Lebih dari 600.000 Orang Bergabung ke Dalam Jamaah Muslim Ahmadiyah
5 Agustus, 2017 | Siaran Pers
Jalsah Salanah UK ditutup oleh Hazrat Mirza Masroor Ahmad
Jalsah Salanah ke-51 (Pertemuan Tahunan) Jamaah Muslim Ahmadiyah UK ditutup pada Minggu, 30 Juli 2017 dengan sebuah pidato yang berbobot dan menggugah keimanan oleh Pemimpin Dunia Jamaah Muslim Ahmadiyah, Khalifah Kelima, Hazrat Mirza Masroor Ahmad.
Lebih dari 37.000 orang menghadiri Jalsah Salanah yang berlangsung di Hadeeqatul Mahdi, Alton, Hampshire.
Disamping ribuan pengikut Ahmadiyah yang ikut serta, banyak juga para tamu non-Ahmadi dan non-Muslim yang hadir. Seluruh acara disiarkan secara langsung melalui saluran MTA International dan streaming secara online.
Pokok Acara Jalsah Salanah yang berlangsung tiga hari ini adalah ikrar kesetiaan, atau dikenal dengan Bai’at, yang dilaksanakan pada Minggu sore, para peserta berjanji setia kepada Hazrat Mirza Masroor Ahmad sebagai Khalifah Kelima dari Masih Mau’ud as. Para peserta berbaris membentuk rantai manusia yang tertuju pada Khalifah dan mereka secara serentak mengikuti kalimat-kalimat ikrar tersebut.
Sebelum upacara itu, Huzur mengumumkan bahwa lebih dari 600.000 orang dari seluruh dunia telah bergabung ke dalam Jamaah Muslim Ahmadiyah dalam rentang setahun terakhir. Beliau selanjutnya mengumumkan bahwa Jamaah Muslim Ahmadiyah sekarang telah didirikan di 210 negara.
Dalam pidato penutupannya, Huzur berbicara tentang dampak publisitas negatif yang diterima Islam di sebagian besar dunia dan bagaimana Jamaah Muslim Ahmadiyah berusaha melawan cerita palsu yang sedang dilancarkan itu.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad menjelaskan:
“Ketika kami, Muslim Ahmadi di seluruh dunia memperjuangkan dan memberitahu orang-orang tentang pesan perdamaian sejati agama Islam, tanggapannya selalu dalam bentuk keterkejutan. orang-orang terkejut melihat apa yang sebenarnya digambarkan oleh Islam, yang sebelumnya mereka hanya mengetahui apa yang mereka dapatkan melalui media. Dan sangat disayangkan, sebagian besar media hanya berfokus pada tindakan minoritas kecil ekstremis dan terus menayangkan mitos bahwa Islam, naudzubillah min dzaalik, adalah agama kekerasan, sampai batas mereka yang tinggal di desa-desa terpencil Afrika, apalagi mereka yang tinggal di negara maju seperti Amerika, mengungkapkan pandangan negatif yang sama tentang Islam.”
Hazrat Mirza Masroor Ahmad melanjutkan:
“Hal yang sebenarnya adalah, dan akan selalu demikian, bahwa ajaran Islam adalah penjamin perdamaian sejati di dunia. Islam secara harfiah berarti kedamaian dan keamanan, dan oleh karena itu umat Islam diajarkan untuk mewujudkan kedamaian bagi semua orang di setiap lapisan masyarakat. Islam mencela segala bentuk diskriminasi berdasarkan kepercayaan, kasta atau warna kulit, dan Islam mengajarkan bahwa semua orang, tidak peduli dari mana asalnya, adalah setara. Sesungguhnya, Nabi Muhammad saw secara tegas bersabda bahwa tidak ada keunggulan orang Arab diatas orang non-Arab dan juga tidak ada perbedaan antara orang-orang dari ras atau etnis yang berbeda.”
Hazrat Mirza Masroor Ahmad lebih lanjut mengatakan:
“Menurut Islam, Tuhan telah mengutus para nabi kepada setiap bangsa. Dan Islam meyakini semua Nabi Allah. Poin istimewa ini menggambarkan bahwa tidak ada kepercayaan yang dapat menandingi komitmen Islam terhadap kebebasan beragama dan toleransi. Sayangnya, orang-orang dari agama lain sering berbicara menentang Nabi Muhammad saw, tetapi seorang Muslim, selalu dan terus didorong untuk menghormati dan meyakini para pendiri semua agama lain dan tidak pernah menentang mereka. Sementara orang lain menggunakan istilah jahat kepada Nabi Muhammad saw, umat Islam pada saat yang sama mengirimkan salam keselamatan kepada para nabi dan pendiri agama-agama lain. Inilah Islam sejati.”
Dalam menjelaskan ajaran Islam dalam hal toleransi beragama secara lebih dalam, Huzur mengutip Surah Al-An’am ayat 109 yang menyatakan:
وَلا تَسُبُّوا الَّذينَ يَدعونَ مِن دونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدوًا بِغَيرِ عِلمٍ ۗ كَذٰلِكَ زَيَّنّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُم ثُمَّ إِلىٰ رَبِّهِم مَرجِعُهُم فَيُنَبِّئُهُم بِما كانوا يَعمَلونَ
“Dan, janganlah kalian memaki apa yang diseru mereka selain Allah , maka mereka memaki Allah karena rasa permusuhan, tanpa ilmu. Demikianlah Kami menampakkan indah kepada tiap-tiap umat amalan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, maka Dia akan memberitahukan kepada mereka apa-apa yang dahulu mereka kerjakan.”
Huzur menyanggah orang-orang yang berusaha membenarkan tindakan terorisme yang penuh kebencian atas nama Islam, Beliau mengatakan bahwa Al-Quran secara tegas menyatakan bahwa seharusnya tidak ada paksaan dalam agama. Beliau mengatakan bahwa Allah taala telah melarang Nabi Muhammad saw untuk menggunakan kekuatan ataupun paksaan apapun untuk menyebarkan Islam. Sehingga dari kenyataan ini, bagaimana mungkin seorang Muslim diberi lisensi yang kepada Nabi Muhammad sendiri tidak diberikan?
Dalam pidato itu, Huzur mengecam perdagangan senjata dan mengatakan bahwa kekutan Barat telah memicu perang di dunia Islam dengan menjual senjata ke negara-negara Islam tertentu atau memasoknya kepada kelompok-kelompok pemberontak.
Huzur mengatakan bahwa negara-ngegara Islam tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi senjata canggih yang merusak negara mereka, semua itu diimpor dari luar negeri. Senjata semacam itu berakhir di tangan para teroris dan ekstremis, sehingga menyebabkan kehancuran dan kebinasaan.
Huzur juga memberikan tanggapan komprehensif terhadap mereka yang mempertanyakan mengapa Muslim awwalin terlibat dalam peperangan. Huzur menjelaskan bahwa semua peperangan yang diperjuangkan dalam periode Nabi Muhammad saw dan keempat Khalifah Rasyidah adalah perang defensif yang berjuang untuk membela prinsip kebebasan universal beragama.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:
“Dengan pembenaran apapun, tidak dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama yang menghancurkan kedamaian dunia atau Islam ingin menghancurkan tempat ibadah agama-agama lain. Mereka yang terlibat dalam aktivitas keji seperti itu – misalnya menghancurkan gereja atau situs agama terkenal – sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Jelasnya Allah taala tidak akan mengganjar mereka dengan sebuah tempat di surga, melainkan Dia akan menyediakan tempat di neraka untuk mereka yang melakukan kejahatan seperti itu.”
Terakhir, Huzur mengatakan bahwa Islam sendiri memberikan solusi atas permasalahan dunia.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:
“Dunia telah menggunakan semua sarana dan rencana duniawi untuk membangun perdamaian, namun sayangnya usaha-usaha ini telah gagal total. Sebaliknya, kita menyaksikan kekacauan, kebencian dan konflik terus berlanjut dan semakin meningkat. Sesungguhnya, selama dunia tidak menerapkan prinsip cinta dan keadilan Islam yang sejati di setiap tingkat masyarakat, mereka tidak akan dapat mencapai kedamaian. Sarana perdamaian adalah mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengkhidmati umat manusia.”
Jalsah Salanah ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Huzur.
Selama tiga hari pelaksanaan Jalsah, Huzur menyampaikan lima pidato dan berbagai ulama lainnya menyampaikan pidato yang menjelaskan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya.