Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad,
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
26 November 2004 di Masjid Baitul Futuh, London, UK
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang? At-Taubah 104
Pada saat saya mengumumkan tahun baru Tahrik Jadid beberapa Jumaah sebelumnya, di dalam itu saya juga telah memberikan contoh ini bahwa sejumlah perempuan yang tidak memiliki anak mulai memberikan candah tahrik Jadid atas nama anak –anak mereka (yang belum lahir);misalnya, jika mereka memberikan candah atas nama dua tiga dan empat anak,maka dengan karunia-Nya Allah telah menganugerahkan anak sebanyak itu kepada mereka. Atas hal itu sejumlah surat yang coraknya sama datang menanyakan bahwa Tuan/Hudhur mengatakan bahwa mereka yang tidak punya anak jika mulai memberikan candah atas nama anak-anak maka pasti akan ada anak/akan mendapatkan anak. (Mereka memohon ) Kalau begitu, masukkanlah nama anak kami dan kami akan melunaskan candah atas nama mereka, sebab tampa nama candah tidak dapat diberikan. Jadi, hal pertama adalah bahwa saya sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa pasti akan mendapatkan anak. Yang saya katakan adalah bahwa,” Kepada sebagian orang dengan berkat doa-doa,sedekah-sedekah dan candah Allah segera memperlihatkan pemandangan bahwa inilah pula merupakan perlakuan Allah kepada orang-orang Ahmadi”. Saya bagaimana bisa mengatakan hal yang saya tidak berhak untuk itu. Yang Allah telah dengan jelas menerangkannya. Allah dengan jelas berfirman:” Saya juga memberikan anak laki-laki juga pada orang-orang, memberikan anak-anak perempuan juga, sebagian Saya berikan dua jenis dan sebagian ada yang mandul, istrinya sama sekali tidak dapat melahirkan atau sama sekali tidak bisa memiliki anak. Karena itu janganlah menisbahkan perkara yang saya tidak katakan dan jelas-jelas bertentangan dengan perintah Tuhan. Oleh karena itu, satu, seyogianya simaklah khutbah dengan cermat dan kemudian setelah mempertimbangkan matang –matang dan setelah mengklarifikasikan, jika ingin menulis, tulislah melalui surat.
Kemudian untuk memberikan candah harus mencatatkan nama, inipun tidak perlu. Barangsiapa yang dengan senang hati ingin memberikan candah atas nama anak-anak mereka, mereka dapat memberikan candah atas nama anak-anak. Dan perkara yang ini,inipun tidaklah karunia Allah dan perlakuan-Nya hanya khusus dengan candah Tahrik Jadid,Waqfi Jadid atau dengan suatu candah khusus. Perlakuan Allah beragam dengan beraneka macam orang.
Beberapa hari yang lalu seseorang menulis kepada saya bahwa dia (suami astri) tidak memiliki keturunan maka mereka berupaya untuk menjalani upaya pengobatan. Biaya pengobatan sangat mahal,ribuan yuro yang diperlukan untuk itu. Suaminya mengatakan bahwa dia tidak akan membelanjakan uang sebanyak itu untuk pengobatan,lebih baik memberikan sumbangan untuk mesjid, mungkin Allah dengan berkat-Nya akan memberikan anak kepada kita,tegasnya pada istrinya. Maka (suami istri) keduanya memberikan uang itu untuk mesjid. Dan kini, dengan karunia Allah setelah beberapa tahun tidak mempunyai anak Allah memberikan habar suka padanya dengan kelahiran seorang anak. Bahkan tidak hanya seorang anak yang lahir namun kini sedang menantikan dan mengharapkan kelahiran anak kembar . Jadi inipun merupakan satu corak perlakuan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Semoga Allah dengan sehat sejahtera menganugerahkan putra pada mereka berdua.
Adapaun perlakuan Allah kepada hamba-hamba-Nya, ada prilaku seseoarang yang Dia sukai lalu Dia menganugerahkan karunia-Nya,ada lagi prilaku seseorang yang Dia sukai. Dengan menetapkan syarat jangan hendaknya menganggap sesuatu itu merupakan hal yang final; sebab terkadang dapat menjadi batu sandungan bagi keimanan. Kini perhatikan pulalah keimanan suami istri itu. Mereka tidak mengatakan, “Kami memberikan candah untuk mesjid dengan niat kami mutlak pasti akan mendapatkan anak”. Tetapi mereka mengatakan,” Kami memberikan candah, jika Allah menghendaki memberikan anak maka tampa pengobatan Dia akan memberikan anak. Jadi sebagaimana saya telah katakan bahwa ini adalah merupakan perlakuan Allah dengan setiap orang, karena itu jangan pernah berfikir bahwa setelah memberikan candah atau sedekah jangan hendaknya seratus persen berkeyakinan bahwa Allah sesuai dengan keinginan kita doa dan keinginan kita akan Dia kabulkan.
Allah swt jelasnya berfirman: Saya mengabulkan doa-doa dan sedekah-sedekah ,tetapi doa-doa hamba-hamba-Nya yang tunduk pada-Nya,yang berjanji untuk berusaha menghindar pada masa yang akan datang dari kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangannya. Sebab yang Allah kabulkan adalah orang-orang seperti itu,yakni yang berupaya untuk datang kepada-Nya -sebagaimana tertera di dalam hadis juga- bahwa jika seorang datang selangkah pada-Nya maka Allah akan berjalan dua langkah padanya dan jika dia berjalan lebih cepat lagi maka Allah akan berlari padanya. Jadi bagaimanapun juga apabila Allah melihat bahwa seorang hamba tengah berjalan pada-Nya maka Allah benar-benar Maha penyayang. Dia Allah apabila seorang hamba datang dengan tulus ikhlas kepada-Nya maka dengan segera Dia akan mendatangkan gejolak kasih sayang-Nya; sebab Dia senantiasa dalam keadaan menunggu bahwa kapan hamba Saya berupaya untuk dekat kepada Saya dengan doa dan sedekah. Tetapi sebagaimana saya telah katakan bahwa tidak harus bahwa sesuai dengan keinginan pekerjaan itu akan terkabulkan. Jadi jelasnya Allah , jika dengan segera sesuai dengan keinginan,yakni sesuai dengan keinginan hamba-hamba-Nya hasil itu tidak nampak, maka tetap saja doa hamba dan sedekahnya yang Dia kabulkan. Dan dengan perantaran fasilitas-fasilitas lain dan dalam waktu yang lain akan dapat diketahui bahwa ini merupakan dampak doa-doa saya/nya. Dalam berbagai corak dan warna mulai zahir karunia Allah. Jadi tugas kita adalah bahwa tampa syarat dengan tulus kita terus melakukan pengorbanan. Dan sebagaimana Dia berfirman bahwa teruslah memberikan sedekah dan infak dan melakukan taubah; dan tekankanlah dalam doa-doa. Berupayalah untuk meraih kedekatan-Nya. Tugas kita hanya satu, yaitu untuk meraih keredhaan-Nya. Setelah memberikan candah, sedekah dan infak jangan pernah ada sikap takabbur,congkak atau pamer dalam bentuk apapun dalam diri kita. Bahkan dengan rendah hati setiap saat kita harus terus tunduk di hadapan Allah.
Rasulullah saw bersabda bahwa Allah sangat Pemalu. Dia Maha Mulia dan sangat dermawan. Apabila seorang hamba menengadahkan tangan-Nya di hadapan-Nya maka Dia malu untuk mengembalikannya dalam keadaan kosong dan gagal (Turmudzi Kitabuddakwat) Jadi apabila seorang hamba berdoa untuk mencari keredhaan Allah dan memberikan infak dan sedekah dan membelanjakan harta di jalan-Nya,hanya dengan niat supaya meraih kedekatan dengan Tuhan, meraih keredhaan-Nya dan berupaya supaya terwarnai dengan sejumlah sifat-sifat Allah yang mana Allah di dalam semua sifat-sifat-Nya adalah sempurna. Bagaimana bisa Dia tidak memberikan ganjaran pada hamba-Nya atas suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang hamba demi untuk-Nya atau tidak mendengarkan doa-doanya. Tetapi ini tidak mutlak /harus mesti bahwa hanya sesuai dengan keinginan kita dia memperoleh ganjaran. Oleh karena itulah Rasulullah saw bersabda bahwa kamu sama sekali jangan parnah membayangkan bahwa Allah akan mengembalikan tangan hambanya dalam keadaan kosong. Jika kalian dengan ikhlas memohon kepada-Nya maka Dia tidak akan mengembalikannya dalam keadaan kosong /tidak akan menolaknya. Semoga Allah meanganugerahkan taufik kepada kita supaya kita menjadi orang yang murni menjadi orang-orang yang tunduk pada-Nya,menjadi orang yang meraih redha-Nya dan menjadi orang yang melakukan pengorbanan demi untuk-Nya dan jangan menjadi orang-orang yang akan memberikan candah dan sedekah-Nya karena suatu syarat .
Berkait dengan sedekah dan doa saya akan mengemukakan beberapa hadis.
Said bin Abi Burdah meriwayatkan dengan perantaraan kakek dan bapaknya bahwa nabi saw bersabda: Wajib bagi setiap muslim memberikan sedekah. Maka para sahabah bertanya,” Ya Rasulullah saw ! barangsiapa yang tidak mempunyai apa-apa maka apa yang dia akan lakukan ? Maka Rasulullah saw menjawab,” Orang itu hendaknya bekerja dengan tangannya sendiri, datangkan pulalah faedah bagi dirinya sediri dan berilah juga sedekah. Mereka kembali bertanya apakah jika dia tidak mempunyai kelapangan /kemampuan Maka Rasulullah saw menjawab Dia hendaknya memberikan pertolongan kepada kerabat terdekatnya yang memerlukan. Sahabah kembali bertanya bahwa jika ada orang yang tidak mempunyai kemapuan untuk itu . Maka Rasulullah saw menjawab : Maka hendaknya dia mengamalkan hal-hal yang makruf, senantiasa berpegang teguh untuk melakukan itu dan mencegah dari perbuatan yang buruk,inilah baginya merupakan sedekah. Bukhari kitabuzzakat
Jadi, semua ini adalah supaya tergugah semangat untuk berkorban,timbul upaya untuk meraih karunia Allah. Di dalam hal itu apa warna /pengalaman para sahabah, pemandangannyapun nampak sangat menakjubkan.
Tertera dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda: Ada seorang yang berkata bahwa saya pasti akan memberikan sedekah. Sesuai dengan itu dia keluar membawa harta sedekahnya dari rumah dan memberikannya kepada seorang pencuri. ( Pada malam hari dia tidak mengetahui dan meletakkannya di tangan seorang pencuri) Orang-orang pada pagi hari berbincang-bincang mengenai hal itu bahwa seorang pencuri yang diberikan sedekah. Maka orang itu berkata:Hai Allah! Engkaulah yang berhak memiliki segenap pujian. Saya pasti akan memberikan sedekah. Untuk itu dia keluar membawa harta sedekahnya dan pada malam itu juga dia melihat seorang perempuan yang tuna susila lalu kepadanya dia memberikan sedekahnya. Orang-orang kemudian pada pagi harinya berbicara serupa itu bahwa pada malam hari sedekah diberikan kepada seorang tunasusila. Atas hal itu orang itu berkata , Hai Allah ! segenap pujian hanya berhak untuk Engkau, apakah saya telah memberikan sedekah kepada seorang tuna susila,kini untuk kedua kali saya pasti akan memberikan sedekah. Maka dia keluar untuk membawa harta sedekah. Dan pada kali inipun sedekahnya tidak mengena pada orang yang ingin dituju /salah alamat dan dia memberikan sedekah kepada seorang kaya raya, seorang yang mewah dan berkehidupan yang sejahtera. Maka orang-orang pada malam hari berbicara diantara mereka mengenai hal itu bahwa pada malam ini seorang yang kaya raya diberikan sedekah. Atas kejadian itu orang itu berkata bahwa segenap pujian adalah berhak hanya untuk Engkau semata,sebelumnya saya telah memberikan sedekah kepada seorang pencuri, kemudian kepada seorang tuna susila dan kemudian kepada seorang yang kaya raya. Dia sangat sedih akan hal itu dan dia menjadi sangat menyesal, maka seorang datang dan mengatakan kepadanya bahwa sejauh engkau memberikan sedekah kepada pencuri maka mungkin saja setelah memberikan sedekah dia akan berhenti menjadi pencuri dan sejauh bertalian dengan engkau memberikan sedekah kepada seorang tunasusila itu maka mungkin dari hal itu orang tsb berhenti menjadi tunasusila. Dan sejauh yang bertalian dengan seorang yang kaya itu maka akan bisa ada kemungkinan bahwa dia akan mengambil pelajaran dari perbuatan kamu itu dan dia mulai membelanjakan harta yang Allah telah berikan padanya. Bukhari kitabuzzakat
Oleh karena itu, setelah mendengar sabda Rasulullah saw ini seyogianya harus memberikan sedekah, para sahabah senantiasa dalam upaya dan terkadang mereka memberikan sedekah mereka kepada orang-orang bukan dituju. Tidak terfikir oleh mereka bahwa apa yang kita akan perolah dari itu. Yang senantiasa terfikir di benak mereka adalah mereka ingin mencari keredhaan Allah. Pada malam hari mereka keluar memberikan sedekah supaya siapaun jangan ada yang tahu dan jangan terasakan bahwa memberikan sedekah dan membelanjakan harta dilakukan untuk pamer,tetapi murni hanya semata-mata untuk keredhaan Allah mereka melakukan pekerjaan ini. Maka melihat rasa sedih mereka ini, untuk menghibur, Allah berfirman kepada mereka bahwa janganlah menganggap bahwa jika sedekah kalian tidak sampai pada orang yang kalian maksud /benar maka kalian tidak mendapat ganjarannya. Tetapi itupun ada ganjarannya. Sebab bisa jadi pada orang-orang mana sedekah kalian sampai dengan sebab itu pada orang-orang itu terjadi perbaikan di dalam diri mereka. Jadi, Allah pekerjaan manapun yang dilakukan demi untuk-Nya pekerjaan itu Dia tidak biarkan tampa ganjaran/pahala.
Tertera dalam sebuah riwayat. Bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a bahwa seorang melihat seekor anjing yang sedang menjilat tanah karena hausnya. Orang itu membuka Mozah/semacam kaus kaki dari kulit dan menuangkan air dihadapannya sehingga membuatnya kenyang dan menghilangkan hausnya dengan baik. Allah menghargai perbuatan baik hambanya lalu memasukannya ke dalam surga. Musnad Ahmad bin Hanbal jilid 2 :521 Edisi Baerut
Tampa tamak dan rakus atas dasar gejolak keperluan dan kasih, tatkala dia memberi minum pada anjing juga, maka Allah juga memberikan ganjaran padanya. Dan ini semua adalah merupakan pamandangan kasih sayang Allah. Sebagaimana seorang hamba memperlakukan pada makhluk-Nya, Allah-pun inilah yang Dia perlakukan.
Kemudian terkait dengan sedekah-sedekah itulah berkenaan dengan istri-istri suci (Rasulullah saw) tertera sebuah riwayat yang sangat menarik. Betapa keras keinginan mereka supaya diraih kedekatan sebanyak-banyaknya dengan beliau dan kemudian keinginan mereka juga bahwa jika kewafatan Rasulullah terjadi sebelum mereka, maka kamipun dengan secepat-cepatnya pergi bertemu bertemu dengan beliau. Untuk itu satu kali mereka menanyakan kepada nabi saw, siapakah dari kami yang paling cepat akan berjumpa dengan beliau. Maka Rasulullah saw bersabda: Yang paling pertama adalah orang yang bertangan panjang . Maka para istri nabi mulai mengukur tangan mereka. Hadhrat Saudah r.a adalah orang yang paling panjang tangannya. Hadhrat Aisyah r.a berkata bahwa kami sesudahnya baru mengetahui apa maksud panjang tangan itu. Maksudnya adalah siapa yang paling banyak memberikan sedekah. Sebab, dialah yang biasa memberikan sedekah, menyukai sedekah dan dialah dari istri-istri nabi yang paling pertama bertemu dengan Rasulullah saw. Bukhari kitabuzzakat
Jadi beliau tidak memberitahukan dengan terus terang bahwa orang yang paling banyak memberikan sedekah dan infak/derma paling pertama akan berjumpa dengan saya. Bahkan secara isyarah beliau memberitahukan sebab yang secara fitrah/alami lebih banyak memberikan sedekah dialah yang akan duluan bertemu. Ini adalah merupakan fitrah masing-masing. Sejumlah orang melakukan sedikit dan sejumlah orang memberikan banyak sedekah. Kendati para istri nabi merupakan sosok –sosok yang sangat banyak memberikan sedekah.
Tertera dalam sebuah riwayat Hadhrat Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda : Sedekah dapat mendinginkan kemurkaan Tuhan. Dan menjauhkan kematian yang buruk ( Turmudzi Kitabuzakat) Jadi bukan untuk meraih sesuatu, bahkan untuk menghindar dari cengkeraman azab pun sedekah dan infak merupakan hal yang sangat penting.
Tertera dalam sebuah riwayat behwa Rasulullah saw bersabda: Hindarilah neraka dengan memberikan sedekah kendati hanya mampu memberikan setengah biji kurma .( Bukhari Kitabuzzakat) Yakni, kendati sedekah yang sederhana sekalipun itupun berikan juga supaya Allah memaafkan dosa kalian. Dan sedekah itu hendaknya diberikan murni dengan tulus demi untuk Allah dan demi untuk keredhaan-Nya.
Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: Dikalangan segenap agama hal ini merupakan kesepakatan bahwa dengan sedekah dan infak musibah dapat dihindari. Dan bertalian dengan kedatangan musibah jika Allah sebelumnya telah menyampaikan kabar berita maka itu adalah habar peringatan. Jadi dengan sedekah dan infak, dengan bertaubah dan dengan kembali kepada Allah nubuatan mengenai peringatan akan datangnya azab atau ancaman juga menjadi dapat ditangguhkan “. Yakni, nubuatan-nubuatan seperti itu yang datang dari pihak para nabi yang didalamnya terdapat peringatan juga itu menjadi terhindar /ditangguhkan ” 124 ribu nabi berpendapat bahwa dengan sedekah musibah itu akan ditangguhkan. Orang-orang Hindu pada saat musibah datang mereka memberikan sedekah dan infak,” Yakni orang yang tidak sedemikian yakinnya pada Tuhan merekapun memberikan sedekah. Jika musibah adalah merupakan barang yang tidak dapat terhindari dengan sedekah dan infak maka sedekah dan infak-infak itu akan menjadi sia-sia”. Malfuzhat jilid 5: 176-177 Edisi Baru
Disini, ini yang beliau tengah terangkan bahwa dengan sedekah dan infak kesulitan-kesulitan akan menjadi jauh. Jadi, dengan taubah, doa, sedekah dan infak ,sebagaimana saya telah katakan, kesulitan-kesulitan menjadi jauh. Bahkan bersabda: Jika dari pihak nabi sekalipun, dengan melihat kondisi suatu kaum lalu dinubuatkan mengenai kehancurannya dan diperingatkan pada mereka dan itu merupakan berita dari Allah yang seterusnya Allah sampaikan kepada nabi,jika kaum berdoa dan bersedekah atau mereka bertaubah / kembali pada-Nya maka nubuatan-nubuatan prihal ancaman itu akan ditangguhkan. Jadi apabila nubuatan nabi dapat terhindar yang secara langsung nabi nubuatkan dengan mendapat habar dari Allah, maka dalam hal-hal umum kesulitan-kesulitan yang senantiasa menimpa menusia itu dengan sedekah dan infak sesuai dengan janji-janji-Nya pasti akan tertangguhkan.
Diantara doa-doa dan sedekah-sedekah terdapat ikatan yang sangat dalam. Apabila seorang hamba Allah dengan ikhlas dan tulus tunduk di hadapan-Nya dan memohon maaf dan ampunan pada-Nya, maka Dia pun akan memandang padanya dengan pandangan kasih sayang-Nya. Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: Bahwa ini merupakan kehendak Allah bahwa barangsiapa yang bertaubah ,berdoa dan beristigfar atau memberikan sedekah dan berinfak maka musibah akan ditahan.
Apabila sejalan dengan memanjatkan doa-doa kalian memberikan perhatian kepada sedekah dan infak atau seiring dengan sedekah dan infak kalian memberikan perhatian kepada doa, sebab sejumlah orang hanya memberikan perhatian pada sedekah semata yang menurut mereka merupakan hal yang mudah, perhatian mereka kepada shalat dan doa menjadi berkurang, kedua perkara itu jika disatukan atau dipadukan, maka Allah akan dengan sangat cepat menurunkasn karunia-Nya. Sebagaimana saya telah katakan bahwa memang sejumlah orang memberikan sedekah, tetapi ini merupakan satu bagian perintah itu. Benar bahwa Tuhan itu adalah Pemilik, Dia dengan berbagai cara dapat menganugerahkan kepada hamba-Nya,Dia dapat memberikan, tetapi inipun merupakan bagian perintah itu bahwa dengan mengamalkan segenap perintah Saya tunduklah dihadapan Saya. Dan mohonlah doa kepada Saya sebab Saya mandengar doa orang-orang. Sebagaimana Dia baerfirman Albaqarah 165 Bahwa Saya menjawab doa orang yang mendoa. Apabila mereka memanggil Saya. Tetapi juga merupakan tugas hamba-hamba bahwa sejalan dengan melakukan seruan itu lakukanlah seperti itu sebagaimana Allah berfirman
أُجِيبُدَعْوَةَالدَّاعِإِذَادَعَانِ
Al-Baqareah 187 Saya mengabulkan doa-doa orang yang memohon kepada-Ku manakala mereka memohon kepada-Ku Tetapi merupakan tugas hamba juga bahwa bersama seruan itu lakukanlah sebagaimana Allah berfirman
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
Mereka hendaknya mengucapkan labbaik atas perkataan Saya dan beriman kepada Saya, maka hasil yang akan diraihnya adalah ?
لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Al-Baqarqah 187 supaya mereka mendapat petujuk.
Oleh karena itu, untuk menegakkan hubungan doa itu dengan Allah swt dan untuk senantiasa tegak dalam petunjuk dan untuk tetap dapat menyerap karunia-karunia-Nya hendaknya berupaya untuk senantiasa mengamalkan segenap perintah-perintah-Nya. Manakala dengan doa sambil mengamalkan perintah-perintah, mereka memberikan sedekah, infak, derma-derma dan memberikan candah maka Allah sesuai dengan janji-janji-Nya akan mendengar juga doa-doa kita dan Dia juga akan mengabulkan pengorbanan-pengorbanan itu.
Tetapi terdapat juga sejumlah pemikiran orang-orang juga. Dan saya sambil lalu terus memberitahukan bahwa terdapat sejumlah orang yang mereka sendiri tidak ada perhatian kepada doa, ada juga orang seperti itu. Perintah-perintah yang lain terkadang mereka imani atau mereka tidak imani, pembayaran sedekah, infak-infak, candah-candah dll nya andaikata mereka pernah lakukan maka itu mereka lakukan dengan rasa ketakutan, tetapi pada saat kesulitan mereka menulis surat kepada khalifah atau kepada sesepuh Jemaat untuk didoakan lalu mereka berfikir bahwa pekerjaan kami ini harus hendaknya beres. Seolah-olah kami yang telah membebankan tanggung jawab ini kepada mereka, kini tugas/hak mereka adalah apapun yang mereka minta (dikabulkan) sementara tugas kita,menurut mereka, adalah memberikan pemecahan masaalah mereka. Ada juga sejumlah orang yang ngelantur/gila, sedemikian rupa halnya surat yang datang, yang di dalamnya secara terus menerus meminta jawaban surat –surat mereka dari saya dan dengan mengutip ada saja tulisan dari Hadhrat Masih Mauud a.s lalu mereka sendiri yang memberikan komentarnya bahwa kepada Tuan/Hudhur sudah sekian lama saya telah menulis untuk didoakan dan sampai kini pekerjaan saya belum beres /selesai tuntas. Jelas merupakan kewajiban Tuan berdoa untuk saya dan Tuanpun hendaknya ada perhatian Tuan /Hudhur kepada tanggung jawab Tuan. Jadi, ungkapan marah secara resmi mereka sampaikan.
Saya mendapat sebuah refrensi dari Hadhrat Khalifatul-Masih I r.a. Yang dari itu saya dapat mengetahui bahwa orang-orang ngelantur /gila seperti itu tidak hanya dewasa ini adanya, tidak perlu khawatir, bahkan itu senantiasa akan ada pada setiap zaman. Ini merupakan refrensi yang sangat baik;sebab, nampak bahwa pada suatu saat dengan beliaupun seseorang telah mengatakan kata-kata seperti itu yang atas dasar itu beliau menyampaikan prihal itu di dalam khutbah beliau.
Khadhrat Khalifatul Masih I r.a bersabda: Sejumlah orang untuk doa mereka mengatakan kepada saya sedemikian rupa, yang mana seoah-olah saya adalah merupakan agen Tuhan yang mana bagaimanapun juga saya akan menuntaskan pekerjaan mereka. Camkanlah dengan baik bahwa saya bukan agen,saya adalah hamba Allah yang lemah”. Jawaban Hadhrat Khalifatul-Masih I saya bacakan karena itu inilah juga jawaban dari saya kepada mereka. “ Ya, tunduk dan rendah hati di hadapan Tuhan adalah merupakan tugas saya”. Kemudian bersabda:” Tetapi sejumlah warga Jemaat dalam melakukan permohonan doa juga mereka sampai pada tingkat syirik. Ingatlah, selain Allah tidak ada sembahan kalian, tidak ada pelindung kalian. Saya tidak megetahui yang gaib. Dan saya bukan juga malaikat dan tidak juga di dalam diri saya malaikat berbicara. Allah-lah sembahan kalian. Hanya kepada-Nya-lah kalian dan kami memerlukan,baik dalam corak terselubung maupun secara lahiriah. Kekuatan-Nya sangat luas dan wewenang -Nya sangat besar. Dia melakukan apa yang Dia inginkan”. Kemudian beliau bersabda: Hanya ilmu Allah-lah yang sempurna. Kekuasaan-Nya sempurna. Bersujudlah hanya di hadapan-Nya. Mohonlah doa kepada-Nya. Puasa,shalat,doa,zikir-zikir,tawaf,sujud,pengorbanan,tidak boleh untuk selain Allah”. Kemudian sejumlah orang yang dengan karunia Allah itu tidak ada dalam Jemaat, tetapi terkadang sejumlah pengaduan-pengaduan datang yang mana sejumlah perempuan menujukkan kekurangan-kekurangan mereka. Sedemikian rupa mereka yakin percaya pada orang yang mendoakan sehingga mereka meanganggap bahwa hanya dengan perantaraannya-lah doa itu akan sampai ke atas sana. Jika ada perantara doa maka itu adalah Rasulullah saw.selain itu tidak ada perantara lagi. Oleh karena itu hendaknya mengirim selawat.
Orang-orang licik yang tidak beriman itu memasukkan hal-hal syirik di dalam diri orang-orang. Mereka mengatakan pergilah ke kuburan.dan katakanlah kepada para ahli kubur itu bahwa mintalah doa untuk kami di hadapan Tuhan”. Dengan karunia Tuhan di dalam Jemaat mereka tidak pergi kepada orang-orang kuburan, tetapi sebagaimana saya telah katakan bahwa sejumlah (warga Jemaat) pergi ke orang –orang yang hidup dan kemudian mereka menganggap bahwa cukuplah, selain dia pekerjaan kita tidak akan tuntas. Saya sebelumnya berkaitan dengan itu dengan seterang-terangnya telah beritahukan. Bersabda,” Islam tidak mengajarkan doa seperti itu kepada kita”. Khutbah Nur:506
Jadi, ingatlah bahwa hal pertama adalah bahwa kepada siapa doa dimohonkan memang benar hendaknya harus yakin bahwa Allah mendengar doanya. Tetapi sebelumnya juga harus berfikir untuk diri sendiri, harus merubah keadaan diri sendiri,sebab orang yang mendoa seperti itu kepada siapa dia tengah menyuruh mendoakan jangan masukkan mereka ke dalam ujian/jangan menguji mereka. Hadirlah sendiri di hadapan Tuhan. Baru apabila doa ini berpadu, yakni doa orang-orang yang menyuruh mendoakan dan doa orang yang memanjatkan doa apabila menyatu maka itu akan menggugah turunnya rahmat Allah. Dan terkadang sebagaimana saya telah katakan sebelumnya bahwa Allah dalam corak entah bagaimana akan mengabulkan doa. Tidak mesti bahwa seperti itulah mereka mengiyakan sebagaimana seorang hamba tengah memohon.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda:
Qada dan kadar mempunyai ikatan yang erat dengan doa. Dengan doa takdir yang muallak /menggantung akan terhindari /dijauhkan. Manakala timbul kesulitan maka doa pasti akan memberikan dampak. Barangsiapa yang ingkar akan doa mereka adalah orang-orang yang telah tertipu. Al-Quran menerangkan dua aspek doa: Satu sisi Allah ingin supaya kehendak-Nya yang diikuti dan aspek kedua Allah mengiyakan keinginan hamba-hamba-Nya. Di dalam ayat وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ- Allah menyatakan hak-Nya. Yakni Allah berfirman :Kami pasti akan mencoba kamu dengan ketakutan dan kelaparan. Bersabda bahwa di dalam itu” Allah dengan menyatakan haknya Allah ingin menyuruh manusia menerima keinginan-Nya. Dan penekanan ungkapan yang Dia zahirkan dengan nun ta’kid, dari itu kehendak Allah adalah bahwa kami akan menzahirkan qadhai mubram-ketentuan yang tidak bisa terelakkan. Maka obatnya ialahإِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ-Sesungguhnya kita ini milik Tuhan dan kepada-Nya-lah kita kembali Al-Baqarah 57
Dan waktu kedua ialah manakala Allah ingin menyuruh supaya mengikuti kehendasknya. Maka inilah obatnya kemudian redha pada kehendak-Nya. Dan kemudian bersabda:Waktu kedua adalah gejolak gelombang anugerah dan karunia Ilahi yang dizahirkan dalam ayat ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ .mintalah Saya akan menjawab doa-doamu Al-Mu’min 51 . Jadi ada dua hal. Satu adalah Dia ingin supaya kehendak-Nya yang dituruti. Al-Quran sendiri yang berfirman, dan yang kedua terkadang Dia menciptakan gejolak di dalam diri hamba-hamba-Nya dan Dia berfirman, mintalah Saya akan menjawab doa-doa kalian.
Bersabda : Jadi orang-orang mu’min hendaknya mengetahui sepenuhnya akan kedua tempat itu. Para sufi mengatakan bahwa seorang kelana pencari Tuhan /sufi tidak sempurna selama tidak meraih bagaimana pengenalan peluang,bahkan dikatakan bahwa sufi tidak berdoa selama tidak mengenal/memahami waktu”. Kemudian beliau bersabda:” Pendeknya hendaknya mengenal akan pembagian doa itu bahwa terkadang Allah ingin supaya hamba-Nya menuruti keinginan-Nya dan kadang Dia mengabulkan doa-Nya. Perkara ini seolah-olah merupakan perkara persahabatan. Seberapa tingkat pengabulan doa nabi kita yang sedemikian agungnya, berhadapan dengan itu juga keredhaan dan penyerahan diri beliau berada pada kedudukan derajat yang tinggi,dimana Allah mengabulkan doa-doa beliau dan merupakan pemandangan pengabulan doa yang luar biasa. Terkadang terjadi juga dimana beliau mengalmi penderitaan dan kesusahan.Tetapi beliau menahan itu dengan sabar dan dengan senang hati beliau menerimanya.
Kemudian beliau bersabda: Mereka yang datang kepada orang-orang sufi dan para arifbillah kebanyakan dari mereka datang dengan niat untuk menguji. Mereka tidak mengenal akan hakekat doa”. Mereka pada dasarnya ingin menguji mereka.Mereka tidak mengenal akan hakekat doa”. Sebagaimana seorang menulis bahwa kini kenapa kalian tidak melakukan. “ Karena itu tidak sepenuhnya bermamfaat. Orang-orang yang bijak mengambil mamfaat dari itu…..Orang-orang yang luput dari mamfaat doa-doa, mereka merupakan orang-orang yang tertipu sehingga mereka tidak mengenal akan pembagian doa. Malfuzhat jilid 2:167-168
Yakni mereka tidak mengenal akan hal itu bahwa Allah menerima keinginan hamba-Nya dan kadang tidak menerima. Apabila tidak menerima maka untuk hamba-Nya Dia akan menciptakan sarana yang lain.
Tertera dalam sebuah riwayat bahwa Hadhrat Ibni Umar meriwayatkan bahwa diantara kalian barangsiapa yang baginya pintu doa dibukakan maka seolah-olah pintu rahmat dibukakan baginya. Dan barang-barang apa yang diminta kepada Allah dari itu yang paling disukai adalah afiat /kesehatan diminta pada-Nya. Rasulullah saw bersabda,” Doa memberikan mamfaat dibandingkan dengan ujian yang telah datang dan dengan yang kini belum datang. Hai hamba Allah !wajib bagimu untuk memanjatkan doa”. Sunan Tirmidzi kitabuddakwat
Kemudian Rasulullah saw bersabda dalam riwayat lain bahwa tidak ada sesuatu yang dapat memanjangkan umur selain kebaikan dan selain doa tidak ada yang dapat menunda takdir Ilahi dan sesungguhnya manusia dimahrumkan dari rezeki akibat kesalahan-kesalahan yang dia telah perbuat. Sunan Ibni Majah muqaddimah bab fil qadr
Tertera dalam sebuah riwayat bahwa beliau bersabda : Tidak ada sesuatu yang lebih layak dihormati pada pandangan Allah lebih dari doa.Turmudzi Abwabuddakwat bab majaafi fadhliddu’a
Jadi, apabila dengan murni kalian tunduk dihadapan Tuhan sebagaimana Allah berfirman,” Saya pasti akan mendengar seruan, tetapi dengan syarat bahwa hamba Saya mengamalkan firman-firman Saya”. Jadi, kalau kita memeriksa/mengintrospeksi dan jika kita semua terus melakukan introspeksi maka akan dapat diketahui bahwa berapa hukum -hukum Allah yang kita amalkan. Maka dengan sedirinya sejalan dengan introspeksi itu keluhan akan tidak terkabulnya doa itu akan menjadi jauh dengan sendirinya. Jadi pada andangan Allah orang berdoa layak mendapat penghormatan karena mereka dengan tulus tunduk dihadapan-Nya dan hadir dihadapan-Nya,dia mengadu pada-Nya, di dalam diri mereka tidak ada sikap pamer. Dialah pemilik kemuliaan yang melakukan sesuatu demi untuk keredhaan-Nya dan ini dapat berjalan dengan diam-diam dan dengan terang-terangan juga.
Hadhrat Masih mauud bersadba: Dosa merupakan seekor ulat yang menyatu /bercampur dengan darah manusia, dan obatnya hanya dapat dengan istigfar. Apa istigfar itu ? Istigfar itu adalah supaya Allah melindungi manusia dari pengaruh-pengaruh buruk dosa yang pernah dilakukan manusia. Dan manusia diselamatkan dari dosa yang kini belum keluar dan berada dalam potensi manusia(melakukannya) itu jangan tiba saat kedatangannya”. Kendati potensi itu ada dalam diri manusia sekalipun,jangan pernah manusia melakukannya.Karena itu manusia hendaknya melakukan istigfar’. “Dan dosa itu dari dalam terbakar dengan sendirinya menjadi abu ”. Supaya akibat istigfar itu disitulah itu menjadi habis. Bersabda: “Ini adalah merupakan waktu untuk harus takut. Oleh karena itu sibukkanlah diri dalam taubah dan istigfar dan senantiasa sibuk dalam mengintrospeksi diri. Setiap penganut setiap agama dan mazhab dan setiap penganut ahli kitab mengimani bahwa dengan sedekah dan infak azab dapat tertangguhkan sebelum turunnya azab. Tetapi manakala setelah azab itu turun baru bertaubah maka itu tidak akan terhindarkan. Terkait dengan kondisi dunia kitapun juga hendaknya berdoa dan harus beristigfar. Semoga Allah melindungi segenap orang Ahmadi.” Jadi kalian mulailah kini beristigfar dan bertaubah dari sejak sekarang dan sibukanlah diri dalam bertaubah supaya jangan sampai giliran kalian. semoga Allah senantiasa melindungi kalian. Malfuzhat jilid 3:218 Edisi Baru. Semoga untuk meraih redha-Nya dan kedekatan-Nya,Allah senantiasa menganugerahi taufik pada kita untuk melakukan sedekah dan pengorbanan-pengorbanan harta serta memanjatkan doa-doa.
Diterima informasi yang menyedihkan bahwa Yth Majidah Syahnawwaz seorang sesepuh Jemaat, seorang wanita Ahmadi pilihan telah meninggal dunia kemarin. إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُون Beliau adalah putri Nawwab Muhammad Din yang telah banyak bekerja untuk untuk proses pembelian, kepemilikan tanah Rabwah dan kemudian untuk diterimannya planning untuk pendirian kota Rabwah dan karena tugas beliau itu Hadhrat Muslih Mauud telah memberikan pujian yang sangat luar biasa kepada beliau. Yth Majidah Begum sendiri merupakan sesepuh wanita Jemaat yang senantiasa berada pada saf terdepan dalam pengorbanan harta dan dari segi pengkhidmatan- pengkhidmatan kejemaatan laporan yang saya terima,yang mana Lajnah akan memeriksa hal itu bahwa beliau pernah sebagai sadr lajnah New Delhi, Karachi dan London. Beliau dengan karunia Allah adalah seorang musiah yang mewasiatkan 1/3 dari kekayaannya dan di masa hidup beliau semua bagian jaidad wasiat dll telah beliau dibayar. Dan ()selain itu di berbagai gerakan pengorbanan yang khalifah senantiasa canangkan di dalam itupun beliau berlomba-lomba mengambil bagian. Dan satu hal yang istimewa adalah bahwa pada permulaan Khilafat ke IV suami beliau Chaudri Syahnawaaz Sahib almarhum untuk dana belajar mahasiswa yang cerdas beliau berjanji untuk mengirim uang dari luar dalam jumlah besar di hadapan Hadhrat Khalifatul –Masih IV yang secara rutin beliau terus menerus serahkan. Dan setelah wafat beliau istri beliau Yth Majidah Syah Nawwaz terus meneruskannya atas nama suami beliau. Dan tidak hanya meneruskannya bahkan beliau telah menambahkannya Dan sampai sekarang dari uang banyak itu pelunasannya tengah berlangsung dan banyak mahasiswa-mahasiswa yang tengah mengambil faedah dari itu. Dan sebagaimana saya telah katakan bahwa dana taklim ini telah didirikan, beratus-ratus mahasiswa dari berbagai Negara di dunia datang ke Amerika dan Eropa untuk meneruskan pendidikan tinggi dari uang itu. Dan selain itu banyak anak-anak pelajar yang miskin setiap tahun diberikan beasiswa dan bantuan sementara. Dan selain itu dana beliau yang telah berjalan, dari itu diberikan grant untuk menjalankan sekolah-sekolah yang berada di Hindustan, Nepal dan Afrika. Jadi ini merupakan sedekah jariah yang terus menerus mengalir dari beliau dan ribuan pelajar telah mengambil faedah dari beliau.Semoga sedekah jariah beliau ini senantiasa mengalir dan sedekah ini senantiasa menjadi faktor ketinggian derajat beliau.
Beliau merupakan sosok yang memiliki rasa solidaritas yang sangat tinggi kepada orang-orang miskin dan beliau memberikan bantuan kepada mereka dengan cara yang tidak dirasakan dan beliau merupakan sosok yang sangat dicintai dan disukai di kalangan setiap individu famili dan keluarga beliau;dan untuk tetap menyatukan mereka juga beliau telah memainkan peran yang sangat penting disejumlah tempat,sebab siapapun famili beliau yang telah berjumpa dengan saya mereka senantiasa mengungkapkan kata-kata pujian kepada beliau.
Hubungan beliau dengan Khilafat Ahmadiyah juga mempunyai hubungan yang sangat istimewa, juga kecintaan, keikhlasan dan kesetiaan yang luar biasa. Dan beliau juga merupakan sosok wanita yang sangat mencintai keluarga Hadhrat Masih Mauud a,s dan sangat menghormati baik pada yang besar maupun yang kecil. Seberapa banyak Allah telah menganugerahkan karunianya dari segi materi kepada beliau, sedemikian banyak juga lahir rasa redah hati di dalam diri beliau. Dan pemandangan ini, hari ini, kita dapatkan hanya nampak di dalam Jemaat Hadhrat Masih Mauud a.s. Jika kepada orang-orang uang datang maka bukannya lahir rasa rendah hati di dalam diri mereka namun sebaliknya otak mereka justru menjadi rusak.
Kelapangan harta benda tambah lebih memperbanyak beliau dalam sedekah ,infak sukarela dan dalam memberikan pengorbanan harta demi untuk Jemaat.Dan topik pengorbanan harta, doa dan sedekah yang telah saya terangkan bahwa seharusnya melakukan itu, di dalam diri beliau semua itu terdapat satu contoh yang sangat tinggi- masyaallah-semoga Allah menganugerahi taufik pada anak keturunan beliau juga supaya mereka mendapat taufik seperti beliau untuk memperhatikan makhluk Allah dan juga terus menganugerahkan taufik kepada mereka untuk tetap ikut serta dalam saf/barisan pertama dalam pengorbanan harta dan semoga Allah senantiasa menganugerahkan taufik pada anak-anak beliau untuk dapat menegakkan semua kebaikan-kebaikan beliau.
Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s di satu tempat bersabda,”Setiap amal manusia yang jejak-jejaknya di bumi tetap ada sesudah matinya itu merupakan faktor pahala baginya. Kemudian bersabda bahwa setiap amal yang dengan niat baik dilakukan dengan cara serupa itu sehingga sesudahnya itu menjadi tetap ada, itu untuknya adalah merupakah sedekah jariah/yang mengalir. Sebagaimana saya juga telah katakan bahwa banyak sekolah-sekolah yang jalan dengan dana itu. Ini adalah merupakan sedekah jariah dan mudah-mudahan itu terus berjalan; dan semoga Allah juga menganugerahi taufik kepada keturunan beliau. Masyaallah, anak-anak keturunan beliau juga dan generasi selanjutnya juga akibat dari tarbiat beliau mereka mempunyai hubungan yang istimewa dengan khilafat dan Jemaat, dan mereka tengah memenuhi ikatan janji setia yang sangat bagus. Semoga Allah untuk yang akan datang juga terus menganugerahkan taufik pada mereka supaya mereka menjalankan terus pengorbanan yang kedua orang tua mereka telah lakukan dan mudah-mudahan pengorbanan- pengorbanan inipun terus menjadi faktor ketinggian derajat-derajat beliau.
Qamaruddin syahid