Sifat Allah Swt AL-MU’MIN

KHUTBAH JUM’AH

HAZRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH Vatba,

MIRZA MASROOR AHMAD

 

Setelah mengucapkan Syahadat, membaca ta’awwuz dan surat Al-Faatihah, Hudhuratba menilawatkan surah Al Hasyar ayat 24 beserta terjemahannya sebagai berikut ;

هُوَاللهُ الَّذِيْ لاَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلاَ مُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحنَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ-

 

Artinya : Dialah Allah, dan tiada tuhan selain Dia, Maha Berdaulat Yang Maha Suci, Sumber segala kedamaian, Pelimpah keamanan, maha Pelindung, maha Perkasa, Maha Penakluk, Maha Agung, Maha Suci Allah, jauh di atas apa yang mereka persekutukan dengan Dia.

 

Dari ayat ini nampaklah bahwa salah satu nama Allahswt adalah Mu’min, arti asalnya adalah Pelimpah keamanan. Keamanan secara perseorangan dan keamanan secara keseluruhan maupun keamanan mencakup secara global keseluruh dunia yang hanya dapat diperoleh apabila mempunyai hubungan yang erat dengan Zat Allahswt yaitu Zat Pelimpah keamanan yang salah satu sifat-Nya adalah Mu’min. Maka berkat hubungan yang erat dan akrab dengan Dia lah, maka manusia mendapatkan keamanan. Jadi orang yang akan mendapat barkat dari nama ini adalah yang berusaha mengamalkan perintah-Nya yaitu shibghatallah  صِبْغَةَ اللهِartinya peganglah sifat Allah! yaitu yang berusaha menerapkan sifat-sifat Allahswt pada dirinya. Setiap usaha untuk mendapat keamanan akan sia-sia jika keadaan diri sendiri jauh dari pada-Nya dan kesudahan dari usahanya itu hanyalah sekedar bermanfaat untuk dirinya sendiri saja, yang diraihnya bukan kekedamaian atau keamanan.

Keamanan baru dapat diperoleh jika iman seseorang sudah sempurna. Iman yang sempurna kepada Allahswt baru dapat diperoleh jika telah beriman kepada semua para Nabi atau Rasul Allah sesuai dengan firman-Nya. Dan sebenarnya beriman kepada Hazrat Rasulullahsaw sebagai Khatamul Anbiyalah yang dapat menjamin kesempurnaan iman seseorang, dan melalui beliaulah turunnya perintah dari Allahswt untuk beriman kepada semua para Anbiya itu karena itu beliaupun telah menegaskan kepada setiap orang mumin untuk beriman kepada semua para Nabi Allah. Selain itu beliau saw juga telah menegaskan kepada setiap muslim untuk menerima dan beriman kepada Imam Mahdi, Al Masih yang datang diakhir zaman dikala dunia sudah mencapai masa kegelapan dan kesesatan dan beliaupun mewajibkan untuk bai’at kepadanya.

Oleh karena kedudukan Imam Mahdi sebagai Hakim yang Adil maka wajiblah beriman kepada apa yang dijelaskannya tentang ilmu Al Quran dan penjelasan tentang ajaran yang dikemukakan olehnya. Dan Rasulullahsaw bersabda, dialah yang akan menghimpun semua orang atas namaku baik dari kalangan orang Islam sendiri ataupun dari kalangan luar orang Islam untuk menjadi ummat yang tunggal. Maka berdasarkan perintah Rasulullahsaw ini, orang-orang yang baiat kepada Hazrat Masih Mau’ud dan bergabung dengan beliau adalah orang-orang yang akan mendapat barkat yang hakiki dari sifat Mu’min ini. Iman mereka bertambah maju dan mereka akan menjadi orang-orang yang mendapat anugrah keamanan dan menjadi penegak kedamaian. Maka setiap Ahmadi sambil meningkatkan iman, mereka harus selalu berusaha untuk menjadi hamba-hamba dari sifat Mu’min ini. Tidak cukup hanya dengan mulut saja mengatakan beriman kepada-Nya. Melainkan dengan memperkuat keyakinan dan meningkatkan keimanan maka orang-orang mu’min akan berhasil memperoleh barkat hakiki dari pada sifat Mu’min ini. Jika ajarannya tidak diamalkan berarti beriman hanya kepada sebagian saja dari hukum Allah dan kepada sebagian lagi tidak. Berarti beriman kepada semua Nabi telah dilaksanakan namun tidak beriman kepada orang yang telah datang dizaman ini sebagai Ghulam Shadiq (hamba yang benar) yang telah dijanjikan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau telah menampilkan ajaran Islam dengan cara yang sangat indah dan telah menegaskan untuk mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Jika kita tidak mengamalkannya, tentu iman kita akan menjadi semakin lemah. Semoga Allah swt terus-menerus meningkatkan kekuatan iman setiap orang Ahmadi. Semoga Dia memberi taufiq kepada mereka untuk meningkatkan terus keimanan mereka, agar menjadi pencermin nur-cahaya sifat Mu’min Allahswt baik pada dirinya maupun pada lingkungan masyarakat sekitarnya.

Sekarang saya akan menjelaskan beberapa arti dari Mu’min menurut pendapat para ahli lughat maupun para ahli Tafsir.

Menurut Lisanul Arab ( لِسَانُ الْعَرَبِ ) sifat al-mu’min (اَلْمُؤْمِنُ) adalah Zat yang melimpahkan keamanan kepada makhluk-Nya yang sedang dianiaya. Kebanyakan mengartikan اَلْمُؤْمِنُ sebagai Zat yang memberi keamanan kepada para Wali dari pada azab-Nya. Itulah arti yang pertama dari segi wawasannya yang luas sehingga rahmat Allahswt meliputi segala sesuatu. Disebabkan wawasan rahmat-Nya itu sangat luas meliputi segala sesuatu sehingga tidak ada lagi masalah bahaya ancaman kezaliman.

Sesungguhnya para Wali Allah tidak merasa kehawatir dengan azab, karena mereka itu dengan sendirinya akan berada dibawah naungan keamanan. Para Wali Allah menerima banyak percobaan. Hazrat Masih Mau’ud bersabda, percobaan itu sebagai ujian dari Allahswt bagi mereka yang akhirnya berlalu begitu saja. Mereka tidak pernah mengeluh, mereka hadapi percobaan itu dengan banyak berdo’a dan meminta pertolongan dari Allahswt sehingga mereka selamat dari padanya.

Abul Abas mengatakan bahwa menurut orang-orang Arab, اَلْمُؤْمِنُ (Al Mu’min) artinya اَلْمُصَدِّقُ (Al Mushaddiq) Yang Membenarkan atau memberi kesaksian. Dan maksudnya adalah nanti dihari akhirat apabila Allahswt bertanya kepada umat manusia tentang bagaimana tabligh Rasul-Rasul dizaman kehidupan mereka, apapun jawaban mereka membenarkan atau menolak tabligh para Rasul mereka itu, namun tatkala umat Nabi Muhammadsaw dihadirkan dan ditanya kepada mereka dengan pertanyaan yang sama seperti itu, maka mereka akan menjawab, kami membenarkan semua Rasul Allah dan Allahswt pun membenarkan jawaban mereka itu. Dalam arti ini maka Allahswt disebut اَلْمُؤْمِنُ (Al Mu’min) artinya اَلْمُصَدِّقُ (Al Mushaddiq) Yang Membenarkan.

Selain itu Nabi Muhammadsaw akan membenarkan (mendukung pernyataan) umat beliau. Dan tentang inilah yang difirmankan Tuhan didalam surah An Nisa ayat 42, sebagai berikut :

 

فَكَيْفَ اِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ بِشَهِيْدٍ وَّجِئْنَا بِكَ عَلى هَئُولاَءِ شَهِيْدًا

 

Artinya : Maka bagaimana keadaan mereka ketika Kami akan mendatangkan seorang saksi dari setiap umat, dan Kami akan mendatangkan engkau sebagai saksi terhadap mereka ini.

 

Selanjutnya berkata, firman Tuhan yang tersebut didalam Al Quran yaitu وَيُؤْمِنُ الْمُؤْمِنِيْنَ maknanya ia membenarkan orang-orang mu’min, ditujukan kepada Rasulullah saw. Sebagian orang mengatakan bahwa makna sifat Allah swt Al Mu’min itu adalah memperlihatkan kebenaran janji-Nya yang telah dibuat dengan hamba-hamba-Nya.

Sebagaimana telah saya katakan pada permulaan khutbah ini bahwa mu’min adalah orang yang mempunyai iman yang kamil (sempurna) dan yang beriman kepada semua Nabi Allah swt. Dan petunjuk untuk beriman kepada semua Nabi Allah ini telah diperoleh dari Allah swt melalui nabi Muhammad saw. Demikianlah Abul Abbas telah menjelaskannya lebih jauh lagi. Akan tetapi sebagaimana telah saya katakan bahwa sesungguhnya orang-orang  Ahmadi telah mengakui kebenaran semua Nabi dan beriman kepada beliau-beliau semua, maka sesungguhnya merekalah yang patut dikatakan sebagai orang-orang mu’min yang sejati. Rasulullahsaw dikatakan sebagai saksi diatas semua Nabi yang telah datang sebelum beliau dan saksi diatas mereka yang akan datang sesudah beliau juga.

Hazrat Masih Mau’uda.s bersabda bahwa Allah swt Yang Maha Gagah telah menjadikan Nabi kita Muhammad saw sebagai saksi bagi seluruh umat Islam. Sebagaimana Allah swt berfirman didalam surah Al Muzammil ayat 16 sebagai berikut :

اِنَّا اَرْسَلْنَا اِلَيْكُمْ رَسُوْلاً شَاهِدًا عَلَيْكُمْ        

 

dan firman-Nya lagi :

 وَّجِئْنَا بِكَ عَلى هَئُولاَءِ شَهِيْدًا         

 

Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengirimkan kepada kamu seorang rasul yang menjadi saksi atas kamu.

Dan firman-Nya :

 وَّجِئْنَا بِكَ عَلى هَئُولاَءِ شَهِيْدًا         

 

artinya : dan Kami akan mendatangkan engkau sebagai saksi terhadap mereka ini.

Maka jelaslah bahwa secara zahiriyahnya memang Rasulullahsaw hanya 23 tahun tinggal bersama-sama umat beliau saw. Mengapa beliau dikatakan  شَهِيْدْ(saksi tetap) untuk selamanya bagi umat beliau? Jawabannya yang tepat adalah bahwa beliau disebutkan seorang rasul seperti Musaa.s, sebagaimana telah berlangsungnya silsilah Khilafat setelah Nabi Musaas, sebagai saksi kepada Nabi Musaa.s, demikian pula setelah Nabi Muhammadsaw sampai hari qiamat, kesaksian khalifah-khalifah terus terlangsung sesuai dengan nas Al Quran.

            Alhasil pendirian kesaksian tetap sampai hari qiamat yang sesuai dengan nas Al Quran terus berjalan secara berlanjut. Pandangan orang-orang muslim juga sepakat dan kuat tentang ini. Hal itu baru dapat diterima akal dan dapat dibuktikan apabila Khilafat itu tetap berjalan sampai hari kiamat.

Pertama kita orang Ahmadi tetap beriman bahwa dihari akhirat nanti ada kesaksian yang meyakini kepada iman bilghaib.

Kedua kesaksian karena beriman kepada khatamul khulafa yang akan datang setelah Rasulullahsaw.

Ini semua merupakan stempel (chop) yang memperkuat sempurnanya iman kepada Hazrat Rasulullahsaw. Kesaksian orang-orang Ahmadi merupakan kehormatan, karena mereka beriman kepada (rasul-rasul) yang terdahulu dan kepada yang akan datang kemudian juga.

            Hazrat Masih Mau’udas bersabda, seorang telah datang kepada Rasulullahsaw dan telah berkata sesuatu kepada beliau. Beliau saw bersabda, sekarang aku telah layak untuk menjadi saksi bagi umatku. Aku sangat khawatir jangan-jangan umatku akan mendapat hukuman dari Allahswt disebabkan kesaksianku itu. Mengapa akan mendapat hukuman disebabkan kesaksian beliau? Karena orang yang telah menyatakan diri beriman namun jika ia telah menolak utusan Tuhan yang menjadi saksi kepada Rasulullahsaw, ia tidak beriman kepada Asyiq Shadiq yakni  Imam Mahdia.s ia akan mendapat hukuman. Jadi kesaksian Rasulullahsaw itu berlaku terhadap para utusan Tuhan yang sudah lampau dan kepada yang akan datang juga dua-duanya.

            Setelah itu yang dimaksud dengan sifat Mu’min adalah memperlihatkan sempurnanya janji yang telah Dia buat dengan hamba-hamba-Nya. Maka janji inipun Allah swt sedang memperlihatkan kesempurnaannya kepada Jemaat Ahmadiyah disebabkan mereka telah memberi kesaksian kepada Khilafat. Apakah firqah-firqah Islam yang lain mendapat kedudukan terhormat didalam agama? Boleh saja mulut mereka sekehendak hati menyatakan kedudukan mereka setinggi-tingginya dalam agama, namun keadaan mereka yang sebenarnya dapat disaksikan oleh setiap orang.

Imam Raghib didalam kitabnya Mufradaat, telah menulis  demikian: Makna dari الامن (al amn ) adalah rasa tenteram dalam hati dan hilang rasa takut. Sesudah itu beliau menulis lagi ;  اَمِنْ aamin, artinya orang yang memperoleh keamanan. Menurut pendapat beberapa orang اَمِنْ  aamin artinya orang yang memperoleh keamanan sesuai perintah   Allah swt.

Maka sesuai dengan firman Allah swt ini:

وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ اَمِنًا       

 

artinya: barangsiapa memasukinya maka amanlah dia!

Barangsiapa yang masuk kedalam Haram (rumah suci) ini tidak akan dituntut balas apa-apa dan tidak pula akan dibunuh didalamnya, kecuali mereka yang berada diluar batas haram (bait suci) ini.

Katanya demikianlah maksud dalam ayat berikut juga :

  اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا اَمِنًا

artinya : Tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menjadikan haram (rumah suci) ini  aman bagi mereka?

Arti yang mereka jelaskan ini mengandung makna yang sangat luas. Ini sebuah pengumuman secara terbuka dari Allahswt. Dan ini sebagai bukti bahwa Ka’bah adalah Bait Allah (Rumah Allah)  Bagaimanapun keadaan orang-orang muslim dimasa lampau atau dimasa sekarang, dengan taufiq dari Allahswt mereka tetap memelihara kesucian Rumah Allah ini. Bahkan patut dikatakan bahwa Allah sendirilah yang menjaga kesucian Baitullah ini. Sejak zaman sebelum Islam, kesucian Ka’bah tetap dijaga. Dan dizaman Arab jahiliyyah juga kesuciannya tetap terpelihara dan dianggap sebagai lambang keamanan oleh mereka.  Pada waktu itu dikawasan sekeliling masyarakat pada zaman jahiliyyah tidak ada jaminan keamanan dari siapapun. Namun pemeliharaan Rumah yang aman ini senantiasa Allahswt sendiri yang menjaganya.

            Terdapat peristiwa yang dikemukakan oleh Kitab Suci Al Quran bahwa Rumah Suci itu telah dilindungi Allah dari serangan Ashabul Fil (tentara gajah) yang dipimpin oleh Abrahah. Posisi penduduk Mekkah pada waktu itu tidak ada sedikitpun nilainya dimata Lasykar tentara gajah itu, dan mereka mau langsung menyerbu Ka’bah itu. Akan tetapi Allahswt sendirilah yang telah menjaga dan menyelamatkan Rumah Ka’bah itu dari usaha serangan tentara gajah itu.

Dan Dia umumkan kepada dunia :

“Rumah yang aman ini adalah Rumah-Ku!! Aku jadikan Rumah ini sebagai tanda keamanan bagi dunia. Barangsiapa yang memandangnya dengan pandangan yang hina dan jahat maka tidak ada jaminan keamanan dan keselamatan baginya.

Selanjutnya didalam ayat lain dikemukakan sebuah misal seperti didalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 126 sebagai berikut :

         وَ اِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًا وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرَهِيْمَ مُصَلَّى وَعَهِدْنَا اِلى اِبْرَهِيْمَ وَاِسْمَعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا

            بَيْتِيَ لِلطَّائِفِيْنَ وَالْعَـكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ

 

Artinya : Dan ingatlah ketika Kami jadikan rumah itu tempat berkumpul bagi manusia dan tempat aman. Dan jadikanlah tempat berdiri Ibrahim itu tempat shalat. Dan Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail :“ Sucikanlah rumah-Ku itu untuk orang-orang yang tawaaf, yang i’tikaf, yang rukuk dan yang sujud

 

            Hazrat Muslih Mau’ud, Khalifatul Masih IIr.a telah menjelaskan perkataan اَمْنًا bahwa

 وَ اِذْ جعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًا                

 

(Dan ingatlah ketika Kami jadikan rumah itu tempat berkumpul bagi manusia dan tempat aman),

 

pertama, artinya tempat itu aman dan kedudukannya juga aman dan ia akan selalu dilindungi dari usaha jahat pihak lain.

Arti yang kedua, tempat ini sebagai pemberi keselamatan kepada manusia. Ketiga, artinya , karena rasa aman diperoleh melalui ketenteraman hati maka artinya اِطْمِيْنَانْ (itminan)  yakni pemberi ketenteraman terhadap hati manusia.

            Setelah menyebutkan perkataan aman (اَمَنْ) didalam ayat itu disebutkan juga

مَّقَامِ اِبْرَهِيْمَ مُصَلَّى maksudnya adalah, Hai orang-orang muslim ! Ia memberi jaminan keamanan kepada kalian juga. Namun keamanan ini tersembunyi dibalik pengurbanan seperti pengurbanan Nabi Ibrahim dan ibadadah-ibadah beliau. Jaminan keamanan itu akan kalian peroleh apabila kalian melakukan pengurbanan dan ibadah seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahima.s.

Dalam menjelaskan hal itu Hazrat Masih Mau’uda.s bersabda, Jadikanlah tempat ibadah kalian tempat Ibrahim, artinya ikutilah beliau secara sempurna supaya kalian mendapat keselamatan. Selanjutnya beliau bersabda, Ibrahim yang sudah diutus ini sebagai contoh bagi kalian. Maka pendirian kalian dan urusan-urusan kalian harus disesuaikan dengan cara yang beliau lakukan dan setiap urusan kalian harus dijadikan seperti contoh yang dilakukan oleh beliau.

Selanjutnya beliau bersabda, ayat ini وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرَهِيْمَ مُصَلَّى mengisyarahkan kepada maksud ini : Apabila sudah terdapat banyak sekali perpecahan dan timbul banyak golongan-golongan didalam umat Muhammad maka diakhir zaman akan lahir seorang Ibrahim. Diantara sekian banyak golongan yang akan mendapat keselamatan hanyalah golongan yang menjadi para pengikut Ibrahim itu secara sempurna.

 

Jadi orang-orang yang disebutkan akan mendapat keamanan dari Rumah itu adalah mereka yang apabila didalam ibadah mereka itu terdapat ruh ibadah yang telah Tuhan tentukan dan ibadah mereka dilakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Dan sekarang apakah yang Allah swt kehendaki dizaman ini?  Dia menghendaki orang-orang yang membenarkan iman terhadap Allahswt dan yang menyebarkan amanat kedamaian dan keselamatan yang menjadi para pengikut Asyiq Shadiq Hazrat Rasulullahsaw, Hazrat Masih Mau’ud, Imam Mahdia.s.

            Maka sekarang setiap do’a orang Ahmadi harus dipusatkan kepada Rumah Allah yang aman itu, yaitu Rumah Allah yang pertama yang menjadi tanda agung  kedamaian dan keselamatan yang pada waktu ini orang-orang Ahmadi tidak diberi izin masuk kedalamnya. Tidak ada jaminan bagi mereka untuk memasukinya sedangkan mereka inilah para pengikut Ibrahim yang mempunyai hak lebih utama dari yang lain untuk masuk kedalam Rumah yang aman itu. Kita berdo’a semoga Allahswt menyediakan sarana bagi mereka yang telah beriman dan menjadi para pengikut Masih Muhammadi dan Ibrahim Akhir Zaman ini untuk memasuki Rumah yang aman itu dengan penuh rasa aman dan damai. Apabila sudah tiba sa’atnya dan pasti akan tiba sa’atnya, maka dunia akan menyaksikan dan mengakui bahwa mereka inilah yang menjadi pewaris yang sebenarnya. Dan sekarang kesan slogan kecintaan dan kasih-sayang atau motto keamanan dan kedamaian ini sedang nampak merebak keseluruh dunia. Gambarannya sudah dilukiskan jauh sebelumnya oleh Imam Raghib sendiri berkenaaan hadis tentang Al Masih katanya, didalam hadis tentang Nuzulul Masih terdapat kata-kata

وَتَقَوَلُ اْلاَمَنَةُ فِى اْلاَرْضِ  yakni keamanan dan kedamaian akan ditegakkan diwaktu Al Masih Akhir zaman sudah datang. Jadi keamanan ini sangat erat hubungannya dengan Al Masih Akhir Zaman, yang sekarang sudah datang, dan beliau telah menyerukan suara keras menentang dilakukannya peperangan dan pembunuhan. Namun orang-orang muslim zaman sekarang sekalipun telah mendengar berita kedatangannya tetapi mereka tidak mau paham dan tetap menolak kedatangan Al Masih Akhir Zaman ini. Sangat malang nasib mereka itu!!

            Jika mereka yang memberi penjelasan tentang Al Masih mengatakan, apa yang akan dilakukan oleh Al Masih apabila ia sudah datang? Mereka akan melihat bagaimana Al Masih akan menegakkan keamanan dan kedamaian menurut pandangan mereka sendiri, Al Masih akan mematahkan palang salib dengan menggunakan kekerasan, akan melancarkan peperangan dan pembunuhan kepada siapa yang tidak mau beriman. Kita boleh bertanya kepada mereka, apakah dengan melancarkan peperangan dan pembunuhan keamanan dan kedamaian dapat ditegakkan diatas dunia? Perkataan aman mempunyai dua macam arti. Pertama, menyediakan suasana aman bagi yang lain. Dalam arti ini Allah swt disebut Al Mu’min, yaitu Pemberi Keamanan. Yang kedua, artinya aman dengan sendirinya. Ketenteramannya menjadi luas.

          اَلاِيْمَانْ (al iman) kadang-kadang perkataan ini digunakan untuk syari’at yang telah dibawa oleh Hazrat Rasulullahsaw. Mu’min dikatakan kepada orang yang telah beriman kepada Allah dan mengakui kebenaran syaria’at yang dibawa oleh Hazrat Muhammadsaw dan ia masuk kebawah naungannya.

            Kadang-kadang perkataan iman dipergunakan sebagai arti pujian. Maka iman artinya membuat diri sendiri patuh dan taat kepada kebenaran dan memberi kesaksian kepada kebenaran itu.

            Didalam kitab Ruhul Ma’ani dalam mentafsirkan lafaz الْمُؤْمِنُ dalam ayat yang telah saya tilawatkan pada permulaan khutbah, dikatakan bahwa Tuhan memberi kesaksian kepada Zat-Nya dan kepada Rasul-Rasul-Nya bahwa amanat dari Allahswt yang beliau-beliau itu sampaikan kepada manusia adalah benar. Apakah kesaksian ini dinyatakan melalui firman-Nya sendiri atau melalui mu’jizat yang Dia perlihatkan-Nya.

Hazrat Masih Mau’uda.s dalam menjelaskan tafsir lafaz الْمُؤْمِنُ  dalam ayat tersebut diatas bersabda, Tuhan adalah pemberi keamanan dan Dia menegakkan dalil-dalil tentang keagungan-Nya dan tauhid-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Allah swt tidak akan dapat dipermalukan didalam sesuatu Majlis. Dan dia tidak akan pula dipermalukan dihadapan Tuhan. Sebab dia menguasai dalil-dalil yang sangat kokoh-kuat. Akan tetapi orang-orang beriman kepada tuhan buatan akan menghadapi musibah dan kesusahan yang sangat besar. Dia bukan mengemukakan dalil-dalil yang kuat dan benar, melainkan akan mengemukakan perkara yang nonsence untuk menjaga supaya orang tidak mentertawakannya dan hendak berusaha menutup-nutupi kesalahan-kesalahan masa lampau yang sudah jelas kedudukan kesalahannya itu.

Jadi itulah Tuhan yang Pemberi keamanan dengan iman yang teguh kepada-Nya memberi keberanian untuk menghadapi para penentang. Didalam Ruhul Ma’ani terdapat penjelasan lebih lanjut tentang الْمُؤْمِنُ yakni Mu’min adalah Tuhan yang memberi pengampunan pada hari Kiamat kepada hamba-hamba yang sedang sangat gelisah karena ketakutan. Hamba-hamba Allah yang sedang sangat gelisah itu telah diberi keamanan demikian rupa sehingga hati mereka merasa sangat tenteram. Atau Dia sendiri memberi kabar bahwa mereka diberi keamanan dan perlindungan oleh-Nya maka mereka tidak akan merasa takut lagi.

Banyak orang mengatakan bahwa Mu’min artinya Mushaddiq (pemberi kesaksian) dan Allah swt pemberi kesaksian terhadap pernyataan iman orang-orang mu’min. Beberapa orang telah mengartikan lagi bahwa Mu’min adalah yang dengan sendirinya aman dari a’ib keambrukan. Dan Allahswt tidak mungkin ditimpa keambrukan. Demikianlah beberapa arti dari pada Mu’min yang dipakai untuk Zat Allahswt. Allahswt pemberi keamanan dan pemelihara keamanan dan pemberi kekuatan iman juga. Oleh karena itu setiap orang Ahmadi harus berusaha keras untuk menjadi penegak keamanan dengan bekal iman yang kamil terhadap Zat Allahswt.

Masjid-masjid adalah Rumah Allahswt, dibangun untuk tempat beribadah kepada-Nya. Dari sana dapat disampaikan amanat keamanan kepada dunia. Memang itulah maksud utama dari pada kehadiran Masjid. Akan tetapi sekarang lihatlah mereka yang tidak beriman kepada Masih Muhammadi, Masjid mereka digunakan untuk apa? Beberapa hari yang lalu keamanan dan ketentraman di Pakistan sudah lenyap. Mengapa? Kelihatannya memang sebuah mesjid. Akan tetapi dia sudah dijadikan pangkalan teroris yang siap berhadapan melawan pemerintah. Sudah siap untuk berperang. Mereka telah melemparkan tuduhan kepada Jemaat katanya, Rabwah telah dibangun sebuah negeri didalam negeri. Sekarang mereka sendiri telah menyatakan dengan jelas kedudukan Lal Masjid (Masjid Merah) bersama Jamiah Hafsah. Mereka telah mengambil undang-undang ditangan sendiri siap bertempur melawan Pemerintah. Dan itulah sebuah negara didalam negara yang tidak dapat dibiarkan berdiri. Maka Allahswt telah membuktikan pernyataan mereka ini dari mulut mereka sendiri. Bagaimana mereka akan menegakkan keamanan? Pengakuan iman mereka tidak akan diberi kesaksian oleh Allahswt. Mereka tidak layak untuk diberi kesaksian sebagai orang mu’min oleh Allahswt. Allahswt akan memberi kesaksian hanya kepada mereka yang benar-benar patuh-ta’at kepada hukum atau undang-undang-Nya. Pengakuan mereka mungkin betul, akan tetapi bagaimana keadaan amal mereka sendiri? Mereka konfrontasi hendak melawan Pemerintah yang merupakan pemberontakan secara terbuka. Itulah pembangkangan terhadap hukum-hukum Allahswt. Akan tetapi jika mereka merasa berada dipihak yang benar, kemudian Pemerintah mulai mengambil tindakan terhadap mereka, maka mereka akan lupa kepada hak dan kebenaran mereka sendiri.

Mereka menyamar memakai burkah dan keluar sambil menyusup kedalam rombongan perempuan. Itukah yang dinamakan hak atau kebenaran? Apakah itu bukti iman yang teguh? Jika ingin menyaksikan iman yang benar-benar teguh, lihatlah orang-orang Ahmadi! Mereka telah menyematkan kalimah toyyibah didalam dada mereka. Mereka tidak membiarkan kalimah toyyibah itu terlepas dari dalam dada mereka. Mereka lebih senang masuk penjara dari pada melepaskan kalimah toyyibah dari dalam dada mereka sehingga sampai sekarang penjara penuh dengan orang-orang Ahmadi yang mempertahankan kalimah toyyibah. Sekarang laki-laki, perempuan dan anak-anakpun telah menyerahkan jiwa mereka demi mempertahankan iman mereka. Sebab Allahswt sendiri telah menganugerahkan ketenteraman kalbu kepada mereka itu. Dan mereka selalu menunjukkan rasa takut telah ditukar dengan rasa aman tenteram sesuai dengan janji mereka. Dan hal itu telah memberi keimanan yang tangguh terhadap mereka, bahwa Tuhan yang telah memenuhi janji-Nya didunia ini, diakhirat juga Dia akan menyempurnakan janji-Nya itu kepada mereka.

Maka setiap Ahmadi harus selalu berusaha sekuat tenaga memperteguh iman demi mencapai maksud yang Allah swt telah tetapkan yaitu menegakkan keamanan. Dan untuk mencapainya Allahswt telah menyampaikan ajaran-Nya melalui Rasulullahsaw. Dan untuk mencapai maksud itu, dizaman ini kita telah beriman kepada Hazrat Masih Mau’uda.s.

Semoga Allah swt memberi taufiq kepada setiap Ahmadi untuk mengamalkan ajaran itu dengan sempurna. Amin !!!

Alihbahasa dari Audio Urdu      : Hasan Basri

 

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.