Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Hadhrat Khalifatul Masih V ayyadahullahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
Tanggal 4 Nubuwwah 1390 HS/November 2011
di masjid Baitul Futuh, London, UK
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda di satu tempat, ”Hamba yang lemah ini semata-mata diutus untuk tujuan menyampaikan amanah ini kepada makhluk Allah Ta’ala bahwa diantara agama-agama yang ada pada zaman sekarang ini, yang berada diatas kebenaran dan sesuai dengan kehendak-Nya adalah agama yang dibawa oleh Alqur’an; pintu masuk ke dalam Darun Najat (rumah keselamatan) adalah “لا إله إلا الله محمد رسول الله” – ‘Laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah’ – ‘Tiada yang patut disembah selain Allah, Muhammad rasul Allah’.”[1]
Jadi, pada zaman ini Jariyullah (pahlawan Allah) yang dijanjikan ini menyebarluaskan ajaran Al-Qur’anul Karim di dunia dan memperkenalkan ajaran Alqur’anul Karim kepada setiap penduduk dunia dalam bahasa mereka masing-masing. Beliau as adalah seorang ‘asyiq Quran’ – “Pecinta Al-Qur’an” dan ‘ghulam’ – “pelayan” Hadhrat Muhammad Mushthafa shallallahu ‘alaihi wa sallam; yang namanya Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani ‘alaihissalam. Beliau as adalah pahlawan Allah Ta’ala yang telah mengibarkan bendera “لا إله إلا الله محمد رسول الله” – ‘Laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah’ – ”Tiada yang patut disembah selain Allah, Muhammad rasul Allah” di dunia lalu memberi petunjuk jalan keselamatan kepada umat manusia. Buku-buku dan literatur beliau as yang penuh dengan ma’rifat kerohanian dan setiap gerak langkah beliau as telah menjadi saksi bahwa tugas kewajiban yang Allah Ta’ala serahkan kepada beliau as telah beliau as laksanakan sebagaimana mestinya.
Di zaman kehidupan beliau as itu, pada beliau as tidak ada sarana-sarana duniawi [yang cukup], dalam batas yang biasa pun tidak [keadaan pada waktu itu betul-betul serba kurang], sebab itu, menjalankan tugas yang sangat besar itu bukanlah pekerjaan mudah. Namun demikian, setiap utusan Tuhan selalu tawakkal hanya kepada Zat Allah Ta’ala setiap saat. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas yang diberikan itu beliau as tidak pernah bertumpu kepada suatu sarana duniawi, beliau as selalu memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala sesuai dengan keperluan yang mendesak pada waktu itu. Dan Allah Ta’ala senantiasa menolong beliau as setiap waktu ada keperluan. Memang, Allah Ta’ala juga telah memerintahkan untuk menyusun tadbir (upaya) duniawi, dan karena itu Hadhrat Masih Mau’ud as dalam berbagai kesempatan melakukan gerakan pengorbanan, termasuk di dalamnya menganjurkan pengorbanan harta kepada kaum keluarga terdekat dan para pengikut beliau as. Tetapi, beliau as tidak pernah bertumpu sepenuhnya kepada siapapun.
Sebagaimana telah menjadi dustuur (peraturan, undang-undang, pegangan) bagi para utusan dan nabi Allah Ta’ala yaitu mereka menggerakkan berbagai macam gerakan pengorbanan harta [yang dianjurkan kepada para pengikut mereka] untuk menjalankan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Beliau as juga menggerakkan gerakan demikian [menganjurkan pengorbanan kepada para sahabat beliau as.] Akan tetapi, beliau as senantiasa bersabda, ”Tawakkalku hanya kepada Tuhanku yang mengerjakan tugas agung ini, yang mempercayakan tugas kepadaku, dan Dia telah berjanji menyempurnakan misiku ini.”
Jadi, pengumuman seorang yang tinggal di satu tempat jauh terpencil [di Qadian, India], pengumuman ini bukanlah pengumuman kecil atau sederhana, yaitu: “Tuhan telah mempercayakan tugas kepadaku untuk menyebarluaskan ajaran Al-Qur’anul Karim dan menanamkan keagungan kalimah thayyibah “لا إله إلا الله محمد رسول الله” – ‘Laa ilaaha illaLlah muhammadur rasulullah’ – ”Tiada yang patut disembah selain Allah, Muhammad rasul Allah” dalam hati manusia. Dan sekarang dunia telah menyaksikan bahwa amanah yang keluar dari desa jauh terpencil itu bukan hanya sampai di kota-kota besar saja namun juga ke setiap sudut kampung di Negara India, bahkan [lebih jauh amanat itu] telah sampai ke Eropa dan ke Amerika juga. Pengaruh keagungan Islam mulai tertanam di hati orang-orang.
Padri-padri (pendeta-pendeta) besar dan para pemimpin agama-agama lain yang menentang Islam dan menganggap diri mereka paling unggul dari segi kekuatan dan harta kekayaan, ketika mereka menentang beliau as atau berusaha menghadang kegiatan-kegiatan beliau as akibatnya mereka sendiri menjadi terhina atau takdir Allah Ta’ala telah membuat mereka hancur hingga porak-poranda. Pemandangan kehinaan dan kehancuran musuh-musuh Islam itu tidak hanya di wilayah kecil dari negeri India saja saja bahkan mereka menyaksikannya di Eropa dan di Amerika juga. Akan tetapi sayang sekali, kehinaan dan kehancuran musuh-musuh Islam itu tidak membuat mata hati para ulama Islam terbuka, sekalipun mata lahiriah mereka telah menyaksikannya dengan jelas. Bahkan, sebaliknya mereka justru semakin keras melakukan penentangan terhadap beliau as. Namun, siapapun tidak dapat melawan takdir Allah Ta’ala .
Penentangan dan permusuhan dari pihak orang-orang Islam sendiri maupun dari pihak Non Muslim sampai sekarang terus berjalan dengan maraknya. Semua penentangan mereka itu telah menjadi laksana baja (Urdu, pupuk) dan air bagi bertambah suburnya tanaman pertanian atau pepohonan. Sampai sekarang kita sedang menyaksikan pemandangan dampaknya yang indah bahwa bila saja Jemaat Ahmadiyah ini dan dimanapun ia berada dengan cara bagaimanapun ia ditekan dan dianiaya, maka dengan karunia Allah Ta’ala Jemaat Pahlawan Tuhan ini terus-menerus meraih tingkatan-tingkatan baru dalam kemajuan dan kejayaannya.
Karunia Allah Ta’ala selalu menyertai Jemaat ini sebab perhatian Jemaat ini selalu terpusat pada tujuan pengutusan Hadhrat Masih Mau’ud as. Para anggota Jemaat selalu menaruh perhatian terhadap nasihat Hadhrat Masih Mau’ud as yang tercantum dalam karya tulis beliau as, Al-Wasiyyat, beliau as bersabda, ”Tuhan menghendaki agar semua ruh yang tinggal di berbagai Negara di seluruh pelosok dunia, biar yang tinggal di Eropa, ataupun di Asia, semuanya yang bertabiat baik akan ditarik kepada Tauhid dan akan dihimpun-Nya dalam satu Agama. Inilah kehendak Allah Ta’ala, untuk maksud mana aku telah diutus ke dunia. Oleh karena itu, ikutilah oleh kalian maksud ini, namun dengan lemah lembut, dengan akhlak dan budi-pekerti serta dengan banyak-banyak memanjatkan doa.”[2]
Jadi, menghimpun dunia dalam satu agama, menegakkan Tauhid, menegakkan pemerintahan Al-Qur’anul Karim di dunia, menyebarluaskan ajarannya dan menghimpun orang-orang yang berfitrat baik di bawah naungan bendera Hadhrat Muhammad saw, adalah pekerjaan yang sangat luas dan agung. Itu telah dilaksanakan Hadhrat Masih Mau’ud as kemudian setelah beliau as diserahtugaskan kepada Jemaat beliau as. Tetapi, pekerjaan ini tidak dapat kita laksanakan tanpa mengadakan perubahan suci di dalam diri kita, pengorbanan-pengorbanan dan doa-doa. Selama kita terus berusaha keras mengamalkan hal itu kita akan dapat menyaksikan kemajuan-kemajuan berkelanjutan yang telah ditakdirkan oleh Allah Ta’ala bagi Jemaat ini.
Sampai hari ini nampak jelas keindahan dan keistimewaan Jemaat ini, mereka sedang berderap maju dan berusaha keras mengadakan perubahan-perubahan suci dalam diri mereka demi meraih ridha Allah Ta’ala dan mereka juga menyerahkan berbagai macam pengorbanan. Jika untuk meraih semua maksud itu kita terus berusaha memanjatkan doa maka insya Allah kita akan selalu menyaksikan kemajuan-kemajuan Jemaat. Kapan saja dianjurkan kepada Jemaat agar menaruh perhatian untuk meraih maksud itu, Jemaat senantiasa dengan karunia Allah Ta’ala menyambut dengan ucapan ‘labbaik’ – “Kami siap-sedia!” kemudian dibanding sebelumnya mereka lebih sibuk dalam doa-doa serta meningkatkan pengorbanan mereka demi meraih kemajuan Jemaat dan Islam itu.
Beberapa hari yang lalu saya menganjurkan Jemaat untuk menaruh perhatian pada puasa nafal dan memanjatkan doa-doa maka dengan serempak banyak sekali surat diterima dari berbagai Negara di dunia menyambut seruan itu. Jemaat telah menyambut ‘labbaik’ atas seruan itu dengan hangat dan penuh semangat dan setiap orang sibuk memanjatkan doa. Mereka yang tidak saya sebut juga sibuk dalam doa-doa. Mereka bukan hanya orang-orang Pakistan atau berasal dari Pakistan saja, orang-orang Afrika juga, bahkan orang-orang Eropa dan Amerika yang bukan asal Pakistan juga dengan semangat dan penuh perhatian sibuk memanjatkan doa bagi saudara-saudara mereka di Pakistan bahkan bagi setiap orang Ahmadi yang tengah menghadapi suatu kesulitan atau ujian berupa apapun. Jika dianjurkan kepada mereka untuk memberikan pengorbanan harta, mereka pun menambah jumlah pengorbanan harta dengan berlomba-lomba antara satu dengan yang lain. Mereka menunjukkan macam-macam teladan dalam memberikan pengorbanan yang sangat mengherankan, bagaimana jumlah nilai pengorbanan mereka itu sangat meningkat dan semata-mata demi kepentingan agama.
Zaman sekarang ini penerbitan dan penyebaran literatur atau buku-buku sangat penting untuk sarana tabligh Islam. Begitu pula penyediaan muballighin, pembangunan masjid-masjid dan mission house (daarut tabligh, rumah misi, pusat tabligh). Pun, sarana-sarana lainnya yang sesuai dengan keadaan zaman sekarang berupa peralatan media elektronik. pengorbanan harta sangat diperlukan untuk itu semua. Pada saat ini hanyalah MTA yang menjadi sarana utama tabligh yang sangat luas sekali jangkauannya. Sekarang MTA tengah menggunakan empat macam satelit yang berbeda-beda sehingga tabligh Jemaat dapat menembus ke seluruh bagian dunia melalui siaran langsung MTA ini yang dengan itu pada masa sekarang tidak ada satu pelosok dunia pun yang tidak sampai kepada mereka amanat Ahmadiyah atau Islam hakiki sehingga amanat itu sedang tengah disampaikan (disiarkan) dalam tujuh atau delapan bahasa utama dunia. (Nyatalah MTA ini merupakan sarana tabligh Islam yang sangat vital dan luas sekali, Red.). Pendeknya, [MTA] ini telah menjadi sarana besar untuk tabligh, penyampaian tabligh Islam, untuk mencapai maksud itu yang untuk itulah Hadhrat Masih Mau’ud as datang ke dunia. Tentu saja diperlukan dana yang sangat besar untuk membiayai perkara-perkara tersebut yang dalam hal itu Jemaat selalu berlomba dalam menyerahkan pengorbanan yang lebih besar dari sebelumnya.
Pada hari ini saya mengumumkan perjanjian baru Tahrik Jadid (tahun 2011-2012). sewaktu gerakan ini mulai didirikan oleh Hadhrat Mushlih Mau’ud (Khalifatul Masih II) ra, para penentang Ahmadiyah telah mengumumkan untuk melenyapkan amanat yang telah dibawa oleh Hadhrat Masih Mau’ud as yang untuk ini beliau datang [ke dunia]. Sebagai jawaban atas hal itu [serangan dan ancaman para penentang], Hadhrat Mushlih Mau’ud ra melancarkan seruan gerakan pengorbanan harta guna menyebarluaskan amanat itu ke pelosok-pelosok dunia.
Dunia menyaksikan para anggota Jemaat menyambut ‘Labbaik!’ – “siap-sedia!” atas seruan ini. Dan, [sebagai hasil yang diperoleh dari pengorbanan Tahrik Jadid itu] dengan karunia Allah Ta’ala sekarang [Jemaat Ahmadiyah ini] telah berdiri di 200 negara di dunia. Sebagaimana telah saya katakan, hanya melalui MTA [siaran 24 jam setiap hari tanpa berhenti dari Muslim Television Ahmadiyya] saja di dunia ini sedang timbul sebuah revolusi. Oleh karena itulah, dibawah naungan Khilafat sesuai sabda Hadhrat Masih Mau’ud as, Jemaat sedang memberikan pengorbanan harta [dengan giat dan penuh semangat] demi menyempurnakan tujuan kedatangan beliau as.
Alangkah baiknya jika orang-orang Muslim zaman sekarang yang secara lisan menyatakan diri ‘hubbi peyambari’ (mencintai Rasulullah saw) itu memahami takdir Allah Ta’ala ini dan setelah menggabungkan diri dengan Pahlawan Allah Ta’ala ini kemudian bekerja untuk menegakkan Tauhid, menyebarkan ajaran Alqur’anul Karim ke seluruh dunia dan untuk menegakkan pemerintahan Hadhrat Rasulullah saw, kemudian mereka akan menyaksikan bagaimana kehormatan yang sudah hilang lenyap akan kembali ke tangan mereka. Lalu mereka akan menyaksikan bagaimana negara-negara super power sedemikian rupa akan menghormati dan segan (bersikap santun) kepada mereka. Kemudian mereka pun akan menyaksikan para kartunis malang ataupun para editor majalah atau siapapun juga tidak akan berani lagi melemparkan tuduhan-tuduhan buruk atau melakukan penghinaan terhadap Hadhrat Rasulullah saw.
Beberapa hari lalu sebuah majalah di Perancis telah melakukan perbuatan jahat dan sangat menusuk perasaan hati kita. Saya sudah berkata kepada Jemaat di Prancis, “Sampaikanlah ihtijaaj (keberatan dengan argumentasi yang baik dan berdasar) menentang mereka tanpa melanggar undang-undang Negara itu. Berilah pemahaman kepada orang-orang yang bertanggung jawab itu. Berilah pencerahan kepada masyarakat bahwa serangan jahat seperti itu dapat membangkitkan kemarahan dan hukuman Tuhan. Oleh karena itu, selamatkanlah diri dari kemarahan dan hukuman Tuhan.”
Pada waktu ini dunia memang tengah bergerak menuju kehancurannya. Di beberapa tempat sedang dilanda berbagai musibah berupa bencana-bencana alam, dan di beberapa tempat lain kehidupan bangsa-bangsa sedang menghadapi kehancuran. Sebab-sebab utamanya tiada lain, mereka telah melupakan Allah Ta’ala, mereka melakukan penghinaan terhadap orang-orang yang dicintai-Nya dan kata-kata yang baik dijadikan bahan tertawaan. Mereka berani melanggar kehormatan Allah Ta’ala . Dunia perlu diperingatkan agar mereka takut kepada Tuhan. Sekarang hanya orang-orang Ahmadi-lah yang sedang melakukan hal itu. Namun, jika semua orang Muslim paham betul hakikat situasi sekarang ini maka bukan saja mereka akan memperoleh kehidupan yang baik didunia dan juga di akhirat nanti, bahkan mereka akan memperoleh ni’mat dan rahmat dari Allah Ta’ala juga. Sayang sekali mereka tidak menggunakan akal secara baik.
Bagaimanapun, seperti telah saya katakan, ketika sekelompok orang-orang Muslim sedang melakukan seruan keras menyerang untuk melenyapkan Ahmadiyah dari muka bumi, maka Hadhrat Mushlih Mau’ud ra telah melancarkan sebuah gerakan yakni Tahrik Jadid untuk menyebarluaskan Ahmadiyah yakni Islam hakiki ke seluruh dunia. Atas hal itu, para anggota Jemaat baik anak-anak, perempuan serta kaum laki-laki semberi menyambut ‘Labbaik’ – “Kami siap sedia”, mereka menegakkan teladan yang baik dalam pengorbanan dan sekarang kita sedang menyaksikan buah-buah Tahrik Jadid di dunia sebagai hasil dari pengorbanan-pengorbanan itu. Bahkan, dengan karunia Allah sedang kita saksikan di dunia ini pohon Ahmadiyah sedang berbuah dengan lebat keberkatan dari pengorbanan mereka itu.
Kapan saja anggota Jemaat sedang memberikan berbagai jenis candah yang lazim dan berbagai gerakan pengorbanan mereka juga mempersembahkan pengorbanan di bawah program Tahrik Jadid yang jumlahnya luar biasa banyaknya. Pada saat sekarang ini dunia sedang dilanda krisis ekonomi, namun pengorbanan yang sedang diberikan oleh para Ahmadi membuat hati kita penuh dengan puji-sanjung dan rasa syukur terhadap Allah Ta’ala, sehingga mengingatkan kita kepada sabda Hadhrat Masih Mau’ud as, ”Kita sendiri benar-benar merasa kagum dan sangat heran menyaksikan keikhlasan, kecintaan dan semangat keimanan anggota Jemaat.”
Sambil lalu saya ingin membicarakan tentang krisis keuangan yang tengah melanda dunia pada waktu sekarang ini, kita tidak dapat memperkirakan sampai dimana dan sampai kapan ia akan berlangsung hingga titik puncaknya. Oleh karena itu, setiap orang Ahmadi setiap waktu harus menyimpan sedikit banyak stockpile (persediaan) makanan kering di rumah masing-masing untuk beberapa hari lamanya [sebagai persediaan dalam menghadapi keadaan darurat]. Penduduk negara-negara gharib (sedang berkembang dan miskin) sudah terbiasa bertahan menghadapi suasana demikian dan sedikit-banyak mereka membuat persediaan beberapa jenis makanan.
Akan tetapi, orang-orang di negara Eropa ini tidak mempunyai adat kebiasaan demikian. Sebab, mereka tidak banyak mengetahui dampak krisis keuangan itu. Orang-orang ini telah menyaksikan krisis keuangan terakhir yang terjadi pada waktu perang dunia ke-2 (berakhir 1945) setelah itu mereka tidak pernah menyaksikannya lagi. Oleh sebab itu, anak-keturunan mereka yang lahir kemudian tidak dapat merasakan apa kiranya dampak dari krisis ekonomi itu. Akan tetapi, tidak perlu panik. Sebagai bentuk tuntutan ihtiyaath (kehati-hatian, antisipasi) secara sempurna sampai suatu batas tertentu bagi para Ahmadi agar hendaknya menyimpan persediaan bahan pokok makanan kering di rumah masing-masing untuk beberapa waktu lamanya. Sesungguhnya, kita juga harus berdoa semoga Allah Ta’ala memberi taufik kepada dunia untuk mengenal siapa Pencipta mereka agar mereka terhindar dari cengkeraman azab Tuhan, semoga Allah menjadikannya demikian.
Kini saya kembali kepada pembicaraan tentang penampakan keikhlasan dan kesetiaan Jemaat berkaitan dengan pengorbanan harta mereka [para anggota Jemaat] beberapa saya sampaikan yang dengan itu dapat diketahui bagaimana para anggota Jemaat Ahmadiyah di setiap penjuru dunia sedang menampilkan keikhlasan dan kesetiaan mereka dalam menyerahkan berbagai macam pengorbanan harta. Dan bagaimana mereka setiap waktu selalu siap sedia mengorbankan harta demi meningkatkan iman mereka. Segolongan manusia yang dahulu selalu mengancam dan membuat rencana untuk menghapuskan Jemaat ini, sekarang tidak nampak lagi di mana mereka itu berada. Jika diantara mereka masih ada orang yang berfitrat baik hendaknya memperhatikan bagaimana orang-orang yang telah baiat kepada Hadhrat Masih Mau’ud as ini, sekalipun dalam keadaan miskin, dengan penuh semangat menyerahkan pengorbanan demi kemajuan Islam, dan mereka tengah menampilkan contoh keikhlasan dan kesetiaan kepada dunia.
[1] Muballigh kita di negara Ivory Coast menulis, “Pada akhir tahun 2009 seorang sahabat kita, Alido Oudrago telah baiat masuk Jemaat dan pada hari pertama baiat itu juga setelah menerima penjelasan tentang beberapa jenis candah ia segera menghitung-hitung dan membayarkan candah dari penghasilannya sesuai ketentuan. Pada waktu ini beliau sedang menyaksikan banyaknya karunia yang turun dari Allah Ta’ala berkat dari pembayaran candah itu. Pada suatu hari beliau berbincang-bincang dengan seorang anggota Jemaat lama tentang keberkatan-keberkatan pembayaran candah itu. Anggota senior itu baiat pada tahun 2004.
Setelah mendengar cerita dari kawan itu (Alido Oudrago), Ahmadi yang lebih senior tadi sangat terkesan sehingga ia meningkatkan pembayaran candahnya dari 2400 Francifa sampai 5000 Francifa.” Dia (muballigh yang menulis laporan ke Hudhur V atba) berkata, “Setelah peningkatan pembayaran candahnya itu, tanpa diduga ia pun mulai mendapatkan kenaikan income secara luar biasa. Pada suatu hari anggota senior itu datang kepada saya, dan setelah menceritakan semua kisahnya ia berkata, ‘Saya telah meningkatkan candah menjadi 5000 Francifa tapi sekarang saya meningkatkan lagi menjadi 10.000 Francifa.’ Setelah itu iapun mulai membayar candah setiap bulan 10.000 Francifa secara dawam.”
[2] Muballigh kita dari Guinea Conakry menulis, “Seorang anak muda, yang terhormat tuan Muhammad Marega setelah lama ditablighi dengan karunia Tuhan, masuk Jemaat. Ia seorang architect engineer (insinyur arsitek). Ketika baiat ia sedang bekerja di sebuah perusahaan pembangunan (Construction Company) dengan menerima gaji sangat sedikit setiap bulan. Setelah baiat ketika diterangkan pentingnya beberapa jenis pengorbanan kepadanya ia bertanya, ”Dari antara pengorbanan itu mana yang paling penting?”
Diterangkan kepadanya, ”Candah Wasiyyat, candah Aam dan Candah Jalsah Salanah yang telah dimulai pembayarannya sejak zaman Hadhrat Masih Mau’ud as.” Disampaikan kepadanya soal pentingnya candah Wasiyyat. Serempak ia berkata, ”Mulai hari ini saya akan membayar candah Wasiyyat.” Muballigh menyampaikan kepadanya, “Wasiyyat adalah sebuah nizam, setelah mengikuti nizam itu baru anda boleh memulai pembayarannya.” Katanya, “Saya sekarang mau menjadi anggota wasiyyat.” Kemudian ia pun membaca buku Al-Wasiyyat, setelah itu mengisi formulir wasiyyat untuk menjadi musi. Disertai iman yang teguh ia pun mulai membayar candah wasiyyat sepersepuluh dari income yang ia terima setiap bulan.
Sekalipun untuk jawaban wasiyyatnya memakan waktu agak lama namun secara teratur ia membayar candah wasiyyat dari penghasilan yang diterimanya setiap bulan. Selain itu iapun mengambil bagian dalam pembayaran candah-candah lainnya. Setelah beberapa waktu lamanya ia tinggalkan pekerjaan di Perusahaan itu, lalu mulai menjalankan usaha sendiri dan dengan karunia Allah sebagai pemilik perusahaannya sendiri. Dan perusahaannya itu cepat sekali terkenal ke seluruh negeri disebabkan kebaikan dan kejujurannya. Ia terangkan secara terbuka kepada setiap orang, “Nikmat-nikmat yang saya peroleh sekarang ini didapatkan karena bergabung menjadi anggota Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud as dan mengikuti nizam al-Wasiyyat.”
[3] Muballigh kita di Ghana, Tn. Jibrail Sa’id menulis, “Seorang kawan, Haji Muhammad Agobe bersama saya pergi ke Togo untuk bertabligh. Sesampainya di suatu tempat bernama Najong di sana, kami menunaikan shalat Zuhur di satu tempat terbuka di bawah terik matahari. Haji Muhammad Agobe berkata, “Sebuah Masjid perlu dibangun untuk orang-orang yang tinggal di kampung ini dan ini memang merupakan hak bagi mereka.” Sebuah Jemaat kecil yang baru [baiat], kampungnya pun kecil. Beliau (Muhammad Agobe) seorang yang biasa berkorban harta dengan jumlah besar membangun sebuah Masjid yang bagus. Tuan Haji ini seorang yang kaya-raya lagi baik hati. Masjid itu bisa menampung sebanyak 300 orang shalat. Sekarang tinggal menara masjid itu sedang dibangun.Membawa bahan-bahan bangunan ke kampung itu susah sekali dikarenakan terletak jauh di pedalaman. Namun demikian beliau dengan susah payah sambil mengeluarkan banyak biaya menyampaikan bahan-bahan bangunan ke lokasi Masjid itu.
[4] Sadr Lajnah Imaillah Ivory Coast melaporkan, “Pada kesempatan Majlis Syura tahun ini telah direncanakan membangun sebuah Masjid sehubungan dengan peringatan 50 tahun Jemaat Ivory Coast. Pada kesempatan itu banyak anggota Lajnah dengan serempak berjanji untuk menyerahkan seratus ribu Francifa setiap anggota.” Dan berkata, “Sekretaris Tahrik Jadid kami, seorang anggota yang sangat mukhlis telah membayar langsung (tunai) seratus ribu Francifa. Bagi orang-orang itu, uang sejumlah itu sangat besar. Nilai uang seratus ribu Francifa setaraf dengan nilai 150 Pound uang Inggeris. Namun nilai uang seratus ribu Francifa itu sangat besar sekali bagi penduduk negara Afrika itu karena wanita itu hanya memiliki sebuah toko sayuran yang kecil dan anggota keluarganya juga banyak.”
[5] Tn. Amir Burkina Faso menulis, “Seorang Ahmadi dari Jemaat Badala bernama Atara Abdul Hayyi setelah mendengar pidato seorang Muballigh, ia berjanji, ‘Saya seorang miskin tidak mempunyai penghasilan lain kecuali dari padi yang saya tanam. Akan tetapi saya berjanji untuk membayar candah setiap bulan sebanyak seratus Francifa.’ Tidak lama setelah menyatakan janji itu terjadi kemarau dan disebabkan kurangnya turun hujan semua orang gelisah sekali mendapat kesulitan itu. Akan tetapi ia berkata, ‘Tanaman kepunyaan saya tidak terkena pengaruh apa-apa, tumbuh dengan subur dan dengan hasil panen yang sangat baik dengan karunia Allah. Keadaan ini telah meningkatkan keimanan saya dan meningkatkan pembayaran candah-candah saya dan sekarang saya berjanji untuk membayar candah Tahrik Jadid 6000 Francifa. Setelah berjanji, musim panen pun tiba. Hasil panenan saya paling baik dari semua panenan orang. Saya berfikir bahwa hasil panen yang luar biasa itu semata-mata keberkatan pembayaran candah. Maka perjanjian Tahrik Jadid 6000 Francifa itu saya lipat gandakan menjadi 12000 Francifa.’”
[6] Tn. Amir Burkina Faso menulis, “Kabore, seorang Ahmadi tua renta dari sebuah kampung bernama Souri, di dalam keluarganya dialah seorang diri yang menjadi Ahmadi. Dia sendiri bercerita, ‘Disebabkan gangguan berbagai macam penyakit dan badan sudah lemah selama beberapa waktu yang lalu saya menjadi lemah dalam menunaikan shalat.’ Dia merasa sedih sekali dengan keadaan demikian. Setelah baiat pada tahun ini ia membayar candah sejumlah 70.000 Francifa. Ia berkata, ‘Tidak lama setelah membayar candah itu kesehatan saya mulai membaik, semangat menunaikan shalatpun timbul lagi sehingga dengan karunia Allah Ta’ala saya mendapat taufik untuk menunaikan shalat lima waktu setiap hari bahkan shalat tahajjud pun saya lakukan setiap malam. Semua ini semata-mata karunia Allah Ta’ala dan keberkatan pembayaran candah. Karena candah itu saya telah mendapat taufiq untuk menunaikan shalat.’”
[7] Tn. Amir Jemaat Australia menulis, “Ketika diumumkan dimulainya perjanjian Tahrik Jadid pada November 2010, Sekretaris Tahrik Jadid Australia, dengan mengikuti petunjuk saya mengingatkan para anggota Jemaat agar perjanjian Tahrik Jadid mereka ditingkatkan jumlahnya. Anggota Jemaat Melbourne dengan serempak menyambutnya dan berjanji melipatgandakan perjanjian mereka. Mereka bekerja dengan giat sekali dan dengan karunia Allah Ta’ala perjanjian naik 164% dari tahun lalu dan Jemaat Canberra meningkat 75% dari perjanjian tahun lalu. Demikian juga dalam pengorbanan lainnya pada umumnya sedang meningkat terus dengan luar biasa.”
[8] Inspektur Tahrik Jadid kita di India melaporkan, “Pada bulan Februari, saya yang lemah ini bersama tuan Wakilul Maal melakukan perjalanan dinas Jemaat ke Tamil Nadu. Kami sampai ke Jemaat Ahmadiyah Tambur. Setelah shalat maghrib, sebuah pertemuan tarbiyyat diadakan yang di dalamnya, tuan Wakilul Maal menjelaskan mengenai maksud dan tujuan Tahrik Jadid. Setelah pertemuan selesai, perjanjian Tahrik Jadid untuk tahun yang akan datang mulai diambil dari para anggota yang hadir waktu itu.
Seorang anggota yang mukhlis pada tahun sebelumnya telah berjanji 20.000 Rupees. Keadaan keuangannya pun baik. Umumnya, anggota Jemaat Keralah termasuk keadaan keuangannya baik. Kepada Wakilul Maal tadi ia meminta dituliskan perjanjiannya sejumlah 100.000 Rupees (sekitar 17 juta rupiah lebih). Pada mulanya, ia memperlihatkan wajah keterpaksaan kemudian berubah menjadi senang. Pada waktu itu ia sedang bersama dua orang anak perempuannya yang masih kanak-kanak yang masuk program Waqf-e-Nau.” Inspektur berkata, “Setelah keluar dari masjid (acara tarbiyat sudah selesai) lalu pergi ke rumah bapak sekretaris Tahrik Jadid maka orang tadi yang telah berjanji akan membayar 100.000 menelepon, ‘Putri saya yang masuk program Waqf-e-Nou berkata, “Ayah, perjanjian Tahrik Jadid yang tadi minta dituliskan itu terlalu kecil, harus ditambah lagi.” Maka saya ingin menambah lagi menjadi 150.000 Rupees. Jadi, janji Tahrik Jadid saya sejumlah 150.000 rupees.’” (sekitar lebih dari 25 juta rupiah, Red.)
Kemudian Inspektur Tahrik Jadid itu ketika melakukan inspeksi ke Kashmir (Kashmir-India) mengatakan, “Saya bertemu dengan seorang anggota Jemaat Ahmadiyah Asnoor yang sudah berumur dan mukhlis. Beliau menutupi keperluan sehari-harinya dari uang pensiun yang diterima. Beberapa hari yang lalu beliau membelanjakan uangnya untuk biaya pengobatannya yang lebih besar dari uang pensiun yang diterimanya setiap bulan. Oleh sebab itu saya merasa segan untuk memintanya agar meningkatkan perjanjian Tahrik Jadidnya. Setelah berdoa dan ketika mau pamit, bertanyalah beliau kepada saya, ‘sampaikanlah kepada saya, apa maksud kedatangan anda ke sini?’ Perwakilan [Tahrik Jadid] ini berkata, ‘Maksud saya datang ke sini untuk meminta para anggota Jemaat meningkatkan perjanjian Tahrik Jadid sesuai anjuran dari Hudhur atba.’
Beliau menarik nafas segar lalu berkata, ‘Selama saya masih hidup, jika Khalifatul Masih sudah berkata sesuatu, saya akan menyambut ‘Labbaik!’ – “Siap!”’. Ia (Inspektur Tahrik Jadid) berkata, “Dari matanya (orang tua Jemaat itu) mulai mengalir air mata sambil berkata, ‘Sebagaimana Tuhan telah memberikan kepada saya tambahan anggaran pembelian obat duniawi maka mengapa pula saya mengurangi anggaran obat untuk ukhrawi (akhirat) saya.’ Beliau bukan hanya meningkatkan perjanjian beliau bahkan langsung membayar tunai separuh dari perjanjiannya itu.”
[9] The Additional Vakilul Maal di Pakistan menulis, “Seorang Ahmadi dari provinsi Sindh (Beberapa hari lalu keadaan di Sindh sangat susah disebabkan hujan sangat lebat. Banyak panenan gandum mengalami kerusakan) telah berjanji membayar 50.000 rupees. Oleh karena ia itu orang kaya, maka saya katakan kepadanya, ‘Hendaknya meningkatkan jumlah perjanjiannya,’ Atas hal itu, dengan serta merta ia menambah perjanjiannya menjadi 500.000 Rupees (setara dengan sekitar 50 juta rupiah lebih), dan langsung dibayar tunai. Beberapa hari kemudian ia pun sudah pulang dan berada di Hyderabad (sebuah kota besar di Provinsi Sindh, Pakistan-Red.). Beliau (orang Ahmadi kaya dari Sindh itu) menelpon saya, ‘Tuan sudah datang kepada saya sebagai perwakilan dari Hudhur atba, tuan telah berkata tentang kehidupan saya yang cukup baik, maka sesuai dengan tuntutan baiat, saya tingkatkan perjanjian saya menjadi satu juta Rupees. Silakan ambil uang tersebut.’ Dan ia berjanji untuk program Tahrik Jadid dengan membayar satu juta rupees (setara dengan lebih dari 100 juta rupiah, Red.).
Dalam perjalanan pulang ke rumah, istrinya berkata, ‘Saya ingin menyerahkan semua perhiasan saya untuk dibayarkan sebagai candah Tahrik Jadid’. Ia (suami) berkata lewat telepon kepada saya (additional vakilul maal), ‘Malam ini, pada waktu ini istri saya mengatakan agar saya pergi menemui perwakilan Markaz dan setelah menyerahkan perhiasannya ini baru kembali. Malam ini saya tidak mau menyimpan perhiasan ini.’ Beliau (orang kaya Jemaat itu) menelepon istrinya memberi pengertian, ‘Sudah malam. Keadaan di Sindh sedemikian rupa itu melakukan perjalanan malam hari itu tidak cocok (tidak aman) sehingga bagusnya besok pagi saja.’ Namun, ia (sang istri) bersikeras, ‘Tidak, kalau begitu, biar saya yang menyampaikannya.’ Sang suami pun terpaksa pergi menemui saya [memberikan perjanjian Tahrik Jadid istrinya].” Tetapi, sebenarnya bila seseorang telah berniat, hal itu tentunya telah sampai ke hadapan Allah Ta’ala . Melihat situasi dan kondisi, walau pun semangat hendaknya tidak seperti itu. Apabila keadaan di sana tidak baik maka melakukan perjalanan pada waktu malam adalah tidak sesuai. Allah Ta’ala memberikan karunia sehingga tidak terjadi apa-apa namun sesungguhnya sebaiknya bersikap ihtiyaath (hati-hati, menghindari bahaya). Tanpa alasan apa pun kalian hendaknya tidak memasukkan antara satu dengan yang lain ke dalam ujian (cobaan, bahaya).
[10] Muballigh Silsilah kita di Kazakhstan menulis tentang seorang mubayyi’in baru, “Ia telah membeli tanah dan menghadiahkan kepada Jemaat untuk Masjid pusat Jemaat dan Mission House. Bersamaan dengan itu ia juga membeli satu atau dua rumah. Lalu ia juga telah membeli sebuah gedung untuk dibangun sebuah masjid Jemaat di kota lain. Ia seorang yang baru baiat dan jika dikira dengan uang maka pengorbanannya itu mencapai 495.000.- dollar “
[11] Sekretaris Tahrik Jadid Jerman menulis, “Di suatu tempat, saya menggerakkan anggota berkaitan dengan Tahrik Jadid. Setelah mendengar keberkatan-keberkatannya, seorang anggota wanita memberikan 1000 Euro untuk Tahrik Jadid. Sebetulnya uang itu telah ia kumpulkan untuk membeli perhiasan, namun setelah mendengar pengumuman itu beliau batalkan dan dibayarkan untuk Tahrik Jadid. Banyak sekali anggota Lajnah Jerman yang menjual perhiasan mereka untuk membayar Tahrik Jadid. Seorang saudari Lajnah memberikan perhiasannya dalam jumlah tertentu yang besar dan dipersembahkan [bagi program Tahrik Jadid Jemaat].”
Selanjutnya menulis, “Ketika saya pergi ke suatu tempat, seseorang telah memberikan kepada saya (sekretaris Tahrik Jadid) secarik kertas dengan tulisan dan pesan, ‘Perjanjian Tahrik Jadid 20.000 Euro jangan diumumkan nama saya kepada siapapun.’” Katanya, “Saat saya pergi ke tempat lain, saya menyampaikan contoh bagaimana seseorang mengorbankan hartanya ini. Rapat pun selesai dan ada lagi seorang anggota Jemaat memberikan secarik kertas dengan tulisan Perjanjian Tahrik Jadid 21.000 Euro di bawahnya tertulis, ‘Jangan diumumkan nama saya kepada siapa pun.’”
Demikianlah beberapa peristiwa yang telah saya ambil dan diterangkan di hadapan anda semua. Sesungguhnyan tidak terhitung banyaknya kisah-kisah menarik tentang pengorbanan. Mungkin saja banyak kisah-kisah lain yang lebih menyegarkan keimanan, namun pilihan saya ini tidak ditujukan secara khas kepada orang-orang tertentu saja. Semoga Allah Ta’ala menurunkan keberkatan-keberkatan-Nya yang tidak terhingga (tidak terhitung) kepada harta dan jiwa mereka yang telah menyerahkan pengorbanan. [Aamiin] Seperti biasa kini saya hendak mengumumkan dimulainya perjanjian Tahrik Jadid ke-78 dan menyampaikan hasil-hasil yang diraih sepanjang tahun lalu. Semoga Allah Ta’ala juga menganugerahkan keberkatan-keberkatan-Nya dan buah-buah [pengorbanan[ yang tak terhingga kepada Jemaat pada tahun yang baru ini.
Dengan karunia Allah, perjanjian ke-77 pada tahun yang lalu telah berakhir pada tanggal 31 Oktober 2011. Berdasarkan laporan yang diterima jumlah penerimaan dari perjanjian tahun lalu (2010-2011) untuk seluruh dunia sebesar £ (Pound) 6.631.000,00. Alhamdulillaah. Dengan karunia Allah, naik £1,162,000.00 dari jumlah penerimaan tahun sebelumnya. Ini merupakan kenaikan terbesar dari yang telah diterima pada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah para pejanji juga meningkat dari tahun yang lalu dan standard pengorbanan para anggota sangat besar sekalipun keadaan ekonomi dunia sedang melemah ke paras yang semakin buruk terutama di negara-negara Eropa seperti telah saya sampaikan sebelumnya.
Semoga Allah Ta’ala memberkati uang pengorbanan itu dan memberi taufiq kepada Jemaat untuk memenuhi segala keperluannya. Semoga Jemaat selalu dapat memenuhi segala keperluannya tanpa ada gangguan. Sebagaimana krisis ekonomi dunia ini tidak mempengaruhi pembayaran candah para anggota Jemaat dan tidak mengurangi pembayaran candah-candah lainnya juga. Demikian juga semoga krisis ekonomi dunia ini tidak menjadi penghalang terhadap lancarnya semua program-program Jemaat.
Sekalipun keadaan ekonomi dan kehidupan rakyat Pakistan sangat sulit namun dengan karunia Allah Ta’ala standar pengorbanan Jemaat Pakistan dapat dipertahankan. Jemaat Pakistan tetap nomor 1 diatas semua Jemaat di seluruh dunia. Menyusul nomor 2 adalah Amerika Serikat, ketiga Jerman dan keempat UK. Tahun lalu UK menjadi nomor 2 setelah Pakistan. Amerika ketiga dan keempat Jerman. Setelah peringkat keempat, Jerman menjadi peringkat ketiga dan banyak mempersembahkan pengorbanan. Kanada menduduki posisi ke-5, Hindustan (India) ke-6. Indonesia juga dari segi harta memberikan pengorbanan yang banyak, tetapi Jemaat Hindustan juga sangat banyak mempersembahkan pengorbanan harta oleh karenanya Indonesia menduduki peringkat ke-7, Australia ke-8, sebuah Negara Arab yang saya (Hudhur) tidak ingin menyebutkan namanya pada peringkat ke-9 dan Switzerland ke-10. Selain Negara Arab, pembayaran per kapita Amerika menduduki tempat kedua dengan £118 per orang, disusul oleh Swizerland dan Belgia.
Dengan karunia Allah Ta’ala, jumlah pejanji Tahrik Jadid tahun ini bertambah sebanyak 109.000 orang pejanji baru. Sekalipun masih banyak lagi peluang terutama di negara-negara Afrika, seperti Nigeria sedang bekerja dengan baik. Dari segi terkumpulnya jumlah penerimaan diantara negara-negara Afrika, Ghana paling unggul disusul Mauritius, kemudian Nigeria. Jemaat yang berhasil menambahkan dari segi jumlah nilai perjanjian baru yang cukup signifikan ialah Gambia dan Burkina Faso telah berusaha dengan baik. Jemaat yang sangat berhasil meningkatkan jumlah pejanji baru ialah Nigeria, sehingga pada tahun ini Nigeria berhasil meningkatkan paling banyak menjadi nomor satu di seluruh dunia sebanyak 56.000 orang pejanji baru, disusul oleh Sierra Leone, Ivory Coast, Burkina Faso dan lain-lain. Berdasarkan rekaman data Markaz, jumlah Mujahidin Daftar awal tercatat sebanyak 5927 orang. Dengan karunia Allah Ta’ala, diantara mereka yang sekarang masih hidup sebanyak 340 orang dan mereka membayar candah Tahrik Jadid sendiri. Selain itu, para almarhum, candah mereka sedang dibayar oleh para ahli waris mereka.
Ada tiga buah Jemaat paling besar di Pakistan dari segi pembayaran candah. Pertama Lahore, kedua Rabwah dan yang ketiga Karachi. Ada 10 Jemaat di kota-kota yang termasuk besar dalam pembayaran candah itu. Pertama Islamabad, ke-2 Quetta, ke-3 Ukarha, ke-4 Hyderabad, ke-5 Peshawar, ke-6 Mirpur Khas, ke-7 Bahawalpur, ke-9 Dera Ghazi Khan, ke-10 Nawab Shah. Dari segi wilayah di Pakistan, pengorbanan nomor satu dapat dicapai oleh Sialkot, Amarkot nomor 2 (pada tahun ini di kabupaten Mirpur Khas dan Amarkot sedang mengalami hujan lebat yang mempengaruhi tanaman sedangkan kebanyakan Jemaat di sana adalah pemilik tanah pertanian namun mereka tetap menegakkan pengorbanan), Sarghoda nomor 3, Syaikhupura nomor 4, Gujarat nomor 5, Bahawalnagar nomor 6, Budin nomor 7, Narwal 8, Sangghar nomor 9 dan Merpur Azad dan Hafizabad nomor 10.
Ada 10 Jemaat-Jemaat di Amerika yang paling menonjol dari segi pelunasan yaitu; Los Angeles Inland Empire, Detroit, Silicon Valley, Chicago West, Harrisburg, Dallas, LA West, Boston, Silver Spring and Potomac. Dari sisi pembayaran, Jemaat-Jemaat di Jerman ialah Roddermark, Noi Ice, Koln, Floirzime, Augustburg, Noeizenburg, Karlsroe, Mahdi Abad, Alzae dan Marburg. Dari segi pembayaran (pelunasan), 10 besar Jemaat local yaitu Hamburg, Frankfurt, Gorsberau, Darmstadt, Wezbaden, Redstadt, Dastanbagh, Offenbach termasuk didalamnya.
Di UK ada 10 besar Jemaat dari segi pembayaran yaitu: Masjid Fazl London, New Malden, Worcester Park, Cheam, Scunthorpe, Mosque West, West Hill, Baitul Futuh, Raynes Park and Manchester South. Tiga regent (wilayah) pertama yaitu London Regent nomor pertama, lalu North East Regent, lalu Midlands Regent. Dari segi ada lima Jemaat kecil yaitu, pertama Jemaat Bromley, lalu Lewisham, Leamington Spa, Wolverhampton dan Spen Valley. Dari segi pembayaran pelunasan, Jemaat-Jemaat di Kanada ialah Edmonton, Vaughan West, Peace Village West, Surrey East dan Saskaton.
India yang menduduki peringkat ke-6 namun mendapat nama karena tempat itu di dalamnya ada Qadian juga dan di tempat itu Hadhrat Masih Mau’ud as diutus. Kota beliau as ada di situ. Wilayah Jemaat di India [tingkat negara bagian], nomor satu adalah Keralah, Tamil Nadu nomor dua, Andhra Pradhesh, Jammu Kashmir, Bengal, Karnataka, Orissa, Punjab, UP (Uttar Pradesh) dan Delhi. Adapun diantara Jemaat-Jemaat adalah Keralah, Kalikut, Hyderabad, Kalkutta, Kannur Town, Qadian nomor enam, Cownpore, Chennai, Pengkadu dan Delhi. Kali ini banyak Jemaat yang dalam candah-candahnya membayar lebih [melebihi perjanjian] secara luar biasa. Kendati pun demikian, candah Tahrik Jadid adalah candah hak pusat seluruhnya, Jemaat di negara manapun tidak mempunyai bagian di dalamnya. Negara-negara sedang berkembang terutama yang berada dibawah pengawasan langsung oleh Pusat misalnya India, beberapa Negara di Afrika dibiayai oleh candah Tahrik Jadid itu. Namun sekarang, disebabkan peningkatan income yang sangat luar biasa, misalnya Amerika telah berhasil meningkatkan pemasukan candah ini mencapai £ (Pound) 188.000, maka saya berikan kepada Jemaat di sana sebanyak $ (dollar) 100.000 dari padanya [kendati pun candah Tahrik Jadid adalah hak sepenuhnya Markaz. Jadi, ini semata-mata ihsan Khalifah, Red.].
Jemaat Jerman telah menambah pemasukan candah ini secara luar biasa lebih dari 300.000 Euro, oleh sebab itu saya berikan kepada Jemaat di sana sebanyak 150.000 Euro. Dana seperti ini saya berikan sebab Amerika dan Jerman sedang membangun masjid-masjid dan dana ini akan digunakan untuk biaya pembangunan masjid. Peningkatan pemasukan di UK juga sangat berarti, namun tidak seperti yang dilakukan oleh kedua Jemaat Amerika dan Jerman. Oleh sebab itu kepada Jemaat UK diberikan £50,000 untuk pembangunan masjid-masjid. Sebab sekarang di UK juga perhatian sedang dipusatkan ke arah masjid-masjid lagi. Semoga Allah Ta’ala dalam segala segi menganugerahkan keberkatan-keberkatan-Nya dan semoga Dia memberi taufik kepada semua Jemaat untuk memberikan pengorbanan lebih banyak dari sebelumnya; memberkati tak terhingga kepada jiwa-jiwa dan harta-harta mereka semua.
[1] Hujjatul Islam, Ruhani Khazain, jilid 6, halaman 52-53
[2] Al-Wasiyyat, Ruhani Khazain, jilid 20, halaman 206-307, London