Menjadi keyakinanku bahwa Kitab Suci Al-Quran bersifat sempurna dalam ajarannya dan lengkap berisi semua kebenaran yang ada sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah s.w.t. bahwa:
وَنَزَّلنا عَلَيكَ الكِتابَ تِبيانًا لِكُلِّ شَيءٍ
‘Telah Kami turunkan kepada engkau kitab itu untuk menjelaskan segala sesuatu’ (QS.16 An-Nahl:90)
serta ayat:
ما فَرَّطنا فِي الكِتابِ مِن شَيءٍ
‘Tiada sesuatu yang Kami alpakan dalam Kitab ini’ (QS.6 Al-Anaam:39)
“Tetapi aku juga berpendapat bahwa bukanlah fungsi dari setiap ulama atau maulvi untuk mengemukakan dan mencanangkan masalah-masalah keagamaan dari Al-Quran. Ini adalah fungsi dari orang-orang yang secara khusus telah ditolong oleh wahyu Ilahi sebagai bagian dari semi Kenabian atau kesucian. Mereka yang bukan penerima wahyu, sebenarnya tidak cukup kompeten untuk mengemukakan wawasan Al-Quran. Satu-satunya cara terbaik bagi mereka adalah menerima semua ajaran yang telah diterima turun temurun tanpa berusaha ingin menafsirkan Al-Quran.”
“Mereka yang memperoleh pencerahan dengan Nur wahyu suci termasuk di antara mereka yang disucikan. Kepada mereka inilah Allah s.w.t. dari waktu ke waktu membukakan mutiara-mutiara hikmah yang tersembunyi di dalam Al-Quran serta menjelaskan kepada mereka bahwa Yang Mulia Rasulullah s.a.w. tidak ada menambah-nambahkan apa pun pendapat beliau sendiri ke dalam Al-Quran, disamping mengemukakan bahwa Hadits yang sahih hanya mengemukakan rincian dari prinsip-prinsip dan pengarahan yang ada di dalam Al-Quran. Dengan diungkapkannya wawasan ini maka mukjizat Al-Quran jadi merona nyata bagi mereka dan kebenaran dari ayat-ayat yang menurut Allah s.w.t. ‘tiada sesuatu yang Kami alpakan dalam Kitab ini’ menjadi jelas bagi mereka.” (Al-Haq, Mubahisa Ludhiana, Qadian, 1903, Ruhani Khazain, vol. 4, hal. 80-81, London, 1984).
***
“Makna dari ayat:
هُوَ الَّذي بَعَثَ فِي الأُمِّيّينَ رَسولًا مِنهُم يَتلو عَلَيهِم آياتِهِ وَيُزَكّيهِم وَيُعَلِّمُهُمُ الكِتابَ وَالحِكمَةَ
‘Dia-lah yang telah mengutus di tengah-tengah bangsa yang butahuruf seorang rasul dari antara mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah’ (QS.62 Al-Jumuah:3)
adalah untuk menunjukkan bahwa Kitab Suci Al-Quran mempunyai dua tujuan akbar yang untuk itu maka telah diutus Yang Mulia Rasulullah s.a.w. Yang pertama adalah hikmah kebijaksanaan Al-Quran yaitu yang berkaitan dengan wawasan dan mutiara-mutiara hikmah yang dikandungnya. Yang kedua adalah pengaruh dari Al-Quran dalam mensucikan batin.”
“Penjagaan Al-Quran tidak saja berarti memelihara keutuhan teksnya, karena fungsi seperti ini juga telah dilakukan oleh umat Yahudi dan Kristiani berkaitan dengan Kitab-kitab suci mereka sejak dahulu, sedemikian rupa sehingga tekanan huruf-huruf hidup (vowel) dari Kitab Taurat pun mendapat perhatian mereka. Yang dimaksud dengan penjagaan Al-Quran tidak saja hanya memelihara teksnya tetapi juga memelihara kemaslahatan dan pengaruh Kitab tersebut dan hal ini bisa dilakukan sejalan dengan pengelolaan Ilahi jika dari waktu ke waktu selalu didatangkan wakil-wakil dari Yang Mulia Rasulullah s.a.w. dimana mereka ini memperoleh berkat Kerasulan sebagai pantulan refleksi wujud beliau. Hal ini diindikasikan dalam ayat:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذينَ آمَنوا مِنكُم وَعَمِلُوا الصّالِحاتِ لَيَستَخلِفَنَّهُم فِي الأَرضِ كَمَا استَخلَفَ الَّذينَ مِن قَبلِهِم وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُم دينَهُمُ الَّذِي ارتَضىٰ لَهُم وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِن بَعدِ خَوفِهِم أَمنًا ۚ يَعبُدونَني لا يُشرِكونَ بي شَيئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعدَ ذٰلِكَ فَأُولٰئِكَ هُمُ الفاسِقونَ
‘Allah telah menjanjikan kepada orang-orang dari antara kamu yang beriman dan bermuat amal saleh, bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka itu khalifah-khalifah di muka bumi ini sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah-khalifah dari antara orang-orang yang sebelum mereka; dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, yang telah Dia ridhoi bagi mereka dan niscayalah Dia akan memberi mereka keamanan dan kedamaian sebagai pengganti sesudah ketakutan mencekam mereka. Mereka akan menyembah kepada-Ku dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan Daku. Dan barangsiapa ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang durhaka’ (QS.24 An- Nur:56).
“Ayat ini menjelaskan makna dari ayat lainnya yaitu:
إِنّا نَحنُ نَزَّلنَا الذِّكرَ وَإِنّا لَهُ لَحافِظونَ
‘Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya’ (QS.15 Al-Hijr:10)
sebagai jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana Al-Quran itu akan dijaga. Allah Yang Maha Agung telah berfirman bahwa dari waktu ke waktu Dia akan mengirimkan pewaris Yang Mulia Rasulullah s.a.w.” (Shahadatul Quran, Panjab Press, Sialkot, Ruhani Khazain, vol. 6, hal. 338-339, London, 1984).
[box icon=”info”]Tulisan ini dikutip dari buku “Inti Ajaran Islam Bagian Pertama, ekstraksi dari Tulisan, Pidato, Pengumuman dan Wacana Masih Mau’ud dan Imam Mahdi, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as”. Neratja Press, hal 466-469, ISBN 185372-765-2[/box]