Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad,
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
19 Desember 2003 di Dgadugu,Burkinapasu Afrika Barat
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ[، آمين.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ At-taubah 119
Terjemah ayat : Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah pada Allah dan jadilah kamu bersama-sama orang-orang yang benar.
Para nabi datang ke dunia untuk menunjukkan jalan yang lurus pada makhluk/ummat manusia yang telah rusak, yakni ummat manusia yang telah jauh dari Tuhan. Allah membangkitkan mereka supaya dapat menyampaikan manusia pada Tuhan dan jalan lurus ini tidak akan dapat diraih tampa tegak pada kebenaran. Oleh karena itulah semua nabi terus mengajarkan kebenaran dan sambil tegak pada kebenaran dengan penuh keberanian mereka terus menyeru pada Tuhan yang Esa. Dan tatkala Allah telah memutuskan bahwa telah tiba saatnya untuk menyempurnakan agama, karena kini tingkat perkembangan kecerdasan otak manusia telah mencapai tingkat kedewasaan/kematangan,maka Allah membangkitkan di dunia dalam bentuk sosok manusia yang paling jujur Hadhrat Muhammad saw khatamul-anbiya semulia-mulia nabi saw., yang dalam segenap perkara, mulai dari perkara yang paling besar sampai pada hal yang sekecil-kecilnya terus menekankan pada kita untuk senantiasa tegak pada kebenaran dan terus mengamalkannya. Dan Allah berfirman bahwa hai orang-orang yang beriman, kini kalian telah beriman, tingkatkanlah keyakinan pada keimanan itu dan bertakwalah kepada Allah. Setiap saat seyogianya senantiasa ada rasa takut pada-Nya,dan jadilah orang yang senantiasa menyeru pada kebaikan, dan jadilah orang yang senantiasa menunjukkan pada kebaikan, dan menjadi orang yang senantiasa berkata benar dan berkata jujur dan caranya yang paling mudah adalah jadilah kamu bersama-sama orang yang saleh, senantiasalah kalian bersama orang-orang yang benar. Dan kini di dunia tidak ada seorang yang berkata benar lebih dari Junjungan kita Muhammad saw yang mengajarkan kebenaran, ketulusan dan kejujuran sampai sedemikian dalam dan sedemikian lembutnya. Oleh karena itu,janganlah meninggalkan nabi mulia itu dan amalkanlah ajaran nabi yang benar yang setelah dapat dari Allah lalu dia memberikannya padamu. Dan kemudian kita orang-orang ahmadi merupakan orang-orang yang tambah lebih beruntung lagi, untuk kita seberapapun kita bersyukur pada Tuhan ,seberapapun kita memuji-Nya itu masih kurang, sebab Dia telah menganugerahkan taufik pada kita pada zaman ini untuk mengimani dakwa pecinta sejati Hadhrat Khatamulanbiya, Hadhrat Masih Zaman Hadhrat Imam mahdi a.s. yang sesuai dengan nubuatan beliau. Yang telah memberitahukan dan menunjukkan pada kita point-point yang sehalus-halusnya dengan sedemikian jelas dan menasehatkan secara terinci pada kita bagaimana memahami secara terang dan jelas ajaran yang benar itu. Beliau dengan jelas bersabda bahwa sebagaimana di dalam Al-Quran terdapat perintah akan kebenaran dan ketulusan, itu tidak terdapat dalam kitab manapun.
Beliau bersabda: Seberapa terdapat penekanan di dalam Al-Quran untuk kedawaman/keteguhan dalam kebenaran/kejujuran saya sama sekali tidak dapat meyakini bahwa di dalam Injil terdapat bagian sepersepuluhnya penegasan seperti itu. Kemudian dalam kaitan ini beliau juga memberikan tantangan pada orang-orang Kristen bahwa saya menyampaikan tantangan bahwa jika kalian dapat membukakan dari Injil ajaran kebenaran dan kejujuran pada saya dengan jelas sebagaimana terdapat dalam Al-Quran, maka saya akan memberikan pada kalian uang dalam jumlah besar sebagai hadiah.
Kemudian beliau bersadba:
“ Di dalam Al-Quran drug gui, yakni berdusta dinyatakan sama dengan menyekutukan Tuhan. Sebagaimana Allah berfirman:
فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ
Al-Haj 30 Yakni, hindarilah kekotoran berhala dan kekotoran dusta dan kemudian di suatu tempat berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ
An-Nisa’ 134
Hai orang-orang yang beriman jadilah kamu sebagai orang-orang yang benar-benar penegak keadilan dan kebenaran dan berilah kesaksian yang benar karena Allah kendatipun merugikan terhadap dirimu sendiri atau ibu bapakmu menderita kerugian karena kesaksian-kesaksian itu. Nurul –Quran no.2 hal 17-18
Maka sesudah penegasan yang sedemikian rupa ini betapa besarnya tanggung jawab yang dibebankan di atas pundak kita untuk bagaimana kita dapat menjabarkan akhlak mulia itu pada diri kita dan kita dapat menjadikan itu sebagai milik kita. Yakni,selimut dan tikar kita/tidur dan bangun kita, dalam setiap kondisi, dalam setiap ungkapan yang keluar dari mulut kita itu merupakan kebenaran.
Kini dari segi hadis saya ingin terangkan.
Hadhrat Abu Bakar menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Apakah saya beritahukan pada kalian dosa yang paling besar. Kami menjawab: ya Hudhur ! Beritahukanlah pada kami. Jangalah menyekutukan Allah ( merupakan sebuah dosa dari dosa-dosa yang paling besar) tidak membangkang pada kedua orang tua, beliau duduk sambil bersandarkan bantal, karena sedemikian semangat beliau lalu duduk sambil bersabda: Camkanlah, dosa besar ketiga adalah berdusta dan memberikan kesaksian palsu. Beliau sedemikian banyak/berkali-kali mengulangi itu sehingga kami menghendaki kiranya Hudhur sudi menjadi diam. Bukhari kitabuladab bab uququlwalidain
Maka dari hadis itu dapat diperkirakan bahwa betapa bencinya Hudhur pada kebohongan . Dan segenap ajaran beliau adalah sesuai dengan perintah- perintah Tuhan. Nah, dalam kenyataannya sebagaimana Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Syirik dan dusta merupakan sebuah barang/benda. Manusia sendiri banyak membuat berhala di dalam dirinya. Dan banyak sekali berhala dusta yang mereka buat.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Kondisi dunia dewasa ini sudah menjadi sangat kritis. Dari sisi mana dan dari nuansa mana kalian memonitornya kalian akan melihat saksi palsu yang dibuat. Menggelar sidang kasus palsu bukanlah ada apa-apanya,dibuat surat –surat keterangan palsu( yakni,dibuat surat-surat keterangan palsu,yang digelarpun sidang palsu,pemeriksaan pengadilanpun palsu,saksi-saksi pun palsu, segala sesuatunya palsu). Ada suatu perkara yang akan diterangkan maka sisi yang benar akan dikesampingkan lalu akan bicara. Kini jika menanyakan pada orang-orang yang menganggap Jemaat tidak perlu bahwa apakah tadinya agama itu memang demikian (Mereka yang menganggap bahwa Ahmadiyah tidak perlu,jika ada yang menanyakan pada mereka ) bahwa apakah inikah agama yang Rasulullah saw bawa ? Allah telah memfirmankan bahwa dusta itu merupakan kekotoran maka karena itu hindarilah ituفَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ . Bersama penyembahan berhala dusta Dia satukan. Sebagaimana manusia yang dungu meninggalkan Allah lalu dia menundukkan wajahnya di hadapan batu, seperti itu pula sesudah meninggalkan kebenaran dan kejujuran untuk tujuannya dia menciptakan dusta sebagai berhala. Oleh sebab itulah Allah menyatukan (dusta) itu dengan penyembahan berhala dan memberikan pertalian dengan itu itu sebagaimana seorang penyembah berhala ingin mendapat selamat dari berhala demikian pula ( Yakni,dia menyangka bahwa berhala akan menyelamatkannya dari permasaalahannya) Demikian pula orang yang berdusta juga membuat berhala dari dirinya sendiri. Dan dia menyangka bahwa dengan perantaraan berhala itu akan didapatkan keselamatan. Bagaimana kerusakan itu menimpa. Jika dikatakan bahwa kenapa kamu menjadi penyembah berhala, tinggalkanlah kekotoran itu. Maka mereka akan mengatakan bagaimana kami dapat meninggalkannya, tampa itu kami sama sekali tidak akan cukup. Lebih dari itu apa lagi kemalangan yang akan terjadi pabila dusta dianggap sebagai pijakan/sandaran, tetapi saya meyakinkan pada kalian bahwa pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang. Kebaikan dan kemenangan adalah milik-Nya. Malfuzhat jilid no. 349-350
Mereka menyangka bahwa berhala-berhala yang telah mereka buat dalam hati mereka dengan perantaraan itulah keselamatan akan diraih dan berhala inipun mempunyai beberapa ragam coraknya, di berbagai negara-negara, berbagai macam orang telah membuat di dalam hati mereka masing-massing. Di berbagai mata pencaharian terdapat kurangnya kebenaran/kejujuran dan nampak banyaknya kebohongan. Maka ini merupakan berhala seperti ini yang mereka tegakkan dalam hati mereka. Dan pabila kalian tanyakan maka mereka mengatakan, sebagaimana yang Hudhur juga tengah sabdakan, bahwa tampa itu pekerjaan ini tidak bisa berjalan , yakni jika kebohongan tidak dilakukan. Misalnya, mata pencaharian selaku pengacara merupakan mata pencaharian yang sangat layak dihormati, jika itu dilakukan dengan cara yang benar, atau itu digunakan. Tetapi sejumlah pengacara sudah merupakan adat kebiasaan mereka bahwa jika kasusnya sederhana sekalipun, maka itu pun mereka sugukan dalam cara yang sedemikian rupa sehingga akibat di dalamnya dicampuri kebohongan ,maka terkadang orang yang mewakilkan itu yang menuai kerugian, mereka mengakibatkannya rugi. Disini di negara-negara Eropa juga kini orang-orang ahmadi datang, kasus suaka terkadang merupakan kasus yang sangat sedehana dan jika itu diselesaikan dengan cara yang lurus maka itu bisa jadi menjadi terselesaikan juga, tetapi terkadang kasus seperti itu mereka jadikan sebagai kasus benang kusut sehingga kasus yang bagus /mudah itu menjadi rusak. Kemudian (Para pengacara) itu tidak berbicara dengan lurus pada klien /orang yang dibela, mereka tidak membertahukan kondisi /situasi yang sebenarnya, dan sesudah berlalu sedemikian lama kasusnya ditanyakan maka ternyata diketahui bahwa kasusnya sama sekali ternyata tidak jalan /tidak diajukan kepengadilan. Demikian pula di negeri-negeri kita juga,di negara-negara dunia ketiga juga, sejumlah orang-orang yang buta huruf para pengacara membuat mereka pusing /membodohi mereka. Di pengadilan sama sekali kasusnya tidak diajukan,tetapi terus saja mereka mengambil uang sidang dari kliennya. Kemudian mereka terus memberikan kesaksian-kesaksian palsu demi untuk menyelamatkan si pelaku ( si pembuat kesalahan ) dan dari mana mereka terus mengambil uang bayaran sidang mereka terus memutar balik kata-kata sambil melakukan kedustaan, mereka kesana kemari memberikan keterangan yang salah. Jadi ini semuanya merupakan hal-hal yang menurut pandangan orang-orang seperti itu jika tidak dilakukan pembicaraan seperti itu, misalnya, seperti itulah juga yang pengacara lakukan bahwa jika tidak dibuat alasan-alasan dan tidak dilakukan penipuan maka rezeki mereka akan habis dan sama sekali tidak akan ada lagi pendapatan. Andaikata dengan demikian mudah kasusnya menjadi selesai. Nah, seolah-olah keterangan yang salah ini dan kebohongan sudah menjadi mata pencaharian mereka. Sebagaimana Allah berfirman bahwa Saya-lah pemberi rezeki kamu. Oleh karena itu para pengacara ahmadi seyogianya bersih dari hal-hal seperti itu.
Saya teringat sebuah misal, di Faisalabad tatkala kami ada disana maka para khuddam biasa pergi ke luar untuk melakukan khidmat khalq, pergi ke kampung-kampung berjumpa dengan orang-orang dan jika ada pekerjaan –pekerjaan mereka, maka itu yang dikerjakan, keperluan-keperluan mereka dipenuhi. Jika mereka adalah para petani, maka apa –apa keperluan-keperluan mereka itu seyogianya diperhatikan. Maka untuk tujuan seperti itu kami pergi dalam bentuk kelompok /robongan. Kami duduk dengan seorang petani. Dalam perbincangan, dia dapat mengatahui bahwa kami adalah orang-orang Ahmadi. Meskipun pada umumnya penzahiran ini tidak dilakukan kecuali jika ada sendiri orang yang bertanya. Dia mulai mengisahkan bahwa di Faisalabad ada seorang pengacara Ahmadi bernama Syekh Muhammad Ahmad Sahib Mazhar,merupakan sosok yang sangat saleh dan sangat jujur. Dia tidak pernah memberikan keterangan yang salah dan tidak pernah mengambil/menangani kasus palsu, tetapi ( dia berkata dalam bahasa punjabi) ada suatu kekurangan di dalam dirinya karena dia adalah seorang mirzai/Ahmadi. Jadi nenjadi seorang Ahmadi mirzai,menurutnya, merupakan sebuah aib dan mereka tidak dapat mencari/menemukan aib/kekurangannya. Nah, ini jelas merupakan kurang akalnya dia atau sebagaimana para mulla memberitahukan padanya seperti itulah dia telah menyebutkannya, tetapi atas hal itu teringat akan apa yang Abu Jahal ungkapkan,yang dia telah katakan pada Rasulullah saw
انا لا نكذبك بل نكذب ما جئت به – inna laa nukadzdzibuka bal nukadzdzibu maa ji’ta bihi. Yakni, kami tidak menyatakan engkau pembohong ,engkau, kan orang jujur, seorang yang senantiasa berkata benar, tetapi kami mendustakan ajaran yang engkau bawa. Jami’ tirmidzi kitabuttafsir ,tafsir suratul-an’am.
Oleh karena itu, pada zaman inipun, hanya dengan mengamalkan contoh Rasulullah saw , hanya pengikut beliau yang sejatilah pada zaman ini yang dapat memperlihatkan contoh ini. Hanya orang-orang yang ikut bergabung dalam pengikut Hadhrat Masih Mauud a.s. lah yang dapat memperlihatkan contoh seperti ini,yakni kepada mereka yang ini dikatakan pengikut beliau jangan ada yang berani mengangkat telunjuk/menunjuk pada mereka (mengkeritik) bahwa orang ini adalah pendusta, (terkait dengan) mengatakan dusta pada ajaran jelas dari sejak dahulu merupakan sunnah orang-orang yang ingkar.
Kemudian para dokter, membuatkan laporan pengobatan yang salah. Timbul sejumlah kasus-kasus persidangan karena mereka. Maka siapapun yang melakukan pengkhianatan dengan matapencahariannya, itu sesudah menjadikan kebohongan sebagai miliknyalah dia akan lakukan. Khianat itulah dusta, apa lagi ?
Kemudian para guru. Sejumlah guru yang akibat kebohongan telah merusak nama baik mata pencaharian yang mulia ini. Dengan mengambil sogokan,dengan mengambil uang, mereka memberikan nilai palsu. Bahkan ada sejumlah guru yang masuk bekerja dengan ijazah palsu, dan di sejumlah negara sama sekali tidak ada kualifikasinya. Jadi ini merupakan keburukan-keburukan yang mengerikan yang ada dalam masyarakat dan di Pakistan dllnya yang merupakan negara dunia ketiga ini bukanlah hal yang terselubung,semua hal ini dimuat dalam surat-surat kabar. Maka, apabila masyarakat berdiri tegak pada kedustaan maka nilai-nilai luhur itu akan terus menjadi hilang. Dan dalam waktu yang sama segenap masyarakat sama sekali menjadi tidak berperasaan dan dia sama sekali akan menjadi orang yang jauh dari Tuhan. Maka setiap ahmadi dalam masyarakt ini seyogianya menjaga diri dari hal-hal seperti itu. Seyogianya menciptakan perasaan ini dalam diri kita juga, dan di dalam diri generasi muda/keturunan kita sendiri juga bahwa sebagai orang ahmadi kalian harus tetap teguh pada kebenaran dan berjihad melawan kebohongan. Seberapapun banyaknya kerugian disini jangan kiranya menghiraukanya. Oleh karena itu, setiap Ahmadi, baik dia sebagai pagawai maupun terkait dengan suatu mata pencaharian atau dia melakukan suatu bisnis berjanjilah bahwa saya tidak akan bersandar pada janji-janji palsu. Kini dalam bisnis , sejumlah mereka yang bergerak dalam bisnis terkadang untuk menjual barang-barangnnya mereka bersandar pada kebohongan. Mungkin untuk sementara nampak padanya terdapat faedah baginya, namun pada hakekatnya jalan kedustaan membawa kepada syirik. Jadi pada zaman ini setiap ahmadi seyogianya melangkah dengan penuh waspada/hati-hati. Sebab sesudah mendakwakan baiat di tangan Masih Mauud a.s , sesudah berjanji akan jijik pada kebohongan, maksud melakukan tampa hati-hati ialah kami menyangka ini bahwa mungkin dengan berdusta kami dapat menipu Allah,naudzubillah. Oleh karena itu merupakan kedudukan/hal yang harus ditakuti , perlu sangat hati-hati.
Hadhrat Hasan bin Ali meriwayatkan bahwa saya benar-benar ingat akan sabda Rasulullah saw bahwa tinggalkan hal-hal yang meragukan. Pilihlah/milikilah keyakinan yang bebas dari keraguan,sebab kebenaran yang memberikan keyakinan merupakan faktor ketenteraman sementara dusta merupakan faktor keresahan dan kebingungan Bukhari Kitabulbuyu’ bab tafsirushubuhaat tirmidzi abwabulqiyamah
Kini, terkadang orang-orang mengatakan bahwa kami tidak berdusta tetapi perkataan / perkara sedemikian rupa dia persulit sehingga itu jelas merupakan kebohongan. Dalam kaitan inilah bersabda: Bicarakanlah hal yang bebas dari keraguan/ hal yang meyakinkan dan tinggalkanlah hal-hal yang meragukan.
Kemudian sebuah hadis yang bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a: Di dalam hati seorang hamba tidak mungkin pernah berkumpul/menyatu iman dan kekufuran dan tidak pula kebenaran dan kedustaan dapat menyatu dan tidak pula kejujuran dan khianat dapat menyatu. Musnad Ahmad Ahmad bin Hanbal jilid 2 hal 349 Cetakan Bairut
Kemudian sebuah hadis yang inipun bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a.bahwa beliau saw bersabda: Tanda ini cukup bagi seseorang untuk menjadi dusta pabila dia memperdengarkan pada orang-orang setiap apa yang di dengar. Muslim babunnaha anil hadis bikulli ma smia’
Nah, sejumlah orang-orang memiliki kebiasaan hanya untuk senang-senang pembicaraan dari seseorang dia sampaikan kesini,dari sini kesana. Nah,kita sesuai dengan hadis seyogianya terus mengintrospeksi diri kita sendiri, jangan-jangan kita karena ketidaktahuan/lugu, secara tidak sadar atau dengan tidak sengaja menyuruh orang menyetempelkan label dusta ini pada diri kita.
Kemudian sebuah hadis yang bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang mengatakan pada seorang anak kecil ( Kini, untuk ibu-ibu dan bapak-bapak adalah sangat penting,perlu didengar) Barangsiapa yang mengatakan pada seorang anak kecil bahwa, marilah saya memberikan sesuatu padamu dan kemudian dia tidak memberikan apa-apa, maka ini terhitung bohong. Musnad Ahmad Ahmad bin Hanbal jilid 2 hal 452 Cetakan Bairut
Maksudnya, bahwa kalau demikian akan hilang rasa benar dan dusta pada diri anak-anak,sangat penting untuk tarbiat mereka. Dan kitapun harus memberikan tarbiat/pendidikan pada generasi muda kita yang akan datang dan ini merupakan tanggung jawab yang sangat besar. Kemudian di setiap kampung dan di setiap kota terdapat anak-anak waqfi now dalam jumlah besar, tarbiat mereka juga meskipun dilakukan juga dalam lingkungan rumah juga, tetapi dalam lingkungan masyarakat ahmadi juga mereka harus diberikan tarbiat. Maka oleh karena itu dari sejak kanak-kanak lah dalam diri anak-anak perlu menanamkan kecintaan pada kebenaran dan membenci kebohongan dan untuk itu senantiasa setiap saat, setiap orang seyogianya sangat perlu sekali bersikap hati-hati.
Kemudian bersumber dari Hadhrat Abdullah bin Amir bahwa pada suatu hari Rasulullah saw hadir di rumah kami, maka ibu saya memanggil saya bahwa marilah kemari saya memberikan sesuatu padamu. Maka Rasululah saw bersabda: Maka beliau bersabda apa yang ingin engkau berikan padanya ? Beliau menjawab bahwa saya ingin memberikannya kurma padanya. Mendengar ini Rasulullah saw bersabda, jika engkau tidak memberikan sesuatu padanya maka dusta akan dicatat sebagai beban tanggung jawabmu. /kamu dinyatakan berdusta (Sunan Abi Daud ) Nah, coba perhatikanlah ini betapa kerasnya peringatan.
Kemudian Hadhrat Fatimah meriwayatkan dari Hadhrat Asma’ bahwa seorang perempuan bertanya pada nabi saw : Ya Rasulullah ! saya mempunyai seorang madu/ istri suami saya. Jika untuknya secara bohong saya menzahirkan bahwa suami kita memberikan ini ini kepada saya, padahal suami saya tidak memberikan itu kepada saya ( itu hanya untuk mengganggunya,untuk membuatnya marah ) maka apakah saya berdosa ? Rasulullah saw bersabda,barang-barang yang tidak didapatkan lalu kita zahirkan kita mendapatkannya secara dusta adalah seperti orang yang mengenakan pakaian yang bohong-bohongan/ dusta. Muslim kitabuz-ziinah Jadi inipun merupakan dosa juga. Dalam masyarakat pun terkadang setelah terjadi unsur persaingan maka timbul keterangan-keterangan yang palsu. Terkadang untuk menunjukkan seseorang itu rendah mereka memasyhurkan bahwa pimpinan kami/boss kami mempunyai ikatan yang erat dengan kami maka tampa sebab orang-orang seperti itu mulai menjadi marah. Kemudian dalam hal kekeluargaan hanya untuk mengganggu, selain itu juga, dizahirkan seperti itu pula yang dari mana orang yang lain mulai menjadi marah. Meskipun ini juga merupakan hal yang tidak disukai. Seseorang jika ada ikatan-ikatan dengan seseorang maka siapapun tidak perlu marah dan dengki. Tetapi ini merupakan ungkapan secara palsu yang termasuk dalam katagori dusta.
Kemudian bersumber dari Abdullah bin Al-‘As r.a. bahwa Rasululah saw bersabda: Ada empat perkara yang jika itu ada pada seseorang maka dia adalah seorang yang murni/ benar-benar munafik. Dan barangsiapa yang dari (empat) itu satu yang ada di dalam dirinya ,maka terdapat sebagian kemunafikan atau sifat munafik didalam dirinya sehingga dia meninggalkan itu. Dan selain itu apa ? Hal pertama adalah:Apabila dia berbicara maka dia berdusta, yakni dari kata-katanya ada nampak kebohongan. Kedua, apabila dia telah menyepakati suatu perjanjian bersama maka dia menjadi orang yang melanggar perjanjian itu. Ketiga, pabila berjanji maka dia tidak memenuhi janjinya. Dan keempat,pabila dia bertengkar maka dia akan mencaci melampaui batas. Muslim Kitabuliman bab hishaalul-munafik
Kini, hadis itu pabila tambah kita renungkan, maka semua hal-hal itu berhubungan dengan dusta/bohong. Hal pertama jelas adalah adat kebiasaan berdusta pada setiap keadaan. Sejumlah orang terkadang tidak dengan terus terang berdusta,dengan sedemikian rupa memutar kata-katanya kemudian seperti itu dia menyampaikannya pada orang berikutnya sehingga orang yang mendengar ada saja maksud yang dia tarik dari itu. Dan terkadang hal-hal/perkataan yang diputar-putar seperti itu dapat menjadi faktor timbulnya perpecahan diantara dua hati/orang. Terjadi perkelahian dan jika nizam Jemaat atau keluarga bersatu berupaya untuk mendamaikannya maka setelah diteliti dapat diketahui bahwa perkara/perkataan/kasus itu sendiri yang salah. Kasus sama sekali tidak seperti itu yang sesudah menisbahkannya/mengkaitkan kepada orang lalu dibicarakan. Dan tatkala ditanyakan pada orang yang berbicara (sumbernya) bahwa kamu dengan menyampaikan pembicaraan seperti itu kamu telah menciptakan keretakan diantara kedua belah pihak, kamu telah menciptakan perkelahian, maka dengan tenang dia memberikan jawaban bahwa saya sama sekali tidak menyatakan seperti itu.Maksud saya jelasnya ini. Nah, orang-orang yang menjadi lincah nakal/berbelit seperti itu dan hanya untuk bersenang- senang dia memerankan bii jamalu (?) Baik dia dengan cara terus terang berbohong atau dengan cara bohong terselubung Rasul Tuhan saw telah mengkatagorikannya munafik. Sebab untuk orang terdapat perintah untuk perkataan yang lurus /jujur. Bicaralah perkataan yang jelas, bersih dan lurus, dapat dimengerti, jangan ada timbul keraguan macam apapun dan jangan pernah akibat perkataan itu akibat perkataan ini timbul keretakan dalam kalbu-kalbu manusia.
Kemudian adat/ karakter yang ke dua adalah kemunafikan bahwa apabila dia menyepakati perjanjian maka dia menjadi pelanggar/orang yang melanggar perjanjian itu dan dia melanggar perjanjian itu. Inilah amal Rasulullah saw yang mana sehingga, kasihan orang Islam yang tidak berdaya(sejumlah sahabah),tidak bisa berbuat apa-apa, orang-orang Islam yang digilas dalam mesin penggilingan kezaliman kapan saja mereka datang dari Mekah ke Madinah maka karena adanya perjanjian dengan orang Mekah bahwa orang-orang Islam seperti itu akan dikembalikan, maka meskipun kondisi mereka yang sedemikian memprihatinkan dengan memaksakan/menguatkan hati beliau, Rasulullah saw senantiasa menyuruh mereka kembali. Nah, inilah merupakan contoh mulia di hadapan kita. Dewasa ini banyak pemerintahan-pemerintahan besar yang mengadakan perjanjian dan kemudian begitu saja dengan mudah mereka melanggarnya. Khususnya, pabila (negara-negara besar) mengadakan perjanjian kesepakatan dengan pemerintahan- pemerintahan negara-negara Islam atau timbul soal perjanjian dengan negara-negera miskin, maka tidak ada yang menanyakan/seolah-olah tidak pernah ada apa-apa dan keberatan itu dilontarkan pada Islam bahwa Islam itu begini dan begitu. Walhasil amal-amal mereka bersama dengan mereka. Tetapi kepada orang-orang Islam pun ini meerupakan nasehat bahwa jika kalian menyalahi janji maka di dalam diri kalian terdapat benih kemunafikan, oleh karena itu fikirkanlah dan hilangkanlah keburukan itu dari dalam diri kalian.
Kini saya ingin memberikan misal perjanjian seputar lingkungan rumah dan sebatas seputar kekeluargaan. Hubungan ikatan pernikahan juga berperan sebagai sebuah ikatan perjanjian diantara laki dan permpuan. Kepada perempuan terdapat sebuah perintah bahwa atas asas perjanjian itu kepadamu ditetapkan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi. Misalnya, memperhatikan keperluan-keperluan suami,merawat anak-anak dan menjalankan pelaksanaan urusan-urusan rumah tangga dll. Demikiazn pula laki-laki juga memiliki tanggung jawab-tanggung jawab memperhatikan nafkah istri dan anak-anaknya. Berbagai tanggung jawab pemenuhan berbagai keperluannya berada di pudaknya. Dan kedua orang tua bersatu memberikan pendidikan baik pada anak-anak merupakan tanggung jawab yang berada pada pundak kedua orang tua . Maka seberapa banyak suami istri sambil mengitaati perjanjian itu diantara mereka , mereka memperhatikan hak-hak satu dengan yang lain, sebanyak itulah akan terus tegak lingkungan masyarakat yang cantik dan indah.
Akan tetapi terkadang sangat disesalkan bahwa setelah mendengar dan melihat disini di Eropa, jodoh anak-anak perempuan yang tinggal di barat/Eropa jika di Pakistan atau di Hindustan entah dimanapun itu ada (jodohnya) dll. Maka anak perempuan dengan menggunakan sponsor dia menyuruh memanggil anak laki-laki ,pernikahan berjalan dengan mulus dan menggembirakan,anak-anak pun mereka peroleh. Dan setelah surat-surat yang laki-laki lengkap ? (laki-laki berkata )Kini tidak ada yang dapat mengeluarkan saya dari sini, maka dengan cara yang tidak benar dia mulai mengganggu/menyakiti anak -anak permpuan(istrinya). Maka seperti itulah mereka menjadi orang-orang yang melanggar suatu ikatan suci dan suatu perjanjian. Dan kebanyakan dasarnya hanya alasan semata, merupakan hal-hal yang berasaskan pada kedustaan,di dalamnya sama sekali tidak ada apa-apa, tuduhan-tuduhan yang dilontarkan. Jadi orang-orang seperti itupun termasuk dalam kelompok orang-orang munafik. Dan orang-orang ahmadi diantara kita setiap orang sangat perlu hati-hati dalam hal ini.
Kemudian sifat /perangai ketiga adalah ingkar janji. Inipun merupakan suatu corak kebohongan juga. Dan dalam masyarakat dewasa ini mulai dari jajaran pemerintahan-pemerintahan sampai pada kalangan bawah di setiap tempat nampak terlihat pemandangan- pemandangan itu. Dan kebanyakan serupa itu kondisinya bahwa apabila ada yang berjanji maka mulai dari awal niatnya itu tidak benar dan dengan amal/perbuatan yang sesudahnya menjadi terbukti bahwa memang benar mulai dari awal sekali niatnya itu tidak benar. Sebab dari permulaannya inilah yang mereka fikirkan bahwa kini berjanjilah,apa faedah yang dapat di ambil dari itu ambillah faedahnya, berdustalah tidak ada apa-apa. Dan kapan tiba saatnya untuk memenuhi janji maka nanti kemudian kita akan lihat, kita akan ingkari itu, maka sedikit saja kita akan berkata dusta. Maka orang-orang seperti itupun seyogianya terus mengintrospeksi diri mereka bahwa ingkar janji yang mereka anggap barang biasa,bahkan Rasulullah saw telah mendirikan orang seperti ini pada barisan orang-orang yang munafik dan orang-orang munafik adalah lebih berdosa dari orang-orang kafir.
Kemudian sifat ketiga adalah kapan dia berkelahi maka dia akan mencacimaki dan yang paling banyak memahami itu adalah orang-orang ahmadi. Kalian cermatilah para penentang Jemaat caci makian dan kata-kata kasar /kotor yang mereka gunakan, itu karena mereka adalah orang yang berdusta. Jika mereka benar, maka mereka akan bicara dengan hujjah dan argumentasi,dan akan bicara dengan sopan santun. Jadi pabila pada orang-orang dusta tidak lagi ada argumentasi maka mereka mulai menggunakan pukulan dan mengambil tindakan menggunakan caci makian. Dan orang seperti itu sesuai dengan definisi itu adalah merupakan orang yang munafik juga. Dan jika kita tambah lebih membukanya, maka akan banyak lagi perkara-perkara kemunafikan orang-orang seperti akan mulai menjadi zahir/jelas. Nah inilah hal-hal terkait dengan orang lain. Amal mereka bersama mereka, kasus/ urusaan mereka adalah bersama Tuhan. Allah sendiri yang akan menghukum mereka, tetapi orang-orang ahmadi pun perlu senantiasa hati-hati dan terus mengintrospeksi diri. Terkadang diantara suami istri, saudara dengan saudara,diantara sesama anggauta keluarga dan diantara para kerabat, dalam lingkungan masyarakat sendiri dan dalam tingkatan bisnis terjadi ketidak harmonisan. Benar atau salah ini merupakan hal terpisah, tetapi pihak manapun juga tidak tepat pabila ketidak harmonisan itu kita besar-besarkan sedemikian rupa sehingga sampai pada situasi saling mencaci maki.(perang mulut) Nah, inilah yang Hadhrat Masih Mauud a.s. ajarkan pada kita bahwa jika timbul kondisi seperti itu dahuluilah olehmu untuk berdamai. Ulurkanlah tanganmu ke depan untuk berdamai, kendatipun berada di pihak yang benar bersikaplah seperti orang yang salah. Jangan-jangan nanti dengan mencaci maki label munafik ditempelkan pada kalian sendiri. Semoga Allah melindungi dan menjaga orang-orang ahmadi dari itu. Sebagaimana sebelumnya saya telah katakan bahwa caci makian senatiasa hanya dilakukan oleh orang yang pendusta.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda:
Hindarilah kebohongan sebab ini juga merupakan penyakit yang menghancurkan keruhanian, kemudian syirik pada zatnya merupakan kebohongan yang paling besar. Sebab, kekuatan-kekuatan yang Allah tidak berikan pada siapapun, berkenaan dengan itu seorang musyrik katakan bahwa itu (kekuatan-kekuatan ) ada di barang-barang anu.( Mereka meminta pada berhala-berhala, benda berhala yang telah dibuat. Maksudnya adalah bahwa di dalam hati mereka terdapat keyakinan bahwa kekuatan-kekuatan itu ada dalam berhala-berhala fulan-fulan) Dan seperti itu dia memukulkan kekotoran dusta pada mulutnya. Pada hakekatnya ialah dari antara tanda-tanda jemaat-jemaat para nabi satu tanda yang sangat besar adalah kejujuran/ketulusan. Dan ini merupakan tanda /alamat yang pada zatnya sangat penting. Namun sangat disesalkan banyak sekali orang –orang di dunia yang tidak mengerti nilai-nilai luhur kejujuran. Secara khusus pada zaman ini penyakit ini lebih banyak didapatkan. Sebab zaman ini merupakan zaman dusta dan kemunafikan dan arti peradaban yang difahami adalah bahwa orang yang berbicara sedemikian rupa memperhatikan perasaan orang lain sehingga jika dia terpaksa harus menyembunyikan kebenaran sekalipun dia tidak akan takut. Tetapi meskipun derasnya arus gelombang zaman, merupakan kewajiban setiap orang bahwa hadapilah keburukan itu dengan segenap kekuatan yang ada. Dan untuk menginjak-injak /melumatkan itu jangan samasekali ada menutup-nutupi,sebab orang berbicara dusta berupaya menipu orang lain dan tipuan merupakan barang yang dengan itu orang-orang ditimpa kerugian. Jadi orang berdusta tidak hanya sekedar pelaku dosa moral dan akhlak semata, bahkan merupakan musuh ummat manusia dan yang juga akan menghancurkannya dan untuk menghapuskan janji itu merupakan kewajiban setiap orang muslim yang sejati dan mukhlis. Rasulullah saw sambil menyebut tanda-tanda orang munafik bersabda bahwa salah satu tandanya adalah: Apabila dia berbicara maka dia berbicara dusta. Dan berkaitan dengan orang-orang munafik di dalam Al-Quran Allah berfirman bahwa dia akan diletakkan di dalam neraka yang paling berat/terendah. Seolah-olah Allah akan menghukum orang-orang munafik lebih berat ketimbang orang-orang kafir. Karena akibat orang kafir hanya orang kafir itulah yang akan rugi, akan tetapi akibat orang-orang munafik orang-orang Islam pun mendapat kerugian. Kaum yang tidak dapat menghilangkan kebohongan dari masyarakatnya dan meskipun demikian dia menganggap bahwa dia akan meraih kemajuan dan kemuliaan. Pandangannya ini sedemikian rupa aibnya /kurangnya sebagaimana angan-angan anak-anak kecil bahwa dia akan sampai ke bulan atau akan pergi sampai ke bintang.
Kemudian beliau bersabda: Jika kebenaran merupakan sebuah benda yang tampa itu wibawa suatu kaum tidak dapat tegak berdiri. Maka orang yang memperlihatkan contoh kebenaran dan kejujuran mereka memajukan kaumnya dan mereka yang tidak dapat memperlihatkan contoh seperti itu merupakan orang-orang yang mematahkan leher kaumnya. Tafsir Kabir juiid 5 hal. 41-43
Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s. bersabda:
Tegaklah dalam keadilan dan kebenaran dan seyogianya setiap kesaksian adalah untuk Tuhan-mu dan janganlah berdusta meskipun dengan berbicara benar jiwamu sendiri akan menghadapi bahaya atau dari itu ibu bapakmu akan mengalami kerugian dan kerabatmu seperti anak-anak dll akan ditimpa kerugian. Filsafat Ajaran Islam hal 53
Kemudian bersabda:
“Dalam kebenaran itu terdapat keberanian dan rasa tidak gentar. Orang yang pembohong adalah orang yang penakut. Orang yang kehidupannya tidak bersih dan terlibat dalam dosa-dosa yang kotor dia akan senantiasa diselimuti rasa takut dan dia tidak dapat melakukan perlawanan. Seperti seorang yang tulus dia tidak dapat menzahirkan kebenarannya dengan penuh keberanian dan tampa ada rasa takut dan dia tidak akan dapat memberikan argumentasi akan kesuciannya. Perhatikanlah dengan cermat dalam urusan-urusan dunia,siapakah yang sedikit saja Tuhan memberikan padanya sedikit kemudahan dan kemakmuran dalam hidup kemudian tidak ada yang benci padanya ? Pasti akan ada orang yang benci pada orang yang memiliki kelebihan harta dan itu senantiasa melekat dengannya. Demikian pulalah kondisinya urusan agama juga. Syaitan juga merupakan musuh perbaikan atau ketertiban. Jadi manusia seyogianya membiarkan bersih hisabnya/perhitungannya dan jadikanlah urusannya senantiasa lurus dengan Tuhan. Jadikanlah Tuhan itu redha dan jangalah takut pada siapaun dan janganlah menghiraukan siapapun. Hindarilah perkara-perkara yang akibatnya manusia sendiri menjadi sasaran azab, tetapi semua ini tidak mungkin terealisai tampa dukungan Allah dan karunia-Nya. Hanya upaya manusia tidak ada yang dapat terjadi selama karunia Tuhan tidak ikut termasuk di dalamnya
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا (An-Nisa’29) Manusia tidak berdaya , penuh dengan kesalahan-kesalahan, terkepung dari empat penjuru dengan kesulitan-kesulitan. Jadi,seyogianya berdoalah semoga Allah menganugerahi taufik untuk mengerjakan kebaikan. Dan menjadikan sebagai waris dari dukungan –dukungan-Nya dan menjadi waris berkat-berkat karunia-Nya. Malfuzhat jilid 5 cetakan baru hal 543
Kemudian beliau bersabda: Shiddiq merupakan timbangan/ bab mubalaghah, yakni yang sama sekali telah fana dalam ketulusan dan kejujuran dan berdisplin secara sempurna , dan menjadi orang yang tulus dan pecinta sejati. Ini merupakan sebuah kedudukan yang apabila seorang telah sampai padanya maka dia merupakan kumpulan segenap kebenaran dan ketulusan /kejujuran dan dia menjadi orang yang menarik itu kepadanya sebagaimana seorang yang siddiq menyerap kesempurnaan –kesempurnaan kebenanran padanya ……..Falsafah peraihan kesempurnaan seorang yang siddiq (seorang yang tulus) adalah bahwa apabila dia melihat ketidak berdayaan dan kelemahan dirinya, sesuai dengan kekuatan dan kemampuannya dia mengatakan إِيَّاكَ نَعْبُدُ –iyyakanakbudu dan mulai berlaku tulus dan meninggalkan kebohongan dan berlari jauh dari segenap kebohongan dan kekotoran yang berkait dengan kebohongan dan dia berjajnji bahwa saya/dia tidak akan berdusta,saya tidak akan memberikan kesaksian yang palsu ,dan saya tidak akan berkata dusta dalam corak dikuasai gejolak hawa nafsu, tidak secara sia-sia dan tidak untuk meraih keuntungan dan tidak untuk menjauhkan keburukan.
Menurut pandangan sejumlah orang bahwa demi atas asas kebaikan dalam beberapa peluang boleh berdusta. Dengan berkata perkataan salah yang itu/fulan, dapat terjadi kebaikan dalam ikatan-ikatan/hubungan-hubungan dan karena untuk menjauhkan keburukan setelah melakukan kesalahan saya tengah menempuh cara/jalan dusta. Atau tercipta situasi yang sedemikian rupa dimana berdusta telah menjadi boleh. Beliau bersabda bahwa dalam situasi/kondisi apapun berdusta tidak benar. Bersabda ,yakni berjanjilah bahwa dalam corak apapun saya tidak akan berdusta. “Dan apabila dia berjanji sampai batas itu maka seolah-olah dia mengamalkan suatu yang khas pada إِيَّاكَ نَعْبُدُ iyyakana’budu dan amalnya itu merupakan ibadah yang sangat tinggi. Kelanjutan إِيَّاكَ نَعْبُدُ adalah وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ataukah ini keluar dari mulutnya atau tidak keluar dari mulutnya, tetapi Allah yang merupakan tempat permulaan segenap karunia dan merupakan sumber kebenaran dan kejujuraan ” ( yang dari mana makrifat Allah dan karunia-karunia keluar dan yang menunjukkan kebenaran dan ketulusan ) Allah pasti akan menolongnnya dan Dia akan membukakan padanya hakekat-hakekat (sesuatu ) dan jalan-jalan/peraturan-peraturan luhur kebenaran . Misalnya,sebagaimana ini merupakan peraturan bahwa pedagang yang berjalan sesuai dengan peraturan-peraturan /caraa-cara yang ada dengan baik dan tidak membiarkan hilang kejujuran dan ketulusan dari tangannya maka jika dia berniaga dengan satu sen sekalipun maka Allah sebagai gantinya akan memberikan ratusan ribu padanya.
Dan demikian pula apabila manusia mencintai kebenaran dan kejujuran dan menjadikan kebenaran /ketulusan sebagai kebiasaan/ciri khasnya, maka inilah kejujuran dan ketulusan akan menarik kebenaran yang agung itu yang hanya nampak pada Allah. Al-quran merupakan penjelmaan kebenaran yang utuh dan bentuk penjelmaan kebenaran atau kejujuran adalah zat yang beberkah Muhammad saw dan demikian pula rasul dan utusan Tuhan merupakan sosok yang benar/jujur dan tulus . Jadi apabila dia sampai pada kebenaran/ketulusan baru matanya akan terbuka dan dia meraih basyirat/ ketajaman pemahaman yang khas yang dari itu makrifat-makrifat Al-Quran mulai terbuka padanya. Saya sama sekali tidak pernah siap untuk menerima bahwa seorang yang tidak mencintai kebenaran/ kejujuran dan tidak menjadikan ketulusan menjadi ciri khasnya lalu dia dapat juga memahami makrifat-makrifat Al-Quran, itu dia tidak akan dapatkan karena kalbunya sama sekali tidak ada keselarasan dengan itu ,karena ini merupakan sumber mata air kebenaran/kejujuran dan hanya dia yang cinta pada kejujuranlah yang dapat minum dari itu. Malfuzhar jilid awal.hal 365-366
Kemudian bersabda:
Saya telah mencermati bahwa di dalam Al-Quran terdapat beberapa ribu perintah yang tidak ditaati. Dalam hal-hal kecil dilakukan tindakan/sikap penentangan sehingga dilihat sejumlah pemilik toko pun berdusta dan sejumlah orang yang melakukan kebaikan pun berdusta, padahal Allah telah mensejajarkan itu dengan kekotoran, namun lihatlah bahwa banyak sekali orang –orang sesudah mewarnai/membumbu-bumbui ucapannya mereka tidak berhenti menerangkan keadaan-keadaan/kondisi-kondisi dan itu mereka tidak anggap merupakan sebuah dosa. Mereka berdusta sebagai bahan tertawa. Manusia tidak dikatakan siddik /jujur selama dia tidak menghindar dari segenap corak kebohongan ( Yakni selama tidak menghindar dari segenap kebohongan )
Kemudian beliau bersabda:
“Allah oleh karena inilah telah mengirim saya supaya ( Kita sebagai orang ahmadi yang mengimani Hadhrat Masih Mauud a.s ) Allah mengirim saya supaya tercipta ketakwaan dan supaya terlahir keimanan sejati yang dapat menjauhkan dari dosa. Allah tidak menginginkan tex bahkan Allah menghendaki ketakwaan sejati.” Malfuzhat jilid 5 hal 120-121
Semoga Allah menjadikan setiap dari antara kita orang yang mampu menegakkan standar tinggi kebenaran/kejujuran dan menjadikan kita terbebas dari kebohongan dan membencinya. Setiap Ahmadi kemanapun pergi jangan ada yang berani menunjuk /mengisyarahkan padanya bahwa ini adalah pendusta, bahkan setiap orang seyogianya berkata bahwa jika ingin melihat penjelmaan kebenaran yang utuh maka lihatlah orang ahmadi yang sedang berjalan ini. Jika ingin melihat kebenaran di suatu kaum,di dunia ini , dalam kondisi era dewasa ini, maka lihatlah orang-orang ahmadi itu Maka, setiap ahmadi,baik dia sebagai penduduk Amerika atau sebagai penduduk Eropa, setiap orang yang melihat mereka berkata berkaitan dengan orang-orang Ahmadi bahwa kebenaran merupakan sisi mereka yang menonjol dan merupakan ciri khas mereka. Semoga Allah menjadikan kita tegak pada akhlak itu dan menganugerahi kita taufik untuk mengamalkan akhlak mulia itu .
Qamaruddin Shahisd