Khutbah Jum’ah
Hazrat Amirul Mu’minin Khalifatul Masih V atba.
Tanggal 12 Maret 2010 dari Baitul Futuh London U.K.
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ *
صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
Huzur bersabda, pada Jum’ah yang lalu saya tengah menjelaskan masalah yang berkaitan dengan Sifat Allah, Al Hasib dan tengah menjelaskan tentang sifat-sifat orang mukmin yang selalu menyatakan Hasbunallah dengan mantap dalam menghadapi setiap kesulitan dan kesusahan disebabkan perlawanan dan tekanan-tekanan dari pihak lawan. Dan bagaimanapun kerasnya desakan dan ancaman dari pihak ahli dunia orang-orang mukmin tidak merasa gentar dengan menunjukkan kelemahan iman. Dan yang kedua, bagi para penentang para Anbiya dan orang-orang mukmin cukuplah Allah untuk mengambil perhitungan atau tindakan terhadap mereka.
Huzur bersabda, apabila seorang pelampau batas dalam kekejaman terhadap para Anbiya dan para pengikut beliau selamat dari hukuman Allah swt, ia merasa bahwa tindakan jahat apapun yang dia lakukan adalah benar dan ia semakin meningkatkan kekerasan dan kekejamannya. Pada zahirnya orang semacam itu lagaknya seperti orang yang betul-betul baik atau soleh. Akan tetapi Allah swt tidak bisa ditipu, Dia tahu apa yang terdapat didalam hatinya. Perhitungan dan hukuman Allah swt sangat keras terhadap orang demikian.
Semoga Allah swt melimpahkan belas kasih terhadap setiap orang dari kita. Orang-orang beriman sejati berusaha keras untuk meraih taqwa dan orang-orang demikian-lah yang diberkati oleh Allah swt. Mereka mempunyai rasa takut terhadap Allah swt dan setiap waktu ia selalu mengawasi gerak-gerik perbuatannya sendiri, dia selalu menghormati hak-hak Allah swt dan hak-hak sesama manusia. Allah swt memainkan peranan Sifat Al Hasib-Nya diwaktu ia sedang berusaha keras menunaikan kewajibannya. Allah swt berfirman dalam surah At Talaq : 4:
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُؕ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗؕ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖؕ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya : Dan Dia akan memberikan rezki kepadanya dari mana ia tidak pernah menyangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia memadai baginya. Sesungguhnya, Allah akan melaksanakan maksud-Nya. Bagi segala sesuatu Allah telah menentukan kadarnya. Didalam ayat 3 sebelumnya Allah swt berfirman :
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَل لَّهٗ مَخْرَجًاۙ Dan barangsiapa yang bertaqwa (takut) kepada Allah – Dia akan membuat baginya suatu jalan keluar.
Selanjutnya Huzur menjelaskan, Allah swt menyediakan sarana dan membuka jalan kemudahan bagi orang bertaqwa diluar jangkauan perkiraannya. Orang bertaqwa senantiasa menaruh keparcayaannya secara sempurna hanya kepada Allah swt dalam segala urusan dan keperluannya. Dan apabila keyakinan serta kepercayaannya tertumpu sepenuhnya kepada Allah swt maka Allah swt-pun menunjukkan secara sempurna sifat Kafi-Nya (Cukup bagi hamba-Nya) itu. Sebab keperluan orang-orang beriman banyak sekali tidak terbatas hanya keperluan berupa materi saja bahkan memerluakan barang-barang atau urusan-urusan ruhani juga serta kekayaan ilmu pengetahuan mencakup semua keperluan hidup manusia. Orang-orang bertaqwa yang menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Allah swt, tidak hanya memerlukan perkara-perkara dunia saja melainkan memerlukan semua keparluan dunia akhirat juga.
Hazrat Masih Mau’ud, Imam Mahdi a.s. telah menjelaskan lebih luas lagi pengertian tentang rizki dengan cara yang sangat indah sekali. Dalam membahas tentang rezki ruhani beliau a.s. telah menjelaskan contoh yang sangat berberkat dari Hazrat Rasulullah saw. Salah satu diantara berkat dari Taqwa adalah Allah swt memberi kemudahan didalam kesulitan yang dihadapi oleh orang bertaqwa kemudian yang sifatnya berkaitan erat dengan perkara agama. Yakni apabila timbul kesuliutan dalam urusan Agama, Allah swt memberi jalan untuk terlepas dari kesulitan itu. Demikian juga Allah swt memberi rezqi kepada orang bertaqwa. Sehubungan dengan rizqi ruhani sekalipun Rasulullah saw buta huruf tidak tahu baca tulis, beliau ditaqdirkan untuk menghadapi dunia seluruhnya, beliau dianugerahi ilmu ruhani dalam mutu yang sangat tinggi sehingga beliau mampu berbahas dengan para alim (pakar ilmu pengetahuan) maupun para ahli pikir atau philosopy dizaman itu. Beliau dianugerah ilmu ruhani oleh Allah swt demikian tinggi sehingga beliau selalu unggul diatas mereka.
Rezqi ruhani yang berupa Kitab Suci Alqur’an yang dianugerahkan kepada Hazrat Rasulullah saw memang nilainya benar-benar tiada tandingannya. Rezqi ini sebuah khazanah keruhanian dan khazanah berbagai jenis ilmu pengetahuan, bukan hanya memberi perlengkapan untuk membungkam mulut orang-orang yang suka melemparkan tuduhan atau kritikan dimasa hidup Hazrat Rasulullah saw melainkan akan terus merintis jalan untuk menguak rahasia semua alam raya sampai hari qiamat, asal saja manusia terus melakukan penelitian dan pemikiran dengan tekun kearah itu. Rasulullah saw telah menerima ilmu pengetahuan dari Allah swt yang kebanyakannya telah difirmankan didalam Kitab Suci Alqur’an. Beliau menjelaskan banyak perkara-perkara yang pada waktu itu masyarakat umum maupun para sahabat beliau belum mempunyai daya pikir kerah itu. Oleh karena itu Allah swt telah memberitahukan kepada para shabah : Sekarang kalian belum bisa memahami khazanah pengetahuan apa yang telah diberikan kepada Muhammad saw !! Misalnya pada waktu itu para sahabah yang sangat ‘alimpun belum ada yang mempunyai idea atau konsep tentang atom, sedangkan masalah itu terdapat didalam Alqur’an seperti firman Tuhan didalamnya sebagai berikut:
وَمَاۤ اَدْرٰـكَ مَا الْحُطَمَة ُؕ artinya : Dan apakah yang membuat engkau tehu tentang Hutomah itu ? Didalam ayat ini para sahabat sedang ditanya dan diberi tahu bahwa pengaruh awal pertama dari benda itu akan membawa dampak kepada hati manusia. Huzur memberitahukan bahwa sebuah Musium di Nagasaki, Japan menunjukkan bagaimana dampak atau akibat dari pada ledakan bom atom. Manusia membeku dalam posisi asal ketika ia terkena pengaruh ledakan bom atom itu dan fungsi jantung hatinya spontan behenti. Kulitnya lentur kemudian terlepas jatuh. Huzur bersabda, ini hanya sebuah contoh apa yang telah terjadi akibat ledakan bom atom. Banyak lagi contoh lainnya dapat diketahui, dimana penemuan saintific secara tidak langsung telah membuktikan keagungan Alqur’an.
Huzur bersabda, banyak sahabat Rasulullah saw yang telah meraih mutu keruhanian yang sangat tinggi dan menakjubkan yang karenanya setiap orang dari beliau-beliau itu telah menjadi sumber pengetahuan ruhani yang sangat luhur yang akan selamanya menjadi rujukan keruhanian. Banyak diantara para sahabah yang menyerahkan sepenuhnya kepada Allah swt untuk keperluan barang-barang dunia, mereka lebih mementingkan keperluan-keperluan yang bersangkutan sepenuhnya dengan keruhanian atau dengan kehidupan alam akhirat. Diantara sejumlah para sahabah, sebagai contoh ada seorang sahabat bernama Abu Hurairah r.a. beliau tidak mau jauh dari Rasulullah saw, dan selalu dekat dengan beliau supaya dapat mencatat semua sabda-sabda atau perilaku beliau saw. Itulah rizqi ruhani yang telah beliau kumpulkan. Sehingga rizki ruhani atau ilmu ruhani yang telah dikumpulkan dengan sangat cermat itu dapat kita ambil manfa’at dan faedahnya pada sa’at ini bahkan akan terus membawa faedah untuk selama-lamanya. Tidak syak atau tidak ragu lagi, tentu para sahabah-pun sibuk pula dengan kegiatan niaga mereka namun mereka sangat mengutamakan peningkatan taqwa didalam setiap segi kehidupan mereka. Mereka sangat patuh dan ta’at, setiap sa’at mereka akan selalu siap-sedia menerima setiap panggilan Hazrat Rasulullah saw untuk menjalankan kewajiban-kewajiban membela agama, dan mereka selalu mencari kesempatan untuk menerima nasihat-nasihat dan perintah dari beliau saw. Sehingga berkat-berkatnya dapat disaksikan melalui kegiatan bisnis atau perniagaan mereka yang minim sekalipun yang mereka lakukan membawa barkat keuntungan yang sangat besar sehingga hasilnya sangat berlipat ganda.
Seorang sahabat menceritakan pengalamannya sendiri katanya: “ Pada suatu hari saya memohon do’a kepada Rasulullah saw agar perniagaan saya diberkati oleh Allah swt. Setelah mendapat do’a restu dari Rasulullah saw perniagaan saya demikian maju dan berberkatnya sehingga jika seandainya segumpal tanahpun saya bakar, ia menjadi sekeping mas. Dan sedikit saja saya berniaga mendapat keuntungan yang sangat banyak dan melimpah.” Banyak sekali diantara para sahabat yang tidak memiliki materi atau kepandaian yang cukup. Namun pada waktu meninggal dunia mereka meninggalkan banyak harta berupa mas yang nilainya jutaan Rupiah dan banyak lagi harta benda lainnya yang berharga. Itulah orang-orang yang telah dianugerahi rizki-rizki ruhani oleh Allah swt seperti halnya telah diberi juga kepada mereka harta serta rizki duniawi yang melimpah.
Hazrat Masih Mau’ud, Imam Mahdi a.s. bersabda, barangsiapa yang takut kepada Allah swt dan dipandangan Tuhan dia seorang muttaqi juga, maka kesulitan dan kesusahannya dijauhkan oleh Allah swt dan Dia menganugerahkan rezki kepadanya diluar perkiraannya. Janji Tuhan pasti sempurna. Dan kita yakin bahwa Allah swt selalu memenuhi semua perjanjian-Nya terhadap hamba-hamba-Nya. Dia tidak pernah melanggar janji-Nya. Barangsiapa yang telah menjadi milik Tuhan maka Tuhan menyelamatkannya dari setiap kehinaan dan Dia sendiri menjadi Pelindung dan Penolong-nya. Allah swt tidak pernah mensia-siakan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa.”Kissah Hazrat Dawud a.s. sangat masyhur, katanya : “Semenjak saya masih kecil sampai menjadi dewasa, setelah dewasa sekarang saya menjadi tua, saya tidak pernah melihat seorang-pun yang muttaqi (yang benar-benar bertaqwa kepada Allah swt) menjadi peminta-minta, dan tidak pernah pula saya melihat anak keturunan mereka menjadi peminta-minta.” Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, sungguh benar bahwa Allah swt tidak mensia-siakan hamba-hamba-Nya. Dia mencegah orang-orang bertaqwa menjadi peminta-minta. Apakah dapat dibayangkan bahwa para Anbiya dizaman lampau suka meminta-minta ? Apakah dapat dibayangkan anak-anak mereka itu menjadi peminta-minta ?? Saya yakin bahwa Allah swt melindungi dan memberkati orang-orang yang betul-betul bertaqwa sampai tujuh keturunan mereka.” Huzur bersabda, syarat utama adalah manusia harus berusaha menjadi milik Tuhan dan menjadi orang yang sungguh-sungguh bertaqwa. Hal itulah yang harus diusahakan oleh setiap orang dengan sungguh-sungguh. Asas kedua, disamping taqwa manusia harus tawakkal sepenuhnya kepada Allah swt.
Ingatlah sungguh-sungguh bahwa jika anak keturunan orang-orang bertaqwa itu melalukan pelanggaran dan kezaliman terhadapa hukum-hukum agama, maka Tuhan akan bertindak terhadapnya sesuai dengan undang-undang-Nya. Dia tidak akan lagi menurunkan barkat dan perlindungan-Nya kepada mereka. Jadi, anak keturunan orang-orang yang benar-benar bertaqwa disebabkan telah dibesarkan dengan cara yang sangat baik disertai dengan banyak memanjatkan do’a kepada Allah swt, harus berusaha menjalani kehidupan mereka dengan penuh taqwa, supaya perlindungan dan pertolongan Allah swt terus berjalan diatas mereka. Jadi semua sabda Hazrat Masih Mau’ud a.s. diatas sama sekali tidak bertentangan dengan undang-undang Allah swt. Orang-orang bertanya, mengapa anak Nabi Nuh a.s. sudah ditenggelamkan ? Sebabnya jelas bahwa anak Nabi Nuh a.s. itu sama sekali tidak berusaha mengambil langkah diatas jalan orang-orang bertaqwa. Ia melakukan pelanggaran-pelanggaran, akhirnya ia menanggung akibatnya sendiri. Jika anak keturunan orang bertaqwa mempunyai suatu kelemahan iman selain syirik (mempersekutukan sesuatu dengan Allah), atau disebabkan tidak paham mereka mendapat kerugian didalam bisnis atau didalam bidang usaha lainnya, dalam situasi seperti itu Tuhan tidak membuat mereka menjadi kelaparan, bahkan Allah swt segera merehab keadaan mereka dan jika mereka itu memang mempunyai dasar taqwa yang kuat Allah swt pasti menurunkan barkat-Nya kepada mereka.
Huzur bersabda, kadangkala ada orang berkata; Saya patuh menunaikan salat setiap waktu dan berusaha juga untuk menjadi orang soleh dan bertaqwa kepada Allah swt, namun keadaan saya semakin memburuk. Dalam kasus seperti ini harus selalu diingat sabda Hazrat Masih Mau’ud a.s. seperti telah dijelaskan diatas bahwa : “ Orang yang bertaqwa dipandangan Allah swt” Untuk itu diperlukan usaha keras. Oleh sebab itu orang demikian harus banyak berpikir dan harus banyak-banyak membaca istighfar (memohon ampunan dari Allah swt). Janji-janji Tuhan tidak salah atau palsu. Jika terjadi kekurangan atau kelemahan, itu adalah kekurangan atau kelemahan kita sendiri. Kita harus berusaha menjauhkan kelemahan itu. Taqwa adalah suatu usaha atau amal nyata dalam melakukan setiap kebaikan sekecil apapun. Maka apabila terjadi kasus seperti itu bahwa sekalipun secara zahirnya telah berusaha keras untuk melakukan kebaikan atau untuk menjadi orang muttaqi, namun keadaannya bahkan semakin memburuk, maka kita harus mengoreksi keadaan pribadi kita sendiri. Misalnya Hazrat Masih Mau’ud, Imam Mahdi a.s. telah bersbda tentang orang yang melakukan perniagaan, jika ia berkata dusta sedikit saja maka hal itu akan menjauhkan dia dari taqwa. Dan perbuatan seperti itu bertentangan dengan tawakkal kepada Allah swt.
Jadi untuk meraih nikmat-nikmat Tuhan kita harus selalu menggunakan pandangan dan pikiran yang sehalus-halusnya dalam setiap prilaku kita, jangan-jangan usaha kita itu tercemar oleh perkara dusta, jangan-jangan niyat kita itu tidak ikhlas atau buruk. Apakah perbuatan yang kita lakukan itu bersih dari kepalsuan ? Qaulus sadid (berkata jujur atau lurus) bukan hanya nama atau sebutan saja. Melainkan ia kebaikan yang jelas yang dipahami oleh orang lain juga. Selain itu untuk menjadi orang bertaqwa sangat perlu sekali menunaikan ibadah dengan sebaik-baiknya kepada Allah swt. Jadi orang muttaqi sejati adalah dia yang menunaikan hak-hak Allah swt juga dan menunaikan hak-hak sesama manusia juga.
Pada zaman sekarang banyak sekali manusia menjadi kaya raya dengan melakukan berbagai macam penipuan dan hal itu nampak senang dan mudah sekali. Akan tetapi dipandangan Allah swt harta itu tidak lain adalah segumpal api bagi mereka. Didunia ini juga banyak orang-orang terbakar didalam api itu, baik berupa penyakit, berupa kasus dipengadilan, berupa musibah atau berupa kesusahan lain-lainnya. Sehingga harta kekayaan mereka itu menjadi sarana kesusahan bagi mereka. Akhirnya mereka akan menghadapi api yang lebih panas diakhirat. Harta mereka seperti itu bukan harta yang patut diingini. Orang-orang mukmin menghendaki rizqi ruhani, yang lebih diutamakan dari pada benda-benda lain. Dengan rizqi ruhani itu ia memperoleh ketenteraman kalbu didunia ini juga dan nanti diakhirat juga tempat tinggal yang kekal abadi.
Kedudukan orang-orang pencinta dunia dengan orang-orang beriman sangat jauh berbeda sekali. Orang-orang yang tujuan utamanya meraih kecintaan Allah swt mereka tidak lari mengejar harta dunia. Allah swt berfirman :
زُيِّنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُوْنَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۘ وَالَّذِيْنَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِؕ وَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَآءُ بِغَيْرِ حِسَاب
Artinya : Ditampakkan indah bagi orang-orang ingkar kehidupan dunia ini dan mereka mencemooh orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang bertaqwa berada diatas mereka pada Hari Qiamat. Dan Allah memberi rezki orang-orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. (Al Baqarah : 213)
Huzur bersabda bahwa, ayat ini secara khas ditujukan kepada orang-orang yang tidak beriman yang menganggap harta dunia ini menjadi tujuan utama mereka. Dan ayat ini juga menjelaskan keadaan orang-orang yang berjiwa materialistic yang menganggap rendah dan menghina terhadap orang-orang beriman disebabkan mereka mempunyai harta yang berlimpah. Sesungguhnya Allah swt memberi rezki tanpa perhitungan kepada siapa yang Dia sukai.
Mereka ini harus ingat bahwa pada Hari Pembalasan akan nampak jelas sekali siapa sebenarnya orang-orang yang berjaya didalam kehidupan mereka. Hal ini juga menarik perhatian kita bahwa hanya menerima kebenaran atau bai’at dengan lisan saja tidak cukup jika tidak disertai usaha untuk meraih takwa dan menanamkan rasa takut kepada Allah swt didalam hati. Hal itulah yang harus diperhatikan oleh setiap orang beriman.
Huzur bersabda bahwa, keadaan Islam secara umum pada zaman sekarang menunjukkan bahwa, sekalipun Allah swt telah berjanji kepada orang-orang beriman untuk memberi kemenangan didalam setiap peperangan melawan orang-orang kafir, namun keadaan mereka sekarang sangat memprihatinkan atau sangat menyedihkan, tidak layak lagi untuk menyandang kemenangan yang telah dijanjikan itu. Hal itu menunjukkan bahwa orang-orang muslim zaman sekarang sudah tidak memiliki nilai ketaqwaan yang hakiki, padahal Allah swt telah berjanji untuk membuka jalan kemenangan diluar perkiraan mereka. Dan didalam ayat tersebut diatas Allah swt berfirman:“Aku akan memberi rizki diluar perhitungan kalian.” Firman Tuhan : “
Memberi rizki tanpa perhitungan” seringkali disaksikan sungguh-sungguh nyata dizaman kehidupan permulaan Islam. Dan selama taqwa dijadikan asas atau dasar kehidupan maka peraturan dan kekuasaan Islam mempunyai pengaruh dan kekuatan.
Buktinya sekarang walaupun Allah swt telah memberi kekayaan berupa minyak kepada beberapa negara Islam, namun kekuatan ekonomi mereka masih dibelenggu oleh kekuatan politik ekonomi negara-negara Barat. Pada zaman sekarang satu negara Muslim tidak banyak membawa faedah bagi negara Muslim lain, sebagaimana mestinya. Jika satu negara Muslim bermaksud membantu negara Muslim lain yang sangat memerlukan, pandangan mereka pertama-tama ditujukan kearah negara-negara Barat dahulu. Kejayaan negara-negara Muslim dimasa lampau yang berlandaskan iman yang kuat, sekalipun keadaan mereka lemah baik dari segi perlengkapan militer, dari segi jumlah penduduk, atau dari segi kekayaan, lemah dari segala segi, namun mereka mampu melawan negara Iran yang tidak pernah terkalahkan dizaman itu, dan melawan negara-negara besar dan kuat lainnya juga. Namun tujuan mereka bukan semata-mata untuk mengalahkan mereka, melainkan untuk mencegah kezaliman mereka. Sekarang keadaannya terbalik, negara-negara Muslim sangat bertumpu kepada negara-negara Barat sebagai donor untuk meminta pertolongan dari mereka. Mereka telah meninggalkan Tuhan Sejati, Malik dan Ma’bud Hakiki mereka, kemudian mereka bertumpu sepenuhnya kepada duniawi rab, duniawi malik dan duniawi ma’bud mereka. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa mereka sudah kehilangan spirit taqwa. Ditengah-tengah mereka telah dilantik oleh Allah swt seorang untuk menjadi pemimpin dunia dan melepaskan mereka dari belenggu perbudakan, namun mereka telah menyangkalnya dan melawannya. Hal itu bertentangan dengan keputusan akhir dari Tuhan, sebab Dia telah berfirman seperti berikut :
وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ
Artinya : …. Dan Allah berkuasa penuh atas keputusan-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
Sesungguhnya Allah swt telah banyak kali menyatakan didalam Alqur’an bahwa Allah beserta Rasul-rasul-Nya akan meraih kemenangan diatas semua. Sungguh keputusan terakhir ada ditangan Tuhan, dan kemenangan Rasul-Nya Muhammad saw serta tujuan akhir dunia akan berada ditangan Agama Islam. Yakni Islam akan dominan diatas semua agama diseluruh dunia. Jadi, bagaimana caranya agar hal itu semua dapat tercapai ?? Maka jawabannya adalah, harus mengikuti cara-cara yang telah ditunjukkan oleh para sahabat Rasulullah saw dalam meraih kemenangan yaitu dengan menjalani kehidupan diatas taqwa, mendahulukan kepentingan agama diatas kepentingan dunia serta bersedia mengurbankan jiwa-raga, harta dan waktu demi kepentingan agama Islam. Apabila penganiayaan telah mencapai puncanya, mereka berhijrah meninggalkan kampung halaman seghingga akhirnya mereka meraih kejayaan.
Allah swt berfirman didalam Surah Az Zumar : 11 sebagai berikut:
قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوْا رَبَّكُمْؕ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِىْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ؕ وَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ؕ اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب
Artinya : Katakanlah ! Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhan-mu. Bagi orang-orang yang mengerjakan kebaikan didunia ini ada kebaikan. Dan bumi Allah sangat luas. Sesungguhnya orang yang tetap bersabar itu akan memperoleh ganjaran mereka tanpa perhitungan.
Huzur mengatakan bahwa, penganiayaan yang berlaku di Makkah dizaman permulaan Islam sangat mengerikan sehingga membuat orang-orasng beriman hijrah ke Madinah. Sebagaimana telah dijelaskan didalam ayat diatas Allah swt telah membuat bumi ini luas bagi orang-orang yang bertaqwa dan beramal saleh dan sebagai akibat dari setiap penganiayaan Tuhan memberi ganjaran kepada mereka, seperti yang telah berlaku dimasa permulaan Islam. Allah swt menganugerahkan daerah yang luas dan terbuka kepada mereka yang bersabar. Hal itu sebagai natijah dari ketaqwaan mereka dan keta’atan mereka terhadap perintah Allah swt.
Sangat disesalkan orang-orang Islam pada zaman sekarang ini sekalipun mereka memiliki kekuasaan dinegara sendiri, namun mereka tetap dijajah dibawah pengaruh kekuasaan negara lain. Akan tetapi orang-orang mukmin pada masa permulaan Islam telah menikmati buah dari taqwa dan kesabaran mereka. Sekarang sudah menjadi kehendak Allah swt, setelah mengalami masa kegelapan yang cukup panjang, orang-orang Muslim akan menikmati lagi buah-buah itu dan kemenangan Islam akan diraih kembali melalui hamba Rasulullah saw yang sangat gemilang dan semangat, Hazrat Masih Mau’ud Imam Mahdi a.s. Keadaan serupa seperti dimasa permulaan Islam juga akan dihadapi kembali oleh para pengikut Hazrat Masih Mau’ud, Imam Mahdi a.s. dan bumi akan terhad atau terbatas bagi mereka. Bagaimanapun Allah swt akan membukakan berbagai jalan kemajuan bagi mereka. Itulah sebabnya mengapa Hazrat Rasulullah saw telah menasihati dan mewasiatkan agar jangan termasuk kedalam golongan orang-orang yang melawan atau menganiaya Almasih Yang dijanjikan melainkan harus pergi menjumpai beliau dan sampaikan salam dari Hazrat Rasulullah saw.
Sekarang setiap orang Ahmady menjadi saksi terhadap kenyataan yang terjadi di Pakistan, bumi disana menjadi terhad atau terbatas bagi Jama’at Ahmadyah. Akan tetapi sekarang Jema’at Ahmadiyah telah berdiri didalam 195 negara didunia. Kerugian perorangan tidak menjadi penghalang bagi kemajuan Jema’at ini. Seperti dizaman permulaan Islam orang-orang mati syahid telah membuka jalan-jalan kemajuan. Pada masa sekarang yang tengah berlaku pengurbanan-pengurbanan jiwa raga orang-orang Ahmady sedang menjadi sumber kemajuan bagi Jema’at Ahmadiyyah. Sekarang tabligh Ahmadiyah tengah mengumandang setiap hari 24 jam non stop sampai keujung dunia melalui MTA. Apabila darood dan selawat tengah dimohonkan kepada Allah swt bagi Baginda Rasulullah saw melalui MTA maka suara menggema diatas angkasa terdengar sampai kepelosok dunia dimana tidak ada orang sekalipun yang membacanya disana, namun suaranya tetap menggema diangkasa. Selain MTA tidak ada saluran TV lain yang dijamin dapat didengar dan disaksikan oleh jutaan manusia didalam 195 negara didunia. Tayangan MTA disaksikan oleh orang-orang non Ahmady juga selain orang-orang Ahmady sendiri. Diantara oran-orang non Ahmady yang menyaksikan MTA ada yang menyatakan keberatan dan protes dan ada juga bahkan banyak yang memperoleh ilmu pengetahuan hakiki dari padanya. Sesungguhnya itulah tanda kebenaran sebuah Jema’at Ilahi sesuai dengan apa yang telah Tuhan firmankan, bahwa apabila bumi ini sudah menjadi sempit bagi mereka, Allah swt menganugerahkan tempat lain yang jauh lebih luas lagi melalui beberapa sarana yang berbeda. Itulah tujuan dan target dari pada Jema’at Hazrat Masih Mau’ud, Imam Mahdi a.s. sebab sesuai dengan nubuatan Hazrat Rasulullah saw kemenangan Islam diakhir zaman telah ditaqdirkan akan dicapai oleh Hazrat Almasih Almau’ud.
Semoga Allah swt menganugerahkan pengertian yang dalam terhadap tanggungjawab yang sangat penting ini secara perorangan dan semoga kita mampu meraih jalan taqwa dan mampu meraih maksud dan tujuan dibangkitkannya Hazrat Masih Mau’ud, Imam Mahdii a.s. kedunia dan semoga kita menadapat karunia untuk memperoleh ganjaran Tuhan tanpa perhitungan. Amin !!!
Alihbahasa dari Summary plus oleh Hasan Basri