Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad,
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
7 September 2001 di Masjid Baitul Futuh, London, UK
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
Setelah membaca tasyahud, ta’awwudz dan surah Al Fatihah selanjutnya Hudhur atba. menilawatkan ayat berikut:
Ini adalah ayat Kursiy yang saya bacakan Dan sebagaimana topik yang akan nampak terbuka, hari ini khutbah akan berkisar pada bahasan sifat Tuhan haafizh dan hafiyzh. Dan ini dari semua ayat-ayat yang berkenaan dengan perlindungan Tuhan merupakan ayat yang paling menonjol. Terjemahannya adalah: “Allah, selain Dia tidak ada sembahan lain. Yang Maha hidup, Yang Mahategak atas Zat-Nya. Kantuk tidak menyerang-Nya dan tidak pula tidur. Kepunyaan Dia-lah apa yang ada di seluruh langit dan di bumi…” – ada suara yang terdengar, suara terjemahan [dalam bahasa lain] masuk ke mari –”…Dia tidak diserang kantuk dan tidak pula tidur. Milik Dia-lah apa yang ada di seluruh langit dan apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di hadapan-Nya kecuali dengan izin-Nya? Dia mengetahui apa yang ada hadapan-Nya dan di belakang-Nya, dan sedikitpun tidak ada yang meliputi ilmu-Nya, kecuali seberapa yang Dia kehendaki. Kerajaan-Nya meliputi langit dan bumi, dan tidak mem-beratkan-Nya mejaga kedua-Nya. dan Dia Mahatinggi, Maha besar” (Al Baqarah 265).
Haafizh & Hafiyzh
Mula pertama saya akan menterjemah-kan haafizh dan hafizh secara harfiah. Hafizhal maalaa wassirra hifzhan, ra-a’ahu – Dia telah menjaga harta dan rahasia, atau telah memperhatikannya. Jadi, dalam penjagaan tidak hanya penjagaan harta dan jiwa semata, bahkan termasuk juga penjagaan rahasia. Yuqaalu fulanun hafiyzhan ‘alaykum wa haafiyzhuna-Dikatakan bahwa si fulan dari pihak kami untuk kamu hafiyzh (pelindung) atau haafizh atau pengawas alhaafizhu wal hafiyzhu al mu’akkalu bisysyai ya’khudzukhu – maksud haafizh dan hafiyzh adalah setiap orang yang diserahi untuk menjaga sesuatu. Namun, disini tidak mengacu kepada Tuhan, karena Allah Dia sendiri yang menjaga, jadi penjagaan tidak diserahkan kepada-Nya.
Di dalam Tirmidzi Kitabul fazaa-il, dalam kaitan ini diriwayatkan dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda bahwa jika ada yang membaca surat Mu’min ayat pertama sampai ilayhil– mashiyr dan membaca ayat Kursi di waktu subuh maka karena keduanya sampai petang hari akan berada dalam penjagaan Tuhan Dan siapa yang membaca ini pada waktu petang hari maka sampai waktu subuh karena keduanya akan tetap berada dalam penjagaan Tuhan.
Begitu juga dalam Tirmidzi Kitab Fazzailul-Quran ada riwayat Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Segala sesuatu mempunyai puncak dan bagian puncak Al-Quran adalah surah Al-Baqarah. Di dalamnya ada ayat yang merupakan penghulu semua ayat Al-Quran dan itu adalah Ayat Kursiy”. Dalam kaitan ini Hadhrat Khalifatul Masih I bersabda: “Bersih dari setiap aib. Memiliki semua sifat sempurna yang namanya adalah Allah. Selain Dia tidak ada yang layak disembah dan ditaati. Dia kekal, Pengatur segala sesuatu yang ada, Pelindung yang tidak pernah malas, ngantuk dan tidur. Semua berada di bawah kekuasaan, kepemilikan dan adalah ciptaan-Nya. Langit dan bumi mem-buktikan keberadaan dan keesaan-Nya. Karena kebesaran dan keagungan-Nya tidak ada yang bisa memberi syafaat kepada siapapun tanpa izin dari Zat yang Mahasuci ini. Maka siapakah yang memiliki kekuatan untuk menandingi-Nya. Dia mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang telah berlalu”.
Arti Kursiy
Berkenaan dengan makhluk, apa yang akan dikatakan. Tidak ada yang bisa menguasai ilmu tentang sesuatu dari ilmu-Nya tanpa kehendak-Nya. Ilmu-Nya (kursiy-Nya) yang sempurna melingkupi langit dan bumi dan Dia tidak pernah lelah menjaga langit dan bumi. Dia Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, “Allaahu laa ilaaha illa huwal- hayyul- qayyumu, laa ta’khudzuhu sinatun wa laa naum – ini adalah terjemahan Hadhrat Masih Mau’ud a.s.- Dia tidak pernah ngantuk dan tidak pernah tidur, yakni tidak pernah lalai menjaga makhluk”.
Dalam buku Chasyma-i Ma’rifaat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dalam menjelaskan ayat ini bersabda: “Yakni di dalam kursiy Tuhan berada semua langit dan bumi, dan Dia me-mikul semua-Nya. Dia tidak lelah mengangkat-nya dan dia Mahatinggi. Tidak ada akal manusia bisa sampai pada wujud-Nya”.
Kini berkenaan dengan kursiy ada gambar-an bahwa Tuhan terus duduk di atas kursi. Namun di sini maksud kursiy, bukanlah tempat duduknya Tuhan, bahkan Tuhan yang meng-angkat kursiy itu. Dalam kaitan ini ulama-ulama yang bodoh tafsir mereka pun sangat mengherankan. Ada seorang bertanya kepada seorang ulama: “Apakah pada zaman Rasulullah saw. ada meja dan kursi?” Dia menjawab: “Hai bodoh, apakah kamu pernah membaca ayat kursi di dalam Al-quran?” Jadi, inilah kondisi para ulama.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah meng-anugerahi kepada kita keterangan yang baru dan ini merupakan kebaikan beliau dan ke-baikan beliau yang paling besar adalah beliau telah memberikan ilmu Al-Quran yang benar. Bersabda: “Semua yang Dia angkat, Dia tidak lelah mengangkat-Nya. Dan Dia Maha Tinggi, tidak ada akal yang bisa sampai pada wujud-Nya dan Dia Maha besar Segala se-suatu di hadapan kebesaran-Nya tidak berdaya. Inilah bahasan kursi dan ini hanya sekedar misal (contoh)…..Seluruh langit dan bumi berada dalam kekuasaan Tuhan, dan kedudukan-Nya terjauh dari semua-Nya dan kebesaran-Nya tidak ada batas-Nya.
Kutipan ini ada di dalam Malfuzat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang tertulis: “Sungguh benar Allah sama sekali tidak pernah menyia-nyiakan hamba-hamba-Nya dan Dia menjaganya dari meminta-minta kepada orang lain. Jadi, seberapa banyak nabi-nabi dan para wali berlalu, apakah ada yang bisa mengatakan bahwa mereka biasa meminta-minta? Atau musibah ini menimpa anak-anak mereka? Mereka melantur ke sana ke mari dari rumah ke rumah untuk mencari potongan roti? Sama sekali tidak. Bahkan keyakinan saya, jika ada seorang yang bertuhan dan seorang muttaki (bertakwa) maka sampai tujuh keturunannya Tuhan akan menurunkan tangan rahmat dan berkat-Nya dan Dia sendiri yang menjaganya.”
Penjagaan Jibril a.s. atas Nabi Besar Muhammad saw. dalam peperangan
Kini ayat surah Al-An’am ayat 62:
Terjemah sederhananya: “Dia Maha unggul dengan kegagahan di atas hamba-hamba-Nya dan Dia mengutus penjaga-penjaga bagimu, sehingga jika ada di antara kalian datang kematian maka rasul kami mewafatkan dan mereka tidak melalaikan segi apapun”.
Di dalam fikiran ada riwayat Hadhrat Ibni Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. dalam perang Badar bersabda: “Ini adalah Jibrail, dia memegang pelana kuda dan dia memakai pakaian perang.” Nah, ini merupakan pe-mandangan kasyaf, dan ini jelas tidak bisa kita kenakan secara lahiriah. Akan tetapi, Jibaril yang telah mewahyukan kepada Rasulullah saw. dan dia adalah seorang yang jujur. Merupa-kan kewajibannyalah menjaga Rasulullah saw. dan yang diperlihatkan ini adalah pemandangan kasyaf, dan inilah maksudnya bahwa Tuhan yang telah menurunkan Al-Quran Dia telah menetapkan Jibrail untuk menjaga beliau.
Hadhrat Sa’ad bin Abi Waqas menerang-kan bahwa: Saya melihat Rasulullah saw. di perang Uhud bahwa ada dua orang yang berpakaian putih bersama beliau dan mereka berperang dari pihak beliau dan sedemikian rupa dahsyatnya mereka berperang yang mana saya tidak pernah melihat orang berperang berani seperti itu sebelumnya.”
Inipun merupakan pemandangan kasyaf yang bukanlah maksud lahiriahnya bahwa benar-benar ada malaikat yang turun dari langit. Bahkan itu merupakan pemandangan yang tujuannya untuk menenangkan Rasulullah saw. bahwa amanat beliau tidak akan pernah sia-sia.
Hadhrat Jabir r.a. menerangkan bahwa dia bersama Rasulullah saw. pergi ke Najad dalam suatu ekspedisi. Ketika Hudhur kembali bersama sahabah maka dia pun kembali bersama Hudhur. Rombongan sampai di sebuah lembah di siang hari yang di mana banyak pohon-pohon berduri. Beliau di situlah berhenti dan orang-orang secara terpisah-pisah mencari tempat istirahat di bawah pohon. Rasulullah saw. terlentang untuk istirahat di bawah pohon Kiker/pohon berduri dan beliau menggantung-kan pedang beliau di pohon itu. Kami semua tertidur.
Secara tiba-tiba apa yang kami dengar ternyata Rasulullah saw. tengah memanggil kami. Kami datang kepada beliau maka apa yang kami lihat.ternyata di dekat beliau ada seorang Badui berdiri. Beliau bersabda: “Dia telah menghunus pedang saya ketika saya sedang tidur dan ketika saya bangun maka dia sedang memegang pedang terhunus di tangannya, dan dia mulai berkata: Kini siapa yang akan menyelamtkan engkau dari saya? Saya berkata,” Allah”.Ia kini tengah duduk di sini. Perawi berkata bahwa Hudhur tidak menghukumnya dan dia duduk.
Dari ini dapat diketahui bahwa Rasulullah saw. Baik dalam keadaan tidur mau pun bangun Tuhan selalu menjaga beliau, .dan sedemikian rupa sempurnanya keyakinan beliau kepada penjagaan Tuhan, yang mana seorang Badui berdiri sambil memegang pedang terhunus di dekat kepala beliau dan bertanya: Siapa yang bisa menjaga engkau dariku? “Allah” sabda beliau, sambil tidur-tiduran, sedikitpun tidak ada kekhawatiran. Memang, perlindungan Tuhan ada, namun terhadap perlindungan Tuhan sedemikian rupa yakinnya Rasulullah saw. yang mana nabi manapun tidak didapatkan contoh seperti itu di dunia.
Hadhrat Khalifatul Masih I r.a bersabda: “Manusia dari sejak lahir (diciptakan) telah menyiapkan untuk dirinya sarana-sarana pen-jagaannya. Untuk terhindar dari mati manusia mencari berbagai obat-obatan. Dan ketika tidak ada cara lagi maka dia mencarikan jodoh untuk istrinya (niug) supaya jika saya tidak bisa hidup/tinggal maka anak saya yang tinggal. Namun, Tuhan berfirman: “Dengan perlindungan Akulah dia akan bisa selamat. Buktinya adalah “idzaa jaa-a ahadakumul- mawtu tawaffathu rusuluna – apabila kematian datang maka malaikat-malaikat kami datang untuk mengambil nyawa.” Namun, ruh tidak fana. Oleh karena itu berfirman: “tsuma rudduwhu ilallaah – kemudian akan dikembali-kan kepada Allah.” Di sana di akhirat pun keselamatan berada di tangan Tuhan. Sebagai buktinya, untuk selamat dari kesulitan-kesulitan dunia disajikan kesaksian fitrah manusia.
Penjagaan Allah Ta’ala Atas Nabi Besar Muhammad saw.
Kini ayat 58 surah Hud:
“Maka jika kalian berpaling bahwasanya semua perkara telah saya sampaikan kepada kalian yang dengannya saya dikirim kepada kalian…” – di ini merupakan bukti Rasulullah saw. sebagai rasul yang sempurna, yang mana dalam kesempatan-kesempatan yang sangat berbahaya beliau tidak pernah menghiraukan untuk berperang di garis terdepan dan beliau tidak pernah mundur ke belakang. Dalam pe-perangan yang sangat berbahaya pun beliau selalu yang terdepan. Beliau mempunyai keyakinan sempurna bahwa “selama wahyu Al-Quran belum sempurna sampai waktu itu Allah pasti akan menjaga saya”.
Lewatnya beliau dari bahaya-bahaya yang sedemikian besar dan menjadi sempurnanya wahyu menurut Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ini adalah merupakan kebenaran agung Rasulullah saw., yang nampak tidak bisa didapatkan contohnya di tempat lain. Dalam corak, “maka jika kamu berpaling bahwasanya semua perkara telah saya sampaikan kepada kalian yang dengannya saya diutus kepada kalian”. Kini hal-hal yang diberikan kepada Rasulullah saw. sampai turunnya surat Hud semua hal-hal (perkara) itu beliau telah sampaikan. “Dan jika kalian berpaling maka Allah akan menetapkan kaum lain selain kalian [sebagai pengganti]. Ini tidak mungkin bahwa wahyu belum sempuran dan ini tidak mungkin bahwa Tuhan tidak mejaga saya”.
Kini adalah Surah Ar Ra’d ayat 12:
“Untuknya ada pelindung-pelindung di belakang dan di depannya yang menjaganya dengan perintah Tuhan” – di sini hendaknya diingat bahwa disini adalah yahfazhuwnahu min amrillaahi. Jadi, saya dalam satu ke-sempatan, dalam waktu daras Allah telah memberitahukan bahwa ada satu maksudnya yang sebelumnya belum jelas. Sebagai ganti min amrillaahi hendaknya bi-amrillaahi sesuai pribahasa bahasa Arab. Untuk perlindungan Allah selalu digunakan kata bi-amrillaahi, kata min amrillaahi bisa digunakan pada waktu apabila diambil kedua artinya secara serempak bahwa bersama takdir Allah, dengan izin Allah baru Dia menjaganya.
Saya teringat ketika daras secara tiba-tiba mata saya sama sekali tidak bisa melihat apa-apa, maka pada kesempatan itu inilah topik yang ada di hadapan saya dan ketika saya merenungkan kedalamannya maka terlihat bahwa memang dengan perintah Allah, hanya Allah-lah yang bisa melindungi, dengan perintah Allah tidak ada lain yang bisa melindungi.
Kemudian “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu bangsa selama mereka sendiri tidak merubahnya”. Di sini maksudnya dari yang baik kepada yang buruk. Apabila kepada suatu bangsa Allah memberi-kan pertolongan, ada cahaya yang Dia beri-kan maka selama mereka sendiri tidak me-malingkan muka dari [nur] itu maka keadaan kaum itu tidak berubah. Dan apabila mereka mulai berpaling dari ayat-ayat Allah maka baru Allah merubah keadaannya, sebelumnya tidak.
Wa idza araadallaahu biqawmin suw-an falaa maradda lahuw [Apabila Allah menghendaki keburukan untuk suatu bangsa maka tidak ada yang bisa mencegahnya] kemudian segera sesudah wa idzaa araadallaahu biqawmin suw-an – kemudian apabila mereka sendiri merubah keadaan mereka maka Allah menghendaki keburukan untuknya. Ini adalah merupakan seri/kesinabungan yang hendaknya perlu diperhatikan, bahwa Allah sendiri tidak menurunkan keburukan kepada suatu kaum dengan keinginan-Nya selama mereka belum dengan keinginan mereka sendiri memutuskan untuk menurunkan keburukan untuk dirinya sendiri.
Falaa maradda lahu apabila ini yang telah terjadi maka tidak ada yang bisa menghindari itu famaa lahuw miduwnihi min waal– dan selain Tuhan – coba perhatikan- maa lahuw minduwnihi min waal. Dari takdir Tuhan, selain Tuhan, tidak ada yang melindungi.
Hadhrat Abu Said Khudri r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada nabi yang dibangkitkan dan tidak ada khalifah yang ditetapkan melainkan ada dua penjaga terselubung (tersembunyi) untuknya. Satu, menggerakkannya untuk kebaikan dan mendorongnya, dan yang ke dua berusaha mendorongnya untuk melakukan keburukan. Namun, terhadap para nabi-nabi yang mendorong untuk mengerjakan keburukan tidak pernah meraih kesuksesan. Akan tetapi Allah-lah yang menjaganya dan siapa yang Allah lindungi dan jaga maka kemudian tidak ada yang bia menyia-nyiakannya.”
Ibni Hisyam berkata: Fudhala bin Umair bin Malu’ telah bertekad untuk mensyahidkan Hudhur saw., dan ketika dia telah sampai di dekat Hudhur dan beliau pada waktu tengah melakukan thawaf di Ka’bah. beliau berkata: “Fudhala?” Ia menjawab, “Ya, Hudhur, saya”. Bersabda: “Mintalah ampunan kepada Tuhan”. Kemudian beliau meletakkan tangan beliau di dada Fudhala, yang karenanya hatinya menjadi tenteram. Fudhala berkata: “Begitu Hudhur meletakkan tangan di dada saya maka telah timbul kecintaan kepada Hudhur paling banyak dalam diri saya.” Nah, inipun merupakan mu’jizah Rasulullah saw. yang disebutkan juga di dalam Al-quran bahwa musuh yang aniaya sekalipun itu menjadi teman yang sangat setia.
Pengorbanan Abu Thalhah r.a. Yang Luar Biasa
Dalam perang Uhud peristiwa Hadhrat Abu Thalhah merupakan peristiwa yang sangat aneh. Allah yang telah menetapkan untuk penjagaan secara kasyaf para malaikat juga dan secara zahir, secara praktik juga merupakah orang-orang yang berwujud malaikat. Peristiwa yang paling aneh dari itu adalah peristiwa Hadhrat Abu Thalhah Anshari. Di hadapan Rasulullah saw. sedemikian rupa beliau berdiri menjadikan dada beliau sebagai tameng yang menjadikan panah manapun yang datang, beliau sedirilah yang menjadi tempat bersarangnya. Beliau sambil membaca syair dengan suara penuh semangat: Nafsiy linasikal fidaa-u wa wajhiy liwajhikal- githaa/difaa’ – jiwa saya berkurban demi jiwa Tuan dan muka saya menjadi tameng bagi wajah Tuan”.
Beliau (Abu Thalhah) mengeluarkan anak panah dari tempatnya lalu sedemikian keras membidikkan ke arah musuh yang karenanya anak-anak panah itu menancap di badan-badan musuh, dan ketika Rasulullah saw. mengangkat kepala untuk melihat peristiwa itu maka Hadhrat Abu Thalhah maju ke depan untuk penjagaan dan berkata, “nahri duwna nahrika – dada (bagian atas) saya berada di depan dada Tuan”, yakni “demi untuk penjagaan dada saya berada di depan dada Tuan”. Rasulullah saw. karena bahagia akan kesetiaan beliau itu bersabda: “Di dalam tentara/lasykar suara Abu Thalhah lebih baik dari suara seratus orang.”
Hadhrat Abu Thalhah dalam Perang Uhud telah menghadapi orang-orang musyrik dengan sangat berani. Beliau seorang ahli pemanah. Pada hari itu ada dua tiga busur panah patah di tangannya. Pada waktu di hadapannya ada dua corak bahaya yang mengganggu fikiran beliau. Satu fikiran akan kekalahan orang-orang Islam. Kedua, masalah penjagaan Rasulullah saw., karena di sekeliling Rasulullah saw. hanya ada beberapa orang yang tersisa. Hadhrat Abu Thalhah dengan kesetiaan yang sedemikian rupa melindungi Rasulullah saw. sehingga yang dengan tangan mana beliau melindungi tangan itu menjadi lumpuh, namun beliau sama sekali tidak mengeluh.
Dalam melindungi Rasulullah saw. satu tangan Hadhrat Abu Thalhah untuk selamanya menjadi tidak terasa, lumpuh, karenanya itu menjadi menggantung. Hadis Bukhari Kitabul Magazi, Tariq bin Syahab meriwayatkan bahwa: Saya mendengar Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa saya dalam medan perang dengan maksud itu menemani beliau bahwa saya di medan perang akan terus bersama dia. Pada waktu itu beliau datang di hadapan Rasulullah saw. dan melihat bahwa Rasulullah saw. sedang berdoa buruk untuk orang kafir. Atas hal itu Hadhrat Miqdad berkata: Ya Rasulullah saw., kami tidak akan mengatakan apa yang telah dikatakan oleh kaum Musa bahwa: Engkau dan dan Tuhan engkau pergilah berperang. Bahkan kami akan berperang di kanan Tuan dan di kiri Tuan dan di depan Tuan pun kami akan berperang, di belakang Tuan pun kami akan berperang. Atas hal itu wajah Rasulullah saw. yang penuh berkah menjadi berbinar-binar dan beliau menjadi sangat gembira. Kesetiaan para sahabah ini adalah sesuai dengan ya’khudzuwna min amrillaahi – sangat mengherankan luar bisa pengorbanan yang mereka berikan.
Sistim Penjagaan Yang Ditetapkan Allah Ta’ala Atas Bumi
Kini adalah surah Yusuf ayat 65:
Hadhrat Ya’qub berkata kepada anak-anaknya bahwa hal aamanukum ‘alayhi illa kamaa amintukum ‘alaa akhiyhi- apakah saya menyerahkan kepada kalian sebagaimana saya telah menyerahkan kepada kalian anak saya Yusuf sebelumnya? Pada dasarnya saya sama sekali tidak percaya pada penjagaan kalian, wallaahu khayrun haafizhaa(n), wa huwa arhamurraahimiyn –sesungguhnya Allah-lah yang paling baik sebagai penjaga dan Dia adalah wujud yang paling Penyayang dari semua yang penyayang”.
Hadhrat Ibni Umar r.a. menerangkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Luqman Hakim selalu berkata: “Bahwa apabila ada sesuatu diambil dalam perlindungan Tuhan maka Allah menjaganya.” Apabila ada sesuatu diambil di dalam “perlindungan Tuhan” bukanlah maksudnya bahwa secara peribahasa ada yang berkata, berada di dalam perlindungan Tuhan. Maksudnya adalah dengan hati yang tulus dan jiwa yang tulus, dengan mengingat segala macam bahaya, seorang manusia menerangkan kepada Tuhan bahwa “Engkaulah yang akan melindung saya atau yang akan melindungi keturunan saya” maka
maka tanpa keraguan Allah pasti akan melindungi.
Surah Al-Hijr ayat 17-19:
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan gugusan bintang-bintang di langit dan kami telah menghiasinya untuk orang-orang yang melihat langit itu dan kami telah menjaganya dari syaitan yang terkutuk Kecuali jika ada yang menyambar/mencuri dengar sesuatu maka akan mengejarnya satu nyala yang terang.”
Saudara-saudara yang melihat bintang-bintang terang yang jatuh, ini adalah sistim penjagaan Tuhan. Nyala api, oleh karena itu menjaga manusia karena dengan nyala api itu pecahan-pecahan batu yang berat itu terbakar dan menjadi debu. Jadi, ini merupakan kefasihan Al-Quran bahwa di belakangnya diikutkan/dilemparkan api yang menyala. Sebagaimana nyala api yang tengah lari dari belakang dan sampai pada waktu itu dia terus berlari-lari selama belum terbakar menjadi debu. Dan sistim langit dunia ini merupakan hal yang sangat mengherankan. Itu menjaga manusia dari semua gelombang radiasi.
Ada tujuh langit di atas bumi. Di tujuh langit itu setiap langit ada ditetapkan untuk penjagaan dan hal yang paling mengherankan luar biasa adalah bahwa ozon yang merupakan satu jenis oksigen, itu sangat berat. Itu bukannya tinggal di bumi malah itu tinggal di atas. Kenapa seperti itu? ini supaya dengan perantaraan ozon sinar radiasi yang turun dari langit itu dijaga, dan jika ozon itu tidak ada di atas maka perlindungan ini tidak akan mungkin.
Jadi, meskipun akal mengatakan bahwa sebagai gas yang berat [ozon] itu hendaknya berada di bawah, namun itu berada di atas dan setiap waktu itu pecah dan berserakan yang seolah-olah itu mengorbankan jiwanya untuk menjaga ummat manusia, kemudian kembali takdir Tuhan menyatukannya dengan ozon. Maka ini adalah merupakan sistim yang sangat halus dan sangat sulit (rumit) sekali. Manusia setiap saat lalai, namun dia tidak mengetahui bahwa Tuhan dalam setiap keadaan untuk penjagaannya Dia selalu menyiapkan sarana-sarana. Jika sarana ini bukan dari Tuhan maka jangankan manusia jenis kehidupan manapun tidak akan bisa selamat.
Nabi Sulaiman a.s. & Syaithan
Kini dalam surah Al Anbiya (ayat 83) dalam kaitan Hadhrat Sulaiman ada keterangan ini:
“Dan dari syaitan-syaitan ada yang menyelam/menjadi penyelam-penyelam, wa ya’maluwna ‘amalan duwna dzaalika – dan demi untuk Hadhrat Sulaiman selain itupun banyak pekerjaan berat yang mereka kerjakan, wa kunnalahum haafizhiyn – dan Kami menjaga syaitan-syaitan itu”.
Nah, coba perhatikan apa maksud menjaga syaitan. Jika itu adalah syaitan zahir yang merupakan api maka dengan menyelam akan menjadi habis. Di sini isyarah yang jelas bahwa syaitan itu adalah kaum pembangkang, merupakan orang-orang dari kaum pembangkang dan ketika demi untuk Hadhrat Sulaiman mereka menyelam mengambil mutiara maka Allah pada waktu itu menjaga mereka. Kalau tidak, bagi mereka tidak akan mungkin menyelam di kedalaman laut mengeluarkan mutiara.Dan selain itupun ada pekerjaan berat lainnya yang mereka kerjakan untuk Hadhrat Sulaiman. Dikatakan wa kunna lahum haafizhiyn.
Nah, ini merupakan hal yang perlu direnungkan bahwa mereka itu syaitan jenis apa, yang mana Allah yang menjaga mereka Jadi, itu adalah syaitan dalam wujud manusia, yaitu kaum-kaum pembangkang yang selain itu tidak ada maksud lain dari syaitan, yakni mengatakannya syaitan tidak ada maksud lain.
Kemudian surah Saba ayat 22:
“Dan tidaklah dia mempunyai kekuasaan atas mereka, namun Kami menghendaki supaya mereka yang beriman kepada akhirat mereka itu Kami bedakan/istimewakan dari orang-orang yang masih dalam kekeliruan, dan Tuhan kalian Penjaga atas segala sesuatu”.
Doa-doa Hadhrat Rasulullah saw.
Kini sebagian doa-doa Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dan sebagian ilham-ilham yang di dalam itu ada bahasan tentang hafiyzh dan haafizh itu yang akan saya sajikan Namun, sebelum itu ada dua tiga hadis yang akan saya terangkan. kemudian baru saya membahas ilham-ilham.
Hadhrat Abdullah bin Amr r.a. menerangkan bahwa apabila Rasulullah saw. masuk di mesjid maka beliau berdoa: “Saya berlindung pada Zat Tuhan Yang Maha agung, pada Zat Tuhan Yang Maha mulia, pada Zat Tuhan yang kerajaan-Nya kekal dan abadi dari syaitan yang terkutuk”. Hudhur bersabda: “Sudah?” Saya berkata: “Ya, apa?” Hudhur bersabda: “Ya, apabila ada orang berdoa ini maka syaitan berkata, “hari ini sepanjang hari dia terhindar dari saya”.
Kini doa-doa untuk masuk mesjid itu banyak sekali. Dari itu satu doa adalah: Pertama, bacalah selawat. Sesudah itu katakanlah “Semoga Allah menganugerahkan rahmat-Nya kepada saya”. Dan maksud rahmat adalah nikmat-nikmat ruhani. Dan pada waktu masuk bacalah Allahummaftahli abwaaba rahmatika. Pada waktu keluar Allahumma- ftahli abawaaba rahmatika dan maksud dari abawaaba fadhlika adalah sarana-sarana zahir dunia.Yakni bukan harta kekayaan orang-orang dunia, namun orang-orang saleh yang dianugerahkan harta dari Tuhan. Jadi, doa inipun hendaknya selalu dingat. Dari itu saya banyak memetik faedah dan kepada Saudara-saudara saya menasehatkan untuk mengingat doa ini supaya Allah menjauhkan kesulitan-kesulitan prihal harta benda.
Hadis ke dua diambil dari Musnad Ahmad bin Hanbal. Diriwayatkan dari Hadhrat Abdullah bin Abbas bahwa satu hari dia menunggang (membonceng) di belakang Rasulullah saw.. Hudhur bersabda kepadanya: “Hai anak, saya mengajarkan kepada engkau beberapa kalimah doa-doa. Ingatlah selalu akan Tuhan dan selalulah dalam penjagaannya maka Dia akan menjaga engkau. Ingatlah Tuhan maka engkau akan mendapatkannya di hadapan engkau dan jika engkau meminta sesuatu maka mintalah kepada Tuhan dan jika ingin meminta pertolongan maka mintalah kepada Tuhan dan ingatlah bahwa jika semua orang-orang kumpul ingin menyampaikan faedah kepada engkau maka mereka tidak ada yang bisa menyampaikan faedah kepada engkau, kecuali yang Allah telah tetapkan untuk engkau. Dan jika mereka bersatu ingin menyampaikan kerugian kepada engkau maka tidak akan bisa menyampaikan kerugian kecuali takdir Allah sudah seperti itu.”
Ada sebuah riwayat Hadhrat Abu Umamah r.a. bahwa Hadhrat Umar bin Khaththab memakai pakaian baru dan berdoa: “Segala pujian untuk Allah yang telah memakaikan kain kepada saya, yang dengan perantaran itu saya menutupi aurat saya, saya memperoleh hiasan/keindahan di dalam kehidupan saya”. Kemudian bersabda: Saya telah mendengar dari Rasulullah saw. bahwa siapa yang memakai pakaian baru hendaknya berdoa ini bahwa “segala puji adalah bagi Allah, yang telah memakaikan pakaian kepada saya yang dengan perantaraan itu saya menutupi aurat saya dan saya memperoleh hiasan di dalam kehidupan. Kemudian melihat kepada pakaian yang lama dan itu beliau berikan sebagai sedekah maka di dalam kehidupan dan kematian, dalam dua kondisinya adalah akan berada dalam penjagaan dan perlindungan” Tuhan.Beliau menerangkan hal ini sampai tiga kali.
Dan perlu hendaknya diingat bahwa memberikan pakaian yang lama bukanlah maksudnya bahwa itu telah lapuk dan tidak berguna untuk apa-apa maka baru diberikan kepada orang yang miskin. Ayat Al-Quran yang lain sangat tegas melarang bahwa “Janganlah kalian memberikan sesuatu yang kalau kalian diberikan [seperti itu] maka pandanganmu ke bawah karena menahan malu”. Maka sama sekali janganlah hendaknya memberikan orang yang miskin pakaian yang tua lapuk, buanglah itu. Namun, demi untuk Tuhan tidak bisa diberikan kepada orang miskin. Ya, ganti dari pakaian yang tua lapuk, pakaian yang telah digunakan yang kondisinya masih baik dan kondisinysa sedemikian rupa yang jika Saudara-saudara diberikan maka pandangan Saudara-saudara jangan ke bawah karena malu, bahkan Saudara-saudara menerimanya dengan senang hati maka berulah pakaian itu berikan kepada mereka.
Merupakan kebiasaan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bahwa beliau memberikan pakaian beliau yang telah dipakai kepada orang-orang miskin. Namun pakaian itu selalu dalam kondisi masih baik.
Doa-doa Ilhami Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
Kini saya akan menyampaikan ilham-ilham Hadhrat Masih Mau’ud a.s. di hadapan Saudara-saudara: Yuriyduwna an yuthfuwnuwrallaahi, qul lillaahi haafizhun ‘inaayatullaahi haafizhuka – para penentang akan menginginkan untuk memadamkan nur Allah. Katakanlah, Allah sendirilah yang menjadi penjaga nur itu. Anugerah Tuhan menjadi pelindung engkau. Kamilah yang telah menurunkan dan Kamilah yang menjadi penjaga. Tuhan adalah Pelindung terbaik dan Dia adalah arhamurraahimiyn – Maha Penyayang dari yang penyayang”.
Coba perhatikan betapa bahaya-bahaya yang beliau alami. Beliau sama sekali tidak mempunyai satu pun penjaga rumah beliau selalu terbuka. Kini berapa banyak penjaga kita yang bertugas. Namun perlindungan/penjagaan terhadap Hadhrat Masih Mau’ud a.s. penjagaan seperti itu siapapun tidak ada yang dapat. Dalam hari-hari yang paling berbahaya ketika orang-orang datang ke Qadian untuk membunuh beliau maka satupun penjaga beliau tidak tetapkan yang berdiri di jalan mencegah. Mereka datang tanpa ada hambatan Akan tetapi betapa dengan penuh keagungan Tuhan menjaga beliau.
Ada satu peristiwa yang ingin saya perdengarkan kepada Saudara-saudara. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tengah memberikan khutbah kemudian datang seorang ahli hipnotis, dan dia sambil duduk di mesjid mulai berusaha mengkonsentrasikan hipnotisnya, dan dia berfikir bahwa beliau – na’uwdzubillaahi min dzaalik – akan mulai menari. Menurutnya, apabila mulai menari maka semua orang akan mulai bercerai-berai bahwa ini bagaimana bisa menjadi seorang Masih yang menari-nari di hadapan orang-orang? Maka dari belakang Hadhrat Masih Mau’ud a.s. nampak olehnya dua ekor singa mengerikan yang siap untuk menerkamnya. Dia sedemikian rupa lari dari mesjid sampai-sampai sepatu pun dia tinggalkan. Sesudah itu perhatian orang-orang mulai tertuju kepadanya lantas mereka mulai mengejar dan menangkapnya dan dia pun menerangkan peristiwa ini.
Jadi, Allah telah menetapkan untuk penjagaan. Dan dua yang telah ditetapkan, inipun merupakan peristiwa yang aneh. Di zaman Rasulullah saw. juga dalam menghadapi Abu Jahal peristiwa serupa inilah yang telah terjadi dengan Rasulullah saw. bahwa ada dua ekor unta betina berada di belakang beliau yang siap untuk mencincang-cincang Abu Jahal dan layaknya seperti unta betina yang gila. Dan ketika kepada Abu Jahal Rasulullah saw. mengingatkan akan hilfulfudhuwl – sumpah kesetiaan dan bersabda: “Berikanlah (bayarlah) uang orang miskin ini”, maka dengan diam-diam dia memberikan uang kepadanya. Baru sesudahnya dengan keheranan sekali teman-temannya bertanya kepadanya: “Hai bodoh, engkau yang mengatakan kepada kami, lawanlah Muhammad saw. dan semua uangnya habiskan, segala sesuatu miliknya makanlah. Tetapi ini, apa yang telah kalian lakukan?” Dia berkata bahwa: Inilah pemandangan yang telah saya lihat. Jika sebagai ganti saya kamu yang mengalami, maka kamu tidak akan pernah bisa mengingkari perintah itu. Jadi, yahfazhuwna min amrillaahi- inilah maksudnya. Dengan perintah Allah, perlawanan terhadap upaya Allah. Namun dengan perintah Allah Dia menjaga nabi-nabi-Nya dan kekasih-kekasih-Nya.
Kini ilham-ilham: Inni naashiruka inni haafizhuka – Aku akan menolong engkau, Aku akan menjaga engkau”. Kamudian, Inna nuriydu an nu’izzaka wa nahfazhaka – Kami ingin menghormati (memuliakan) engkau dan ingin melindungi engkau”.
Kemudian ada sebuah ilham tahun 1900: Allaahu haafizhuhu ‘inayatullaahi haafizhuhu – Allah adalah pelindungnya, anugerah Tuhan sebagai pelindungnya. Kami yang telah menurunkannya dan Kami-lah sebagai pelindungnya. Tuhan sebagai pengawas/pelindung yang terbaik dan Dia adalah Rahmaan dan Rahiym. Pemuka kekafiran akan menakut-nakuti kamu, maka engkau janganlah takut bahwasanya engkau pasti akan selalu unggul”.
Ada sebuah ilham tahun 1902: Inni laa yakhaafu ladayyal- mursaluwn inni hafiyzhun inni ma’arrasuwl aqum – Sesungguhnya para rasul-Ku sama sekali di sisi-Ku tidak khawatir dan takut. Aku yang menjaga, Aku adalah hafiyzh – Pelindung Aku berdiri bersama rasul-Ku”.
Siaran MTA
Sesudah ini saya ingin menyampaikan berkaitan dengan siaran-siaran digital MTA.
Pada Jum’ah hari ini saya memperoleh taufik yang sangat mulia untuk mengumumkan pengumuman yang penuh berkat. Dengan karunia Tuhan di Amerika, dari tahun 1996 berjalan siaran-siaran digital, sedang dari tahun lalu untuk Eropa dan negara-negara Pasifik Selatan juga telah dimulai siaran digital. Dan kini untuk Asia, Australia dan untuk negara-negara Afrika siaran-siaran ini telah dimulai. Dan –alhamdulillaah – dengan demikian siaran-siaran digital MTA telah sampai ke lima benua dan bisa dilihat dan bisa didengar.
Ada lagi satu pengumuman agung Sky Digital System (sistim digital udara). Dalam dunia setelit sistim digital udara paling banyak dilihat orang dan sangat digemari. Jumlah pemirsanya kurang lebih 6 juta, tapi perkiraan bisa juga sampai sepuluh juta. Kepada semua pemirsa itu untuk menyampaikan siaran MTA perjanjian dengan Sky telah sampai pada tahaf akhir/sempurna..Dan kini dari tanggal 7 September hari Jumaah 2001 yang diberkati siaran ini akan mulai. Insyaallah
Di tahun ini dengan penggunaan teknologi ini dari Jalsah Salanah Amerika dan Jalsah Salanah Kanada telah dilakukan penyiaran secara langsung. Dengan perantaraan ini – insya–allaah – dari berbagai negara orang-orang di Majlis Irfan/tanya jawab yang akan datang dan program-program lainnya secara langsung bisa ikut serta Dan siaran berita langsung pun juga mungkin bisa disiarkan juga.
Untuk bidang warta berita telah diadakan perjanjian agensi yang baru. Di tahun ini MTA telah menandatangani perjanjian dengan Perwakilan/agen warta dunia yang ke dua paling besar, Associated Fan Press AFP (?) yang karenanya kini di MTA berita-berita baru bergambar dari MTA bisa disiarkan, dan juga dengan Agen Zinhua juga yang merupakan agen/perwakilan China perjanjian baru untuk berita-berita bergambar telah diadakan perjanjian.
Semoga Allah menganugerahi ganjaran kepada Sayyid Mansur Shah Sahib bahwa beliau telah melakukan pengkhidmatan yang sangat besar dan kini di seluruh dunia orang-orang (pemirsa) Sky Digital yang jumlahnya puluhan juta itu sedikit saja mereka putar tombolnya maka di sana mereka akan nampak siaran MTA, walau pun tidak bisa segera langsung waktu itu juga ada di sky, tapi sedikit lama melihat darimana datangnya maka bersama itu MTA juga akan nampak/datang. Jadi – Insya-allaah – pelan-pelan dengan perantaraan ini tabligh Ahmadiyah akan terus berkembang di dunia. Semoga Allah menganugerahi Sayyid Nasir Syah Sahib juga ganjaran .Dia bekerja keras dan dengan penuh bijaksana beliau tengah bekerja.
Pent. Qomaruddin Syahid