Rasa Syukur atas Kesuksesan Jalsah UK

Khotbah Jum’at

Hadhrat Khalifatul Masih Vatba

Tanggal 31 Juli 2009/Wafa 1388 HS

Di Baitul Futuh, London, U.K.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ

وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Pada minggu yang lalu dengan karunia Allah Ta’ala Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah Inggris telah berakhir. Semua keberkatan-keberkatannya tidak hanya menyirami orang-orang yang ikut serta hadir di sini saja, bahkan kepada para Ahmadi yang ikut serta di dalamnya melalui media MTA dimanapun di seluruh dunia. Seberapapun kita bersyukur kepada Allah Ta’ala atas hal itu, tidaklah cukup, karena Allah Ta’ala telah membuat Jemaat Ahmadiyah tersebar di seluruh dunia menjadi satu umat. Dan inilah maksud kebangkitan Hadhrat Masih Mau’ud as dan merupakan satu tugas penting beliau a.s.. Jika hari ini orang-orang Islam dapat memahami poin ini seraya melihat karunia-karunia Allah Ta’ala terhadap Jemaat Ahmadiyah dan mereka bergabung masuk ke dalam bai’at Masih Muhammadi, maka mereka akan menjadi murid hakiki Rasulullah saw  dan setiap mata musuh yang melihat kepada mereka serta tangan yang bergerak maju ke arah mereka dengan niat buruk akan bertabrakan dengan benteng keselamatan ini. Lalu mereka tidak hanya menjadi semprna tanpa cacat, bahkan musuh-musuh akan digilas di bawah roda kemurkaan Allah Ta’ala.

Dengan karunia Allah Ta’ala sejak 120 tahun lalu, bahkan lebih dari itu, kami terus menyaksikan pemandangan ini. Jika ini merupakan Jemaat rekayasa tangan manusia, maka jemaat ini akan berakhir ketika menghadapi serangan-serangan musuh dan para penentang karena mereka semua memiliki kekuatan-kekuatan lahiriah.

Dalam setiap tahun ketika Jalsah, saya biasa menyebutkan karunia yang telah Allah Ta’ala anugerahkan kepada Jemaat Ahmadiyah pada tahun yang sedang berjalan itu. Dari peristiwa-peristiwa yang merupakan karunia-karunia Allah Ta’ala, ada satu-dua hal yang saya akan ambil dan karena terbatasnya waktu, maka sepuluh persen dari itu pun tidak bisa saya jelaskan. Bagaimanapun juga, ini akan terus disuguhkan ke hadapan Jemaat dalam berbagai kesempatan atau berupa tulisan di media Jemaat secara berkala. Pada saat ini sesuai dengan tradisi Jamaat, dengan mengacu pada Jalsah, saya akan sedikit membahas mengenai “syukur”. Sebagaimana saya telah katakan bahwa seberapapun banyaknya kita bersyukur pada Allah Ta’ala, tetap saja masih kurang. Namun syukur ini bisa kita lakukan terhadap perkara-perkara lahiriah yang kita ketahui dan yang mayoritas orang-orang merasakannya. Kita atau kebanyakan orang sama sekali tidak mengetahui bahwa karunia Allah Ta’ala sedemikian rupa tidak terhitungnya ketika Jalsah berlangsung.

Allah Ta’ala di dalam surah An-Nahl  ayat 19 berfirman:

Wa in ta’uddû ni’matal-Lôhi lâ tuhshûhâ, innal-Lôha laGhofûrur-Rohîm —

“Dan jika kalian menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kalian sama sekali tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Jadi hendaknya perkara ini menarik perhatian kita ke arah itu, yakni supaya lidah kita senantiasa menyatakan syukur kepada Allah Ta’ala atas karunia-karunia-Nya yang telah kita saksikan, bahkan seharusnya kita juga mengungkapkan rasa syukur kepada hal-hal yang kita tidak ketahui. Pada hari pertama Jalsah, Allah Ta’ala telah menurunkan hujan, maka ini juga ada faedahnya untuk kita dan ketika hujan berhenti pun, maka Dia telah mencurahkan karunia atas kita. Dia telah melindungi kita dari segala macam keburukan yang kita tidak ketahui.

Kemudian dewasa ini ‑di beberapa negara-negara, bahkan di seluruh dunia‑ H1N1 (flu babi) sedang merebak. Flu yang sangat menimbulkan kekhawatiran ‑hingga sampai-sampai terpikir‑ jangan-jangan karena Jalsah, manakala orang-orang berkumpul dari berbagai tempat, maka kita juga tidak mengetahui siapa-siapa saja yang terinfeksi dan virus-virus macam apa yang dibawa oleh seseorang. Dan dalam keadaan umum juga, ketika wabah atau penyakit-penyakit berbahaya tidak menyebar, namun tetap saja seseorang akan tertular penyakit dari yang lain. Bagaimanapun tadinya terpikir bahwa dikarenakan flu mewabah seperti itu, maka pada hari-hari Jalsah tentunya beberapa persen orang-orang akan terpengaruh. Tetapi Allah Ta’ala telah memberikan karunia ‑kecuali ada beberapa kasus‑  tiga atau empat yang saya ketahui. Penyakit ini tidak menjangkiti kepada siapa pun; dan ini juga merupakan satu karunia besar dari antara karunia-karunia Allah Ta’ala. Jadi pertama-tama atas semua itu kita bersyukur kepada-Nya sambil bersujud di hadapan Allah Ta’ala lebih dari sebelumnya. Kita memohon karunia-Nya supaya karunia-Nya itu terus bertambah pada kita. Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 159:

Fa innal-Lôha Syâkirun ‘Alîm —

“Maka Sesungguhnya Allah Maha Menghargai kebaikan lagi Maha mengetahui.”

Manakala kata  Ï.$x© – Syâkir – Maha berterima kasih digunakan, maka maksudnya adalah bahwa Dia memandang dengan pandangan penuh penghargaan. Jika ungkapan rasa syukur kita keluar dari lubuk hati yang dalam, maka kemudian Allah Ta’ala akan sangat menghargainya dan Dia berfirman dalam surah Ibrahim ayat 8:

La-in syakartum la-Azîdanna-kum —

 “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah lebih banyak lagi (nikmat) bagimu.” Jadi rasa syukur yang hakiki ini baru akan terwujud manakala dengan penuh ketabahan kita  terus menerus menjadi hamba-Nya yang tahu bersyukur.

Allah Ta’ala berfirman:

Syâkirun ‘Alîm —

Dia Maha Menghargai dan Dia memiliki pengetahuan. Dia mengetahui bahwa siapa yang sedang menjalankan arti syukur secara hakiki. Dia tidak bisa ditipu. Jadi hendaknya setiap orang menjadi orang-orang yang bersyukur secara hakiki dan hendaknya berusaha menjadi seperti itu.

Kini setelah bahasan yang singkat ini, saya juga menyatakan rasa terima kasih kepada para petugas kaum pria dan petugas kaum wanita serta kepada semua orang yang hadir bahkan kepada siapapun yang duduk dimanapun di dunia, kemudian mendengarkan jalannya Jalsah. Dan mereka yang hadir di sini hendaknya juga berterima kasih kepada para petugas laki-laki dan perempuan. Karena sebagian dari para petugas sedemikian rupa memegang peranan penting dalam memperlihatkan semua program Jalsah di dunia. Dan kita juga diperintahkan untuk berterima kasih kepada sesama manusia. Sebab ucapan rasa terima kasih ini juga akan membawa kepada rasa syukur kita yang hakiki terhadap Allah Ta’ala. Di dalam sebuah hadis tertera bahwa Rasulullah saw. bersabda:

وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهِ

waman lam yasykurinnâsa lam yasykuril-Lâhi

Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka dia juga tidak bersyukur kepada Allah atau tidak bisa bersyukur.[1]

Kini kebanyakan orang-orang yang berjumpa dengan saya, mereka mengatakan bahwa dengan karunia Allah Ta’ala pengaturan ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Semua petugas ‑pria maupun wanita‑ jauh lebih siap dan mereka tampil dengan akhlak yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Setiap seksi telah menjalankan kewajiban-kewajiban mereka sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing dalam bentuk yang lebih baik dan untuk pelayanan terhadap tamu, mereka berusaha mengerahkan segenap kemampuan mereka. Atas hal itu, para tamu juga hendaknya banyak bersyukur. Saya bisa melihat wajah para pemuda dan pemudi yang pulang-pergi di tenda Jalsah, tampak jelas mereka kurang tidur dan sangat kelelahan. Akan tetapi mereka dengan cekatan menjalankan tugasnya. Bahkan sepengetahuan saya bahwa pada hari-hari Jalsah ada seorang ketua seksi laki-laki dan ketua seksi perempuan yang keduanya adalah bersaudara. Mereka tanpa istirahat, karena terus menerus melakukan tugas dan kemudian mereka pun tidak sempat sarapan pagi, mereka tidak makan atau di malam hari mereka hanya makan sedikit saja. Bagimanapun juga akibatnya mereka menjadi pingsan. Tampaknya kedua bersaudara pria dan wanita ini datang dengan tekad bulat bahwasanya sejauh mana mereka berdua dapat bekerja keras hingga satu detik pun pengkhidmatan itu jangan terlewatkan. Akan tetapi ini merupakan suatu hal yang salah dan sesuai dengan petunjuk dokter, mereka kemudian tidak bisa berkhidmat dan tidak bisa menjalankan tugas pada hari terakhir. Oleh karena itu, maka hendaknya juga memperhatikan diri kita sendiri. Para panitia pelaksana, para nazim dan juga para ketua seksi, hendaknya mereka juga memperhatikan supaya sedikit banyak meluangkan waktu untuk istirahat dan hendaknya juga memperhatikan makan serta minum mereka. Banyak sekali contoh-contoh gejolak pengkhidmatan tanpa pamrih yang tampak pada kita dengan pengkhidmatan di hari-hari Jalsah. Terdapat ruh-ruh unik yang telah Allah Ta’ala anugerahkan kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Diantara orang-orang yang menjalankan tugas itu ada juga dari orang Asia, ada juga penduduk asli Inggris yang tinggal di sini dan dari orang-orang yang menetap di sini yang datang dari negara-negara Afrika juga. Seolah-olah seperti halnya juga orang-orang yang datang untuk mendengarkan Jalsah, mereka terdiri dari berbagai warga negara. Orang-orang yang menjalankan tugas pun terdiri dari beragam bangsa. Jadi inilah karunia Allah Ta’ala terhadap Jamaat Hadhrat Masih Mau’ud as. Mengenai anak-anak, tugas yang diserahkan kepada mereka adalah memberikan minum atau memberikan makan ‑atau pekerjaan apapun yang diberikan kepada mereka‑ telah dilaksanakan dengan sangat baik. Para pemuda dan pemudi semuanya melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sangat baik.

Tahun ini dari instansi pemerintah bidang health & safety (kesehatan dan keselamatan) menyampaikankan supaya memberikan perhatian khusus ke arah itu. Untuk itu dibentuk seksi baru dan di berbagai kesempatan instansi pemerintah tersebut selalu melakukan pengecekan pada seksi ini. Mereka biasa datang untuk melakukan pemeriksaan. Sebab kesehatan dan keselamatan ada kaitannya dengan setiap seksi dalam Jalsah Salanah dan juga dengan tenda Jalsah serta urusan-urusan yang berkaitan dengan para tamu dan juga dengan para petugas. Oleh karena itu dikhawatirkan ada kekurangan yang tampak, maka mereka akan memperoleh alasan. Tetapi dengan karunia Allah Ta’ala pengaturan di setiap tempat sesuai dengan mutu dan standar mereka (instansi health & safety).

Kemudian di hari pertama dalam khutbah, saya telah mengingatkan agar memberikan perhatiaan terhadap kebersihan, maka sebagian surat dari antara para tamu datang kepada saya bahwa “dalam khutbah Hudhur telah mengingatkan untuk menaruh alas atau karung goni di pintu-pintu. Supaya kotoran, lumpur dan lain-lain yang diakibat hujan agar jangan masuk ke dalam.” Sesudah Jum’at, ketika saya pergi ke kamar mandi, maka alas itu telah terbentang dan kemudian para petugas disana memperhatikan kebersihan di kamar-kamar mandi. Para tamu pun sesuai dengan ucapan saya mereka mengamalkan hal itu. Dan setelah mereka menggunakan kamar mandi, maka mayoritas dari mereka berusaha untuk membersihkannya. Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan ganjaran pada mereka semua.

Ini pun merupakan sebuah karunia dari antara karunia-karunia Allah Ta’ala. Yakni orang-orang Ahmadi memperoleh taufik untuk mentaati suara Khalifah dan dengan segera timbul perhatian untuk mengamalkannya secara sempurna.

Kemudian sebagaimana saya telah sebutkan bahwa flu babi (H1N1) sedang mewabah. Untuk menghindari wabah tersebut, saya telah memerintahkan supaya menggunakan obat Homeopahty. Maka dengan karunia Allah Ta’ala, pengamalannya berjalan dengan sempurna. Para petugas yang berhubungan dengan bidang homeophaty mereka telah berusaha sepenuhnya untuk menyediakan obat tersebut. Dan setiap hari 15-20 kg obat telah digunakan. Mencampur obat sebanyak itu merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Saya tidak mengetahui pasti tentang hal ini, apakah setelah mereka mencampurnya dengan benar dan mereka terus memberikannya. Karena terlebih dahulu harus memasukkannya ke dalam obat cair lalu dibuat obat atau mereka hanya memberikan globul-globul bulat yang manis saja. Namun bagaimana pun ini merupakan karunia  Allah Ta’ala bahwa di dalam globul-globul manis tersebut pun Allah Ta’ala telah meletakkan kesembuhan. Jadi inipun merupakan karunia Allah Ta’ala. Dari pihak lajnah satu kali pernah diperoleh laporan  bahwa ada seorang perempuan menolak memakan obat, mungkin dia menolak karena tidak mendengar khutbah atau tidak mendengar petunjuk-petunjuk saya. Maka seorang petugas perempuan yang bertugas disana mengatakan bahwa baiklah, jikalau anda tidak mau mendengar perkataan Khalifah, maka itu tanggungjawab anda sendiri. Atas perkatan itu maka segera dia menjulurkan tangannya sambil berkata berilah obat itu kepada saya. Jadi inilah pemandangan keitaatan yang nampak di kalangan orang-orang Ahmadi. Ini pun merupakan hadiah-hadiah kecil dari Allah Ta’ala yang walaupun nampaknya kecil, tetapi ini merupakan nikmat-nikmat  tak terhingga yang tidak kita bisa hitung.

Pada tahun ini saya menerima laporan dari tenda perempuan yang secara umum dijelaskan bahwa para perempuan mendengar prosesi Jalsah dengan sangat baik. Memang, para petugas harus menempelkan beberapa papan pengumuman di depan untuk menyuruh mereka diam. Namun walaupan demikian menurut seorang perempuan yang datang dari Amerika, ia mengatakan kepada saya bahwa kaum perempuan tidak diam sehingga Jalsah tidak dapat didengar dengan baik. Mungkin di satu bagian tempat untuk beberapa saat memang terjadi suasana seperti itu. Tetapi secara umum laporan yang diterima adalah bahwa tidak terdengar suara ribut sedikitpun dari antara para anggota Jalsah. Dan saya telah melihat ada sebagian orang yang di dalam diri mereka tedapat kebiasaan yang bukannya mencari kebaikan-kebaikan, namun terbiasa mencari sedikit keburukan-keburukan. Maka perempuan ini pun barangkali berasal dari kalangan orang-orang yang seperti itu. Tetapi karena Allah Ta’ala ingin menenangkan saya, secara kebetulan ada seorang anak perempuan dari Amerika. Ia merupakan seorang mahasisiwi di sebuah perguruan tinggi yang baru pertama kali ikut serta dalam Jalsah, ia datang untuk berjumpa dengan saya. Saya bertanya kepada dia bahwa untuk pertama kalinya kamu datang ke Jalsah, “Bagaimana Jalsahnya? Ada informasi  bahwa di tenda lajnah  terdengar ribut.” Maka dengan segera ia menjawab, “Sama sekali tidak, saya pergi di beberapa tempat dan duduk lama disana. Dan semua kaum perempuan serta anak-anak mendengarkan Jalsah dengan penuh perhatian. Dan secara khusus ketika ceramah saya berlangsung, maka suasana menjadi sangat hening. Suara ribut pun sama sekali tidak ada, bahkan saya sedemikian rupa terkesan sehingga saya tidak bisa menjelaskannya.” Jadi keberatan yang datang dari Amerika untuk mematahkannya pun datang dari Amerika juga. Walaupun demikian juga kaum laki-laki dan kaum perempuan pun hendaknya senantiasa ingat bahwa keberkatan-keberkatan Jalsah yang sebenarnya adalah terdapat dalam mendengarkan ceramah-ceramah Jalsah.

Saya tidak mengatakan bahwa jangan menyinggung kelemahan yang ada dalam pengaturan-pengaturan Jalsah. Tetapi menyebutkan hal itu juga perlu dan seyogyanya dilakukan supaya di masa yang akan datang perkara itu dikoreksi. Tetapi berkenaan dengan kelemahan-kelemahan yang masih terjadi di sebagian tempat, di dalamnya saya perhatikan bahwa lebih banyak merupakan kesalahan para tamu. Jalsah Jerman juga sebentar lagi tiba yang didalamnya sampai batas tertentu memiliki nuansa seperti Jalsah UK. Kemudian Jalsah di tempat lain juga di dunia diadakan. Oleh karena itu ketika saya memberikan petunjuk-petunjuk, maka Jemaat yang lain di dunia juga hendaknya berusaha mengamalkannya sesuai dengan itu.

Pada saat ini saya mendapat sebuah laporan bahwa di Islamabad, yakni di tenda-tenda tempat penginapan ketika orang-orang pergi untuk mengikuti acara Jalsah, maka terjadi beberapa kasus pencurian. Para tamu yang tinggal di tenda-tenda tempat penginapan hendaknya memperhatikan sendiri agar jangan meninggalkan barang-barang yang berharga di tenda. Dan jangan sampai membuat ujian seperti demikian bagi para panitia dan anda sendiri. Ini merupakan kesalahan para tamu yang walaupun diumumkan berkali-kali supaya barang-barang berharga dititipkan di kantor amanat/penitipan barang. Namun mereka tetap pergi dengan meninggalkan barang-barang berharga di tenda-tenda penginapan. Pergi lalu meninggalkan barang-barang di tempat terbuka merupakan ciri ketidakpedulian. Tidak diragukan lagi, di tempat yang lingkungannya baik sekalipun, orang-orang yang tidak benar pun bisa saja keluar-masuk. Dan jika tenda berada di tempat terbuka maka masuk ke dalamnya pun sangat mudah. Dan ketika barang-barang berharga tergeletak di depan mata, maka hal itu mengundang orang untuk berbuat tidak benar. Dan saya menganggap bahwa orang yang tanpa berhati-hati pergi dengan meninggalkan barang-barang berharganya, ini tidak hanya merupakan ketidakpedulian bahkan itu adalah kebodohan. Atau sebaiknya pergi membawa barang-barang itu bersamanya atau sebagaimana saya telah katakan bahwa hendaknya pergi setelah menitipkan kepada petugas yang berwenang di kantor. Tetapi para panitia pun hendaknya memperbaiki pengaturan mereka dengan lebih baik. Ini merupakan tugas pimpinan Jalsah Salanah bahwa dari seksi terkait telah berkali-kali diumumkan di semua tenda-tenda penginapan. Kalian menghuni tempat itu atau kalian membuat tenda disana, hendaknya dibuat pagar pembatas secara sempurna atau hendaknya hanya ada satu atau dua pintu gerbang dan disana pun hendaknya terdapat petugas yang berjaga. Di Jerman mereka juga membuat tenda-tenda penginapan seperti itu, hendaknya hal itu diperhatikan. Jalsah mereka juga sudah dekat, oleh sebab itu ‑sebagaimana saya telah katakan‑ hendaknya mengambil pelajaran dan selain ada pengawasan di pintu-pintu gerbang sebaiknya ada pengaturan keamanan juga. Ini merupakan satu pengaduan yang perlu disebutkan, karena di tempat lain juga bisa saja terjadi.

Dengan karunia Allah Ta’ala pengaturan kemanan, pengaturan lalu lintas dan yang lain-lainya secara umum sangat baik. Dewasa ini yang mana kondisi dunia seperti ini, hendaknya di setiap negara memperhatikan perkara ini. Keluhan polisi yang timbul sejak setahun-dua tahun yang lalu, kini mulai hilang. Tetapi pada tahun ini inspektur polisi setelah menulis sesuatu kemudian ia memberikannya kepada saya lalu ia menyampaikan bahwa sebaiknya tuan menerbitkan didalam surat-surat kabar tentang peraturan lalu lintas yang dipatuhi secara lebih baik dan juga telah diperlihatkan suatu disiplin yang sangat baik dimana pun kita tidak pernah menyaksikannya.

Seorang tamu gair Ahmadi menyatakan bahwa walaupun di jalan raya ada polisi yang bertugas, namun dia berdiri di luar hanya untuk mengotrol lalu lintas, tidak berdiri di area Jalsah. Yakni tidak di dalam area Hadiqatul Mahdi. Hal itu pun sama sekali tidak perlu. ‑Ia melanjutkan komentarnya bahwa‑ walaupun di tempat pertemuan seperti ini biasanya terdapat banyak polisi yang diperlukan dan namun tetap saja tidak dapat dikontrol.

Walikota Alton juga memberikan komentarnya bahwa kekhawatiran-kekhawatiran saya barangkali tidak seperti terhadap organisasi-organisasi Islam garis keras lainnya. Semua itu telah hilang dari benaknya dan kini saya mengatakan dengan terus-terang bahwa tidak ada bahaya dari kalian. Walaupun demikian dengan karunia Allah Ta’ala pengaturan-pengaturan yang telah dilakukan di dalamnya, para petugas telah melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat, disini pun para tamu telah bekerja sama dengan baik. Secara khusus berkaitan dengan transportasi, tahun ini, kereta api digunakan sepenuhnya dan ternyata alat transportasi ini digemari. Dan semuanya secara terus terang mengakui akan hal itu bahwa kami sampai ke tempat Jalsah dengan sangat mudah serta tekanan batin yang selalu terjadi akibat datang dengan kendaraan sendiri itupun dapat dihindari dan juga bebas dari kemacetan lalu lintas dan yang lainnya.

Ada satu perkara yang para tamu kemukakan kepada saya, dan ini merupakan hal yang sangat bagus bahwa mereka menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada amir sahib dan kepada para panitia penyelenggara. Mereka mengatakan bahwa amir sahib berkali-kali datang ke tempat penginapan lalu menanyakan tentang keperluan-keperluan kami dan panitia juga terus menanyakan. Dan inilah contoh yang hendaknya senantiasa dilakukan dan yang lainnya juga di dunia serta juga hendaknya para panitia penyelengara perlihatkannya.

Dari para Ahmadi yang tinggal di luar London, dari Ahmadi di luar negeri, dari para Ahmadi yang sakit, dari para Ahmadi yang karena terpaksa tidak bisa hadir dalam Jalsah, dari mereka semua datang surat-surat dan fax ucapan terima kasih yang tidak terhitung jumlahnya. Mereka memohon agar ucapan terima kasih mereka disampaikan kepada MTA yang telah memungkinkan mereka turut serta mendengarkan dan menyaksikan semua program dan baiat internasional. Dari pihak orang-orang Arab juga tidak terhitung pesan-pesan yang datang bahwa selama 24 jam prosesi Jalsah terus berlangsung. Dan terus menerus menimbulkan suatu kesegaran ruhani yang unik di dalam iman kami. Seluruh dunia mengucapkan terima kasih kepada para  kru MTA, baik yang pria maupun wanita. Bagaimanapun juga saya secara pribadi mengucapkan rasa terima kasih kepada semua panitia, baik pria maupun wanita yang telah bertugas mengkhidmati tamu dalam bentuk apapun. Dan kepada para tamu Jalsah, saya juga ucapkan rasa terima kasih. Walaupun mereka melihat ada kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan, mereka juga telah membuka pintu maafnya.

Tertera dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah saw. bersabda :  “Jibril memberitahukan kepadaku bahwa Allah Ta’ala pada hari kiamat akan mengangkat semua makhluk, maka Dia bertanya kepada seorang hamba-Nya, ‘Seorang hamba-Ku telah berbuat baik kepadamu. Apakah kamu mengucapkan terima kasih kepadanya?’ Maka sebagai jawabannya ia akan mengatakan ‘Wahai Tuhanku, saya mengetahui bahwa ini merupakan kebaikan dari Engkau, karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada nya. Atas perkataannya itu Allah Ta’ala akan berkata, kamu tidak bersyukur kepada-Ku karena kamu tidak mengucapkan terima kasih kepadanya yang dengan tangannya Aku telah berbuat baik kepadamu.”

Maka hendakanya inilah sikap seorang mukmin terhadap mukmin lainnya dan inilah karakteristik yang menampilkan pemandangan yang diuntai dalam satu ikatan.

Kini saya ingin menyampaikan kesan-kesan sebagian dari para tamu bukan Jemaat. Akan tetapi mereka ikut hadir dalam Jalsah karena ada ikatan dengan kita. Mereka memperoleh taufik untuk hadir dalam Jalsah dan mereka sangat terkesan dengan pengaturan-pengaturan dan lingkungan suasana Jalsah juga telah menanamkan pengaruh ruhani terhadap mereka. Demikian pula bagi sebagian orang-orang Ahmadi yang pertama kali datang ke Jalsah. Dan Jalsah telah menciptakan revolusi di dalam kehidupan mereka juga sehingga sedikit banyak terdapat kesan-kesan.

Pertama, pimpinan akuntan Karl Mark dari Swedia yang tengah mewakili perserikatan Eropa, Tn. Rajar Kelp. Beliau telah memberikan tulisan dan menerangkan sedikit di Jalsah bahwa saya telah mengikuti banyak konfrensi-konfrensi di berbagai belahan negara di dunia untuk partai di negara saya, dan saya juga mengkoordinir pertemuan-pertemuan tersebut. Saya juga menghadiri Jalsah, tetapi nuansa cinta dan kasih sayang yang ada dalam setiap warna, kulit dan bangsa tampak diantara orang-orang sambil mengenakan pakaian yang beraneka ragam. Contoh serupa itu saya tidak melihatnya dimana pun juga. Dan secara khusus setelah mengikuti pertemuan-pertemuan yang panjang, kemudian setelah keluar dari tenda Jalsah sama sekali tidak terasa. Raja-raja yang datang dari Afrika dan para anggota parlemen Eropa serta para pemimpin politik pun Jemaat Ahmadiyah telah menyiapkan bagi mereka sarana untuk dapat berjumpa. Yang contohnya hanya ada di dalam diri Tuan.

Kemudian seorang politisi senior dari Swedia juga yang berusia 74-75 tahun mengatakan bahwa manifestasi cinta dan kasih sayang serta disiplin yang saya saksikan selama 3 hari ini di tempat Jalsah, hal itu tidak ada tandingannya, semua berdiri dan duduk hanya dengan mendengarkan satu suara. Dan ini semua hanya karena kecintaan terhadap seseorang. Ini merupakan pengalaman hidup saya yang pertama dan satu-satunya. Pengalaman ini tidak bisa saya terangkan dalam kata-kata. Didalam kehidupan saya selama 74 tahun bahwa kesenangan dan kelezatan pengalaman di sini merupakan hal unik yang tidak mungkin bagi saya untuk menjelaskannya.

Kemudian seorang profesor dari Qaziqistan, Mr. Gingges Qazakmitoli yang merupakan profesor di bidang sejarah dunia. Dia menulis bahwa pertemuan Jalsah Salanah ini merupakan kesaksian atas keindahan ajaran-ajaran Jemaat Ahmadiyah dan kesuksesan pandangan-pandangan baiknya. Kemudian beliau mengatakan mengenai pandangan ajaran Jemaat Ahmadiyah untuk menghormati agama-agama lain dan menyeru kepada kehidupan aman yang penuh kebahagiaan. Pada akhirnya pandangan-pandangan inilah yang memperoleh kesuksesan, Insya Allah Ta’ala. Semoga Allah Ta’ala memberikan keberhasilan kepada semua maksud-maksud baik Jemaat Muslim Ahmadiyah. Kami datang kemari untuk yang pertama kali. Kami sama sekali tidak pernah mengira bahwa kami akan disambut seperti ini dengan kehormatan dan kemuliaan yang kami lihat pada hari-hari ini sama sekali tidak pernah kami harapkan.

Kemudian seorang profesor dari Qazikistan bernama Tn. Sargai Manakof, ia menulis bahwa ini merupakan langkah pertama ke arah perkenalan dengan ajaran-ajaran Jemaat Ahmadiyah. Namun hal ini telah diketahui bahwa ajaran-ajaran Jemaat Ahmadiyah bersendikan rasa solidaritas, aman tenteram dan berasas pada penghormatan terhadap semua nabi-nabi dan semua agama. Berada di tengah-tengah orang-orang yang demikan itu merupakan satu kehormatan bagi mereka yang telah mencari kebenaran; dan kini untuk menyampaikan ke seluruh dunia, kebenaran itu dibawa bersamanya. Dengan ikut serta di dalam Jalsah Salanah, hal ini menjadi terlihat bahwa makhluk Allah Ta’ala dan kesejahteraannya merupakan sesuatu yang paling berharga dan merupakan sesuatu yang layak dihargai bagi Jemaat Ahmadiyah. Hal ini diketahui setelah berbicara dengan wakil-wakil yang datang kemari dari berbagai negara. Jemaat Ahmadiyah adalah merupakan pengkhidmat orang-orang yang memerlukan, mereka mendirikan sekolah, rumah sakit dan perpuskaan-perpustakaan di seluruh dunia dan hal ini merupakan perkara yang sangat penting. Saya telah melihat bahwa dalam hal akhlak mulia, Jemaat Ahmadiyah memiliki ciri khas yang istimewa. Orang-orang yang ikut serta dalam Jalsah Salanah dari berbagai negara, baik orang yang fanatik agama atau orang yang tidak bukan merupakan turis umum. Bahkan merupakan orang-orang yang memahami hakekat ajaran Mirza Gulam Ahmad dan mereka orang yang mengamalkannya. Kami sepenuhnya  benar-benar telah memperkirakan bahwa melayani dan melakukan pengawasan kepada para tamu yang jumlahnya ribuan orang merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Dan kami juga mengetahui bahwa sebagai ganjaran, kalian semua dan kelurga kalian melakukan itu semata-mata hanya untuk mengharapkan keridhaan dan karunia Allah Ta’ala.

Jadi inilah ciri khas para petugas kita dan hendaknya mereka senantiasa ingat bahwa kita memberikan pelayanan kepada para tamu adalah agar keridhaan Allah Ta’ala dapat diraih.

Kemudian seorang perempuan dari Qaziqistan menyatakan perasaan-perasaannya demikian bahwa kami melihat sendiri perlakuan atau pelayanan baik terhadap kami seolah-olah kami merupakan tamu yang sejak lama dinanti-nanti dan semua pekerjaan kami sangat diperhatikan. Dari dalam lubuk hati, kami berdoa untuk kebenaran Jemaat Ahmadiyah seluruh dunia, semoga Allah Ta’ala terus memberikan kemajuan demi kemajuan kepada Jemaat dan semoga cahaya ajaran-ajaran Jemaat Ahmadiyah yang benar menerangi setiap negara, kota dan segenap ruh manusia di dunia.

Kemudian Dokter John Alaxander yang datang dari Benin, ia menteri bidang politik dan penasehat khusus presiden Benin. Ketika saya tour ke Benin, maka ia datang ke perbatasan untuk menyambut saya. Dari semenjak itu tali persahabatan dengannya mulai meningkat dan bertambahnya kepercayaan meskipun beliau adalah seorang beragama Kristen. Ia menulis bahwa Ahmadiyahlah yang merupakan Islam hakiki dan masa depan Islam di dunia hanyalah Ahmadiyah. Dan Ahmadiyah telah memperlihatkan satu wajah baru Islam kepada kita yang sebelumnya kita tidak pernah lihat di kalangan orang Islam mana pun. Dan ini pada dasarnya merupakan wajah kecintaan, solidaritas, ketulusan dan wajah pengkhidmatan pada ummat manusia. Wajah yang menjunjung nilai-nilai luhur keruhanian. Penyatuan luar biasa antara ilmu dan keruhanian. Moto cinta untuk semua dan tiada kebencian kepada siapapun, gambaran amalan nyatanya terdapat didalam Jemaat Ahmadiyah ‑yang mana semua itu merupakan tujuan dari ditegakkannya jemaat Ilahi‑ dan darinya hari ini hendaknya seluruh dunia harus mengambil faedah. Beliau melanjutkan bahwa berkenaan dengan Jalsah Salanah dikatakan bahwa ada 30.000 orang yang hadir, tetapi bagi kami perkara ini tidak mungkin. Setelah sampai disini kami telah melihat dengan mata kepala kami sendiri bahwa semua pengaturan-pengaturan penuh dengan lingkungan aman, tenteram, cinta dan tulus. Dan satu dengan yang lain saling menghormati. Ia mengatakan bahwa ini seakan nampak merupakan makhluk lain, yang tidak ada hubungannya dengan egoisnya dunia dan masalah-masalahnya. Mereka ini bukan orang melainkan para malaikat yang turun dari langit lalu mulai menetap di bumi. Dalam pengaturan-pengaturan itu, anak-anak kecil sedemikian rupa mereka mendapat pendidikan seakan-akan mereka datang kemari setelah mendapat tarbiat dari rahim ibunya. Wahai kiranya di negeri kami –Benin‑ pun kami dapat menjadi orang-orang yang seperti itu. Setiap orang dengan penuh hormat dan cinta kasih telah memperhatikan kami. Kenangan ini akan senantiasa ada di dalam kehidupan kami.

Inilah tarbiat yang dilakukan oleh ibu-ibu Ahmadi dan hendaknya hal tersebut harus diteruskan. Inilah yang merupakan ciri khas orang-orang Ahmadi.

Kemudian ia mengatakan, kami mendapatkan lingkungan persaudaraan yang sedemikian rupa, dimana kami sama sekali tidak akan pernah mendapatinya di Benin. Sekarang juga di dunia ada orang-orang seperti itu yang mana mereka menghendaki jaminan persaudaraan dan keselamatan. Semoga orang-orang muslim lainnya memahami Ahmadiyah. Kemudian ia mengatakan lagi bahwa Baiat Internasional dan ceramah saya di hari yang terakhir. Hal itu telah merubah dunia kami (padahal kini pun ia masih seorang Kristen). Semoga Islam ini ditakdirkan bagi kita semua dan menjadi faktor petunjuk bagi kita. Setelah baiat internasional saya mendapatkan orang-orang membersihkan dan mensucikan hati mereka masing-masing dengan rintihan yang diiringi  tetesan air mata. Terlihat ketika itu ada sesuatu yang khusus tengah turun dari langit. Kami pun merupakan orang-orang yang termasuk di dalamnya.

Kemudian ia mengatakan bahwa mengenai hal itu kami akan kembali ke negara kami lalu memberitahukan kepada orang-orang bahwa dibawah naungan Ahmadiyahlah kita bisa melewati kehidupan. Semacam kehidupan tanpa ada rasa takut dan di sisi lain dapat mempertemukan kita dengan Tuhan. Kemudian ia mengatakan bahwa manakala hamba Allah Ta’ala berjalan membawa kebenaran apapun juga, maka para penentang menciptakan penghalang di jalan tersebut, tetapi di negeri saya sejauh saya bisa akan berusaha jangan pernah timbul masalah terhadap Jemaat. Kemudian banyak lagi hal-hal yang ia ucapkan di hadapan saya. Terakhir ia mengatakan pada saya bahwa anggaplah anak tuan ada/tinggal di Benin.

Kemudiaan seorang jaksa dari Serrelon bernama Tn. Abdullah Syekh Fofanah, ia menulis bahwa Jalsah ini sangat luar biasa dan untuk saya akan senantiasa menjadi sebuah kenangan suci. Orang-orang yang datang dari berbagai negara, mereka bertemu dan meluapkan kasih sayang layaknya saudara; shalat bersama-sama dan mereka memanjatkan doa-doa untuk kemajuan Islam.

Kemudian gubenur Burkina Faso, Tn. Bambara Elwa. ia menulis bahwa saya datang kemari untuk mewakili Burkina Faso dan saya datang menyampaikan perasaan simpati saya kepada pimpinan Jemaat Ahmadiyah. Saya melihat bahwa sesungguhnya setiap bangsa dan etnis dunia terdapat di Jalsah ini. Tetapi tampak satu warna dan semuanya menjunjung tinggi panji-panji kemanusian. Jalsah hari ini tengah berlangsung dengan mengusung tanpa adanya perbendaan bentuk warna kulit macam apapun. Ini murni mencerminkan motto Jemaat Ahmadiyah “Cinta untuk semua dan tiada kebencian kepada siapapun”.  Dan dari motto itu hendaknya seluruh dunia mengambil pelajaran.

Jemaat Ahmadiyah di negara saya dipandang dengan penuh hormat dan mulia. Jemaat Ahmadiyah dalam waktu hanya 20 tahun telah merebut hati penduduk Burkina Faso hingga sampai ke daerah-daerah terpencil. Kami dengan cepat mengenal bahwa Jemaat inilah yang di dalamnya terdapat ruh pengkhidmatan pada ummat manusia yang dilakukan tanpa membedakan warna kulit, ras, agama dan kelompok. Dan tidak hanya sekedar hidangan ruhani semata, bahkan dalam menjalankan pengkhidmatan jasmani pun kalian berada di barisan terdepan.

Ia mengatakan bahwa di negara kami Jemaat menjalankan pengkhidmatan di bidang pendidikan, suplai air bersih dan penyediaan aliran listrik. Presiden negara kami telah mengambil keputusan bahwa sebagai pengakuan terhadap pengkhidmatan-pengkhidmatan Jemaat, negara kami menganugerahkankan “medali penghargaan” kepada Jemaat Ahmadiyah yang diberikan pada acara hari kemerdekaan .

Jadi kita sama sekali tidak menghendaki hadiah dalam bentuk apapun dari mereka. Kita berkhidmat maka murni untuk meraih ridha Allah Ta’ala semata. Inilah semangat yang dimiliki oleh setiap petugas dan setiap Ahmadi.

Kemudian seorang wanita bernama Ny. Ibarahim Jiama Garba yang merupakan wali kota Niami. Ia mengatakan bahwa motto tuan-tuan “Cinta untuk semua dan tiada kebencian kepada siapapun” membuat saya sangat terkesan dan saya menyaksikan sendiri di sini pemadangan konkritnya. Orang-orang datang dari dari seluruh dunia, dari berbagai agama, warna dan kulit. Dari antara semuanya, baik besar, kecil, pria dan wanita memberikan cinta kasih kepada kami dan sedemikian rupa kepada kami diberikan perhatian. Kami sama sekali tidak akan  bisa melupakan hari ini.

Kemudian Tn. Ahmad Nuruddin seorang Ahmadi dari Amerika mengatakan bahwa setelah pertama kali saya datang kesini, air mata saya mengalir ketika mengingat karunia-karunia Allah Ta’ala. Sesungguhnya waktu itu sudah dekat, saya rasa bahwa saya akan menulis sebuah buku yang akan mengabadikan pengalaman saya yang menarik ini. Saya tidak mempunyai kekuatan untuk dapat menerangkan gejolak perasaan saya karena menghitung karunia dan rahmat Allah Ta’ala merupakan perkara yang sulit. Saya ingin mengatakan bahwa setelah minum air ruhani dan kembali ke rumah saya di Filadelpia, Amerika, saya bertaubat atas semua dosa-dosa saya dan saya meninggalkan dosa-dosa itu. Dan amanat Nabi yang mulia saw. serta khadim beliau saw, yakni Hz. Masih Mau’ud as. sejauh yang saya bisa sampaikan pada semua orang-orang akan saya sampaikan.

Seorang anggota parlemen dari komunitas ummat Islam di Belgia Ny. Shawwad Razuq. Ia pada dasarnya merupakan keturunan Maroko. Tetapi dari sejak lama ia tinggal menetap disini dan juga sebagai anggota parlemen. Ia juga menyampaikan ceramah di sini dan juga memberikan amanatnya di Jalsah. Ia menulis bahwa kehadiran saya dalam Jalsah ini merupakan pengalaman pertama bagi saya yang luar biasa yang mana sebelumnya tidak pernah terbayangkan.

Kemudian ketika ada undangan makan, ia juga datang. Maka disana ia duduk dengan istri saya. Kemudian istri saya menablighinya. Ia ditablighi dengan cara berbincang-bincang mengenai bagaimana orang Ahmadi memandang kedudukan Rasulullah saw., kedudukan Hadhrat Isa a.s. dan kedatangan serta kebangkitan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ada setengah jam pembicaraan berlangsung dengannya mengenai masalah tersebut. Sesudah itu beliau setelah merujuk kepadanya, ia mengatakan bahwa saya duduk bersamanya dan ia memberikan pemahaman sedemikian rupa kepada saya sehingga pandangan saya kini sama sekali telah berubah. Dan disana sesudah itu ia mengatakan bahwa saya ingin memperoleh pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan Imam Mahdi. Dan pada malam hari sampai jam setengah tiga ia terus mengumpulkan informasi-informasi tentang Jemaat. Dan setelah merujuk kepada istri saya, ia mengatakan bahwa saya telah diberikan sedikit pemahaman. Sekarang saya tidak bisa merasa tenteram selama saya tidak mengambil informasi yang lengkap tentang Imam Mahdi.

Dan kemudian ia mengatakan bahwa dengan akidah-akidah dan pandangan-pandangan Jemaat Ahmadiyah, saya untuk kedua kalinya dianugerahi kehidupan ruhani. Dan kini sesudah kedatangan Imam Mahdi melalui perantaraan Jemaat Ahmadiyah, masa depan  ummat Islam nampak menjadi bersinar cemerlang. Saya ingin lebih banyak mendapatkan informasi berkenaan dengan Jemaat Ahmadiyah dan jika Allah Ta’ala menghendaki, maka saya tidak akan menerima Ahmadiyah sendirian. Bahkan dengan orang-orang yang bersama saya, orang-orang terdekat saya dan teman-teman sejawat saya juga serta orang-orang yang memiliki ikatan dengan saya juga akan bergabung dalam Jemaat Ahmadiyah.

Dan sambil menyebut ceramah saya yang terakhir, ia mengatakan bahwa di bagian akhir ceramah dimana tuan menyampaikan khutbah berkaitan dengan orang-orang Arab yang mana tuan mengatakan “wahai orang-orang bangkitlah, ini adalah kewajiban kalian menyampaikan amanat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. kepada orang-orang.” Setelah sampai di Mekah berdoalah juga untuk Hadhrat Masih Mau’ud as. dan Jemaat beliau. Pada saat itu ia mengatakan bahwa saya menangis dan air mata saya tidak dapat dibendung karena saya adalah seorang wanita yang ada kaitannya dengan bangsa Arab dan sehari sebelumnya Begum Sahibah (istri Hudhur) menyampaikan kepada saya mengenai pentingnya beriman kepada Imam Mahdi as. dan tentang kebenaran Masih Mau’ud a.s.. Pada saat itu saya sendiri merasakan seakan-akan ceramah itu ditujukan kepada saya sendiri. Maka ia mengatakan bahwa di dalam hati saya pada saat itu timbul juga perasaan bahwa pada Jemaat kalian tidak terhitung kezaliman yang sedang berlangsung yang pada dasarnya merupakan ketidakadilan. Ia mengatakan bahwa saya memutuskan pada tahun yang akan datang, Insya Allah Ta’ala, saya tidak akan datang sendiri ke Jalsah UK, bahkan bersama saya juga akan  ikut serta anggota parlemen lainnya.

Jadi ini semua merupakan karunia Allah Ta’ala. Pada kesempatan Jalsah satu pertablighan secara diam-diam pun sedang berlangsung. Orang-orang dengan sendirinya juga terpengaruh dengan lingkungan. Setelah berjumpa antara satu dengan yang lain, mereka pun menjadi terkesan dan secara pribadi juga terjadi upaya tabligh. Para khuddam kita yang sedang menjalankan tugas pun mengambil faedah sepenuhnya dari kesempatan itu. Saya mengetahui bahwa ada seorang sopir bus yang berasal dari Iran. Ketika itu seorang khuddam menyampaikan kepadanya mengenai kewafatan Isa dan kedatangan Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Jadi pada kesempatan Jalsah Salanah secara bersamaan kesempatan seperti itu pun bisa terjadi. Dan hal itu merupakan karunia Allah Ta’ala yang setelah itu akan mengeluarkan hasil yang terbaik.

Kemudian seorang wanita yang terhormat, yakni Ny. Rim Syarifi Akhlaf mengatakan bahwa untuk pertama kalinya saya datang kesini dan dengan gejolak perasaan, saat itu tidak ada satu bahasa pun di dunia yang dapat menjelaskannya setelah menyaksikan keagungan Jalsah ini, keindahannya dan pengaturannya serta semangat orang-orang yang tengah menjalankan tugas. Segera pertanyaan ini muncul di dalam hati bahwa di dunia ini siapa yang bisa mengerjakan suatu pekerjaan yang serupa itu? Siapa yang dapat melayani untuk memberi makan kepada sekian banyak orang? Siapa yang bisa menyatukan beribu-ribu orang banyaknya dalam satu hati? Maka hanya ada satu jawaban yang diperoleh bahwa tangan Tuhan berada di atas tuan dan Dia-lah yang telah menimbulkan kecintaan dan kefanaan di dalam hati orang-orang dan yang memudahkan pekerjaan ini. Ia mengatakan bahwa pertama kali saya melihat Baiat Internasional di TV. Bisa hadir sendiri untuk melakukan baiat merupakan sebuah mimpi bagi diri saya yang mana pada tahun ini Allah Ta’ala telah menyempurnakannya (beberapa waktu sebelumnya ia telah melakukan baiat). Duduk sambil melakukan baiat di Jalsah pada waktu itu terasa oleh saya seakan-akan saya berada dalam dunia yang baru. Akibat kerasnya gejolak emosional, hati berada dalam kondisi yang lain. Badan dalam keadan gemetar, air mata mengalir. Pandangan tertuju pada permohonan ampunan dan rahmat  dari Allah Ta’ala. Dan di dalam hati timbul gelombang kebahagiaan dalam sujud syukur. Maka seakan saya merasakan Allah Ta’ala berada tidak jauh dari saya. Saya memohon ampun pada Allah Ta’ala atas semua dosa-dosa saya. Keadaan itu terasa merupakan hari Qiamat dan dunia menjadi terasa sangat kecil.

Kemudian seorang perempuan, Ny. Abir Radha Hilmi mengatakan bahwa di detik-detik akhir Jalsah timbul gejolak perasaan yang luar biasa dan saya mengatakan bahwa tatakala saya sampai kembali ke Mesir, maka saya akan katakan dengan lantang kepada orang-orang negeri saya bahwa wahai ummat Rasulullah saw.! Bangunlah dari tidur kalian, Mahdi kalian telah datang. Dan tandanya telah zahir, maka berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk membenarkannya.

Kemudian seorang perempuan, Ny. Aziz Ammani Audah mengatakan bahwa pertama kali saya turut serta dalam Jalsah. Setelah melihatnya sendiri, sedemikian banyak tamu yang dilayani dan disediai makanan dalam satu waktu dengan pengaturan yang sangat baik dan tertib membuat saya menjadi heran.

Tn. Rabi Muflih Audah mengatakan bahwa Jalsah sangat luar biasa dari segi penanganannya. Saya sangat terkesan terhadap pelayanan tamu dan perlakuan baik para petugas. Dan sepanjang tahun dan selama Jalsah, pertanyaan-pertanyaan muncul di dalam hati. Namun akhirnya jawaban yang cukup dan menentramkan bisa saya dapatkan didalamnya. Yakni ketika program-program Jalsah berlangsung.

Tn. Abdurrauf Ibrahim Qazaq mengatakan bahwa saya merasakan Jalsah ini adalah khusus untuk orang-orang Arab. Insya Allah Ta’ala semua hambatan-hambatan yang para musuh letakkan akan menjadi hilang dengan sendirinya. Dan Insya Allah Ta’ala, orang-orang Arab akan berbondong-bondong masuk kedalam Jemaat. Ketakaburan para penentang akan hancur berkeping-keping seolah-olah sebuah bendungan yang pecah dan tidak lama lagi bendera Hadhrat Imam Mahdi a.s. akan dikibarkan di seluruh negara-negara Arab. Dan terdapat ilham:

يُصَلُّوْنَ عَلَيْكَ صَلَحَاءُ الْعَرَابِ وَ اَبْدَالُ الشَّامِ

Yushollûna ‘alayka sholaha-ul-‘arôbi wa abdalusy-syâmi

“Orang-orang  suci Arab dan para wali di Syam akan menyampaikan sholawat” ‑Ilham itu akan menjadi sempurna dengan agungnya‑

Dari banyak negara-negara di dunia dan khususnya dari negara-negara Arab sedemikian rupa amanat-amanat diperoleh yang darinya dapat diketahui bahwa Allah Ta’ala telah menurunkan hujan karunia-Nya yang khusus. Dimana dunia tengah sibuk dalam memenuhi keinginan hawa nafsunya. Sedangkan murid-murid Masih Muhammadi sibuk dalam upaya untuk meningkatkan keruhaniannya dan terus maju dengan satu semangat baru. Dan mereka berusaha untuk maju. Dari setiap negara di dunia amanat-amanat ini tengah datang dengan sangat banyak dan pernyataan emosionalnya dengan begitu deras bahwa yang demikian itu tidak mungkin untuk menjelaskannya, sekurang-kurangnya pasti akan ada kesulitan. Sesuai dengan janji-Nya Allah Ta’ala telah menanamkan kecintaan kepada Hadhrat Masih Mau’ud as. sedemikian rupa di dalam hati yang contohnya saat ini dimana pun di dunia tidak akan ditemukan. Dan karenanya kemudian kalian cinta kepada Khilafat. Semoga Allah Ta’ala terus meningkatkan setiap orang Ahmadi dalam kacintaan, keikhlasan dan kesetiaan. Dan atas karunia-karunia Allah Ta’ala dari sebelumnya, maka kita zahirkan perasaan syukur kepada-Nya. Dan pusat semua kecintaan kita adalah zat Allah Ta’ala. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik-Nya kepada kita.

Penerjemah: Mln. Qamaruddin Syahid

[1] Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 6, Musnad An-Nu’man bin Basyir

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.