Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad,
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
4 Juli 2003 di Dgadugu,Burkinapasu Afrika Barat
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ[، آمين.
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Ayat yang saya tilawatkan ini terjemahannya sbb: Pada saat itu Zakariya berdoa pada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang suci. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar do`a”. Ali Imran 39
Dalam menafsirkan ini Hadhrat Muslih Mauud r.a. bersabda:
“ Setelah mendengar dari ucapan Hadhrat Mariam bahwa Allah memberikan segala sesuatunya; nikmat-nikmat inipun Allah-lah yang telah menganugerahkan, timbul rasa pilu/sedih di dalam hati Hadhrat Zakaria dan terfikir olehnya bahwa jika memang pada kenyataannya demikian bahwa segala sesuatunya Allah yang menganugerahkan dan seorang gadis kecil pun inilah yang dia katakan, saya ini kan orang mengerti dan berpengalaman,maka kenapa saya tidak yakin bahwa segala sesuatunya Tuhan-lah yang menganugerahkan. Maka
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ
(disanalah Zakaria berdoa pada Tuhan-Nya) Setelah mendengar jawaban ini timbul perhatian di dalam diri Hadhrat Zakaria bahwa sayapun harus memohon pada Tuhan apa-apa saja barang-barang keperluan saya. Di rumah saya pun tidak ada anak/Sayapun tidak mempunyai anak. Jika di rumah saya ada anak yang seperti Maryam dan saya menanyakan padanya bahwa barang/makanan ini siapa yang memberikan padamu kemudian lalu dia menjawab bahwa Tuhan yang telah memberikan,maka sebagaimana dengan mendengar kata –kata Maryam hati saya gembira,demikian pula dengan mendengarkan kata-kata anak saya hati saya tentu akan gembira. Jadi Hadhrat Maryam menjadi sebuah faktor penggerak/pendorong untuk berdoa pada Tuhan untuk kelahiran Hadhrat Yahya dan dengan demikian secara tidak langsung sejauh sesuai dengan nubuatan Tuhan bahwa Hadhrat yahya a.s. datang sebagai irhash pembuka jalan (asas) bagi kedatangan Isa a.s. , disana Hadhrat Maryam yang merupakan ibu Hadhrat Hadhrat Isa Al-Masih a.s. menjadi irhash/asas pembuka jalan untuk kelahiran Hadhrat Yahya a.s. Maka Allah mendengar doa Hadhrat Zakaria dan lahir lah seorang putra di rumah beliau,yakni istri beliau melahirkan seorang anak laki-laki(Yahya).” Tafsir Kabir jilid 5 hal 119
Doa Hadhrat Zakaria ini Al-Quran telah abadikan untuk selama-lamannya dalam surah Al-Anbiya ayat 90 . Doa itu adalah :
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
Dan (ingatlah kisah) Zakariya, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkau-lah Waris Yang terbaik.
Mengenai keterangan pengabulan doa beliau disebutkan dalam surah Maryam ayat 8 Allah berfirman:
يَازَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan kelahiran seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang senama dengan dia.
Kemudian dengan berkat doa akan hal anak yang dianugerahkan pada beliau keistimewaan-keistimewaannya diterangkan mulai dari ayat 13 surah Maryam sampai ayat 16 yang terjemahannya sbb:
“Hai Yahya ! berpegang teguhlah pada Kitab (Taurat) dengan sungguh-sungguh. Dan Kami memberikan hikmah padanya selagi ia masih kanak-kanak. Dan kami telah menganugerahkan dari sisi kami kelembutan hati dan kesucian dan dia seorang yang saleh dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. Maryam 13-16
Hadhrat Muslih Mauud dalam kaitan ini bersabda:
“ Betapa lembutnya doa ini dan betapa disini segenap aspek doa terpenuhi. Doa itu jika kita terangkan dalam kata-kata kita maka akan menjadi demikian bentuknya: Hai Tuhan-ku ! kekuatanku telah menjadi lemah,wajah lahiriahku telah memar/mulai keriput; saya senantiasa telah terbiasa dengan kasih saying dan kelembutan kebesaran-Mu. Oleh karena itu saya tidak pernah menemui rasa putus asa dan kegagalan. Telah terlahir kebiasaan manja di dalam diriku (di hadapan-Mu. ) Keluargaku berprilaku buruk dan mereka tengah menunggu posisi penting untuk mewarisi kedudukan dan warisanku sesudah matiku. Istriku mandul. Atas semua sebab dan musabbab itu saya datang untuk memohon kepada-Mu bahwa hai Tuhan-ku ! anugerahkanlah padaku seorang anak,anak yang sependapat/se alur denganku dan menjadi rekanku,dan berilah padaku anak yang akan hidup sesudahku dan akan menjaga keluargaku dan berilah anak sedemikian rupa yang dapat menampilkan akhlak –akhlakku dan akhlak-akhlak ya’kub dan Ishak , seolah-olah yang tidak hanya menghidupkan namaku bahkan menghidupkan nama nenek moyangku dan jangan hanya menjadi penyebab kegembiraan bagi manusia bahkan hai Rabb-ku ! diapun juga menjadi penyebab/faktor keredhaan Engkau /membawa keredhaan Engkau”. Tafsir Kabir jilid 5 hal 125
Kini, ini merupakan doa yang mana setiap orang dari antara kita seyogianya melakukannya dan hati setiap orang menghendaki untuk memanjatkannya untuk mendapatkan anak-anak yang saleh ; dan kemudian pada waktu kelahiran anak-anak juga dan sesudah kelahirannya juga seyogianya terus menerus mendoakan untuk mereka supaya menjadi anak yang saleh dan itaat dalam beragama, sebab doa-doa orang tua selalu menjadi sempurna bagi anak-anak. Dan inilah yang Allah ajarkan dan nasehatkan pada kita. Disini secara sekilas saya ingin sebutkan. Meskipun secara sepintas namun menurut saya merupaka sebuah bagiannya juga bahwa jika doa-doa ke dua orang tua sempurna dalam corak yang baik, maka dimana seorang anak itu merupakan anak yang durhaka pada orang tuannya maka untuk mereka doa itu menjadi sempurna dalam corak yang buruk. Jadi seyogiannya senantiasa takut pada doa orang tua seperti itu. Sejumlah anak-anak terkait dalam urusan harta benda atau dalam urusan apapun mereka tampa malu-malu berdiri di hadapan orang tua mereka. Dari berbagai kalangan orang-orang terus menerus menulis surat, karena itu terkadang kondisi aneh berbahaya ini muncul kepermukaan. Dari segi itu anak-anak seperti itu seyogianya memperhatikan ajaran seperti itu bahwa Rasulullah saw secara khusus menyuruh memperlakukan ibu dengan baik dan beliau memerintahkan bahwa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik adalah ibumu.
Terkait dengan perintah Al-Quran bahwa janganlah mengatakan uf/berkta keras pada kedua ibu bapak , ini karena jika kamu ditimpa suatu kesusahan dan kamu menganggap bahwa hak kamu tengah dirampasnya atau ibu bapak kamu memperlakukan sikap yang tidak baik terhadap kamu, maka kamu tetap jangan bicara /melawan di hadapannya,kalau tidak seorang tentu tidak gila/tidak terbayangkan bahwa sang anak terus menerus medapatkan faedah dari ibu bapak dan ibu bapak terus menerus memenuhi segenap keinginan anaknya lalu sang anak durhaka terhadap kedua orang tuanya atau mengatakan kata-kata yang tidak senonoh padanya. Orang tidak tidak akan dapatkan membayang kan hal seperti itu. Maka sebagaimana saya sebelumnya telah sebutkan bahwa banyak sekali ibu bapak menulis tentang pembangkangan anak-anak mereka dalam surat-surat. Dalam kaitan ini sejauh terkait kewajiban ibu bapak, kewajiban yang paling besar adalah bahwa mulai dari kelahiran sampai nafas yang terakhir teruslah memanjatkan doa supaya anak memiliki fitrah yang baik dan menjadi anak yang saleh dan jangan terus mengiyakan kata-katanya yang benar maupun yang buruk dan janganlah mendidik anak anak dan merawatnya dengan niat bahwa dia akan mewarisi harta benda kita sebagaimana selanjutnya saya akan sebutkan dalam kutipan-kutipan Hadhrat Masih Mauud a.s. Tetapi anak-anakpun seyogiannya takut pada Tuhan bahwa perhatikanlah hak-hak ibu ibu mereka dan bapak-bapak mereka. Jangaan sampai terjadi bahwa besok anak-anak mereka sedemikian rupa berani berdiri melawan di depannya; sebab, hari ini jika ini tidak difahami dan tidak mencegah hal ini maka rankaian syaithan tidak akan pernah berhenti dan besok inilah perlakuan yang akan terjadi juga dengan dirinya. Semoga Allah melindungi kita dari itu semua dan generasi Ahmadiyah seterusnya lebih dari sebelumnya mereka menjadi penegak agama dan merupakan generasi yang menunaikan hak-hak kewajiban mereka.
Hadhrat Masih Mauud dalam mendoakan untuk anak-anak beliau bersabda:
“ Anak-anakku yang merupakan anugerah Engkau, segenap mereka saya ingin melihatnya menjadi orang saleh lagi suci
Beliau berdoa juga untuk nikmat-nikmat dunia tetapi lebih dari semuanya beliau berdoa ini:
Hai Allah ! Semoga kiranya saya melihat mereka semuannya menjadi orang yang bertaqwa tatkala tiba saat kepergian saya
Durrussamiin Urdu hal 48-49