Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad,
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
2 April 2004 di Burkinafaso, Afrika
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ[، آمين.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan menciptakan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.Al-Baqarah 21
Allah memberitahukan maksud penciptaan manusia supaya dia /manusia itu menjadi orang yang menyembah-Nya. Di dalam Al-Quran berkali-kali Allah swt memerintahkan berkenaan dengan hal itu. Ayat yang saya tilawatkan ini, di dalamnya Allah berfirman :
“Hai orang-orang,sembahlah Allah yang telah menciptakanmu, Dia-lah Tuhan yang juga telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu pun Dia-lah Yang telah menciptakannya. Kapada kamu pun inilah perintah itu dan kepada orang-orang sebelum kamu pun inilah perintah pada waktu itu,yakni supaya mereka meyembah Allah. Dan hanya dengan beribadah pada Tuhan Yang Esa-lah ketakwaan dapat ditegakkan. Rasa takut pada Allah dan kecintaan pada Allah dapat tetap utuh di dalam hatinya. Tetapi, orang-orang terdahulu telah melupakan itu dan mereka bukannya menyembah Tuhan Yang Esa justru mereka mulai menyebah beberapa Tuhan, yakni ada yang mulai meyembah tiga Tuhan, ada yang meyembah berhala-berhala dan ada yang menjadikan kemegahan dunia dan kebesarannya sebagai Tuhan. Dengan cara demikian cinta Tuhan, rasa takut dan rasa khuyuk pada-Nya tidak dapat bertahan dalam kalbu mereka. Namun Allah berfirman : Hai orang-orang, dengarlah, jika kalian ingin menempuh jalan ketakwaan, maka beribadah pada Tuhan Yang Esa itu sendiri merupakan nama dari takwa dan kalian akan dapat meraih itu dengan mengikuti beberapa metode ibadah dalam syareat mulia yang dibawa oleh Rasulullah saw. Tetapi ingatlah, Rasulullah saw juga telah bersabda bahwa sesudah suatu zaman orang-orang Islam pun akan salah dalam memahaminya atau akan keliru memahami dan tidak akan dapat memahami secara benar hukum-hukum yang diberitahukan pada mereka. Dan sejumlah mereka akan mulai melakukan gerakan-gerakan yang dsari itu akan mengindikasikan bahwa mereka tidak lagi menjadi hamba-hamba Tuhan Yang Maha Rahman. Baru Masih Mauud (yang dijanjikan ) dan Mahdi ( yang dijanjikan) itu akan zahir dan memberitahukan bahwa apa bentuk perintah-perintah Allah yang benar dan apa penjelasannya. Dan bagaimana/apa cara beribadah pada Tuhan yang benar ? Alhamdulillah,kalian merupakan orang-orang yang bernasib mujur, yang meskipun tinggal di kejauhan ribuan mil sekalipun kalian telah mendengar suara Masih Mauud dan Mahdi yang dijanjikan itu dan telah mengimaninya dan semua ini tampa kerunia dari Allah swt tidaklah bisa. Jadi sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia-Nya maka kewajiban pada kita menjadi bertambah besar untuk tambah lebih memberikan perhatian terhadap ibadah pada Allah swt. Tetapi kita juga harus melihat apa metode ibadah itu. Apakah cukup dengan hanya mengulangi kata-kata niat shalat dan melakukan sujud dan rukuk secara lahiriah. Apakah hal-hal/perkata-perkara ini,yakni gerakan-gerakan lahiriah akan cukup mencatat kita termasuk dalam golongan hamba-hamba Allah yang senantiasa tekun beribadah pada-Nya. Ingatlah, untuk memahami mafhum ibadah yang benar cara terbaik adalah dengan memahami dari murid/putra ruhani Rasulullah saw, memahami dari metode ibadah beliau a.s., sebab Allah yang telah menganugerahi pemahaman /kecerdasan dan ilmu kepada Hadhrat Masih Mauud a.s. itu yang beliau a.s. telah sampaikan pada kita. Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Pada hakekatnya ibadat inilah merupakan tujuan dari penciptaan manusia,yakni ibadat inilah merupakan tujuan pokok. Sebagaimana dalam surah lain bersabda:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
ِDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Az-zaariat 56
Yakni,pada hakekatnya ibadat disebut untuk perkara dimana manusia menjauhkan segenap corak kekejian sedemikian rupa lalu membersihkan tanah kalbunya sedemikian bersih sebagaimana petani membersihkan tanah/ladangnya,yakni menjauhkan kekasaran hati dan kekejiannya lalu membersihkan sedemikian rupa sebagaimana petani membersihkan tanah/sawah. Orang Arab berkata : Sebagaimana celak setelah dihaluskan lalu menjadi layak untuk dioleskan di mata. Demikian pula apabila di tanah kalbu manusia tidak terdapat batu krikil dan batu-batuan yang tidak subur dan sedemikian menjadi bersih seolah-olah hanya ruh dan ru/kelembutan belaka baru namanya ibadat. Oleh karena itu apabila kebenaran dan kebersihan ini diumpamakan dilihat pada sebuah cermin, maka akan nampak wajah di dalamnya dan jika diumpamakan tanah/ladang maka di dalamnya artinya akan dapat tumbuh /dipetik segala jenis dan segala macam buah-buahan. Jadi, manusia yang diciptakan untuk ibadah, andaikan membersihkan hatinya dan tidak lagi akan tinggal sejenis kekejian, batu batuan yang tidak subur atau batu di dalamnya, maka akan nampak Tuhan di dalamnya. Maka,inilah standar ibadah kita yang Hadhrat Masih Mauud a.s. harapkan dari kita, bahwa kalbu kalian seyogianya sedemikian bersih lalu tunduk/sujud di hadapan Allah swt, menjalankan ibadat pada –Nya sedemikian rupa sehingga di dalamnya nampak Tuhan terlihat.Yakni, jangan sampai ada gerakan kita yang sedemikian sehingga bertentangan dengan perintah Tuhan. Bahkan visi/pemikiran kita jugapun berjalan sesuai dengan perintah-perintah Tuhan. Apabila kondisi kita sudah menjadi seperti ini, maka baru kita akan dikatakan sebagai orang-orang yang tekun beribadat pada Tuhan,kalau tidak campuran-campuran dunia dan kekotoran- kekotorannya akan ada di dalam kalbu kita.
Kemudian Hadhrat Masih Mauud a.s. bersaba: Sungguh merupakan perkara yang sangat penting bagimu memahami bahwa maksud Tuhan menciptakanmu adalah supaya kamu beribadah kepada-Nya dan menjadi milik-Nya , jangan maksud kalian hanya untuk tujuan dunia semata,karena itu saya berkali-kali menerangkan hal itu bahwa menurut hemat saya hanya untuk satu hal inilah manusia datang di dunia ini dan perkara inilah yang manusia menjauh. Bersabda, saya tidak mengatakan tinggalkanlah urusan dunia atau berpisah dengan anak istri lalu kalian tinggal di hutan atau di gunung. Islam tidak membenarkan hal itu dan rahbaniat (terputus dari dunia) bukanlah merupakan tujuan Islam. Islam ingin menjadikan manusia lincah,cerdas dan cekatan, senantiasa siaga, karena itu saya katakan lakukanlah bisnismu/urusan duniamu dengan penuh semangat. Tertera dalam hadis bahwa barangsiapa yang memiliki tanah lalu dia tidak mengolahnya maka itu akan ditanyakan /dipertanggung jawabkan padanya. Jadi andaikan ada yang mengambil pengertian bahwa dia harus berpisah dengan urusan dunia maka dia melakukan kesalahan; tidak, pada hakekatnya bahwa semua bisnis yang kamu lakukan itu , lihatlah, apakah keredhaan Tuhan termasuk di dalamnya atau tidak dan dengan keluar dari seputar itu /lingkaran itu janganlah mendahulukan maksud-maksud pribadi dan gejolak hawa nafsu kalian. Jadi disini Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Maksud ibadah janganlah kalian menganggap bahwa kalian harus meninggalkan dunia lalu kalian memutuskan tali kekerabatan dengan keluarga kalian. Bersabda, maksudnya ialah bekerja keras dalam melakukan pekerajaan dunia juga merupakan kewajiban kalian, tetapi janganlah hal ini mencegah ibadah kalian kepada Tuhan. Jika anda seorang wirausaha /bisnisman maka lakukan itu dengan tekun. Jika anda seorang petani maka garaplah tanah anda melebihi orang lain. Jika anda seorang karyawan di suatu tempat maka lakukanlah itu dengan tekun , supaya dunia mengetahui bahwa ciri khas /keagungan orang Ahmadi adalah pekerjaan dunianya pun dia kerjakan itu dia kerjakan sesuai dengan perintah Tuhan dan ibadah-ibadahnya pun dia laksanakan dengan berupaya memenuhi hak ibadah itu sendiri. Kini kita lihat, bagaimana Hadhrat Masih Mauud a.s. mengajarkan kepada kita cara/metode ibadah. Dalam menerangkan sebuah hadis beliau bersabda, doa adalah shalat dan shalat adalah merupakan sumsum ibadah. Dan berkenaan dengan shalat sebagaimana kalian semua ketahui adalah merupakan perintah Tuhan yang perlu menunaikannya dengan berjamaah. Di dalam Al-Quran Allah berfirman:
َأَنْ أَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَاتَّقُوهُ وَهُوَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُون-
Katakanlah, supaya mereka menegakkan shalat dan bertakwalah pada-Nya dan kepada-Nyalah kalian akan dikumpulkan. Al-An’am 72
Nah, untuk menjalankan ketakwaan pada Allah perlu kalian melakukan shalat dan maksud dari menegakkan shalat adalah lakukanlah pelaksanaan shalat dengan berjemaah. Jadi merupakan tangggung jawab orang Ahmadi untuk meramaikan mesjid-mesjid mereka dan datang ke mesjid untuk melakukan shalat lima waktu. Dan tidak hanya datang sendiri, bahkan pada anak-anak mereka pun mereka harus menanamkan kebiasaan untuk datang ke mesjid untuk melakukan shalat dan mesjid kita sedemikian rupa mulai penuh dengan dengan orang yang melakukan shalat sehingga mesjid-mesjid itu menjadi kecil. Berdoalah semoga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang rendah hati dan kita menjadi orang yang menciptakan hubungan hakiki dengan-Nya.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Sama sekali bukanlah merupakan sunnah/kebiasaan Allah menghinakan orang yang tunduk dan setia pada-Nya. Barangsiapa yang datang pada-Nya dia sama sekali tidak pernah menjadi sia-sia. Dari semenjak dunia diciptakan, tidak pernah terdapat contoh bahwa si fulan memiliki ikatan sejati dengan Tuhan lalu dia menjadi gagal. Allah menginginkan dari hamba-hamba-Nya bahwa seorang hamba jangan menampilkan gejolak hawa nafsunya di hadapan Tuhan dan tunduk dan setialah pada-Nya dengan ikhlas menjalankan perintah-Nya. Barangsiapa yang tunduk/ menyerahkan diri pada-Nya maka dia tidak menemui kesusahan dan dengan sendirinya akan terdapat jalan untuk keluar dari segenap kesulitannya. Sebagaimana Dia berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا(2)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ.
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. At-talaq 2-3
Di tempat ini maksud rezeki bukanlah hanya sekedar roti dll belaka, bahkan kehormatan dll dan semua hal-hal yang manusia perlukan itu termasuk di dalamnya. Seorang yang sebesar biji zarrah saja/sedikit saja ada hubungan dengan Tuhan,dia tidak akan pernah sia-sia.
Para waliullah yang telah berlalu di negeri kita India/India-Pakistan yang mendapat tempat di hati masyarakat itu tidak lain adalah karena mereka memiliki perhubungan sejati dengan Tuhan. Dan jika itu tidak ada maka sebagaimana semua orang-orang pada umunya mereka juga membajak sawah -sawah, mengejakan pekerjaan sederhana,tetapi akibat mereka memiliki ikatan yang benar dengan Tuhan, tanah (pekuburan)nya pun orang-orang hormati. Kemudian sebagaimana saya telah katakan bahwa janganlah hanya diri sendiri saja yang menjadi orang saleh dan rajin beribadah bahkan harus menciptkan amal baik ini pada anak-anak juga. Orang-orang beribadah yang benar adalah yang menegakkan kebaikan ini pada anak-anaknya. Tertera dalam sebuah riwayat dimana Rasululah saw bersabda: Apa bila manusia wafat maka amalnya akan berakhir, tetapi ada tiga macam amal yang seletelah mati pun ganjarannya tetap akan dia dapatkan. Pertama, sedekah jariah yang dia tinggalkan atau ilmu yang ditinggalkan yang mana orang lain dapat mengambil faedah darinya, dan ketiga anak saleh yang mendoakannya. Jadi anak saleh yang mendoakan kedua orangtuanya itu untuknya merupakan semacam sedekah jariah/ sedekah yang terus mengalir. Oleh karena itu, setiap orang ahmadi seyogianya memberikan perhatian serius pada tarbiat anak-anak mereka.
Kemudian, tertera sebuah riwayat bahwa Rasulullah saw bersabda: Lebih dari tarbiat yang baik tidak ada hadiah terbaik yang bapak dapat berikan pada anak-anaknya.
Kemudian pada suatu kesempatan Rasululah saw bersabda: Seorang yang memberikan tarbiat /pendidikan baik pada anak-anaknya untuknya lebih baik daripada memberi sedekah.
Hadhrat Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Makanan yang bersih adalah makanan yang kamu makan dari jerih payah kamu sendiri dan anak-anak kamu pun termasuk dalam penghasilan kamu yang baik . Maksudnya anak merupakan penghasilan yang baik adalah berikanlah tarbiat pada mereka dengan corak sedemikian rupa sehingga menjadi anak yang saleh, sebagaimana tertera dalam sebuah hadis lain ,sehingga mereka menjadi orang-orang/anak-anak yang senantiasa mendoakan kamu. Untuk tarbiat/pendidikan perlu juga keperluan-keperluannya diperhatikan, pendidikannya diperhatikan, karena memberikan perhatian pada pendidikann anak-anak juga termasuk dalam kewajiban-kewajiban kalian. Jika ada anak yang karena lemah ekonominya tidak dapat menempuh pendidikan, maka beritahukanlah pada Jemaat, beritahukanlah pada saya –insyaallah , akibat kelemahan ekonomi tidak akan ada seorang anak pun yang mahrum /jauh dari pendidikan. Sebaliknya membiarkan anak-anak/menjauhkan dari pendidikan adalah merupakan kezaliman.
Kemudian ada suatu hal yang ke arah mana saya ingin ingatkan. Di negeri ini, dengan karunia Allah- berdiri station /pemancar radio Ahmadiah yang mengudara selama 13-14 jam setiap harinya. Dan-insyaallah – kini pabila penambahan izin mengudara telah keluar, maka akan mengudara sampai 17 jam setiap harinya,maka Ahmadiyah, yakni ajaran Islam yang hakiki dengan perantaraan itu dalam jumlah yang cukup banyak akan sampai pada orang-orang. Tetapi jika amal/sepak terjang orang-orang ahmadi juga menjadi seperti itu sehingga nampak kepada setiap orang bahwa ini tidak hanya memberikan pendidikan semata, bahkan amal-amal merekapun seperti itu juga. Pria-pria mereka, wanita-wanita dan anak-anak merekapun merupakan orang-orang yang rajin beribadah pada Allah , dan merupakan orang-orang yang mengamalkan perintah-perintah-Nya. Jika amal kalian seperti itu maka akan terjadi penambahan beberapa kali lipat dalam da’wtiilallah kalian san orang-orang akan datang dengan melihat contoh kalian;sebab, Islam hakiki nampak pada mereka dalam diri kalian. Seiring dengan contoh praktikal /amaliah kalian perbanyaklah pula doa-doa untuk orang-orang. Kalian telah menganggap sesuatu sebagai hal terbaik lalu telah menerimanya untuk diri kalian sendiri, maka sesuai dengan perintah Rasulullah saw bahwa sesuatu yang anda anggap terbaik untuk diri kalian,maka cintailah itu supaya itu pun menjadi milik saudara kalian. Jadi apbila kalian menganggap Ahmadiyah sebagai barang terbaik lalu kalian menerimannya maka menjadi kewajiban anda tentunya untuk menyampaikan itu pada orang-orang. Oleh karena itu seiring dengan melakukan dakwati ilallah senantiasa doakanlah untuk kaum kalian sendiri dan untuk bangsa seluruh dunia.
Disini, di kawasan ini banyak sekali jumlah orang-orang Islam yang menisbahkan diri mereka pada majikan kita Muhammad saw dan di sini di dalam diri orang-orang ini terdapat pula banyak sopan santun dan itu dapat diketahui dengan banyaknya mereka yang mendengar siaran radio kita dan mereka menyukainya . Oleh karena itu, berdoalah untuk mereka, semoga Allah menunjukkan jalan yang lurus pada mereka. Semoga Allah menganugerahi taufik pada kita.
Kini sebelum mengakhiri khutbah saya ingin menginformasikan bahwa banyak sekali orang-orang datang dari tempat-tempat lain. Semoga Allah melindungi mereka dengan selamat saat mereka kembali dari sini ke tempat mereka masing-masing dan setelah sampai ke rumah-rumah mereka, mereka menjadi da’i ilallah/orang yang menyeru pada Allah dan juga menjadi orang-orang yang menunjukkan contoh baik mereka
Semoga Allah menjadi pelindung dan penolong kalian.
Qamaruddin Syahid