Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
Khalifatul Masih Ar-Rabbi ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
11 Februari 2005, di Masjid Baitul Futuh, Modern, London, UK
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ،
وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
قُلْ لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا تَلَوْتُهُ عَلَيْكُمْ وَلَا أَدْرَاكُمْ بِهِ فَقَدْ لَبِثْتُ فِيكُمْ عُمُرًا مِنْ قَبْلِهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Katakanlah: “Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu”. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya. Maka apakah kamu tidak memikirkannya? Yunus 17
Para nabi yang dibangkitkan di dunia ini, dengan mengambil refrensi dari kehidupannya di masa lampau, mereka mengatakan pada orang-orang dan memberikan tantangan pada orang-orang sebangsanya bahwa kehidupannya yang berlalu di hadapan kaumnya , di dalam itu karakter manapun yang nampak pada kaumnya atau yang telah nampak akan nampak oleh kaumnya bahwa mereka /para nabi selamanya tegak dalam kebenaran dan telah berupaya menegakkan kebenaran (dalam hidupnya). Dan standar yang paling tertinggi sifat itu adalah nampak pada diri nabi kita Rasulullah saw . Setiap saat kehidupan beliau adalah bersinar dengan budi pekerti luhur. Setiap amal dan perilaku beliau sebelum mendakwakan kenabian dihiasi dengan kejujuran dan senantiasa mengatakan tutur kata yang benar. Oleh karena itu dengan memberikan refrensi akhlak beliau yang luhur itu Allah menegur orang-orang kafir di dalam ayat yang saya tilawatkan berfirman : Katakanlah olehmu bahwa jika Allah menghendaki maka saya tidak akan membacakan kepadamu dan Allah tidak akan memberitahukan kepadamu akan hal itu. Maka sebelum kerasulan itu saya telah melewatkan umur begitu panjang diantara kalian, apakah kalian tidak menggunakan akal ? Kalian melontarkan tuduhan kepada saya bahwa kenabian yang saya dakwakan ini adalah salah, dusta dan mutlak saya tidak dibangkitkan dari Allah, seperti orang-orang duniawi hanya untuk kemasyhuran semata saya mendakwakan diri supaya kalian dengan cara apapun mengakui saya sebagqai pemimpin kalian atau setelah bosan kalian membuat persyaratan dengan saya. Jadi dengarlah, saya tidak ada urusan dengan keributan seperti itu; saya tidak tertarik dengan urusan dunia seperti itu. Jika barang-barang ini ini saya kehendaki maka saya akan memberitahukan kepada kalian apa yang kalian inginkan, dan saya menyenangkan kalian. Lalu kalian tidak akan menjadi orang-orang yang keberatan kepada saya dan segera kalian akan menjadi orang-orang yang memberikan kedudukan itu kepada saya. Tetapi saya menyampaikan amanat kebenaran yang diturunkan kepada saya. Oleh karena itu jangalah kalian bertengkar dengan saya terkait dengan itu. Jika Allah tidak ingin menyampaikan amanat ini kepada kalian, maka saya sama sekali tidak akan mengatakan kepada kalian hal yang Allah telah ajarkan kepada saya dan saya telah memberitahukan itu kepada kalian. Kalian melihat saya dengan pandangan meragukan bahwa mungkin semua ini saya rekayasa dari diri saya sendiri. Sadarlah,saya tinggal sejak waktu yang lama diantara kalian. Itu bukanlah waktu selama dua tahun atau empat tahun, bukan sepuluh dan dua puluh tahun kendati ini adalah sangat cukup untuk mempelajari bagaimana kondisi karakter seseorang. Tetapi di dalam (umur muda) itu dapat dikatakan bahwa umur masa muda terjadi kondisi hati yang turun naik, belum mapan. Bersabda bahwa keadaan saya yang merupakan umur masa muda inipun telah berlalu dan telah memperoleh umur selama 40 tahun dan semua masa itu telah saya lewatkan di hadapan kalian. Ini adalah merupakan umur saat masa itu menurun. Kehidupan umur saya selama 40 puluh tahun ada di hadapn kalian. Saya tidak pernah dalam urusan apapun, jangankan berdusta bahkan sedikitpun saya tidak bergeser dari kebenaran dan kejujuran,sedikit pun saya tidak pernah mundur dari kebenaran. Kini dalam umur ini, apakah mungkin supaya kalian menjadikan saya pemimpin kalian saya harus berdusta pada Allah?
Jadi inilah kesaksian yang sangat luhur yang Allah wahyukan lalu dengan perantaraan beliau Allah sampaikan kepada orang-orang kafir dan sampaikan kepada dunia bahwa sedikit sadarlah, kenapa kalian tidak menggunakan akal kalian, apa yang terjadi dengan akal kalian. Hari ini pun orang-orang yang tidak mengimani Al-Quran diantara mereka ada yang tidak ada lagi pekerjaan mereka kecuali melontarkan kritikan kepada Islam dan pendiri Islam. Mereka dapat mengatakan bahwa kalian ini memperlihatkan dari Al-Quran, kami kan tidak mengimani bahwa ini adalah kitab yang diilhamkan. Kalian menjadikannya sebagai cerita lalu kalian sendiri yang memberikan kesaksian akan hal itu. Jadi bagi orang-orang seperti itu hendaknya sekurang-kurangnya dengan fakta-fakta dan dari peristiwa-pristiwa yang nyata hendaknya menyelidiki kebenaran itu.
Beliau telah lewatkan begitu lama di antara orang-orang kafir dan pendakwaan yang begitu besar yang beliau sajikan di hadapan orang-orang kafir bahwa di hadadapan kalian kehidupan saya nyata, renungkalah itu. Atas hal itu orang-orang kafir Mekah tidak pernah muncul orang melakukan protes bahwa kamu hai Muhammad berdusta atau waktu-waktu anu kamu tidak berdusta ? (Apakah) itu pernah diingatkan kepada beliau ? Satupun tidak ada contoh / misal yang didapatkan seperti itu bahwa orang-orang kafir menolak dalil yang Rasulullah saw telah kemukakan atau ada yang menolak atas hal itu. Sebaliknya beliau dikatakan orang yang paling jujur. Seperti itu ada beberapa misal saya akan sajikan, tetapi sebelum itu ada sebuah kutipan Hadhrat Masih Mauud a.s.
Beliau bersabda: “Para nabi merupakan orang-orang yang menyajikan bukti pengakuan secara keseluruhan kaumnya terhadap kesempurnaan kejujuran dirinya lalu kepada musuh-musuhnya pun mereka melakukan tuduhan /tantangan, sebagaimana yang tertera dalam Al-Quran dari pihak Hadhrat Khatamu anbiya saw. Dimana Dia berfirman:
فَقَدْ لَبِثْتُ فِيكُمْ عُمُرًا مِنْ قَبْلِهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Katakanlah: “Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu”. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya. Maka apakah kamu tidak memikirkannya ? (Yunus 17) Yakni, saya bukanlah orang yang berdusta dan mengada-ada . Lihatlah, saya selama 40 tahun sebelumnya tinggal diantara kamu.Apakah kalian telah membuktikan kedustaan saya atau saya sebagai orang yang mengada-adakan. Kemudian apakah sedemikian pun kalian tidak dapat mengerti, yakni dapat memetika pemahaman bahwa seorang yang sampai hari ini tidak pernah berdusta dalam corak apapun, maka hari ini kenapa dia mulai berdusta atas nama Tuhan. Singkat kata peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam umur para nabi dan keselamatannya sedemikian jelas dan itu telah terbukti ” yakni jelas dan sudah terbukti. “Jika semua perkara-perkara (dalil-dalil) itu dikesampingkan dan hanya memperhatikan peristiwa-peristiwa /kesucian hidupnya maka kebenarannya akan menjadi terang dari peristiwa-peristiwa jalan hidupnyaitu. Misalnya, jika ada seorang pengarang dan seorang yang bijak tampa dengan semua dalil-dalil dan keterangan-keterangan kebenaran Rasulullah saw yang tertulis dalam kitab ini hanya memperhatikan kehidupan beliau yang suci saja maka tampa dirakgukan lagi dengan memperhatikan kondisi-kondisi kehidupan beliau saja akan yakin dari hatinya akan benarnya beliau (saw) sebagai nabi yang benar dan kenapa dia tidak menjadi yakin, peristiwa-peristiwa dalam kehidupan beliau diliputi dengan kebenaran dan kesucian yang sempurna sehingga kalbu para pencari kebenaran akan dengan sendirinya ditarik ke arah itu. Barahin Ahmadiyah, Ruhanihazain jilid I hal.107-109 Edisi Baru
Ini beliau sabdakan di dalam Barahin Ahmadiyah. Walhasil, untuk selanjutnya hal-hal yang lain saya tidak akan terangkan. Kini saya akan terangkan beberapa pristiwa itu dari segi hadis-hadis yang dari mana setiap kalangan masyarakat telah memberikan pengakuan dan memberikan kesaksian akan kebenaran beliau. Yang di dalamnya baik keluarga di rumah, mitra bisnis, para sahabat maupun musuh sekalipun memberikan kesaksian bahwa beliau adalah manusia yang benar yang tampa melebih-lebihkan dulunya kami mengatakannya sebagai manusia yang paling benar dan kinipun kami mengatakan itu.
Di awal masa muda beliau lah terdapat sebuah kesaksian orang –orang Quraisy Mekah yang mana mereka telah memberikan kesaksian bahwa beliau sebagai orang yang paling benar dan paling jujur yang dapat dipercaya. Terdapat sebuah peristiwa pada saat pembangunan kembali Kakbah, yakni tatkala terjadi perselisihan diatara suku-suku Arab siapa yang paling berhak untuk meletakkan Hajarul aswad pada tempatnya yang semula dan karena merucingnya perselisihan itu hampir-hampir terjadi perang dan perkelahian diantara mereka dan hingga empat lima hari tidak ada penyelesaian /solusi yang dapat diambil. Kemudian dari antara mereka seorang yang bijak bernama Abu Umayah bin Abi Mugirah bin Abdullah bin Umar bin Makhtum memberikan sarannya. Beliau ini adalah seorang yang paling lanjut usianya diantara mereka dan banyak memiliki pengalaman. Pada umumnya orang tua senantiasa mengambil tindakan dengan sikap penuh pertimbangan. Dia memberikan musyawarah bahwa tidak perlu terjadi perselisihan, ambillah keputusan bahwa besok siapa yang paling pertama masuk ke Baitullah ,maka apa keputusan yang dia akan diambilnya itu yang akan diterima. Semua merasa senang atas usul itu dan semuanya menerimanya. Pada hari berikutnya mereka melihat bahwa orang yang pertama masuk ke Baitullah adalah Rasulullah saw. Maka tatkala mereka melihat Rasulullah saw , mereka mengatakan
هذا الامين – haa dzal amiin ini adalah orang yang jujur. Kita menjadi bahagia karena ini adalah Muhammad (saw.) Dengan demikian tatkala Rasulullah saw sampai kepada mereka dan orang-orang Quraisy memberitahukan mengenai perselisihan meletakkan Hajarulaswad. Ketika saat untuk meletakkan Hajarulaswad tiba maka Nabi Saw bersabda, bawalah kepada saya sehelai kain. Maka kepada beliau diberikan sehelai kain. Rasusulullah saw membentangkan kain itu dan meletakkan Hajarul asawad itu di atas kain itu. Kemudian beliau bersabda kini setiap pemuka suku peganglah satu sudut kain itu lalu semua bersama-sama mengangkat Hajarul aswad itu. Sesuai dengan itu mereka melakukan seperti itu. Sehingga tatkala Hajarulaswad sampai pada tempatnya dimana itu harus diletakkan,maka Rasulullah saw meletakkan Hajarulaswad itu dengan tangan beliau pada tempatnya. Assiratunnabawiyyah li ibni Hisyam isyaaratu abi umayyata bitahkiimi awwali daakhilin fakaana Rasulullah saw
Jadi, pada saat itu serupa itulah orang-orang kafir, pemuka-pemuka Quraisy mengatakan beliau saw sebagai seorang yang amin/jujur. Ini merupakan kisah yang jauh sebelum pendakwaan beliau, merupakan kisah di masa muda beliau. Dan seorang yang amin pun adalah yang tegak dalam kebaikan. Tidak pernah terjadi ada seorang pendusta menjadi seorang yang jujur. Oleh karena itu lihatlah, dari peristiwa itu beliau memiliki kedudukan yang istimewa di kalangan para pemimpin Quraisy. Jika beliau seperti orang –orang duniawi ingin mencari kedudukan untuk menduduki jabatan sebagai pemimpin maka akibat dari martabat atau kedudukan yanga beliau telah capai itu beliau dapat meraih semua itu. Tetapi beliau tidak ada nia dan tujuan untuk perkara atau barang seperti itu.
Kemudian perhatikanlah kisah sehari- hari di masa muda yang beliau jalani. Setelah Hadhrat Khadijah r.a mendengar prihal kebenaran tutur kata, kejujuran dan keluhuran budi pekerti beliau (saw) maka beliau (r.a) memberangkatkan beliau saw untuk berniaga dengan memberikan hartanya kepada beliau saw. Dalam perjalanan itu Maisarah sahaya beliau r.a juga ikut bersama beliau saw. Pada saat kembalinya Maisarah meceriterakan ihwal perjalanan beliau saw. Setelah mendengar kisah perjalanan itu Hadhrat Khadijah sangat terkesan dengan kisah perjalanan itu. Maka kemudian beliau menyuruh mengirim pinangan kepada Rasulullah saw. Beliau terkesan karena beliau ( saw ) sangat memperhatikan ikatan tali kekerabatan, terpandang di kaum /dalam masyarakat ,seorang yang jujur dan memiliki budi pekerti yang luhur serta senantiasa berkata benar. Assiratunnabawiyyah liibni Hisyam hal 149
Jadi standar tinggi kebenaran dan kejujuran beliau telah tegakkan di masa muda beliau pada waktu itu; dan dalam perjalanan bisnis itulah beliau telah perlihatkan kepada mitra-mitra bisnis beliau. Dan sahaya yang bersama beliau pun tidak bisa tidak harus terpengaruh dengan budipekerti itu dan menjadi pencinta beliau saw. Begitu kembali dari perjalanan itu Maisarah memberitahukan kepada majikannya bahwa betapa jujur dan benarnya tutur kata orang itu (Muhammad saw).
Kemudian kesaksian istri. Istri-istri yang merupakan pemegang rahasia baik buruknya perilaku suaminya, merekalah yang dapat memberikan kesaksian akan kondisi rumah tangga dan urusan-urusan keseharian; kesaksian mereka itulah yang bisa dipegang dan memiliki nilai bobot yang dapat dijadikan standar. Nah, berkaitan dengan itu pun tertera dalam sebuah riwayat Hadhrat Ummul mu’minin, Hadhrat Aisyah dalam menyebutkan berkaitan dengan turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah saw meriwayatkan ( riwayat ini cukup rinci ) bahwa Rasulullah saw menyebutkan akan kerisaudan beliau kepada Umumul-mu’minin Hadhrat Khadijah pada saat turunnya wahyu pertama. Maka seraya menghibur kepada beliau Hadhrat Khadijah berkata kapada beliau:
كلا ابشر فوالله لا يخزيك الله ابدا انك لتصل الرحم و تصدق الحديث
Kalla innallaah laa yukhziikallaahu abada innaka latashilurrahima wa tashduqul hadiist. Yakni tidaklah seperti apa yang Tuan fikirkan. Selamat sejahtera atas Tuan. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakan Tuan. Tuan menyambung tali ikatan silaturrahmi dan senantiasa berkata benar dan berprilaku dan berbudi pekerti yang benar. Bukhari kitabutta’biir awwalu bab maa bada’a bihi Rasulullaah saw minal wahyi arru’ya shaalihah.
Kemudian perhatikanlah kesaksian sahabat beliau. Sahabat yang dari sejak kecil bermain bersama-sama, tumbuh remaja hingga dewasa, yakni Hadhrat Abu Bakar r.a. Sahabat ini dalam setiap keadaan senantiasa mengatakan benar tentang diri beliau dan hanya melihat dan mendengar beliau saw sebagai seorang yang senantiasa menekankan akan kebenaran. Oleh karena itu di dalam benak beliau sama sekali tidak dapat tercernak/terbayangkan bahwa orang ini /Rasulullah saw dapat mengucapkan kata-kata dusta. Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat bahwa Hadhrat Abu Bakar r.a ketika mendengar mengenai pendakwaan beliau maka kendati penegasan berkali-kali Rasulullah saw, beliau r.a tidak meminta argumentasi;sebab sepanjang hidup beliau r.a inilah yang beliau saksikan bahwa beliau saw senantiasa berkata jujur. Beliau hanya bertanya kepada Rasululah saw bahwa apakah beliau saw mendakwakan diri sebagai nabi ? Maka Rasulullah ingin memberikan penjelasan tetapi dalam setiap kali ingin memberikan keterangan, inilah yang beliau tanyakan bahwa berilah jawaban kepada saya ya atau tidak. Atas jawaban ya yang Rasulullah saw berikan, beliau mengatakan bahwa di hadapan saya terbentang seluruh kehidupan Tuan dimasa lalu. Saya bagaimana bisa mengatakan bahwa kepada hamba-hamba Allah beliau merupakan seorang yang berkata benar tetapi menjadi orang yang berdusta pada Tuhan(yang merupakan dusta yang paling berbahaya). Dalaailunnubuwwah lil baihaqi jilid 2 hal 164 darul kutub alilmiyyah Bairut)
Apakah kini ada yang dapat mengatakan bahwa kesaksian orang-orang di dalam rumah, para karyawan atau kawan-kawan adalah seperti itu, yakni jika sedikit banyak kesalahan, kekurangan maka mereka dapat menutupinya. Tetapi selain itu kesaksian-kesaksian yang mana. Untuk itu kita melihat bahwa musuhpun yang memberikan kesaksian berkenaan dengan pribadi beliau adalah merupakan sebuah kesaksian yang bagaimanapun juga tidak dapat ditolak.
Sebagaimana satu contohnya adalah kesaksian musuh besar beliau yang paling besar Al-Akhdhar bin Haris juga termasuk di dalamnya. Pada suatu kali para pemuka Quraisy berkumpul yang termasuk di dalamnya adalah Abu Jahal dan musuh yang paling besar beliau Al-Akhdhar bin Haris. Tatkala berkenaan dengan Hudhur saw seorang berkata bahwa hendaknya beliau (saw)dimasyhurkan sebagai tukang sihir/tukang sulap atau beliau dinyatakan sebagai seorang yang pendusta maka Nadhar bin haris berdiri lalu berkata, hai kelompok Quraisy ! kalian terperangkap dalam suatu masaalah yang untuk menghadapinya tidak ada cara yang kalian dapat tempuh. Muhammad saw diantara kalian adalah merupakaan seorang anak muda dan merupakan pemuda yang kalian paling cintai. Merupakan pemuda yang paling benar dalam ucapan. Diantara kalian merupakan orang yang paling jujur. Kini kalian telah melihat tanda-tanda umur di keningnya dan amanat yang dibawanya kalian katakan bahwa itu adalah sihir. Di dalam dirinya tidak ada bau-bau /urusan tenung . Kamipun telah melihat tukang tenung. Kalian mengatakan bahwa dia adalah seorang teosopi /berbicara dengan jin, kamipun telah melihat theosopi /tukang jin. Dia sama sekali bukanlah ahli teosopi. Kalian mengatakan bahwa dia adalah seorang penyair. Dia sama sekali bukanlah seorang penyair. Kalian mengatakan bahwa dia adalah orang gila,tetapi di dalam dirinya sama sekali tidak ada tanda-tanda orang gila. Hai kelompok Quraisy renungkanlah, kalian tengah berhadapan dengan suatu masaalah yang besar . assiratunnabawiyyah liibni Hisyam hal.224
Kemudian lihatlah ada lagi satu kesaksian lain yaitu kesaksian musuh kebenaran, Abu Jahal. Hadhrat Ali r.a meriwayatkan bahwa Abu Jahal berkata kepada nabi saw , “Kami tidak mengatakan kamu dusta. Namun , kami menganggap dusta ajaran yang kamu bawa”. Apabila akal sudah tertutup dengan tutupan, jika akal seseorang tidak bekerja lagi maka baru seperti itulah yang dia akan katakan. Oleh karena itulah Allah berfirman. Kalian coba sedikit gunakanlah akal. Apakah seorang yang benar dapat mengajarkan ajaran yang dusta. Orang yang benar tentu akan mula pertama berdiri untuk melawan ajaran yang tidak benar.
Kemudian pada suatu peluang lagi terdapat sebuah kesaksian musuh berkenaan dengan beliau sebagai seorang yang benar. Hadhrat Ibni Abbas r.a meriwayatkan bahwa Abu Sufyan bin Harb memberitahukan kepada beliau bahwa pada saat dia pergi ke Syam bersama kafilah para pedagang, maka pada suatu hari Hirqel, raja Rum memanggil kafilah kami supaya dia bisa menanyakan beberapa pertanyaan berkenaan dengan Rasulullah saw . Abu Sufyan memberikan keterangan mengenai pembicaraan beliau di istana Raja Roma dengan Hirqal bahwa dia (Hirqal) menanyakan kepada saya beberapa pertanyaan. Salah satu diantara pertanyaan itu adalah bahwa apakah sebelum pendakwaannya kalian telah menuduh dia berkata dusta ? Sebagai jawaban padanya saya mengatakan bahwa kami tidak pernah menuduhnya berdusta. Maka Hirqal berkata bahwa ketika kamu memberikan jawaban dalam bentuk negative /kata tidak, maka saya dapat memahami bahwa seperti itu tidak pernah terjadi bahwa kepada orang –orang seorang/ dia tidak berkata dusta tetapi kepada Tuhan dia berdusta. Harqel batanya ما ذا ياؤمركم –madzaa ya’murukum-apa yang Muhammad (saw ) perintahkan kepada kalian ? Abu Sofyan menjawab bahwa dia memerintahkan kepada kami, sembahlah Allah yang merupakan sembahan yang benar dan Tuhan yang Esa dan janganlah menyekutukan-Nya dengan apapun dan tinggalkanlah apa yang nenek moyang kalian katakan. Dan dia memerintahkan kepada kami untuk melakukan shalat, senantiasa berkata benar ,menjadi orang yang suci bersih dan memperhatikan ikatan tali silaturrahmi. Maka baru Hirqal melanjutkan bahwa apa yang kamu katakan jika itu benar maka tidak lama lagi dialah yang akan menjadi pemilik dimana tempat kaki saya berpijak sekarang ini. Buklhari kitab badul wahyi namber 7
Kemudian kendati tidak beriman terdapat wibawa kebenaran beliau saw, itupun dari dalam menggetarkan hati para penentang. Dan mereka senantiasa dalam keresahan bahwa jika perkataan dan ajaran orang yang benar ini juga benar maka apa yang akan terjadi dengan kita. Berkenaan dengan kisah takut (dikuasai ruub) itu tertera sebuah riwayat demikian bahwa pada suatu kali orang-orang Quraisy mengirimkan Utbah seorang pemuka Quraisy sebagai delegasi Quraisy di hadapan Rasulullah saw . Dia berkata bahwa Tuan kenapa mencela sembahan kami dan kenapa mengatakan sesat kepada nenek moyang kami. Apapun keinginan Tuan kami akan penuhi dengan syarat Tuan berhenti dari hal-hal itu. Hudhur saw mendengarkan semua perkataannya dengan tenang dan sabar. Ketika dia telah mengatakan semuanya, maka Rasulullah saw membaca beberapa ayat surah حم فصلت–haa miim Fushshilat. Ketika beliau sampai kepada ayat bahwa “saya memperingatkan kalian dengan azab kaum ‘Ad dan kaum Tsamud”, maka Utbah mencagah beliau supaya berhenti dan dengan rasa ketakutan dia bangun dan pergi. Dia pergi kepada orang Quraisy lalu berkata, apakah kalian mengetahui bahwa Muhammad saw apabila dia mengatakan sesuatu maka dia tidak pernah berdusta. Saya khawatir jangan-jangan akan turun azab kepada kalian yang dia peringatkan kepada kalian. Semua para pemuka itu setelah mendengar ini menjadi terdiam. Assiratul halbiyyah dari Allamah Burhanuddin jilid I hal 303 cetakan Bairut
Kemudian kesaksian akan kebenaran beliau tidak hanya sebanyak itu bahwa ada satu atau setengah /dua contoh didapatkan dalam berbagai kalangan bahkan semua kaum memberikan kesaksian akan kebenaran ucapan beliau. Sebagaimana tatkala turun perintah
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ -Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, apa yang Allah telah turunkan kepadamu. Maka Rasulullah saw naik ke bukit Safa dan dengan suara yang lantang memanggil dengan menyebut nama semua kabilah Quraisy. Ketika semua orang berkumpul maka beliau bersabda bahwa hai Quraisy ! jika saya memberitahukan kepada kalian bahwa di belakang gunung itu ada lasykar yang bersembunyi yang tidak lama lagi akan melakukan penyerangan terhadap kalian,maka apakah kalian akan meyakini kata-kata saya. Padahal kondisi perbukitan tidak sedemikian tinggi dan kendati hal itu merupakan hal yang sama sekali tidak dapat diterima, tetapi oleh sebab mereka mengetahui bahwa orang ini tidak pernah berdusta, tidak pernah bisa mengatakan perkataan dusta, semua dengan suara bulat mengatakan bahwa ya, kami pasti akan mempercayainya, sebab kami senantiasa mendapatkan engkau sebagai orang yang senantiasa berkata benar/jujur; merupakan orang yang senantiasa mengucapkan kata-kata yang benar. Maka beliau bersabda,kalau begitu dengarlah, saya memberitahukan kepada kalian bahwa lasykar azab Tuhan telah sampai kepada kalian berimanlah kepada Tuhan dan hindarilah diri kalian dari azab Ilahi. Sirat Khatamunnabiyyin Pengarang Hadhrat Mirza Basyir Ahmad MA hal. 128
Walhasil setelah mendengar kata-kata ini orang-orantg Quraisy meninggalkan tempat itu dan mereka mulai mengolok-olok dan mentertawakan ajaran beliau. Tetapi kendati demikian mereka tidak dapat mengatakan bahwa beliau pendusta. Mereka terus mencerca beliau dan mengeluarkan kata-kata kasar , tetapi mereka tidak dapat mengatakan bahwa beliau senantiasa berkata dusta. Jika ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka maka itu adalah bahwa beliau senantiasa berkata benar dan sungguh beliau senantiasa berkata benar. Standard dan mutu kebenaran beliau sedemikian tinggi, jelas dan terang sehinga tidak mungkin timbul masaalah bahwa ada yang bisa menuduh beliau berdusta, kendati secara isyarah sekalipun.
Kemudian tertera sebuah kesaksian paman beliau. Pada saat pembaikotan dimana beliau dibaikot di lembah yang bernama Lembah Abi Talib. Ketika tiba saat datangnya tahun yang ketiga, maka nabi yang mulia saw setelah mendapat pembertahuan dari Allah swt, memberitahukan kepada Abu Talib bahwa surat perjanjian baikot dengan Bani Hasyim yang digantung di Kakbah; perjanjian pembaikotan oleh semuanya yang digantungkan di Kakbah, di dalamnya kecuali kata-kata Allah semua catatan perjanjian itu telah dimakan rayap. Abu Talib sedemikian rupa yakin akan semua perkataan Rasululah saw karena itu dia pergi lalu membertahukan kepada saudaranya bahwa demi Allah Muhammad saw sampai hari ini tidak pernah mengatakan perkataan yang salah dan dia ini telah beritahukan kepada saya dan pasti ini pun merupakan perkataan yang benar. Kemudian dia pergi ke pemuka-pemuka Quraisy lainnya lalu kepada mereka pun dia memberitahukan bahwa perjanjian kalian telah dimakan rayap. Dan kalianpun mengetahui dan sayapun mengetahui bahwa sampai hari ini dia tidak pernah berdusta. Maka marilah pergi melihatnya. Jika kata keponakan saya itu terbukti benar maka kalian harus memberhentikan pembaikotan itu dan jika dia terbukti berdusta maka saya akan meanyerahkannya kepada kalian. Apa yang kalian ingin lakukan kepadanya lakukanlah,kalian ingin membunuhnya silahkan,perlakukanlah sekehendak hati kalian. Dan kemudian tatkala mereka pergi kesana maka semua orang-orang kafir menyatakan kesediaannya bahwa benar-benar disana kecuali kata Allah semua perjanjian itu telah dimakan rayap. Jadi perjanjian itu dianggap telah berakhir. Al-Wafa biahwaalil Mustafa liibni Jozi hal 198 Beirut
Kini, kendati yang menzahirkan akan kebenaran beliau adalah Abu Talib. Tetapi diamnya semua para pemuka Quraisy membuktikan bahwa mereka pun juga yakin bahwa beliau merupakan orang yang berkata benar. Bahkan mereka pun yakin bahwa Tuhan Muhammad saw yang telah memberitahukan hal ini juga merupakan Tuhan yang benar. Tetapi yang menjadi penghalang tidak mempercayai keberadaan Tuhan adalah ketakbburan dan kesombongan. Sebab jika mereka tidak yakin bahwa memang kertas itu sudah termakan rayap,atau ada suatu hal yang Allah telah beritahukan, maka dengan cara mencemohkan mereka akan dapat mengelakkan hal itu. Tetapi dengan sangat serius mereka semua pergi dari sana.
Kemudian ada lagi seorang penentang lain dan kesaksian istrinya. Hadhrat Abdullah bin Mas’ud r.a meriwayatkan bahwa Sa’ad bin Muaz r.a pergi untuk melakukan umrah maka beliau menginap di rumah Abu Sofyan dan Umayyah bin Khalf apabila pergi menuju ke Syam maka dia biasa menginap di rumah Abu Sa’ad r.a di Madinah. Walhasil dikatakan bahwa Umayyah mengatakan kepada Sa’ad bahwa Tuan tunggulah, apabila sudah siang hari dan orang-orang menjadi lalai maka pada saat itu Tuan melakukan Umrah. Pada saat ini di hadapan orang-orang kafir tidak bisa dilakukan umrah secara terbuka. Maka pada saat itu tatkala Saad sedang melakukan tawaf Abu Jahal datang lalu berkata siapa orangnya yang tawaf di Kakbah itu ? Dia menjawab, saya Saad. Atas jawaban itu Abu Jahal berkata bahwa kamu dengan aman bertawaf di Kakbah, sedangkan kamu telah memberikan perlindungan kepada Muhammad dan teman-temannya. Dia berkata bahwa, ya seperti itulah yang kami lakukan. Maka mereka satu dengan yang lain mulai berbicara dengan nada yang keras. Atas hal itu Umayyah berkata kepada Saad. Janganlah meninggikan suaramu dihadapan Abu Jahal, dia ini adalah pemuka/ pimpinan lembah ini. Sa’ad berkata demi Allah, jika kamu melarang saya bertawaf maka saya akan menjadi penghalang untuk kalian pada saat kalian pergi melakukan perdagangan menuju ke Syam. Jalan untuk melakukan perdagangan dengan Syam harus melalui jalan Madinah. Atas hal itu Umayyah menyuruh Saad berhenti sambil memegangnya seraya berkata janganlah meninggikan suaramu. Maka Saad menjadi marah atas hal itu lalu berkata lepaskanlah saya, saya telah mendengar Muhammad berkata bahwa kamu akan terbunuh di tangannya. Maka Umayyah berkata : Apakah saya ? Saad berkata ya ! Atas hal itu Umayyah berkata bahwa demi Allah Muhammad apabila mengatakan sesuatu maka dia tidak pernah berkata dusta. Kemudian dia datang kepada istrinya lalu berkata, apakah kamu mengetahui apa saudara saya yang dari Madinah ini katakan kepada saya ? Istrinya bertanya, apa yang dia telah katakan. Umayyah berkata bahwa dia mengatakan bahwa menurut Muhammad saw dia akan membunuh saya. Mendengar itu istri Umayyah berkata,demi Allah ! Muhammad (saw) tidak pernah berkata dusta. Kemudian tatkala tentara orang-orang kafir menuju ke Badar maka istri Umayyah mengatakan apakah kamu tidak ingat apa yang dikatakan saudara kamu dari Madinah. Umayyah berkata bahwa saya tidak akan pergi meneruskan perjalanan untuk seterusnya (dengan tentara Quraisy). Namun Abu Jahal memaksanya ikut bersamanya di depan dalam lasykar Quraisy seraya berkata kepada Umayyah bahwa kamu ini adalah dari antara pemuka-pemuka Quraisy ikutlah sampai dua tiga hari bersama-sama baru kamu kembali. Maka dia menemaninya dan pada akhirnya dia mati terbunuh di Badar. Bukahari Kitabul manaqib bab alamatunnubuwwah. Fil Islam
Nah, perhatikanlah setelah mendengar kata-kata Rasulullah saw kedua suami istri tidak hanya menjadi ketakutan bahkan mereka yakin bahwa seperti itulah yang akan terjadi. Dan ribuan kali dia berupaya untuk mengelak tetapi takdir Allah membawanya ke medan Badar.
Kemudian lihatlah lagi satu contoh ru’ub kebenaran beliau. Di Perang Uhud, tatkala setelah Rasulullah terluka beliau menyandar di lereng gunung Uhud maka Ubai bin Khalf berteriak menantang Rasulullah saw sambil berkata hai Muhammad ! jika kamu hari ini selamat maka saya tidak sukses. Sahabah mengatakan ya Rasulullah saw apakah diantara kita ada yang maju ke depan untuk menghadapinya ? Rasulullah saw bersabda, tinggalkanlah dia. Dan ketika datang dekat dengan Rasulullah saw maka Hudhur saw mengambil lembing dan maju ke depan lalu menebasnya dengan sekali tebasan. Yang karenanya dia jatuh melorot dari kudanya. Ibni Ishaq yang riwayatnya tertera dalam sirat Ibni Hisyam menerangkan bahwa Saleh bin Ibrahin bin Abdurrahman bin ‘Auf memberitahukan bahwa Ubai bin Half ketika bertemu dengan Rasulullah saw di Mekah maka dia berkata kepada Rasulullah saw bahwa hai Muhammad saw saya mempunyai seekor kuda yang secara khusus saya berikan makan dan menjadikannya menjadi gemuk. Saya dengan duduk diatas itu akan membunuh Tuan. Untuk menjawab perkataannya itu Rasulullah saw berkata padanya bahwa apa yang kamu katakan itu tidak akan seperti itu,tetapi sayalah yang akan membunuh kamu. Maka ketika dia terluka dia kembali kepada Quraisy maka ternyata di lehernya ada luka ringan yang tidak begitu serius yang dari itu keluar darah. Sedikit saja darah keluar. Tetapi dia terus mengatakan, demi Allah Muhammad telah membunuh saya. Teman-temannya sambil menghiburnya berkata bahwa kamu sendiri yang menjadikan hatimu sendiri menjadi ciut,kamu ini menjadi putus asa,ini sedikit saja lukanya. Dia menjawab, kamu tidak mengetahui dia (Muhammasd saw) telah mengatakan pada saya bahwa saya akan dibunuh olehnya. Demi Allah, jika dia meludahi saya sekalipun maka saya akan dibunuhnya. Maka sesuai dengan itu kafilah belum sampai ke Mekah akibat luka itulah dia mati begitu sampai di tempat yang bernama Saraf . Sirat Ibni Hisyam Perang Uhud Maqtal Ubai bin Half Cetakan Albaabi Alhilmi Mecil 1936 jilid 3 hal 89
Kemudian tertera sebuah kesaksian dari seorang yahudi alim yang mengetahui ilmu kejiwaan dan dapat mengenal seseorang dari raut mukanya. Abdullah bin Salam meriwayatkan bahwa tatkala Rasulullah saw datang ke Madinah maka orang-orang keluar dari rumah mereka untuk menyambut beliau dan suara mulai menjadi ramai karena suara mereka yang mengatakan, Rasulullah sudah datang. Rasulullah saw telah datang. Rasulullah saw telah datang. Abdullah bin Salam mengatakan bahwa untuk melihat Rasulullah saw saya pun keluar bersama orang-orang. Inilah seorang alim Yahudi itu. Ketika saya melihat dengan memperhatikan wajah Rasulullah saw maka saya sampai pada kesimpulan bahwa ini bukanlah wajah seorang pendusta. Turmudzi kitabu sifatul qiyamah warrafaaiqi walwara bab no. 42
Dengan meletakkan semua kesaksian itu di hadapan kita siapa yang bisa maengatakan bahwa beliau bukanlah seorang yang berkata benar dan bukan seorang nabi Allah. Tidak ada yang dapat mengatakan hal seperti itu ini,kecuali yang hatinya ,telinganya, matanya telah dicap dan telah ditutupi tirai,tidak ada lagi yang dapat mengatakan hal seperti itu. Dan Rasulullah saw sendirilah yang menzahirkan kebenaran dan kejujuran itu dan tidak hanya menyebarkan bahkan di dalam hati orang yang mengimani beliaupun beliau ciptakan di dalam hati mereka pun beliau penuhi dengan sepenuh-penuhnya. Dan dengan mengatakan kebenaran dan dengan mengimani kebenaran itulah banyak sekali orang-orang di awal zaman siap untuk menemui ajalnya. Tetapi mereka menggatakan yang benar itu benar. Sebagaimana saya telah katakan bahwa suatu ajaran yang tinggi dan untuk memeriksa karakter orang yang membawanya sangat perlu melihat juga standar kebenaran dalam kehidupan orang itu. Dan standar ini yang paling besar kita dapat lihat adalah di dalam kehidupan Rasulullsh saw. Standar kebenaran beliau di masa kanak-kanak dan ketika telah dewasa sangat tinggi sekali. Yang mana kita telah melihat kesaksiannya dalam berbagai kesempatan. Musuhpun kendati tidak yakin terhadap ajaran beliau dan tidak yakin pada Tuhan namun setelah mendengar peringatan dari pihak beliau, setelah mendengar sesuatu yang memperingatkan maka mereka menjadi ketakutan.
Kinipun pada zat beliau yang suci sedang dilontarkan tuduhan-tuduhan yang keji dan sia-sia. Beliau dijadikan sebagai sasaran olok-olok dan bahan tertawaan. Dan orang-orang seperti itulah yang hari ini melakukan pekerjaan seperti itu. Mereka hendaknya ingat bahwa hari ini pun Allah memiliki gairat akan nabi-Nya. Sejumlah orang yang dengan perantaraan media masa mereka menyajikan sejarah dengan memutar balikkan fakta sejarah dan kebenaran, mereka berusaha menyembunyikan kebenaran. Mereka hendaknya mengambil pelajaran dari perumpamaan orang-orang kafir Mekah yang darimana beberapa diantaranya saya telah sajikan. Contoh-contoh itu tidak terhitung jumlahnya. Kebenaran Junjungan kita Rasulullah saw dan nur kebenaran tidak pernah redup dari sebelumnya atau itu bisa menjadi diam dan tidak pula akibat dari senjata-senjata kalian hari ini itu akan menjadi redup atau menjadi tersembunyi. Nur ini –insyaallah- akan meliputi seluruh dunia dan cahaya kebenaran itu setelah meliputi seluruh dunia akan membawanya di kaki Muhammad saw. Sebagaimana saya telah katakan bahwa dewasa ini juga sejumlah orang-orang menulis buku-buku berkenaan dengan pribadi Rasulullah saw dan secara seporadis itu senantiasa ada. Berkenaan dengan Islam, berkenaan dengan ajaran Islam atau berkenaan dengan pribadi beliau saw. sejumlah judul /topik disebarkan dengan dimuat melalui internet atau lewat surat-surat kabar, dan buku-buku. Seorang perempuan sesudah menjadi seorang Muslim pun dia memberitahukan inside stori itu dan dia tinggal di Kanada. Apabila ada orang Ahmadi yang menantang dia datang untuk berdialogh maka dia tidak datang sementara dengan orang lain apa yang dia inginkan dia menyebarkan kata-kata kotor/cercaan kesana sini. Jadi, singkatnya dewasa ini inilah rencana besar mereka. Setiap Ahmadi hendaknya memperhatikan hal ini. Inilah tuntutan cinta kepada beliau saw bahwa hendaknya harus melihat segala sisi kehidupan beliau lalu itu diterangkan. Jangan sampai bahwa jika mendengar hal yang bertentangan, maka lalu melakukan demontrasi, menyelenggarakan tabligh akbar, satu kali mengungkapkan kemarahannya lalu diam. Tetapi tuduhan-tuduhan yang secara permanent/berkesinabungan seperti itu yang dilancarkan kepada pribadi beliau yang suci untuk menangkisnya hendaknya diterangkan prihal berbagai segi kehidupan beliau. Dengan meletakkan semua keritikan-kritikan itu di hadapan kita diperlihatkan sisi cemerlang dari kehidupan beliau. Satupun tidak ada keberatan yang tidak ada jawabannya. Di negeri-negeri mana disebarkan literature-literatur kotor seperti itu atau di surat-surat kabar atau begitu saja dimuat seperti itu maka itu merupakan pekerjaan Jemaat untuk melihat itu dan jika perlu memberikan jawaban secara langsung yakni dalam memberikan jawaban pada keberatan-keberatan itu, maka jika ingin menulis jawaban itu maka terlebih dahulu hendaknya memperlihatkan kepada pusat. Jika tidak, maka sebagaimana saya telah katakan bahwa menerangkan sejarah hendaknya dilakukan setiap saat. Suruhlah kirim kemari/kirimkanlah kepada kami supaya disini dapat dilakukan pemeriksaan dan jika perlu memberikan jawaban atas hal itu maka supaya diberikan jawaban. Di dalam lingkungan individu Jemaat juga berkenaan dengan sejarah Rasulullah saw , sebagaimana saya telah katakan , hendaknya disusun topic-topik dan program ceramah –ceramah. Setiap orang harus mengetahui. Orang-orang yang baru baiat juga dan anak-anak yang baru juga supaya khususnya di kalangan pemuda, sebab apabila pada umur tingkat universitas dan SMA maka akan lebih banyak pengaruhnya. Maka apabila mereka mendengar hal-hal ini maka mereka para pemuda dapat memberikan jawaban. Kemudian setiap Ahmadi hendaknya menciptakan perubahan di dalam diri mereka sendiri. Supaya dapat memberitahukan kepada dunia bahwa perubahan suci hari ini adalah akibat daya pensucian Rasulullah saw yang kendati lewat 14 abad sekalipun namun itu masih tetap segar.
Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: ” Nabi kita saw dalam hal pengungkapan kebenaran merupakan mujaddid ‘azham (mujaddid yang paling besar ) yang membawa kembali kebenaran yang telah sirna ke dunia. Dalam kebanggaan ini tidak ada nabi yang menyamai nabi kita saw. sebab beliau telah mendapatkan seluruh dunia dalam suatu kegelapan dan kemudian dengan kezahiran beliau keggelapan itu berubah menjadi nur/cahaya. Di kaum mana beliau zahir, beliau tidak wafat selama semua kaum itu belum melepaskan syirik lalu menggunakan jubah tauhid Ilahi. Dan tidak hanya sampai disana bahkan orang-orang itu sampai mencapai martabat tauhid yang tinggi. Dan lahir dari mereka pekerjaan yang tulus, setia dan penuh keyakinan contoh seperti itu tidak nampak di belahan dunia manapun. Kemenangan ini dan kemenangan yang sedemikian rupa tidak diraih oleh nabi manapun melainkan oleh Rasulullah saw . Inilah dalil besar atas kenabian Rasulullah saw. bahwa beliau dibangkitkan dalam zaman pada saat zaman telah sampai masa kegelapan yang sudah mencapai titik puncaknya dan secara alami menuntut datangnya seorang Muslih yang luar biasa dan kemudian beliau wafat pada saat dunia dalam kondisi tatkala ratusan ribu manusia meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan menjadi penganut tauhid Ilahi dan jalan yang lurus dan pada dasarnya perbaikan sempurna ini hanya khusus untuk beliau bahwa kaum yang berkarakter buas dan sepak terjang seperti hewan (Yakni orang-orang yang memiliki tabeat hewan buas dan memiliki sifat-sifat hewan) beliau ajarkan adat kebiasaan manusia. Atau di dalam kata-kata lain kita katakan bahwa hewan buas itu beliau jadikan sebagai manusia dan kemudian dari manusia beliau jadikan sebagai manusia yang terdidik dan kemudian dari manusia yang terdidik beliau jadikan sebagai manusia yang bertuhan dan beliau telah meniupkan kondisi ruhani di dalamnya dan menjadikan mereka mempunyai hubungan dengan Tuhan yang sejati.” Pidato Sialkot ruhani Hazain jili 20 hal 208-207
Semoga Allah menganugerahi taufik kepada kita untuk dapat berjalan sesuai dengan ajaran dan jejak serta sesuai sunnah Rasulullah saw.
Hudhur dalam khutbah kedua bersabda: Jalsah salanah ke 81 jemaat Bangladesy sedang dimulai hari ini. Mudah-mudahan acara ini berjalan dengan lancar. Situasi dan kondisi disanapun sedemikain rupa manakala orang Ahmadi berkumpul maka setiap saat ada saja bahaya. Maka berdoalah untuk mereka. Dan untuk orang-orang Ahmadi yang ada di Bangladesy pun saya sampaikan amanat ini bahwa berupayalah untuk senantiasa menyesuaikan kehidupan kalian sesuai dengan kehidupan sunnah Rasulullah saw dan senantiasa tegaklah dalam kebenaran dan dan kejujuran.
Qamaruddin Syahid