Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad,
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
15 Agustus 2003 di Masjid Baitul Futuh, London, UK
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan jika mereka cenderung pada perdamaian,maka condonglah padanya dan bertakwalah pada Allah sesungghnya Dia-lah Mahamendengar Maha mengetahui. .Al-Anfal 63
Ketakwaan yang paling banyak Allah ciptakan di dunia ini adalah di dalam diri para nabi; dan Dia sendiri Yang menghiburnya bahwa janganlah khawatir Saya senantiasa beserta kamu dalam setiap urusan;tidak akan ada musuh yang akan dapat menimpakan penderitaan padamu. Saya berada di dalam dirimu dan Saya Mahamelihat jika musuh berupaya melihat dengan pandangan yang salah atau berupaya melakukan persekongkelan menentangmu; dan Saya yang merupakan Wujud yang Mahamengetahui segala sesuatunya dan mahamendengar doa-doamu akan meluruskan/menghancurkan mereka. Dan, demikian pula dalam urusan setiap harinya juga ketawakalan para nabi jauh lebih menonjol;sebab, mereka tetap teguh dalam keyakinan bahwa Tuhan setiap saat bersamanya dan senantiasa bersama Dia dalam setiap perkara. Kemudian seperti itulah dari segi tingkatan-tingkatan ruhani dan dari segi kedudukan, setandar ketakwaan terus berdiri tegak pada orang-orang mu’minin. Jadi ayat yang yang saya bacakan tadi terjemahannya ialah : Jika mereka cenderung untuk berdamai maka kamupun berdamailah dengan mereka dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Mahamendengar Mahamengetahui.
Dalam Tafsir Ruhulmaani Allamah Syihabuddin Alusi dalam penjelasan ayat ini menulis Maksud وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ – watawakkal ‘alallah adalah serahkanlah urusan kalian pada Allah dan jangalah takut dengan perkara/urusan bahwa jika mereka siap berdamai dengan kalian jangan-jangan tangan mereka penuh dengan makar dan upaya persekongkelan. Dan maksud إِنَّه–innahu adalah Allah swt sendiri. Dan maksud هُوَ السَّمِيعُ – artinya, ialah segenap perkara-perkara penipuan yang mereka lakukan saat mereka menyendiri ( menyepi) Allah mendengarnya.
الْعَلِيمُ –Al-‘aliym artinya,Allah mengetahui akan niat-niat mereka. Dia akan membuat perhitungan sedemikian rupa dengan mereka yang memang tepat untuk mereka. Dan upaya makar mereka akan Dia kembalikan pada mereka. Tafsir Ruhul-Maani
Nah, dari itu, disini hal itu menjadi jelas bahwa kritikan yang dilontarkan terhadap Islam bahwa Islam ialah agama perang dapat dijauhkan. Yakni, jika musuh akibat dari kelemahannya atau karena makarnya ingin berdamai maka kamupun demi untuk Allah harus berdamai dengan mereka;sebab, jelas maksud Islam ialah menegakkan keamanan. Kemudian tidak pula akan terjadi bahwa setelah menaklukkan mereka atau setelah menjadikannya menjadi orang Muslim baru asas/pilar perdamaian mulai diletakkan,bahkan jika ada tawaran berdamai dari pihak mereka maka kamupun siaplah berdamai dengan mereka,inilah perintah kepada orang-orang Muslim. Kemudian janganlah berfikir bahwa makar musuh tengah berjalan dan pada waktu itu dia hanya ingin menyusun kekuatannya dan setelah perlengkapan perang dapat tersedia lalu mereka kembali melakukan penyerangan. Karena itu dari ini menjadi jelas dan nyata bahwa orang muslim pada zaman itu pun hanya untuk meneyelamatkan diri mereka melakukan peperangan. Jadi, kini sementara musuh menawarkan diri untuk berdamai maka terlepas dari nanti setelah mereka menyusun kekuatannya lalu timbul kemungkinan mereka akan melakukan penyerangan kembali kamu berdamailah dengan mereka dan bertakwalah kepada Allah,Dia sendiri yang akan mengaturnya. Nah, satu dengan inipun keritikan itu dapat ditolak.
Hadhrat Masih Mauud a.s. dalam memberikan komentar pada bagian ayat pertama ,yakni , “jika mereka berdamai maka kamupun berdamailah.” ,beliau bersabda, “ Pada dasarnya orang mu’min pun dalam pertablighan agama seyogianya memberikan perhatian pada perlindungan pada martabat-martabat/tingkatan-tingkatan. Dimana terdapat saat untuk menerapkan sifat lemah lembut maka disana jangan menempuh jalan kekerasan dan dimana hanya kecuali sikap keras yang dapat berlaku maka disana sikap lembut pun merupaka sebuah dosa. Pada suatu kesempatn terkait dengan itu beliau bersabda, bahwa meskipun kerasnya kakufuran Firaun disana terdapat perintah kepada Hadhrat Musa a.s. untuk bersikap lemah lembut pada Firaun..
Oleh karena itu , dalam hal da’wati ilallah pun seyogianya setiap Ahmadi memperhatikan perturan-peraturan ini. Nah, ini secara singkat saya singgung terkait dengan ketawakkalan. Dan, di dalam tafsir singkat ayat itu, bahwa jika timbul kasus dengan musuh maka seyogianya apa langkah yang harus ditempuh dan kemudian masaalahnya diserahkan kepada Allah dan seyogianya kepada-Nya-lah kita harus bertawakkal.
Akan tetapi dalam urusan-urusan umum setiap harinyapun bertawakkal pada Allah merupakan hal yang penting ;dan tawakkal pada Allah baru dapat timbul apabila lahir keyakinan sempurna pada Zat Tuhan dan pada kekuasaan-kekuasaan-Nya. Sebagaimana di dalam ayat yang saya akan bacakan jelas Allah berfirman
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Terjenmahnya: “ Sesungguhnya orang mu’min ialah orang-orang yang apabila nama Allah disebutkan maka timbul rasa takut di dalam diri mereka dan apabila ayat-ayat-Nya dibacakan maka akan mempertebal mereka dan mereka hanya bertakwa pada Tuhan-nya”
Contoh-contoh ketawakkalan yang tertinngi, Rasulullah saw lah yang telah mencatat/memecahkan rekornya dan kenapa tidak, beliaulah sebagai manusia sempurna. Dan,sejalan dengan itu beliau juga memberikan pendidikan pada ummat bahwa jika kalian mengikuti saya, mencintai Tuhan, menciptakan keyakinan dan iman pada Zat-Nya maka Diapun tidak akan menyia-nyiakan kamu. Dan sebagai dampak dari bertakwa maka Diapun akan menaungi kalian di bawah naungan rahmat-Nya.
Terkait dengan ketawakkalan Rasulullah saw disini saya akan terangkan dalam sejumlah hadis. Dari sejak kecil hal ini kita senantiasa dengar , tetapi kapan saja kita ulangi baca maka akan timbul rasa segar dalam iman kita dan imanpun manjadi bertambah.
Ingatlah peristiwa tatkala sekembali dari Taif Rasulullah saw menginap beberapa hari di Nakhlah..Zaid bin Haritsah r.a. bertanya pada beliau bahwa, Ya Rasulullah, bagaimana Tuan akan masuk di Mekah sedangkan mereka telah mengaluarkan Tuan ? Rasulullah saw betapa dengan agung dan penuh tawakkal memberikan jawaban bahwa wahai Zaid, kamu akan melihat bahwa Tuhan pasti akan membukakan jalan-Nya dan Allah sendiri menjadi penolong agama-Nya dan pasti akan memberikan kemenangan kepada nabi-Nya. Maka nabi saw mengirimkan pesan pada para pemimpin Quraisy supaya mereka memberikan perlindungan pada beliau dan menyiapkan sarana untuk kepulangan beliau. Banyak pemuka-pemuka yang tidak setuju dan pada akhirnya seorang pemuka Mekah Muth’am bin Adi mengumumkan perlindungannya untuk memasukkan beliau di Mekah.
Kemudian tatkala keaniayaan itu sudah sampai melewati batas dan tiba saat berhijrah dari Mekah maka dengan sangat tenang beliau berhijrah dari sana. Tatkala pada saat berlindung di goa, di saat musuh sampai di atas kepala, maka betapa dengan penuh keagungan dan dengan penuh yakin akan janji-Nya beliau bersabda. Hadhrat Abu Bakar r.a. berkaitan dengan itu meriwayatkan bahwa di goa saya berada bersama Rasulullah saw . Saya mengangkat kepala untuk melihat maka saya melihat kaki orang-orang yang mengejar. Maka pada waktu itu saya berkata pada Rasulullah saw . Ya Rasulullah saw ,jika ada yang melihat ke bawah maka dia akan melihat kita. Beliau bersabda: Diamlah wahai Abu Bakar , kita adalah berdua dan yang ketiga adalah Tuhan kita. Jadi inilah standar ketakwaan pada Allah yang hanya terlihat oleh kita dalam kehidupan Rasulullah saw . Dan, kemudian lihatlah oleh kalian tatkala beliau keluar dari goa lalu memulai perjalanan beliau, betapa beliau merasa cukup bersama Tuhan dan betapa tingginya ketakwaan beliau pada Allah swt.
Bersumber dari Hadhrat Abu Bakar r.a. bahwa saat perjalanan hijrah Suraqah dengan niat untuk mengejar kami dia mendekat dengan menunggang kuda. Maka saya berkata, Ya Rasulullah saw, kini orang yang mengejar benar-benar telah sampai di dekat kita -dan saya khawatir bukan terhadap diri saya bahkan terhadap diri beliau- maka beliau bersabda:لا تحزن ان الله معنا – la tahzan innallah maana- janganlah bersedih bahwasanya Allah beserta kita. Maka tepat pada waktu itu akibat doa beliau kuda Suraqah terperosok ke tanah dan dia meminta jaminan kemanan di hadapan beliau /minta ampun pada beliau . Pada saat itu untuk diri Suraqah beliau menubuatkan sebuah nubuatan yang sangat luhur bahwa hai Suraqah ! Pada waktu itu bargaimana keadaan kamu tatkala gelang Raja Kisra akan dikenakan di tanganmu. Dan nubuatan ini dengan agungnya menjadi sempurna..
Kemudian perhatikan pula tatkala beliau hanya berjarak satu kaki dengan musuh dan beliau dalam kondisi tidak bersenjata.dan musuh sambil berdiri menghunus pedang tetapi sedikit pun beliau tidak gentar. Betapa teguhnya iman ,betapa sempurnanya keyakinan dan betapa tingginya ketawakkalan pada Zat Tuhan.
Jabir berkata bahwa pada saat Perang Dzaturiiqa’ kami bersama Hudhur saw. Pada suatu hari kami sampai di bawah sebatang pohon yang rindang. Kami telah memilih itu untuk tempat istirehat Rasulullah saw. Maka tiba-tiba seorang musyrik datang disana sementara pedang beliau menggantung di pohon. Orang itu menghunus pedang beliau lalu berkata apakah kamu tidak takut pada saya. “ Tidak “ jawab Hudhur saw . “ Apakah ada yang dapat menyelamatkan engkau dari saya ? “ hardiknya. “Allah “ jawab beliau. Maka karena jawaban itu pedang jatuh dari tangannya. Maka Hudhur mengambil pedang itu lalu bersabda: Kini, siapa yang dapat menyelamatkan kamu dari saya Maka orang itu berkata, Tuan maafkanlah saya. Beliau berkata apakah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan saya adalah Rasul Allah. Orang yang memang benar-benar musyrik itu menjawab ,tidak, Tetapi saya berjanji pada Tuan bahwa saya tidak akan pernah berperang dengan Tuan dan saya tidak akan ikut serta dengan orang-orang yang berperang dengan Tuan. Maka lalu beliau melepaskannya. Dia kemudian berjumpa dengan teman-temannya dan mengatakan pada mereka bahwa saya kini datang di tempat kamu dari tempat orang yang terbaik dari semua orang.Bukhari Kitabul-Magaazi bab Gazwatu dzaaturriqa’
Memang benar bahwa perlakuan Allah kepada Rasulullah saw dan janji-janji itu tidak dapat berlaku untuk orang-orang Islam pada umumnya dan untuk manusia pada umumnya. Tetapi sebagaimana jelas dari hadis yang Hadhrat Aisyah r.a riwayatkan bahwa untuk menjaga Rasulullah saw biasa diadakan piket /ronda / di malam hari. Tatkala Hudhur menerima wahyu والله يعصمك من الناس–wallahu ya’shimuka minannaas bahwa Allah akan menjaga engkau dari amal buruk orang-orang Maka Hudhur mengeluarkan kepala beliau dari kemah lalu bersabda bahwa dan kini kalian dapat pergi sebab Tuhan sendiri yang telah mengambil alih tanggung jawab untuk melindungi saya Tetapi disini untuk menegakkan ummat beliau untuk supaya yakin pada Zat Tuhan dan untuk mendorong mereka supaya bertakwa pada-Nya, di suatu kesempatan yang bersumber dari Hadhrat Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tujuh puluh ribu ummatku akan masuk surga tampa hisab. Mereka adalah orang-orang yang tidak sempat mencari aib orang lain dan tidak pula merupakan orang-orang yang mengadu nasib dengan undian bahkan mereka adalah orang yang bertawakkal pada Tuhan mereka. Bukhari kitabul-Magazi
Nah, dari hadis ini menjadi jelas bahwa jika mereka merupakan orang-orang yang mengamalkan ajaran-ajaran yang diberikan pada mereka, tidak terlibat dalam ucapan sia-sia, amal perbuatan sia-sia, prilaku sia-sia, merupakan sosok orang-orang yang menjalankan haququlibaad =hak-hak hamba-hamba-Nya , beriman pada Rabb-nya, bertawakkal pada-Nya dan hanya bersujud pada-Nya maka mereka akan masuk surga tampa hisab.
Nah,disini jumlah yang disebutkan adalah mengacu pada jumlah yang sangat banyak dan bersama itu pula terdapat nubuatan bahwa di dalam ummat Saya akan banyak sekali orang yang seperti itu –insyaallah -adalah mereka yang bertakwa dan orang-orang seperti itu sampai hari qiamat akan terus lahir. Bukanlah maksudnya bahwa pabila jumlah tujuh puluh ribu itu telah cukup lalu para malaikat menutup pintu gerbang surga bahwa kini orang saleh terakhir dan orang yang bertawakkal pada Allah dia kini telah masuk ke dalam surga,maka kini habis tidak ada lagi. Kini terserah kalian mau bertawakkal atau melakukan kebaikan atau tidak melakukan kebaikan tidak akan bisa masuk surga. Tidak, pintu rahmat Tuhan tidak pernah tertutup.Semoga kita segenap ahmadi memiliki ketakwaan yang sempurna ,keyakinan yang sempurna dan iman yang sempurna pada Zat Tuhan dan terbungkus/diselimuti dalam jubah rahmat dan ampunan-Nya.
Hadhrat Masih Mauud a.s. ,”Ketahuilah,syirik bukanlah melakukan penyembahan terhadap patung-patung dan berhala-berhala yang terukir terbuat dari batu-batu, ini jelas merupakan hal umum. Ini merupakan pekerjaan orang-orang dungu yang mana orang-orang bijak malu melakukannya. Syirik merupakan sesuatu yang sangat halus.Syirik yang kebanyakan menghancurkan ialah syirik dalam hal sarana- prasarana,yakni sedemikian rupa bersandar pada sarana-prasarana dunia/lahiriah sehingga seolah-olah itulah maksud dan tujuannya. Orang yang mendahulukan dunia diatas agama inilah pula sebabnya dia bersandar pada barang-barang duniawi dan berharap pada itu yang tidak dilakukannya pada agama dan iman. Dia menyukai faedah yang spontan dan mahrum dari akherat. Apabila dia menyangka bahwa tumpuan segenap kemajuan-kemajuannya terletak pada sarana-sarana kebendan maka pada saat itu wujud Tuhan akan dia fahami sebagai sesustu yang sia-sia dan tak berfaedah dan kamu jangalah lakukan seperti itu. Bertakwalah pada Allah dan tawakkal ialah bahwa sarana-sarana yang Allah telah tetapkan untuk meraih sesuatu itu kumpulkanlah sedapat mungkin dan kemudian selebihnya berdoalah bahwa, hai Tuhan, sampaikanlah pada hasil akhir yang baik. Ratusan malaperta dan ribuan musibah-musibah yang dapat menghancurkan sarana dan prasarana itu. Kini orang yang bertanggung jawab mengerti betul akan misal itu. Tanaman tumbuh subur, berkembang ,hampir tiba musim panen, tiba-tiba topan menghantam ,angin panas tiba dan tanaman sama sekali hancur terpotong –potong atau panen hancur lebur bagaikan telah diketam. Maka seyogianya berdoa agar kita terhindar dari pengkhianatan mereka lalu Dia menyampaikan kita pada kemenangan yang hakiki dan tujuan kita yang sejati.
Kemudian beliau bersabda: Pemberi rezeki hakiki adalah Allah swt. Orang yang bertawakkal pada-Nya tidak pernah mahrum dari rezeki. Dia dengan segala corak dan dari setiap tempat akan menyampaikan rezeki pada orang –orang yang bertakwa pada-Nya. Tuhan berfirman bahwa barangsiapa yang berserah diri /bersandar dan bertawakkal pada-Ku maka Saya akan mencurahkan rezeki dari langit padanya dan akan mengeluarkan rezeki dari bawah telapak kakinya/memudahkan rezekinya. Jadi seyogianya setiap orang bertakwa pada Tuhan.
Dalam menerangkan sebuah kisah beliau Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda, “ Pada suatu saat secara kebetulan kami memerlukan lima puluh ripis dan sebagaimana terkadang pada orang yang tak berdaya dan orang yang bertawakkal terjadi peristiwa/pengalaman seperti itu. Pada waktu itu kami sama sekali tidak memiliki apa-apa (uang) sedikit pun. Maka tatkala pada waktu pagi kami keluar untuk jalan-jalan maka fikiran akan keperluan itu telah menciptakan gejolak dalam diri kami untuk memanjatkan doa di hutan itu. Maka kami memanjatkan doa setelah sampai di tempat yang sunyi di tepian sebuah sungai yang terletak berjarak tiga mil dari Qadian menuju ke arah Batalah. Tatkala kami telah berdoa maka seiring dengan berdoa itulah turun ilham kepada kami yang terjemahannya ,” Lihatlah betapa cepatnya kami mengabulkan doa-doamu” Baru kami dengan senang hati kembali ke Qadian lalu menuju ke arah pasar untuk menanyakan kepada kantor pos bahwa apakah ada pos wesel atas nama kami atau tidak. Maka kami mendapatkan sepucuk surat yang di dalamnya tertulis bahwa lima puluh rupis telah diweselkan oleh seseorang dan kurang lebih hari itulah atau hari yang kedua uang itu sampai kepad kami ”. Nuzulul Masih ,Ruhani Hazain jilid 18 hal 612
Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s. bersabda,”Arti bersandar pada Tuhan bukanlah maksudnya manusia meninggalkan upaya-upaya lahiriah. Bahkan artinya ialah setelah manusia menyempurnakan upaya-upaya lahiriah lalu hasilnya dia serahkan pada Tuhan,maka itulah namanya tawakkal; dan jika tidak melakukan upaya-upaya kemudian hanya bertawakkal maka takwanya menjadi kosong yang tidak ada apa-apa di dalamnya. Dan upaya itu pun akan menjadi kosong.
Ada seorang datang dengan menuggang unta. Terlihat Rasulullah saw olehnya. Maka dia turun untuk memberikan penghormatan dan ingin bertakwa tampa melakukan upaya-upaya. Lalu dia tidak mengikat lutut untanya. Pada saat kembali kepada untanya setelah berjumpa dengan Rasulullah saw maka dia melihat untanya sudah tidak ada. Maka dia datang kembali mengadu pada Rasulullah saw ,bahwa saya telah bertawakkal tetapi unta saya hilang . Beliau bersabda bahwa kamu telah melakukan suatu kesalahan. Pertama seyogianya kamu mengikat lutut unta lalu bertawakkal maka baru itu baik.” Malfuzhat jilid 6 Cetakan london hal 334
Beliau bersabda:” Orang-orang yang bertakwa pada Tuhan dan tunduk setia pada-Nya tidak akan pernah menjadi sia-sia. Barangsiapa yang hanya cukup dengan upaya-upayanya semata kecuali kehinaan apa yang dapat dihasilkan. Inilah sunnah Tuhan yang berlaku dari semenjak dunia itu tercipta bahwa barangsiapa yang meninggalkan dunia maka mereka akan mendapatkannya dan siapa yang mengejarnya mereka akan mahrum dari itu. Mereka yang tidak menjalin ikatan dengan Tuhan , lalu untuk beberapa hari dia memperoleh sesuatu lewat makar dan tipuannya maka dia tidak berhasil, sebab pada akhirnya dia akan melihat kegagalan besar. Di dalam Islam, orang-orang saleh itulah yang berlalu dengan baik,yakni mereka yang tidak menghiraukan dunia di bandingkan dengan agama. Di Hindustn, telah berlalu wali –wali Allah, Qutbuddin dan Mu’inuddin yang menyembah Tuhan secara diam-diam tetapi Tuhan telah menzahirkan kemuliaan mereka. Badar jilid 6 nomer 32 Tanggal 8 Agustus 1907 hal 8
Dalam kaitan Khalifatul-Masih I r.a. juga peristiwa ini dapat menjadi faktor penebal iman.
Pada bulan 4 tahun 1903 saat sidang Mlv Karamdin Hadhrat Masih Mauud a.s. kerap kali pegi ke Gudaspur. Pada suatu saat beliau mengirim pesan.supaya Hadhrat Mlv Nuruddin dan Hadhrat Ya’qub Ali Irfani segera sampai kesana. Syekh Sahib berkata bahwa saya dan Hadhrat Mlv Sahib pada jam dua setelah zuhur berangkat dengan menaiki dokar /bendi. Terfikir di dalam hati syekh Sahib bahwa Hadhrat Mlv Sahib seringkali berkata bahwa Tuhan berjanji dengan beliau bahwa jika beliau berada di hutan yang gersang sekalipun maka Tuhan akan menyampaikan rezeki kepada beliau dan beliau tidak akan lapar. Kini (kita akan lihat sebab ) kita berangkat tidak pada waktunya, kini akan dapat diketahui bagaimana akan tersedia makan malam untuk beliau. Maka dikatakan bahwa di Batalah dari pihak Jemaat ada sebuah rumah yang biasa berfungsi sebagai tempat penerimaan tamu. Setelah sampai disana Hadhrat Mlv Sahib berbaring di atas sebuah dipan untuk beristirehat sambil mulai membaca buku. Pada waktu itu kurang lebih jam 6 sore.tiba-tiba datang seorang asing lalu berkata bahwa saya mendengar bahwa Mlv Nuruddin Sahib datang kemari,dimana beliau ? “ Ini dia tengah berbaring “ jawab saya. Orang itu berkata, Hudhur! terimalah sebuah undangan di rumah kami hari ini. Saya bekerja sebagai kontraktor di perkreta apian dan kreta api saya tengah menunggu saya tengah menuju ke Amritsar. Karyawan saya akan membawakan makanan untuk Hudhur. “Baiklah” Kata Hadhrat Mlv Sahib. Maka pada sore harinya karyawannya membawa makanan yang serba lezat .dan kami makan sampai kenyang . Syekh Sahib berkata bahwa terlintas dalam fikiran saya bahwa ucapannya telah ternyata benar dan Tuhan pada kenyataannya telah mengirimkan makanan pada beliau.
Oleh karena kreta api berangkat setelah jam 10.malam,saya berkata pada Mlv Sahib bahwa kini malam sedang sangat gelap,maka buruh tidak akan ada. Kita memanggil buruh dan kita menuju ke stasiun kreta api .Di sana di ruang tunggu tamu kita akan istirehat. Hadhrat Mlv Sahib bersabda baiklah. Maka kami memanggil buruh …lalu dia membawakan kepada kami kasur sampai ke stasiun. Oleh sebab kreta api datang setelah jam sepuluh maka saya membuka kasur beliau supaya Hadhrat Mlv sahib dapat beristirehat. Tatkala saya membuka kasur itu maka Tuhan sebagai saksi akan hal itu bahwa dari dalam itu ternyata terdapat dua prata /roti yang digoreng dengan minyak samin dan qimah/daging yang dicacak yang dibungkus dengan kertas. Saya menjadi sangat heran dan saya berkata dalam hati bahwa lihatlah, makanan itu pun kita telah makan dan kini dari Tuhan datang lagi makanan lain pada kita . Dan mengenai makanan itu sama sekali kami tidak tahu.
Saya mengatakan kepada Mlv Sahib , Hudhur ,tatkala kita berangkat dari Qadian, terlintas dalam fikiran bahwa oleh sebab perjalanan tiba-tiba dan keberangkatan kita bukan pada waktunya, hari ini kita akan melihat bahwa makanan Mlv sahib darimana datangnnya. Nah, yang pertama dapat undangan dan kini pratha/roti digoreng dengan minyak samin keluar dari kasur. Hadhrat Mlv Sahib bersabda: Syekh Sahib ! jangan terus menerus menguji Tuhan dan bertakwalah pada Tuhan. Dia memiliki perlakuan khusus dengan saya.
Hadhrat khalifatul-Masih I r.a. dalam menceriterakan kejadian seorang sahabat beliau bersabda:” Seorang sahabat saya adalah seorang penerima tamu yang sangat baik. Pada suatu saat di waktu Isya datang seorang teman. Pada waktu itu uang se sen pun tidak ada padanya. Dia berkata padanya, Tuan istirehatlah saya akan mempersiapkan makanan untuk Tuan. Sesudah itu dia berdoa, mulai mengkosentrasikan fikiran sambil berdoa:
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ –.Saya menyerahkan urusanku kepada Allah,sesungguhnya Allah Maha melihat hamba-hamba-Nya. Wahai Tuhan-ku ini adalah tamu-Mu. Tiba-tiba terdengar suara seorang memanggil dari luar untuk meminta tolong,cepatlah ambil, tangan saya ini kepanasan terasa tarbakar. Di dalamnya terdapat nasi gebuli yang diletakkan dalam piring besar. Dia sama sekali tidak memberitahukan namanya, tidak pula dalam keadaan cepat terfikir olehnya. Piring besar itu sampai waktu yang lama tetap disitu sebagai amanat dan tidak pula ada pemiliknya yang datang . Jadi tawakkal merupakan hal yang sangat aneh.
Daya Qudsiah/kekuatan pensucian Rasulullah saw sedemikian rupa telah menciptakan di dalam diri para sahabah keyakinan dan iman terhadap Zat Allah serta keyakinan bahwa Allah mendengar doa-doa kita yang sebagai hasilnya telah menegakkan pula standar ketakwaan yang tertinggi yang tidak tersembunyi dari siapapun. Disini saya ingin mengemukakan sebuah riwayat yang dari itu dapat diketahui ketawakkalan pada Allah dan keyakinan akan pengabulan doa. Dan doa pun seyogiannya kita harus lakukan.
Hadhrat Thalaq meriwayatkan bahwa seorang datang pada Hadhrat Abu Darda’ dan memberitahukan bahwa rumah Tuan terbakar. Maka beliau bersadba,rumah saya tidak terbakar. Kemudian datang orang ketiga dan berkata bahwa Abu Darda’! api tadinya ada dan setelah sampai di dekat rumah maka api padam. Beliau bersabda bahwa sebelumnya saya telah mengetahui bahwa Tuhan tidak akan melakukan seperti itu.
Para peserta yang hadir berkata pada Abu Darda’ bahwa kata-kata Tuan keduanya aneh. Pertama tuan mengatakan bahwa rumah saya tidak terbakar dan kemudian mengatakan bahwa saya sebelumnya mengetahui bahwa Tuhan tidak melakukan seperti itu . Beliau berkata bahwa saya mengatakan ini adalah karena kalimah-kalimah doa yang saya telah dengar dari Rasulullah saw. Beliau bersabda bahwa barangsiapa yang membaca kalimat ini pada waktu subuh tidak akan ada musibah yang akan menimpanya sampai sore. Dan barangsiapa yang membaca kalimat itu pada siang hari maka sampai subuh tidak ada musibah yang akan menimpanya dan kalimat itu ialah:
اللهم انت ربىلا اله الا انت عليك توكلت و انت رب العرش العظيم . ما شاء الله كان ولم يشاء لم يكن. لا حول ولا قوة الا باالله العلى العظيم . اعلم ان الله على كل شىء قدير. وان الله قد احاط بكل شيء علما. اللهم انى اعوذ بك من شر نفسى ومن شر كل دابة اتت اخذ بنا صيتها ان ربى على صراط مستقيم
Allahuma anta rabbii laa ilaa ha illa anta ‘alaika tawakkaltu wahua rabbul’arsyi l’azhiim maa syaa allaahu wa lam yasya’ lam yakun.laa haula wala quwwata billahil aliyyi ‘azhiym. A’lamu annallaaha ‘ala kulli syain qadiyr . wa annallaaha qad ahaatha bikulli syain ‘ilmaa. Allaahumaa inni a’uwdzu min syarri nafsii wa min syarri kulli daabbatin atat aakhidzun binaashiyatiha inna rabbi ‘laa shiraatin mustaqiym
Wahai Tuhanku ! Engkau-lah Rabb-ku; Tidak ada sembahan selain Engkau; Saya bertawakkal kepada Engkau dan Engkaulah Rabb arasy yang agung. Apa yang Allah kehendaki telah terjadi dan yang tidak Allah inginkan itu tidak terjadi. Tidak ada daya dan kekuatan selain Allah yang Maha luhur dan Maha agung . Dan saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan ilmunya menlingkupi segala sesuatu .Wahai Allah saya berlindung pada-Mu dari segenap kejahatan jiwaku dan segenap kejahatan yang bernyawa yang ada dalam genggaman kekuasaan Engkau. Sesungguhnya Tuhan-ku berada pada jalan yang lurus.
Jadi ketawakkalan inilah yang contoh-contohnya pada zaman ini terlihat oleh kita,yang mana meskipiun api telah mengepung dari empat penjuru namun akibat tetap tegak pada keyakinan bahwa terdapat juga janji Allah kepada Hadhrat Masih Mauud a.s. yang berbunyi,”Api adalah hamba sahaya kami bahkan merupakan hamba sahaya dari sahaya-sahaya kami.” Janji inilah yang telah membiarkan Hadhrat Mlv Rahmat Ali tetap tidak bergeming dan tetap tinggal di rumah saat api tengah megepung beliau, lalu Allah dengan perantaraan hujan tidak membiarkan api sampai pada beliau dan sebelum sampai di rumah beliau api telah padam.
Nah. misal-misal inilah yang kemudian kembali terlihat oleh kita pada zaman ini yang berfungsi mempertebal iman dan keyakinan kita. Sebagaimana sebelumnya saya telah katakan bahwa dalam urusan keseharian pun juga karena kurangnnya ketakwaan itu menjadi faktor bertambahnya keburukan-keburukan. Misalnya, keterangan palsu ,dusta,yang terkadang seseorang ucapkan untuk menyelamatkan dirinya dari suatu hukuman . Atau untuk terhindar dari kemarahan atasan/pimpinan seseorang menempuh penggunaan keterangan palsu dan ucapan dusta dan mereka menjadi sangat gembira dengan tindakannya itu bahwa lihatlah saya telah membuat pengadilan atau atasan menjadi bingung atau telah menyuruh mengeluarkan keputusan yang memihaknya. Dan selain itu memberikan sanjungan yang dibuat-buat pada atasan. Ini sedemikian jatuhnya sehingga sampai pada batas mengiyakan apa saja kata-kata pimpinan yang sampai pada batas yang tidak benar, sehingga orang-orang yang melihat itupun menjadi jijik tidak senang, karena dia telah menjadikan atasannya menjadi Tuhan. Orang-orang seperti itu atasan atau boss mereka lah yang mereka anggap sebagai pemberi rezeki dan pada zat Tuhan sedikitpun tidak ada ketakwaan,sama sekali tidak ada keyakinan pada-Nya dan kemudian lama-kelamaan akhirnya orang-orang seperti itu menempatkan manusia pada kedudukan Tuhan.
Nah, perhatikanlah,dengan cara-cara yang tidak terasa dusta dan suka menyanjung –nyanjung/ cari muka dapat membawa pada syirik. Dan kemudian sama sekali tidak terfikir olehnya bahwa ada juga Tuhan yang Maha mendengar, Maha mengetahui, Yang Mahamengetahui akan kondisi-kondisi saya/nya,yang di hadapan-Nya saya tunduk , di hadapan-Nya saya mengadukan penderitaan-penderitaan saya, dan mengajukan urusan-urusan saya. Jadi, Dia Yang mendengar doa-doa,Yang akan menolong saya, akan mengeluarkan saya dari kesulitan-kesulitan, Yang memiliki kekuatan untuk mengeluarkan dari kesulitan-kesulitan, kepada-Nya-lah saya bertawakkal. Jadi, hal-hal ini tidak pernah terfikirkan dalam fikiran orang yang pendusta dan memuji dengan berpura-pura. Oleh karena itu setiap Ahmadi seyogianya menghindar dari hal-hal itu dan berjalan pada jalan yang Hadhrat Muhammad saw beritahukan pada kita dan pada zaman ini Hadhrat Masih Mauud a.s. telah sugukan di hadapan kita dengan amal-amal beliau.
Beliau bersabda : “ Saya ingat pada suatu saat saya mengitrim sebuah artikel ke Amritsar dan bersama dengan itu terlampir pula sepucuk surat yang terkait dengan Surat Kabar “ Ralyalam Wakil Hind “ Dengan menyatakan surat saya itu melanggar peraturan kator pos saya diajukan ke pengadilan. Para pengacara juga menyarankan bahwa dalam hal ini tidak mungkin dapat bebas tampa mengingkari keberadaan surat itu,seolah-olah tampa dusta tidak ada cara lain. Tetapi saya sama sekali tidak menyukai hal itu ,bahkan saya mengatakan bahwa jika hukuman dijatuhkan karena berkata jujur maka biarkanlah (itu saya jalani )daripada saya harus berdusta. Pada akhirnya kasus itu diajukan ke pengadilan. Kepala/ pimpinan kantor pos hadir di pengadilan sebagai penuntut umum. Pada saat ditanyakan pada saya berkenaan dengan itu maka saya secara terus terang memberikan keterangan bahwa ini adalah surat saya,tetapi saya meletakkannya disana karena menganggap itu sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan artikel yang ada. Hakim memahami akan duduk persoalannya dan Allah memberikan akal/kebijakan padanya. Kepala kantor pos berupaya keras namun satupun alasan-alasannya tidak didengar dan hakimpun melepaskan saya. Saya bagaimana dapat katakan bahwa tampa dusta merupakan hal yang tidak mungkin. Hal-hal dusta yang seperti itu merupakan langkah yang sia-sia. Oleh karena itu yang benar ialah bahwa tampa kebenaran sesuatu tidak dapat jalan. Saya, sampai kini pun kapan saja mengingat peristiwa itu maka terasa lezatnya karena saya telah memilih Tuhan. Dia telah memelihara kita dan sedemikian Dia memelihara sehingga itu menjadi sebuah tanda
. مَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ –Barangsiapa yang bertakwa pada Allah maka Allah cukup baginya . At-talq 4 Mazalfuzhat jilid 4 Cetakan baru hal 366-736
Kemudian pertengkaran suami istri inipun karena kurangnya ketawakkalan. Dan sebabnya ialah bahwa rasa puas/cukup dalam diri perempuan itu kurang. Bukannya dengan melihat dulu kantong suaminya dia membuka tangannya/membelanjakan uang , namun mereka melihat teman-teman ,teman-teman sebaya perempuan atau mereka melihat tetangga yang kondisi ekonominya lebih baik dari dia. Dan kemudian dia membelanjakannya lalu mulai melakukan tuntutan pada suami.tambahkanlah uang belanja lagi. Kemudian lama kelamaan kondisi menjadi tambah buruk dan sedemikian rupa itu berubah menjadi kondisi ketidaksabaran sehingga terkadang anak-anak menjadi dua atau tiga sekalipun akibat pengaruh ketidak sabaran itu (perselisihan terjadi) dan yang lebih besar ialah akibat ketawakkalan yang tidak ada pada Zat Allah. Sebab, orang-orang serupa itu hanya memenuhi fkiran mereka dengan fikiran dunia semata.Oleh sebab itu keyakinan pada Tuhan-pun menjadi berkurang. Dan jika keyakinan kepada zat Tuhan tidak ada maka dia pun tidak akan tunduk dihadapan-Nya,dan tidak juga Dia memanjatkan doa pada-Nya. Jadi apabila satu rangkaian ini berjalan maka rangkaian kedua akan terus berjalan. Dan kemudian jika dia bukan orang yang tidak cenderung pada Tuhan maka bagaimana bertakwa kepada-Nya. Maka perempuan seperti itu akan menghancurkan rumah tangganya.. mereka mulai meminta cerai dari suami-suami mereka. Dan sebagaimana saya telah katakan bahwa dari suatu keburukan mulai timbul keburukan yang lain.,tetapi ini tidak hanya terbatas pada perempuan /istri semata bahkan ada juga laki-laki yang saya akan katakan yang gairatnya /kecemburuannya kurang sehingga dia menuntut pada istrinya bahwa perhiasan yang kamu bawa dalam jehiz( barang yang dibawa oleh istri dari rumahnya ) berikanlah kepada saya untuk saya jadikan modal bisnis. Jika hubungan suami istri itu penuh dengan ketakwaan dan kecintaan maka dengan adanya saling pengertian maka perempuan lalu memberikan juga. Tetapi jika perempuan mengetahui bahwa suaminya tidak bisa apa-apa ,di dalam dirinya tidak ada potensi untuk niaga dan terfikir oleh sang istri bahwa modal saya yang ada ini tidak lama kemudian akan menjadi hilang jika diberikan. Dan kemudian di rumah akan terjadi kelaparan dan kondisi buruk itu akan terjadi maka dia tidak memberikan dan karena itu pertengkaran dan percekcokan akan memuncak. Kemudian terjadi pula bahwa batas kurangnya gairat /tidak ada rasa malu ini pun menjadi muncul kepermukaan . Dan apabila mereka menjadi manusia yang tidak ada gairatnya maka akan timbul tuntutan bahwa bapak kamu banyak uangnya,kaya karena itu ambilkanlah sekian uang dari dia supaya saya dapat gunakan untuk bisnis. Dan di dalam itu temasuk juga saudara-saudara yang lain di rumah itu yang terus mendesaknya untuk menuntut uang itu. Jadi seolah –olah kini memelihara semua keluarga mertua merupakan kewajiban sang istri ini. Nah orang-orang yang melakukan gerakan seperti ini selalu adalah mereka yang tidak tunduk pada Tuhan dan tidak bertakwa kepada-Nya dan yang tidak mengamalkan hukum-hukum dan ajaran –ajaran-Nya. Orang yang tidak menunaikan ibadat yang benar pada-Nya di dalam diri mereka tidak akan pernah timbul ketakwaan. Dan sebagaimana saya telah katakan bahwa apabila dalam urusan kekeluargaan terjadi kasus sepeti itu maka dalam kondisi seperti itu terhadap perempuann lah biasanya banyak terjadi kezaliman ,yakni jika permintaan laki-laki tidak dipenuhi maka dia akan dikeluarkan dari rumah.dan kondisi yang menyakitkan pun akhirnya terjadi. Dan apa yang saya sebutkan ini kondisi ini selalu ada di hadapan kita. Nah semoga Allah mengasihani dan semoga Allah menganugerahi rumah yang seperti itu taufik untuk menggunakan akalnya dan setiap rumah dan setiap rumah orang-orang ahmadi dapat memperlihatkan contoh kecintaan dan kasih sayang dan kelembutan.
Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s. bersadba:” Untuk perbaikan jiwa dan untuk mendapatkan akhir yang baik dan untuk mendapatkan taufik untuk melaksanakan kebaikan –kebaikan sisi kedua adalah doa. Di dalam itu seberapa ketakwaan dan keyakinan pada Tuhan dapat dilakukan dan dia tidak pernah lelah dalam melangkahkan kaki di jalan itu maka hasil-hasil yang baik dan buah yang baik akan mereka dapatkan. Segenap kesulitan akan menjadi tersingkirkan dan orang yang berdoa akan sampai pada ketakwaan yang tinngi . Memang benar bahwa selama Tuhan belum mensucikan seseorang tidak ada yang dapat bersih. Kematian dapat timbul pada gejolak –gejolak hawa nafsu hanya dengan karunia Tuhan dan dengan tekad semata dan karunia dan tekad ini tercipta hanya dengan perantaraan doa dan kekuatan ini hanya di dapatkan melalui doa.
Saya kembali tegaskan bahwa orang muslim dan khususnya Jemaat kita seyogianya janganlah pernah tidak menghargai doa karena pada doa inilah orang Islam seyogiannya berbangga.Dan di hadapan agama-agama yang lain terdapat banyak batu-batu kotor yang berserakan di dalamnya.dan mereka tidak dapat berkonsentrasi pada doa….Seorang Kristen yang dengan beriman pada darah Masih mereka menganggap diri mereka telah selamat maka apa perlunya untuk terus memanjatkan doa. Dan seorang Hindu yang meyakini bahwa taubah sama sekali tidak dapat diterima dan sama sekali tidak dapat bebas dari lingkaran riingkarnasi maka apa perlunya dia berdoa dengan mematukkan kepalanya. Dia dengan penuh keyakinan menganggap bahwa tidak akan dapat terhindar untuk tidak menjadi anjing ,kucing ,kera dan babi. Oleh karena itu ingatlah ini merupakan kebanggaan dan kemuliaan Islam bahwa terdapat pelajaran doa di dalamnya. Dan janganlah pernah malas dan lelah untuk berdoa ”. Malfuzhaat jilid 7 hal 266-267
Di dalam masyrakat dewasa ini banyak sekali pertengkaran dan kegaduhan yang terjadi akibat karena kecemasan dan kepustusasaan yang melanda tabeat-tabeat dan karakter yang lahir akibat kondisi-kondisi yang terus bergolak disekelilingnnya. Dan keputusasaan dan kecemasan ini menjadi bertambah karena akibat banyaknya terlahir kecenderungan perhatian orang-orang untuk mengejarbenda-benda duniawi dan penyembahan pada materi dan segala sesuatu bersifat keduniawian. Ketakwaan pada zat Tuhan menjadi berkurang dan ketergantungan pada sarana-sarana duniawi terus menjadi berkurang. Oleh karena itu jika ingin menjadikan kehidupan –kehidupan sendiri menjadi penuh sukacita maka sebagaimana Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda lakukanlah penekanan pada doa dan hiasilah dunia dan akherat kalian keduanya dengan itu. Dan ketakwaan inilah yang bermamfaat dalam kehidupan kalian dan dalam kehidupan genersai kalian.
Hadhrt Masih Mauud a.s. bersabda : Pada hakekatnya ketawakkalanlah yang merupakan asas yang menjadikan manusia sukses dan berhasil. Allah berfirman,” وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ -Barangsiapa yang bertakwa pada Allah maka Allah menjadi cukup baginya At-talaq 4, dengan syarat dia adalah yang yang melangkah kan kaki dengan tulus ikhlas sambil memahami dengan sebenarnya mafhum tawakkal itu, dan berkarakter yang mantap dan bukan orang yang mundur ke belakang karena takut akan kesulitan. “
Dan pekerjaanyapun seperti itu juga. Jadi merupakan keharusan bagi manusia untuk jangan bersedih akan hal itu lalu lebih banyak memikirkan akherat. Jika kesedihan /solidaritas lebih banyak terhadap agama maka Allah sendiri menanggung dan menjamin urusan-urusan dunianya. Malfuzhat jilid 10 hal.252Cetakan London
Di dalam sebuah hadis terdapat sebuah doa yang sangat indah yang diajarkan. Hadhrat Ibni Abbas menerangkan bahwa nabi saw tatkala beliau melaksanakan shalat tahajjud maka beliau mambaca doa ini ,Hai Tuhan kami segenap pujian adalah untuk Engkau ,langit dan bumi Engkau-lah yang menegakkannya. Segenap pujian hanya untuk Engkau semata. Engkaulah Rabb seluruh langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya. Segenap pujian adalah untuk Engkau. Engkau adalah nur seluruh langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya. Engkau adalah hak/benar ,firman Engkau adalah benar ,janji Engkau adalah hak ,pertemuan dengan Engkau adalah benar, surga Engkau adalah benar, neraka Engkau adalah benardan Qiamat Engkau adalah benar. Wahai Tuhan-ku hanya kepada Engkaulah kami tunduk dan setia dan kepada Engkaulah saya beriman dan hanya kepada Engkaulah saya beriman dan segenap perselisihan kami hanya di hadapan Engkaulah kami ajukan dan kepada Engkau-lah kami memohon keputusan. Maafkanlah kesalahan kami yang terdahulu dan yang datang kemudian, yang zahir dan terselubung dan kesalahan –kesalahan yang hanya Engkau-lah yang lebih mengetahuinya . Tidak ada sembahan selain Engkau.
Semoga Allah menganugerahi taufik pada kita untuk berdoa dan menjalankan kehidupan kita sesuai dengan itu. Amin.
Qamaruddin Shahid