Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahulloohu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
Tanggal 04 Juli 2008
dari Masjid Baitun Nur Canada
أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ
وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ فأعوذ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّيْنَ (٧)
Alhamdulillah Jema’at Ahmadiyah Canada memperoleh taufiq dari Allah swt untuk membangun sebuah mesjid lagi. Sebenarnya pembukaannya sudah dilakukan bersamaan dengan dimulainya sembahyang bersama dimesjid ini, namun acara peresmiannya dimualai dengan sembahyang Jum’at hari ini.
Jema’at di Calgari sejak lama merasa perlu untuk membangun sebuah mesjid. Akan tetapi karena didalam setiap pekerjaan mengandungi hikmah Allah swt, maka jika seandainya mesjid ini telah dibangun pada waktu itu mungkin tidak bisa dibangun secantik dan seindah seperti ini.
Kemarin ketika saya tiba di Air Port, Perdana Menteri bersama beberapa orang anggauta Parlement juga datang untuk menerima saya. Ditengah-tengah pembicaraan saya berkata kepada beliau-beliau itu : “ Saya harap mesjid ini akan menambah kecantikan kota anda .” Maka pada waktu itu semua memuji keindahan mesjid ini. Dan dikatakan bahwa keindahan mesjid itu nampak dari beberapa arah jalan raya. Sebetulnya pada wakti itu saya belum melihat rupa mesjid ini namun ketika datang dari Air Port telah nampak dari jauh menara dan kubahnya.
Kita semua harus besyukur kepada Allah swt Yang telah memberi taufiq kepada Jema’at Canada didaerah ini untuk membangun mesjid ini. Masjid ini dibangun dengan menghabiskan biaya sekitar lima belas juta dollar Canada. Dan lokasi mesjid ini sangat baik sekali diatas sebidang tanah yang luasnya empat ekar (l/k 2 Hectar). Oleh karena khutbah ini didengar diseluruh dunia maka saya sedang memberi info tentang mesjid ini untuk semuanya. Pembangunan mesjid ini meliputi sebuah projek yang sangat besar yang dikerjakan oleh Jema’at disini. Saya menerima banyak surat dari anggauta Jema’at disini sampai sekarang juga masih diterima, mereka mengatakan : Kami telah berjanji akan menderma untuk pembangunan mesjid ini, namun sampai sekarang belum memungkinkan untuk memenuhi perjanjian itu. Kami mohon do’a semoga kami mampu memenuhinya.
Sungguh besar pengurbanan yang telah dipersembahkan oleh Jema’at disini. Semoga Allah swt memberi pembalasan yang paling baik bagi mereka yang telah turut memberi pengurbanan harta ini dan semoga Tuhan memberi taufiq kepada mereka yang telah memberi perjanjian yang begitu besar, namun disebabkan keadaan ekonomi kurang menguntungkan mereka belum bisa memenuhi perjanjian secara sempurna. Sehingga hati mereka merasa sedih dan prihatin untuk itu. Semoga Allah swt menurunkan barkat diatas keluarga dan juga harta mereka.
Dari pembangunan mesjid ini nampaklah bahwa walaupun mereka tinggal dinegara-negara (Barat) seperti ini para anggauta Jema’at dengan semangat telah berlomba-lomba didalam pengurbanan untuk membangun Rumah Allah swt ini. Untuk pengetahuan orang-orang yang tinggal diluar negara ini saya ingin memberitahukan bahwa keadaan didalam mesjid ini sangat baik sekali. Didalamnya terdapat dewan (ruangan) yang sangat luas beserta bagian tertutup bagi kaum perempuan yang luasnya kurang lebih 10.000 foot (kaki) persegi. Disamping itu ada dewan (ruangan) serba guna kurang lebih luasnya 7.200 foot persegi, dining hall (ruang makan) kurang lebih luasnya 18.000 foot persegi. Ada bilik tidur untuk tamu dan office (perkantoran) untuk Jema’at dan badan-badan Jema’at dan ada fasilitas lainnya lagi. Jadi ini semua merupakan sebuah kompleks yang sangat lengkap sekali, dan cukup untuk segala keperluan Jema’at pada sa’at sekarang ini. Sepanjang masa keperluan Jema’at semakin bertambah dan Allah swt-pun akan selalu memberi taufiq kepada Jema’at untuk membangun mesjid lainnya lagi. Insya Allah !!
Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah menyatakan bahwa mesjid adalah sarana untuk perkembangan Jema’at Ahmadiyah. Semoga mesjid ini-pun menjadi sarana untuk menyempurnakan maksud itu dan setelah mesjid ini selesai Jema’at Canada akan terus mendapat kesempatan untuk membangun mesjid-mesjid lainnya lagi dinegeri ini. Sehubungan dengan anjuran pembangunan mesjid Hazrat Masih Mau’sud a.s bersabda : “ Pada sa’at ini Jema’at sangat memerlukan mesjid. Masjid adalah Rumah Allah. Ditempat atau dikampung mana sebuah mesjid telah berdiri, maka anggaplah bahwa asas bagi kemajuan Jema’at disana telah ditegakkan. Jika didalam sebuah kampung atau sebuah kota dimana orang-orang Islam sedikit jumlahnya atau sama sekali tidak ada sedang kita menghendaki supaya disanapun Islam berdiri dan mendapat kemajuan, maka disana harus segera dibangun sebuah mesjid, dan Tuhan sendiri Yang akan menarik orang-orang untuk datang mengisinya. Akan tetapi syaratnya adalah, membangun mesjid harus dengan niyyat yang bersih disertai hati yang ikhlas. Bangunlah mesjid semata-mata karena Allah swt. Jangan dicampuri dengan maksud-maksud manusiawi atau tujuan-tujuan duniawi lainnya. Barulah Allah swt akan memberkati pembangunan mesjid itu.”
Beliau bersabda lagi: “ Pendeknya Jema’at harus memiliki banyak mesjid. Disana orang-orang Jema’at sendiri yang akan menjadi imam dan memberi nasihat-nasihat kepada penghuninya. Dan semua orang-orang Jema’at harus berusaha untuk mendirikan sembahyang disana secara berjema’ah. Sebab didalam Jema’at dan didalam persatuan terdapat banyak sekali berkatnya. Dengan tidak adanya persatuan akan timbul perpecahan. Dan keadaan sekarang tepat waktunya untuk memajukan persepakatan dan persatuan melalui Jema’at ini. Dan jangan menghiraukan perkara-perkara kecil, karena hal itu bisa menimbulkan pertelingkahan dan perpecahan didalam Jema’at.
Pada zaman sekarang dinegara-negara Barat ini mesjid-mesjid kita menjadi sarana yang sangat besar dan penting untuk menarik perhatian msyarakat kepada Islam. Bahkan sekarang apabila gelombang perlawanan dari pihak musuh sudah mulai semakin gencar, sarana untuk menarik perhatian lawan-lawan dari pihak non Islam, jumlah mesjid kita harus semakin banyak. Dibalik pengurbanan harta yang telah saudara-saudara berikan tentu mempunyai ruh keikhlasan yang telah dijelaskan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. Itulah dasar utama bagi kemajuan Jema’at. Sehingga akan timbul perhatian dari pihak orang-orang Islam sendiri juga dan dari pihak orang-orang non Muslim juga.
Semoga Masjid yang telah saudara-saudara bangun semata-mata karena Allah swt ini tidak dicampuri dengan sebarang tujuan dan niyat yang tidak baik, dan memang tidak mungkin bisa dilakukan demikian. Dengan karunia Allah swt kita semua orang-orang yang telah beriman kepada Hazrat Masih Muhammadi a.s., berimana kepada Asyiq Shadiq Hazrat Rasulullah saw yang telah datang untuk mendekatkan hamba-hamba dengan Rab mereka. Yang telah datang untuk menyempurnakan kewajiban terhadap sesama hamba-hamba-Nya. Yang telah datang untuk menjauhkan hamba-hamba-Nya dari setiap jenis keburukan. Dan beliau telah datang untuk membawa orang-orang yang telah beriman kepada beliau itu diatas jalan Taqwa yang sehalus-halusnya.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. disatu tempat bersabda : “ Yakinlah dengan sesungguhnya bahwa yang dicintai oleh Allah swt bukanlah orang-orang yang berpakaian indah cemerlang, bukan orang-orang kaya-raya dan hidup senang dan mewah, melainkan yang sungguh-sungguh dicintai oleh Allah swt adalah orang-orang yang mendahulukan kepentingan agama dari pada kepentingan diri mereka sendiri. Dan mereka itu benar-benar menyerahkan diri kepada Allah swt. Dan mereka juga selalu memenuhi kewajiban terhadap orang-orang yang mendahulukan hak-hak Allah swt. Dan telah memenuhi janji-janji bai’at mereka juga.”
Bagaimana memenuhi hak-hak mesjid ? Sebagaimana telah beliau a.s. jelaskan yaitu: Apabila didalam mesjid itu ramai orang-orang menunaikan sembahyang bersama-sama secara berjema’ah. Dan selain menunaikan ibadah sembahyang secara berjema’ah didalamnya, mereka juga harus meningkatkan usaha menjalin persatuan dan kesatuan bersama-sama. Dan jangan menghiraukan perkara-perkara kecil yang bisa menimbulkan pertelingkahan dan perpecahan. Pekerjaan kita bukan hanya membangun masjid-masjid, melainkan harus berusaha agar mesjid yang kita bangun itu akan membawa faedah apabila didalam mesjid itu ramai dengan orang-orang yang sedang memenuhi hak-hak Allah swt dan juga ramai dengan orang-orang yang sedang memenuhi hak-hak makhluq Allah swt. Jika tidak, maka masjid-masjid yang tidak dipenuhi hak-haknya disebut Masjid zarrar oleh Allah swt, yaitu Masjid yang menjadi tempat orang-orang bertengkar dan menimbulkan perpecahan. Tengoklah Masjid-masjid mereka sedang ramai dipergunakan untuk itu oleh orang-orang yang tidak beriman kepada Hazrat Imam Zaman sekarang ini. Didalamnya dipergunakan untuk saling kafir mengkafirkan. Jika kebetulan mereka sedang membenci Jema’at Ahmadiyah maka mereka secara bersatu menggunakan mesjid itu untuk menanamkan kebencian dan mengkafirkan orang-orang Ahmadi juga. Didalam hati mereka sarat dengan rasa kebencian. Sering orang-orang bukan Ahmadi juga mengatakan : “ Mengapa didalam Masjid kami tidak terdapat daras-daras atau ceramah-ceramah yang menimbulkan rasa aman dan kecintaan satu sama lain seperti yang dilakukan didalam mesjid-mesjid orang Ahmadiyah. Mengapa tidak ?? Hal itu menunjukkan bukti sempurnanya nubuwatan Hazrat Rasulullah s.a.w. yang 1400 tahun sebelumnya telah beliau umumkan setelah beliau menerima khabar dari Allah swt; bahwa sebelum Al Masih-ku datang kedunia keadaan mesjid-mesjid diwaktu itu persis akan seperti itu, seperti terdapat riwayat didalam sebuah hadis: Islam hanya tinggal namanya, Al Qur’an hanya tinggal tulisannya dan Masjid-masjid akan nampak ramai dengan manusia akan tetapi kosong dari pada petunjuk, dan ulama mereka sejahat-jahat makhluk dibawah kolong langit. Dari mulut mereka keluar fitnah dan fitnah itu akan menimpa balik kepada mereka, yaitu mereka akan menjadi sumber segala kejahatan.
Sekarang, kita orang-orang Ahmadi sangat bernasib baik (beruntung) bahwa kita telah mendapat taufiq dari Allah swt untuk menerima kebenaran da’wa Imam Zaman, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Masih Mau’ud a.s. Oleh kerana itu setelah bai’at masuk kedalam Jema’ah Hazrat Masih Mau’ud a.s. kita harus selalu mengadakan peninjauan dan perobahan terhadap diri sendiri dan mengadakan peningkatan didalam amal kebaikan. Dan kita harus berusaha untuk memenuhi hak-hak kewajiban terhadap Allah swt dan hak-hak kewajiban kepada sesama manusia. Dan harus menjadi orang-orang yang betul-betul mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Hazrat Imam Zaman. Hanya membangun mesjid yang cantik dan indah saja tidak akan membawa faedah maksimal bagi kita. Rupa masjid yang cantik dan indah saja dengan reka-yasa hiasannya yang sangat mahal dan mewah tidak akan membawa faedah bagi kita. Mempunyai Masid yang besar dan menjulang tinggi saja sehingga nampak dari jauh, tidak akan memberi faedah kepada kita. Sebagaimana Hazrat Rasulullah saw telah menubuwatkan bahwa diakhir zaman akan banyak Masjid-masjid dibangun besar dan tinggi-tinggi akan tetapi kosong dari hidayah atau petunjuk. Kosong dari pelaksanaan terhadap hak-hak Allah dan terhadap hak-hak sesama makhluq-Nya.
Dikala Hazrat Masih Maud a.s. menyuruh membangun mesjid-masjid untuk mendatangkan orang-orang Muslim beribadah, beliau juga mengatakan bahwa, mesjid tidak perlu dibangun secara mewah dan berlebihan, sebab Allah swt tidak menyukai perbuatan yang berlebihan. Ingatlah Masjid Nabawi juga (di Madinah) untuk beberapa tahun lamanya tetap sederhana dan dibangun dengan bahan-bahan yang sangat sederhana pula. Akan tetapi taqwa telah menjadi asas Masjid itu dan Allah swt sendiri telah memberi kesaksian terhadapnya. Banyak sekali mesjid-masjid telah dibangun dinegara-negara Afrika oleh Jema’at dengan sangat sederhana sekali. Akan tetapi dengan karunia Allah swt mesjid-mesjid itu telah menjadi sarana untuk berdirinya Jema’at-Jema’at yang sangat kuat disana.
Sesuai dengan situasi disana demi menarik perhatian orang-orang luar, masjid besar-besar juga telah dibangun. Dan mesjid yang telah saudara-saudara bangun ini tentu telah dirancang dan dipikirkan baik-baik sebelumnya. Dan mesjid ini, sebagaimana telah saya katakan, telah menjadi pusat perhatian orang ramai. Dan insya Allah swt akan semakin menarik perhatian orang ramai. Akan tetapi harus diingat bahwa setelah mesjid ini dibangun ada sebuah kewajiban yang sangat penting untuk dipenuhi yaitu meramaikan mesjid ini dengan orang-orang yang beribadah. Dan meramaikannya dengan orang-orang yang berhati sarat dengan taqwa yang merasa takut kepada Allah swt. Dan disebabkan takut kepada Allah s.w.t. itu mereka akan memperbanyak sujud beribadah kepada-Nya. Dan dengan menjadi orang-orang yang tekun beribadah kepada Allah swt mereka juga akan menjadi orang-orang yang patuh memenuhi kewajiban hak-hak sesama manusia dan menjadi orang-orang yang patuh kepada Nizam Jema’t juga. Sebab asas-dasar pembangunan Masjid-masjid kita diletakkan seperti Hazrat Nabi Ibrahim dan Hazrat Isamil a.s. berdua meletakkan asas-dasar dan tujuan membangun kembali Bait Allah swt sambil memanjatkan do’a-do’a kepada Allah s.w.t. Tujuan beliau-beliau membangun kembali Bait Allah itu sangat besar sekali. Yaitu Rumah Allah itu dibangun untuk tempat berkumpulnya umat manusia secara berulangkali dan menjadi tempat yang aman-sejahtera. Allah swt memerintahkan kepada kita supaya kita juga membangun mesjid-mesjid untuk maksud dan tujuan seperti itu, seperti yang dimaksudkan oleh Hazrat Ibrahim a.s. Maka barulah mesjid ini akan dimasukkan kedalam golongan mesjid-mesjid orang-orang yang berhati sarat dengan rasa takut dan Taqwa kepada Tuhan.
Allah s.w.t. berfirman didalam surah Al Baqarah ayat 126 sebagai berikut :
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْناً وَاتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
Artinya : Dan ingatlah ketika Kami jadikan Rumah itu tempat berkumpul berulang-kali bagi manusia dan tempat aman. Dan jadikanlah tempat berdiri Ibrahim itu tempat shalat. Dan Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, Sucikanlah Rumah-Ku itu untuk orang-orang yang tawaf, yang ‘itikaf, yang ruku’ dan yang sujud.
Jadi mesjid kita ini yang telah dibangun dengan pengurbanan yang sangat besar, kita tidak bermaksud membuat mesjid ini dengan menara yang tinggi dan indah kemudian ditinggalkan. Melainkan keindahan mesjid ini baru akan nampak jelas sekali apa bila kita sering datang berulang-kali kemesjid ini. Dan apabila kita menunaikan salat lima waktu didalam mesjid ini dengan semangat dan penuh perhatian. Jika kita tidak mau datang kemesjid ini untuk menunaikan shalat lima waktu, maka tentu perkataan datang berulang kali tidak kita sempurnakan. Dan tentu kita akan menjadi orang-orang yang luput dari barkat yang telah dijanjikan oleh Hazrat Rasulullah s.a.w. bahwa dari satu shalat kepada shalat yang berikutnya dan dari jum’ah kepada jum’ah yang berikutnya dosa-dosa yang kita lakukan, Allah swt mema’afkan-nya dan Allah s.w.t.akan melindungi kita dari pada dosa-dosa lainnya.
Jadi, jika kita ingin memperoleh jaminan supaya terhindar dari perbuatan dosa, kita harus selalu datang kemesjid ini semata-mata untuk menunaikan ibadah kepada Allah s.w.t. Dan amalan itulah yang membuat mesjid kita menjadi indah cemerlang. Amalan itu akan menjadi jaminan bagi keamanan saudara-saudara. Bahkan akan menjadi jaminan bagi keamanan wilayah dimanan saudara-saudara tinggal. Dan demi kepentingan orang-orang baik dan orang-orang rajin dan tekun beribadah, Allah s.w.t. akan menjamin keamanan orang-orang lain yang tinggal disekitar saudara-saudara juga. Apabila orang-orang datang kemesjid dengan hati ikhlas dan bersih untuk beribadah, tentu didalam hati mereka akan timbul perhatian untuk memenuhi hak-hak sesama manusia juga. Hal itupun akan menjadi sarana untuk keamanan masyarakat juga.
Allah swt berfirman :
وَاتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
Dan tempat mana Ibrahim berdiri jadikanlah itu tempat shalat ! Apa yang dimaksud dengan tempat itu ?? Tiada lain adalah Taqwa. Memang tanda-tanda yang nampak kepada kita hanyalah berupa benda-benda zahiriyah seperti batu dan pasir dan lain-lain. Tetapi jenis benda yang tidak nampak yang harus diperhatikan adalah taqwa. Itulah yang dimaksud dengan tempat Ibrahim itu. Apabila manusia sudah berdiri di-tempat itu maka tentu ianya akan mengenal Tuhan dengan sesungguhnya. Dan tentu ia akan berusaha meningkatkan semangat beribadah kepada-Nya. Dan demi kepentingan agama ianya akan berusaha untuk meningkatkan pengurbanannya juga.
Jadi maqami Ibrahim bukan merupakan tempat atau maqam biasa, melainkan ianya sebagai nama lain dari pada ibadah dan pengurbanan secara berterusan, yang dengannya Hazrat Ibrahim a.s. telah meraih kasih-sayang Allah s.w.t. Jika kita berusaha untuk meraih maqam atau temapat itu dan menaruh perhatian kepada do’a-do’a yang telah dipanjatkan oleh Hazrat Ibrahim a.s. berarti kita sedang menyediakan sarana untuk kemajuan ruhani anak-anak keturunan kita juga. Dan bukan hanya kita yang sedang mengambil bahagian memperoleh bagian dari ni’mat-ni’mat dari Allah swt melainkan kita sedang mengikut sertakan anak-keturunan kita juga untuk meraih ni’mat-ni’mat itu, yang telah Allah swt anugerahkan kepada Ibrahim pada zaman sekarang ini, yaitu Hazrat Masih Mau’ud a.s. Sesungguhnya Hazrat Masih Mau’ud a.s telah dipanggil Ibrahim oleh Allah s.w.t melalui Ilham, yaitu:
سَلاَمٌ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ صَفَّيْنَاهُ وَنَجَيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرهِيْمَ مُصَلَّى قُلْ رَّبِّىْ لاَ تَزَرْنِىْ فَرْدًا وَ اَنْتَ خَيْرُ اْلوَارِثِيْنَ
Hazrat Masih Mau’ud .a.s. bersabda, artinya : Keselamatan atas Ibrahim yakni atas hamba yang lemah ini. Kami menjalin persahabatan yang murni dengan-nya, dan Kami menyelamatkan-nya dari setiap jenis kesedihan, jadikanlah tempat ibadah engkau sendiri tempat ibadah Ibrahim, yakni ta’atilah secara sempurna pasti engkau akan memperoleh najat atau keselamatan. Kemudian berfirman: Katakanlah !! Wahai Tuhan ! Janganlah Engkau tinggalkan aku seorang diri, Engkau adalah sebaik-baik Waris.
Beliau bersabda : Didalam ilham ini terdapat isyarah bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan aku seorang diri. Dan seperti Ibrahim a.s. saya akan mendapat keturunan yang sangat banyak dan keturunan ini tentu akan memperoleh barkat dari Jema’at ini. Beliau bersabda lagi : Apa yang Dia firmankankan : وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرهِيْمَ مُصَلَّى adalah ayat Al Qur’an Syarif dan perkataan maqam disini maksudnya, Ibrahim yang diutus pada zaman ini hendaklah mengamalkan ajaran-ajaran dan akidah-akidah engkau sesuai dengan cara-cara Ibrahim a.s. dan jadilah engkau contoh-teladan bagi orang lain seperti yang pernah dicontohkan oleh Ibrahim a.s. Kemudian beliau bersabda : Demikianlah ayat ini : وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرهِيْمَ مُصَلَّى mengisyarahkan bahwa apabila didalam ummat Muhammadiyah sudah timbul banyak sekali golongan-golongan, maka pada Akhir zaman akan lahir seorang Ibrahim. Dan dari antara golongan-golongan itu adalah golongan orang-orang yang menjadi pengikut Ibrahim itulah yang akan memperoleh kesalamatan dari Allah s.w.t. Itulah maksud dan tujuan kehidupan orang-orang Ahmadi. Yakni jadilah pengikut yang setia dan sempurna, baru akan memperoleh najaat atau keselamatan.
Bagaimana seseorang bisa menjadi pengikut yang sempurna ?? Setiap orang Ahmadi akan mendapat perhatian sepenuhnya untuk menjadi orang yang sempurna apabila setiap waktu ia berusaha menjadi teladan yang paling baik bagi orang lain. Ia selalu berusaha memenuhi janji-janji bai’atnya dan dengan sekuat tenaga ia berusaha mengamalkan semua syarat-syarat bai’at itu. Barulah ia akan termasuk kedalam kelompok putra-putra ruhani Hazrat Masih Mau’ud a.s. dan akan menjadi seperti putra-putra Hazrat Ibrahim a.s. yang selalu berpegang kepada kebaikan dan ketaqwaan sehingga menjadi pewaris-pewaris karunia Allah s.w.t. Dengan menta’ati Ibrahim di-zaman ini kita akan menjadi pewaris-pewaris karunia Allah swt. Sebagaimana Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : Allah s.w.t. telah berjanji bahwa Dia tidak akan membiarkan aku seorang diri. Beliau akan terus-menerus dianugerahi Jema’at orang-orang mukhlis. Akan tetapi tugas kitalah untuk meraih mutu ibadah dan amal kebaikan yang setinggi-tingginya dan meningkatkan mutu untuk meramaikan Masjid-masjid kita, dan menegakkan teladan hidup yang aman-damai yang bisa menarik kecintaan Allah swt. Penuhilah kewajiban hak-hak Nizam Jema’at, jangan sampai luput dari ni’mat-ni’mat yang telah ditetapkan oleh Allah s.w.t kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s.
Selanjutnya Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : “ Jadikanlah iabadah-ibadah dan akidah-akidah Ibrahim zaman ini seperti yang dilakukan oleh Hazrat Ibrahim a.s. Dan jadikanlah diri pribadi kalian contoh bagi orang lain seperti cara yang dilakukan oleh Hazrat Ibrahim a.s. itu. Jika sudah mampu melakukan demikian maka sesuai dengan nubuwatan Hazrat Rasulullah s.a.w. kalian akan dinyatakan sebagai orang-orang yang telah menjadi pengikut Jema’at Masih Muhammadi, yang merupakan satu-satunya Jema’at dari sejumlah Jema’at-Jema’at yang ada didalam Islam, yang memperoleh najaat atau keselamatan dari Allah s.w.t. Jema’at inilah yang telah dianugerahi Khilafat oleh Allah s.w.t.dalam bentuk sebuah Jema’at dan yang ditangannya orang-orang berkumpul, ianya tahu betul semua permasalahan yang dihadapi, yang selalu siap untuk menghadapi setiap jenis pengurbanan. Yang telah membangun Masjid-masjid seperti fungsi Rumah Ka’bah. Yang siap mengurbankan anak-cucu mereka seperti Hazrat Nabi Ibrahim a.s. demi kepentingan agama.
Jadi, kita yang telah menjadi para pengikut Jama’at Hazrat Masih Mau’ud a.s. harus berjuang terus sesuai taufiq masing-masing untuk membangun Masjid-masjid supaya dapat menarik perhatian dunia kearah Agama Islam. Dan siaplah selalu untuk mengurbankan anak-cucu kalian demi kepentingan Agama, supaya sepanjang masa lahir generasi yang giat memperkenalkan Allah s.w.t. kepada dunia.
Sekarang saya ingin mengingatkan satu perkara secara khas, yaitu sebagaimana Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah bersabda bahwa pada zaman sekarang ini najaat atau keselamatan hanya dapat diperoleh apabila kita menunaikan ibadah dan akidah kita dengan penuh semangat sesuai dengan apa yang telah diberitahukan oleh Hakim Adil yakni Hazrat Masih Mau’ud a.s. Dan kita harus menegakkan akidah seperti yang dikehendaki oleh Hazrat Imam Zman untuk menegakkannya. Jalanilah kehidupan diatas asas yang telah diberitahukan oleh Hzrat Imam Akhir Zaman, Hakim Adil a..s. Janganlah menjual akidah demi kemaslahatan urusan duniawi kalian. Apa yang dimaksud dengan akidah itu ? Yaitu kedudukan keyakinan kalbu kita yang tidak dapat ditandingi oleh perkara-perkara lainnya. Keyakinan begitu kokoh-kuatnya sehingga tidak dapat diganggu oleh perkara-perkara lain. Setiap orang Ahmadi mempunyai akidah dan berpegang teguh dengan yakin dan iman yang kuat bahwa sesuai dengan nubuwatan Hhazrat Rasulullah s.a.w. seorang Mahdi dan Masih yang dijanjikan akan datang itu tiada lain orangnya adalah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani a.s. yang sekarang sudah zahir. Setelah bai’at masuk kedalam Jema’at beliau a.s. setiap orang Ahmadi harus mengamalkan setiap perintah beliau. Akan tetapi kebanyakan orang disebabkan kemauan dan kehendak mereka sendiri, terlibat kedalam suatu amal perbuatan yang mengakibatkan iman mereka kepada Hazrat Masih Ma’ud a.s. menjadi lemah. Sedangkan Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : Barangsiapa yang menunjukkan kelemahan pendiriannya atau akidahnya dia adalah orang zalim. Dia tidak memahami bahwa perbuatannya itu sangat berbahaya yang kadangkala dilakukan dengan pikiran sadar ataupun tidak sadar, yang sesungguhnya bertentangan dengan pernyataan bai’atnya sendiri.
Sebagai contoh akan saya jelaskan, yaitu sebuah kelemahan yang sekarang nampak mulai meningkat, yang menurut pendapat saya kesalahan itu dengan jelas bertentangan dengan akidah. Yang dimaksud disini tiada lain adalah masalah perkawinan. Berkahwin adalah perbuatan yang sangat baik, sehingga Allah swt juga memberi dorongan terhadap hal itu dan juga Hazrat Rasulullah s.a.w. telah memberi dorongan untuk itu. Bahkan Allah swt memberi perintah kepada para janda untuk berkahwin. Saudara-saudaranya tidak boleh menjadi penghalang baginya untuk melangsungkan perkawinan. Bahkan Hazrat Rasulullah saw juga selalu menganjurkan para sahabat beliau untuk melakukan perkawinan. Dan beliau telah memberi saran-saran dan nasihat-nasihat bagaimana untuk mendapatkan pasangan yang sesuai. Akan tetapi amal saleh yang begitu baik itu kadangkala menjadi ujian bagi beberapa keluarga Jema’at. Dan Jema’at tidak terlibat didalam sebarang kesalahan didalamnya. Akan tetapi banyak orang yang menuduh Jema’at juga atas terjadinya kericuhan didalam sebuah pasangan suami isteri. Hal itu berlaku apabila seorang khadim (pemuda Jema’at) telah kawin atas kehendaknya sendiri dengan seorang perempuan ghair Ahmadi. Dia tidak meminta izin kepada Jema’at untuk menikah dengan perempuan ghair itu, karena takut Jema’at tidak akan setuju dan akan menganggap tidak baik kepadanya. Atau kadangkala dari pihak perempuan ghair Ahmadi itu menentukan syarat-syaratnya bahwa pernikahan harus dipimpin oleh seorang qadhi ghair Ahmadi atau siapa saja bukan orang Ahmadi. Pemuda Ahmadi seperti itu dengan rela hati membiarkan dirinya dinikahkan oleh seorang qadhi ghair Ahmadi. Sesungguhnya dia telah melakukan kesalahan yang serius yang mengakibatkan pernyataan bai’atnya itu telah melemparkan dia keluar Jema’at, sebab qadhi atau maulvi yang telah menikahkannya itu telah mendustakan da’wa Hazrat Masih Mau’ud a.s. Dia telah mengafirkan Hazrat Masih Mau’ud a.s.
Jadi perbuatan pemuda Ahmadi atau keluarganya yang menjadi penolongnya untuk melakukan perkawinan itu seakan-akan telah mengumumkan diwaktu berlangsungnya akad nikah itu bahwa: Saya telah membatalkan pernyataan bai’at saya kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. dan keluar dari Jema’at dan saya akan dinikahkan oleh seorang qadhi Maulvi Ghair Ahmadi. Saya menganggap beliau (Hazrat Masih Mau’ud a.s.) itu dusta dan kafir. Na’uzu billahi min dzalik !! Jadi dengan perbuatan demikian pemuda atau keluarganya itu dari segi itikad telah mengingkari da’wa beliau a.s. sebagai Masih Mau’ud dan Mahdi Mau’ud. Sebab mereka telah mendukung Maulvi Ghair Ahmadi untuk mengafirkan dan mendustakan Hazrat Masih Mau’ud a.s. Dan apabila mereka sudah dikeluarkan dari Jema’at karena tingkah laku mereka itu, mereka berkata : Jema’at telah berlaku zalim kepada kami !! Padahal nikah telah kami laksanakan sesuai sunnah Rasulullah s.a.w.
Jika seorang manusia telah menghina orangtua orang lain, maka orang itu demikian marahnya sehingga siap untuk membunuh orang yang telah menghina orangtuanya itu. Akan tetapi apabila terjadi masalah dengan ghairat Hazrat Masih Mau’ud a.s. maka pada orang demikian seakan-akan terjadi tawar-menawar dengan keinginan pribadinya.
Jika seandainya orang itu meminta izin untuk dinikahkan oleh seorang Qadi Jema’at, tentu imannya juga terjamin dan ia terlepas dari percobaan. Selain dari itu, orang demikian harus berfikir, bahwa asas yang sangat baik telah ditentukan oleh Hazrat Rasulullah s.a.w. untuk memilih calon isteri, yaitu harus mengutamakan agamanya bukan mengutamakan keinginan pribadinya. Dan mengapa ianya tidak memilih calon dari keluarga Ahmadi ? Carilah pasangan dari antara orang Jema’at yang baik dan beragama. Maka tentu ianya dan keluarganya bukan hanya terlepas dari ujian atau percobaan, bahkan mereka akan mendapat ganjaran dari Allah swt. Demikian juga ada beberapa anak-anak gadis Jema’at telah diberi kebebasan oleh orangtua mereka. Atau karena beberapa alasan mereka dibiarkan menikah dengan ghair Ahmadi. Akibatnya bukan hanya mereka itu yang dikeluarkan dari Jema’at Hazrat Masih Mau’ud a.s. bahkan hati merekapun tidak rela seratus peratus mengawinkan dengan orang gahir Ahmadi itu. Saya katakan demikian karena ada juga gadis Ahmadi yang tidak menghendaki memutuskan hubungan dengan Jema’at. Namun setelah melangsungkan perkawinan dengan ghair Ahmadi, karena keadaan iman mereka yang lemah itu mau tidak mau harus menghadapi akibat dari perbuatannya itu, yaitu anak mereka jatuh kepangkuan tarbiyat orang-orang luar Jema’at. Oleh karena keadaan seperti ini semakin meningkat maka saya menganggap perlu untuk membahasnya didalam khutbah ini.
Jadi, setiap orang Ahmadi harus menaruh janji itu dihadapannya untuk selalu diingat yaitu, aku akan mendahulukan kepentingan agama dari pada kepentingan pribadi. Dimana perasaan ini selalu timbul didalam hatinya tentu ia akan mempertahankan imannya. Seorang Ahmadi sejati harus menolak semua keinginan duniawi yang akan merusak keimanannya. Jika setiap orang Ahmadi faham perkara ini dan mengamalkan peraturan Jema’at maka pasti ia akan mampu meraih kecintaan Allah s.w.t. Dan ia akan mampu menjalin hubungan sejati dengan Ibrahim zaman ini sehingga ianya akan menjadi pengikut beliau yang telus dan ikhlas. Apabila masalah hukuman sudah mulai dibahas dan diputuskan, maka sesuai dengan nizam Jema’at hukuman harus dikenakan diatas orang yang melanggarnya. Akan tetapi kepada siapapun hukuman itu dikenakan, membuat hati saya sangat susah dan pedih sekali.
Selanjutnya, berdirinya sebuah mesjid sangat erat hubungannya dengan keamanan. Sebagaimana telah saya katakan bahwa barangsiapa yang akan datang kemasjid tentu dia datang untuk niyat beribadah kepada Allah s.w.t. Maka disamping itu ianya akan memenuhi hak-hak kemanusiaan juga. Akan tetapi ada orang yang setelah datang kemesjid juga tetapi ianya tidak memenuhi hak-hak kemanusiaan, dengan demikian ianya menunjukkan tidak memenuhi keita’atan secara sempurna. Sedangkan Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah menjelaskan didalam berbagai buku beliau bahkan didalam Malfuzat juga tentang pentingnya memenuhi hak-hak kemanusiaan itu, sehingga tidak memungkinkan adanya seorang anggauta Jema’at beliau yang mengabaikan hak-ahak kemanusian. Akan tetapi sangat disayangkan, banyak orang Ahmadi yang semakin jauh dari ajaran yang indah ini. Sedangkan mereka mengaku sebagai orang
Ahmadi. Namun keadaan mereka tidak sesuai dengan pengakuan mereka, mereka suka mencari-cari kesalahan orang lain, suka bertengkar, antara suami isteri sering terjadi pertengkaran sehingga semua anggauta keluarga terlibat didalam pertengkaran itu. Pihak lelaki tidak mau berhenti melakukan tuduhan-tuduhan buruk dan kotor terhadap pihak perempuan dan tidak segan-segan memburuk-burukkannya dihadapan orang lain demi menutupi kesalahannya sendiri.
Orang-orang seperti itu seharusnya memeriksa keadaan diri mereka sendiri sambil menaruh rasa takut kepada Tuhan.
Saya telah menerima banyak surat-surat pengaduan dari anggauta yang bermasalah. Dan banyak anggauta pengurus juga yang melupakan keadilan dan telah mendukung mereka, mendukung pihak orang yang bersalah. Kepada mereka saya anjurkan untuk berpegang kepada keadilan dan memenuhi tuntutan keadilan itu. Hendaklah mereka berusaha untuk menegakkan persatuan dan kesatuan serta kedamaian yang untuk itu Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah diutus kedunia oleh Allah s.w.t. Jika tidak demikian tentu mereka tidak akan disebut orang-orang yang menepati janji dan memenuhi amanah, melainkan akan disebut para pengkhianat. Orang-orang seperti itu bisa saja terlepas dari tuntutan hukum didunia ini, namun diakhirat nanti apa yang akan mereka jawab dihadapan Allah s.w.t.
Semoga Allah s.w.t. memberi taufiq kepada setiap orang Ahmadi, sebagai anggauta dari Jama’at Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. menjadi orang-orang yang patuh memenuhi hak-hak sesama manusia. Semoga Allah s.w.t menjadikan setiap orang Ahmadi orang-orang yang memenuhi hak-hak mesjid dan hak-hak ibadah didalamnya yang telah mereka bangun ini, sebagaimana Allah swt dan Rasul-Nya telah memberi perintah untuk itu. Dan sesuai dengan harapan Hazrat Masih Mau’ud a.s. dari kita, agar kita menjadi orang-orang yang memperluas kecintaan satu sama lain, penyebar amanah kedamaian dan keselamatan kepada dunia. Semoga Mesjid ini menjadi sarana untuk menimbulkan semangat beribadah didalam diri kita, semoga ianya menjadi sarana untuk menjalin persatuan dan kesatuan bagi kita semua. Semoga Allah s.w.t menjadikan kita semua orang-orang yang selalu mendahulukan kepentingan agama dari pada kepentingan dunia pribadi dan menjadikan kita orang-orang yang siap mengurbankan segala keinginan pribadi demi kepentingan agama. Dengan semakin luasnya mesjid ini akan dikenal masyarakat, dan insya Allah mesjid-mesjid lainnya juga akan kita bangun, semoga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan Ahmadiyah yakni Islam hakiki bukan hanya dengan lisan saja tetapi dengan amal nyata juga. Sebab, amal nyata ini telah menjadi sarana yang sangat baik untuk bertabligh, dan ianya juga merupakan sarana yang sangat baik untuk menjawab tuduhan-tuduhan busuk terhadap Islam. Kesan-kesan tabligh secara praktikal lebih besar pengaruhnya dari pada kesan-kesan tabligh dengan lisan. Kebaikan-kebaikan saudara-saudara yang sudah dikenal oleh masyarakat disini harus selalu ditegakkan dan dipertahankan. Dan itulah sarana untuk menyempurnakan tersebarnya Jema’at Ahmadiyah. Semoga untuk itu Allah swt memberi taufik kepada kita semua, Amin !!!
Alih Bahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri.