Ringkasan Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz 16 Oktober 2015 di Baitul Aafiyat – Jerman.
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ[، آمين.
Pada saat kunjungan saya (Hadhrat Khalifatul Masih aba) beberapa hari sebelumnya ke Belanda, ada seorang wartawan yang menulis di koran lokal juga diterbitkan di koran nasional. Ia bertanya kepada saya apakah Jemaat Ahmadiyah merupakan Jemaat yang paling pesat perkembangannya di seluruh dunia. Saya menjawabnya bahwa di tingkat Internasional, Jemaat ini merupakan yang paling pesat perkembangannya. Hal ini juga diakui oleh pihak-pihak lain.
Ini juga merupakan sebuah dalil luar biasa atas kebenaran Hadhrat Masih Mau’ud as bahwa suara yang berasal dari sebuah kampung kecil di India, sekarang tengah menggema di setiap kota di dunia. Keagungannya menjadi lebih gemilang karena tidak pernah terbayangkan oleh orang-orang bahwa suara ini kemudian akan diakui dan dikenal di seluruh dunia. Namun demikian Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda dengan penuh keyakinan bahwa beliau as mendapatkan kabar dari Allah Ta’ala akan tiba suatu masa ketika Jemaat Ahmadiyah akan di seluruh dunia dan perkembangannya akan menjadi suatu tanda pertolongan Ilahi.
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa Allah Ta’ala sedang menyebarkan Jemaat ini di muka bumi dan sungguh Dia menghendaki untuk menyebarkannya di dunia.[1]
Dalam suatu riwayat beliau as bersabda bahwa secara perlahan, Allah Ta’ala akan menyebarkan Jemaat ini dengan sedemikian rupa sehingga orang-orangnya akan memperoleh kemenangan atas setiap orang dan segala macam ujian dan cobaan saat ini akan dijauhkan. Beliau as bersabda bahwa ini merupakan sunnah Allah Ta’ala bahwa segala perkara senantiasa berjalan secara bertahap. [2]
Tidak ada sebatang pohon pun yang akan berbuah secepat kemajuan Jemaat kita ini. Ini adalah perbuatan dan keajaiban Tuhan. Ini merupakan Tanda dan Mukjizat-Nya.[3]
Kita teguh dalam keimanan bahwa sebagaimana Allah Ta’ala pada 125 tahun yang lalu telah menyebarkan suara yang berasal dari sebuah kampung terpencil di India ke seluruh dunia, Dia juga bahkan terus menciptakan Jemaat orang-orang mukhlis yang senantiasa meningkatkan kualitas kesetiaan dalam keimanannya terhadap Hadhrat Masih Mau’ud as. Dengan karunia Allah, Dia akan memenuhi bahwa ujian dan cobaan akan hilang dan Jemaat ini akan senantiasa unggul di atas yang lainnya.
Dunia sedang menyaksikan kemajuan yang kita alami secara bertahap ini dan itulah sebabnya wartawan tersebut memberikan pertanyaan seperti itu kepada Hadhrat Khalifatul Masih. Banyak pihak lain juga menyampaikan pertanyaan ini serta mengakui kemajuan yang kita alami. Sungguh kita sedang mengalami berbagai ujian dan cobaan juga. Namun begitu, ujian dan cobaan ini, baik terhadap individu maupun Jemaat, senantiasa disertai oleh tanda-tanda pertolongan Ilahi lebih dari pada sebelumnya. Jika setiap Ahmadi yang hijrah dari Pakistan ke negeri-negeri Barat ini memiliki rasa syukur, mereka tidak akan menyangkali Allah telah banyak menurunkan karunia kepada mereka.
Berbagai laporan dari seluruh dunia mengenai para mubayin baru juga menceritakan berbagai kisah yang mengherankan yakni meskipun berada di tempat yang jauh serta terdapat penentangan, akan tetapi Allah Ta’ala senantiasa terus menunjukan kepada kita tanda-tanda Pertolongan-Nya. Jika ini merupakan Jemaat buatan manusia maka tentu segala penentangan serta penyiksaan terhadap pengikut Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud as ini telah membinasakan Jemaat ini sekarang juga serta kebohongannya pun pasti akan terungkap. Akan tetapi, Allah Ta’ala di sini malah senantiasa memperlihatkan kemajuan kepada kita!
Dalam suatu majelis, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa para penentang demikian melakukan penentangan dengan berbagai cara tetapi Allah Ta’ala tetap memberikan kemajuan kepada kita. Ini adalah suatu bukti kebenaran bahwa dunia senantiasa berupaya keras namun kebenaran terus saja tersebar. Jenis penentangan apa yang belum pernah dilancarkan terhadap kita! Akan tetapi, pada akhirnya para penentang kita-lah yang akan mengalami kegagalan. Ini adalah tanda Tuhan.[4]
Pada hari ini, meskipun para penentang masih terus berupaya keras untuk menghancurkan kita serta para ulama bahkan pemerintah pun ikut serta di dalamnya namun sabda Hadhrat Masih Mau’ud as senantiasa tergenapi bahwa para penentang terus mengalami kegagalan sedangkan orang-orang terus saja baiat ke dalam Jemaat kita.
Pada masa Hadhrat Masih Mau’ud as, ada seseorang dari Lahore yang merupakan pengikut dari seorang petapa, melihat sebuah mimpi dikatakan bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as merupakan seorang yang benar. Ia kemudian berkonsultasi dengan petapa tersebut yang kemudian berkata bahwa kemajuan yang dialami oleh Mirza Sahib selama ini merupakan bukti kebenarannya. Seorang petapa lainnya yang juga ada pada saat itu berkata bahwa ia juga ingin menanyakan hal ini kepada Tuhan. Pada hari berikutnya, ia membenarkan apa yang dikatakan oleh petapa sebelumnya.
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa pada masa ini, begitu banyak mimpi dan rukya sedang dialami. Hal tersebut menunjukan bahwa Allah Ta’ala berkehendak untuk memberikan kabar kepada orang-orang melalui mimpi dan rukya. Para malaikat Allah Ta’ala senantiasa berada di Langit seraya menaungi orang-orang dan meletakan keyakinan kepada mereka untuk menerima Hadhrat Masih Mau’ud as.
Ada seseorang yang ingin menulis buku untuk menyangkal kebenaran Hadhrat Masih Mau’ud as. Ia bermimpi bahwa Hadhrat Rasulullah saw bersabda kepadanya, “Engkau hendak menulis sangkalan terhadap Tn. Mirza yang adalah seorang benar.”[5] Demikianlah bimbingan Allah Ta’ala pada orang-orang yang memiliki fitrat suci.
Saat ini, sarana pertablighan telah banyak tersedia. Meskipun demikian, bimbingan dan petunjuk Allah Ta’ala melalui mimpi dan rukya sedemikian rupa memberikan pengaruh yang luar biasa untuk membuka hati orang-orang. Sungguh pertablighan juga terus berjalan namun Allah Ta’ala terus memberikan petunjuk kepada orang-orang secara langsung. Beberapa kisah akan saya sampaikan perihal orang-orang senantiasa memperoleh bimbingan-Nya dan beberapa di antaranya tinggal di daerah terpencil yang tidak tersedia sarana komunikasi.
Mubaligh kita mengunjungi Mayote, sebuah pulau kecil di pesisir Mauritius. Di sana, ada seseorang yang pernah melihat Hadhrat Masih Mau’ud as dalam sebuah mimpi. Ketika ia berkesempatan menonton MTA dan melihat foto Hadhrat Masih Mau’ud as, ia berkata, “Sungguh ini merupakan wujud yang saya lihat di dalam mimpi.” Hal ini memberikannya keyakinan bahwa Ahmadiyah merupakan Islam sejati dan ia pun mengambil baiat.
Di Guinea Conakry, seorang mahasiswa sedang ditablighi namun belum ada keinginan untuk baiat. Pada akhirnya, ia merasa puas dan ingin baiat. Ketika ditanya apa yang membawanya untuk baiat, ia berkata bahwa ia melihat sebuah mimpi. Ia berada di atas sebuah perahu sedangkan ada perahu lainnya sedang tenggelam. Orang-orang di atas perahu tersebut meminta pertolongan. Orang-orang yang berada di atas perahunya memberikan pertolongan dan mengangkat mereka ke atas perahunya. Ia melihat setiap orang duduk mengelilingi sebuah meja dan di tengah-tengah mereka ada Hadhrat Masih Mau’ud as yang memberikan susu yang sangat lezat untuk diminum. Mahasiswa tersebut memahami mimpi ini bahwa air yang menganugerahkan kehidupan hanya dapat diperoleh dengan berada di atas perahu Hadhrat Masih Mau’ud as dan dengan masuk ke dalam Jemaatnya. Dengan demikian, ia pun mengambil baiat.
Seorang penduduk Pantai Gading, Tn. Taraori Lassane melihat mimpi ada sebuah keramaian yang besar. Seorang sahabatnya berkata bahwa Imam Mahdi berada di tengah-tengah keramaian tersebut dan memberikan nasehat agar menjadi seorang Ahmadi. Ia pun menjadi Ahmadi di dalam mimpinya tersebut. Ia pun kemudian melihat di dalam mimpi Hadhrat Masih Mau’ud as sedang bertabligh. Orang tersebut kemudian berbaiat.
Ketua Jemaat Kerala, India Selatan melaporkan bahwa seseorang bernama Tn. Abdul Hamid dari memperoleh taufik untuk baiat beberapa bulan sebelumnya melalui MTA dan mimpi. Orang ini mengikuti sebuah Tarekat Sufi dan telah berbaiat kepada seorang Pir/Mursyid. Ia yang terbiasa menyaksikan Televisi kabel berkesempatan untuk menonton MTA. Minatnya pun meningkat. Beberapa bulan setelah terbiasa menonton MTA, ia melihat dalam mimpi berada di makam Hadhrat Masih Mau’ud as dan almarhum Mursyidnya ada bersama beliau as. Setelah mimpi tersebut ia berkeinginan keras untuk baiat walau diminta pengurus Jemaat untuk menelaah Ahmadiyah lebih dulu. Ia berangkat ke Qadian dan baiat.
Tn. Qadir dari Tunisia, Afrika Utara berkata, “Saya walaupun merasa terkesan dengan Jemaat namun masih belum lapang dada untuk baiat. Sebab, saya belum siap untuk menerima Imam Mahdi adalah seorang Nabi Allah. (Inilah pokoknya. Umat Muslim tidak memahami bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as mengumumkan dirinya sebagai Nabi ghair tasyri’ [Nabi bukan pembawa syariat], apa pun yang beliau as peroleh tersebab dengan mengikuti Nabi Muhammad saw. Allah Ta’ala dapat menganugerahi seseorang dan mengutusnya sebagai Nabi disebabkan kecintaan dan kefanaannya pada Nabi Muhammad saw dan sesungguhnya Hadhrat Masih Mau’ud as, tak ragu lagi, datang dengan status kenabian. Pendeknya, Tn. Qadir ini tidak menerima Pendiri Jemaat sebagai Nabi.)
Ia berkata, “Saya memutuskan baru akan baiat jika Allah Ta’ala sendiri yang mengatakan kepada saya bahwa Mirza Ghulam Ahmad merupakan seorang Imam Mahdi. Sementara itu, dalam percakapan saya dengan seorang Ahmadi, ia memberikan saya sebuah hadis mengenai orang yang tidak menerima Imam Mahdi setelah mengenalnya akan mati dalam kebodohan. Saya terkesan dengan Hadits ini. Saya melakukan shalat istikharah dan melihat mimpi sedang menilawatkan Al-Quran dan berhenti ketika melihat tertulis di sana “إني أنصرك يا أحمد” ‘Sesungguhnya Aku menolongmu, hai Ahmad!’. Setelah itu, saya pun mengambil baiat.”
Muballigh kita melaporkan bahwa di suatu kampung kecil di Mali, seseorang bernama Tn. Coullibaly yang baiat pada Desember 2014 bermimpi pada 1964 ada dua orang berkata, “Imam Mahdi telah datang, baiatlah!” Setelah berlalu suatu masa yang panjang, ia pun lupa terhadap mimpinya. Tahun lalu, ia mendengarkan stasiun radio kita yang memberitakan tentang kedatangan Imam Mahdi. Berita ini membuatnya teringat kembali mimpinya dan ia sangat bersyukur sekarang telah diberi taufik untuk baiat sebelum pergi dari dunia ini dan telah memenuhi sesuatu yang diberitahukan kepadanya 50 tahun lalu.
Di Swaziland, ada seorang Ahmadi muda, Tn. Tahir yang mengambil baiat beberapa tahun yang lalu, telah memperoleh mimpi pada malam ke-27 bulan Ramadhan. Ia melihat bulan bersinar dengan segala kecemerlangannya dan membuatnya begitu terang seperti siang hari. Ia mendengar suara, “Ini merupakan cahaya yang kamu temukan, maka pegang teguhlah terhadapnya dan cahaya tersebut secara perlahan akan menyebar ke seluruh Swaziland.” Dijelaskan kepadanya di dalam mimpi tersebut bahwa itu merupakan cahaya Ahmadiyah.
Tn. Sa’id, seorang dari Jemaat Nandre Bogo, di Mali Seorang sesepuh dari Mali telah mendengar mengenai Jemaat namun belum memiliki keyakinan. Ia memutuskan untuk menyendiri dan berdoa selama 40 hari. Pada malam yang ke-20, ia bermimpi melihat Hadhrat Masih Mau’ud as dan Khalifatul Masih mendatangi rumahnya dan membawanya ke Langit. Mimpi tersebut membuatnya puas dan ia pun mengambil baiat.
Sebagian orang menyangka orang Afrika menerima Ahmadiyah tanpa berpikir. Tidak demikian. Melainkan, mereka memang haus akan kebenaran sehinggak ketika mendengar perihal Ahmadiyah, mereka uji kebenarannya, tanpa suatu permusuhuan, tanpa suatu kesombongan, dan karena terdapat kesalehan dan kesucian dalam nurani mereka, Allah pun memberi mereka petunjuk. Di dalam hati mereka terdapat keperihan untuk agama. Demi untuk itu ia menyendiri selama 40 tahun untuk berpikir dan merenung.
Tn. Bama Sajoba dari Mali telah mendengar tentang Jemaat namun belum yakin apakah Jemaat ini benar atau tidak. Ia mendirikan shalat Istikharah dan pada hari ketiga, ia melihat mimpi bahwa ia berada di atas sebuah perahu yang tenggelam di tengah laut. Seorang anak kecil muncul dari air dan berkata, “Jika engkau ingin selamat, terimalah Ahmadiyah.” Orang tersebut kemudian menerima Jemaat di dalam mimpinya dan tentunya ia juga kemudian mengambil baiat.
Tn. Abdel dari Sierra Leone, ada seorang putra Ahmadi yang menjauh dari Jemaat karena beberapa alasan dan telah masuk Jemaat Tabligh. Mubaligh kita beserta ayahnya telah berusaha menasehatinya namun tidak juga berhasil. Ia bermimpi melihat sebuah foto Hadhrat Masih Mau’ud as yang indah di langit. Pada hari berikutnya ia kembali ke dalam Jemaat Ahmadiyah.
Orang-orang diberi bimbingan melalui mimpi tidak hanya mengenai kebenaran Hadhrat Masih Mau’ud as namun juga mengenai Khilafat sesudahnya bahwa Khilafat ini memiliki pertolongan Ilahi dan meneruskan pekerjaan Hadhrat Masih Mau’ud as.
Seorang Muallim dari Nigeria melaporkan bahwa seorang bernama Tn. Muhammad Nami bermimpi sedang berpergian dengan sebuah kapal. Ketika kapal tersebut sampai di tengah lautan, badai menghadang dan kapal tersebut mulai tenggelam. Sesaat kemudian seseorang meraihnya dengan tangannya dan menyelamatkannya. Ia tidak mengenal siapa orang tersebut. Di kemudian hari, ia bertemu dengan seorang Ahmadi yang menceramahinya. Ia melihat foto Hadhrat Masih Mau’ud as di MTA. Ia mengenal beliau sebagai seseorang dari Tuhan yang telah menyelamatkannya dari kapal yang tenggelam. Walhasil, ia dan seluruh anggota keluarganya menjadi Ahmadi.
Tn. Ahmad dari Sudan melaporkan, seorang dokter, bernama Tn. Amir ingin mengambil baiat. Ia datang shalat Jumat dan berkata bahwa istrinya telah melihat Hadhrat Khalifatul Masih IV rh di dalam mimpi yang menanyakan kenapa mereka belum mengambil baiat. Sementara itu, putrinya berkata bahwa ia melihat saya (Khalifatul Masih V) berdampingan dengan Hadhrat Umar bin Abdul Aziz rha di dalam mimpi. Hal ini meyakinkan dokter tersebut bahwa Jemaat ini dan Nizham Khilafat juga benar. Istrinya melihat seorang Khalifah dalam mimpi, begitu pula putrinya pun melihat seorang Khalifah.
Beliau berasal dari keluarga Tarekat Sufi. Beliau berkonsultasi dengan seorang sufi di perkumpulannya yang selalu melihat mimpi dan rukya yang benar dan bertanya apakah ia mengetahui kedatangan Imam Mahdi. Orang suci tersebut mengatakan padanya Imam Mahdi sungguh telah datang dan juga telah wafat. Dokter tersebut bertanya apakah ia seharusnya berbaiat kepada Khalifah yang kelima dari Imam Mahdi ini. Orang suci tersebut menjawab iya. Istrinya juga bertanya kepada orang suci tersebut mengenai baiat dan ia menjawab bahwa ketika seseorang sudah berbaiat, ia tidak akan lagi merasakan takut terhadap seorang pun kecuali kepada Allah Ta’ala….
Muballigh kita di Benin melaporkan, ada seorang Nigeria, Tn. Bello, telah pindah ke sebuah tempat yang baru di kota Kotono. Ia melihat ada dua masjid di lingkungannya lalu bertanya-tanya masjid yang mana yang harusnya ia datangi! Pertama-tama ia pergi ke masjid non-Ahmadi dan kemudian ke masjid Ahmadi. Ia mencari informasi mengenai dua masjid itu. Orang-orang senantiasa mengkritik para Ahmadi. Namun ia merasa masjid Ahmadi ini lebih baik namun sebaliknya orang-orang malah mengkritiknya. Ia berdoa meminta petunjuk dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Ia mendapatkan kedamaian di masjid Ahmadi tapi di masjid yang lain, orang-orang menyebut para Ahmadi sebagai orang kafir. Ia tidak merasa nyaman di masjid tersebut. Ia mulai melaksanakan shalat di rumah.
Beberapa hari kemudian, ia bermimpi dan melihat dua batang sabun, salah satunya buatan Jerman dan berwarna biru sedangkan yang lainnya adalah sabun lokal. Dalam kondisi setengah sadar, mimpi itu dia tafsirkan warna biru tersebut berkonotasi dengan warna karpet masjid yang berwarna biru. Ketika ia terbangun, ia merasa warna karpet di masjid Ahmadi berwarna hijau. Namun, ia kemudian pergi dan melihat kedua masjid tersebut sekali lagi dan menyadari karpet masjid Ahmadiyah berwarna biru. Ia mulai melaksanakan shalat di masjid Ahmadiyah. Ia bermimpi lagi bahwa Imam masjid tersebut memberinya sebuah buku yang di dalamnya terdapat sebuah foto yang sangat indah.
Setelah shalat Jumat, ia berkata kepada Imam masjid bahwa ia ingin membaca buku Ahmadiyah. Imam tersebut berkata kepadanya bahwa ia akan memberikan sebuah buku beberapa hari ke depan. Kebetulan, buku yang Imam tersebut berikan bukanlah buku teologi atau mengenai kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud as atau hadis-hadis melainkan buku Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian. Ketika ia membuka buku tersebut, ia melihat sebuah foto saya (Hadhrat Khalifatul Masih V aba) pada halaman pertamanya dan berkata, “Ini sungguh foto yang saya lihat di dalam mimpi.” Kepadanya juga diperlihatkan Al-Quran di dalam mimpi dan beberapa hari kemudian ia melihat salinan Al-Quran dalam bahasa Perancis di masjid yang ia lihat di dalam mimpi.
Dalam kondisi setengah sadar, ia diberitahukan mengenai 10 perintah dan setiap perintah benar-benar menyentuhnya. Kemudian, mubaligh kita memberinya selembar kertas dan berkata bahwa kertas tersebut berisi 10 syarat baiat untuk mengamalkan ajaran Islam. Ketika ia membacanya, ia merasa sangat tersentuh bagaimana Allah Ta’ala telah membimbingnya. Ia pun mengambil baiat.
Seseorang dari Mesir bermimpi di tahun 2004. Ia melihat bahwa ia ada bersama Hadhrat Khalifatul Masih IV rh yang sedang bersantai dan berkata kepadanya, “Engkau harus mencari tahu mengenai permasalahan ini”. Orang tersebut tidak memahami mimpi ini dan ia pun belum pernah melihat Hadhrat Khalifatul Masih IV rh sebelumnya. Empat tahun kemudian, ia menonton MTA dan kemudian mencari tahu. Allah Ta’ala membimbingnya. Pada bulan November 2014 sebelum baiat, ia melihat mimpi bahwa ia berada di sebuah masjid yang penuh dengan orang yang shalat. Kemudian Hadhrat Masih Mau’ud as muncul dan melihat ke arahnya. Ia pun mendekati Hadhrat Masih Mau’ud as dan melihat Hadhrat Khalifatul Masih I ra di tempat beliau as. Suara-suara terdengar [dalam mimpi], “Inilah Abu Bakar Siddiq!” Ia pun mendekatinya dan melihat saya (Khalifatul Masih V) berada di tempat beliau ra. Dalam mimpinya, saya dengan segera mengangkat tangan untuk berdoa dan memintanya juga untuk berdoa. Ia pun ikut berdoa. Orang tersebut menafsirkan mimpi tersebut bahwa pengabulan doa adalah dengan keberkatan-keberkatan Hadhrat Masih Mau’ud as dan para Khalifahnya.
Merekalah orang-orang berbahagia yang mengenali kebenaran dan mengikutinya. Allah melihat hati mereka dan memberi mereka petunjuk. Sebagaimana jelas dari sebagian mimpi mereka sesungguhnya Allah membimbing mereka dengan petunjuk yang jelas. Sebaliknya, kita temukan para ulama yang tetap kehilangan dalam petunjuk ini.
Suatu kali Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda kepada seorang mubayi’ baru, “Engkau beruntung sekali bahwa pintu-pintu yang Allah Ta’ala tutup terhadap para ulama terkemuka malah terbuka bagi engkau.”[6] Ini merupakan ihsan Allah Ta’ala terhadap para Ahmadi bahwa mereka telah diberikan karunia untuk menerima Hadhrat Masih Mau’ud as. Hendaknya kita senantiasa memperhatikan ihsan Allah Ta’ala ini dan senantiasa bersyukur atas hal tersebut. Sangat mungkin bahwa beberapa di antara kita memiliki nenek moyang yang hadir di majelis yang Hadhrat Masih Mau’ud as menyampaikan sabda tersebut.
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda: “Lihatlah Jemaat kita ini. Jemaat ini terdiri dari orang-orang yang dahulunya penentang kita. Saya menerima banyak surat yang berisi keterangan bahwa ia dahulunya biasa melancarkan perkataan kotor terhadap saya. Namun sekarang ia bertaubat dan meminta maaf.”[7]
Bahkan sekarang, ada banyak orang yang memiliki rasa permusuhan namun setelah baiat, mereka unggul dalam ketulusan. Mubaligh kita menulis dari Mali bahwa setelah seorang pemuda, bernama Tn. Sulaiman baiat lalu istrinya pergi ke saudara laki-laki suaminya, yaitu Tn. Diam Tapily dan mengatakan saudaranya itu bukan lagi seorang Muslim. Sang istri meminta iparnya agar memberi pengertian kepada suaminya, saudara Tn. Diam Tapily. Tn. Tapily pergi ke saudaranya dengan sangat marah. Ia mengatakan tidak lagi memiliki ikatan apapun dengan saudaranya jika tidak keluar dari Ahmadiyah dan bahkan ia tidak pula akan menghadiri shalat jenazahnya. Namun demikian, mubayi’ baru ini tetap teguh. Sementara itu, saudaranya yang telah mencelanya tadi, mendengarkan Radio Ahmadiyah guna memperoleh materi untuk dapat mengeluarkan saudaranya dari Ahmadiyah. Tetapi yang terjadi, bukannya dapat mengeluarkan saudaranya dari Ahmadiyah, ia sendiri pun akhirnya berbaiat.
Mubaligh kita dari India menulis bahwa para non-Ahmadi menghadiri pertemuan tabligh kita di Bengal. Kemudian salah seorang diantara mereka mengatakan keponakannya merupakan seorang Ahmadi dan ia membenci para Ahmadi. Namun sekarang ia bersumpah atas nama Allah Ta’ala bahwa para Ahmadi merupakan orang-orang Muslim sejati. Peristiwa ini kemudian diikuti dengan baiatnya beberapa orang diantara mereka.
Beberapa kisah berikut ini memperkuat keimanan kita. Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa ini merupakan keberkatan dari misi ilahi bahwa misi ini senantiasa dipelihara dan tumbuh di tengah-tengah para penentang. Mereka yang membuat rencana besar dan luar biasa bahkan menuntut pengadilan terhadap tuduhan pembunuhan namun sesuatu yang datang dari Allah Ta’ala tidak akan sia-sia. Aku berkata kepada kalian dengan sebenar-benarnya bahwa Jemaat ini berasal dari Allah Ta’ala. Jika Jemaat ini adalah buatan manusia maka segala upaya licik tadi tentu telah melenyapkan Jemaat ini. Namun perkembangan Jemaat yang kita rasakan ini merupakan dalil bahwa Jemaat ini berasal dari Allah Ta’ala. Dengan demikian, jika kalian meningkatkan keyakinan ini, maka sedemikian rupa hati kalian akan terus bersinar.
Sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’ud as merupakan firman-firman Ilahi dan kita menyaksikan Jemaat ini sungguh mengalami perkembangan di tengah-tengah penentangan. Kita semua perlu mengintrospeksi diri dan melihat apakah kekuatan keimanan kita senantiasa semakin kuat, apakah hati kita semakin terang, apakah kita condong dan tertarik pada agama dan apakah kita mengamalkan perintah-perintah ajaran Islam!
Banyak orang menulis dan berkata bahwa kondisi rohani mereka mengalami kemajuan setelah baiat. Banyak wanita yang menulis mengenai suami mereka yang akhlaknya menjadi berubah setelah masuk Ahmadiyah dan sekarang mereka merasakan kedamaian di rumah mereka. Lihatlah bagaimana orang-orang ini sedang menciptakan perubahan di dalam kehidupan mereka, dan seperti ini jugalah hendaknya yang terjadi di dalam diri kita.
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda, “Bacalah Al-Quran dan janganlah berputus asa terhadap Allah Ta’ala. Mu-min sejati tidak pernah berputus asa dari Allah Ta’ala. Ini merupakan perbuatan orang-orang kafir yang berputus asa dari Allah Ta’ala. Tuhan kita adalah Dia yang berkuasa atas segala sesuatu. إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ Bacalah terjemahan Al-Quran, perindahlah shalat kalian dan pahamilah arti bacaannya. Juga panjatkanlah doa dalam bahasa kalian sendiri. Janganlah kalian membaca Al-Quran dengan menganggap bahwa ini adalah seperti sebuah buku biasa melainkan ini adalah Firman Allah Ta’ala. Dirikanlah shalat sebagaimana Hadhrat Rasulullah saw biasa mengerjakannya. Sampaikanlah segala permohonan dan kebutuhan kalian dengan penuh ghairat dalam bahasa kalian sendiri kepada Allah Ta’ala dalam shalat. Hal ini tidaklah membuat shalat kalian batal (cacat). Akhir-akhir ini orang-orang merusak shalat mereka. Apa yang mereka lakukan selama shalat adalah membuat gerak-gerik saja. Mereka mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa seperti ayam sedang mematuk makanannya dan setelah itu mereka duduk sambil memanjatkan doa-doa.
Hakikat shalat adalah doa. Lalu bagaimana ruhnya dapat diraih ketika doa dipanjatkan setelah shalat? Sama halnya dengan seseorang yang pergi ke istana seorang raja. Ia memiliki kesempatan untuk menyampaikan permohonannya tapi ia tidak mengatakan satu patah kata pun. Malahan, ia baru menyampaikannya ketika telah menginggalkan istana. Apa faedah yang akan ia raih dengan cara seperti ini?
Demikianlah kasus mereka yang tidak menyampaikan permohonan mereka dengan kerendahan dan kelembutan hati selama melaksanakan shalat. Hendaknya kalian menyampaikan apa yang kalian inginkan selama shalat seraya juga memperhatikan segala adab-adab shalatnya.
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa adalah wajib untuk membaca surah Al-Fatihah di dalam shalat dan doa ini secara jelas menunjukan segala permohonan hendaknya disampaikan pada saat shalat. Oleh karena itu, Allah Ta’ala telah mengajarkan doa ini sebagai berikut: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧) Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemiliki hari pembalasan. Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yakni jalan yang orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. [Al-Fatihah, 1:1-7]
Hal ini berarti, sebelum menyampaikan permohonan, adalah penting untuk memuji dan mengagungkan Allah Ta’ala yang membangkitkan ghairat dan kecintaan di dalam jiwa kepada-Nya. Inilah kenapa disebutkan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih artinya yang menurunkan karunia tanpa diminta dan tanpa melakukan sesuatu apapun sebelumnya, serta Yang Maha Penyayang, yakni yang juga memberikan ganjaran terhadap segala amalan di dunia ini dan juga di akhirat. Pemilik hari pembalasan, yakni segala pembalasan –terhadap yang baik dan yang buruk- ada pada-Nya. Seseorang baru benar-benar beriman terhadap ketauhidan Ilahi jika ia mengakui Allah Ta’ala sebagai Pemilik hari pembalasan.
Perhatikanlah, adalah dosa dengan menganggap mereka yang berkuasa sebagai segalanya dan hal ini sama saja dengan menyekutukan Allah Ta’ala. Sungguh, ketaatan terhadap mereka adalah hal yang penting dengan pengertian bahwa Allah Ta’ala lah yang telah memberikan mereka kekuasaan tetapi janganlah sampai menjadikan mereka sebagai tuhan. Penuhilah hak-hak manusia terhadap manusia dan hak-hak Allah terhadap Allah Ta’ala. Kemudian katakanlah bahwa “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus yakni jalan yang terhadap mereka, Engkau telah anugerahi nikmat-nikmat untuk masuk ke dalam golongan para nabi, para shiddiq, para syuhada dan para orang shaleh. Keberkatan serta karunia untuk masuk ke dalam golongan ini hendaknya dicari di dalam shalat. Selamatkanlah kami dari jalan mereka yang dimurkai dan dari jalan mereka yang sesat.[8] Hadhrat Masih Mau’ud as menambahkan bahwa pendek kata, ini adalah terjemahan singkat dari surah Al-Fatihah. Pahamilah terjemahan bacaan shalat lainnya dengan cara seperti ini lalu laksanakan shalat dengan memahami maksudnya. Ini adalah adab melaksanakan shalat.
Sekedar hanya menghafal semua bacaan shalat tidak ada faedahnya. Yakinlah! Selama seseorang melaksanakan shalat seperti seekor burung beo, maka ia tidak dapat meraih keyakinan sejati terhadap ketauhidan Ilahi. Suatu tingkatan yang membawa seseorang kepada keunggulan dalam hal kerohanian. Yakinlah bahwa tiada Tuhan selain Allah Ta’ala dan tunjukanlah keyakinan ini dengan amal perbuatan kalian.[9]
Jika kita tidak memiliki kesesuaian antara perkataan dan perbuatan, maka hal ini harus menjadi perhatian kalian. Orang-orang yang kemudian masuk ke dalam Jemaat ini akan mengungguli kita dan kita akan tertinggal di belakang. Perlu beberapa dekade untuk membawa kembali generasi kita ke dalam Jemaat. Adalah penting untuk melaksanakan shalat dengan penuh pemahaman. Kita tidak ingin generasi kita tertinggal di belakang yakni para mubayin baru mengalami peningkatan dalam standar kerohanian mereka sedemikian rupa sehingga mereka menjadi penerima berkat-berkat yang telah dijanjikan kepada Hadhrat Masih Mau’ud as.
Renungkanlah sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’ud as ini. Ini adalah kewajiban setiap Ahmadi. Tingkatkan kekuatan keimanan kalian dan terangilah hati kalian dan jadilah kalian orang-orang yang menerima segala karunia dan keberkatan. Berusahalah dan janganlah memutuskan hubungan yang telah kalian buat dengan Hadhrat Masih Mau’ud as.
Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk menjalin hubungan yang kuat dengan Allah Ta’ala dan memahami tujuan kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud as dan jadilah kalian Ahmadi yang kuat dan aktif di dalam Jemaat. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk menyebarkan ajaran Hadhrat Rasulullah saw di dunia ini dan senantiasa menjadi penerima keberkatan-keberkatan dari Allah Ta’ala.
[1] Malfuzhat, jilid 4, h. 176, edisi 1985, cetakan Inglistan.
[2] Malfuzhat, jilid 4, h. 176, edisi 1985, cetakan Inglistan.
[3] Malfuzhat, jilid 4, h. 176, edisi 1985, cetakan Inglistan.
[4] Malfuzhat, jilid 4, h. 186, edisi 1985, cetakan Inglistan.
[5] Malfuzhat, jilid 4, h. 188, edisi 1985, cetakan Inglistan.
[6] Malfuzhat, jilid 4, h. 191, edisi Inglistan, 1985.
[7] Malfuzhat, jilid 3, h. 257, edisi Inglistan, 1985.
[8] Tafsir Hadhrat Masih Mau’ud as, Vol I, hal 22
[9] Malfuzhat, jilid 3, h. 257, edisi Inglistan, 1985.