Pertanyaan: Mengapa Laki-laki Muslim Berjanggut dan Memakai Turban?
Umat Islam berusaha untuk mengikuti contoh mulia dari Rasulullah (saw). Rasulullah (saw) memiliki janggut dan mengenakan turban (ikat kepala) keduanya merupakan kebiasaan laki-laki pada zaman dan daerah itu. Namun, ini tidak dilakukan hanya untuk mengikuti adat atau tradisi semata.
Janggut dikaitkan dengan kesalehan dan kedewasaan selama ribuan tahun di banyak budaya dan peradaban dan hal ini umum di banyak agama. Dalam Sikhisme, janggut dipandang sebagai bagian dari martabat dan kemuliaan laki-laki. Dalam Yudaisme dan Kristen, para pendeta kuno sering menumbuhkan janggut, mencukurnya dipandang sebagai tanda rasa malu dan tidak terhormat. (1 Tawarikh 19:5)
Islam melanjutkan tradisi mulia ini, di mana Nabi Muhammad (saw) menganjurkan untuk menumbuhkan janggut:
Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar: Rasulullah (saw) bersabda, ‘Potong pendeklah kumis dan tumbuhkanlah janggut.’ (Sahih Bukhari, Volume 7, Kitab 72, Nomor 781)
Dari hadits ini tampak bahwa tidak ada ukuran atau model jenggot yang khusus, tetapi harus lebih panjang dari kumis. Kumis tidak boleh dicukur seluruhnya, tidak boleh terlalu panjang seperti dikatakan dalam hadits ‘potong pendek’. Jenggot adalah keindahan dari seorang laki-laki, jadi harus dirapikan juga.
Menumbuhkan janggut merupakan salah satu fitrah. (HR Muslim)
Menumbuhkan janggut juga merupakan kebiasaan Nabi Muhammad (saw), dan Al-Qur’an mengatakan jika kamu mencintai Allah maka ikutilah Rasulullah (saw) maka Allah juga akan mencintaimu (QS Ali Imran [3]: 32)
Mengenai turban, memang benar bahwa banyak Muslim Arab dan Asia memakai turban semata-mata karena alasan adat, dan tidak ada keharusan agama untuk memakain turban.
Alasan umat Islam mengenakan turban adalah karena itu mencerminkan semangat Islam supaya senantiasa mengingat Tuhan. Ketika shalat umat Islam diharuskan untuk menutupi kepala mereka karena mereka tengah berada di hadirat Tuhan mereka. Menutup kepala adalah tanda penghormatan pada Tuhan. Demikian pula beberapa Muslim memilih untuk menutupi kepala mereka di kesempatan lain sebagai pengingat pada keimanan mereka dan Tuhan. Penutup kepala ini tidak memiliki bentuk khusus, bisa berbentuk peci, topi, dan turban.
Dalam budaya Asia dan Arab, tuban juga melambangkan bahwa orang tersebut merupakan orang yang berilmu dan bijaksana. Oleh karena itu, ini menjadi cerminan dari bagaimana seharusnya seorang Muslim sejati yang selalu mengingat Penciptanya dan selalu cenderung untuk mencari ilmu.