Ramadhan dan Hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah
KHUTBAH JUM’AH
HAZRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH V atba.
Tanggal 12 Agustus 2011 dari Baitul Futuh London, U.K.
Setelah tasyahhud dan membaca Surah Al Fatihah beliau Huzur atba menilawatkan ayat 187 dari Surah Albaqarah sebagai berikut :
وَاِذَا سَاَلَـكَ عِبَادِىْ عَنِّىْ فَاِنِّىْ قَرِيْبٌؕ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِىْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِىْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْن
Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku, katakanlah ; Sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan do’a orang yang memohon apabila ia berdo’a kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka menyambut seruan-Ku dan sungguh-sungguh beriman kepada-Ku supaya mereka mendapat petunjuk. (Al Baqarah : 187)
Sekarang seharusnya dunia semakin banyak menaruh perhatian kepada Tuhan, namun justru sebaliknya semakin banyak dunia menjauh dari pada-Nya. Yakni manusia yang tinggal diatas dunia ini yang disebut asyraful makhluqaat, makhluq yang paling terhormat, untuk menghindarkan diri dari kerusuhan dan berbagai jenis musibah dan untuk memelihara diri mereka sendiri berapa banyak harusnya dunia menjalin hubungan erat dengan Allah swt, namun sebaliknya mereka sangat kurang sekali menjalin hubungan dengan Allah swt. Orang-orang yang mendakwakan diri mempunyai hubungan erat dengan Allah swt-pun, mereka tidak menaruh perhatian serius terhadap kewajiban-kewajiban mereka atau mereka tidak berusaha untuk memenuhinya atau mereka tidak mengetahui cara untuk menjalin hubungan dengan Allah swt, sebab tidak cukup hanya iman secara zahir dimulut saja atau ibadah secara zahir saja, melainkan harus mencari ruh iman itu yang dapat membawa manusia untuk mencapai dalamnya iman dan dalamnya ibadah. Hal itu hanya merupakan pengakuan orang-orang yang menda’wakan diri beriman dan orang-orang yang menda’wakan diri mempunyai hubungan dengan Allah swt.
Akan tetapi masih ada lagi kelompok lain yang sangat besar yang meliputi tiga perempat penduduk dunia yang terdiri dari orang-orang musyrik atau mereka yang sama sekali tidak percaya terhadap adanya wujud Tuhan. Mereka bukan hanya menolak kehadiran wujud Tuhan bahkan mereka juga mengajak masyarakat dunia luas untuk mengingkarinya. Akan tetapi untunglah diantara mereka ada sebuah kelompok kecil yang mempunyai iman dan keyakinan teguh terhadap Allah swt serta mengakui sempurnya nubuatan-nubuatan Hazrat Rasulullah saw serta mengakui pula sempurnanya janji-janji Allah swt terhadap beliau saw. Tatkala mereka telah meyakini semua itu, nampaknya, dunia pada zaman sekarang ini telah melupakan Pencipta mereka dan mereka lupa kepada Pencipta Langit dan Bumi ini atau mereka tidak dapat memahami wujud Zat Allah swt, Yang menzahirkan Rabbubiyyat-Nya, yaitu untuk melepaskan dunia dari bahaya kerusuhan pada zaman ini dan untuk membawa manusia dekat dengan Tuhan mereka, seorang Imam Zaman telah diutus oleh Allah swt kedunia.
Dengan karunia Allah swt kelompok kecil itu adalah Jema’ at kita yakni Jema’ at Ahmadiyah. Akan tetapi cukupkah dengan hanya beriman dan berkeyakinan bahwa orang itu telah diutus oleh Allah swt ? Dan berapa gelintir para pengikut beliau akan mengikat hubungan dengan Allah swt dan menumpas semua kerusuhan dan pertikaian yang melanda dunia? Jika kita sebagai Ahmadi berfikir seperti itu, maka keadaan kita serupa dengan mereka yang hanya menyatakan diri sebagai muslim akan tetapi tidak mau beramal. Jika kita tidak memperhatikan diri kita sendiri, jika kita tidak menghidupkan hubungan dengan Allah swt, jika kita tidak memperkenalkan amanat ini kepada anak keturunan kita dan tidak menyampaikannya kepada lingkungan masyarakat kita secara terbuka, maka iman yang telah kita peroleh itu juga akan hilang sirna. Jika kita memalingkan muka dari musuh-musuh dunia karena takut, maka Tuhan-pun tidak akan dapat kita peroleh, Dia akan menjauh dari kita.
Maka, setelah menjadi murid Imam Mahdi, setelah menyatakan diri bai’at kepada beliau a.s. kita harus menumbuhkan spirit didalam kalbu kita seperti yang telah dimiliki oleh ibadur Rahman yakni hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang. Kita harus berusaha keras untuk meraih mutu iman dan taqwa yang menjadi tujuan diutusnya Hazrat Rasulullah saw kedunia. Beliau saw selalu prihatin dan cemas apabila mendapat kabar dari Allah swt tentang keluarnya kembali orang-orang beriman dari ikatan ummat beliau. Maka setelah menyaksikan keprihatinan beliau dan dengan mengabuklkan do’a-do’a beliau yang dipanjatkan bagi kemaslahatan ummat beliau, Allah swt berfirman : wa aakhiriina minhum lamma yalhaquu bihim wahuwal azizul hakiim. Yakni selain dari mereka yang telah beriman itu masih ada kaum yang lain lagi yang sampai sekarang belum berjumpa denagn mereka. Dan Allah Maha Perkasa danb Maha Bijaksana. (Surah Jum’ah ayat 2)
Jadi Allah swt telah menghilangkan keprihatian dan kecemasan Hazrat Rasulullah saw dengan firman-Nya: ” Hai Muhammad (saw) sebagaimana Allah telah membuat orang-orang jahil menjadi manusia-manusia ber Tuhan, orang-sebagaimana dimasa dulu orang yang biasa hidup tak bermoral dan tidak mengenal wujud Tuhan, telah berubah menjadi hamba-hamba penyembah Tuhan Yang Tunggal. Demikian juga, sekalipun ummat telah mengalami banyak kerusakan, didalam kaum Akhirin dengan menciptakan seorang yang mabuk cinta terhadap engkau, dengan perantarannya Aku akan membuat Ibadur Rahman yang akan menjadi para pelaksana hak-hak kewajiban sebagai hamba-hamba-Ku yang sejati. Maka hai Muhammad (saw) sekalipun akan menghadapi kemunduran untuk sementara waktu, namun Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Unggul telah memutuskan dengan pasti bahwa sekarang Agama Muhammad akan memainkan peranan untuk meraih keselamatan bagi seluruh insaniyyat. Dan sekarang Agama Muhammad-lah yang menjadi harapan akhir untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan dan kehancuran. Sekarang Agama inilah yang akan menjadi champion dan unggul diatas seluruh agama dengan menunjukkan keindahan ajarannya kepada dunia.
Sekarang untuk menjalin hubungan erat dengan Allah swt Hazrat Imam Mahdi, Masih Muhammadi a.s. dan para pengikut beliau-lah yang akan mengambil peran utama. Jadi, Allah swt Yang menjadi Rab sekalian Alam untuk menyelamatkan manusia sebagai Asyraful Makhluqat dari kebinasaan telah menyediakan sarana-sarananya untuk menzahirkan ketinggian martabat Khairu Ummat ini dan Dia akan terus menyediakan-nya secara berkelanjutan. Demikianlah Allah swt telah menenteramkan perasaan hati Hazrat Rasulullah saw bahwa seorang Asyiq Sadiq engkau (Imam Mahdi a.s.) akan datang untuk menegakkan Agama engkau diatas dunia. Dan Masih Mau’ud yang akan datang ini akan muncul dari antara para pengikut beliau saw sendiri.
Hazrat Masih Mau’ud a.s.telah menjelasakan mengenai Rububiyyat Rabbul Alamin sebagai berikut:
”Allah swt telah menjelaskan bahwa Rabbul Alamin adalah Khaliq setiap benda. Dan apapun yang ada dilangit dan dibumi semuanya berasal dari pada-Nya. Dan diatas permukaan bumi ini semua golongan-golongan baik yang memperoleh hidayah atau-pun golongan-golongan yang sesat dan yang melakukan kejahatan, semuanya termasuk dalam ruang lingkup alamin. Kadang-kadang alam kesesatan, kekafiran dan kefasiqan semakin meningkat sehingga seluruh bumi penuh dengan kezaliman dan kegelapan dan manusia meninggalkan jalan ibadah kepada Allah Yang Maha Kuasa. Merek tidak memahami kedudukan diri mereka sendiri sebagai hamba-hamba Allah swt dan tidak pula mereka memenuhi hak-hak Rabubiyyat Allah swt. Keadaan zaman menjadi seperti sebuah malam yang gelap gulita. Dan Agama sangat menderita dibawah tekanan musibah-musibah itu kemudian Allah swt mendatangkan alam yang baru maka Bumi ini berganti menjadi Bumi yang baru dan taqdir yang baru-pun turun dari langit. Dan Tuhan menganugerahkan kalbu yang bijak kepada manusia yakni kalbu yang dapat mengenal nikmat-nikmat-Nya dan Dia menganugerahkan lidah kepada manusia yang mampu berbicara untuk menyatakan rasa syukur kepada Allah swt atas nikmat-nikmat-Nya itu. Maka mereka mempersembahkan nyawa mereka kepada Allah swt seperti sebuah jalan yang sudah porak poranda. Dan mereka menghadap kepada Tuhan dengan rasa takut disertai harapan-harapan, sambil menundukkan pandangan mata disebabkan rasa malu kepada-Nya. Dan dengan raut muka seperti orang-orang yang sangat menghajatkan sesuatu. Yakni raut muka mereka seperti orang-orang yang betul-betul mengharapkan terpenuhinya hajat atau keinginan mereka, mereka mencurahkan semua harapan mereka kepada Allah swt. Pengkhidmatan mereka disertai rasa cinta yang sangat luhur sehingga menembus puncak yang paling tinggi. Orang-orang seperti itu sangat diperlukan diwaktu kesesatan manusia sudah mencapai puncak yang sangat membahayakan.
Akibat peralihan zaman perangai manusia menjadi seperti binatang-binatang berkaki empat yang sangat buas. Maka pada waktu itu Rahmat Ilahi dan pertolongan Yang Maha Kuasa menghendaki agar dilangit diciptakan wujud yang akan menghapuskan kegelapan dan menghancur-leburkan bangunan-bangunan dan kemah-kemah yang dibangun oleh Iblis, barulah pada waktu itu seorang Imam turun dari sisi Allah swt untuk melawan kekuatan lasykar syaitan. Dan kedua lasykar Rahmani dan lasykar syaitani banyak sekali melakukan perlawanan-perlawanan dan hanya orang-orang yang diberi dua buah mata oleh Allah swt yang dapat menyaksikan keadaan mereka, sehingga leher-leher kebathilan terbelenggu. Dan tempat berpijak dalil-dalil kebathilan menjadi hancur berantakan. Maka, Imam itu berjaya mengalahkan musuh-musuh dan menjadi penolong orang-orang yang memperoleh hidayah dari Allah swt, ia meninggikan bendera hidayat dan menghidupkan musim-musim ijtima’at (pertemuan-pertemuan) kebajikan, sehingga manusia mengakui bahwa ia telah berjaya menjerat leher para pemimpin orang kafir dan telah memasukkan mereka kedalam penajara. Dan binatang-binatang buas kedustaan dan penipuan telah ditaklukkan dan leher mereka telah dibelenggu. Dan dia telah merobohkan semua bangunan bid’ah dan semua menara-menaranya dihancur-leburkan.”
Revolusi ruhani sangat agung yang telah diuraikan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. ini telah muncul melalui Hazrat Rasulullah saw. Selanjutnya beliau a.s. bersabda :
” Apakah revolusi ruhani ini untuk sementara ? Apakah Alam yang telah tercipta itu untuk sementara, ketika Hazrat Rasulullah saw diutus kedunia? Sedangkan beliau saw adalah Khatamul Anbiya dan zaman kenabian beliau berlaku sampai Kiamat. Dan Umat beliau tetap diatas kemenangan sampai Kiamat dan beliau saw Nabi umat ini.” Maka sebagaimana telah saya katakan bahwa demi tetap hidupnya Revolusi Ruhani ini Hazrat Rasulullah saw telah menerima khabar bahwa akan datang seseorang dizaman yang akan datang. Selanjutnya Hazrat Masih Mu’ud a.s. bersabda;” Kemudian Allah swt didalam firman-Nya Rabbul Alamin ini terdapat sebuah isyarah bahwa Dia adalah Khaliq setiap benda dan semua makhluk yang berada diseluruh langit dan bumi bertasbih kepada-Nya. Dan yang bertasbih kepada-Nya selalu melakukannya untuk selama-lamanya. Dan mereka terbenam didalam kesibukan zikir kepada-Nya. Tidak ada sebuah bendapun yang setiap waktu tidak melakukan tasbih dan menyanjungkan puji-pujian kepada-Nya. Dan apabila seorang hamba-Nya membuang semua keinginan nafsunya dan ia meninggalkan semua dorongan nafsunya kemudian ia fana (terbenam) dalam kesibukan berkhidmat dijalan Allah swt dan menunaikan ibadah kepada-Nya, ia mengenal Rabb-nya ini yang dengan perantaraan pertolongan-Nya ia memperoleh iman hakiki, ia melakukan puji sanjung setiap waktu kepada-Nya, ia mencintai Tuhan dengan seluruh kalbunya bahkan setiap partikel tubuhnya setiap waktu terbenam didalam kecintaan-Nya. Maka pada waktu itu ia menjadi sebuah Alam (dunia) dari antara semua Alam. Itulah sebabnya didalam Kitab Alamul Alamin Alqur’anul Karim Hazrat Nabi Ibrahim a.s. disebut Ummat.”
Salah satu Alam dari semua Alamin adalah dimana Hazrat Hazrat Khataman Nabiyyin saw telah diutus oleh Allah swt. Ada satu lagi Alam dimana Allah swt dengan kasih sayang terhadap hamba-hamba-Nya yang memohon menciptakan sebuah golongan diantara orang-orang mumin diakhir zaman. Terhadap hal itulah Allah swt berfirman : lahul hamdu fil ula wal akhirah. Didalam firman-Nya ini Allah swt telah menyebutkan dua orang Ahmad. Dan Tuhan telah menjelaskan bahwa kedua orang Ahmad itu menerima rahmat dari Tuhan yang tidak terkira banyaknya. Ahmad pertama adalah Nabi pilihan-Nya Muhammad Mustafa saw dan Ahmad yang kedua adalah Ahmad akhir zaman yang diberi nama Masih dan Mahdi oleh Allah swt Yang Maha Pengasih. Sumber pengertian ini saya ambil dari firman Allah swt yaitu Alhamdulillahi rabbil alamin.” Maka bagi orang yang hendak merenungkannya lebih jauh dapat merujuk kepada buku Hazrat Masih Mau’ud a.s. Ijazul Masih, kedua referensi terdapat didalam buku itu. Jadi, Allah swt telah mengutus Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud diakhir zaman ini disebabkan secara kamil beliau telah mengikuti jejak langkah hamba yang kamil (Nabi Muhammad saw) dan dengan kecintaan yang sangat optimal terhadapnya, disebabkan beliau a.s. telah membuang jauh keinginan nafs pribadi beliau dan disebabkan beliau a.s. sangat tenggelam didalam kecintaan Ilahi. Yang kemudian beliau menunjukkan jalan untuk mencintai dan menta’ati Allah swt dan untuk beribadah kepada-Nya.
Sebagaimana telah saya katakan bahwa melalui Hazrat Rasulullah saw Allah swt telah membangkitkan revolusi ruhani yang membuat para penentang Tuhan dan orang-orang Musyrik menjadi manusia-manusia ber Tuhan. Dan berkat beliau saw menyampaikan amanat kepada dunia banyak bangsa-bangsa dan negara telah menjadi penyembah Tuhan Yang Tunggal. Akan tetapi sekarang disebabkan manusia terlalu melibatkan diri dalam kesibukan dunia, mereka telah meninggalkan Tuhan dan melupakan maksud dan tujuan kelahiran mereka didunia akibatnya mereka luput dari nikmat-nikmat Allah swt. Sekalipun didalam abad kegelapan ini juga Allah swt selalu menegakkan orang-orang soleh dibanyak tempat untuk meneruskan jalannya nizam ruhani secara lokal, akan tetapi martabat dan wibawa orang-orang muslim serta hubungan mereka dengan Allah swt yang nampak secara umum seperti dizaman permulaan Islam semua sudah hilang lenyap. Maka melalui Ahmad Sani (Ahmad Akhir Zaman) revolusi ruhani yang telah diumumkan oleh Rabbul Alamin harus dilanjutkan oleh para pengikut beliau a.s. dizaman ini. Dan orang-orang yang melanjutkan perjuangan itu adalah mereka yang betul-betul beriman kepada beliau a.s. Kita harus menjadi Abdurrahman dan harus memohon pertolongan dari Allah swt untuk membuat orang lain menjadi Ibadurrahman barulah sekarang kita mempunyai hak untuk membuat diri kita berbeda dengan orang-orang yang hanya menamakan diri Muslim. Sebab, sebagaimana telah saya katakan bahwa hanya secara lisan mendawakan diri telah beriman kepada Hazrat Imam Zaman a.s. samasekali tidak ada artinya jika keadaan tidak berbeda dengan Musliman lainnya.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah datang kemudian pergi lagi setelah menunaikan pengkhidmatan agung terhadap Islam. Dari antara para sahabah beliau telah lahir banyak Ibadurrahman yang banyak menerima ru’ya dan kasyaf dari Allah swt. Telah lahir orang-orang yang telah menunaikan kewajiban-kewajiban sebagai hamba Allah swt yang sejati. Sekarang nubuwatan tentang Kaum Akhirin telah sempurna melalui Hazrat Masih Mau’ud a.s. dan para sahabah juga memperoleh kedudukan yang mempertemukan dengan kaum sebelumnya, maka berdiri-nya Jema’at dan kemajuan-kemajuan yang telah dijanjikan itu akan terus berjalan sampai Hari Kiamat. Apabila kita dengan bangga menceritakan hal itu, maka sesunggunya tidak akan cukup hanya bercerita saja. Untuk mendapat bahagian dari revolusi ruhani itu kita harus memahami kewajiban-kewajiban kita. Kita berkewajiban untuk melanjutkan jalannya revolusi ruhani itu yang dapat kita saksikan dari riwayat kehidupan para sahabah Hazrat Masih Mau’ud a.s. Sekarang kewajiban menyelamatkan dunia dari berbagai macam musibah dan bencana dan menghubungkan mereka dengan Allah swt adalah terletak diatas pundak setiap orang Ahmadi. Selama kita secara peorangan ataupun secara kolektif berupa Jema’at tidak berusaha untuk itu, tidak memahami kewajiban pribadi masing-masing dan tidak menunaikannya dengan sebaik-baiknya, maka kita tidak dapat disebut orang yang telah beriman dengan hakiki kepada Ahmad Sani yaitu Ahmad akhir zaman. Dan kewajiban itu tidak dapat kita laksanakan selama kita tidak menegakkan mutu ibadah kita yang tinggi. Maka kita tidak dapat menjadi hamba-hamba Allah swt yang menyempurnakan firman Tuhan ini yaitu falyastajibuu li (sambutlah seruan-seruan-Ku) yang dapat menjadi gambar nyata dari falyu’minu bi yakni berimanlah kamu kepada-Ku. Semata-mata ihsan Allah swt atas kita Yang telah memberi kesempatan lagi untuk memasuki bulan Ramadhan Mubarak ini demi mengadakan perbaikan diri kita. Dimana telah terbuka kesempatan untuk meningkatan iman demi meraih qurub Allah sawt dan demi melaksanakan hukum-hukum Allah swt.
Alangkah bahagianya didalam bulan Ramadhan ini orang-orang diantara kita yang menerima anugerah penghargaan lafaz ”ibadi” yakni hamba-hamba-Ku yang dengan kasih sayang-Nya telah difirmankan Allah swt, menjadi orang-orang yang berusaha keras dengan penuh semangat dan tekun untuk meraih qurub Allah swt. Mengeni pentingnya bulan Ramadhan ini Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda ; ” Bulan Ramdhan ini bulan yang sangat baik sekali untuk membuat kalbu bersinar terang. Salat membuat jiwa manusia menjadi suci dan puasa membuat kalbu bersinar terang.” Jadi bulan Ramdhan ini bulan yang sangat baik sekali untuk membuat kalbu bercahaya.
Mengapa bulan ini demikian baik dan luhur? Allah swt telah menghimpun kedua macam perkara penting itu didalam bulan ini dan Dia telah memberi kesempatan atau memberi taufiq kepada hamba-hamba-Nya untuk menunaikannya. Beliau a.s. bersabda :
”Maksud dari Tazkyah nafs adalah manusia menjauhkan diri dari syahwat nafsu ammarah. Dan tajalli qalb artinya membuat kalbu bersinar terang maksudnya adalah terbukanya pintu kasyaf sehingga dapat melihat Tuhan.” Jadi, itulah maksud dan tujuan kita yang harus kita raih. Dalam Ramadhan berhimpun dua perkara penting. Salat juga dan puasa juga. Maka dalam bulan Ramadhan ini kita harus meningkatkan mutu ibadah salat kita supaya dapat diperoleh tazkyahi nafs yang menjauhkan semua keburukan-keburukan dan dorongan syhawat sehingga kita dapat mendengar suara firman Tuhan : Faiini qorib! Sesungguhnya Aku sangat dekat! Semangat ibadah salat dan puasa jangan terbatas hanya didalam bulan Ramadhan saja. Melainkan harus dengan niyyat untuk mengadakan perobahan pada diri kita secara berterusan dan kekal. Dan menjadi seorang hamba yang selalu menyatakan siap (labbaik) untuk melaksanakan hukum-hukum Tuhan. Selalu berusaha meningkatkan iman yang lebih tinggi mutunya. Semua perkara harus dipikirkan sebelum kita lakukan bahwa sekarang kelestarian kita dapat dipertahankan hanya dengan menjadi hamba hakiki Allah swt dan kelestarian dunia juga sangat erat kaitannya dengan keadaan kita. Jika kita sendiri berada didalam kegelapan maka tidak mungkin kita dapat menunjukkan jalan kepada dunia. Jika kita tidak mengetahui makna ”ibadi”secara mendalam maka bagaimana kita dapat memberi bimbingan kepada yang lain untuk menjadi ”ibadullah”.
Sebagaimana telah saya katakan bahwa Allah swt telah mengutus Hazrat Masih Mau’ud a.s. pada zaman ini untuk melanjutkan perjuangan Missi yang dibawa oleh Hazrat Rasulullah saw. Maka pertanyaan yang diajukan oleh para sahabah, bagaimana cara untuk mendapatkan Allah swt, pertanyaan itu pula yang diajukan kepada Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. oleh dunia dan beliau a.s. telah-pun memberitahukan kepada dunia bagaimana cara-cara untuk memperoleh qurub Allah swt dan untuk itu beliau telah mengumpulkan manusia kedalam sebuah Jema’at. Dan pertanyaan itu pula yang telah diajukan oleh Jema’at orang-orang mukmin didunia. Maka Jema’at orang-orang mukmin akan mampu memberi jawaban dengan tepat tentang itu jika setiap orang dari Jema’at itu telah memperoleh standar orang-orang yang beriman sejati dan selalu siap sedia menyambut seruan Allah swt. Iman kita harus sudah jauh lebih maju. Dan semua permohonan kita juga harus mendapat sambutan dan jawaban dari Allah swt. Maka barulah kita akan berhasil memahami dengan sesungguhnya makna ”fainni qorib.”
Sekarang diatas dunia ini nampak berbagai macam kerusuhan dimana-mana, di Timur maupun di Barat, di negara-negara Muslim ataupun dinegara-negara Kristen yang sudah maju sedang dirundung oleh berbagai macam kegelisahan. Beberapa hari yang lalu dinegara ini (UK) telah terjadi kerusuhan dan huru-hara yang telah menimbulkan banyak kehancuran dan banyak keresahan. Kejadian ini telah membuka mata orang-orang disini bahwa bukan hanya dinegeri-negeri miskin saja telah terjadi kerusuhan seperti ini yang sangat membahayakan keamanan. Keamanan mereka juga sedang terganggu. Untuk mengatasi hal itu hanya satu obat penawarnya yaitu, menjadikan dunia abd Allah swt ( hamba Allah swt). Namun bagaimana caranya? Kita tidak mempunyai kekuatan untuk itu. Dan tidak mungkin pula membuat dunia mengenal Tuhan melalui sarana kekuatan materi.
Hanya satu macam cara untuk membuat dunia aman damai yang telah diberitahukan oleh Imam Zaman ini kepada kita. Dimana amanat Ilahi ini disampaikan disana pertolongan Allah swt juga harus dimohonkan melalui do’a. Semua harus banyak memanjatkan do’a kepada Allah swt. Dimana banyak usaha dilakukan disana do’apun harus dipanjatkan sebanyak-banyknya. Akan tetapi sebagaimana telah saya katakan sebelumnya bahwa pertolongan Allah swt dan terkabulnya do’a-do’a akan diperoleh hanya oleh hamba-hamba yang patuh mengamalkan hukum-hukum Allah swt dan mempunyai iman yang kokoh terhadap Allah swt. Cara kemaqbulan do’a-do’a yang telah dijelaskan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. kepada kita akan saya sampaikan secara ringkas kepada hadirin semua.
Perkara apakah yang membuat Allah swt cepat menyambut seruan labbaik hamba-hamba-Nya apabila ia berdo’a? Taraf iman macam apakah yang dapat membimbing hidayah bagi hamba-Nya yang membuat imannya menjadi lebih kokoh kuat? Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah menggubah sebuah sya’ir sebagai berikut : Seorang manusia yang berjalan diatas taqwa, rasa gentar dan takut kepada Tuhan setiap waktu selalu tertanam didalam kalbunya. Setiap waktu ia merasa bahwa Tuhan selalu mengawasi-ku dan setiap waktu Dia menyaksikan kegelisahan ataupun ketenangan-ku. Tidak boleh ada perbuatan apapun yang aku lakukan yang menimbulkan kemarahan Tuhan. Perbuatan semua anggauta badan harus sesuai dengan perintah dan kehendak Allah swt. Semua akhlaq dan hubungan dengan semua makhluq juga harus sesuai dengan perintah atau kehendak Allah swt. Dan itulah asas taqwa yang sebenarnya. Semua anggauta badan manusia, tangan, kaki, mata, kuping, hidung, mulut semuanya berbuat sesuai dengan kehendak Allah swt. Semua itu dapat berbuat demikian apabila manusia mempunyai keyakinan yang sempurna terhadap wujud Allah swt.
Beliau a.s. bersabda :”Tanamkanlah didalam kalbu kalian keyakinan yang kamil terhadap wujud Allah swt.” Oleh sebab itu ditempat lain Hazrat Masih Mau’ud a.s. juga bersabda bahwa untuk kemakbulan do’a-do’a juga sangat diperlukan adanya keyakinan yang kamil terhadap wujud Allah swt. Jika yakin bahwa wujud Tuan itu ada, langit bumi serta semua benda angkasa dan semua benda yang kita mengetahui dan tidak mengetahuinya pencipta semua itu adalah Allah swt dan Pemilik semua kekuatan juga adalah Allah swt dan Dia sumber bagi semua kekuatan dan kekuasaan juga, Dia berkuasa untuk menciptakannya dan Dia berkuasa untuk mematikannya juga. Dia juga mempunyai kekuasaan bila saja Dia ingin menciptakan sesuatu Dia mampu untuk menciptakannya, Dia Pemberi kehidupan dan juga Pemberi kematian, Dia menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup. Dan melalui do’a Dia pembangkit revolusi ruhani yang meniupkan ruh atau spirit baru kedalam kalbu mereka yang sudah mati ruhani. Dan ini dapat terjadi demikian apabila manusia mempunyai iman hakiki dan Allah swt Yang memiliki semua kekutan mengabulkan do’a-do’a mereka, dan memang Dia mengabulkan do’a manusia yang Dia anggap lebih baik baginya.
Beliau a.s. bersabda : ” Allah swt mengabulkan do’a hamba-Nya yang Dia anggap lebih baik baginya.” Beberapa hal yang diperlukan bagi terkabulnya do’a diantaranya adalah, do’a harus dipanjatkan dengan keperihan hati sambil merintih, jangan hanya dengan satu dua patah kata diucapkan lalu do’a selesai. Hendaknya hati meleleh laksana air dan menangis sambil meneteskan air mata. Berdo’alah sambil berfikir bahwa hanya Tuhanlah tumpuan kita dan hanya Dia-lah yang dapat mengabulkan do’a kita. Rasa gelisah dan keperihan hati harus menguasai alam fikiran kita. Suasana gelisah yang membuat fikiran buntu hanya Tuhanlah tumpuan terakhir. Jika tumpuan terakhir ini hilang maka dunia dan akhirat-ku akan hancur binasa. Keadaan seperti itulah yang harus kalian ciptakan diwaktu berdo’a kepada Allah swt.
Syarat yang lain agar do’a dikabulkan adalah, merendahkan diri. Sikap merendahkan dirilah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt. Oleh sebab itulah Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda dalam sya’ir :
badter bano har eik se apne kheal me,
syaid hi too dakhil ho daarul wisal me ,
anggaplah dirimu lebih buruk dari semua,
sebab dengan cara ini kamu akan masuk dan jumpa dengan Tuhan.
Jika sikap merendahkan diri kalian sampai kebatas terakhir, menganggap diri sendiri lebih rendah dari semua, jika kalian membersihkan diri dari setiap jenis takabbur, barulah kemungkinan untuk menjalin hubungan dengan Allah swt dapat tercipta. Sebab dengan sifat takabbur tidak mungkin manusia dapat meraih qurub Allah swt. Jika jalinan hubungan dengan Tuhan tidak dapat diperoleh maka kemaqbulan do’a juga tidak akan diperoleh.
Hazrat Masih Mau’u a.s. bersabda:
”Do’a yang dipanjatkan dengan hati penuh gelisah dan dengan keperihan hati, do’a itu dapat menarik karunia turun kepadanya. Setelah do’anya terkabul maka sampailah ia kepada maksud dan tujuan utamanya. Namun sulitnya adalah, hal itu juga tidak dapat diperoleh tanpa adanya karunia Allah swt. Sesungguhnya untuk dapat memanjatkan do’a yang hakiki juga sangat diperlukan do’a juga kepada Allah swt. Manusia terus-menerus memanjatkan do’a namun ia merasa bahwa belum mendapat taufiq untuk memanjatkan do’a. Yakni untuk mendapatkan kemaqbulan do’a itu diperlukan do’a juga kepada Allah swt. Jika kita sudah dapat berpikir seperti ini maka tidak akan timbul lagi kelalaian untuk berdo’a.
Demikianlah Allah swt telah memberi petunjuk kepada kita bagaimana cara untuk mendapatkan qurub-Nya.” Disatu tempat Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah bersabda ;
”Pintu yang telah dibuka oleh Allah swt demi kebaikan hamba-hamba-Nya adalah hanya satu buah, yaitu do’a. Barangsiapa yang masuk melalui pintu itu sambil menangis mencucurkan air mata, maka Tuhan Yang Maha Mulia menyelimutinya dengan cadar kesucian. Dan dia dilimpahi pengaruh keagungan-Nya demikian rupa sehingga ia jauh dari perbuatan-perbuatan yang buruk. Jadi, alangkah beruntungnya dia yang membersihkan dirinya sambil menangis mencucurkan air mata dihadapan Tuhan dan menyelamatkan diri dari setiap pengaruh buruk duniawi, menjadi salah seorang hamba yang dekat dengan Allah swt dan kepadanya Alah swt melimpahkan pengaruh keagungan-Nya yang dapat menjauhkan dirinya dari segala jenis keburukan. Namun untuk meraih kedudukan orang seperti itu lebih dahulu manusia harus berjuang dengan keras dan penuh semangat sambil merundukkan kepalanya dihadapan Tuhan. Itulah undang-undang syari’at Allah swt.”
Selanjutnya diantara undang-undang Allah swt yang penting lainnya untuk kemaqbulan do’a-do’a yaitu, menyempurnakan hak-hak Allah swt dan hak-hak hamba-hamab-Nya. Tentang itu Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda ;
” Jadilah kalian orang yang sudah bebas dari tuntutan hak-hak makhluk dan tuntutan hak-hak Allah swt. Ingatlah! Do’a orang yang menahan hak-hak makhluk tidak dikabulkan oleh Allah swt sebab dia telah berlaku zalim. Kasih sayang Tuhan tercurah kepada orang yang selalu merasa takut, walaupun dalam suasana aman damai, seperti takutnya orang yang sedang ditimpa musibah. Orang yang dalam keadaan aman tidak melupakan Tuhan maka Tuhan tidak akan melupakannya diwaktu ia mendapat musibah. Dan orang yang diwaktu aman-tenteram melewatkan umurnya dengan hidup bersenang dan berfoya-foya dan diwaktu musibah turun mulai memanjatkan do’a-do’a maka do’a-do’anya itu tidak akan dikabulkan oleh Allah swt.”
Jadi dalam keadaan aman juga hati kita harus tetap rujuk kepada Allah swt dan harus banyak memanjatkan do’a kepada-Nya. Itulah rahasia kemaqbulan do’a. Dalam suasana bagaimanapun kita harus banyak memanjatkan do’a kepada Allah swt bukan hanya didalam bulan Ramadhan saja, atau bukan hanya diwatu menghadapi kesulitan ataupun diwaktu musibah sedang menimpa. Melainkan dalam setiap keadaan aman dan keadaan sehat-walafiat juga kita harus selalu memanjatkan do’a kepada Allah swt.
Selanjutnya Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda ;
”Untuk kemaqbulan do’a itu manusia harus mengadakan perubahan suci pada dirinya, jika tidak dapat melepaskan diri dari keburukan dan melanggar had-had atau batasan undang-undang Allah swt, maka do’a-do’a itu tidak mempunyai kesan apapun. Jadi apabila Allah swt berfirman falyastajibuu li yakni sambutlah seruan-Ku maka kita harus mencari apa yang telah Tuhan perintahkan kepada kita untuk melaksankannya. Agar setelah melaksanakan semua perintah itu kita dapat meraih qurub Allah wt. Dan setelah mencari semua perintah-Nya itu kita juga harus menjauhkan diri dari perkara yang telah Allah swt perintahkan untuk mencegahnya. Dan hukum-hukum atau perintah itu jumlahnya tidak sedikit.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: “Tanamkanlah keagungan Tuhan didalam kalbu kalian. Dan letakkanlah kegagahan-Nya dihadapan mata kalian. Dan ingatlah! Didalam Alquranul Karim terdapat tidak kurang dari 500 buah perintah Allah swt. Barangsiapa yang melanggar salah satu dari perintah-Nya itu maka saya berkata dengan sesungguhnya bahwa dihari pengadilan dia patut dimintai pertanggungan jawabnya. Jika ingin memperoleh najaat (keselamatan) maka berusahalah untuk menjalani kehidupan sesuai dengan hukum-hukum-Nya.” Jadi dari sekian banyaknya hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah swt kita harus berusaha melaksanakan-nya sesuai kemampuan kita.
Selnjutnya beliau bersabda:
”Laksanakanlah undang-undang Alqur’anul Karim sebagai tanggung jawab kalian. Orang-orang jahat akan binasa dan pembuat kerusuhan akan dijerumuskan kedalam neraka jahannam dan orang yang selalu menundukkan kepalanya dihadapan Tuhan sambil merendahkan diri akan terhidar dari maut. Janganlah kalian beribadah kepada Tuhan untuk mendapatkan barang-barang duniawi. Bagi orang yang berfikir untuk beribadah seperti itu sebuah lobang menanti dihadapannya. Sesungguhnya kalian beribadah kepada Tuhan karena Dia sebagai Khaliq mempunyai hak atas kalian agar Dia disembah oleh kalian. Kalian mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan ibadah kepada-Nya, sekalipun untuk beribadah kepada-Nya ini kalian harus mengurbankan jiwa kalian. Dan tujuan hidup kalian semata-mata demi Kekasih Sejati ini ridha kepada kalian, sebab jika tujuan hidup kalian tidak sepadan dengan itu atau kurang dari itu maka kalian akan terjerumus kedalam jurang kehinaan.”
Kita berdo’a semoga dengan memahami penjelasan-penjelasan tersebut didalam bulan Ramadhan ini Tuhan Yang Muhsin Hakiki ridha kepada kita semua. Amin ! Jadi sambil menunaikan ibadah Ramadhan, kemaqbulan do’a-do’a, mematuhi hukum-hukum Tuhan, memupuk iman menjadi lebih kuat dikaitkan dengan meraih hidayat yang telah dijelaskan oleh Allah swt kepada kita sambil berfirman : Demi kebaikan hamba-hamba-Ku dan demi keselamatan hamba-hamba-Ku dari bala dan musibah serta dari azab Aku setiap waktu selalu siap menolong. Namun hamba-hamba-Ku juga harus menunaikan hak-hak mereka sebagai hamba-hamba-Ku, sambil menisbahkan diri sebagai hamba-hamba-Ku yang sejati. Kalian harus menjalankan perintah-perintah, mengamalkan ajaran-ajaran yang telah dibawa oleh Tuhan bagi hamba-hamba-Nya. Supaya nampak banyak sekali Ibadurrahman diatas dunia ini. Dan berkat para Ibadurrahman ini dunia menjadi tempat orang-orang yang saling cinta mencintai dan hormat menghomati satu sama lain serta menjadi tempat yang aman dan damai. Sehingga pemandangan Surga yang indah nampak diatas dunia ini. Jadi pengakuan iman kita yang kuat, mendengar dan mengakui kebenaran Imam Zaman, kewajiban penting untuk menaruh simpati terhadap makhluq Tuhan yang tanggung jawabnya diserahkan kepada Jema’at Ilahi, semua itu mnuntut kita agar kita masuk kedalam golongan hamba-hamba Allah swt yang sejati yang do’a-do’a nya dikabulkan oleh Allah swt. Dan masuk dalam golongan hamba-hamba-Nya yang telah melakukan revolusi ruhani didalam diri mereka. Dan masuk dalam kelompok hamba-hamba-Nya yang berusaha menghidarkan diri dari segala jenis keburukan dan dari bahaya azab Allah swt sambil menyempurnakan hak-kewajiban terhadap makhluq-makhluq-Nya.
Jadi ibadah dibulan Ramadhan ini adalah sebuah training bagi kita demi menjadi hamba-hamba Allah swt yang sejati seperti yang telah diuraikan diatas dan untuk meningkatkan iman kita agar lebih cemerlang. Alangkah beruntungnya kita jika kita semua mengambila faedah sebanyak-banyaknya dari bulan Ramadhan ini. Semoga untuk itu semua Allah swt memberi taufiq kepada kita. Amin !
Pada waktu ini untuk menyelamatkan dunia dari berbagai kerusuhan, menghindarkan dunia agar tidak jatuh terperosok kedalam jurang kehancuran, tidak diperlukan suatu barang atau benda zahir, dan benda-benda dunia itu tidak akan membawa faedah sedikitpun. Semata-mata hanya satu macam senjata yang sangat diperlukan diwaktu ini, yaitu senjata do’a. Maka dibulan Ramadhan ini selain berdo’a untuk pribadi dan keluarga sendiri demi meningkatkan iman dan hubungan dengan Allah swt, berdoalah juga sebanyak-banyaknya bagi keselamatan dunia agar terhindar dari kehancuran. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : ” Keberuntungan orang-orang Islam adalah bahwa Tuhan mereka mendengar do’a-do’a hamba-hamba-Nya. Akan tetapi yang dapat memahami hal itu hanyalah orang-orang Ahmady, maka apabila Tuhan kita mendengar do’a-do’a kita tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa. Dan memang kita tidak pernah merasa putus asa bahkan kita yaqin bahwa, insya Allah swt semua janji Tuhan mengenai kemajuan Jema’at yang telah disampaikan kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s akan mencapai kesempurnaan. Dan kita yaqin bahwa hari berkibarnya bendera Hazrat Rasulullah saw diseluruh dunia akan segera tiba. Dan orang-orang yang memperoleh hidayah dari Allah swt akan menjadi mayoritas penduduk dunia. Insya Allah !!
Saya ingin mengingatkan kembali untuk tidak melupakan do’a ini yaitu do’a agar Allah swt memasukkan kita kedalam golongan hamba-hamba-Nya yang telah memperoleh hidayah dan menjadi hamba-hamba-Nya yang sejati. Semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita semua untuk menjadi hamba-hamba yang berjaya memperoleh berkat-berkat Ramadhan sebanyak-banyaknya. Amin !
Setelah itu Huzur atba mengumumkan akan menunaikan salat jenazah ghaib setelah salat Jum’ah untuk dua orang anggauta Jema’at yang telah meninggal dunia. Pertama Subedar Raja Muhammad Mirza Khan wafat di Rabwah pada tanggal 4 Agustus dalam umur 90 tahun. Beliau pernah berkhidmat sebagai militer pada masa Perang Dunia ke 2. Setelah itu beliau pergi ke Qadian dan berkhidmat didalam Jema’at dibawah bimbingan Hazrat Khalifatul Masih II r.a. Beliau sangat rajin beribadah, sangat mukhlis dan semangat menjalankan tabligh Jema’at dan beliau mempunyai hubungan erat dengan Khilafat. Semoga Allah swt memberi kedudukan tinggi kepada beliau didalam Syurga.
Yang kedua, Ameena Beghum Sahibah wafat di Rabwah pada tanggal 7 Agustus 2011. Beliau salah seorang penduduk pertama di Rabwah yang berhijrah dari Qadian. Beliau memiliki hubungan dengan Khilafat yang sangat erat, dan telah banyak berkhidmat dalam badan Lajna Immailla. Beliau sangat baik dengan para tetangga (jiran) ditempat beliau tinggal dan dengan karunia Allah swt beliau seorang Moosiah. Semoga Allah swt memberi kedudukan tinggi kepada beliau didalam Surga. Amin !!
Alihbahasa dari Video Urdu oleh Hasan Basri