Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad,
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
20 Februari 2004 di Masjid Baitul Futuh, London, UK
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ[، آمين.
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Ali-Imran 135
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.)
Apabila dalam masyarakat tanggapan atau perasaan akan keburukan-keburukan sudah lenyap, maka setiap orang yang tinggal dalam masyarakat seperti itu pasti sedikit banyak akan terpengaruh dan perasaan terkait dengan pribadi masing-masing dan hak-hak pribadi menjadi sangat besar sehingga sedikitpun tidak ingin memaafkan kekeliruan orang lain; karena itu, perhatikanlah dalam masyarakat dewasa ini, pabila seseorang sedikit saja terlibat dalam suatu kesalahan maka terjadi keributan, hingga baik dari pihak salah seorang kerabatnya sekalipun dan sejumlah orang sama sekali tidak siap untuk memaafkan. Oleh sebab itulah timbul keretakan antara suami dan istri, pertengkaran terjadi antara saudara laki dan saudara perempuan, pertengkaran antara tetangga dengan tetngga, perselisihan antara sesama pemegang modal dalam sebuah perusahaan dan antara sesama petani dengan petani, sehingga terkadang seorang musafir tidak mengenal siapa-siapa karena akibat hal-hal kecil sekalipun terjadi pertenkaran. Misalnya, pundak seorang pejalan kaki terkena senggolan akibat keramaian atau karena suatu sebab lainnya atau seseorang terkena kaki maka segera yang lain wajahnya menjadi merah padam lalu keluar ucapan kasar , kemudian orang yang keduapun akibat dia juga merupakan produk zaman ini di dalam dirinya pun tidak ada kemampuan untuk menahan sabar yang akibatnya gayungpun bersambut lalu membalikkan ucapan itu sebagai jawaban padanya. Dan terkadang kasusnya menjadi berkembang dan terus berkembang hingga berakhir dengan perkelahian dan pertumpahan darah.
Kemudian anak-anak saat bermain pun berkelahi lalu yang dewasapun tampa sebab ikut terlibat membela sehingga akibatnya yang besarpun ikut terlibat di dalamnya, semoga Allah melindungi. Ketidak- sabaran masyarakat dan pengaruh tidak memaafkan ini secara tidak terasakan juga menjangkiti anak-anak.
Pada beberapa hari yang lalu seorang kolumnis menulis di sebuah rubrik bahwa seorang bapak, yakni seorang temannya menjual senjatanya hanya karena di RT nya dalam perkelahian antar anak-anak ,anaknya yang berumur 10-11 tahun tatkala sedang berkelahi dengan teman sebaya nya ,maka orang-orang ikut merelainya. Sesudah itu anak itu pulang ke rumah lalu mengambil pistol atau senjata lain bapaknya lalu keluar untuk membunuh teman sebayanya itu. Dia menulis, syukur pistolnya tidak jalan,jiwanya selamat. Tetapi lingkungan ini dan prilaku orang-orang seperti ini berpengaruh pada anak-anak. Dan kondisi masyarakat ini sama sekali tidak dapat sabar untuk memaafkan, samasekali tidak terbiasa; dan pristiwa yang saya terangkan ini adalah pristiwa yang terjadi di Pakistan, tetapi di Eropa juga banyak pristiwa-pristiwa serupa itu yang contoh-contohnya kita dapatkan dan terkadang dimuat juga dalam surat-surat kabar. Nah, apabila serupa ini kondisinya maka cermatilah betapa besarnya tanggung jawab seorang Ahmadi. Perlu upaya yang sangat keras untuk melindungi diri sendiri dan melindungi genersi muda kita dari masarakat yang telah dihinggapi penyakit akhlak seperti itu. Dan untuk kita betapa menjadi sangat pentingnnya bagi kita berupaya mengamalkan ajaran Al-Quran secara utuh.
Ayat yang telah saya tilawatkan ini, di dalamnya Allah berfirman : Orang-orang yang membelanjakan harta mereka dalam kondisi rezekinya murah dan sejahtera dan juga dalam keadaan sulit juga,dan dia merupakan sosok yang menahan marahnya dan memaafkan orang lain dan Allah mencintai orang yang berbuat ihsan /kebaikan.
Di dalam ayat ini dalam kaitan dengan orang-orang yang berbuat ihsan Dia memberitahukan bahwa apabila kamu tidak melihat, apakah keperluan-keperluan kamu cukup atau tidak, kamu dalam kondisi ekonomi baik atau tidak, dan dalam setiap kondisi kalian akan mulai memperhatikan saudara-saudara kalian, maka akan lahir ruh untuk melakukan kebaikan; dan kemudian bersabda bahwa akhlak yang besar adalah pabila dapat menahan marah dan memperlakukan orang-orang dengan maaf dan memaafkan mereka. Jadi Allah berfirman:Apabila kalian berupaya bersikap femaaf dan membiasakan diri memberi maaf, dengan niat supaya jangan berkembang fitnah dalam masyarakat ,dengan maksud dengan sikap kamu itu orang yang kamu maafkan itu menjadi baik,maka Allah berfirman bahwa Saya mencintai orang-orang yang seperti itu.
Dalam masyarakat dewasa ini, di mana disetiap arah nampak kondisi orang-orang bersifat masing-masing/acuh tak acuh, hanya mementingkan diri sendiri , akhlak –akhlak yang disebutkan tadi pada pandangan Allah tambah merupakan akhlak yang sangat dinyatakan disukai dan hari ini jika ada yang dapat menunjukkan itu maka itu adalah orang-orang ahmadi. Yang mana untuk menjabarkan segenap perintah-perintah itu telah memperbaharui baiatnya di tangan imam zaman pada saat ini. Allah dengan memperhatikan pentingnnya sifat pemaaf, di berbagai tempat di dalam Al-Quran telah memberikan perintah-perintah berkaitan dengan itu dan berkenaan dengan berbagai perkara /perintah dalam berbagai surat. Saya akan menyampaikan satu dua misal lagi.
Allah di tempat lain dalam Al-Quran berfirman
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ –Surat Al-A’raf 200 (Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh). Yakni maafkanlah, perintahkanlah pada kebaikan dan menjauhlah dari orang-orang jahil. Disini berfirman, gunakanlah sifat pemaaf dan perintahkanlah untuk melakukan kebaikan dan jika melihat perkara yang keliru , maka maafkanlah dan janganlah tergesa-gesa marah lalu menimbulan pertikaian dan bersama itu pula bagi yang melakukan pelanggaran berilah pengertian dengan tenang bahwa lihatlah,apa yang baru kamu ucapkan itu tidak tepat /layak dan jika dia tidak berhenti maka merupakan orang yang jahil/dungu,untuk kamu sepatutnya tinggalkanlah dia,biarkanlah dia pada kondisinya. Lihatlah betapa indahnya perintah ini dan jika dalam corak apapun dilakukan maaf maka tidak akan mungkin dalam masyarakat terjadinya fitnah dan kerusuhan. Tetapi disini kemudian timbul masaalah bahwa jika demikian maka para penebar fitnah dan pelaku tindak kerusuhan akan mendapatkan angin segar dan leluasa sepenuhnya. Dan mereka akan terus menjadi malapetaka bagi orang-orang yang mencintai kedamaian dan orang-orang yang memiliki tatakerama /beradab akan tersingkir. Tidaklah dapat difahami pabila para pelaku tindak kerusuhan tetap berada dalam masyarakat lalu terus melakukan aktivitasnya , perbaikan terhadap mereka seyogianya harus ada dan jika dengan perlakuan maaf kamu tidak menjadikan mereka baik maka untuk tujuan perbaikan mereka Allah pun tidak melepaskan orang-orang seperti itu.
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Surat As-syura 41 Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa mema`afkan dan berbuat baik maka pahalanya ada pada /atas tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang aniaya.
Kini, jelas bahwa tidak setiap orang dapat menuntut balas atas suatu keburukan, sebab andaikata dia melihat bahwa si fulan tidak ada perubahan atau perbaikan, tidak mau berhenti lalu dia sendiri (secara sepihak) andaikata ingin mengupayakan perbaikan orang itu maka dapat terjadi fitnah dan kekacauan dalam masyarakat dan itu merupakan hal-hal yang melanggar undang-undang dan akibat dari itu akan berkembang kondisi tidak berlakunya undang-undang. Apabila sudah demikian maka harus mengambil perlindungan hukum/undang-undang negara dan undang-undang sendiri yang akan menghukum orang-orang seperti itu. Dan kebanyakan disaksikan bahwa pada umumnya seperti itulah yang terjadi, yakni mereka merupakan orang-orng yang menganggap diri mereka paling hebat/berwibawa, dan merupakan orang-orang yang menabur fitnah dan kekacauan , dan para penebar anti undang-undang ini apabila undang-undang menjerat mereka maka mereka kembali pada perdamaian , mulai berdatangan rekomendasi-rekomendasi bahwa berdamailah dengan kami; bersabda. pada hakekatnya tujuan kamu adalah perbaikan,karena itu jika kamu meyakini bahwa dengan perlakuan maaf kamu itu dapat terjadi perbaikan ,maka maafkanlah,namun jika kalian berfikir bahwa dengan memaafkan perbaikan bagi dirinya tidak akan bisa,orang ini sebelumnya gerakan-gerakan negatif terus dia lakukan dan sebelumnya pun juga beberapa kali telah dimaafkan, tetapi sama sekali tidak menghiraukan ,dia ini merupakan sosok yang tidak dapat diperbaiki , maka bagaimanapun juga orang seperti itu harus mendapat hukuman dan sesuai dengan itu organisasi Jematpun dapat memberikan sangsi/ hukuman, berlaku mekanisme penerapan hukuman.Yakni apabila anda tidak mengindahkan hukum-hukum Tuhan, apabila anda merampas hak –hak orang lain, apabila anda berupaya menahan tanah saudara-saudara kalian atau berupaya menguasai harta mereka, pabila kalian menyakiti istri-istri kalian maka anda akan mendapat hukuman dari organisi. Bagi seorang yang mendapat hukuman dia mulai menyampaikan permohonan bahwa Allah suka memaafkan ,segera saja serta merta perintah memaafkan itu segera ada dihadapannya dan dia mulai menjadi mufassirnya/menjadi orang yang ahli mengomentari. Dia lupa hal yang selanjutnya bahwa untuk perbaikan memberikan hukuman juga merupakan perintah Tuhan. Setiap Ahmadi seyogianya memperhatikan hal itu bahwa apabila dalam masayarakat yang mengerikan itu pun dia tidak berupaya memperbaiki sikapnya maka sesuai dengan sabda Hadhrat Masih Mauud a.s. dia akan dicampakkan . Walhasil demi untuk perbaikan memberi maaf adalah sikap yang lebih baik. Tetapi jika ingin menuntut balas maka ini bukanlaah merupakan pekerjaan setiap orang untuk semaunya berbuat dengan undang-undang. Ini merupakan tugas/ pekerjaan undang-undang bahwa demi untuk perbaikan dilakukan evaluasi hukum atau jika kasusnya ada pada organisasi Jemaat maka nizam Jemaat sendiri akan melihat bahwa setiap orang bagaimanapun juga tidak ada hak setiap orang untuk saling menghukum satu dengan yang lain..
Sebagaimana pada awalnya saya juga telah katakan bahwa terhadap kekeliruan-kekeluruan yang kecil-kecil seyogianya memberikan maaf supaya dalam masyrakat dapat lahir kondisi rukun dan tercipta lingkungan damai. Pada umumnya pelaku tindak kejahatan yang tidak terbiasa, baru pemula (dalam operasionalnya), dia menjadi malu apabila diperlakukan dengan perlakuan maaf dan merekapun mulai memperbaiki dirinya dan merekapun meminta maaf.
Dalam kaitan ini Hadhrat Muslih Mauud r.a. menyinggung dengan terinci bahwa kepada orang-orang mu’min Dia telah memberikan petunjuk umum bahwa seyogianya memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain, dan hendaknya menutupi kesalahan-kesalahan mereka, tetapi masaalah memafkan merupakan masaalah yang sangat rumit. Sejumlah orang dengan kedunguan keluar dari satu pihak dan sejumlah orang dari pihak lain . Orang-orang apabila kesalahannya(yang pernah dia lakukan) ada yang melakukan ,maka mereka mengatakan bahwa yang melakukan kesalahan harus seyogianya dihukum supaya orang lain mendapat pelajaran, sedangkan yang melakukan kesalahan mengatakan, merupakan perintah Tuhan bahwa kita seyogianya harus memaafkan , Allah sendiri memaafkan hamba-hamba-Nya. Jadi apabila Allah mamaafkan hamba-hamba-Nya maka andapun tunaikanlah hak-hak hamba-hamba-Nya juga. Inilah sikap /perlakuan anda juga seyogianya dengan hamba-hamba-Nya. Tetapi semuanya ini merupakan fatwa egois. Seorang yang mengatakan bahwa Tuhan memaafkan, maka hamba-hamba pun seyogianya pula harus memaafkan,ungkapan serupa itu dia katakan apabila dia sendiri sebagai pelakunya. Jika bukan dia sebagai pelaku kesalahan itu, maka baru kami akan mengakui perkataannya,tetapi apabila ada yang melakukan kesalahannya, maka baru ungkapan ini dia tidak katakan; demikian pula orang yang menekankan pada perkataan,jangan hendaknya memaafkan,bahkan hendaknya memberikan hukuman,itupun pada saat itulah dia katakan ini apabila ada orang lain yang melakukan kesalahannya,tetapi apabila dia sendiri yang melakukan kesalahan baru ungkapan ini tidak akan dia ungkapkan . Pada waktu itu dia inilah yang dia katakan, bahwa Tuhan apabila memaafkan maka kenapa hamba /manusia tidak memaafkan. Jadi kedua fatwa ini merupakan fatwa yang termasuk dalam fatwa egois. Fatwa itu baru bisa benar apabila di dalamnya jangan ada keinginan pribadi dan itu adalah fatwa /ajaran apa yang Al-Quran berikan bahwa, siapapun yang terlibat dalam dosa /kesalahan maka perhatikanlah, apakah dalam memberikan hukuman/menghukum bisa terjadi perbaikan atau dalam memaafkan bisa terjadi perbaikan. Tafsir Kabir jilid 6 hal 285
Kini berkenaan dengan itu saya sedikit akan menerangkan dari segi hadis-hadis dan sikap Rasulullah saw juga akan saya sampaikan.
Hadhrat Muaz bin Anas menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Kelebihan/keistimewaan yang paling besar ialah anda menegakkan/menyambung pertalian dengan orang-orang yang memutuskan hubungan tali kekerabatan dan barangsiapa yang tidak memberikan kepada kamu,maka berilah juga kepada mereka dan maafkanlah orang yang mencerca kamu. Musnad Ahmad bin Hanbal.
Bersabda: Kedudukan kamu akan terbentuk /mulia apabila terhadap orang yang dengan cara apapun dia menyikapi anda dengan celaan,,memutuskan perhubungan dengan anda , siap bertikai dengan anda dan anda pun mampu untuk itu,namun anda tetap memaafkan mereka, inilah standar ketakwaan yang paling tinggi. Kemudian bersabda, kamu janganlah menyangka bahwa kelebihan/keistimewan gerakan kamu itu hanya ada pada pandangan saya atau pada pandangan Allah; bahkan ingatlah, andaikata kamu memaafkan orang lain demi untuk Allah maka Allah akan menegakkan/meneguhkan kehormatan kamu lebih dari sebelumnya, sebab kemuliaan dan kehinaan adalah berada di tangan Allah. Musnad Ahmad bin Hanbal.
Tertera dalam sebuah hadis yang bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda bahwa dengan membelanjakan harta di jalan Allah harta itu tidak menjadi berkurang dan hamba Allah seberapa banyak dia memaafkan seseorang maka sebanyak itulah Allah menambah kemuliaannya. Seberapa banyak seseorang merendahkan diri dan bersikap rendah hati maka sebanyak itulah Allah akan meninggikan derajatnya. Muslim Kitabulbirri washshilah bab isthbaabul ‘afwi
Kemudian tertera dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Hadhrat Abdullah bin Umar bahwa ada seorang yang hadir di hadapan Rasulullah saw lalu dia bertanya: Ya Rasulullah saw ! saya memiliki seorang khadim yang melakukan perbuatan yang salah dan melakukan kezaliman apakah saya menyakitinya secara badaniah untuk menghukumnya. Maka atas hal itu Rasulullah saw bersabda kamu maafkanlah dia setiap hari sebanyak tujuh puluh kali. Musnad Ahmad bin Hanbal.jilid 2 hal 90 Cetakan Beirut
Mereka yang bersikap keras terhadap para karyawannya mereka seyogianya memperhatikan hadis /hal ini. Seorang yang berlaku baik pada bawahannya dia seyogianya memperhatikan hal ini.
Tertera sebuah riwayat berkenaan dengan Hadhrat Abu Bakar r.a. bahwa tidak ada sahabah, rekan dan kesayangan Rasulullah saw lebih dari Abu Bakar r.a.. Pada saat hijrah Hadhrat Abu Bakar menyertai Rasulullah saw dan senantiasa beserta beliau dan memberikan pengorbanan. Hadhrat Rasulullah saw sangat menghargai beliau, tatkala berimanpun tampa suatu dalil,jadi meskipun adanya semua hal-hal itu beliau r.a. sangat erat ikatan dengan Rasulullah saw dan kecintaan beliau r.a. sangat dalam dan beliau saw tegak pada akhlak yang mulia.karena itulah dari kerabat beliaupun beliau mengharapkan akhlak yang mulia.
Tertera dalam sebuah hadis yang bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa pada suatu hari seorang pada saat keberadaan Rasulullah saw, dia mencerca Hadhrat Abu Bakar r.a. Hudhur saw mendengar caciannya itu dengan tersenyum. Tatkala orang itu sudah mengatakan banyak sekali maka Hadhrat Abu Bakar menjawab satu atau setengah dari kata-katanya. Atas hal itu beliau marah lalu pergi dari majlis itu. Hadhrat Abu Bakar berjumpa dengan Rasulullah saw , lalu menanyakan, ya Rasul Allah ! dia menjelek-jelekkan saya di hadapan Tuan dan Tuan duduk lalu terus tersenyum dan tatkala saya menjawabnya maka Tuan menjadi marah. Maka beliau bersabda : Dia tengah mencerca, anda terus diam, maka seorang malaikat Allah terus memberikan jawaban dari pihakmu /terus membela kamu,tetapi tatkala engkau sebaliknya yang memberikan jawaban maka malaikat lari dan syaitan datang. (karena itu saya pergi) Misykat Abu Hurairah
Dan tatkala syaitan datang maka duduknya Rasyululah disana sudah tidak ada artinya. Inilah standar yang Rasulullah saw ciptakan pada para sahabah beliau dan berupaya menciptakan dan inilah standar yang untuk meraihnya Allah telah memberikan taufik pada kita untuk ikut serta dalam kelompok orang-orang akhirin.
Kemudian tertera sebuah riwayat dari Hadhrat Abdullah bin Umar dimana ditanyakan mengenai tanda-tanda yang telah diterangkan dalam Taurat, maka beliau menerangkan bahwa nabi itu sangat penyabar / tidak lekas marah dan tidak keras hati,bukan merupakan orang yang suka berteriak di pasar-pasar, tidak akan membalas keburukan dengan keburukan bahkan dia akan banyak memberi maaf dan ampunan. Bukhari Kitabulbuyu’ karaahiyatusya’bi fissuwq Kehidupan Rasulullah merupakan saksi bahkan beliau memaafkan hingga orang yang menjadi musuh bebuyutan beliau.
Hadhrat Aisyarh meriwayatkan bahwa Rasulullah saw tidak pernah menuntut balas demi untuk dirinya atas keaniayaan yang ditimpakan pada beliau Muslim Kitabul fazaail bab 20 hal 29 Kini perhatikanlah, perempuan tua yang memasukkan racun pada daging kambing lalu memberikan itu kepada beliau dan sahabah-sahabah beliau juga memakan itu, dan terkena dampaknya juga ,walhasil beliau juga memafkannya.
Hadhrat Muaz bin Rufa’ah meriwayatkan dari bapaknya bahwa Hadhrat Abu Bakar naik ke mimbar kemudian serta merta menangis lalu berkata bahwa Rasulullah saw tatkala tahun pertama beliau naik ke mimbar maka beliau menangis lalu bersabda mohonlah ampunan dan kesehatan pada Allah, sebab sesudah yakin tidak ada sesuatu yang lebih baik yang seseorang dapat peroleh. Rasulullah saw bersabda kepada orang-orang yang berdoa buruk untuk musuh-musuhnya bahwa saya tidak dikirim ke dunia sebagai laknat bahkan saya dikirim sebagai rahmat. Sahih Bukhari baktsunnabi saw ba’tsunnabiyyi saw
Sebagaimana sebelumnya juga saya telah sampaikan pada kalian bahwa ampunan Rasulullah saw juga melingkupi musuh pribadi beliau juga. Oleh karena itu musuh-musuh beliaupun mengetahui akan akhlak beliau bahwa beliau memiliki akhlak yang sangat luhur. Oleh karena itu mereka menjadi berani pada beliau sehingga meskipun mereka merupakan musuh berat mereka datang di hadapan beliau untuk meminta maaf.
Lihatlah sebuah contoh bahwa Habar bin Al-Aswad menyerang putri beliau dengan tombak pada saat hijrah, yang mengakibatkan gugurnya kandungan hamil beliau dan pada akhirnya luka inilah yang mengakibatkan beliau wafat. Atas kesalahannya itu Rasulullah saw memutuskan untuk membunuhnya. Pada saat penaklukan kota Mekah dia lari lalu sembunyi entah dimana, tetapi tatkala Rasulullah saw kembali ke Madinah maka Habar hadir di hadapan Rasulullah saw dan sambil memohon belas kasih dia berkata bahwa sebelumnya saya lari karena takut tetapi fikiran akan sifat pemaaf Tuan yang membawa saya kembali kemari. Hai nabi Allah ! kami tadinya berada dalam kejahilan dan kemusyrikan kemudian dengan perantaraan Tuan Allah telah memberikan petunjuk kepada kami dan menghindarkan kami dari kehancuran. Saya mengakui akan pelangaran- pelangaran saya, maka maafkanlah kejahilan saya. Maka dari itu Rasulullah saw memaafkan pembunuh anak perempuan beliau itu dan beliau bersabda: Hai Habar ! pergilah Saya telah memafkan engkau. Ini merupakan kebaikan Allah bahwa Allah telah menganugerahkan taufik untuk masuk Islam. Assiratulhalbiyyah jilid 3 hal 106 Cetakan Baeirut
Memaafkan pembunuh anak perempuan sendiri bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Akan tetapi karena beliau memberikan pengajaran maaf karena itu beliau sendiri yang menunjukkannya, sebab tujuan utama adalah perbaikan,karena itu tatkala beliau melihat bahwa telah terjadi perbaikan maka darah anak pun beliau maafkan dan dalam sejumlah kondisi beliau pun mengajarkannya.
Diriwayatkan dari Wakil bin Hajar bahwa pada saat saya bersama nabi saw maka seorang pembunuh yang dililitkan catatan di dilehernya dibawa kepada beliau. Perawi berkata bahwa Rasulullah saw menyuruh memanggil waris yang terbunuh lalu beliau menanyakan: Apakah kamu mau memaafkan ? Dia menjawab : Tidak . Beliau bertanya : Apakah kamu mau mengambil diyat ? Dia berkata: Tidak . Beliau menanyakan : Apakah kamu akan membunuhnya ? Dia menjawab:Ya ! Rasulullah saw bersabda, bawalah dia.Tatkala orang itu beranjak pergi membawa sang pembunuh , maka Rasulullah saw untuk kedua kali menanyakan: Apakah kamu memaafkannya ? Dia berkata: Tidak. Beliau bersabda: Apakah kamu mau mengambil diyat ? Dia berkata: Tidak. Apakah kamu hanya mau membunuhnya ? Dia menjawab,ya ,Hudhur ! Rasulullah saw bersabda, bawalah dia,keempat kalinya sambil menghimbau untuk memaafkan beliau bersabda bahwa jika kamu memaafkannya maka dia ini akan kembali dengan dosanya dan dosa temannya yang terbunuh. Sunan Abu Daud Kitabuddiyat ya’muru bil’afwi
Kemudian lihatlah sebuah misal yang sangat luhur.Abdullah bin Sa’ad Ibni Abi Sarah seorang penulis wahyu, namun sambil melakukan perlawanan dan murtad dia bersatu dengan orang-orang kafir Mekah dan sesampai disana dia mengumumkan secara terbuka bahwa apa yang saya katakan sesuai dengan itu ditulis dijadikan wahyu,na’uzubillah. Atas gerakan-gerakannya itu dia dinyatakan wajib dibunuh.Dan sejumlah orang-orang Islam bernazar /meniatkan bahwa mereka ingin membunuh musuh Allah dan Rasul itu, tetapi dia dengan meminta perlindungan dari saudara susuannya Hadhrat Usman Ghani dia memohon maaf. Pertama-tama Rasulullah saw mengelak untuk memberikan maaf ,tetapi atas permohonan Hadhrat Usman yang berkali-kali bahwa saya telah memberikan aman padanya, Hudhur saw pun memaafkannya dan menerima baiatnya. Setelah penerimaan baiatnya Abdullah akibat dosa-dosanya dia enggan datang pada Rasulullah saw ,tetapi setelah beliau memafkannya maka lihatlah bagaimana sikap. Beliau dengan nada penuh cinta mengirim amanat padanya bahwa dengan menerima Islam maka semua dosa-dosa seorang yang sebelumnya dia lakukan Allah maafkan, karena itu janganlah takut karena malu dan jangan diam. Aaassiratulhalbiyyah jilid 3 hal. 102-104 Beirut
Kemudian istri Abu Sufyan Hindah putri Utbah telah melaksanakan kewajiban dengan benar-benar sempurna membakar dan menghasut orang-orang kafir Quraisy dalam peperangan-peperangan melawan orang-orang Islam. Dia biasa membaca syair untuk menghasut dan membakar semangat orang-orang laki-laki kafir Quraisy bahwa jika kamu kembali dengan kemenangan maka kami akan menyambut kalian kalau tidak maka kami untuk selama-lamanya menjauhkan diri dari kalian.assiratunnbawaiyyah ibni Hisyam jilid 3 hal 151Darulmarfah ,Beirut
Pada saat Perang Uhud Hinda inilah yang telah melakukan matslah,memotong telinga jenazah paman Rasulullah saw,dia memotong hidung,telinga dll dan organ lainnya dia merusak bentuknya dan dia keluarkan lalu di kunyahnya. Sesudah penaklukan kota Mekah tatkala Rasulullah saw mengambil baiat perempuan-perempuan , maka Hinda pun datang sambil menutup mukanya,sebab akibat dari dosa-dosanya dia dinyatakan wajib dibunuh.Pada saat berlangsungnnya baiat dia menanyakan mengenai syarat-syarat baiat. Rasulullah mengenalnya bahwa selain dari Hinda yang sedemikian berani tidak akan ada yang dapat melakukan. Apakah kamu adalah istri Abu Sufyan Hind ? Dia menjawab: Ya, ya Rasulullah ! kini saya telah masuk Islam dari hati kecil saya sendiri apa sebelumnya yang telah berlalu itu maafkanlah Allahpun akan memperlakukan Tuan sepertti itu. Rasulullah saw pun memaafkan Hinda dan maaf serta belas kasih beliau sedemikian rupa pengaruhnya pada diri Hinda sehingga terjadi perobahan total pada dirinya. Sekembalinya ke rumah dia memecahkan semua berhala.
Pada malam itulah setelah baiat dia menyiapkan undangan makan untuk Rasulullah saw dan secara khusus dia menyuruh menyembelih dua ekor kambing lalu dipanggang dan mengirimkannya kepada Hudhur saw dan bersama itu pula dia juga berkata bahwa dewasa ini hewan jarang, karena itu saya mengirim oleh-oleh/hadiah yang sangat sederhana. Maka Hudhur mendoakannya dan perhatikanlah sikap maaf Hudhur ini bahwa Hudhur tidak hanya memaafkan bahkan beliau juga mendoakannya. Ya Allah,berkatilah sebanyak-banyaknya pada kawanan kambing-kambing dan domba Hinda, karena itu akibat doa itu banyak sekali keberkatannya dan berkat doa itu kambing-kambingnya sampai tidak terurus.Siratulhalbiyah jilid 3 hal.118 Cetakan Beirut
Kaab bin Zuhaer merupakan seorang penyair ternama, yang sambil menyerang kehormatan perempuan-perempuan Islam dia suka meggubah syair-syair yang kotor,maka faktor itulah Rasulullah saw memerintahkan untuk membunuhnya. Saudara Kaab menulis surat padanya bahwa kini kota Mekah telah di taklukkan karena itu datanglah dan mintalah maaf pada Rasulullah saw. Maka dia datang ke Madinah lalu menginap di rumah salah seorang yang dikenalnya dan shalat subuh dia lakukan bersama nabi saw di Mesjid Nabwi. Dan tampa memperkenalkan diri di hadapan Rasulullah saw dia berkata: ya Rasulullah saw ! Kaab bin Zuhair datang dalam keadaan taubah dan datang untuk memohon maaf. Jika dizinkan maka dia dibawa di hadapan Tuan.( Rasulullah saw tidak mengenal wajahnya ) Beliau bersabda,ya. Maka dia melanjutkan bahwa sayalah Kaab bin Zuhar. Begitu mendengar ini –sebab ada perintah untuk membunuhnya –maka dia berdiri untuk membunuhnya ,tetapi Rasulullah saw bersabda lepaskanlah dia sebab dia ini datang untuk memohon ampun. Kemudian dia mengemukakan /memperdengarkan sebuah syair di hadapan Rasulullah saw .Dan sebagai hadiah untuk menzahirkan kegembiraannya beliau menyelimutkan selimut beliau diatasnya. Dengan demikian musuh inipun sambil permohonan maaf dikabulkan dia kembali dengan membawa hadiahnya. Siratulhalbiyah jilid 3 hal.214-215
Kemudian Abdullah bin Abi Sulul apa pelanggaran – pelanggaran yang pernah dia lakukan terhadap Rasulullah saw., setiap orang mengetahui, tetapi itupun beliau maafkan,ada dalam sebuah riwayat bahwa meskipun adanya segenap kelancangan-kelancangannya dan kelicikan-kelicikannya itu pada saat wafatnya Hudhur saw melakukan shalat jenazahnya. Hadhrat Umar sangat marah atas sikap itu dan berkali-kali beliau memohon bahwa Hudhur ! jangalah menyalatkan jenazahnya dan Hadhrat Umar pun membeberkan pelanggaran-pelanggaranyang telah mAbdullah bin Abi Sulul. Tetapi Rasulullah saw sambil tersenyum bersabda: Wahai Umar ! mundurlah ke belakang saya diberikan wewenang bahwa untuk orang-orang seperti itu kamu beristigfar atau tidak beristigfar adalah sama,kendatipun kamu 70 kali sekalipun beristigfar, maka Allah tidak akan memaafkannya. Kemudian bersabda bahwa jika saya mengetahui bahwa lebih tujuh puluh kali (dilakukan) istigfar ini akan dimaafkan maka saya akan beristigfar (lebih?) tujuh puluh kali.Namun, beliau tetap menyembahyangkan jenazahnya dan beliau pergi ke kuburan bersama jenazahnya. Bukhari Kitabuljanaaiz
Contoh-contoh maaf Rasulullah saw jelas tidak terhitung jumlahnya, yang mana pun diterangkan setiap contoh itu lebih unggul /bagus dari yang lain. Ini merupakan contoh amaliah/praktis ajaran yang beliau bawa datang ke dunia. Ajaran itu hari ini kembali setiap Ahmadi harus menerapkannya dalam masyarakat, harus mengaplikasikan dalam dirinya sendiri; sebab, kita telah mengikat janji dengan imam zaman bahwa kita dengan contoh pribadi kita sendiri akan menunjukkan ajaran itu. Oleh karena itu sambil berdoa dan itaat/ tuduk padanya perbanyaklah perhatian ke arah itu. Biasakanlah memaafkan dan menutupi kelemahan orang lain. Jangan lah berfikir bahwa karena di dalam Jemaat ada lembaga dewan qadha ,umur ammah,ishlah wa irsyad dan lembaga dewan tarbiat Jemaat karena itu lalu harus menjadikan mereka sibuk/punya pekerjaan sehingga perselisihan- perselisihan kecil sampai kepada mereka. Menurut hemat saya apabila sediki saja menahan sabar /menahan emosi maka setengah perselisihan dan pertengkaran dapat teratasi,meskipun dibandingkan dengan di luar Jemaat perselisihan dalam Jemaat itu sangat sedikit. Dengan itupun setengah akan dapat teratasi.
Hadhrat Masih Mauud a.s berkenaan dengan contoh Hadhrat Abu Bakar bersabda bahwa berkenaan dengan Hadhrat Aisyah r.a. orang-orang munafik telah menebarkan fitnah yang bertentangan dengan kenyataan karena hanya akibat kotornya niat mereka. Dalam kasus itu sejumlah sahabah yang lugu pun ikut terlibat di dalamnya. Dan seorang dari mereka ada yang makan roti dua waktu dari Hadhrat Abu Bakarr.a. Abu Bakar.a. atas kekeliruan sahabah itu beliau bersumpah dan sebagai peringatan beliau berjanji bahwa sebagai hukuman dari tindakannya yang tidak senonoh ini saya,kara Abu Bakar, tidak akan memberikan roti padanya. Maka turunlah ayat ini Kemudian Abu bakar melanggar janjinya itu/tidak memenuhi janjinya.
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ(22)
Dan dan hendaklah mereka mema`afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Lampiran Barahin Ahmadiyah jilid 5 Ruhani Hazain jilid 21 hal.181
Kemudian Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Para kekasih Tuhan dengan sangat luar biasa mereka dicaci maki dan dicerca . Mereka benar-benar diganggu/disakiti,tetapi mereka disapa oleh Allah dengan gelar sebagaimana firman-Nya وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.) Manusia sempurna junjungan kita nabi saw benar-benar disakiti dicaci maki ,kata-kata lancang /kata tak senonoh dilontarkan pada beliau. Beliau dicerca,dicaci maki dengan kata-kata yang tidak senonoh, tetapi wujud yang merupakan perwujudan dari akhlak mulia itu apa tindakan beliau dalam menjawabnya ? Beliau mendoakan untuk mereka. Dan oleh sebab Tuhan telah berjanji bahwa dia (Muhammad saw) akan berpaling dari orang-orang jahil maka Kami akan menyelamatkan kehormatan dan jiwa kamu dan orang-orang pasar ini tidak akan dapat menyerangnya. Oleh karena itu seperti itulah yang terjadi bahwa para penentang sedikitpun tidak dapat menghinakan beliau. Dan mereka sendiri takluk menyerah hina di hadapan telapak kaki beliau.
Kini saya akan menyampaikan beberapa misal contoh ampunan Hadhrat Masih Mauud a.s.
Hadhrat Mlv Abdulkarim bersabda: Pada suatu ketika seorang perempuan mencuri beras dari rumah Hadhrat Masih Mauud a.s., pencuri tidak memiliki keberanian karena itu nampak jelas keresahan terlihat dalam tingkah laku perempuan itu saat menjalaankan aksinya Maka seorang yang tajam firasatnya mengamatinya lalu menangkapnya. Dia berada disana. Pandangan /analisanya sangat tajam bahwa pasti terjadi sesuatu.dan terjadi keributan. Dari ketiaknya keluar kantong berisi beras sebanyak lima belas liter. Dan orang-orang mulai mencerca dan mengutuknya . Hadhrat Masih Mauud a.s. karena suatu sebab keluar kesana.lalu bertanya, apa yang telah terjadi. Maka orang –orang memberitahukan lalu bersabda: Ini merupakan orang yang memerlukan, berikanlah itu sebagian padanya dan janganlah menasehatinya, yakni janganlah mengatakan sesuatu tampa sebab. Dan gunakanlah sifat sattar yang ada pada Tuhan. Sirat Hadhrat Masih Mauud a.s. dari Syekh yakub Ali Irfani jilid I hal.105-106
Kemudian Khan Sahib Akbar Khan menuturkan bahwa dari sejak sebelumnya juga terdapat sebuah jalan seperti itu di (samping) atap bagian atas Mesjid Mubarak yang menuju ke arah rumah Hadhrat Masih Mauud a.s. . Pada suatu ketika sambil membawa lampu tempel beliau menunjuki jalan kepada Hadhrat Masih mauud as. Tiba-tiba serta merta lampu jatuh dari tangan beliau dan minyak itu mengenai ke kayu dan api mulai membakar dari bawah ke atas. Beliau berkata bahwa beliau sangat sedih. Sejumlah orang lain pun mulai angkat bicara,tetapi Hudhur bersabda peristiwa seperti itu biasa terjadi. Rumah selamat dan beliau tidak mengatakan apa-apa kepadanya. Sirat Hadhrat Masih Mauud a.s. dari Syekh yakub Ali Irfani jilid I hal.103.
Khan Akbar meriwayatkan bahwa tatkala kami meninggalkan kampung halaman pergi ke Qadian maka Hadhrat Masih Mauud a,s, menempatkan kami di rumah beliau. Kebiasaan Masih Mauud a.s. adalah menyalakan lilin pada malam hari. Dan banyak sekali lilin-lilin secara bersamaan beliau biasa nyalakan. Beliau menyatakan bahwa pada hari hari saya datang pada saat itu anak saya masih kecil dan dalam keadaan sakit keras. Pada suatu saat anak perempuan saya datang setelah meletakkan lampu, namun secara kebetulan lilin itu pun jatuh. Dan banyak sekali berkas-berkas ,catatan-catatan untuk buku-buku beliau dan juga banyak sekali barang-barang lain terbakar yang mengakibatkan banyaknya kerugian. Tidak lama kemudian diketahui bahwa ternyata mendatangkan banyak sekali kerugian. Semua orang di rumah menjadi cemas dan gelisah. Beliau berkata bahwa istri dan anak perempuan sayapun menjadi cemaskarena ,katanya, Hudhur meletakkan catatan- catatan dengan sangat hati-hati itu semuanya tarbakar. Tetapi setelah Hudhur mengetahui maka beliau tidak mengatakan apa-apa kecuali beliau mengatakan bahwa hendaknya banyak besyukur karena kerugian tidak lebih dari itu. Sirat Hadhrat Masih Mauud a.s. dari Syekh yakub Ali Irfani jilid I hal.103
Kemudian simaklah penentang keras beliau Mlv Muhammad Husen Batalwi. Di dalam Jemaat kita beliau sangat dikenal. Pada masa mudanya beliau merupakan rekan sepermainan dan rekan belajar beliau a.s.,yakni mereka belajar bersama dan pada saa terbitnya karangan pertama Barahin Ahmadiyah beliau menulis banyak komentar sehingga dia menulis bahwa selama tiga belas abad tidak ada kitab yang ditulis seperti ini dalam mendukung Islam.. Tetapi pada saat pendakwaan Hadhrat Masih Mauud inilah Maulvi menjadi musuh. Dan menjadi penentang pun sedemikian rupa hingga sampai pada batas yang paling menonjol. Dan untuk Hadhrat Masih Mauud a.s. dia mengeluarkan fatwa kafir dan menyebut beliau a.s. dajjal dll,nauzubillah. Dengan demikian terjadi api perlawanan di seluruh negeri karena hasutan beliau. Pada saat sidang upaya pembunuhan Dr Marten Klark Mlv Muhammad Husen Mlv Muhammadd Husen diajukan di pengadilan sebagai saksi. Pada waktu itu pengacara Hadhrat Masih Mauud a.s MlV Fazluddin yang adalah seorang none ahmadi untuk melemahkan kesaksian Mlv Muhammad Husen dia mulai menanyakan berkenaan dengan silsilah keturunannya dia mulai menanyakan beberapa pertanyaan –pertanyaan dengan maksud untuk memojokkannya.tetapi Hadhrat Masih Mauud a.s. mencegahnya bahwa saya tidak memberikan izin pada Tuan untuk menanyakan pertanyaan seperti itu.dan sambil mengatakan ini beliau dengan cepat meletakkan tangan beliau di muka Mlv Fazluddin supaya jangan dari mulutnya keluar kata-kata seperti itu. Jadi dengan demikian dengan memasukkan diri beliau pada kesusahan beliau memelihara kehormatan musuh bebuyutan beliau.dan disinipun beliau mengatakannya. Sesudah itu Mlv Fazluddin dengan heran senantiasa mengenang peristiwa itu.bahwa Mirza sahib merupakan sosok manusia yang memiliki akhlak mulia yang aneh bahwa seorang menyerang kehormatan bahkan jiwanya dan sebagai jawaban itu untuk melemahkan kesaksiannya padanya ditanyakan beberapa pertanyaan-pertanyaan maka dengan segera mencegahnya bahwa saya tidak mengizinkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Sirat Tayyibah dari Hadhrat mirza Basyir Ahmad MA r.a. hal 53-55
Hudhur a.s. bersabda: وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Majmu’ah isytiharat
Kita melihat di dunia bahwa sebagian orang ada orang yang jika dimaafkan satu dua kali dan diperlakukan dengan baik maka dia menjadi tambah maju dalam keitaatan dan dia mulai menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Dan terdapat sejumlah orang yang malah tambah lebih maju dalam kenakalan mereka dan tampa menghiraukan hukum-hukum mereka lalu siap melakukan pelanggaran. Kini andaikata seorang pengkhidmat yang merupakan sosok orang yang sangat saleh dan sopan dan secara kebetulan dari itu terjadi kekeliruan olehnya lalu mulai memukul dan membentak maka apakah dia dapat melakukan tugasnya ? Nah, memberikan maaf dan menutupi kelemahanlah bermamfaat baginya dan menjadi faktor perbaikan baginya. Tetapi seorang yang nakal yang memiliki berpuluh-puluh pengalaman dia tidak akan mengerti dengan pemberian maaf,bahkan dia akan menjadi tambah maju dalam kenakalan. Maka untuk itu dia harus diberikan hukuman dan layak diberikan hukuman untuknya. Malfuzhat jilid 3 hal.256 Cetakan baru
Kemudian beliau dalam menasehati Jemaatnya beliau bersabda: Tujuan dan maksud menyiapkan Jemaat ini adalah supaya ketakwaan itu mengalir dari lidah,telinga,mata,dan dari seganap pancainderanya. Nur ketakwaan nampak di dalam pribadi ,baik dari luar maupun dari dalam pribadinya, terdapat contoh akhlak yang luhur ,dan sama sekali jangan ada amarah serta kegusaran dll yang tidak pada tempatnya,saya melihat bahwa kekurangan sifat suka marah-marah dalam diri warga Jemaat sampai sekatang masih ada. Karena hal-hal kecil pun timbul kebencian dan kemarahan dan diantara mereka timbul pertengkaran. Orang-orang seperti itu tidak ada bagiannya di dalam Jemaat. Dan saya tidak memahami apa kesulitan yang mereka hadapi jika ada yang menela dan mencerca maka yang lain diam dan jangan memberikan jawaban. Perbaikan setiap Jemaat adalah mulai dari akhlak ( Yakni perbaikan akhlak warga Jemaat adalah mulai dari perbaikan akhlak mereka ) Hendaknya mulai dari sejak awal majulah dalam tarbiat dengan kesabaran dan resep yang paling baik adalah apabila ada yang mencaci maki maka merintihlah berdoa untuk( kebaikan)nya. Bahwa supaya Allah memperbaikinya dan kebencian dalam hati sama sekali jangan pernah biarkan menjadi besar.sebagaimana halnya undang-undang dunia ada maka seperti itulah undang-undang Tuhan juga ada. Apabila dunia tidak meninggalkan undang-undangnya, maka bagaimana Tuhan meninggalkan undang-undang-Nya. Jadi selama perubahan tidak ada maka sampai waktu itu nilai kamu di hadapanya tidak ada artinya. Allah sama sekali tidak menyukai bahwa pada sifat-sifat lemah lembut, sabar dan sifat maaf itu diganti dengan kebuasan. Jika kalian maju dalam sifat-sifat baik itu maka dengan cepat kalian akan sampai pada Tuhan. Tapi sangat disesalkan bahwa sebagian warga Jemaat masih lemah dalam akhlak itu. Dalam hal-hal itu tidak hanya cercaan lawan-lawan semata,bahkan orang-orang seperti itu dijatuhkan dari tempat yang dekat. Memang benar bahwa tidak semua orang berada pada satu jalur .. Oleh karena irtulah tertera dalam Al-Quran: قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”.Sejumlah orang jika dalam suatu akhlak dia itu baik maka di tempat lain dia itu lemah, jika corak akhlak yang lain itu baik maka sisi yang lain itu buruk, namun dari tidaklah harus bahwa perbaikan itu tidak mungkin. Malfuzhat jilid 7 hal 126-129 Berupayalah memperbaiki maka akan timbul perbaikan.
Kemudian beliau bersabda dianrtara kalian yang paling mulia adalah yang banyak memaafkan dosa saudaranya dan sangat malanglah orang yang bersikeras dan tidak mau memaafkan. Jadi dia tidak ada bagian dari saya. Bahtera Nuh Ruhani Hazain jilid 19 hal 12 Cetakan Baru
Kemudian beliau bersabda bahwa barangsiapa yang tidak menginginkan untuk memaafkan orang yang berdosa /bersalah dan dia merupakan orang yang pendendam,maka bukanlah dari Jemaat-Ku. Bahtera Nuh Ruhani Hazain jilid 19 Cetakan Baru
Semoga Allah menganugerahkan taufik pada kita untuk dapat menampilkan akhlak-akhlak yang mulia, Menjadi orang yang senantiasa berupa menerapkan hukum-hukum Islam dan menjadi orang yang senantiasa mengikuti sunnah Rasulullah saw dan menjadi orang yang membentuk diri kita sesuai dengan keinginan Hadhrat Masih Mauud a.s. Amin.
Qamaruddin Shahid