Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
8 April 2005 di Masjid Fadhl, Morden, London, UK.
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ،
وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا–
Dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara. Al-Ahzab 4.
Firman Ilahi ini pada dasarnya merupakan satu amanat penghibur,yaitu wahai nabi saw ! engkau janganlah khawatir , apapun kondisi yang terjadi jadikan pulalah para sahabahmu menjadi terhibur. Bisa jadi akan dilakukan upaya untuk menghancurkan engkau dan Jemaatmu dalam sekala besar, semua suku berkumpul berusaha untuk menyudahimu dan Jemaatmu, tetapi mereka sedikitpun tidak akan berhasil menghancurkan engkau. Sebelumnyapun Allah sebagai pemelihara, Dia yang terus mengeluarkan engkau dari setiap kesulitan dan musibah, untuk yang akan datangpun Dia-lah sebagai Pemelihara. Bagaimanapun kondisi-kondisi yang terjadi, apapun rencana makar musuh, betapapun besar rencana-rencana yang mereka buat, musuh tidak akan dapat berhasil dalam upaya menghapuskan Islam. Jadi, seperti sedia kala beliau senantiasa terus bertakwa hanya kepada-Nya. Hiburan ini Tuhan berikan bukan karena –nauzubillah – beliau ketakutan atau ada kekurangan dalam ketakwaan beliau. Tetapi ini adalah untuk meningkatkan semangat para sahabah bahwa jangan sampai terfikir oleh orang yang lemah hatinya sekalipun bahwa kita ini lemah, bagaimana kita dapat melakukan perlawanan di hadapan kekuatan yang seperti itu; supaya menjadi jelas juga bagi musuh bahwa kami bukanlah orang yang tunduk di hadapan kalian,kami senantiasa- sebagaimana lazimnya – hanya bertakwa kepada Tuhan yang Esa, kami juga berkeyakinan penuh bahwa Dia akan menjadi penolong kita/kami sebagaimana lazimnya dan akan terus menerus memberikan pertolongan kepada kita. Dan penuh dengan keyakinan bahwa sebagaimana dahulu, kini pun musuh akan terus gagal. Keinginan mereka untuk menimpakan kerugian pada beliau dan Islam tidak akan pernah menjadi sempurna.
Jadi, sebagaimana saya telah katakan bahwa beliau dari sebelumnya sedemikian rupa yakinnya kepada Tuhan sehingga itu merupakan keyakinan yang tiada batas. Pada saat para sahabah beliau dalam keadaan sangat lemah beliau pun telah menegakkan standar ketakwaan yang tinggi dan untuk melawan musuh mereka tidak dapat mengangkat tangan. Pada saat itupun beliau memperlihatkan contoh ketakwaan yang tinggi ketika beliau seorang diri dan beliau biasa pergi sendirian ke kota lain untuk menyampaikan amanat Allah. Beliau pada saat itupun sepenuhnya berserah diri,yakin dan tawakkal pada Tuhan bahwa kemenangan itu akan berada di pihak saya. Beliau senantiasa sesuai dengan firman Ilahi inilah suara yang beliau kumandangkan
قُلْ هُوَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ مَتَابِ
Katakanlah olehmu, Dia adalah Tuhan-ku tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hanya kepada Dia-lah aku tuduk dengan kerendahan hati “. Ar-Ra’d .31. Jadi ini merupakan kesaksian Al-Quran akan ketakwaan beliau. Allah tengah memerintahkan kepada beliau untuk mengumumkannya bahwa Saya yang mengetahui akan keadaan hatimu memerintahkan kepadamu umumkanlah bahwa engkau senantiasa bertawakkal kepada-Ku. Kemudian di dalam kitab-kitab sebelumnya juga disebutkan akan ketinggian sifat –sifat beliau yang dimana di dalamnya terdapat sifat takwa.
Berkaitan dengan itu tertera dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Hadhrat Atha bin Yasar bahwa saya berjumpa dengan Abdullah bin Umar bin Ash r.a. Saya berkata padanya:Beritahukanlah kepada saya berkaitan dengan sifat Rasulullah saw yang disebutkan di dalam Taurat. Beliau bersabda: Demi Allah ! Beliau di dalam Taurat disifatkan dengan sejumlah sifat –sifat yang dimana di dalam Al-Quran pun beliau dinyatakan bersifat dengan sifat itu. Kemudian dibacakan ayat Al-Quran bahwa:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا– Hai Nabi , sesungguhnya kami telah mengutusmu sebagai saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan dan sebagai pelindung bagi orang-orang Ummi Engkau adalah nabi-Ku dan Rasul-Ku. Al-Ahzab 46
سميتك المتوكل –sammaitukal mutawakkil – Saya telah memberikan nama mutawakkil kepada Engkau. Ini merupakan kesaksian Taurat. Beliau senatiasa menjadi orang yang bertakwa kepada Tuhan. Selanjutnya riwayat itu demikian bahwa beliau tidak kasar dan tidak pula keras hati dan tidak pula merupakan orang yang suka rebut/gaduh di lorong-lorong dan bukanlah merupakan orang yang menjawab keburukan dengan keburukan. Sebaliknya, beliau merupakan orang yang memaafkan dan Allah sama sekali tidak akan mewafatkan beliau selama Allah belum meluruskan kaum yang bengkok menjadi lurus dan orang-orang mulai mengatakan – لا اله الا الله-laailaahaillallah dengan perantaran beliau yang tuli menjadi mendengar dan tirai hati menjadi terbuka. Bukhari kitabul buyu’ bab karahiyatushahaf fissuq
Jadi, inilah manusia bertakwa yang namanya ratusan ribuan tahun sebelumnya Allah telah namakan mutawakkil(Orang yang bertawakkal). Beliau saw sendiri tidak hanya menunjukkan contoh ketakwaan yang tinggi bahkan di kalangan orang yang beriman kepada beliau dan di kalangan ummat beliau pun beliau berupaya menciptakan sifat ini. Contoh-contoh ketakwaan yang didapatkan di dalam kehidupan beliau dari itu ada beberapa contoh saya akan sajikan.
Tetapi sebelumnya saya akan beritahukan secara singkat bahwa apa yang dimaksud dengan tawakkal ? Apakah duduk berhadap-hadapan saling berpegangan tangan.? (saat Baiat lalu) Tidak melakukan aktifitas apapun ? Dan hanya mengatakan kami duduk dan Allah akan memenuhi segala keperluan kami. Ini bukanlah merupakan takwa. Bahkan dengan mengerahkan segenap sarana,dengan menggunakannya lalu bergantung pada Tuhan dan tunduk setia kepadanya, inilah tawakkal.
Berkaitan dengan definisinya Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda demikian sbb:
“Tawakkal ialah mengumpulkan segala sarana yang Allah telah tetapkan untuk meraih sesuatu baru kemudian memanjatkan doa bahwa wahai Tuhan Engkau-lah yang akan memperbaiki akhirnya. Beratus-ratus mala petaka dan ribuan musibah yang dapat meluluhlanktakkan dan menghancurleburkan sarana-sarana itu. Sambil melindungi kami dari upaya makar jadikanlah kami dapat meraih ke suksesan dan dapat mencapai tujuan kami yang sejati”. Al-Hakam jilid 7 tgl 24 Maret 1903 hlm 10
Inilah cara Rasulullah saw, kapan saja tiba saat yang sulit yang karenanya hati beliau menjadi resah /cemas maka setelah melakukan upaya-upaya lahiriah,setelah menggunakan sarana-sarana lahiriah, beliau lalu menyerahkan masaalahnya kepada Allah.
Sebagaimana Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa pada saat gelisah beliau biasa bersabda bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dia adalah Rabb,Rabb istana yang Maha besar. Tidak ada Tuhan kecuali Allah,Dia adalah Rabb langit dan bumi, Dia adalah Rabb kerajaan yang luhur.Yakni Dialah pemilik segala sesuatu,Dialah Rabb-nya, karena itu hendaknya kepadanyalah segala sesuatunya bergantung. Sebagaimana kita melihat bahwa pada pristiwa-pristiwa besar dan berbahaya pun seperti itulah beliau bertawakkal sebagaimana seolah-olah tidak ada apa-apa sama sekali. Dari diri sendiri beliau saw menggunakan sarana-sarana lalu sesudahnya menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan.
Perhatikanlah peristiwa tatkala beliau sendiri,beliau keluar untuk menyampaikan tabligh kepada pemuka-pemuka Taif yang telah melakukan kezaliman yang yang tidak mengenal batas. Beliau kembali, kendati di Mekah tidak ada gambaran untuk dapat masuk ke kota Mekah. Seorang khadim ada bersama beliau dan dalam keadaan bingung kini apa yang akan terjadi ? Tetapi beliau sepenuhnya bertawakkal kepada Tuhan beliau. Nah, dalam menceritakannya khadim beliau Hadhrat Zaid bin Haris ini meriwayatkan bahwa tatkala saya menanyakan kepada Rasululah saw bahwa ya Rasulullah saw bagaimana Tuan akan dapat masuk ke Mekah sedangkan mereka telah mengeluarkan Tuan. Disinipun tidak ada jalan dan disanapun tidakada jalan. Betapa Rasulullah saw memberikan jawaban dengan ketawakkalan yang sedemikian luhur. Bahwa wahai Zaid ! Kamu akan melihat bahwa Tuhan pasti akan memberikan jalan dan akan menjadi penolong agama-Nya. Maka nabi saw mengirimkan pesan kepada para pemuka Quraisy supaya menyiapkan sarana masuk beliau ke Mekah di bawah perlindungan mereka. Semua pemuka-pemuka mengingkarinya. Pada akhirnya seorang pemuka yang berfirtah baik , Muth’am bin Adi menyampaikan pengumuman agar beliau memasuki Mekah di bawah di bawah perlindungannya (Ibni Saad). Jadi sesuai dengan tradisi, beliau telah melakukan upaya, tetapi ketawakkalan beliau adalah kepada Tuhan beliau dan sebelum upaya itu beliau yakin bahwa saya pasti akan masuk.
Kemudian perhatikanlah keluhuran ketawakkalan dan keyakinan beliau,yakni Allah dalam pekerjaan baik pasti akan memberikan pertolongan karena itu sambil bertawakkal dalam setiap pekerjaan baik hendaknya harus berupaya melaksanakannya sehingga kepada pemuka Quraisy yang paling menentang, beliau pergi padanya untuk memintakan haknya seorang supaya dikembalikan. Sebagaimana mengenai peristiwa itu disebutkan demikian:
” Pada suatu saat seorang bernama Raasyah datang menjual unta ke Mekah dan Abu Jahal membeli beberapa unta darinya. Tetapi setelah mengambil untanya dia mulai ingkar membayar harga unta itu atau membuat berbagai alasan-alasan. Maka orang yang hanya sendirian di Mekah,sebagai seorang musafir, tidak ada teman, sahabat dan penolong menjadi sangat sedih dan sampai beberapa hari dia terus mengejar/mengemis pada Abu jahal dan sampai beberapa hari dia seperti pengemis terus mengikuti Abu jahal dan terus mendesaknya. Tetapi setiap saat dia mendapat jawaban dengan berbagai macam alasan dari Abu Jahal, akhirnya pada suatu hari dia pergi dimana pemuka-pemuka Quraisy duduk-duduk dan kemudian dia mulai menyeru mereka, wahai para pemuka Quraisy yang mulia, diatara kalian ada seorang yang bernama Abulhakam. Dia menahan bayaran harga unta saya. Dengan penuh ucapan terima kasih tolonglah saya untuk mengambil bayaran unta saya itu. Terfikir oleh seorang Qurais untuk mlakukan sebuah makar terhadap orang itu. Dia dengan nada bergurau berkata bahwa ada seorang yang bernama Muhammad (saw) bin Abdullah dia yang bisa menyuruh mengembalikan bayaran unta kamu itu. Menurutnya jika dia pergi kepada Rasulullah saw maka beliau saw dalam keadaan bagaimanapun akan menolak. Dan apabila beliau menolak untuk memintakan uangnya maka pertama orang-orang itu akan mempunyai peluang untuk mentertawakan beliau,kedua, orang-orang yang datang dari luar akan dapat mengetahui status beliau. Walhasil ketika Arasyah sampai di sana, dia hadir di hadapan Rasulullah saw. Dia menerangkan maksudnya bahwa saya ini sedang mengambil uang dari Abu Jahal. Orang-orang Quraisy juga mengirim seorang untuk mengikuti orang itu bahwa lihatlah nanti apa yang akan terjadi. Singkatnya tatkala dia memperdengarkan akan ceritanya dan menyebutkannya bahwa Abulhakan menahan uang saya dan saya juga diberitahukan bahwa Tuanlah yang dapat menyuruh mengembalikan uang saya. Orang itu mendesak beliau dengan sangat bahwa suruhlah mengembalikan uang saya. Beliau berdiri dengan segera dan berkata marilah, saya jalan bersamamu. Dia datang ke rumah Abu Jahal dan mengetok pintu menyuruhnya keluar. Dia datang keluar maka begitu melihat wajah beliau Abu Jahal serta merta menjadi heran dan sedih. Beliau berkata bahwa kamu tadinya harus memberikan orang ini uangnya, kini berikanlah uangnya. Dia menjawab, tunggulah Muhammad, saya akan datang membawa uangnya. Orang yang melihat mengatakan bahwa pada saat itu wajah Abu Jahal sama sekali menjadi pucat pasi ketakutan. Maka dia masuk ke dalam rumah mengambil uang bayar unta orang itu dan pada saat itulah dia mengembalikan uangnya. Dan diapun sambil mengucapkan terima kasih kepada Rasulullah dia pergi dari sana. Kemudian dia pergi kembali ke Majlis tempat pertemuan Quraisy dan mengucapkan terima kasih kepada mereka bahwa kalian telah memberitahukan kepada saya orang yang tepat yang karenannya saya mendapatkan uang saya. Atas hal itu semua pemuka-pemuka yang duduk disana menjadi sangat menyesal keheranan. Kemudian tatkala orang yang dikirimkan mengikuti di belakang datang ,mereka menanyakan padanya bahwa apa yang telah terjadi. Dia memperdengarkan semua kisahnya dan semua orang menjadi heran. Tidak lama kemudian Abu Jahal pun datang di majlis itu. Maka begitu melihatnya orang-orang bertanya bahwa apa yang kamu telah lakukan ini,kenapa kamu begitu cepat masuk ke dalam lalu segera mengembalikan uangnya . Kamu sedemikian rupa takutnya kepada Muhammad (saw). Dia menjawab: Demi Allah, ketika saya melihat Muhammad ada di pintu saya maka nampak seolah-olah ada unta mabuk yang penuh amarah berdiri bersamanya dan saya menyangka bahwa jika saya sedikit saja membuat-buat alasan maka unta itu akan mengunyah saya. Bahawalah sirat khaataamunnabiyyin hal 162-163 assiratunnabawiyyah sirat ibni hisyam hlm 281 zeeri amrul araasyi alladzi baa’a abaa jahl iblaahu
Jadi perhatikanlah, sebagaimana saya telah katakan, orang-orang kafir mengatakan itu dengan niat bahwa beliau tadinya pasti akan mengingkari itu dan itu akan menjadi penyebab beliau terhina dan di kalangan orang-orang luar nama beliau menjadi tercemar. Tetapi beliau sepenuhnya yakin pada Tuhan beliau .Karena itu beliau segera berdiri dan berjalan bersama. Beliau tidak melihat bahwa Abu jahal seorang pemuka besar Quraisy dan betapa kerasnya dia sebagai penentang. Kemudian pasti jelas ada pemikiran orang-orang kafir bahwa jika beliau pergi sekalipun maka Abu Jahal akan bersikap keras terhadap beliau dan pada waktu itu di hadapan orang itu status beliau akan menjadi jelas.Tetapi Allah sesuai dengan janji-Nya akibat dari ketawakkalan itu begaimana Dia sendiri yang telah mengaturnya sehingga dia menjadi terpaksa memberikan bayaran. Dia telah menciptakan kondisi sedemikian rupa yang mana nampak padanya unta yang sedemikian rupa mengerikan sehingga dia dengan segera pergi lalu membayar semua uang.
Perhatikanlah pada saat Hijrah keyakinan beliau kepada janji-janji Tuhan dan akibat ketawakkalan beliau kepada Allah beliau keluar dari kepungan musuh dari hadapan musuh-musuh itu sendiri dan corak rasa takut apapun tidak lahir di dalam diri beliau. Peristiwa ini diterangkan demikian bahwa pemuka-pemuka Quraisy dari berbagai suku berkumpul di sekeliling rumah beliau dan mengepung rumah beliau. Rasulullah saw sambil menyebut nama Allah keluar dari rumah beliau padahal semua pemuka-pemuka Quraisy dan para kepala suku berkumpul di depan rumah beliau. Di benak mereka tidak pernah dapat terlintas fikiran bahwa beliau akan keluar dan Allah pada saat itu juga sedikit telah membuat tutupan di mata mereka sehingga mereka berfikir bahwa kondisi seperti ini mana berani dia keluar dari depan kita. Walhasil dengan menempatkan Hadhrat Ali di tempat tidur beliau, beliau keluar dari sana. Kemudian sungguh merupakan adanya ketawakkalan dan keyakinnan yang sedemikian dalam sehingga beliau berkata kepada Hadhrat Ali bahwa kamu jangan khawatir, berbaringlah di tempat tidur saya ini, untukmu ada jaminaan Allah bahwa kamu sama sekali tidak akan ditimpa oleh musibah apapun.
Ketika saat beliau bersama Abu Bakar siddik di Gua Tur maka sampai disana nampak kepada kita betapa tingginya contoh standar ketakwaan yang ada dalam diri beliau sehingga tatkala musuh telah mengetahui dari rumah bahwa beliau telah pergi. Dan di tempat tidur beliau yang tidur adalah Hadhrat Ali maka pada saat itu mereka menjadi sangat cemas lagi gusar lalu mereka pergi ke rumah Hadhrat Abu Bakar Siddik dan disana mereka memperlakukan perempuan dengan sikap keras dan melakukan kekerasan terhadap mereka. Dan ketika orang-orang ini sampai benar-benar di dekat gua dan sedemikian rupa dekatnya dengan goa sehingga kaki merekapun kelihatan serta suara mereka pun menjadi terdengar dan mendengar suara ini Hadhrat Abu Bakar siddik menjadi sedih dan cemas. Tetapi disinipun nampak juga akan keagungan ketawakalan beliau. Beliau bersabda kepada Hadhrat Abu Bakar siddik, لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا – Janganlah bersedih hati , sesungguhnya Allah beserta kita Ataubah 40 . Kemudian beliau bersabda: Wahai Abu Bakar, bagaimana pandanganmu menganai dua orang yang ketiganya adalah Allah. Di dalam riwayat lain tertera juga demikian bahwa Hadhrat Abu Bakar siddik berkata, ya Rasululah saw, saya tidak takut akan diri saya sebab jika saya taerbunuh maka saya akan mati sendirian, tetapi, nauzubillah ,jika Tuan yang terbunuh maka seolah-olah semua ummat itu menjadi lenyap . Maka Rasulullah saw bersabda padanya:” jangan khawatir, Allah beserta kita.
Kemudian tatkala sesudah tiga hari keluar dari goa dan mulai melakukan perjalanan menuju ke Madinah maka pada saat itupun nampak satu lagi contoh keagungan ketawakkalan yang luar biasa. Hadhrat Abu Bakar Siddik r.a melihat seorang tengah datamg mendekati mereka sambil merlarikan kudanya di belakang mereka. Atas kejadian itu kemudian kembali Hadhrat Abu Bakar mengatakan dengan ketakutan, Ya Rasulullah, ada yang sedang mengejar kita. Beliau bersabda, janganlah khawatir Allah bersama kita. Betapa tingginya ketakwaan beliau kepada Allah. Beliau yakin dengan adanya rasa penuh tawakkal pada Tuhan bahwa kita ini keluar demi untuk-Nya, keluar sesuai dengan perintah-Nya karena itu Dia sendiri yang akan melindungi kita.
Sesuai dengan itu Suraqah sendiri yang menerangkan akan peristiwa itu bahwa saya keluar untuk mengejar mereka dan ketika saya telah dekat maka kuda terpleset dan saya terjatuh di tanah. Kemudian saya membidikkan anak panah untuk melihat nasib maka perkiraan nasib itu keluar bertentangan dengan pengenjaran itu. Akan tetapi oleh sebab adanya rasa rakus, yakni orang-orang kafir telah mengumumkan bahwa barangsiapa yang membawa Rasulullah saw akan mendapatkan 100 unta. Jadi keinginan terhadap hadiah 100 100 unta itulah yang memaksakannya sehingga dia tidak percaya akan panah undiannya lalu melakukan pengejaran. Namun kudanya terpleset lalu terjatuh. Dia meneruskan ceritanya bahwa saya begitu dekat dengan Rasulullah saw yang pada saat itu tengah membaca Al-Quran dan terdengar oleh saya suara beliau yang tengah membaca Al-Quran. Dan tatkala kondisi sedang berlangsung Hadhrat Abu Bakar r.a terus berkali-kali melihat ke belakang namun Rasulullah saw sama sekali tidak melihat ke belakang. Beliau sepenuhnya berserah diri,yakin dan sepenuhnya bertawakkal kepada Tuhannya bahwa Dia yang akan melindunginya. Oleh karena itu beliau sama sekali tidak merasakan bahwa harus melihat ke belakang. Singkatnya tatkala beliau mengeluarkan panah undiannya maka yang keluar adalah yang bertentangan dengan apa yang dilakukannya. Kemudian dia meninggalkan untuk melakukan pengejaran. Tetapi sambil menyeru dia mengatakan bahwa saya datang dengan niat itu dan saya menganggap bahwa pengejaran saya ini adalah salah dan saya kini tengah kembali. Namun itu adalah merupakan permintaannya. Tetapi lihatlah, bagaimana dia yang tadinya datang untuk melakukan penangkapan dan apa perbandingannya kini dengan urusan perkataannya ini. Dan tatkala telah memperdengarkan kisahnya lalu hendak bergerak meningalkan Rasulullah saw maka dia mengambil perjanjian dari beliau saw bahwa apabila Tuan telah memperoleh kemenangan di seluruh Arab maka perhatikanlah juga saya. Dan takala dia mengambil catatan tanda aman (dari Rasulullah saw) maka dia baru kembali dengan jaminan bahwa saya akan diperhatikan. Pada saat itu beliau saw memberikan habar suka kepada Suraqah bahwa bagaimana keadaanmu kelak apabila gelang Kisra akan dipakaikan di tanganmu. Suraqah menjadi sangat heran akan perkataan itu . Sesuai dengan itu, hal itupun telah sempurna di zaman Hadhrat Umar r.a. Diambil dari Sirat Khatamannabiyyin dari Hadhrat Mirza Basyir Ahmad dari sirat ki do kutub siratulhalbiyyah wa syarhi mawahibulladuniyyah
Kemudian perhatikanlah, sesudah beliau melakukan hijrah ke Madinah orang-orang kafir memaksakan perang kepada beliau. Maka beliau bersama sejumlah sahabah dalam jumlah yang kecil, yang tidak lengkap persenjataannya, seraya bertakwakkal kepada Allah beliau keluar menghadapi musuh yang jauh lebih besar dari segi jumlah,lebih hebat dari segi pengalaman dan lebih lengkap dari segi persenjataan. Sebagaimana mengenai peristiwa itu disebutkan demikian bahwa pada hari terjadinya perang Badar Rasulullah saw setelah mengatur barisan lasykar beliau dan memberikan petunjuk rinci pada mereka, beliau memanjatkan doa di hadapan Allah dan doa beliau adalah:
اللهم ان تهلك هذه العصاية من اهل الاسلام لا تعبد فىالارض –allaahumma in tuhlik haadzhil ishaabata min ahlil Islam laa tu’bad fil ardh- Wahai Allah jika Engkau menghacurkan orang-orang Islam ini maka Engkau tidak akan disembah di bumi. Muslim kitabuljihad wassair baabul imdaad bilmalaaikati fi gazwati Badar
Beliau membentangkan /menengadahkan tangan beliau berkali-kali dengan penuh rasa pilu sambil memanjatkan doa ini. Perawi mengatakan karena sedemikian keras dan resahnya doa dipanjatkan maka karenanya badan beliau menjadi bergerak yang menjadikan selimut beliau terjatuh dari badan beliau. Hadhrat Abu Bakar maju ke depan lalu menaikkan selimut kembali ke pudak beliau seraya memohon,wahai Rasul Allah, cukuplah,Tuan sudah sangat banyak berdoa kepada Tuhan Tuan. Allah pasti akan menyempurnakan janji yang telah Dia janjikan dengan Tuan.
Doa ini, jeritan ini, tangis ini bukanlah beliau takut bahwa tidak diketahui, apakah Tuhan akan menolong atau tidak menolong. Jika memang kondisinya seperti itu (yakni beliau takut) maka tentu beliau tidak keluar untuk berperang membawa para sahabah dengan persenjataan yang sangat sederhana. Doa ini juga adalah merupakan satu sarana untuk menyerap karunia Ilahi dan ini merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu sesudah meluruskan barisan, kepada semuanya diberikan pengertian bagaimana cara -cara berperang, bagaimana perang dilakukan ,dimana- dimana seorang harus berdiri mengambil posisi. Kemudian beliau memanjatkan doa di hadapan Allah bahwa peralatan lahiriah dan upaya yang ada,sarana-sarana yang tersedia pada kami itu kami telah lakukan dan semua ini telah kami lakukan dalam keadaan bertawakkal kepada Engkau. Karena itu wahai Tuhan ! kini sempurnakanalah pula janji-janji Engkau. Hari in demi untuk penambahan iman para sahabah dan untuk penambahan ketawakkalan mereka tunjukkanlah atau perlihatkanlah pemandangan pertolongan Engkau yang sedemikian rupa yang senantiasa mereka ingat untuk selama-lamanya.Orang-orang yang akan datang sesudahnyapun akan senantiasa ingat. Sejauh berkaitan dengan keyakinan pribadi beliau itu sedemikian rupa sehingga sebelum peperangan beliau telah memberitahukan bahwa musuh yang fulan di mana akan jatuh dan si fulan cara bagaimana akan matinya.
Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat bahwa pada hari perang Badar, sebelum perang dimulai Rasulullah saw menandai dengan tangan beliau sendiri sejumlah tempat di lapangan itu seraya bersabda bahwa disini si fulan akan mati dan tempat jatuhnya adalah ini dan ini tempat si fulan akan hancur dan tempat jatuhnya. Hadhrat Saad bin Ubadah mengatakan bahwa di tempat dimana-mana Rasulullah saw memberikan tanda, sedikitpun tidak ada yang meleset dari itu. Dan setiap kafir di tempat itulah jatuh dan mati. Muslim kitabul jihad wassair bab gazwah Badar
Kemudian perhatikanlah satu lagi contoh keyakinan dan ketawakkalan beliau saw pada zat Allah. Hadhrat Jabir meriwayatkan bahwa beliau pergi bersama Rasulullah dalam perjalanan missi perang. Pada saat Rasulullah saw tengah kembali dengan para sahabah saat itu merupakan saat siang hari dan kafilah sampai disebuah lembah dimana banyak rerimbunan pepohonan. Maka beliaupun berhenti disana. Dan beragam orang bertebaran mencari tempat mereka masing-masing. Ada yang duduk di naungan pohon atau berbaring atau beristirehat. Beliaupun memilih tempat beristirehat di bawah sebatang pohon sementara pedang beliau beliau gantungkan di pohon. (Ini merupakan peristiwa umum yang mungkin kalian telah mendengar tentunya) Tidak lama kemudian seorang dusun membangunkan beliau. Orang dusun itu berdiri di samping beliau sambil memegang sebilah pedang. Setelah memanggil para sahabah beliau memperdengarkan pristiwa ini bahwa lihatlah saya tadinya tertidur dan penduduk dusun ini datang lalu membangunkan saya lalu berkata: Kini beritahukanlah siapa yang akan menyelamatkan engkau dari saya. Maka tiga kali saya mengatakan Allah, Allah, Allah . Maka pedang terjatuh dari tangannya dan dia tidak dapat melakukan apa-apa lagi.
Tertera dalam sebuah riwayat lain bahwa ketika pedang itu jatuh maka Rasulullah saw mengangkat pedang itu lalu bersabda bahwa kini siapa yang akan menyelamatkan kamu. Maka dia menjadi sangat takut dan meminta maaf. Kemudian Rasulullah saw bertanya. Apakah engkau memberikan kesaksian bahwa tidak ada sembahan selain Allah dan saya adalah Rasul Allah. Dia menjawab, saya tidak mengimani tetapi saya berjanji dengan Tuan bahwa untuk yang akan datang saya tidak akan berperang dengan Tuan dan saya tidak akan ikut dengan orang-orang yang berperang dengan Tuan. Singkat kata beliau saw memaafkannya. Dan ketika dia kembali kepada orang-orangnya maka begitu sampai disana dia mengumumkan bahwa, saya datang dari seorang yang paling baik di dunia. Bukahari kitabul magaazi bab gazwatu dzaaturriqa
Kini perhatikanlah, orang yang datang untuk membunuh beliau saw tengah memohon dengan memelas untuk kebebasannya,tengah memohon supaya dirinya dimaafkan.
Kemudian perang Ahzab yang di dalamnya terdapat saat-saat yang merupakan hari-hari yang sangat kritis bagi orang-orang Islam. Telah diambil keputusan menghadapi musuh dengan tinggal di Madinah dan ini bukanlah karena adanya rasa takut dan kurangnya ketawakkalan bahkan termasuk dalam strategi perang. Dan di sekeliling Madimah digali sebuah lubang yang mana dengan adanya lubang itu dapat dilakukan perlindungan dari serangan mendadak musuh yang dahsyat. Kondisi ekonomi orang-orang Muslim pada saat itu kebanyakan miskin yang bekerja untuk keperluan makan setiap harinya dan kendati adanya kesulitan semacam itu semuanya bersatu mengambil bagian dalam penggalian lubang supaya dapat diselamatkan dari serangan-serangan itu. Banyak sekali semua suku-suku Arab tengah bersiap-siap bersatu padu untuk melakukan penyerangan. Di dalam berbagai riwayat jumlahnya diberitahukan berbeda-beda. Singkatnya sekurang-kurangnya jumlahnya yang diberitahukan adalah 10000 ribu prajurit. Ada yang menyebut 15 ribu ada yang memberitahukan 24 ribu prajurit. Jumlah 10000 ribu orang serupa itu dari segi penduduk Madinah, dari segi jumlah penduduk kota kecil itu, itu merupakan jumlah yang sangat besar. Singkatnya kendati kondisi orang-orang Islam yang sangat memprihatinkan dan dihimpit oleh kemiskinan dan kendati jumlah mereka yang sangat sedikit mereka siap untuk melakukan perlawanan terhadap tentara yang sedemikian besar jumlahnya. Dan ini merupakan strategi atau kebijakan bahwa karena jumlah mereka sedikit, maka perlawanan dilakuklan dengan tinggal di dalam kota Madinah. Dan ini pun merupakan karunia Allah. Allah sendiri sebelumnya telah memberitahukan. Iman orang-orang yang beriman juga telah menjadi kuat. Dengan melihat banyaknya musuh orang-orang Islam tidak menjadi sedih/ciut bahkan ketawakkalan Rasuullah tambah lebih meninggikan iman dan ketawakkalan orang-orang Islam. Dan kendati mendengar akan kata-kata musuh dan orang –orang munafik semangat mereka tidak menjadi mundur.
Kemudian perhatikanlah akibat tegunya langkah dan akibat ketawakkalan betapa Allah telah menanggulanginya sehingga topan dan badai telah menjadikan orang-orang kafir ketakutan dan berlari lari meninggalkan tempat mereka melakukan pengepungan. Dan berlaripun sedemikian rupa bercerai berai sehinga banyak dari mereka yang meninggalkan makanan dan peralatan yang menguntungkan untuk orang-orang Muslim. Jadi inilah akibat dari ketawakkalan.
Pada hari-hari itulah pada saat perang tengah dipersiapkan dan lubang tengah digali maka terdapat sebuah riwayat mengenai satu contoh lagi ketakwakkalan dan mu’jizat Rasulullah saw.
Hadhrat Jabir mengatakan bahwa ketika kami tengah menggali lubang maka kami mendapatkan batu cadas yang sangat keras maka kami datang kepada Rasulullah saw dan membertahukan,ya Rasulullah ! ada sebuah batu yang sangat keras. Beliau bersabda, saya datang. Dan kemudian beliau bangun yang dalam keadaan mana batu diikat di perut beliau sebab kami telah tiga hari tidak memakan sesuatu. Rasulullah saw mengambil pangkur /beliaung dan beliau memukul batu itu maka batu cadas itu menjadi berkeping-keping. Saya betanya ya Rasulullah saw, ijinkanlah saya untuk mengambil sesuatu dari rumah. Maka beliau mengijinkannya. Hadhrat Jabir datang kerumahnya lalu memberitahukan kepada istrinya bahwa saya telah melihat kondisi Rasulullah saw sedemikian rupa yang dengan melihatnya itu saya tidak dapat bersabar. Apakah kamu memiliki barang makanan ? Maka dia menjawab bahwa saya memiliki sedikit gandum dan anak kambing. Saya menyembelih anak kambing itu dan istri saya menumbuk gandum itu sehinga kami memasukkan daging itu di dalam periuk. Dan saya sampai kepada Rasulullah dalam keadaan daging sudah siap saji. Saya bertanya: Ya Rasulullah saw ! di rumah kami ada makanan yang sudah siap. Hudhur datanglah kepada kami dan bawalah satu atau dua orang bersama Tuan. Beliau bertanya berapa banyak makanan itu ? Saya menjelaskan akan kondisi apa adanya. Beliau menjawab bahwa itu banyak dan baik.
كثير طييب – katsiirun thayyibun. Pergilah dan beritahukanlah kepada istrimu bahwa janganlah turunkan priuk itu dan janganlah memasak roti di tempat pembuatan selama saya belum datang. Kemudian beliau mengumumkan marilah semua. Seluruh muhajirin dan Anshar pergi mengikuti. Dia sampai pada istrinya lalu berkata bahwa bagus sekali nasibmu/kasihan kamu Hudhur datang dengan semua sahabah beliau. Istrinya bertanya,apakah Hudhur saw telah menanyakan kepadamu akan kondisi apa adanya ? Dia menjawab ya beliau saw telah menanyakan. Dan saya telah memberitahukan pada Hudhur akan semua keadaannya. Singkatnya Hudhur datang dan bersabda kepada semua sahabahnya datanglah semua dengan tenang ke rumah tetapi jangan rebut. Maka sesuai dengan itu beliau memasukkan roti dan lauk pauk lalu terus memberikan kepada semua sahabah. Sementara beliau memberikan gandum dan periuk itu tertutup. Beliau tidak membuka penutupnya. Seperti itulah beliau membagi-bagi roti sehingga semua orang makan dengan kenyang namun makanan masih tersisa. Dan kemudian beliau berkata makananlah sendiri dan kirimkanlah juga pada orang-orang,sebab dari sejak lama orang-orang menahan lapar.Bukhari Kitabul magaazi bab gazwatul khandak.
Jadi ini adalah akibat ketawakkalan beliau yang sempurna kepada Tuhanlah yang karenannya beliau yakin bahwa dengan berkat doa beliau mukjizah akan diperlihatkan. Sedikit lama tersedianya sarana-sarana tiba-tiba seluruh isi kota dengan beberapa kg gandum dan anak kambing saja mereka telah makan dengan kenyangnya. Tatkala pada beliau tersedia banyak sarana-sarana maka beliau menggunakannya tetapi bertakwa hanya semata-mata kepada Allah. Dan beliau biasa berdoa kepada Allah. Disini saya akan sampaikan beberpa misal akan doa-doa beliau.
Hadhrat Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw apabila beliau selesai dari shalat di malam hari maka beliau memanjatkan doa ini: Wahai Allah, ini adalah doaku dan Engkau yang Maha Pengabul doa dan Hai Allah ,inilah upaya saya dan bertawakkal hanya kepada Engkau. Tirmidzi kitabuddakwaat bab minhu daa allahumma inni asaluka rahmantan min indika
Kemudian diriwayatkan dari Hadhrat Ibni Abbas bahwa Rasulullah saw biasa memnjatkan doa ini: Saya setia kepada-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepadamu; saya tunduk kepadamu, menghadapi musuh dengan pertolonganmu. Wahai Tuhan-Ku, Aku berlindung pada kemuliaan Engkau, tidak ada sembahan kecuali Engkau. Lindungilah aku dari lehancuran. Engkau hidup selain Engkau tidak ada yang akan kekal.Bagi jin dan manusia fana merupakan ketetapan.Muslim kitabudzikir bab atta’awwuz min suuuil qadha wa tarkissyiqa wa gairahu
Kemudian tertera mengenai sebuah doa bahwa Hadhrat Jabir meriwayatkan bahwa apabila melakukan rukuk maka beliau memanjatkan doa ini
اللهم لك ركعت وبك امنت ولك اسلمت وعليك توكلت انت ربى خشع سمعىوبصرى و دمى ولحمىوعظمىوعصبى لله رب العالمين
Allaahumma laka raka’tu wa bika aamantu wa laka aslamtu wa ‘alaika tawakkaltu anta rabbii khasya’a sam’ii wa bashari wa damii wa lahmi wa ‘azmii wa ‘ashbii lillaahi rabbil’aalamiin”- Wahai Allah, saya telah ruku’ untuk Engkau saya telah beriman pada Engkau, saya telah Islam untuk Engkau dan hanya kepada Engkau saya bertawakkal. Engkaulah Tuhan-ku. Pendengaran saya, penglihatan saya. darah dan daging dan tulang-tulang dan organ tubuh hanya semata-mata untuk Allah. Yang adalah Tuhan sekalian alam.annisaai kitabuttathbiiq bab nau’un aakhar
Hadhrat Ummu Salamah r.a menerangkan bahwa Rasulullah saw ketika keluar dari rumah maka beliau biasa membaca
بسم الله توكلت على الله اللهم انى اعوذ بك ان اضل او اضل او ازل او ازل او اظلم او اظلم او اجهل يجهل على
Bismilalahi tawakkaltu ‘alallaahi allaahumma ainni aa’uudzubika an adhillaa au udhalla au azilla au uzalla au azhlima au uzhlama au ajhala au yujhala ‘alayya –Yakni dengan nama Allah, hanya kepada Allah-lah saya bertawakkal. Wahai Tuhan-ku saya berlindung kepada Engkau dari aku menjadi sesat dan berlindung kepada Engkau dari saya disesatkan dan dari tergelincir atau digelincirkan Dan saya berlindung pada Engkau bahwa saya aniaya kepada seseorang atau ada yang aniaya tehadap diri saya atau dari perkara saya memperlakukan dengan kejahilan atau menyakiti mereka atau ada yang melakukan kejahilan kepada saya. tirmidzii kitabuddakwaat bab minhu doa bismillahi tawakkaltu alallaahi yakni sambil bertawakkal kepada Allah biasa beliau saw memohon doa pada Allah: yakni wahai Allah, saya bertawakal kepada Engkau oleh karena itu lindungilah saya dari semua keburukan itu.
Kemudian diriwayatkan dari Hadhrat Abdullah bahwa apabila waktu malam Rasulullah saw berdiri untuk melakukan shalat, maka beliau beardoa ini: Wahai Allah, segala macam pujian adalah untuk Engkau. Engkau adalah nur langit dan bumi. Dan untuk Engkau segala macam pujian. Engkau adalah Tuhan yang menegakkan seluruh langit dan bumi. Segala pujian adalah untuk Engkau.Engkau adalah Rabb langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Engkau adalah benar dan janji Engkau-pun juga adalah benar dan pertremuan dengan engkau juga adalah benar dan surga juga adalah benar dan nerakapun juga adalah benar dan Qiamat pun adalah benar. Kemudian beliau bersabda: Wahai Allah saya itaat kepada Engkau dan saya beriman kepada Engkau. Dan hanya kepada Engkau saya bertawakkal dan hanya kepada Engkau saya tunduk dan demi untuk engkau saya bertengkar dan hanya Engkaulah yang saya jadikan sebagai hakim. Maka Engkau maafkanlah saya,setiap kesalahan yang saya lakukan dan yang akan terjadi di masa yang akan datang dan setiap kesalahan yang secara tersembunyi dan secara terang-terangan saya lakukan, maafkanlah dosa yang sebelumnya saya telah lakukan dan sesudahnya saya lakukan dan yang saya tidak sembunyikan dan yang saya tidak zahirkan dan hanya Engkaulah sembahan-ku dan tidak ada sembahan selain Engkau. Tirmidzii abwaabuddakwaat bab majaamaa yaquulu idzaa qaama minallaili
Seolah –olah di dalam setiap doa beliau pasti ada penzahiran bahwa segenap gerakan saya dan setiap ketenteraman /ketenangan saya dan setiap pekerjaan saya itu saya lakukan hanyalah sambil bertawakkal kepada Engkau semata. Dan tampa yakin dan tawakkal kepada zat Engkau kehidupan saya tidak ada. Dan semua yang ada dalam kebaikan dan keuntungan saya sambil bertawakkal kepada Engkau hanya kepada Engkau-lah saya memohon.
Kemudian perhatikanlah dalam masa sakit beliau terakhir bagaimana beliau menzahirkan ketawakkalan beliau. Hadhrat Aisyah r.a meriwayatkan bahwa beliau menyuruh menyimpan saya menyimpan /menitipkan tujuh atau delapan dinar. Di akhir sakit beliau, beliau bersabda Wahai Aisyah ! Emas yang ada pada kamu itu bagaimana itu ? Beliau menjawab bahwa itu ada pada saya. Beliau bersabda: Sedekahkanlah itu. Kemudian Hadhrat Aisyah sibuk dalam suatu pekerjaan. Kemudian beliau siuman maka beliau menanyakan apakah kamu telah menyedekahkannya ? Beliau menjawab belum. Kemudian beliau mengirim beliau (Hadhrat Aisyah) bahwa bawalah itu.Beliau menyuruh meminta dinar itu lalu menghitungnya sambil meletakkan di tangan lalu bersabda bahwa apa takwanya Muhammad pada Tuhannya apabila saat berjumpa (dengan Tuhannya) dan pergi dari dunia ini dinar ini masih ada di tangan Muhammad (saw). Kemudian Hudhur menyedekahkan dinar itu. Dan pada hari itulah beliau wafat. Shahih ibnu Hibban bab dzikru man yastahibbu lil mari an yakuuna
Jadi beliau tidak khawatir bahwa sesudah saya bagaimana keadaan istri dan anak saya. Beliau memiliki anak-anak ,memiliki cucu –cucu untuk mereka saya meninggalkan sesuatu. Inilah ketawakkalan beliau kepada Allah bahwa sesudah saya akibat saya Dia-lah juga pemelihara mereka, Dia akan terus menerus memenuhi kewajiban-kewajiban mereka. Oleh karena itu inilah yang beliau perintahkan bahwa apapun yang ada di rumah itu sedekahkanlah segera.
Kemudian seraya menasehatkan kepada ummat beliau bersabda. Bersumber dari Hadhrat Umar r.a bahwa beliau mendengar dari Rasulullah saw : Jika kamu bertawakkal kepada Allah sebagaimana seharusnya kamu bertawakkal maka pasti Dia akan memberikan kepadamu rezeki sebagaimana burung-burung diberikan rezeki. Yang keluar di pagi hari dengan perut kosong dan kemudian pada sore harinya kembali dalam keadaan perut kenyang. Ibni Majah abwwaabuzzuhud bab attawaakul wal yakin
Nah disini beliau menarik perhatian kita untuk bertawakkal dengan sebenar-benarnya. Hak bertwakkal pada Allah baru dalam arti sesungguhnya akan dapat dilakukan apabila yakin sepenuhnya pada-Nya. Mengamalkan sepenuhnya pada semua hukum-hukum-Nya. Nah, apabila terjadi kondisi ketakwaan itu seperti itu maka sesuai dengan janji-Nya Dia akan menjadi pemelihara hamba-hamba-Nya dan Dia memenuhi keperluan-keperluannya.
Kemudian tertera dalam sebuah riwayat beliau memberikan habar suka kepada ummat. Bersumber dari Hadhrat Hushen bahwa saya berada di samping Sai’id r.a bin Jabir r.a . bahwa Ibnu Abbas memberitahukan kepada saya bahwa Rasulullah saw bersabda: Di hadapan saya ummat –ummat akan dibawa. Mereka bersama nabi mereka masing-masing. Bersama setiap nabi itu ada satu rombongan. Bersama seorang nabi ada sepuluh orang,bersama seorang nabi ada lima orang,bersama seorang nabi ada seorang. Kemudian saya melihat rombongan yang sangat besar.Saya mengatakan wahai Jibril ! Apakah ini ummat saya, dia menjawab tidak,tetapi lihatlah di kaki langit sebelah sana. Jibril mengatakan bahwa ini adalah tujuh puluh ribu yang akan menjadi orang-orang yang berada di barisan terdepan dalam ummatmu dan mereka tidak akan dihisab dan tidak juga mereka akan diazab. Rasulullah saw bersabda: Kenapa ! Hadhrat Jibril menjawab mereka tidak melakukan ramalan kotor/punya anggapan sial dan tidak juga mereka menjadi tukang peniup/dukun-dukun kelnik. Dan mereka tidak mengundi nasib dan mereka bertawakkal pada Tuhannya. Mereka inilah orang-orang yang pergi tampa hisab. Ukasyah bin Muhsyin berdiri lalu memohon ya Rasulullah saw ! Doakanlah untuk saya supaya Allah menjadikan saya dari antara mereka. Maka beliau bersabda: Wahai Ukasyah kamupun juga termasuk di dalamnya.
Bukahri kitaburrifaq bab yadkhululjannah sab’uuna alfan bigairi hisab
Jadi sesuai dengan kondisi dewasa ini di kalangan orang-orang Muslim umumnya didapatkan tetapi karena adanya perlombaan orang-orang (di luar Jemaat)satu dengan yang lain, di kalangan sejumlah orang-orang Ahmadi lahir I’tikad jimat-jimat kotor yang sama sekali merupakan hal yang salah. Dari India Pakistan dan dari sejumlah Negara-negara Afrika juga diterima surat-surat yang seperti itu yang dari itu diketahui akan kondisi orang-orang seperti itu yang I’tikadnya terus tumbuh berkembang ke arah yang sia-sia. Jadi dengan mengambil pelajaran dari riwayat ini perhatikanlah bahwa hendaknya senantiasa menghindar dari itu. Sebab mereka itulah orang-orang yang bertawakkal pada Tuhan dan merupakan orang-orang yang menghindar dari keburukan-keburukan itu,yang menghindar dari mantera-mantera , mereka inilah yang meraih keredhaan Allah. Oleh karena itu hendaknya senantiasa berada dalam perlindungan-Nya. Bahkan di tempat lain beliau saw bersabda: Bahkan bersabda bahwa meyakini adanya nasib buruk sehingga perlu mantera-mantera adalah syirik. Oleh karena itu hendaknya senantiasa bertawakkal kepada Tuhan. Jadi beliau tiga kali mengulangi hal ini dan bersabda bahwa akibat dari tawakkal maka Allah akan menjauhkannnya. Yakni jika tawakkal itu sempurna maka jika timbul khayalan seperti itu di dalam hati maka mungkin akibat tawakkal, itu akan menjadi jauh. Oleh karena itu yakin akan adanya pertanda buruk dan mantera-mantera itu adalah merupakan barang –barang itu hendaknya harus dihindari sebab ini adalah sama dengan syirik. Betapa besarnya peringatan itu.
Kemudian tertera dalam sebuah riwayat. Diriwayatkan dari Hadhrat Umar bin Ash bahwa Rasulullah saw bersabda: Di setiap lembah hati anak Adam ada jalan sempit(jalan diantara dua bukit). Dan bagi yang hatinya berjalan di belakang semua jalan sempit itu maka Allah tidak akan menghiraukannya bahwa lembah yang mana akan menjadi penyebab kehancurannya. Dan barangsiapa yang bertakwa pada Allah maka Allah akan menyelamatkannya dari semua jalan sempit itu.(jalan sempit diantara dua buah gunung) Ibnu Majah kitabuzzuhud babuattawakkuli
Yakni, kerakusan terhadap dunia, hawa nafsu, keinginan –keinginan dan lembah-lembah kerakusan yang dengan mana hati menjadi penuh/tidak ada ruang kosong. Banyak sekali yang selain Allah telah mengepungnya. Dan bukannya bertakwa kepada Allah, tetapi lebih banyak rasa takut pada dunia dan rasa bergantung padanya . Bersabda bahwa Allah sama sekali tidak memperhatikan orang-orang yang seperti itu. Dan pada setiap peluang dan pada saat terfikir dalam hati Allah menciptakan peluang-peluang seperti itu sehingga siapa hamba-Nya yang bertakwa sepenuhnya kepada-Nya akan menjadi selamat.
Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: Dengan mencemati peristiwa-pristiwa khatamul anbiya/majikan para nabi hal ini menjadi sangat jelas dan mucul ke pemukaan bahwa Rasulullah saw memiliki satu warna martabat yang sangat luhur dan bersih batin dan pahlawan demi untuk Allah dan sama sekali memalingkan muka dari rasa takut dan berharap pada makhluk Allah dan hanya bertawakkal pada Allah ” (tidak mengharapkan apa-apa dari makhluk Tuhan bahkan hanya memiliki ketawakkalan pada Tuhan ) Yaitu dengan fana dan sibuk dalam kehendak dan keinginan Allah dia sama sekali tidak menghiraukan bahwa musibah-musibah apa-apa saja yang akan menimpa diri saya akibat dari menyeru di jalan Allah. Dan dari tangan orang-orang musyrik apa-apa derita dan kesusahan yang akan harus terpaksa dihadapi. Bahkan menjalankan hukum-hukum-Nya kendati harus memikul segenap derita, kesulitan-kesulitan dan kekerasan-kekerasan. Dan dia telah memenuhi semua syarat-syarat mujahadah dan nasehat-nasehat dan sama sekali tidak menganggap apa-apa siapapun orang –orang yang menakut-nakuti. Kami katakan dengan sebenar-benarnya bahwa satupun tidak ada yang terbukti benar,yakni di dalam peristiwa-peristiwa para nabi semuanya yang di dalam mana terdapat tempat-tempat dan bahaya –bahaya dan kemudian ada seorang yang bertawakkal sedemikian rupa yang secara terang-terangan melarang syirik dan melarang penyembahan makhluk Allah dan sedemikian rupa melakukan permusuhan satupun tidak ada yang terbukti teguh dan bersabar atau istiqamah.(kecuali Rasulullah saw) Barahin Ahmadiyah ruhani Hazain jilid I hal 111
Yakni,ini merupakan sebuah tantangan bahwa seperti itu kondisi yang terjadi. Dimana bagi beliau merupakan hal yang paling bahaya,tidak terhitung permusuhan.kendati demikian beliau dengan sangat teguh dan dengan penuh keteguhan melakukan tugas beliau adalah akibat ketawakkalan yang ada pada diri beliau terhadap Tuhan.
Kemudian beliau bersabda: Contoh tabattul yang praktis adalah junjungan kita Rasulullah saw. Beliau sama sekali tidak peduli dengan pujian dan cercaan( beliau tidak mempedulikan pujian apapun dan tidak pula beliau menghiraukan apakah orang mengatakan buruk ataukah tidak mengatakan buruk) Berbagai macam kesulitan beliau hadapi tetapi sedikitpun beliau tidak peduli. Tidak ada ketamakan dan kerakusan dunia yang menahan beliau dari pekerjaan itu yang mana beliau datang untuk melakukannya. Selama manusia sendiri tidak menyaksikan akan kondisi itu di dalam dirinya dan tidak lulus dalam ujian maka janganlah sampai tidak ada rasa khawatir. Kemudian hal ini pun merupakan layak untuk diingat bahwa barangsiapa yang mutabattil (berlepas diri dari dunia) maka dialah juga yang menjadi orang yang mutawakkil/bertakwa) “(yakni orang yang memiliki ikatan dengan Tuhan dan tidak menganggap dunia sesuatu yang ada artinya maka dialah juga merupakan orang yang bertakwa kepada Allah) Seolah-olah untuk menjadi orang yang mutawakkil mutabbatil merupakan syarat. Sebab apabila dengan orang-orang lain ikatan itu seperti itu sehingga dia bersandar pada itu sambil bergantung pula pada baenda-bendas itu maka sampai pada waktu itu kapan seseorang bisa bertakwa secara murni. Apabila dari pihak Tuhan telah memutuskan hubungan maka dia telah memutuskan dari pihak dunia. Dan dia menyatu dengan Tuhan.( Apabila kalian menjalin hubungan dengan Tuhan maka kalian akan mamutuskan hubungan dengan Tuhan) ” Dan ini baru bisa terjadi apabila ketakwaan sempurna. Sebagaimana nabi kita saw adalah mutabattil yang sempurna ,begitu pula beliau merupakan seorang mutawakkil yang sempurna. Dan itulah sebabnya beliau sedikitpun tidak menghiraukan orang-orang yang berpengaruh dan sama sekali tidak menghiraukan pemuka-pemuka besar dan pemimpin-pemimpin suku-suku dan beliau sama sekali tidak menghiraukan perlawanan mereka. Di dalam diri beliau terdapat keyakinan yang luar biasa terhadap zat Tuhan. Oleh karena itulah beban yang sedemikian besar itu beliau pikul dan perlawanan seluruh dunia sama sekali tidak ada hakekatnya menurut beliau. Ini merupakan tawakkal yang sangat besar yang contohnya tidak didapatkan di dunia. Sebab, di dalam ini karena menyukai Tuhan dunia dijadikan sebagai penentang. Dan kondisi ini tidak akan dapat terjadi selama seorang tidak melihat Tuhan. Selama tidak ada harapan bahwa sesudahnya pintu yang lain pasti akan terbuka. Apabila harapan ada dan menjadi yakin maka kerabat dekat akan dia jadikan sebagai musuhnya ( kalau mereka melakukan permusuhan.) Sebab dia mengetahui bahwa Tuhan akan menciptakan kawan lain. Harta benda dia akan singkirkan/kesampingkan sebab dia akan medapatkan yang lebih baik dari itu( Jika demi untuk Allah harta benda itu hilang maka terdapat harapan untuk mendapatkan yang lebih baik dari itu). Singkatnya adalah mendahulukan keredhaan Allah adalah merupakan tabattul dan kemudian tabattal dan tawakkal adalah kembaran, yakni rahasia tabattul adalah tawakkal dan syarat tawakkal adalah tabattul. Inilah mazhab kami dalam urusan ini”. AlHakam jilid 5 no 37hlm 1-3Edisi 10 Oktober 1901
Semoga Allah menganugerahkan kita taufik untuk berjalan sesuai dengan contoh Rasulullah saw dan menjadi orang-orang yang senantiasa menjadi orang-orang yang senantiasa tunduk dan bertawakkal hanya kepada-Nya.
Qamaruddin Syahid