بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّىعَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَىعَبْدِهِ الْمَسِيْحِ الْمَوْعُوْدِ
KHUTBAH JUM’AH
HAZRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH V atba.
Tanggal 11-05-2007dari Mesjid Baitul Futuh, London UK
Setelah membaca dua kalimah syahadah dan membaca Surah Al Fatihah Huzur atba bersabda :
Salah satu nama sifat Allah swt adalah As Salam. Allah swt menggunakan kata As Salam ini diberbagai tempat didalam Kitab Suci Al Quran dalam berbagai macam bentuk pengertian dengan mengisyarahkan kepada sifat-Nya As Salaam ini. Dan Allah swt mememberi nasihat kepada orang-orang mu’min untuk menerapkan sifat As Salam ini pada diri mereka.
Para ahli bahasa dan para ahli Tafsir telah memberi berbagai macam pengertian tentang sifa As Salam ini. Didalam Tafsir At Tabri, Imam Abu Zafar Muhammad mengatakan bahwa As Salam adalah Zat yang memberi perlindungan kepada semua makhluq2Nya. Dan menurut pendapat Abu Rasim, As Salam adalah salah satu nama dari nama2 Allah swt. Allah swt dikatakan As Salam bahwa Dia selamat (terpelihara) dari setiap kelemahan, ‘aib dan dari fana (kehancuran). Sedangkan menurut pandangan kebanyakan ulama terkemuka mengapa Allah disebut As Salam, karena Ia terlindung dari setiap bencana yang dapat merobah dan menimpa yang lain secara bertubi-tubi. Dan Dia adalah Wujud yang kekal abadi yang tidak akan mengalami kehancuran sedangkan makhluq2 lain semuanya akan mengalami kehancuran. Dia mempunyai kekuasaan secara kekal diatas segala sesuatu.
Didalam Tafsir Ruhul Bayan dikatakan bahwa As Salam adalah Dia yang terlindung dari setiap musibah dan setiap noda. Dia disebut As Salam disebabkan Dia terlindung dari semua kelemahan dan noda, dan karena anugerah keselamatanNya sangat luas. Didalam hadis dikatakan اَنْتَ السَّلا َمُ (antas salam) do’a yang dibaca setelah sembahyang, artinya Ya Allah ! Engkau adalah Zat terpelihara dari setiap macam noda (‘aib) dan terlindung dari setiap macam kelemahan (cacat). Dan selanjutnya didalam hadis itu disebutkan وَ مِنْكَ السَّلا َمُ ( w minkas salam) maksudnya Engkau adalah Zat yang memberi perlindungan kepada orang yang tak berdaya dari perkara yang tidak dikehendaki dan yang menyakitkan. Dan Yang melepaskan dari musibah dan kesusahan didunia ini dan juga dialam akhirat nanti. Dan Engkau adalah Zat Yang menutupi dosa-dosa dan ‘aib orang-orang yang beriman. Oleh kerana itu mereka akan selamat dari nasib buruk pada hari qiamat. Atau وَ مِنْكَ السَّلا َمُ dapat juga berarti bahwa Dia akan menghadiahkan Surga kepada orang2 mu’min. Sebagaimana firmanNya سَلاَمٌ قَوْلاً مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ yaitu kepada mereka akan diucapan salam sebagai amanat dari Tuhan Yang Maha Penyayang, Yang kasih sayang-Nya berulang kali turun kepada hamba2Nya.
Jadi dalam perkataan Salam ini mengandung sebuah amanat keselamatan dan perlindungan yang sempurna dari Allah swt Yang kasih sayang-Nya turun berulang-ulang kepada hamba2-Nya. Ini sebuah ayat pendek saja, namun mengandungi arti yang sangat luas dan agung. Dan untuk mendapatkan hadiah keselamatan ini dan untuk menjadi orang yang patut menerima karunia2-Nya di dunia ini juga dan untuk meraih berkat2-Nya dihari akhirat nanti, manusia harus menciptakan ruh seperti itu didalam diri masing-masing, timbulkan ruh seperti itu dalam pergaulan sesama yang lain, saling mengucapkan salam kepada yang lain. Maka anugerah hadiah itu akan diterima oleh kalian. Maka faedah dari pertukaran hadiah ucapan salam itu, sebagaimana diakhirat nanti akan mendapatkan tempat didalam surga setelah meraih keridhoan Allah swt, maka didunia ini juga ruh dan pikiranpun akan berada dalam situasi yang aman dan tenteram disebabkan keselamatan itu. Dan hal itu akan menjadi sebuah khabar gembira yang sempurna bagi kalian sendiri dan juga bagi lingkungan masyarakat sendiri. Dan hal itu sebuah sarana agung dari Allah swt untuk mendapatkan rahmat dan karuniaNya.
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Hazrat Anas r.a. katanya Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya As Salam adalah salah satu nama Allah swt. Salam ini ditempatkan diatas bumi ini supaya kalian semua saling sebarkan keselamatan diatas bumi ini.” Jadi menyebarkan salaam atau السَّلا َمُ عَلَيْكُمْ antar sesama, menjadi sarana yang sangat baik untuk menciptakan kecintaan satu sama lain dan untuk menciptakan kedamaian didalam masyarakat. Oleh sebab itulah Rasulullah saw telah menegaskan berulang kali diberbagai macam kesempatan untuk menyebarkan ucapan salaam atau لسَّلا َمُ عَلَيْكُمْ ini.
Jadi untuk mendapatkan salaam dari Allah swt kita harus menjadi penyebar keselamatan yang sungguh-sungguh didalam lingkungan masyarakat, baru kita akan menjadi orang yang patut mendapatkan keselamatan dari pada Allah swt.
Hazrat Abdullah bin Amar r.a. meriwayatkan katanya pada suatu ketika seorang telah bertanya kepada Rasulullah saw : ya Rasulallah bagaimana kedudukan Islam yang paling baik? Maka beliau saw bersabda :
تَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَ عَلَى مَنْ لَّمْ تَعْرِفْ
Artinya : “ Ucapkanlah salam kepada setiap orang yang engkau kenal dan kepada yang engkau tidak kenal !”
Sebuah hadis lagi yang diriwayakan oleh Hazrat Ibnu Zuber r.a. katanya Rasulullah saw bersabda : “ Penyakit bangsa-bangsa sebelum kamu sudah masuk kedalam lingkungan kamu juga secara perlahan-lahan yaitu, bughuz (kebencian) dan hasad.”
Jika diperhatikan dengan seksama nampaklah bahwa penyakit ini sudah masuk kembali kedalam ummat manusia zaman sekarang bahkan sudah sampai keperingkat yang sangat teruk, sehingga amanat yang telah dibawa oleh Hazrat Masih mau’ud a.s. tentang kewajiban menunaikan haququl ibad (haq kewajiban terhadap sesama hamba Tuhan) disebabkan adanya kebencian dan hasad, kewajiban itu tidak dapat dipenuhi oleh ummat manusia. Maka orang-orang Jema’at harus menjaga diri dari penyakit-penyakit seperti itu. Rasulullah saw bersabda : “ Penyakit ini sudah masuk kedalam lingkungan kamu secara perlahan-lahan yaitu, bughuz (kebencian) dan hasad.” Bughuz (kebencian) artinya berputar. Bukan memutarkan rambut, tapi memutarkan agama seseorang. Jadi bughuz (kebencian) adalah penyakit yang dapat memalingkan atau melenyapkan agama kalian. Beliau saw bersabda lagi : “ Demi Allah Yang Menguasai jiwaku ! Kalian tidak akan masuk kedalam surga jika kalian tidak beriman secara sempurna, dan iman yang sempurna tidak akan diperoleh selama kalian tidak saling cinta-mencintai satu sama lain. Tahukah kalian apa yang dapat memperkuat kecintaan satu sama lain ?Tiada lain, mengucapkan salam ( السَّلامُ عَلَيْكُم) sesama kalian.
Jadi sekarang juga jika kita perhatikan dengan seksama, maka syaitan tengah berjaya menanamkan perasaan hasad dan bughuz (kebencian) didalam hati banyak orang. Maka alangkah buruknya kita yang telah beriman kepada Hazrat Imam Zaman apabila disebabkan beberapa gerak-gerik kita yang tidak baik menjadi orang-orang yang menerima kemurkaan Allah swt.
Maka untuk meraih keselamatan dari Allah swt itu, Rasulullah saw telah memberitahukan caranya yaitu: biasakanlah mengucapkan salam (السَّلا َمُ عَلَيْكُمْ). Dengan cara ini kebencian yang tersimpan didalam hati akan jauh tersingkir, sehingga kecintaan kepada yang lain akan meningkat dan sifat pema’af akan tumbuh subur didalam hati. Dan berkat kebiasaan yang baik itu akan timbul suasana akrab dan kasih mesra didalam lingkungan masyarakat. Itulah salah satu hukum Allah yang sangat penting sehingga dengan sendirinya akan timbul kekuatan untuk melakukan kewajiban haququl ibad.
Pada umumnya didalam Jema’at juga sering terjadi kegaduhan atau pertengkaran yang kadangkala sampai keperingkat yang sangat menghkhawatirkan. Seperti pada beberapa waktu yang silam disuatu tempat telah terjadi perkelahian diantara dua keluarga. Dan perkelahian telah memuncak demikian rupa sehingga telah menyebabkan nama buruk Jema’at. Akibatnya terpaksa kedua belah pehak itu dijatuhi hukuman dan diukeluarkan dari Jema’at. Namun setelah itu orang-orang itupun menulis surat meminta ma’af. Seorang diantaranya menulis:“ Ketika saya bermaksud ingin menghentikan perkelahian itu dan mengucapkan salam kepada lawan saya ketika berada didalam mesjid, maka ia berkata kepada saya, katanya : “ Lupakanlah hal itu (artinya jangan mengucapkan salam padaku) sampai enam bulan atau setahun saya tidak akan berkata-kata atau mengucapkan salam kepada kamu, bahkan tidak akan berdamai lagi dengan kamu.”
Kadang-kadang terjadi juga pewristiwa seperti itu didalam Jema’at ini. Hal itu sangat disesalkan, padahal sudah beriman dan percaya kepada Hazrat Imam Zaman dan telah mengakui kebenaran da’wa Hazrat Masih mau’ud a.s. juga, telah mengakui sayarat-syarat bai’at juga, bersedia melakukan tanggung jawab haququl ibad juga, namun sudah berani melakukan perbuatan seperti itu.
Apabila terjadi banyak orang telah terlibat didalam kebencian, dalam dendam ksumat dan perkelahian yang terpaksa mengakibatkan mereka harus meninggalkan Jema’at ini sebagai hukuman, dan dalam memberi hukuman kepada mereka, sangat menyusahkan hati Khalifa-e-waqt. Dan lebih celaka lagi apabila hal itu telah mengakibatkan timbulnya kemurkaan Allah swt kepada mereka.
Tuhan adalah As Salam. Dia tidak berbuat zalim kepada sesiapapun. Akan tetapi disebabkan perbuatannya sendiri manusia menerima kemurkaan Allah swt. Jadi sesungguhnya Tuhan sama sekali tidak berbuat zalim terhadap hamba-hamba-Nya, akan tetapi manusia sendiri telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan-perbuatan buruk itu, sehingga memberi peluang kepada Allah swt untuk menghukum kereka.
Sehubungan dengan sifat As Salam Allah Ta’ala itu, Imam Ghazali r.a. telah berkata sebagai berikut : “ Dia adalah Zat yang terlindung dari setiap keburukan, Yang sifat-sifat-Nya suci dari pada noda, Yang didalam amalan-Nya suci tidak bercacat dan terlindung dari keburukan, yakni didalam amalan-Nya itu tidak ada derita, tidak ada kesusahan, namun sebaliknya didalamnya tersembunyi segala kebaikan dan kebajikan semata. Dan Allah swt menyebarkan sayap keselamatan-Nya itu begitu luasnya sehingga manusia tidak kuasa membayangkannya.
Dengan menyebarkan keselamatan-Nya itu maksudnya supaya manusia dapat meraih barkat dari Keselamatan-Nya itu, karena manusia tidak hanya terselamat dari keburukan dan kesusahan belaka, melainkan manusia dapat menjadi pewaris dari karunia-karunia Allah swt. Dan mereka menjadi pewaris dari kebaikan dan kebajikan disebabkan menjadi hamba-hamba Tuhan As Salam dan menyebar luaskan salaam (du’a keselamatan itu).
Imam Raghib lebih jauh menjelaskan bahwa : “ As Salam السَّلا َم dan Assalaamah السَّلا َمَه artinya orang yang jasmani dan ruhaninya suci dari setiap cacat, aib dan noda. Dan apabila tentang Tuhan dikatakan السَّلا َمُ maka artinya adalah Dia tidak mempunyai sebarang noda dan cacat apapun seperti yang terdapat pada manusia. Lalu beliau mengatakan Abdus Salam yaitu hamba Allah Yang Salam, artinya seorang yang menjadi mazhar (penampakan) Tuhan Yang bersifat As Salam. Tuhan As Salam ialah Dia Yang terlindung dari setiap cacat, ‘aib dan kenistaan.
Apabila manusia berusaha menjadi hamba Allah Yang As Salam, dengan menyebar luaskan do’a keselamatan (السَّلا َمُ عَلَيْكُمْ) dan membiasakan amal yang memupuk kecintaan ditengah-tengah masyarakat, maka hasilnya adalah Allah swt melindunginya dari setiap noda, kenistaan dan dari setiap ‘aib. Maka setiap hamba yang hatinya suci dari pikiran zina, dari hasad, kebencian, dendam-kesumat dan dari niat jahat, dan yang semua anggauta badannya terlindung dari perbuatan dosa-dosa, dia terlindung dari perkara-perkara yang Allah Ta’ala melarangnya, dan akhlaqnya demikian rupa sehingga akalnya tidak menjadi hamba hawa nafsunya, tidak dikuasai nafsu amarahnya. Sebagaimana seorang pujangga dalam puisinya mengatakan : Manusia ingat Tuhan apabila ia dalam kesusahan dan dia lupa Tuhan apabila ia dalam kesenangan. Dan seseorang tidak akan mampu menyerap sifat As Salam sebelum keselamatan saudaranya terlindung dari lidahnya dan dari tangannya. Dan keistimewaan sifat As Salam adalah Dia menjauhkan setiap musibah dan kesusahan hamba-hamba-Nya.
Hazrat Abu Musa r.a. meriwayatkan katanya seorang sahabah bertanya, Ya Rasulullah !! Ajaran Islam yang mana yang
paling afdol ? Beliau saw jawab : “ Seorang muslim yang menjaga lidahnya dan tangannya sehingga muslim lainpun terpelihara dari lidah dan dari kedua tangannya itu.”
Jadi rasa persaudaraan, perlakuan kasih sayang satu sama lain, menghormati hak-hak orang lain bukanlah perkara kecil, tapi perkara yang sangat penting. Jika ingin dinisbahkan kepada Salaam Tuhan, maka kita harus menjadi penegak dan penyebar keselamatan, menjadi penyebar keselamatan didalam lingkungan masyarakat.sendiri. Kalau tidak, sesuai dengan bunyi sebuah hadis, tentu akan menjadi Islam hanya tinggal namanya saja. Hal ini akan membuktikan kelemahan iman kita.
Dikatakan didalam sebuah riwayat bahwa, bukan hanya orang-orang Islam saja yang harus terlindung dan mendapat keselamatan, melainkan keselamatan seluruh ummat manusia menjadi tanggung jawab semua orang muslim yang sejati dan kokoh.
Didalam sebuah riwayat Rasulullah saw bersabda : “ Seseorang menjadi penyandang keselamatan apabila orang lain terpelihara dari lidahnya dan dari tangannya.” Demikian juga apabila seseorang meningkat dalam keimanannya, maka ia menunjukkan kecintaannya dan kasih sayangnya serta keselamatannya bukan hanya kepada saudara-saudaranya saja melainkan kepada seluruh masyarakat lainnya juga. Demikianlah hubungan sebuah keselamatan bagi yang menyampaikan pesan keamanan dan kebaikan. Itulah hubungan keselamatan yang memberi perlindungan kepada orang lain dan kepada orang disekeliling kita. Dan itulah pesan keselamatan yang dengan itu boleh terbuka jalan tabligh. Dan inilah pesan keselamtan yang membawa masyarakat jadi kenal kepada kita sehingga mereka bersedia menggabungkan diri dengan kita. Jika pesan keselamatan ini diisytiharkan dan disebarkan seluas-luasnya maka ianya akan menjadi sarana yang tepat bagi pancaran noor Ilahi.
Didalam Mufradat Imam Raghib tertulis : Haqiqi Islam hanya terdapat didalam Surga karena disana akan terdapat kehidupan haqiqi yang kekal abadi yang terhindar dari kefanaan (kehancuran). Dan disana akan terdapat aneka fasilitas yang bebas dari sebarang ancaman dan disana akan terdapat kehormatan yang
tidak akan tercemar oleh kehinaan. Dan disana akan terdapat kesehatan yang murni yang tidak akan terjangkit oleh sesuatu penyakit. Itulah uraian yang sesuai dengan bunyi ayat 128 dari Surah Al An ‘Aam seperti dibawah ini :
لَهُمْ دَارُ السَّلاَمِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَ هُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya : “ Bagi mereka ada rumah keselamatan disisi Tuhan mereka dan Dia Pelindung mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan.”
Jadi sebagaimana As Salam adalah salah satu nama sifat Allah swt , maka perkataan دَارُ السَّلاَمِ yang dipergunakan dalam ayat tersebut diatas maksudnya adalah tempat Qurub (قُرُبْ ) Allah swt, yaitu Surga. Maka bagi setiap orang mu’min yang bertaqwa yang sentiasa menyebar luaskan keselamatan dan menjadi penyebar keselamatan dilingkungan masyarakatnya sendiri, Allah swt akan menjadi Walinya (Pelindungnya) sebagai jaminan baginya. Tuhan akan memberi tempat kepadanya yang sangat dekat dengan-Nya. Karena tidak mungkin sesuai dengan janji-Nya, Tuhan tidak memberi tempat yang dekat dengan-Nya (قُرُبْ ) kepada orang yang berusaha untuk mendekatkan diri dengan-Nya.
Kemudian didalam surah Al Maidah ayat 17 Allah swt berfirman :
يَهْدِيْ بِهِ اللهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّـلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ بِـاِذْنِهِ
وَيَهْدِيْهِمْ اِلَى صِرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ
Artinya : “ Dengan itu Allah menuntun orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya pada jalan-jalan keselamatan, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya dengan izin-Nya dan menuntun mereka kepada jalan lurus.”
Itulah janji Allah swt, sesiapa yang berusaha sesuai dengan ta’lim (ajaran) yang telah diberitahukan Allah swt kepada Rasulullah saw, untuk mendapatkan keridhoan Allah swt, Dia akan menuntunnya kejalan lurus sehingga ianya menjadi penyebar keselamatan didunia ini juga dan setiap perbuatan serta amalan yang dia lakukan semata-mata untuk meraih keridhoan Allah swt. Nur sudah ditetapkan untuknya. Dan kegelapan dijauhkan daripadanya.
Jadi سُبُلُ السَّلاَمِ yakni jalan keselamatan adalah jalan yang membawa manusia kepada Allah swt. Dan jalan ini akan diperoleh apabila orang mu’min berusaha keras menerapkan sepenuhnya ajaran Al Quran pada dirinya. Dan qurub (قُرُبْ ) Allah swt akan diperolehnya sambil berusaha melangkah diatas jalan lurus (صِرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ). Untuk itu setiap orang mu’min harus berusaha keras dan dengan sebaik-baiknya. Itulah sarana untuk mendapatkan barkat-barkat dunia maupun akhirat.
Allah swt berfirman lagi سَلاَمٌ قَوْلاً مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ yaitu kepada mereka akan diucapan salam sebagai pesan dari Tuhan Yang Maha Penyayang, Yang kasih sayangNya berulang kali turun kepada hamba2Nya. Firman-Nya lagi didalam surah Ar Ra’d ayat 25 :
سَلا َمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْ تُمْ فَنِـعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
Artinya : Selamat sejahtera atas kamu, sebab kamu telah bersabar, maka lihatlah betapa bagusnya ganjaran tempat tinggal terakhir itu.”
Hal itu juga sebagai hasil dari keteguhan iman dan patuh ta’at diatas perintah Allah swt yang telah Dia berikan kepada orang-orang mu’min. Dengan perantaraan mana haququllah dan haququl ‘ibad juga dapat dipenuhi. Allah swt telah memberi khabar suka kepada orang-orang mu’min tentang sebuah tempat tinggal yang kekal abadi. Jadi pesan Allah swt tentang As Salam (السَّلا َمُ ) ini telah difirmankan diberbagai temapat didalam Kitab Suci Al Quran. Dan kita harus menganggapnya sebagai satu perkara yang sangat penting.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. sambil menjelaskan ayat سَلاَمٌ قَوْلاً مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْم bersabda : “ As Salam sesungguhnya telah difirmankan berulang kali oleh Tuhan. As Salam Tuhan adalah ianya yang telah menyelamatkan Nabi Ibrahim a.s. dari api. Jika tidak ada Salaam dari Tuhan berapapun banyaknya Salaam yang diupayakan oleh manusia, tidak akan membawa faedah apa-apa.” Selanjutnya Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : “Islam yang sebenarnya adalah apabila ruh-ruh kalian sentiasa bersujud merebahkan diri dihadapan Allah swt. Dan ruh kalian sentiasa mendahulukan pelaksanaan hukum-hukum Allah swt dari pada pelaksanaan untuk kepentingan diri sendiri.”
Jika amal perbuatan kita telah sesuai dengan hukum-hukum Allah swt yang telah diajarkan oleh Hazrat Imam Zaman kepada kita, maka kita semua akan berada dibawah naungan keselamatan Allah swt. Dan semua la’nat dunia dan semua rencana-rencana jahat lawan untuk menghancurkan kita, sedikitpun tidak akan menggoncangkan kita. Akan tetapi jika kita tidak berada dibawah naungan keselamatan (السَّلا َم )Tuhan, maka sesuai dengan sabda Hazrat masih mau’ud a.s. bahwa, beribu-ribu salam dunia tidak akan memberi faedah apa-apa kepada kita. Dan kita akan menjadi pewaris janji Allah swt yang telah disampaikan-Nya kepada Hazrat masih Mau’ud a.s, apabila kita berusaha menempatkan diri kita dibawah naungan keselamatan Allah swt sambil memahami sifat As Salam-Nya itu.
Kita semua sangat beruntung, dizaman ini Allah swt telah mengutus seorang Imam Zaman dan dengan taufiq-Nya kitapun telah beriman kepadanya. Kita telah beriman kepada Imam Mahdi yang Allah swt sendiri telah memerintahkan kita untuk menyampaikan Salaam kepadanya. Dan yang kepadanya disampaikan salaam Alllah swt telah menganugerahkan kasih-sayang-Nya dan martabat serta kedudukan yang tinggi. Yakni Allah swt sendiri telah menyampaikan salaam kepada beliau a.s. Sebagaimana Allah swt telah menurunkan ilham kepada beliau a.s.
سَلاَمٌ عَلَيْكَ يـَا اِبْرَاهِيْمُ اِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَـا مَكِيْنٌ اَمِيْنٌ ذُوْا عَقْلٍ مَتِيْنٍ
Artinya : “ Salam sejahtera diatas engkau, hai Ibrahim ! Hari ini engkau mempunyai martabah tinggi disisi Kami sebagai Amin (pemegang amanat) dan mempunyai akal pikiran yang sangat tangguh !!”
Maka untuk memperoleh semua jenis barakat yang telah dianugrahkan Allah swt kepada beliau itu kita harus mengamalkan petunjuk-petunjuk yang telah diturunkan Tuhan kepada Rasulullah saw. Dan disebabkan kecintaan-Nya yang sangat dalam Allah swt memanggil Hazrat Masih Mau’ud a.s. dengan nama Ibrahim dan Dia menyampaikan salaam kepada beliau. Supaya smua jenis api perlawanan yang dikobarkan oleh para penentang terhadap beliau a.s.menjadi dingin. Sebagaimana para penentang Nabi Ibrahim a.s. telah mengobarkan api dan api itupun telah menjadi dingin unutk beliau. Sehubungan dengan itu Allah swt telah menurunkan wahyu kepada Hazrat Masih mau’ud as sebagai berikut :
وَنَظَرْنَـَا اِلَيْكَ وَ قُلْنـَا يَا نَارُ كُوْنِىْ بَرْدًا وَّ سَلا َمـًا
Artinya : “ Pandangan Kami tercurah kepada engkau dan berkata wahai api, yakni api perlawanan yang dikobarkan para musuh utuk melawan Ibrahim ini, dinginlah engkau dan jadilah engkau keselamatn baginya.”
Sejarah telah membuktikan bagaimanapun kerasnya api perlawanan dizaman Harat Masih mau’ud a.s. yang dikobarkan para musuh terhadap beliau a.s. bukan hanya dapat dipadamkan, akan tetapi ianya telah menjadi bahan keselamatan juga bagi beliau a.s. Makna salaam seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah, kebaikan dan kesejahteraan.
Pada zaman sekarangpun dimana saja api perlawanan telah dikobarkan dan sedang dikobar-kobarkan oleh pehak lawan untuk menentang Jema’at, pada akhirnya pasti akan menjadi dingin. Insya Allah !! Sebab api itu dikobarkan oleh mereka untuk melawan Hazrat masih mau’ud a.s. dan untuk melawan para pengikut beliau a.s, disebabkan mereka telah menerima kebenaran da’wa beliau a.s.sebagai Mahdi dan Masih Mau’ud.
Maka jika berlaku sabar terhadap semua kesulitan dan kesusahan yang kecil-kecil ini yang dilakukan oleh pehak lawan terhadap beberapa anggauta Jema’at disebabkan serangan-serangan mereka, maka hal itu merupakan ujian bagi kita semua. Kita harus berusaha untuk menghadapinya dengan cermat dan dengan sempurna, apakah yang terjadi di Sri Langka, di Bangladesy atau di Pakistan. Pada suatu hari api itu semua akan menjadi dingin, insya Allah !! Bahkan bukan hanya akan menjadi dingin melainkan ianya akan membawa keselamatan bagi smua. Karena hal itu bahagian dari pada iman kita. Kita harus selalu meminta keselamatan dari Allah swt.
Pada hari ini ketika saya sedang berjalan ketempat ini untuk sembahyang Jum’at, saya menerima berita dari Srilangka melalui telephon, katanya sejak lama disana sedang terjadi perlawanan yang sangat keras terhadap Jema’at. Disana perlawanan sudah sampai kepuncaknya, walaupun disana penduduk beragama Islam sedikit hanya 13 %, akan tetapi gerakan syetan disana telah berjalan dengan sangat keras sekali. Mereka bukan muslim haqiqi, muslim hanya nama saja bahkan mereka itu telah membawa buruk nama Nabi Muhammad saw. Disana kurang lebih terdapat 2000 buah mesjid dan disemua mesjid mereka menyampaikan khutbah Jumah secara provokasi menghasut masyarakat untuk menyerang mesjid-mesjid Jema’at. Tadi pagi ( tgl 11-05-07) dikabarkan bahwa sekitar 500 orang musuh Jema’at telah mengepung dan memasuki mesjid Jema’at, sedang didalam mesjid itu ada beberapa orang Ahmadi sedang berkumpul untuk sembahyang Jumat. Mereka dipaksa diusir dari mesjid. Mula-mula polisi dengan susah payah meredam situasi namun kemudian mereka dengan kerja keras telah menghalau musuh-musuh Jema’at itu dari mesjid. Akhirnya polisi memberi izin kepada orang-orang Jema’at untuk memasuki mesjid. Akan tetapi orang-orang Jema’at disana harus ingat bahwa api permusuhan yang dikobarkan mereka itu, telah dikobarkan untuk melawan seorang Nabi Akhir Zaman yang membawa amanat keselamatan bagi semua. Dan mereka itu bukan melakukan pengkhidmatan terhadap Agama Islam, mereka telah mencoreng nama baik Agama Islam. Sekarang Allah swt telah menurunkan karunia-Nya kepada kalian dan sekarang mesjid itu sudah kosong lagi ditinggalkan mereka. Untuk seterusnya harus sabar dan berhati teguh, jangan bersedih hati dan cemas. Semoga Allah swt menurunkan pertolongan-Nya agar saudara-saudara berjaya dalam menghadapi ujian ini.
Apa yang mereka lakukan itu semua sangat memalukan, yang sebagian dunia menyaksikan apa yang sedang mereka lakukan sebagai orang-orang Islam dengan meneriakkan slogan-slogan kosong yang dinisbahkan kepada Nabi yang membawa pesan dan amanat keselamatan kepada dunia, menyebarkan amanat kecintaan satu sama lain dan menegakkan keamanan disetiap tempat didunia. Dan setiap sa’at mengumandangkan seruan-seruan untuk hidup berdampingan dengan penuh kasih-sayang terhadap satu sama lain. Dengan menyebut nama beliau sambil menghina, mereka benar-benar telah melakukan kezaliman yang tak terperikan. Perlakuan zalim mereka terhadap hamba-hamba Allah telah melampaui batas kemanusiaan. Seharusnya mereka menghormati haq-haq kemanusiaan, tetapi sebaliknya mereka telah merampas dan menginjak-injaknya dengan melakukan penganiayaan2 yang sangat biadab. Mereka mengira Ahmadiyya dapat dihancurkan dengan cara keganasan demikian. Itu hanya angan-angan mereka belaka. Angan-angan mereka itu sekali-kali tidak akan dibiarkan sempurna oleh Allah swt. Mereka telah menuduh Jema’at Ahmadiyah sebuah pohon rekayasa yang ditanam oleh Inggeris, atau pohon hasil tanaman seseorang. Mereka tidak tahu sesungguhnya pohon ini, yakni Jema’at Ahmadiyah adalah tanaman Allah swt sendiri. Dia telah berjanji kepada pendirinya : “Allah akan menyempurnakan semua maksud-maksud engkau !” Lihat, bagaimana mereka akan mampu menghancurkan Jema’at ini ! Mereka akan gagal selama-lamanya dalam usaha-usaha jahat mereka itu. Dan mereka akan terbakar hangus didalm api yang mereka kobarkan sendiri. Dan insya Allah swt api yang telah dikobarkan dan berkali-kali dikobarkan di Sri Langka untuk menghancurkan Ahmadiyah disana semoga dipadamkan secepatnya oleh Allah swt dan semoga Dia memberi kesabaran, keteguhan dan kekuatan iman kepada mereka disana. Dan saya katakan kepada mereka supaya banyak-banyak bersujud dan berdo’a dihadapan Allah swt agar mereka dapat segera meraih karunia-Nya sebanyak-banyaknya. Dan saya anjurkan kepada semua Jema’at yang tersebar diseluruh pelosok dunia untuk mendo’akan mereka, semoga Allah swt segera melepaskan mereka dari ujian ini.
Ada sebuah ilham Hazrat Masih Mau’ud a.s. yang merupakan janji dari Allah swt yang harus diingat oleh setiap orang Ahmadi, yaitu :
سَلاَمٌ عَلَي اِبْرَاهِيْمَ صَافَيْنـَاهُ وَنَجَّـيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ تَفَرَّطْنَا بِذَالِكَ فَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرَاهِيْمَ مُصَلَّى
Artinya : “Selamat sejahteralah diatas Ibrahim !! Kami telah mejadikannya kawan sejati dan telah menyelamatkannya dari kesedihan. Kamilah yang telah berbuat demikian. Maka kalian ikutilah jejak-langkah Ibrahim.”
Maka banyak-banyaklah berdo’a dan kenalilah Zat Allah Ta’ala sungguh-sungguh, renungkanlah dan fahamilah serta hasilkanlah pengertian yang sebenarnya tentang keesaan Tuhan. Itulah yang dimaksud dengan mengikuti jejak-langkah Ibrahim bagi manusia dizaman ini yang harus diusahakan dan dihasilkan dengan sungguh-sungguh.
Firman-Nya : Hai Ibrahim salam sejahteralah atas-mu! Kami berjalan bersama engkau sebagai kawan sejati. Tuhan akan membereskan semua pekerjaan engkau. Dan akan memberi semua yang engkau maksudkan (inginkan).”
Jadi, beliau a.s. adalah orang yang berjalan bersama Tuhan sebagai kawannya yang sejati, bagaimana usaha kita supaya kita dapat dinisbahkan sebagai murid beliau a.s. yang sejati. Sesungguhnya kita harus berjalan kearah yang membawa kita kepada Allah swt. Jalan yang membimbing untuk menegakkan keesaan-Nya. Jalan yang membawa kita untuk selalu sujud merebahkan diri dihadapan-Nya. Dengan jalan mana Hazrat Masih Mau’ud a.s. memperoleh kehormatan dari Allah swt, sebagaimana firman-Nya kepada beliau : “ Kami berjalan bersama engkau sebagai kawan sejati.” Dan firman-Nya : “Tuhan akan membereskan semua pekerjaan engkau.” Yakni bila saja diperlukan, semua pekerjaan engkau akan dibereskan dengan sebaik-baiknya. Dan sekarang pekerjaan beliau yang masih terhambat, insya Allah pada suatu masa akan menjadi beres. Sekarangpun kita dapat menyaksikan bahwa Allah swt sendiri turun, dengan karunia-Nya, tanpa sebarang usaha kita, Dia memenuhi janji persahabatan-Nya dengan Hazrat Masih mau’ud a.s. Setiap pekerjaan Dia bereskannya dan membereskannya secara berterusan. Bahkan banyak ni’mat Allah swt sedang turun setiap waktu bertubi-tubi seperti hujan, sehingga mengherankan kita semua.
Beberapa hari yang lalu dikala diadakan sebuah upacara peresmian dimulainya MTA 3 Al Arabiyya, disa’at itu juga dihadapan para tamu undangan saya katakan bahwa Allah swt telah berjanji dan selalunya Dia menyempurnakan janji-janji-Nya itu sesuai dengan keperluan Jema’at ini. Sekarang ini kita sedang menyaksikan sebuah janji yang sedang Dia sempurnakan. Dan dimasa datangpun Dia akan terus menyempurnakan janji-janji-Nya yang lain lagi.
Allah swt telah menenteramkan hati Hazrat Masih Mau’ud a.s bahwa Allah swt sekali-kali tidak akan meninggalkan persahabatan ini dengan beliau. Seorang yang baik dan soleh yang setia menunaikan kewajiban persahabatannya, sebagai hamba Allah, bila saja diperlukan dia tepati janji persahabatannya itu kepada kawannya. Maka Allah swt Zat Yang sangat setia dan paling setia, bagaimana mungkin setelah Dia umumkan janji-janji persahabatan-Nya yang sejati itu kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s kemudian Dia tidak memenuhinya ? Maka kita yang menisbahkan diri kita sebagai muslim pengikut beliau dan Allah swt pun telah mengumumkan janji setia persahabatan-Nya dengan beliau itu, kita harus berusaha untuk meraih barkat daripadanya dan berusaha mengamalkan semua hukum-hukum yang telah ditunjukkan Allah kepada kita dan telah disebutkan oleh-Nya diberbagai tempat didalam Kitab Suci Al Quran. Seperti didalam Surat Al Furqan ayat 64 Allah swt berfirman :
وَعِبَادُ الرَّحْمَانِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى اْلاَرْضِ هَوْنـًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَـاهِلُوْنَ قـَالُوْا سَلـَاماً
Artinya : Dan hamba-hamba sejati dari Tuhan Yang Maha Pemurah ialah mereka yang berjalan dimuka bumi dengan merendahkan diri dan apabila orang-orang jahil menegur mereka, mereka menghindari mereka itu dengan anggun, seraya mengucapkan:“ Selamat sejahtera !”
Itulah tanda sebagai orang mu’min, dan itulah tanda hamba dari Allah Yang Maha Pemurah. Dan ini salah satu tanda bagi orang mu’min yang dicintai, yang puncaknya adalah wujud Rasulullah saw, yang selalu menjalani kehidupan dengan sangat merendahkan diri. Dengan orang-orang miskinpun beliau berlaku sangat hormat dan berbicara lemah-lembut dan penuh hormat dengan mereka. Terhadap orang-orang jahil dan bodoh tak beradabpun beliau menunjukkan rasa hormat sambil mengucapkan salaam kepada mereka. Dan dengan demikian beliau saw telah menunjukkan tauladan yang sangat luhur. Dan sebuah tauladan kerendahan hati yang paling besar dan agung beliau tampilkan adalah ketika beliau berjaya memasuki kota Mekkah sebagai Fatih Makkah (Penakluk kota Mekka). Namun pada waktu itu juga beliau sangat merundukkan kepala dihadapan Allah swt, keadaan beliau nampak sekali ketika beliau sedang memasuki kota Makkah sambil menunggangi seekor onta. Begitu sampai dijantung hati kota Mekkahpun beliau segera menyebarkan pesan keselamatan: tidak boleh berlaku zalim kepada siapapun, tidak boleh lagi bunuh-membunuh, tidak boleh berperang lagi, kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak jika ada yang mengangkat senjata mengajak berperang. Maka kitapun harus berusaha mengikuti langkah-langkah yang telah beliau saw tunjukkan itu. Barulah kita akan menjadi para pewaris dari karunia-karunia Allah swt dan dengan sendirinya pandangan kasih-sayang Allah swt pun akan tercurah kepada kita bahkan selamanya akan terus tercurah kepada kita. Dan pada zaman sekarang ini kita boleh menyaksikan bagaimana suri tauladan yang telah ditampilkan oleh Asyiq Shadiq Rasulullah saw, yakni Hazrat Masih mau’ud a.s., beliau selalu menghindari Majlis yang sia-sia. Dan penampilan beliau sangat merendahkan diri itu semata-mata untuk menegakkan kedamaian bukan untuk menunjukkan ego atau kebesaran diri beliau. Kadangkala beliau menghadapi situasi yang nampak kepada beliau saw sebagai sebuah penghinaan, maka beliau menanggungnya dengan penuh kesabaran. Karena itulah Allah swt menurunkan ilham kepada beliau bahwa Allah sangat mencintai cara hidup beliau dengan merendahkan diri itu. Maka kita sebagai orang-orang telah beriman kepada kekasih-kekasih Allah itu dan telah menisbahkan diri kita sebagai pengikut-pengikut beliau-beliau itu maka kita harus berusaha keras untuk beramal sesuai hukum- hukum Allah swt dan menghindarkan diri dari perkara-perkara yang sia-sia, menghindarkan diri dari perkelahian dan pertengkaran, supaya kita menjadi pewaris-pewaris karunia-karunia Allah swt. Semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita semuanya. Amin !!!
Alih bahasa : Hasan Basri
Dipublikasikan oleh www.ahmadiyya.or.id