Keimanan, Shalat, dan Keteguhan

“Bendera Islam akan berkibar di dunia, dan insya Allah pasti akan terjadi. Namun demikian, apabila kita tidak memenuhi tanggung-jawab semestinya dan tidak menunaikan shalat dan kesabaran hingga ke tingkat puncak kesempurnaan, maka kita tidak akan menjadi orang yang mendapat bagian dari kemenangan itu. Oleh karena itulah, kita harus memenuhi tanggungjawab masing-masing.”

Ikhtisar Khotbah Jumat

Sayyidina Amirul Mu’minin Hadhrat Mirza Masroor Ahmad

Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz [1]

Tanggal 22 Nubuwwah 1392 HS/November 2013

Di Masjid Baitul Futuh, London

أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلا اللّٰهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ

وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ فأعوذ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّيْنَ (٧)

Hadhrat Masih Mau’ud as selalu menyatakan dengan jelas tujuan kedatangan beliau dalam buku-buku, tulisan-tulisan dan pengumuman beliau. Kita yang mengaku telah Baiat kepada Hadhrat Masih Mau’ud as harus selalu memperhatikan tujuan ini, bahkan tujuan-tujuan ini, sehingga kita bisa berada di antara mereka yang memenuhi kewajiban sebagai anggota Jemaat beliau.

Hari ini Hadhrat Khalifatul Masih menyampaikan beberapa tujuan yang disebutkan diatas. Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa Allah menunjuk beliau di zaman ini untuk menghidupkan kembali agama dan telah mengutus beliau sehingga orang dapat meningkatkan kekuatan iman mereka. Sehingga mereka memiliki keimanan akan keberadaan Tuhan dan mengimani bahwa Dia mendengarkan doa-doa, mengganjar kebajikan dan juga menghukum kejahatan. Hadhrat Masih Mau’ud as lebih lanjut bersabda bahwa kecuali iman itu sempurna, manusia tidak dapat sepenuhnya melakukan perbuatan baik. Semakin lemah iman, semakin kurang perbuatan baik seseorang.[2]

Para Nabi Allah datang untuk membangkitkan keimanan yang sempurna dan ini memang tujuan besar kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud as dan di atas adalah ringkasan dari beberapa pernyataan beliau yang Hudhur jabarkan. Bagaimana kelemahan tersebut dapat dihapus dan bagaimana keimanan dapat disempurnakan? Memang, Hadhrat Masih Mau’ud as secara terbuka mengatakan bahwa hal ini tidak dapat dicapai dengan hanya Baiat kepada beliau, dan kerja keras rohani dibutuhkan untuk ini dan ini juga yang telah Allah nyatakan: وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا “Dan orang-orang yang berjuang menjadi bagian dari Kami, niscaya Kami bukakan bagi mereka jalan-jalan Kami.” (29:70). (Terjemah Hadhrat Masih Mau’ud as).[3]

Reformasi tidak bisa dicapai hanya dengan melakukan Baiat dan tanpa melakukan upaya untuk mengubah kondisinya, untuk mengubah hatinya dan berusaha (Jihad) dalam hal ini.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda: “Semua di dunia maju secara bertahap dan kemajuan spiritual juga terjadi dengan cara ini. Tidak ada yang dapat dicapai tanpa berusaha dan upaya ini hendaknya demi Allah semata. Seseorang hendaknya tidak membuat-buat sendiri latihan keruhanian dan mujahadah, seperti para Yogi (ahli yoga). Inilah tugas yang untuknya aku telah diutus supaya aku menunjukkan kepada dunia bagaimana untuk mencapai Allah Ta’ala.”[4]

Apakah yang Hadhrat Masih Mau’ud as tunjukkan kepada kita dan apa harapan beliau? Beliau mengamalkan teladan ibadah kepada Allah dan kemulian yang ditegakkan oleh majikan beliau, Rasulullah saw dan kemudian beliau menasehati kita untuk mengikuti teladan tersebut. Ini adalah teladan yang upara sahabat Rasulullah saw juga berusaha dan meraih keridhaan Allah dan menjadi orang yang menerima karunia Allah sedemikian rupa sehingga dunia mengikuti mereka!

Dalam menguraikan hendaknya kita menjadi orang seperti apa, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda: “Aku tidak ingin beberapa kalimat diucapkan seperti burung beo pada saat Baiat. Hal ini tidak ada gunanya. Yang dibutuhkan meraih pengetahuan untuk mensucikan diri. Tugas kita dan tujuan kita adalah bahwa kalian menimbulkan perubahan suci pada diri kalian sendiri dan menjadi orang yang benar-benar baru. Untuk itu sangat penting bahwa masing-masing kalian memahami rahasia ini dan melakuan perubahan sedemikian rupa sehingga ia bisa mengatakan bahwa saya adalah orang yang berbeda.”[5]

Jika, kita tidak melakukan perubahan dalam diri kita sehingga membuat diri kita berbeda dari seluruh dunia, maka menurut Hadhrat Masih Mau’ud as baiat kita tidak ada gunanya.

Beliau bersabda: “Hamba yang lemah ini telah diutus semata-mata untuk menyampaikan pesan ini kepada umat manusia bahwa dari semua agama yang ada saat ini, agama yang benar yang sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala adalah yang dibawa oleh Al-Qur’an; dan pintu ke rumah keselamatan adalah “لا إله إلا الله محمد رسول الله.” ‘laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah’ (Tidak ada yang patut disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya).”[6]

“Tujuan kami yang sebenarnya adalah untuk memperlihatkan keagungan Rasulullah saw dan untuk menegakkan kebesaran beliau. Penyebutan diri kami hanya dalam pengertian umum secara sederhana saja.”[7] Setiap pujian kita adalah dengan mengacu kepada Nabi Suci Muhammad Rasulullah saw; dan kita telah Baiat untuk memenuhi tujuan ini dan untuk mencapainya kita memerlukan ajaran Al-Qur’an sehingga dengan mengikutinya kita dapat menyebarkannya di dunia karena keselamatan dunia juga dalam hal ini: ‘laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah’ (tidak ada yang patut disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya). Kita perlu memberitahu dunia bahwa ia akan mencapai keselamatan dengan datang kebawah bendera “لا إله إلا الله محمد رسول الله.” ‘laa ilaaha illallaahu muhammadur rasuulullaah’ (Tidak ada yang patut disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya).

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda tentang tujuan kedatangan beliau: “Allah Ta’ala menghendaki saat ini untuk memenankan Islam diatas semua bangsa. Dia telah mengutusku untuk alasan ini dan telah mengutusku mengikuti jalan para utusan sebelumku.”[8]

Beliau bersabda menjelaskan mengenai tujuan dari misi beliau: “Dia telah mengutusku supaya aku menunjukkan keunggulan Islam diatas semua bangsa dan semua agama lainnya melalui dalil dan bukti yang nyata.”[9]

Mengenai tujuan kedatangan beliau, beliau juga bersabda: “Aku ingin menanamkan keimanan pada Allah Ta’ala. Orang yang beriman pada Allah Ta’ala diselamatkan dari racun dosa dan timbul perubahan dalam dirinya. Dia diberi kehidupan baru setelah mengalami semacam kematian dan bukannya merasa senang dengan dosa, hatinya muak dengan itu. Orang yang mencapai kondisi ini dapat mengatakan bahwa ia telah mengenal Tuhan. Tuhan tahu betul bahwa keadaan di zaman ini adalah bahwa tidak ada makrifat tentang Tuhan. Tidak ada agama yang bisa membawa manusia sampai ke maqam ini dan menanamkan kecondongan ini dalam dirinya. Kita tidak bisa mengungkapkan penyesalan ini hanya pada agama tertentu, keburukan ini telah menjadi umum dan wabah ini menyebar pada tingkat yang berbahaya. Aku benar-benar mengatakan bahwa dengan beriman kepada Tuhan manusia menjadi malaikat, bahkan malaikat bersujud kepadanya dan ia menjadi dipenuhi dengan cahaya rohaniah. Singkatnya ketika tidak ada pemahaman tentang Tuhan dan kerusakan menyebar luas dan segala macam kejahatan terjadi, ketika rasa takut kepada Tuhan hilang dan hak-hak Tuhan diberikan kepada manusia, dalam keadaan seperti itu urusan Allah memberikan cahaya makrifat-Nya kepada seseorang dan mengutusnya. Orang tersebut dikutuk, dianiaya dan dirugikan dengan segala maca cara. (Namun) akhirnya orang yang diutus oleh Tuhan itu berhasil dan ia menyebarkan cahaya kebenaran di dunia. Demikian pula, Tuhan telah mengutusku dizaman ini dan memberikan kepadaku cahaya makrifat-Nya.”[10]

Beliau as juga bersabda: “Aku telah diperintahkan untuk mendisiplinkan dan mengajar kekuatan akhlak.”[11]

Suatu kali beliau ditanya apa yang akan menjadi hasil dari pendakwaan beliau. Beliau bersabda: “[Ini akan] sekali lagi memperkuat hubungan yang lemah dengan Allah Ta’ala, yang telah menyebabkan cinta dunia menjadi dominan dan telah mengurangi kesucian, dan memperkuat hubungan antara penghambaan manusia dan Tuhan. Ini akan membawa kembali kesucian yang telah lama hilang dan kecintaan kepada dunia akan menjadi dingin.”[12]

Beliau bersabda hal ini akan terjadi melalui beliau. Memang ini adalah tujuan yang sangat besar dan pendakwaan agung. Kita melihat dalam dunia materialistis saat ini bagaimana semua orang tenggelam dalam materialisme dan telah melupakan Allah Sang Pencipta. Mereka yang secara lahiriah mengakui adanya Tuhan melakukannya hanya secara lahiriah. Mereka tidak memiliki keyakinan akan keberadaan Tuhan, juga tidak memiliki pemahaman atau wawasan mengenai Tuhan atau agama. Bagi mereka dunia dan kemegahannya serta kedudukan adalah segalanya. Sungguh suatu pendakwaan agung yang dibuat dalam keadaan seperti itu, tapi demikianlah keimanan yang Hadhrat Masih Mau’ud as miliki kepada Tuhan dan juga keyakinan beliau pada kata-kata beliau.

Namun, semua ini juga menarik perhatian kita bahwa kita membaca dan mendengar ini sebelum masuk kedalam Jemaat atau nenek moyang kita menerima Ahmadiyah dan kita mendapatkan kebaikan ini karena mereka, oleh karena itu tujuan-tujuan ini menghendaki bahwa kita menjadikannya bagian dari kehidupan kita. Kita juga harus menjadi penolong dalam menyelesaikan misi ini. Kita mendengar sang penyeru dan kita beriman, kita sekarang harus menyatakan: “نحن أنصار الله” ‘…Kami adalah penolong-penolong Allah…” (3:53) dan menegaskan bahwa kita akan berusaha memenuhi tujuan ini. Untuk itu kita harus mengintrospeksi diri, merenungkan, merencanakan dan memohon pertolongan dari Allah untuk sukses. Jika kita tidak memikirkan hal ini setelah menerima Hadhrat Masih Mau’ud as kita tidak akan menunaikan kewajiban Baiat kita dan ini membuat kita bersalah.

Bagaimanapun, ketika kita mengarahkan pandangan pada sumber daya dan kondisi kita itu membuat kita berpikir, apakah ini mungkin? Apa yang harus kita lakukan! 80 % dari penduduk dunia tidak tertarik pada agama. Orang yang tinggal di negara maju memiliki kekayaan dan sarana material yang telah menjauhkan mereka dari Tuhan. Mereka mengatakan mereka tidak punya waktu untuk mencari Tuhan. Baru kemarin Hadhrat Khalifatul Masih menerima surat dari seorang Ahmadi di Jepang di mana penulis telah menyatakan kepedihan hatinya. Dia telah meminta teman orang Jepang, yang sangat ramah dan sopan, untuk berdoa mohon petunjuk kepada Tuhan, teman tersebut menjawab bahwa dia sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk mencari bimbingan dari Tuhannya orang Ahmadi itu atau mencari-Nya. Ini adalah situasi yang dianggap sebagai negara yang maju dan yang juga berusaha untuk membawa negara terbelakang kearah ini. Jadi, ketika sebagian besar umat manusia tidak cenderung untuk mendengarkan dan ketika kekayaan dan materialisme menarik orang-orang dan sumber daya kita sedikit, bagaimana kita bisa bersaing dengan kejahatan ini? Secara lahiriah tampak sulit tetapi Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda beliau diutus untuk hal ini dan ini pasti akan terjadi, InsyaAllah. Kita juga menyatakan “نحن أنصار الله” “…Kami adalah penolong-penolong Allah…” berdasarkan pendakwaan ini dan Insya Allah kita akan tetap menjadi penolong-penolong Allah. Kita tidak akan kehilangan harapan karena penolakan dunia karena kita tidak menjalankan misi ini dengan perspektif duniawi. Sebaliknya, bantuan dan pertolongan Allah meneguhkan kita di setiap langkah kita.

Bila dilihat dari perspektif duniawi dan dengan hanya mengandalkan sumber daya kita, pembicaraan tentang keberhasilan kita nampak sebagai bualan orang gila. Bila dilihat dari segi kekuatan-kekuatan duniawi, bahkan dengan ukuran satu negara, misi ini bisa mengkhawatirkan. Sebagai contoh, ambil Rusia atau Cina, atau negara-negara Eropa atau negara Amerika atau negara manapun di Oceania atau negara Afrika, kita akan menemukan banyak hambatan di setiap tempat yang akan membuat kita takut untuk melangkah maju. Situasi negara ini atau kemegahan duniawi dan kedudukan tidak mendukung kita beberapa dekade yang lalu dan hari inipun tidak mendukung kita. Namun, ini adalah pekerjaan Tuhan dan itu akan terjadi, bahkan, itu sedang terjadi. Ada suatu masa ketika, karena pemerintahan Komunis, tabligh tidak bisa dilakukan di Rusia dan wilayahnya. Sekarang, bagian dari [bekas] negara Rusia telah merdeka dan sudah menjauh dari agama. Kemilau duniawi telah membutakan mereka, sedangkan di negara-negara Muslim bekas Uni Soviet para mufti dan pemimpin agama yang memiliki kepentingan pribadi telah membuat takut pemerintah sehingga hambatan diciptakan untuk Ahmadiyah, Islam sejati, pada setiap langkah. Para Ahmadi disana diganggu dan dikekang. Keduniawian di Barat adalah sedemikian rupa sehingga praktik-praktik busuk dan tidak senonoh diberikan perlindungan hukum. ketidaksenonohan yang karenanya Allah membinasakan sebuah bangsa sekarang diberikan perlindungan di Barat. Di Cina, tidak ada ketertarikan pada agama, negara ini sekarang menjadi ekonomi utama dunia dan berlomba untuk maju dalam materialisme. Jepang juga merupakan negara yang sangat maju dan kemajuan yang luar biasa dapat dilihat di bidang teknologi di sana. Mayoritas di negara ini tenggelam dalam materialisme dan seperti yang ditunjukkan contoh diatas, na’udzubillah, tidak ada waktu untuk Tuhan. Ini adalah sudut pandang sebagian besar orang. Jepang adalah orang yang sangat bermoral, tetapi keduniawian telah menjauhkan mereka dari agama. Secara lahiriah Jepang mengatakan agama tradisional mereka adalah Shinto namun pada kenyataannya tampaknya ada penggabungan aneh Shinto, Kristen dan Budha yang diamalkan. Masing-masing agama memainkan berbagai peran dalam ritual kehidupan. Di Barat mayoritas telah melupakan Tuhan, bahkan mereka mengolok-olok Tuhan dan agama adalah beban, tidak ada yang pergi ke gereja. Mereka mengatakan mereka berusaha, tetapi gereja sedang dijuali.

Sumber daya kita tidak ada artinya sedikitpun dibandingkan dengan orang-orang duniawi. Semua hal ini menimbulkan kekhawatiran; memang, itu mestinya menimbulkan kekhawatiran bahwa bagaimana kita bisa menjalankan misi kita dalam keadaan seperti itu? Namun, Allah yang mengutus Rasulullah saw untuk seluruh dunia dan yang pecinta sejati beliau di zaman ini dengan pesan untuk berpaling kepada-Nya untuk menemukan jalan-Nya. Bagaimana hal ini dapat dilakukan? dinyatakan: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Hai orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat, sesungguhnya, Allah beserta orang yang sabar” (2:154) pertolongan Allah menghilangkan hambatan yang paling besar; Dia Mahakuasa dan memiliki kekuatan untuk membuat setiap hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dia mengutus Rasulullah saw sebagai sumber keselamatan untuk sisa zaman dan sampai hari kiamat dan menyempurnakan hukum agama dengan mewahyukan Al-Qur’an. Dia mengutus Hadhrat Masih Mau’ud as di zaman ini untuk menghidupkan kembali Islam. Allah menyatakan, tidak perlu khawatir, ketika situasi sedemikian rupa dan ada hambatan serta akal tidak bekerja, maka mohonlah pertolongan dengan kesabaran dan Doa. Mohonlah pertolongan dengan tulus dan tugas kalian akan tercapai. Inilah janji Allah bahwa Islam akan menang tetapi kita dituntut untuk sabar dan Berdoa.

Kata Arab shabr memiliki banyak arti menurut lexicon (istilah dalam kamus). Contohnya, shabr adalah menghindari keburukan dengan tekad dan usaha. Ini adalah tanggung jawab yang besar bagi seorang mukmin dan seorang Ahmadi untuk mengendalikan diri dalam lomba duniawi ini dan melakukan Jihad bin nafsi. Shabr juga berarti teguh pada kesalehan dan tidak mengabaikan aspek karena keserakahan apapun dan selalu teguh pada perbuatan baik. Shabr juga menyerahkan urusan seseorang kepada Allah, berpaling kepada-Nya dalam setiap kesulitan dan setiap masalah. Jika kita melakukan ini, pertolongan Tuhan dengan beserta kita, kita akan maju dalam kerohanian. Satu pound, satu dolar dan satu rupee seorang mukmin sejati akan begitu berfaedah dibandingkan dengan puluhan juta kekayaan duniawi sehingga dunia terheran-heran.

Bersama dengan sabar, Salat juga diperlukan. Salah satu makna Salat tentu saja doa. Seorang mukmin sejati memohon pertolongan dari Allah melalui shalat dan hasil yang bagus dari sabar diperoleh ketika Shalat dikerjakan dengan khusyuk. Salat juga berarti memohon kasih sayang Tuhan, beristighfar (memohon ampunan Allah). Tertarik kepada doa dan menunjukkan belas kasihan kepada umat manusia agar pertolongan Tuhan diraih, menyampaikan shalawat dan salam pada Rasulullah saw untuk mencari bantuan Tuhan. Ketika sabar dan Shalat seseorang sedemikian rupa maka dia akan mendapatkan pertolongan Allah dan semuanya akan berlangsung baik dan pintu rahmat Allah akan terbuka. Inilah yang perlu dilakukan seorang mukmin, berupaya untuk menjadikan ibadahnya kepada Tuhan dan aklahknya sebaik mungkin. Apa pun yang bisa dia lakukan, dia harus melakukannya dan kemudian menyerahkan masalah tersebut kepada Tuhan. Namun, jika kewajiban sabar dan Shalat tidak ditunaikan maka seseorang tidak bisa menjadi penerima berkat Tuhan.

Seperti disebutkan sebelumnya salah satu makna dari sabar adalah untuk menghindari keburukan. Tobat dan Istighfar diperlukan untuk ini. Hadhrat Masih Mau’ud as suatu kali bersabda bahwa bahwa tobat sejati terdiri dari tiga aspek. Pertama, menyingkirkan semua pikiran dan imajinasi dari hati seseorang yang menyebabkan kekacauan di dalam hati, yang mendorong seseorang pada keburukan, dan menanamkan penolakan terhadap pikiran buruk apapun yang mungkin ada. Kedua, mengungkapkan penyesalan dan malu atas keburukan dan untuk mengungkapkannya sedemikian rupa dalam hatinya sehingga dia merasa malu. Ketiga, untuk bertekad dengan teguh dan kukuh untuk tidak melakukan keburukan lagi. Jika ini dijalankan dan upaya penuh dilakukan untuk mencapai derajat tinggi kesabaran dan Shalat, maka pertolongan Allah yang luar biasa akan datang dengan suatu cara dan kita juga akan menyaksikan janji-janji yang Allah berikan Hadhrat Masih Mau’ud as.

Adalah tidak mungkin bahwa jika kita tidak melakukan upaya apapun untuk menghindari keburukan, kita tidak melakukan upaya untuk mengikuti kebajikan, kita tidak memahami ruh misi Hadhrat Masih Mau’ud as, kita tidak berpaling kepada Tuhan dalam segala hal, kita tidak memenuhi hak-hak umat manusia, kita tidak memberikan perhatian menyampaikan shalawat dan salam kepada Rasulullah saw yang membawa berkat kedekatan kepada Tuhan, kita tidak menegakkan shalat, namun berharap bahwa kita akan membawa dunia kebawah bendera Islam dan memenuhi tujuan kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud as. Insya Allah, dunia pasti akan datang kebawah bendera Islam, tetapi jika kita tidak memenuhi kewajiban (kita) dan tidak berusaha melakukan yang terbaik dalam sabar dan Shalat, kita tidak akan menerima bagian keberhasilan ini.

Selama kunjungan Hudhur baru-baru ini seorang wartawan di Selandia Baru bertanya kepada beliau tentang kebutuhan untuk membangun sebuah masjid di sana. Dia mengatakan Jemaat begitu kecil tetapi sudah memiliki properti! Hudhur menjawab bahwa kita mungkin sedikit sekarang tapi di masa depan kita InsyaAllah akan menjadi banyak karena ajaran Al-Qur’an, dan jangankan satu masjid, kita akan membutuhkan banyak masjid. Untuk itu diperlukan upaya di mana-mana di dunia serta perhatian pada kondisi masing-masing. Hadhrat Khalifatul Masih bersabda bahwa sayangnya kita tidak memberikan perhatian yang seharusnya mengenai shalat kita, ibadah kita kepada Tuhan dan menjalin hubungan dengan Tuhan.

Beberapa hari yang lalu seorang wanita datang untuk mulaqat dan menangis saat ia mengatakan bahwa Hudhur bersabda masjid harus dibangun dan masjid harus diramaikan dan hak-hak shalat harus dipenuhi tetapi ketika Hudhur tidak ada, kehadiran di masjid sangat berkurang. Hudhur bersabda jika penurunan ini adalah karena orang-orang yang tinggal ditempat yang jauh tapi datang ke Masjid Fazl untuk Shalat karena kehadiran Hudhur, ini adalah masalah yang berbeda. Beliau bersabda, beliau berharap bahwa mereka yang melakukan perjalanan jauh untuk datang Masjid Fazl akan akan terus datang ke pusat shalat mereka selama Hudhur tidak ada. Namun, jika penurunan yang hadir adalah karena orang-orang yang tinggal di sekitar, maka ini sangat memprihatinkan dan perhatian harus ditarik kepada hal ini.

Demikian pula seseorang menulis kepada Hudhur dari Australia bahwa setelah kunjungan beliau di sana, kehadiran di masjid mengalami penurunan. Apakah itu Australia atau Inggris atau negara lain di dunia, harus diingat bahwa jika kita ingin melakukan perubahan revolusioner, jika kita ingin memenuhi tanggung jawab kita untuk memenuhi misi Hadhrat Masih Mau’ud as, maka kita perlu meramaikan masjid secara permanen dan tidak sementara. Tanda-tanda (samawi) diperlihatkan kepada kita hanya jika kita memenuhi hak sabar dan Shalat dan jika kita benar-benar dan sepenuhnya mengabdikan diri di jalan Tuhan, jika kita memenuhi hak teguh pada Keesaan Tuhan – maka kita akan merasakan “إن الله مع الصابرين” ‘…Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar…” dan Tuhan sendiri turun menolong kita dengan semua kekuatan-Nya dan semua manifestasi keindahan-Nya. Dia akan memalingkan hati orang-orang dari dunia materialistis dan akan memberkati pekerjaan-pekerjaan kita dan akan membuat dunia mengakui Rasulullah saw dan datang kebawah bendera beliau. Keesaan Tuhan akan tegak dan mereka yang tidak mengimani Wujud-Nya akan berubah menjadi penyembah Tuhan. Semoga kita memenuhi kewajiban-kewajiban kita sehingga dapat merasakan hal ini!

Berikutnya Hudhur mengumumkan bahwa beliau akan mengimami shalat jenazah ghaib. Dr Basyiruddin Usama Sahib meninggal pada tanggal 2 November pada usia 82 di Amerika Serikat. beliau telah menerima Ahmadiyah pada tahun 1955 dan merupakan salah satu Ahmadi Afro-Amerika awal. beliau sangat dawam dalam shalat dan merupakan Ahmadi yang setia dan tulus. Beliau adalah seorang pria terhormat dengan kecintaan besar kepada Khilafat. Beliau banyak berdoa dan penuh ghairat namun sangat rendah hati dan lemah lembut. Beliau mendapat kehormatan untuk mengunjungi Rabwah dan bertemu Hadhrat Khalifatul Masih II radhiyAllahu ‘anhu dan Hadhrat Khalifatul Masih III rahmatullahi ‘alaihi beliau bertemu Hadhrat Khalifatul Masih IV rha berkali-kali dan sangat menyintai beliau. Hudhur juga memiliki hubungan khusus dengan beliau. Beliau telah berangkat haji bersama istri dan telah menjabat sebagai Naib Sadr Cleveland selama 20 tahun terakhir. beliau memiliki semangat yang besar untuk Khidmat e Khalq (pengkhidmatan kepada umat manusia) dan khususnya sangat memperhatikan saudara-saudara Afro-Amerika. Pada tahun 1950 beliau menulis buku tentang Rasulullah saw. beliau berprofesi sebagai dokter gigi. Istri beliau Fatima Usama Sahiba juga pernah menjabat sebagai sadr Lajna di Cleveland. Beliau meninggalkan dua anak laki-laki yang memiliki hubungan yang mendalam dengan Jemaat. Semoga Allah mengangkat kedudukan almarhum dan selalu menjaga keluarga beliau terhubung dengan Jemaat.

[1] Semoga Allah Ta’ala menolongnya dengan kekuatan-Nya yang Perkasa

[2] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 320, edisi 2003, terbitan Rabwah.

[3] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 338, edisi 2003, terbitan Rabwah

[4] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 339, edisi 2003, terbitan Rabwah

[5] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 352, edisi 2003, terbitan Rabwah

[6] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 392-393, edisi 2003, terbitan Rabwah

[7] Malfuzhat, jilid II, halaman 200, edisi 2003, terbitan Rabwah

[8] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 413, edisi 2003, terbitan Rabwah

[9] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 413, edisi 2003, terbitan Rabwah

[10] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 493-494, edisi 2003, terbitan Rabwah

[11] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 499, edisi 2003, terbitan Rabwah

[12] Malfuzhat, jilid awwal, halaman 500, edisi 2003, terbitan Rabwah

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.