Buku Jang Muqaddas (Perang Suci)
Link Download (Urdu): Jang Muqaddas
Jang Muqaddas adalah perdebatan antara Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang mewakili kaum Muslimin dengan pendeta Abdullah Atham yang mewakili agama Kristen yang dimulai pada tanggal 22 Mei hingga 5 Juni 1893, atau selama dua minggu. Ketua Penyelenggaranya dijabat oleh dua orang, yakni dari Pihak Muslim adalah Ghulam Qadir Fasih sahib, dan dari Pihak Kristen Pendeta Dr. Henry Martin Clarke.
Adapun topik utamanya adalah pembahasan tentang Ketuhanan Yesus Kristus, yang akan dibantah oleh pihak Islam dan semua bantahan tertulisnya dibuat oleh Hadhrat Ahmad. Sedangkan dari pihak Kristen yang mempertahankannya adalah Abdullah Atham, kecuali jika pada hari tertentu ia berhalangan, digantikan oleh Pendeta Dr. Henry Martin Clarke. Namun, ketika ia pun berhalangan, posisinya sebagai Ketua Penyelenggara Kedua digantikan oleh tokoh Kristen lainnya yang bernama Ihsanullah.
Dr. Henry Martin Clarke ini adalah seorang Pendeta Kristen di Amritsar. Ia memperluas kegiatannya hingga ke kota Jdaniyalla. Seorang Muslim yang bernama Mian Mohammad Bakhsh terpanggil untuk membela Islam. Ia mengajarkan kepada beberapa Muslim cara mempertahankan Islam dari serangan Kristen. Itulah awal perdebatan antara Kristen dan Islam Jdaniyala.
Dr. Henry Martin Clarke diberitahu mengenai keadaan ini dan ia pun mengirim surat kepada Mian Mohammad Bakhsh dalam kapasitas sebagai perwakilan Muslim. Dalam surat ini, Dr. Hendry Martin Clarke mengatakan bahwa Mian Mohammad Bakhsh dapat memanggil orang-orang Islam dan memperdebatkan berbagai perkara dengan mereka. Akan tetapi Mian Mohammad Bakhsh sahib yang merasa tidak menguasai ilmu teologi ini menyurati Hadhrat Ahmad membantu kaum Muslimin Jdaniyala. Hadhrat Ahmad langsung menyetujuinya dan segera menyurati Dr. Henry Martin Clarke.
Akan tetapi sang Doctor yang enggan menghadapi Hadhrat Ahmad membalas surat tersebut dengan mengatakan, bahwa ia memanggil kaum Muslimin Jdaniyala untuk berdebat, bukan Hadhrat Ahmad. Terlihat jelas, bahwa ia berusaha menghindari berhadapan langsung dengan Hadhrat Ahmad dengan mengatakan, bahwa karena Hadhrat Ahmad tidak dianggap sebagai Muslim sehingga ia tidak dapat mewakili mereka kaum Muslimin.
Sebagai balasan suratnya, Mian Mohammad Bakhsh segera menulis kepada sang Doctor, bahwa apapun perbedaan yang ada, ia tetap menganggap Hadhrat Ahmad sebagai orang Muslim, oleh karena itu ia berhak mewakili Kaum Muslimin pada Perdebatan.
Sebagaimana telah disebutkan, perdebatan itu berlangsung dari tanggal 22 Mei hingga 5 Juni 1893, dan bertempat di kediaman Pendeta Dr. Henry Martin Clarke. Semua makalah yang dibuat oleh kedua belah pihak ditandatangani oleh kedua orang ketua acara tersebut.
Pada suatu hari yakni pada tanggal 26 Mei 1893, Pihak Kristen membawa tiga orang penyandang cacat yakni seorang tuna netra, orang lumpuh dan tuna rungu yang diajukan kepada Hadhrat Ahmad untuk disembuhkan. Pihak Kristen berpikir inilah kartu truf yang dapat mematikan Pihak Islam, akan tetapi terbukti justru menjadi bumerang kepada Pihak Kristen itu sendiri.
Hadhrat Ahmad mengatakan, bahwa beliau tidak perlu memperlihatkan mukjizat penyembuhan seperti itu karena beliau tidak mempercayai bahwa Yesus Kristus memang telah melakukannya. Justru perwakilan dari Kristenlah yang harus memperlihatkan mukjizat itu, sebagai tanda bukti keimanan mereka meskipun kecil, yang diharapkan dari seorang Kristen. Sebagaimana Yesus Kristus bersabda: Sekiranya kalian memiliki keimanan, kalian akan dapat dapat menyingkirkan roh jahat dan dan menyembuhkan orang sakit. Begitu pihak Kristen mendengar hal ini, mereka menarik kembali ketiga orang itu secara diam-diam.
Pada makalahnya yang terakhir pada tanggal 5 Juni 1893, Hadhrat Ahmad mencantumkan, bahwa pada malam sebelumnya Allah Taala memberi jawaban atas doa-doa beliau, bahwa pihak manapun yang menyampaikan kedustaan dan meninggalkan Tuhan yang hakiki dengan menjadikan seorang manusia yang lemah sebagai Tuhan, ia akan terjerumus ke dalam neraka dalam tempo lima belas bulan yakni satu bulan untuk setiap hari perdebatan, dan ia akan akan sangat dihinakan. Akan tetapi tentu saja, bagi mereka yang bertaubat dan beralih kepada kebenaran, akan diselamatkan. Adapun mereka yang berada di pihak kebenaran dan beriman kepada Tuhan yang hakiki maka ia akan dimuliakan.
Selanjutnya Hadhrat Ahmad menyatakan bahwa ketika nubuatan ini terjadi, maka orang buta akan melihat, orang lumpuh dapat berjalan kembali dan dan mereka yang tuli akan mendengar.
Sumber : The Sacred Battle
Penerjemah: Mahmud Surahman
Editor : Jusmansyah