Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
Khalifatul Masih Ar-Rabbi ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
24 Mei 2002
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ،
وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
Didalam khutbah Jumaah hari ini, topik sifat شاهد-syaahid dan شهيد-syahiyd Allah yang akan diterangkan. Dan insya-Allah, bahasan ini akan berjalan juga pada khutbah yang akan datang.
Pertama-tama, saya akan menerangkan arti segi lughatnya.Dalam Mufradaat Imam Ragib tertulis: Arti الشهود والشهادة -asy-syuhuwdu wasy-syahaadatu adalah, menyaksikan sesuatu yang berada di suatu tempat dengan pandangan mata zahir atau menyaksikan dengan pandangan mata batin atau ilmu. Kata الشهادة-asy-syahaadatu-digunakan untuk keterangan yang berlaku atas dasar ilmu yang sudah diraih hasil dari penyaksian lewat mata basyirat/ilmu dan mata lahiriah. Dan ayat Al-Quran suci dimana Allah berfirman شهدالله-syahidallaah [Allah telah menyaksikan] yakni, maksud Tuhan memberikan kesaksian akan ke-Esaan-Nya ialah, Dia menyiapkan argumentasi-argumentsi sedemikian jitu yang membuktikan ke-Esaan-Nya. Sebagaimana ungkapan seorang penyair :وفىكل شئ له اية تدل على انه واحد -wa fiy kulli syaiin lahuw aayatun tadullu ‘alaa annahuw waahidun-Yakni, di dalam segala sesuatu ada tanda yang menunjukkan akan keberadaan Tuhan. Kemudian maksud berkenaan dengan malaikat memberikan kesaksian adalah,merujuk pada pelaksanaan mereka terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah ditugaskan pada mereka. Dan maksud kesaksian orang berilmu adalah, mereka memperoleh berita akan hikmah-hikmah perkara-perkara itu dan mereka mengakuinya. Kata شهيد-syahiyd-dikatakan untuk orang yang memberikan kesaksian berkenaan dengan sesuatu dan untuk orang yang menyaksikan. Dia berfirman [Qaf 21] مَعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ-Yakni,akan bersamanya orang yang memberikan kesaksian mendukungnya dan yang memberikan kesaksian menetangnya. Dan tafsir [Al-Baqarah 23] وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ adalah ditujukan pada setiap yang tuntutannya/tujuannya bermakna kesaksian . Ibni Abbas berkata, disini maksud شُهَدَاءَكُمْ adalah:اَعْوَانَكُم-a’waanakum-yakni, penolong-penolong kamu.
Mujahid berkata: Maksud شُهَدَاءَكُم adalah orang-orang yang memberikan kesaksian mendukung kamu. Sementara menurut pandangan sebagian maksudnya adalah, orang-orang yang dianggap penting untuk hadir pada kesempatan-kesempatan seperti itu. Dan di dalam ayat -ayat yang tertera dibawah ini kata .شهيد-syahiyd digunakan seperti pada apa yang tertera di atas. Sebagaimana berfirman [Al-Qasyash74] dan [Al-‘aadiyaat7.An-Nisaa’ 77]:
وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا . وَنَزَعْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا.وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ Ini pada dasarnya menunjukkan pada firman Tuhan Al-Mu’min 16: لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ: [tidak ada sesuatu mengenai mereka akan tersembunyi dari Allah]dan juga mengisyarahkan pada firman Tuhan Surah Taha 6: فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى [maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan mengetahui apa yang masih tersembunyui] dan شهيد-syahiyd disebut juga untuk yang tengah dalam kondisi sekaratulmaut, atas dasar karena mendapatkan malaikat-malaikat itu hadir di dekatnya. Sebagaimana firman-Nya Fushshilat30: تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا .[malaikat-malaikat turun padanya menghibur janganlah kamu takut] Dan ini karena itulah mereka telah dianugerahi hadiah karena nikmat-nikmat apa yang telah disiapkan untuk mereka di dalam surga, mereka menjadi saksinya. (Al-Mufradaat fi gariybil quran)
Al-Imran 17: شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَا ئِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ-Allah sambil berpegang pada keadilan memberikan kesaksian bahwa selain Dia tidak ada sembahan dan malaikat-malaikat juga dan ahli-ahli ilmu juga inilah yang mereka berikan kesaksian bahwa tiada sembahan kecuali Dia Yang Mahaunggul dan Mahabijaksana.
عن الزبير بن عوام رضى الله عنه قال سمعت رسول الله صل الله عليه وسلم وهو بعرفة يقرءهذه الايةشَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَا ئِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ-. وَأَنَا عَلَى ذَلِكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ.
Hadhrat Zubair bin Awwam r.a. meriwayatkan bahwa saya mendengar Rasulullah saw di Padang Arafah membaca ayat ini. Kemudian beliau bersabda hai Rabb-ku, saya adalah salah satu dari saksi-saksi itu
Surah Ali Imran ayat 99:
قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ شَهِيدٌ عَلَى مَا تَعْمَلُونَ
Katakanlah,Hai ahli kitab,mengapa kalian mengingkari tanda-tanda Allah padahal Allah saksi aَtas apa yang kamu kerjakan.
Kemudian surah Nisa’ ayat 34:
وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ وَالَّذِينَ عَقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ فَآتُوهُمْ نَصِيبَهُمْ –
Dan bagi tiap-tiap orang kami telah jadikan ahli waris dari apa yang ditinggalkannya,yakni ibu bapak dan kaum kerabat dan bagian orang-orang yang kamu telah berjanji teguh dengan mereka. Maka berikanlah kepada mereka bagian mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penyaksi atas segala sesuatu.
Allamah Fakhruddin Razi berkenaan dengan ayat surah Nisa’ini menulis: Dalam menafsirkan ayat إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدًا beliau bersabda bahwa ayat إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدًا merupakan janji bagi orang yang itaat,tetapi pemberitahuan dan peringatan bagi orang yang tidak setia. Dan arti شَهِيدًا adalah pengawas atau orang yang mengawasi bawahan-bawahan;atau artinya Allah mengetahui semua keperluan-keperluan dan segala sesuatunya atau pada hari kiamat Dia mengetahui semua kondisi amal dan Dia sebagai saksi. Dan dari segi tafsir… arti شهيد-syahiyd adalah عليم-‘aliym juga [yang mengetahui]. Dan dari segi tafsir yang lain arti شهيد-syahiyd adalah, المخبر-almukhbir – yang [Maha]mengetahui khabar/berita.
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا-Dan kebaikan yang sampai kepada engkau maka itu adalah datang dari Allah;dan kesusahan apa yang sampai kepada engkau maka itu adalah datang dari diri engkau sendiri Dan kami telah mengutus engkau sebagai rasul untuk segenap manusia. Dan, cukuplah Allah sebagai saksi.
Diriwayatkan dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw menyebut seorang dari Bani-israil yang meminjam hutang seribu dinar dari seorang Bani-israil. Orang[sang pemberi hutang] itu berkata bawalah saksi kepada saya,maka saya akan menjadikannya saksi atas hutang ini. Maka orang itu berkata –كَفَى بِاللَّهِ شَهِيْداً. Allah -lah cukup sebagai saksi.Lalu, orang yang memberikan hutang itu berkata; Baiklah tidak apa-apa,bawalah كفيل –kafiyl seorang penaggung jawab. Maka dia mengatakanكفيلا كَفَىبِاللَّه –kafa billaahi kafiyla-Yakni Allah-lah cukup sebagai kafiyl-penanggung jawab.Dia berkata : Benar apa yang kamu katakan. Sesuai dengan itu dia memberikannya hutang untuk jangka waktu tertentu.Walhasil, orang ini berangkat untuk beperjalanan laut dan memenuhi keperluannya. Lalu dia mencari perahu untuk kembali supaya dapat membayar hutang sesuai waktu yang telah ditentukan. Namun,dia tidak mendapatkan perahu. Sesuai dengan itu dia mengambil kayu,lalu melobanginya dan kemudian seribu dinar berikut surat atas nama orang yang memberi hutang dia letakkan lalu kemudian menutupnya kembali. Dan kemudian sambil membawa kayu itu dia menuju ke laut dan berkata:Hai Allah, Engkau mengetahui bahwa saya telah mengambil seribu dinar dari si fulan. Dia telah meminta penanggung jawab/jaminan dari saya,maka saya telah katakan bahwa Allah-lah jaminan saya. Dan kemudian dia meminta saksi dari saya, tapi itulah pula jawaban yang saya berikan bahwa Allah-lah yang menjadi saksi saya. Sesuai dengan itu dia redha akan Engkau sebagai saksi dan penanggung jawab. Dan saya berusaha sepenuhnya untuk memperoleh perahu supaya saya bisa mengantarkan uang orang itu kepadanya,tetapi saya tidak bisa mengerjakan seperti itu. Dan, kini kayu ini hanya kepada Engkau-lah saya serahkan. Sambil mengatakan ini dia melemparkan kayu itu ke laut sehingga itu hilang ditelan ombak. Kemudian orang itu kembali lalu mulai mencari perahu supaya bisa kembali ke tanah airnya. Maka seperti itulah orang yang telah memberikan hutang itu keluar untuk melihat mungkin dengan perantaraan perahu para musafir uangnya dikembalikan. Maka, tiba-tiba pandangannya tertuju pada kayu itu yang dimana uangnya diletakkan.Dia mengangkat kayu itu dengan menganggapnya sebagai kayu bakar.Dan ketika sampai di rumah dan membelahnya, maka dia mendapatkan uang dan surat. Dan sesudah itu orang yang dia berikan seribu dinar pun sampai tepat pada waktu itu. Dan dia berkata: Demi Tuhan saya terus mencari perahu musafir supaya saya hadir di hadapanmu dengan membawa hartamu/uangmu. Namun,saya sebelum perahu ini, yang mana saya kini datang, saya tidak mendapatakan perahu lain. Lalu orang itu bertanya, apakah kamu sebelumnya telah mengirimkan uang saya ? Dia menjawab bahwa inilah yang tengah saya beritahukan kepada Tuan bahwa sebelumnya saya tidak mendapatkan perahu. Maka orang itu berkata bahwa uang yang kamu kirimkan dengan meletakkan di kayu, Allah dengan perantaraan itu telah membayar hutangmu.Oleh karena itu,seribu dinar yang sampai ini / yang telah engkau kirim ambillah dan kembalilah dengan selamat.
Hadhrat Khalifatul Masih I r.a.bersabda:Adapun kebahagian dan kebaikan yang sampai itu sumbernya adalah wujud Tuhan Yang Maha suci dan kedukaan yang sampai sumbernya adalah dari dirimu sendiri. Kami telah mengirim engkau untuk membawa pesan/amanat kepada orang-orang dan untuk hal itu ada kesaksian Tuhan وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا – Kesaksian Tuhan itu ada dua macam. Pertama, adalah Dia telah menyempurnakan semua nubuatan-nubuatan itu tepat pada waktunya,yang berkenaan dengan pendakwaan-pendakwaan Rasulullah saw dan masa beliau. Dengan demikian Allah setelah menolong Rasulullah saw, menghancurkan musuh-musuh beliau dan demi untuk kemenangan beliau Dia menjauhkan setiap hambatan telah memberikan kesaksian bahwa ini adalah orang yang telah Kami kirim.Kedua kelompok adalah makhluk Tuhan dan benar-benar mengetahui akan amal-amal keduanya. Dan yang terbukti benar, Dia telah menolongnya,yakni,yang benar pada akhirnya Allah telah memberikan kemenengan padanya dan orang-orang yang baik pun Dia telah anugerahi dengan wawancakap-Nya/pembicaraan-Nya. Ini adalah Rasul Allah dan para suciawan. Sebagaimana firman-Nya وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّينَ أَنْ ءَامِنُوا بِي وَبِرَسُولِي-Ketika Saya mewahyukan kepada hawari supaya mereka beriman kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.
Surat Nisa’ ayat 167:
لَكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْكَ أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ وَالْمَلَائِكَةُ يَشْهَدُونَ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
-Akan tetapi, Allah memberikan kesaksian dengan apa yang diturunkan kepada engkau bahwa Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya yang pasti dan para malaikatpun memberikan kesaksian ini dan cukuplah Allah sebagai saksi.
Surah Al-Maidah ayat 118:
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ –Saya tidak pernah mengatakan kepada mereka selain apa yang telah Engkau perintahkan kepadaku,yaitu:Beribadahlah kepada Allah, Tuhan-ku dan Tuhan-mu dan saya menjadi pengawas atas mereka selama saya berada diantara mereka. Akan tetapi ketika Engkau mewafatkan aku maka Engkau-lah yang menjadi pengawas mereka dan Engkau adalah saksi atas segala sesuatu.
عن ابن عباس قال قال رسول الله صل الله عليه وسلم سيؤتى برجال من امتىفيئخذ بهم ذات الشمال فاقول رب اصحابى فيقال انك لاتدرى مااحدثوا بعد ذالك فاقول كما عبد الصالح وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي الىقوله بلاخر وَاِنْ تغْفِرْ لَهُمْ الاَيَةُ فيقال ان هؤلاءلم يزالوامرتدين قال ابو داؤد مرتدين على اعقابهم منذ فارقتهم .
–Hadhrat Ibni Abbas di dalam riwayatnya yang panjang meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Pada hari kiamat beberapa orang dari ummatku akan dibawa dan mereka akan dibawa ke neraka. Maka saya akan mengatakan يارب اصحابى-yaa rabbi ashhaabiy-Yaa Tuhan-ku ini kan temanku! Maka akan dikatakan bahwa engkau tidak mengetahui apa-apa hal baru yang telah mereka ada-adakan. Maka saya akan mengatakan seperti apa yang telah dikatakan oleh Isa,seorang hamba yang soleh:
. وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدإِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
–Maka akan dikatakan bahwa ketika engkau telah meninggalkan mereka, maka terus menerus mereka berpaling.Abu Daud berkata bahwa ketika engkau telah meninggalkan mereka, maka mereka terus berpaling atas tumit mereka.
Hadhrat Allamah Fakhruddin Razi dalam menafsirkan ayat ini menulis:Maksud وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيد adalah bahwa engkau mengetahui zaman itu ketika saya berada diantara mereka dan Engkau-pun juga menjadi saksi setelah saya wafat.Dan maksud شهيد-syahiyd adalah, orang yang menyaksikan dan kata مشاهده-musyahadah mengacu juga untuk kata melihat dan juga hanya untuk sekedar pengetahuan;dan dapat juga mengacu pada kata كلام-kalam- pembicaraan/ucapan;dan kata شهيد-merupakan salah satu nama dari sifat-sifat hakiki Tuhan.
Hadhrat Khalifatul Masih I r.a.: Dan ketika Allah berfirman, hai anak Maryam, apakah engkau mengatakan kepada orang-orang bahwa jadikanlah saya dan ibu saya sebagai sembahan. Dia berkata :Maha suci Engkau dan tidaklah layak bahwa saya mengatakan hal yang yang tidak sampai kepada saya dan jika saya mungkin mengatakan,maka pasti Engkau mengetahui apa yang ada dalam hati saya dan saya tidak mengetahui apa yang ada dalam diri Engkau. Sesungguhnya Engkau-lah Yang menngetahui hal yang tersembunyi. Saya hanya mengatakan apa yang Engkau telah perintahkan kepada saya bahwa sembahlah Allah Rabb-ku dan Rabb-mu. Dan saya selalu menjadi pengawas selama saya berada diantara mereka dan ketika Engkau telah mewafatkan saya, maka Engkau-lah yang menjadi pengawas mereka dan Engkau adalah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Dan sungguh cukup untuk engkau perkataan Hadhrat Masih yang ada dalam Al-Quran:
الى الاخر وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِم
–ْwakuntu ‘alihim syahidan ma dumtu fiyhim ilal aakhir- Jadi, lihatlah bagaimana disini terbukti jelas bahwa Masih telah wafat dan telah berlalu; sebab jika turunnya Hadhrat Masih a.s. dan telah ditetapkan akan kedatangan beliau untuk ke dua kali, maka Masih dalam ucapannya yang telah disebutkan tentu akan menyebut dua kesaksian. Kemudian bersama perkataannya وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا-akan mengatakan pula اكون عليهم شهيدا مرة اخرى-akuwnu ‘alaihim syahidan marratan ukhraa,yakni, ketika akan datang untuk kedua kali pun , saya akan menjadi saksi dan tidak hanya bersandar pada kesaksian yang pertama.
Kemudian dalam Barahin Ahmadiyah: Seluruh ayat ini,bersama ayat-ayat awwal dan akhir artinya adalah bahwa Tuhan pada hari kiamat akan berfirman kepada Hadhrat Isa bahwa engkaulah yang telah mengatakan pada orang-orang bahwa jadikanlah saya dan ibu saya menjadi sembahan. Maka dia akan menjawab:Selama saya berada diantara kaum saya, maka saya mengetahui akan kondisi mereka dan menjadi saksi mereka. Kemudian setelah Engkau mewafatkan aku, maka kemudian Engkau-lah yang mengetahui akan kondisi mereka. Yakni, setelah wafat saya, sama sekali tidak mengetahui akan kondisi mereka.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Hadhrat Masih a.s. di dalam ayat فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي falamma tawaffaitani [ tatkala Engkau mewafatkan aku] secara jelas –jelas memberikan kejelasan/klarifikasi akan dirinya bahwa untuk selama-lamanya saya telah diangkat dari dunia;sebab, perkataannya mengatakan, ketika saya telah diwafatkan, maka hai Rabb-ku, sesudahku Engkau-lah yang menjadi pengawas ummatku jelas memberikan kesaksian bahwa untuk selamanya dia telah wafat dari dunia. Karena, jika kedatangannya kembali ke dunia telah ditetapkan, maka pasti dia akan menyebutkan kedua peristiwa itu dan pasti pula akan menyebutkan akan tabligh beliau sesudah turunnya, bukan hanya menyebut akan kewafatannya lalu sesudahnya menyatakan Tuhan sebagai pengawas sampai hari kiamat. Jadi, فتدبر-fatadabbur-renungkalah hal itu.
Hadhrat Masih Mauud a.s. selanjutnya bersabda: Pernyataan sendiri Hadhrat Isa ini merupakan pernyataan/pengakuan atau menjadi saksi akan kewafatan beliau sendiri. Sebab, di dalam jawaban pertanyaan Tuhan bahwa hai Isa,apakah engkau telah memberikan pendidikan kepada mereka bahwa jadikanlah saya dan ibu saya sebagai Tuhan, inilah yang beliau berikan jawaban sebagaimana yang tertulis di dalam Al-Quran,yakni ayat وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ-Saya ,kan tetap menjadi saksi sampai pada zaman selama saya berada diantara mereka. Ketika engkau telah mewafatkan aku, maka Engkau-lah yang menjadi pelindung mereka. Di dalam jawaban ini Hadhrat Isa telah mengkaitkan kehidupan beliau dengan hidayah dan pentunjuk orang-orang Kristen. Jadi,jika Hadhrat Isa hidup sampai sekarang, maka akan mejadi keharusan bahwa orang-orang Kristen pun berada dalam kondisi benar. Dan dari ayat فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي-terbukti juga bahwa Hadhrat Isa sebelum kiamat tidak akan datang lagi di dunia ini.Dan tidak pula نعوذبالله-naudzubillah dia akan berdusta di hadapan Tuhan bahwa saya sama sekali tidak mengetahui akan kerusakan ummatku.
Kini ayat Al-An’am 18:
قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةً قُلِ اللَّهُ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْءَانُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ ءَالِهَةً أُخْرَى قُلْ لَا أَشْهَدُ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ
-Katakanlah, barang apakah yang paling berbobot dalam kesaksian-Nya. Katakanlah, Allah-lah yang menjdi saksi diantara saya dan kamu. Dan Al-Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan itu saya memperingatkan kepada engkau dan kepada setiap orang yang sampai ini pada mereka.Apakah engkau telah memberikan kesaksian secara mutlak bahwa selain Allah ada juga sembahan yang lain. Katakanlah,bahwa saya tidak memberikan kesaksian ini. Katankalah, bahwa hanya Dia-lah sembahan yang Esa dan sesungguhnya saya berlepas diri dari apa yang engkau sekutukan.
Allamah Fakhruddin Razi menulis bahwa maksud firman Tuhan قُلِ اللَّهُ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ-bahwa Allah swt berkenaan tegaknya tauhid, sekutu-kekutu, memperbanyak dan mengurangi, penyerupaan-penyerupaan dan perumpamaan-perumpamaan terhadap[Allah] diantara saya dan kamu Allah sebagai saksi.
Hadhrat Khalifatul Masih awwal bersabda قُلِ اللَّهُ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ-diantara kamu dan kami tengah terjadi peradilan dan terdapat bukti dalam kitab-kitab yang lampau. Lihatlah olehmu apa akibat orang yang mendustakan dan orang yang ingkar. Jika kamu menghendaki argumentasi yang segar maka lihatlah pengikut-pengikut saya dan pengikut kalian. Ibnu Sina adalah seorang Tabib. Dan Imam Gazali dan Imam Razi adalah orang-orang yang ahli bahasa Arab dan beliau inipun tidak kurang dari beliau-beliau itu. Pada satu kali dia menyampaikan ceramah yang sangat memukau. Ada seorang muridnya duduk di dekatnya. Dia berkata:Jika Tuan mendakwakan kenabian, maka itu akan baik sekali. Pada waktu itu Ibnu Sina tetap diam. Pada suatu hari di saat udara dan cuaca terasa sangat dingin dan berbarengan dengan adanya air yanga sangat dingin dia berkata kepada murid itu:Kini bukalah bajumu dan masuk ke dalam air. Dia berkata: Tuan masih baik/sadar enggak ? Apakah Tuan tidak gila. ? Beliau berkata: Apakah atas dasar tekad itu kamu menjadikan saya nabi/ rasul ? Nabi saw memerintahkan sahabah beliau pergi di banyak peperangan,apakah ini yang mereka berikan jawaban ? Seolah-olah inilah perbandingan pengikut yang ditampilkan.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ-Yakni, merupakan keharausan bagi yang ajaran Al-Quran sampai padanya, meskipun dimanapun dia atau siapapun dia harus menerapkan ajaran itu pada dirinya .
Surah Taubah ayat 107: وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَى وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ.
Dan orang—orang yang membuat mesjid untuk kemudaratan dan membantu kekafiran dan menyebabkan kekafiran di kalangan orang-orang yang beriman dan untuk orang seperti itu menyiapkan tempat pengintaian bagi orang-orang yang mnemerangi Allah.dan Rasul-Nya sebelum itu, mereka pasti akan bersumpah dengan mengatakan: kami bermaksud tiada lain kecuali untuk kebaikan padahal Allah menyaksikan bahwa mereka itu pendusta-pendusta.
Hadhrat Khalifatul Masih I r.a. bersabda: Ini mengisyarahkan kepada Abu Amir, seorang Kristen. Diantara makar/tipu dayanya salah satu adalah bahwa supaya Rasulullah saw shalat di masjid ini dan pasti sedikit banyak orang-orang Islam akan datang disini dan dengan demikian saya akan mematahkan Jemaat orang-orang Islam. Dan Abu Amir juga menyebarkan sebuah ru’ya bahwa saya melihat bahwa nabi Karim.رشيداطريداشريدا –rasyidan thariydan syariydan-wafat dalam keadaan insaf dan terusir. Rasulullah saw bersabda bahwa mimpi ini benar. Dia telah melihat akibatnya sendiri. Sesuai dengan itu, serupa itulah yang terjadi. Tidak mengambil nama, inipun merupakan balaghat/kefasihan/sesuai kondisi dan untuk yang akan datang juga jika ada yang melakukan ini maka akibatnya pun akan seperti ini.
Surat Yunus ayat 30:
فَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ إِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ-Jadi Allah-lah cukup diantara kita dan kamu sebagai saksi. Sesungguhnya kami lalai dari beribadat padamu.
Kini surah Yunus ayat 47:
وَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ اللَّهُ شَهِيدٌ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ
Dan jika kami perlihatkan kepada engkau sebagian dari yang telah kami ancamkan kepada mereka ; atau kami wafatkan engkau sebelum itu maka kepada Kami juga tempat kembali mereka dan Allah menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan.
Kemudian surah Yunus ayat 62:
وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْءَانٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidaklah engkau sibuk dalam suatu urusan dan tidak pula engkau membacakan sebagian dari ayat Al-Quran dan tidak pula kamu melakukan suatu pekerjaan melaikan kami menjadi saksi atasmu ketika kamu bertekun di dalamnya. Dan tidaklah teersembunyi dari Tuhan engkau sebesar zarrahpun di bumi dan di langit dan tiada yang lebih dari itu dan tidak pula yang lebih besar melainkan itu ada tercatat dalam kitab yang terang
Hadhrat Khalifatul Masih I bersabda: Ada lagi sebuah standar kebenaran memberitahukan. Mungkin kamu telah mendengar bahwa Hadhrat umar merupakan seorang yang sangat berwibawa. Hadhrat Ali setelah pindah ke Kufah lalu menemui banyak kesulitan-kesulitan. Ibni Abbas bertanya kepada beliau. Ini kenapa terjadi demikian ? Orang-orang sebelumnya tidak seberani seperti ini. Beliau berkata: Hai Ibni Abbas,katakanlah olehmu sendiri, ketika kamu di Azarbaijan,maka berkaitan dengan Umar apa pandanganmu ? …tak jelas……..Sepasang berada di tangan beliau dan pada yang lain kaki berpijak. Kalau mau berikanlah barang itu sekarang. Maka Hadhrat Ali berkata: Apakah seperti itu juga wibawa saya yang kamu minta ? -Nampak bahwa wibawa Hadhrat Ali tidak seperti apa yang ada sebelumnya dimiliki oleh Hadhrat Umar. Singkatnya, lihatlah akan kejalalan dan kemegahan para khalifah rasyidah. Kemudian lihatlah,orang yang membunuh wujud berwibawa seperti itu para pembunuh telah membunuh mereka di hadapan umum. Sampai airnya Hadhrat Usman pun mereka tutup dan merekapun membunuhnya. Dan kaumnya yang sedemikian kuat pun tidak ada gunanya. Keberanian Hadhrat Ali sedikitpun tidak mendukung. Namun, Rasulullah saw berada dalam kondisi yang sedemikian rupa dimana di empat penjuru terdapat serangan musuh, namun tetap saja tidak ada yang sukses membunuh beliau. Pada suatu saat beliau mengeluarkan kepala dari kemah melihat keluar,maka ternyata ada yang tengah jalan-jalan berjaga-jaga. Beliau bersabda: Pergilah, tidak perlu pengawalan/penjagaan. Berkenaan dengan perlindungan ini difirmankan dalan ayat وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ.
Qamaruddin Syahid