburukan zahiriah atau perbuatan-perbuatan buruk atau perbuatan-perbuatan keji secara tersembunyi atau perbuatan-perbuatan buruk secara nyata. Allah swt tidak hanya memberitahukan bahwa perbuatan keji ini haram, bahkan Dia memberitahu ciri-ciri perbuatan-perbuatan keji dan haram itu, bagaimana macam- macamnya, Dia teleh memberitahukan juga bagaimana cara menghindarinya, agar kalian bisa selamat dari perbuatan-perbuatan keji dan haram itu. Disatu tempat Dia berfirman : اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَر   artinya sesungguhnya Salat mencegah manusia dari perbuatan keji dan kejahatan yang nyata. (Al Ankabut : 46)  Oleh karena perbuatan keji dan perbuatan jahat yang nyata itu selalu nampak didalam kehidupan manusia sehari-hari khasnya dizaman sekarang ini dan selalu menggiurkan hati manusia, oleh sebab itu manusia diwajibkan melakukan shalat lima waktu demi menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan keji itu dan juga dinasihatkan untuk mencari perlindungan kepada Allah swt. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : “ Apa maksud salat itu ? Salat adalah sebuah do’a yang karenanya manusia terhindar dari keburukan-keburukan dan karenanya manusia menjadi pewaris kebaikan-kebaikan serta nikmat-nikmat  Allah swt.

Dikatakan bahwa Allah swt adalah Ismu Azam. Allah swt telah menjadikan semua sifat-sifat-Nya tunduk kepada-Nya. Sekarang perlu direnungkan bahwa ibadah Salat dimulai dengan panggilan Azan dan Azan dimulai dengan ucapan Allahu Akbar. Yakni dimulai dengan nama Allah swt kemudian diakhiri dengan ucapan Laa ilaaha illallah. Kebanggaan ini hanya diperoleh didalam ibadah agama Islam. Didalamnya, mulai dari awal sampai akhir tujuannya hanyalah Allah swt. Hazrat Masih Mau’ud a.s bersabda : “ Aku berkata sambil bersumpah bahwa didalam ibadah agama-agama lain justeru tidak terdapat kebanggaan seperti ini. Jadi, salat artinya do’a yang didalamnya Allah swt sebagai Ismu Azm diutamakan, demikian pula Ismu Azam manusia adalah istiqamah harus diutamakan pula. Ismu Azm adalah sifat yang dengannya manusia mempeoroleh kesempurnaan martabatnya.”

 Maka jika kita merenungkan dengan seksama kalimah-kalimah yang diungkapkan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. itu bahwa Ismi Azam manusia adalah Istiqamah. maka dengan usaha keras manusia akan selalu menunaikan salat agar bisa membawanya semakin dekat kepada Allah swt. Dan apabila manusia telah dekat kepada Allah swt maka ia akan selalu memperoleh taufiq untuk menunaikan salat, yang bisa melindungi-nya dari kejahatan syaitan dan dari perbuatan keji dan menjadikannya pewaris kebaikan-kebaikan. Dan manusia akan terpelihara dari dorongan keinginan-keinginan zahiri dan bathini. Untuk meraih martabat salat seperti itu Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah memberi banyak bimbingan kepada kita. Beliau bersabda : “ Salat adalah perkara yang bisa mencakup urusan duniawi dan juga urusan ukhrawi. Salat sangat penting kedudukannya bahwa dengan menunaikannya manusia tehindar dari perbuatan-perbuatan buruk dan perbuatan-perbuatan keji. Akan tetapi untuk meraih kedudukan salat seperti itu sungguh berada diluar ikhtiar manusia. Cara salat seperti itu tidak bisa diraih tanpa adanya karunia dan pertolongan Allah swt. Dan selama manusia tidak menyibukkan diri untuk memanjatkan do’a maka salat yang khusyu dan tawadhu seperti itu tidak bisa diraih. Oleh sebab itu siang dan malam kalian bahkan setiap waktu jangan dibiarkan kosong dari do’a kepada Tuhan. Jadi, kita setiap waktu harus berusaha memenuhi kalbu-kalbu kita dengan zikir dan ingat kepada Allah swt, agar kita terlindung dari perbuatan-perbuatan keji dan kejahatan-kejahatan yang setiap waktu nampak dihadapan kita. Sebab tanpa usaha demikian syaitan selalu berusaha menggelincirkan kita kedalam perbuatan dosa yang disebut Itsm, yang membuat manusia jatuh bangun kedalamnya dan yang membuat kita terhadang untuk menunaikan kewajiban-kewajiban kita. Membuat manusia sering terlibat melakukan kesalahan-kesalahan. Membuat manusia acapkali berbuat pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah swt. Oleh sebab itu Tuhan berfirman : Jauhkanlah diri dari pemberontakan sebab perbuatan seperti itu adalah haram. Jika tidak mau sadar maka semua batasan-batasan hukum akan kalian langgar. Kalian tidak akan merasa, yang mana amal perbuatan yang ahsan (yang paling baik) dan yang mana amal perbuatan yang disebut amal saleh.” Banyak orang-orang yang rajin salat namun ia tidak segan-segan melanggar hukum-hukum Allah swt juga. Oleh sebab itu Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : “  Untuk meraih martabat salat yang sejati juga diperlukan pertolongan dan bantuan Allah swt. Maka untuk itu setiap waktu diperlukan adanya rasa takut terhadap Allah swt. Diperlukan mensucikan diri dari setiap macam bentuk syirik. Maka apabila keadaan seperti itu telah tercipta barulah seorang mukmin akan disebut mukmin sejati. Dia akan menyelamatkan dirinya dari setiap jenis perbuatan keji. Berkenaan dengan itu Allah swt  berfirman :

يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ‌ؕ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ کَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاس وَاِثْمُهُمَآ اَکْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَا

Artinya : Mereka bertanya kepada engkau tentang arak dan judi. Katakanlah ! Didalam keduanya mengandung dosa dan kerugian besar dan juga mengandung manfa’at bagi manusia. Namun dosanya dan kerugiannya lebih besar dari pada manfa’atnya. (Al Baqarah : 220)

Tentang arak dan judi telah dikatakan sebelumnya adalah dosa besar. Dan Tuhan telah menyebutkan bahwa didalamnya terdapat manfa’at juga. Namun dikatakan bahwa dosanya lebih besar dari pada faedahnya. Didalam akhir ayat ini difirmankan bahwa Allah swt telah menjelaskan tanda-tandanya secara terbuka bagi kalian. Maka pergunakanlah akal dalam melakukan pekerjaan kalian. Jadi, telah dijelaskan bahwa benda-benda yang telah diciptakan oleh Allah swt mengandung faedah dan mudharat juga. Oleh sebab itu ingatlah kepada asas peraturan ini bahwa suatu benda yang mendatangkan mudharat lebih besar dari pada faedahnya penggunaan-nya harus dihindari. Dan kedua benda, judi dan arak ini disebut itsmun kabiir  yakni dosa-dosa besar.  Sekalipun kedua benda ini mempunyai faedah namun keduanya menjadi sarana perbuatan dosa-dosa besar. Sebagaimana telah saya jelaskan tentang arti itsm menurut lughat dan didalam Alqur’an juga Allah swt telah berfirman  bahwa : وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَامًاۙ‏ yakni siapa yang berbuat demikian ia akan mendapat hukuman atas dosanya (Al Furqan : 69). Jadi sekalipun didalam kedua benda yakni judi dan arak ini mengandung faedah namun tentang kedua benda itu telah ditegaskan agar manusia merenungkan dengan sebaik-baiknya bahwa, jika aku menggunakannya pasti aku akan menjadi orang yang berdosa dan akan menjadi mangsa layak menerima hukuman. Sebab telah dijelaskan اِثْمُهُمَآ اَکْبَرُ ismuhuma akbar  yakni dosanya atau kerugiannya lebih besar, sehingga kalian akan menerima hukuman. Dosa ini demikian rupa akibatnya sehingga jika kalian telah berbuat satu kali, kalian akan terus melakukan perbuatan dosa-dosa berikutnya. Perbuatan dosa itu secara disengaja akan terus dilakukannya. Seorang menjadi pemabuk karena telah dirasuk oleh kebiasaan melakukan kedua perbuatan itu. Dan ia akan menjadi pemberontak sehingga menjadi layak untuk menerima hukuman. Kedua benda itu (judi dan arak) demikian buruknya sehingga manusia membuat hartanya yang suci bersih itu menjadi sia-sia. Bahkan bukan hanya mensia- siakan harta bersihnya itu bahkan orang pemain judi itu hartanya yang haram-pun disatukan dengan hartanya yang toyib akhirnya menjadi haram semua. Atau dia membuat hartanya sendiri menjadi sia-sia. Seorang peminum arak juga mensia-siakan hartanya dan membinasakan kesehatan badannya.

Didalam Alqur’anul Karim Allah swt telah menjelaskan larangan-Nya bahwa arak, judi dan panah undi untuk mengadu nasib adalah amal perbuatan syaitan, yang menghalangi manusia untuk beramal saleh dan untuk meraih alkhlaq yang tinggi. Bahkan menghalangi manusia dari melakukan ibadah kepada Allah swt. Didalam Surah Al Maidah ayat :  91- 93 Allah swt berfirman sebagai berikut :

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَاْلاَنْصَابُ وَاْلاَزْلاَمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ‏ – [5:91] يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَـٰمُ رِجۡسٌ۬ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَآءَ فِىْ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَعَنِ الصَّلٰوةِ‌ۚ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ‏[5:92] إِنَّمَا يُرِيدُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ أَن يُوقِعَ بَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٲوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ فِى ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِ وَيَصُدَّكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِ‌ۖ فَهَلۡ أَنتُم مُّنتَہُونَ

اَطِيْعُوْا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْا الرَّسُوْلَ وَاحْذَرُوْا‌ۚ فَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْۤا اَنَّمَا عَلٰى رَسُوْلِنَا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ‏

Artinya : Hai orang-orang yang beriman ! Sesungguhnya arak dan judi dan berhala-berhala dan panah-panah undi adalah suatu kekejian dari perbuatan syaitan. Maka jauhilah semua itu agar kamu terpelihara. Sesungguhnya syaitan hanya ingin menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu melalui arak dan judi, dan hendak menghalangi kamu dari berzikir kepada Allah dan dari menunaikan salat. Apakah kamu akan berhenti ? Dan ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul ini dan berlakulah hati-hati. Dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan perkara ini dengan jelas.

Sekarang dinegeri-negeri Barat ini judi dan arak sudah menjadi adat kebiasaan yang bebas dan nyata. Dimana terdapat larangan, disana manusia secara diam-diam melakukannya juga, bermain judi dan minum arak. Disetiap tempat dinegeri Barat ini bukan hanya sudah menjadi adat kebiasaan melainkan dipromosikan juga dengan berbagai macam cara kepada masyarakat demi kepentingan bisnis. Dibanyak Service Station atau disetiap Store yang besar-besar dipasang mesin-mesin Judi sehingga public bisa bermain judi dengan cara-cara tertentu. Sejauh mana tentang Syirik, jika tidak ada berhala berupa patung buatan, maka banyak sekali berhala-berhala secara tersembunyi didalam hati manusia. Sekalipun manusi telah beriman namun mereka tidak menghiraukan akan perkara-perkara yang bisa merusak iman mereka. Berhala-berhala itu menghalangi manusia dari beribadah dan dari menunaikan salat. Syirik yang tersembunyi itu sangat berbahaya menjadi penghalang bagi manusia dari bermacam ibadah kepada Allah swt. Selain itu banyak manusia yang mengadu nasib melalui panah undi. Pada zaman sekarang manusia bermain Lotry untuk mengadu nasib mereka. Tiket-tiket Lotry dibeli dengan senang dan mudah. Padahal benda itu haram. Allah swt telah menjelaskan bahwa semua itu adalah perbuatan syaitan. Jadi, sudah menjadi tugas seorang mukmin sejati untuk menunjukkan istiqamah didalam menunaikan ibadah dan menunjukkan istiqamah didalam melakukan amal-amal saleh, dan menunjukkan istiqamah didalam menjaga diri dari keburukan-keburukan. Dan istiqamah ini akan timbul apabila manusia menaruh perhatian penuh kepada ibadah dan zikir kepada Allah swt. Dan untuk meningkatkan taqwa serta untuk mencegah diri dari macam-macam perbuatan dosa Allah swt telah memerintahkan didalam Alqur’anul Karim sebagai berikut :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى اْلاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ‌ وَاتَّقُوْا اللّٰهَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan takutlah kamu kepada Allah, sesungguhnya hukuman Allah sangat keras. (Al Maidah : 3) Inilah dasar ajaran Islam. Sebelumnya telah diperingatkan agar manusia jangan terpedaya oleh perbuatan melampaui batas, kemudian manusia diharuskan selalu saling tolong- menolong dalam perbuatan baik dan taqwa. Dasar taqwa terdapat dalam diri seorang mukmin. Jadi, dalam melakukan amal kebaikan yang disertai dengan taqwa, kerjasama untuk itu harus selalu dipelihara. Dan taqwalah yang membuat benih-benih kebaikan bagi manusia. Jika seorang mukmin harus mengulangi sesuatu kebaikan maka ia harus menaruh perhatian penuh terhadap kebaikan-kebaikan itu. Dan jika manusia harus menjauhkan diri dari sesuatu, maka dosa dan perbuatan melampaui batas harus dijauhinya. Bukanlah perangai seorang mukmin mudah terlibat dalam keburukan atau dosa. Perbuatan dosa yang dilakukan secara disengaja, menimbulkan keinginan untuk melakukannya kembali bagi pelaku pelampau batas. Pelaku pelampau batas tidak sadar apa yang tengah dia lakukannya itu. Dia melakukan kezaliman sampai diluar batas. Allah swt berfirman, jika kamu sekalian tidak berhenti melakukan itsm atau dosa secara berlebihan, maka ingatlah bahwa Allah swt sangat keras dalam menghukum.

Sekalipun ajaran Islam ini begitu indahnya namun tetap saja orang-orang anti melakukan tuduhan-tuduhan buruk terhadap Islam bahwa Islam dikembangkan dengan kekerasan dan kezaliman, Islam mengajarkan kekerasan yang berlebihan atau melampaui batas dan dari sekarang sampai nantipun akan terus ada saja usaha-usaha penentang untuk menghina Islam seperti itu. Akan tetapi jika kita perhatikan pada zaman sekarang ini apa yang tengah terjadi dengan negara-negara Barat ini. Di Iraq tengah mereka lakukan kezaliman yang sangat hebat begitu juga dibeberapa negara lainnya. Kita sudah mendengar melalui penyelidikan-penyelidikan umum secara cermat (Chilcot Inquiry) tentang kezaliman yang tengah mereka lakukan di Iraq. Banyak sekali orang-orang telah membenarkan hasil penyelidikan itu bahwa perang di Iraq itu perbuatan zalim dan kezaliman itu tengah berjalan terus. Sekalipun hal itu benar-benar perbuatan zalim namun diantara mereka ada juga yang mengatakan bahwa tindakan perang disana itu tepat sekali dan harus dilakukan demikian. Akan tetapi Islam mengatakan : Tidak ! Hal itu bukanlah perbuatan atas dasar taqwa. Perbuatan itu semata-mata kesalahan kalian. Jika kalian mempunyai asas taqwa terimalah kesalahan itu ! Disana diperlukan usaha-usaha damai yang bersih dan diperlukan peningkatan untuk berbuat kebaikan. Kebaikan harus dikembangkan berdasar atas taqwa. Setiap pribadi harus menghentikan kezaliman itu. Jika tidak dilakukan demikian maka dipandangan Tuhan kalian patut dijatuhi hukuman. Apabila suatu perbuatan baik telah ditegaskan terhadap orang-orang lain untuk dilakukan maka terhadap kaum sendiripun harus tegas untuk diberlakukan dengan baik.

Hazrat Masih Mau’ud a.s. memberi nasihat kepada Jema’at beliau sebagai berikut : “  Peraturan harus dipegang yaitu saudara-saudara yang lemah harus ditolong. Dan mereka harus dibantu supaya menjadi kuat. Betapa tercelanya perbuatan seorang yang tahu berenang terhadap temannya yang tidak tahu berenang. Jika orang yang tidak bisa berenang itu tidak dia tolong sebelum tenggelam atau dibiarkan ia tenggelam? Kewajiban dialah untuk menyelamatkan temannya itu agar tidak tenggelam. Itulah sebabnya didalam Alqur’an Allah swt berfirman :  وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى maksudnya tanggunglah beban saudaramu yang lemah, bantulah didalam amal mereka yang lemah, dalam iman mereka dan dalam harta atau ekonomi mereka yang lemah. Obatilah kelemahan phisik mereka juga. Suatu Jema’at tidak dapat dikatakan Jema’at sejati jika orang-orangnya yang mempunyai kekuatan tidak memberi perlindungan terhadap orang-orang yang lemah. Dan caranya harus dilakuakn dengan menutup-tutupi keadaan mereka. Sebagaimana para Sahabat telah mendapat tarbiyyat demikian baik dari Rasulullah saw, beliau bersabda, apabila kalian melihat suatu kelemahan orang-orang yang baru masuk Islam jangan kalian langgsung menegurnya, karena kalianpun dahulu lemah seperti mereka itu. Demikianlah pula orang-orang besar dan kuat keadaannya harus menolong orang-orang kecil dan lemah dan berlakulah terhadap mereka dengan penuh kecintaan dan lemah-lembut. Ingatlah ! Suatu Jema’at tidak dapat dikatakan Jema’at sejati yang orang-orangnya saling baku-hantam satu sama lain. Dan apabila kalian duduk bersama-sama maka saudara-saudara-mu yang miskin harus dihormati dan dihargai. Jangan mengkritik mereka, jangan memandang hina terhadap mereka yang lemah dan miskin. Dalam persatuan (ijma) terdapat kekuatan dan kesatuan yang kokoh sehingga menimbulkan kecintaan satu sama lain dan mendatangkan banyak berkat. Mengapa kekuatan-kekuatan akhlaq tidak bisa dikembangkan sebagaimana mestinya, sebab hal itu baru bisa dikembangkan apabila rasa simpaty, kecintaan dan saling mema’afkan serta saling hormat antar sesama telah dibiasakan. Dan kelemahan-kelemahan orang lain harus ditutupi jangan disiar-siarkan. Jangan melakukan tindakan keras terhadap kesalahan-kesalahan kecil tak berarti, sehinga membuat perasaan orang terluka dan sakit hati. Keutuhan Jema’at akan terwujud apabila sebagian dari mereka berlaku simpaty tehhadap yang lain dan saling menutupi kesalahan orang. Apabila suasana sudah tercipta seperti itu maka kalian akan menjadi satu wujud yang saling berdampingan satau sama lain. Dan kalian akan menganggap orang lain lebih baik daripada diri kalian sendiri. Allah swt telah mengingatkan para sahabah berkat-berkat dan nikmat persaudaraan yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka. Jika seandainya mereka membelanjakan sebongkah mas sebesar bukit sekalipun demi meraih persaudaraan ditengah-tengah mereka tidak akan dapat diperoleh seperti yang mereka peroleh berkat mengikuti Rasulullah saw. Demikian pula Allah swt telah menegakkan silsilah Ahmadiyah ini serupa dengan keadaan silsilah dizaman Rasulullah saw dan menciptakan persaudaraan yang sama seperti dizaman itu. Itulah akhlaq yang luhur yang dapat meningkatkan kebaikan dan taqwa manusia dan mencegah pebuatan dosa dan menghentikan perbuatan aniaya. Apabila qurub Allah swt telah diperoleh berkat menunaikan ibadah-ibadah kepada-Nya maka akhlaq yang luhur itu akan selalu mengingatkan manusia untuk menyempurnakan hakukullah dan hakukul ibad.”

Untuk mengingatkan manusia kepada keburukan-keburukan yang lebih besar Allah swt  berfirman :

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ‌ وَّلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا‌ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّاْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ‌ؕ وَاتَّقُوْا اللّٰهَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْم

Artinya : Hai orang-orang yang beriman ! Jauhilah banyak berprasangka, karena sebagian prasangka itu adakalanya merupakan dosa. Dan janganlah kamu saling memata-matai, dan janganlah pula sebagian kamu mengumpat sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari antara kamu memakan daging saudaranya yang mati? Tentu kamu akan merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesunguhnya Allah berulang-ulang menerima taubah dan Maha Penyayang. (Al Hujarat ayat 13) .

Allah swt ingin menciptakan suasana saling cinta-mencintai dan kasih-sayang diantara sesama orang-orang mukmin. Dan hal itu dapat tercipta dengan mengembangkan prasangka baik. Maka, Allah swt berfirman, jauhilah prasangka buruk ! Sebab prasangka buruk membawa manusia kepada dosa. Prasangka buruk tidak hanya mencelakakan manusia terhadap dirinya sendiri bahkan ia merupakan sebuah dosa yang dapat merusak kedamaian masyarakat. Oleh sebab itu Allah swt telah menyatakannya sebagai dosa yang sangat besar. Kadang-kadang manusia berbuat dosa itu untuk memuaskan rasa egoisme-nya. Selanjutnya Tuhan berfirman, janganlah kamu saling memata-matai. Kadang-kadang perbuatan memata-matai juga timbul karena prasangka buruk tersimpan didalam hati manusia. Apabila manusia tengah memata-matai orang lain dan sesudah itu ia tidak melihat suatu yang ia sangka itu, maka berita apapun yang ia peroleh dari orang lain dia jadikannya dasar prasangka yang akibatnya dapat meningkatkan lebih banyak prasangka buruk. Kadang-kadang manusia menjadi buta dalam melakukan prasangka buruk itu sehingga sangat menghairankan orang-orang yang menyaksikannya. Banyak orang-orang besar yang terpelajar juga, ada orang-orang yang sedang berkhidmat kepada Jema’at juga yang melakukan prasangka buruk demikian rupa sehingga seorang perempuan jahilpun tidak pernah melakukannya. Tuduhan yang sekecil-kecilnyapun telah dimuatkan didalam benaknya bahkan ia menganggapnya tidak ada perkara yang lebih besar dari itu dalam kehidupannya, dan akibatnya tidak hanya menyebabkan hambatan dalam pekerjaannya karena buah pemikirannya itu bahkan ia telah menyulitkan bagi kehidupannya sendiri bahkan orang yang menjadi sasaran tuduhannya-pun dibuatnya susah dalam menjalani kehidupannya. Dan kadangkala perkara sperti ini sampai juga kepada saya. Dan apabila diselidiki keadaan sebenarnya tidak terdapat sesuatu masalah yang dituduhkannya itu kecuali perkara kecil saja. Banyak perkara yang sipatnya mengambang tidak ada kaitannya secara langsung dengan orang yang dituduhnya itu. Tuduhan didengar dari sana-sini oleh orang yang bertabiat suka memata-matai orang. Lalu timbul keinginan untuk mendapat berita lebih banyak lagi tentangnya. Apabila sudah diperolehnya mulailah ia bangkitkan dan ia ceritakan kepada yang lain sehingga kehidupan orang yang dituduhnya itu menjadi terganggu dan susah. Sebab dalam lingkungan dimana ia tinggal setiap orang akan menilainya sebagai orang yang pelaku dosa besar. Kadangkala ia tinggal diam-diam dan sembunyi karena malu apabila keadaan sudah menjadi demikian. Bagaimanapun prasangka buruk itu merupakan dosa besar yang Allah swt dengan keras telah melarangnya. Setiap orang Ahmadi harus menjauhkan diri dari padanya. Selain itu Ghibat juga sebuah dosa. Dengan perbuatan itu kedamaian menjadi hilang dan timbul suasana tidak aman dikalangan masyarakat. Sambil membenci perbuatan buruk demikian Allah swt berfirman : Kalian dengan senang melakukan ghibat, kalian menganggapnya perkara kecil, akan tetapi ingatlah ! Sesungguhnya hal itu perbuatan yang sangat tidak disukai seperti jijiknya kalian jika memakan daging saudara kalian yang sudah mati. Dan siapakah yang tidak merasa jijik memakan daging atau bangkai saudaranya yang sudah mati? Ghibat artinya menceritakan keburukan sesorang dihadapan orang lain. Jadi, jika kalian menghendaki kedamaian tentang orang yang kalian tuduh itu, maka berilah penjelasan kepadanya secara empat mata supaya ia memperbaiki diri. Dan jika ia tidak mau menaruh perhatian dan tidak bersedia memperbaiki diri maka serahkan perkaranya kepada Pengurus Jema’at melalui Amir Sahib. Banyak orang yang mengadukan tuduhan atau complain kepada Pengurus namun setelah pengaduan itu dibahas bukan mendatangkan perbaikan pada dirinya bahkan semakin berani menunjukkan kelemahan-kelemahan yang terdapat didalam hatinya. Dan kebanyakan orang-orang yang menyampaikan tuduhan-tuduhan atau complain itu tidak menuliskan namanya. Hanya menuliskan dibawahnya “ Wassalam dari Seorang Ahmadi atau  Yang Simpaty dan sebagainya. Atau menuliskan nama dan alamat yang tidak jelas dan tidak ada wujudnya, ini semua perbuatan tidak benar.

Huzur bersabda, tujuan mereka itu semata-mata untuk menuduh apa yang terdapat didalam hati saya dan tuduhan mereka itu tidak berhasil. Dengan tidak menuliskan nama sipenulis itu menunjukkan bahwa mereka itu betul-betul tidak simpaty bahkan tujuannya hanyalah untuk menjatuhkan kehormatan seseorang. Pada umumnya surat-surat anonim (surat tak jelas penulisnya) tidak dilayani. Tugas saya adalah pertama-tama untuk memeriksa jika ada complain (tuduhan) melalui kaki tangan saya, apa perkaranya. Namun jika nama penulisnya tidak dicantumkan maka perkaranya tidak dapat diperiksa atau diusut. Akan tetapi apabila suatu hukuman telah dijatuhkan kepada seseorang, sedikitpun saya tidak mempunyai rasa benci atau berubah perasaan terhadapnya. Bahkan sebaliknya saya merasa prihatin mengapa seorang Ahmadi menerima hukuman. Bagaimanapun setiap Ahmady harus selalu ingat akan firman Allah swt : وَاتَّقُوْا اللّٰهَ‌ bertaqwalah selalu kepada Allah !    تَوَّابٌ رَّحِيْم اِنَّ اللّٰهَ  Sesunguhnya Allah berulang-ulang menerima taubah dan Maha Penyayang. Orang-orang yang mempunyai adat kebiasaan melakukan ghibat, berprasangka buruk atau memata-matai orang harus memeriksa keadaan hatinya dan takutlah kepada Allah, mintalah ampun kepada Allah dari dosa-dosanya. Allah swt berfirman, jika kamu datang kepada-Ku dengan penyesalan atas dosa-dosa-mu maka  Aku akan kabulkan taubah kamu. Dan Aku akan berlaku belas kasih padamu.

Hazrat Masih Mau’ud a.s bersabda : “ Perbuatan huru-hara dimulai apabila manusia sudah terbenam dalam pikiran prasangka buruk dan keraguan. Jika manusia berprasangka baik dalam setiap urusan ia akan mendapat taufik untuk berbuat kebaikan. Jika pada taraf pertama langkahnya sudah salah maka untuk mencapai tujuan akhir yang baik sungguh susah sekali. Prasangka buruk terhadap orang lain adalah perbuatan yang sangat tercela sekali yang membuat manusia terlepas dari banyak sekali kesempatan untuk berbuat kebaikan. Dan lambat laun perbuatan buruk sangka itu memicu manusia untuk  berprasangka buruk terhadap Allah swt.” Beliau bersabda lagi : “  Prasangka buruk memotong akar kebaikan. Oleh sebab itu kalian jauhilah prasangka buruk itu. Dan banyak-banyaklah memanjatkan do’a untuk mencapai martabat siddiq (benar) yang sempurna. Banyak dosa-dosa yang sifatnya sangat halus sekali sehingga manusia mudah terlibat didalamnya. Dosa seperti itu tidak nampak. Sejak anak muda sampai menjadi tua-pun tidak merasa bahwa ia telah melakukan dosa itu. Sebabnya sudah menjadi adat kebiasaan dengan dosa itu. Misalnya sudah biasa memata-matai orang, berburuk sangka kepada orang. Orang seperti itu menganggap perbuatan buruk itu perkara sangat kecil sekali. Padahal Alqur’anul Karim telah menganggapnya sebuah dosa yang sangat besar sekali. Oleh sebab itu Allah swt berfirman :

        اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّاْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا

Sukakah salah seorang dari antara kamu memakan daging saudaranya yang mati?

Allah swt marah terhadap orang yang mengucapkan perkataan yang membuat saudaranya merasa dihina. Atau ia melakukan sesuatu perbuatan yang menimbulkan rasa tidak senang dihatinya.Seorang yang berkata tentang saudaranya yang membuat erbukti kejahilan dan kedunguannya atau tentang adat kebiasaannya secara diam-diam dia membangkitkan kebencian dan permusuhan terhadapnya, itu semua adalah perbuatan buruk sekali.

Semoga Allah swt melindungi kita semua dari berbagai macam perbuatan dosa, dan semoga Dia memberi taufik kepada kita untuk melakukan banyak kebaikan dan semoga kita semua menjadi orang-orang yang setia mengamalkan hukum-hukum-Nya dan semoga Dia menjadikan kita pewaris surga keridhaan-Nya. Amin !!

Akhirnya Huzur mengumumkan telah disyahidkannya seorang Ahmadi yang bernama Sami Ullah sahib penduduk Shehzadpur,district Sangher, Pakistan. Beliau disyahidkan pada tanggal 3 Februari 2010 di Shehzadpur ketika beliau dalam perjalanan pulang kerumah setelah menutup kedai (Toko) barang-barang electrik pada petang hari. Ditengah jalan beliau dihadang oleh dua orang penunggang motor yang seorang diantaranya menembak kepala beliau dengan senjata api. Umur beliau 53 tahun dan telah banyak sekali berkhidmat diberbagai bidang didalam Jema’at. Beliau seorang Moosi, mempunyai dua orang isteri, seorang di Canada dan seorang lagi tinggal bersama beliau di Shehzadpur. Semoga Allah swt menempatkan ruh beliau didalam Surga Firdaus dan memberi kesabaran kepada keluarga yang ditinggalkan dan semoga Tuhan menjadi Penjaga da Pelindung mereka. Amin !!

Alihbahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri,

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.