Memulai Tahun Periode Baru Tahrik e Jadid

Khotbah Jumat

Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad,

Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz

7 November 2003 di Masjid Baiturrasyid, Hambargh, Jerman

 

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ[، آمين.

Matsalulla…..wasi’un ‘aliim          Surah Baqarah 261

Hari ini sesuai dengan tradisi dan peraturan, akan diumumkan tahun baru Tahrik Jadid, tetapi sebelumnya saya akan menyampaikan beberapa hal.

Di dalam Al-Quran ,Allah swt  dengan beragam  cara/metode telah mendorong orang-orang mu’min untuk  membelanjakan harta mereka di jalan-Nya dan Dia mendorong serta  memberitahukan pula  akan cara-caranya. Di suatu kalimat Dia berfirman belanjakanlah di jalan Allah, ini lebih baik bagimu; dan di suatu tempat/kalimat berfirman, jangan karena  menahan  tanganmu untuk membelanjakan harta di jalan Allah kamu memasukkan  kehancuran di atas dirimu sendiri;dan terkadang berfirman bahwa dengan membelanjakan harta di jalan Allah kamu secara peribadipun akan  terhindar dari kehancuran. Dan jika di dalam diri bangsa terdapat semangat  pengorbanan dan bangsa tengah melakukan pengorbanan maka bangsa itu artinya secara keseluruhan  mengambil jaminan dari Saya untuk selamat dari kehancuran.

Kemudian berfirman ,belanjakanlah dari  penghasilanmu yang bersih supaya di dalamnya tambah lebih beberkah lagi. Belanjakanlah secara  diam-diam juga dan juga  secara  terang-terangan. Perhatikan pulalah orang-orang miskin dan penuhi  pulalah keperluan-keperluan mereka; dan berilah perhatian pula  pada  zakat supaya keperluan-keperluan bangsa/ummatpun menjadi terpenuhi dan  keperluan-keperluan orang-orang miskinpun dapat terpenuhi. Dan, tatkala kamu tengah membelanjakan, maka ingatlah bahwa  kamu itu tengah  melakukan jual beli untuk   faedah  dirimu sendiri, karena itu jangan pernah sama sekali timbul di dalam hatimu  perasan/rasa supaya kamu mendapat pujian. Dan apabila kamu tengah berjual beli sesuatu  yang berfaedah maka tentu akal pun juga menyatakan bahwa bagian yang terbaik itu yang digunakan jual beli itu   supaya faedahnya/keuntungannya  pun di peroleh dalam corak yang terbaik.

          Maka dari itu  penambahan yang terjadi pada  harta    itu  merupakan suatu hal yang pasti dan,kamu pun akan mendapat ganjaran juga dari kebaikan itu. Oleh karena itu belanjakanlah dari barang-barang yang  kamu cintai, dari barang-barang yang kamu cintai belanjakanlah ; dari hartamu yang terbaik  belanjakanlah  itu. Dan seberapa dalam kondisi lemah,yakni kamu membelanjakan dalam kondisi  kurangnya kelapangan  dalam hal harta  sebanyak itulah ganjaran yang akan diraih.

Nah, bersabda,” Allah memang menganugerahkan kepada setiap orang  rahmat  dan karunia-karunia-Nya  dan akan terus menganugerahkan untuk mereka yang membelanjakan harta di jalan-Nya dan memberikan pengorbanan dijalan-Nya. Dan setiap orang sesuai dengan kondisi imannya mereka membelanjakan; dan setiap orang sesuai dengan martabat  iman dan ketakwaannya dia membelanjakan dan dari segi itu tangan para nabi paling terbuka /paling darmawan.  Dan dari antara para nabi junjungan kita saw –lah yang paling dermawan. Maka karena   itu pada suatu kesempatan beliau bersabda, “ Hati saya menghendaki jika ada emas  sebesar gunung Uhud sekalipun maka itu saya akan bagi-bagikan.

           Pada suatu kesempatan dan  sesudah  para nabi, tingkat demi tingkat setiap orang  mengambil bagian dalam pekerjaan baik ini dan dia  juga mendapatkan ganjarannya dan sesuai dengan itu dia juga  membelanjakannya.

 Pada suatu kesempatan terfikir dalam  hati Hadhrat Umar bahwa hari ini di rumah saya terdapat harta yang cukup saya  akan membawanya kepada Rasulullah saw . Sesuai dengan itu beliau  membawa setengah hartanya  hadir di hadapan Hudhur saw dan terfikir di dalam hati beliau bahwa hari ini akan terdapat  kemungkinan besar untuk dapat melebihi  Hadhrat Abu Bakar r.a. saya akan membawa pengorbanan lebih banyak dari dia. Tetapi  tidak  lama  kemudian  Hadhrat Abu Bakar r.a. datang membawa hartanya ,maka  Rasululah saw bertanya, “ Apa yang kamu tinggalkan di rumah  ? Maka beliau menjawab, “Allah dan Rasul-Nya.”  Atas hal itu Hadhrat Umar berkata,” Saya berkata pada diri saya sendiri bahwa kamu tidak akan pernah bisa melebihi  Hadhrat Abu Bakar r.a.

          Walhasil, saya tadi mengatakan bahwa Allah dengan berbagai sarana mendorong orang-orang mu’min untuk membelanjakan hartanya di jalan-Nya. Dan ayat yang saya bacakan ini di dalamnya Allah berfirman, “Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah  adalah serupa dengan sebiji benih yang menumbuhkan tujuh bulir  dan disetiap bulir  ada seratus biji dan Allah melipat gandakan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas pemberian dan   Mahamengetahui.

           Jadi, dalam ayat ini Allah memberikan perumpmaan  orang-orang, tetapi   maksudnya ialah orang-orang mu’min, yakni orang-orang beriman yang memebelanjakan harta mereka demi untuk agama Allah dan agama  sempurna itu kini adalah Islam, sebagaimana semua kita mengetahui. Dan, pada zaman ini sesuai dengan nubuatan-nubatan Rasulullah saw Jemaat Hadhrat Masih Mauud a.s lah yang berhak disebut sebagai Jemaat orang-orang yang beriman dan inilah yang disebut Jemaat orang –orang yang beriman. Dan dari segi ini pada  zaman ini maksud orang-orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah adalah saudara saudara  semua, yang  dengan menyambut seruan imam pada zaman ini harta kalian yang terbaik dengan senang hati  kalian belanjakan di jalan Allah.

Jadi, terhadap orang-orang yang berniat baik seperti itu  Allah memberikan habar suka,” Hai orang –orang, kalian yang membelanjakan harta di jalan Saya,  Saya tidak akan meninggalkan kalian tampa ganjaran. Bahkan Saya memiliki  kekuatan bahwa terhadap pengorbanan kalian itu Saya akan lipatgandakan menjadi 700 kali lipat, bahkan lebih dari itu Saya dapat lakukan; dan ingatlah, seberapa kalian berlapangkan dada   membelanjakan harta di jalan Allah, maka Allah akan terus menerus memberikan kelapangan pada kalian. Kalian di dunia inipun akan dinyatakan sebagai  warisnya  dan ganjaran ini tidak hanya berhenti sampai disini bahkan di  akherat kelak pun kalian akan mendapatkan ganjaran  dan kemudian generasi kalianpun akan terus mendapatkan ganjarannya.

Coba perhatikanlah, di antara kita banyak sekali  yang kelapangannya  dan keluasan harta mereka  adalah akibat dari pengorbanan sesepuh-sesepuh  mereka. Perasaan (kesadaran) ini seyogiannya kita senantiasa tegakkan di dalam diri kita sendiri dan senantiasa camkan di dalam diri  kita dan dari segi ini kita seyogiannya banyak berdoa  untuk sesepuh-sesepuh kita dan kepada generasi-generasi  yang akan datangpun terus tanamkan perasaan ini pada mereka bahwa akibat pengorbanan para  sesepuh kitalah sehingga Tuhan memberikan karunia –karunia sedemikian banyak kepada kita.

          Hadhrat Imam Razi dalam menafsirkan ayat ini menulis bahwa matasalulladzi na yun….fi sabilillah  Sebelum ayat ini dalam  ayat mandzalladzi yuqridullah qardhanyudhaaifhu lahu adhaafan  katsiira Allah berjanji untuk mengembalikan harta  dengan berlipat ganda dan di dalam ayat ini Dia menerangkan akan rician daripada  memberikan  dengan berlipat ganda. Di antara kedua ayat-ayat ini Allah menyebutkan argumentasi-argumentasi   akan kekuasaannya untuk menghidupkan dan mematikan.  Jika kekuasaan Tuhan ini tidak ada maka perintah untuk membelanjakan harta tidak lah akan menjadi baik benar , sebab, jika tidak ada wujud yang memberikan ganjaran, maka membelanjakan harta dinyatakan  sia-sia. Di  dalam kata lain seolah-olah Allah terhadap orang-orang yang membelanjakan Dia mengatakan  bahwa engkau mengatahui bahwa Saya telah menciptakan engkau dan  telah meyempurnakan nikmat-Ku pada mu dan kamu  mengtahui akan kemampuan Saya memberikan ganjaran. Jadi,  kiranya pengetahuan kamu ini mendorong kamu untuk membelajakan harta di jalan Allah. Karena Dialah, yakni Tuhan yang memberikan ganjaran yang banyak pada yang sedikit dan disini Dia menerangkan  misal  yang  banyak  bahwa barangsiapa yang menanam satu biji benih Saya akan mengeluarkan tujuh bulir  untuknya  dan di setiap bulir  itu terdapat seratus biji, seolah-olah dari sebiji benih  menjadi tujuh ratus biji benih.

Kemudian beliau menulis,  “Di dalam kata yunfiquwna ….sabilillah bahwa di dalam kata mereka membelanjakan harta  di jalan Allah  di sini maksud  sabilillah  adalah agama, yakni mereka membelanjakan di dalam agama Allah.

Hadhrat Muslih Mauud r.a dalam kaitan ini menulis bahwa jika kamu membelanjakan harta kalian  untuk pekerjaan-pekerjaan agama,    maka sebagaimana dari sebiji benih  Allah menciptakan tujuh ratus butir,  maka demikian pula harta kamupun Dia akan perbanyak,  bahkan lebih dari itupun Tuhan akan memberikan kemajuan, yang   ke arah mana ayat wallahu yudhaaifu liman yasy   isyarahkan. Oleh karena itu sejarah menjadi saksi bahwa seperti inilah yang terjadi.

Beliau menulis bahwa Hadhrat Abu Bakar memang telah memberikan pengorbanan yang besar,tetapi Allah dengan menjadikan beliau khalifah pertama rasul-Nya Dia telah menganugarahkan nikmat yang sedemikian agung yang sebagai perbandingannya pengorbanannya apa artinya /perbandingannya ? Demikian pula  Hadhrat Umar  telah banyak memberikan  pengorbanan,  tetapi betapa  banyak ganjaran  yang telah dia dapatkan. Dan Hadhrat Usman juga apa yang telah dia belanjakan itu  ratusan ribu kali  lipat ganjaran yang  telah dia dapatkan di dunia ini juga. Demikian pula  kondisi para sahabah dari orang per orang kita lihat  maka disanapun seperti inilah perlakuan Allah yang nampak. Coba lihatlah  Hadhrat Abdurrahman bin Auf , beliau menulis, tatkala beliau wafat ada 30 juta rupiah harta beliau yang terkumpul. Selain itu dalam kehidupan beliau  ratusan ribu rupis yang beliau  terus menerus belanjakan.

Demikian pula para sahabah meninggalkan negeri mereka, maka mereka mendapatkan negeri  yang terbaik; mereka meninggalkan saudara perempuan dan saudara laki –laki, maka mereka mendapatkan saudara-perempuan dan saudara laki yang jauh lebih baik; mereka meningalkan ibu bapak mereka, maka mereka mendapatkan Rasulullah saw yang  mencintai  jauh lebih baik dari ibu bapak mereka. Walhasil orang-orang yang membelanjakan harta di jalan Allah tidak pernah mahrum/kosong  dari ganjaran yang  baik.

           Kemudian Hadhrat Muslih Mauud bersabda:Dengan mengatakan walluhu waasiun aliim  memberitahukan bahwa memberikan hadiah dari pihak Tuhan baru terdapat kebakhilan apabila disisi  Tuhan ada sesuatu yang kurang, tetapi Dia  merupakan wujud yang Maha luas anugerah-Nya dan Maha pemurah dan Dia Mahamengatahui juga. Dia mengatahui bahwa seorang itu sampai batas mana berhak untuk  mendapatkan hadiah. Jika seorang berhak memperoleh hadiah puluhan juga rupis/bermiliar-miliar rupiah sekalipun  maka Allah swt memiliki  kekuasaan  memberikan hadiah padanya . Di dunia ini setiap hari kita melihat pemandangan ini  bahwa seorang petani menanam sebutir benih  di tanah maka Allah menjadikannya  700 butir lalu mengembalikannya. Kemudian, orang yang membelanjakan hartanya  di jalan Allah bagaimana  mungkin bahwa harta yang telah dia belanjakan itu menjadi sia-sia. Harta yang telah dibelanjakan di jalan Allah sekurang-kurangnnya ganjaran 700 kali lipat  pasti akan didapatkan dan lebih dari itu tidak ada batasannya. Jika ditetapkan  batasannya yang tertinggi maka terpaksa harus mengakui Zat Tuhan itu terbatas yang merupakan sebuah  kekurangan bagi  Zat Tuhan. Oleh karena itu,berfirman, apabila kamu membelanjakan sebutir  di jalan Allah maka sekurang-kurangnnya kamu akan mendapatkan ganti 700 kali lipat  dan  mengenai lebih tidak ada batas dan tidak pula ada ujung /batas pada  macamnya.

Hadhrat Masih a.s.di dalam Injil hanya bersabda:  Kumpulkanlah untuk diri kalian harta di langit, dimana tidak ada ulat yang akan merusak dan tidak pula ada karat dan tidak  pula ada  pencuri yang akan merampok dan akan mecuri (Matius bab 6 ayat 30 ) Tetapi Al-Quran mengatakan bahwa jika kamu mengumpulkan harta kamu pada hazanah Tuhan maka tidak hanya sekedar tidak akan ada yang akan mencuri, bahkan sekurang-kurangnya sebagai ganti  satu kalian akan mendapatkan 700 hadiah dan  lebih dari itu tidak ada batasnya. Kemudian Hadhrat Masih mengatakan bahwa disana gandum /biji-bijian tidak ada ulat yang akan merusaknya, tetapi Al-Quran mengatakan bahwa itu tidak hanya sekedar  selamat dari ulat, bahkan dari satu akan dikembalikan 700 kali lipat.Sesungguhnya   Allah tidak memerlukan pertolongan manusia tetapi karena kasihan pada hamba-hamba-Nya apabila Dia memberikan kesempatan untuk mengerjakan suatu pekerjaan   itu karena dia ingin untuk meninggikan derajat-derajatnya.

           Hadhrat Khalifatul-Masih awal bersabda: Ingatlah dengan sebaik-baiknya bahwa para nabi yang meminta candah itu bukanlah untuk mereka ,bahkan   ingin untuk  memberikan  sedikit peluang juga  pada   orang yang memberikan candah. Banyak cara-cara  Tuhan untuk supaya hamba-Nya memberikan yang  diantarannya inipun  merupakan suatu jalan/cara yang bahasan mengenai itu   disebutkan dalam surat pertamanya –  yakni beliau berbicara mengenai surah Baqarqah= yang Dia mulai dengan waminma razaqna hum yunfiwquwn- kemudian aatalmaala ‘ala hubbihi kemudian dalam juz ini juga berbsabda, ada kata anfiquw minma razaqna hum yunfiqun tetapi kini secara terbuka diterangkan menganai membelanjakan harta di jalan Allah.

Beliau menulis bahwa di dalam Injil ada sebuah kalimat bahwa barangsiapa yang meiminta berikanlah padanya . Tetapi lihatlah,di dalam Al-Quran  topik itu dibahas /dihabiskan dalam lima rukuk. Soal pertama ialah, kenapa memberikan pada seseorang  ?  Maka itu diterangkannya bahwa itu untuk meninggikan  kalimat Allah. Sebuah tamsil  orang yang melakukan ialah  bahwa sebagaimana  seorang menanam sebiji benih di tanah- yakni dia memberikan perumpamaan sebiji benih,  kemudian tumbuh dari itu beberapa  benih.

 Kemudian beliau bersadba: wallahu yudhaifu limanyasya Di sebagian tempat  satu diganjar/diganti sepuluh dan di sebagian tempat disebutkan mengenai  tujuh ratus kali lipat. Keperluan ini berbeda  sesuai dengan perkiraan, waktu dan kesempatan. Misalnya, sabda beliau – seorang duduk di pinggir sungai di saat musim dingin, hujan tengah mengguyur, lalu dalam kondisi seperti itu seorang datang  memberikan segelas air, maka apa hal yang istimewa dalam hal seperti itu ? Tetapi, jika  seseorang yang berada  di suatu hutan gersang pada  siang hari tengah menggelepar-gelepar  kehausan, terserang demam panas,lalu dia diberikan  air  maka itu merupakan perbuatan  yang sangat agung . Jadi, dari segi perbedaan semacam itu ganjaran-ganjaran pun berbeda.

Kemudian beliau memberikan sebuah contoh  terkait dengan  Hadhrat Rabiah Basyri bahwa pada suatu saat beliau tengah duduk di rumah, tiba-tiba datang 20 orang tamu dan sementara di rumah hanya ada dua roti. Maka beliau menyuruh pada pembantunya bahwa yang dua roti ini  pergilah   berikan kepada siapa saja. Pelayan perempuan  itu  pun sangat bingung  bahwa ini- orang-orang secara lahiriah saleh dan hamba-hamba pun ada juga yang merupakan  orang-orang  yang dungu –  di rumah tamu-tamu datang  dan roti yang ada sedikit banyak inipun, dia  katakan,  pergilah dan berikan kepada  orang-orang miskin. Maka tidak lama kemudian dari luar terdengar suara seorang perempuan, yang dikirim oleh seorang perempuan kaya dan dia  datang dengan membawa 18 roti. Rabiah Basyri mengembalikannya bahwa ini bukan milik saya. Pembantu  itu berkata ambillah itu,  roti Allah  yang telah mengirimkannya. Beliau berkata,tidak, ini bukan milik saya. Tidak lama kemudian  terdengar suara  tetangganya,yakni terdengar suara seorang perempuan kaya  bahwa kamu ini kemana pergi, kamu tadinya saya suruh   membawa 20 roti untuk Rabiah Basyri.  Jadi,  inilah yang beliau katakan bahwa   dua roti yang saya telah kirim/bagikan  itu karena Allah telah membelinya bahwa Dia akan mengembalikannya kepada saya sepuluh kali lipat.  Jadi sebagai ganti dua, seyogiannya kembali 20 roti dan yang  18 ini  jelas bukanlah  milik saya.

Maka  Hadhrat Khalifatul-masih awal bersabda bahwa ini adalah  benar  dan sayapun pernah mengalaminya  dan saya telah beberapa kali telah mencobanya. Tetapi sejalan dengan itu beliau juga bersabda  janganlah menguji Tuhan, sebab Tuhan tidak menghiraukan akan ujian kamu. Dengan niat itu janganlah setiap saat  menguji hal itu.

Kemudian berkata, ini telah menjadi sebuah pertanyaan bahwa kenapa  memberikan. Bersabda, saya memberitahukan  bagaimana memberikan.

 Pertama,  berikanlah demi untuk mencari redha Allah jangan dengan niat untuk mendapatkan pujian. Hal pertama ialah  kenapa memberikan ?  Berikanlah dengan niat  demi untuk agama Allah itu merupakan hal yang penting. Dan kemudian, bagaimana kamu memberikan itu ?  Kamu memberikan itu  demi untuk meraih  redha Ilahi. Berilah demi untuk Tuhan bukan untuk mendapat pujian.

Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s. bersabda:  Orang –orang yang membelanjakan harta di jalan Allah, di dalam harta- bendanya sedemikian rupa Allah memberikan keberkatan sebagaimana  sebutir  biji tatkala ditanam maka meskipun itu hanya sebutir , namun Tuhan dapat mengeluarkan tujuh cabang   dari itu  dan di setiap  cabang 700 butir biji dapat Dia ciptakan. Yakni mejadikan  lebih banyak dari benda yang aslinya  termasuk dalam kekuasaan  Tuhan dan pada hakekatnya kita semua orang adalah hidup dengan kekuasaan Tuhan ini. Dan jika Tuhan tidak kuasa untuk memperbanyak sesuatu benda dari sisi-Nya  maka seluruh dunia akan menjadi binasa  dan seekor hewan pun tidak akan dapat hidup di permukaan bumi.

           Kemudian beliau bersabda:  Di dalam takbir mimpi harta itu adalah ati/jantung  karena itu menyumbangkannya  adalah  mengorbankan jiwa. Yakni, pengorbanan harta pun adalah  sangat penting. Manusia tatkala membelanjakan/menyedekahkan   dia sedikit banyakl  memperlihatkan suatu keteguhan dan ketulusan dan pada hakekatnya ini tidak terbentuk  hanya dengan ucapan belaka selama suatu hal tidak dijabarkan /inplementasikan dalam bentuk   amalan.

           Sedeqah itu karena itulah disebut sedekah karena menandai orang-orang yang benar/tulus.

           Tertera dalam sebuah hadis  yang bersumber dari Hadhrat Huraim bin Fatik    bahwa Rasulullah saw bersabda, “ Barangsiapa membelanjakan sesuatu di  jalan Allah maka sebagai ganjarannya akan mendapatkan  700 kali lipat. Kemudian tertera  sebuah hadis yang bersumber dari  Hadhrat Anas r.a.  bahwa Rasulullah saw bersadba, “  Apakah saya beritahukan pada mu wujud yang paling dermawan dari semua yang dermawan. Allah adalah Sang wujud yang paling dermawan dari segenap  yang dermawan. Dan kemudian saya dari segenap ummat manusia –beliau berbicara mengenai diri beliau – adalah  orang  dermawan yang paling besar.

           Sahal bin Ma’az meriwayatkan dari bapaknya bahwa Rasulullah saw bersabda: Shalat, puasa  dan berzikir melipatgandakan harta yang dibelanjakan di jalan  menjadi 700 kali lipat. Jadi, ini merupakan   habar gembira   untuk orang-orang yang telah memberikan pengorbanan harta bendanya, pada hari-hari ini, dan inipun adalah  bulan  puasa juga dan sejalan dengan puasa perhatian senantiasa tertuju juga pada zikir Ilahi dan shalat-shalat. Jadi, jika perhatian itu tertuju sepenuhnya ka arah itu maka Allah berfirman bahwa harta pengorbanan kamu itu Saya akan lipat gandakan menjadi 700 kali lipat.

 Ada sebuah riwayat dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa ada seorang datang pada Rasulullah saw dan berkata, “ Ya Rasulullah saw, apakah   sedekah terbesar dari segi ganjaran ?  Beliau bersadba,” Sedekah yang paling besar adalah  kamu memberikan sedekah dalam keadaan   kamu  sehat wal-afiat  dan kamu merasakan sangat perlunya harta serta mempunyai keinginan keras pada  harta dan kamu takut pada  kemiskinan dan menginginkan hidup mewah/serba ada. Janganlah lama-lama dalam bersedekah supaya jangan sampai terjadi bahwa tatkala jiwa itu sampai di leher maka  kamu mengatakan bahwa berilah si fulan sekian dan si fulan sekian. Bersabda bahwa harta itu kini tidak lagi menjadi milikmu bahkan itu telah menjadi milik  si fulan. Oleh karena itu dalam keadaan sehat seyogiannya memberikan perhatian pada  candah dan sedekah.

           Hadhrat Abu Hurairah meriwayatkan bahwa pada suatu saat  Rasulullah saw menerangkan sebuah  kisah bahwa seorang tengah berjalan di hutan yang gersang tidak ada  air dan di atas terdapat awan yang mengelilinginya. Dari awan  dia mendengar suara, hai awan,pergi dan siramilah kebun fulan  yang saleh itu. Maka awan itu bergerak dari sana  dan di arah yang tinggi dimana terdapat  batu-batu cadas di tempat itu  hujan mulai turun dan air mulai mengalir dari parit yang kecil. Orang itu ,beliau berkata ,bahwa saya pun berjalan menelusuri  aliran parit dari pinggir-pinggirnya. Maka apa yang saya lihat ternyata aliran air ini mengalir masuk di sebuah kebun dan pemilik kebun   membawa cangkul membetulkan jalannya aliran air itu masuk di petak-petak tanamannya. Maka orang  yang mendengar suara awan mengatakan demikian datang  ke kebun lalu  menanyakan pada pemilik kebun. Hai hamba Allah, siapa  nama kamu ?  Dia memberitahukan  nama yang dia  dengar dari suara awan. Maka pemilik kebun itu menanyakan pada musafir itu,”Coba beritahukanlah padaku   kenapa kamu sampai begitu penting menanyakan  namaku ? Dia menjawab bahwa  dari awan yang airnya kamu kini tengah mengairi ladangmu saya mendengar suara  bahwa hai awan, airilah kebun si fulan. Nah, kamu   apa pekerjaan baik yang kamu lakukan sehingga kamu mendapatkan ganjarannya ini. Pemilik kebun itu berkata, “Jika Tuan menanyakan maka denganlah, bahwa cara /kebiasaan saya adalah bahwa hasil yang didapatkan dari kebun ini seprtiganya saya belanjakan di jalan Allah dan sepertiganya untuk menafkahi keluarga dan anak-anak saya dan sepertiganya yang tersisa saya gunakan sebagai benih  di kebun ini. Maka inilah kapan saja ada  penghasilan/panen dari hari pertama dia mengeluarkan bagian itu lalu disimpannya. Dan ini merupakan pelajaran bagi orang –orang yang  berperofesi bisnis atau berprofesi sebagai  pegawai bahwa kapan saja tiba saat untuk memberikan candah apabila ada pemasukannya, maka pada waktu itu dari  penghasilan/pemasukan  itu seberapapun kalian akan memberikan candah itu keluarkan  pada  setiap bulan atau pada waktu atau saat  dapat  keuntungan ,itu senantiasa dipisahkan  maka akan merupakan sustu kemudahan  dan  pada akhir tahun tidak akan menjadi beban.

           Tertera sebuah hadis bahwa pada suatu saat Nabi Karim saw menasehati  ipar beliau  Hadhrat Asma bin Abu bakar bahwa jangalah menghitung-hitung dalam membelanjakan harta di jalan Allah, kalau tidak Allah-pun akan menghitung-hitungnya lalu memberikan padamu. Mulut kantong uang kamu janganlah kamu tutup lalu  duduk, yakni janganlah kamu tahan karena bakhil /kikir,  kalau tidak mulutnya tetap akan ditutup, sebab kalau uang  tidak keluar maka itu tidak pula akan datang. Dan seberapa mampumu  belanjakanlah itu dengan lapang dada.

           Hadhrat Munsyi Zafar Ahmad dari Kapurtala menerangkan sebuah peristiwa Hadhrat Masih Mauud a.s. bahwa pada saat hari-hari  awal, yakni  hari-hari permulaan ,  candah dllnya belum  ditetapkan dan jumlah anggota Jemaat pun sedikit. Pada suatu ketika  tamu datang dalam jumlah besar. Pada waktu itu keuangan  dalam keadaan sulit.  Hadhrat Mir Nasir Nawab  menyebutkan di hadapan  Hadhrat Masih Mauud a.s.akan kurangnya uang belanjaan dapur umum  dan dia berkata pula bahwa tamu-tamu banyak  yang  datang. Beliau  mengambil perhiasan dari Hadhrat Ummulmu’minin lalu  memberikan pada  Mir Sahib.Yakni beliau ke  ke rumah mengambil perhiasan Hadhrat ummulmu’minin lalu  memberikan pada Mir Sahib bahwa juallah  itu  untuk menutupi kekurangan belaja. Kemudian pada hari kedua atau ketiga  uang hasil penjualan  perhiasan itupun menjadi habis. Mir Sahib kembali  hadir  dan beliau memberitahukan akan banyaknnya pengeluaran. Hudhur a.s. bersabda: Kita sesuai  cara sunnah yang ada telah menempuh cara-cara  lahiriah. Kini Dia sendiri yang akan menyiapkan itu, yakni cara  yang disunnahkan, apa yang ada pada kita  itu telah kita tempuh, yakni telah kita belanjakan; kini Tuhan sediri yang akan mengaturnya, yang  memang merupakan    tamu Dia. Dikatakan bahwa pada hari kedua sedemikian banyak  uang yang datang lewat poswesel  sehingga jumlahnya mencapai ratusan – dan pada zaman itu  ratusan itu masih sangat berharga.- Kemudian beliau ceramah dengan judul tawakkul seraya bersabda, “ Sementara orang-orang dunia  bersandar pada uang yang disimpannya dalam  peti   tempat penyimpanan uang mereka  yang mana sesuai dengan keperluan kapan dia inginkan dia akan keluarkan dari tempat penyimpanannya. Dan, demikianlah seorang yang betawakkal dia yakin dan  bersandar pada Tuhan  bahwa kapan dia inginkan dia akan keluarkan dan  seperti itulah perlakuan tuhan bersamanya. Yakni kapan dia akan menginginkan dia akan keluarkan dan Allah seperti itulah perlakuan-Nya dengannya.

Jadi, lihatlah,dari itu kita memperoleh pelajaran bahwa Allah memenuhi keperluan-keperluan hamba-hamab-Nya. Akan tetapi, Allah demi  untuk kebaikan kita, untuk keuntungan  kita,  kitapun Dia ikutsertakan dalam orang-orang yang bernasib mujur  yang ikut serta dalam pekerjaan-pekerjaan baik itu dan meraih  ganjaran dan  menjadi waris karunia-karunia Allah.

           Hadhrat Masih Mauud a.s. dalam menyebut Hadhrat Khalifah  Hakim Nuruddin r.a. beliau bersabda, “Jika saya mengizinkan maka dengan mengorbankan segala-galanya seperti halnya persaudaran ruhani dia juga akan siap membayar hak  persaudaraan jasmani dan hak untuk tinggal  setiap saat  bersama-sama.

Ada beberapa baris surat-suratnya saya sampaikan pada para pemerhati.

 Beliau menulis,” Saya berkurban di jalan Tuan. Apapun  milik saya itu bukanlah milik saya tetapi  milik Tuan. Wahai guru yang mulia, saya katakan dengan sejujur-jujurnya bahwa  segenap harta benda saya jika  dibelanjakan dalam pengembangan agama maka saya telah sampai pada tujuan saya. Jika karena terhentinya penerbitan Barahin Ahmadiyah para pembeli menjadi gelisah/resah maka izinkanlah saya untuk melakukan pengkhidmatan untuk mengembalikan harga yang  telah mereka bayar dari diri saya sendiri.

          Yakni  jika pembeli Barahin ahmadiyah – pada waktu itu -jika  tidak dapat melunasi  pembayaran maka tuan berilah izin pada saya untuk   membayar semuanya.

Kemudian Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda,” Saya yang  berkali-kali menegaskan bahwa belanjakanlah harta di jalan Allah, ini aadalah dari   perintah Tuhan. karena  kini Islam tengah mengalami  kemunduran. Dengan melihat kelemahan-kelemahan external dan internal/ luar dan dalam tabeat menjadi resah  dan Islam menjadi sasaran  serangan agama-agama lain di luar Islam. Apabila kondisi ini telah terjadi apakah kita jangan mengambil tindakan untuk kemajuan Islam. Allah dengan tujuan inilah  telah mendirikan Jemaat ini. Jadi, melakukan upaya-upaya yang benar untuk kemajuannya adalah menyempurnakan  perintah dan kehendak Tuhan karena itu apa pun  yang kamu belanjakan di jalan ini Dia Mahamendengar dan Mahamelihat. Dan inipun merupakan janji dari Tuhan bahwa barangsiapa yang memberikan untuk Tuhan maka saya akan  memberikan berkat beberapa kalai lipat. Di dunia inilah mereka banyak  akan mendapatkan  dan setelah wafat  ganjaran  akherat pun mereka akan lihat. Betapa ketenteraman  yang  tersedia. Singkat kata,kini saya menarik perhatian kalian semua pada masaalah ini bahwa belanjakanlah harta kalian untuk kemajuan Islam.”

          Kini sebelum saya mengumumkan tahun baru Tahrik Jadid , dan pada  tahun yang lalu  hujan karunia-karunia Allah yang mana yang telah   turun. Sebelum memberitahukan  secara singkat saya  memberitahukan bahwa ,misalnya, tanggal 31 oktober sebagaimana setiap orang mengetahui setiap tahun itu berakhir pada bulan Oktober  dan  jumlah pritungan yang sampai pada waktu itu dan pengorbanan yang di persembahkan  oleh Jemaat secara bejemaah di hadapan Tuhan itu pembayarannya/pemasukannya sebanyak  2.812.000 pounsterling. Alhamdulillah. Dan pembayaran/pelunasan  ini dibandingkan tahun sebelumnya ada lebih   360.000  paunsterling. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah. Pembayaran tahun yang lalu di dalamnya  sedemikian besar  kemacetan yang terjadi sehingga terfikitr bahwa mungkin pada tahun  demikian banyak penerimaan  tidak akan dapat diperoleh  ,tetapi Allah yang senantiasa menurunkan karunia-Nya pada Jemaat, pada tahun ini pun  lebih dari tahun sebelumnya  Dia telah menyediakan sarana pembayaran /penerimaan  yang lebih. Dan kini karena  di dalamnya sejumlah cabang-cabang Jemaat dari segi pengorbanan mereka diterangkan nomer urut secara mendetail,maka  itu  saya akan terangkan. Sebab, dari  banyak tempat-tempat, para amir dan para sekretaris Tahrik Jadid  menunggu dengan gelisahnya karena  ingin mengetahui  apa hasil yang akan tampil di hadapannya. Jadi, pada tahun ini juga , dengan karunia Allah,  Jemaat Pakistan mempertahankan tradisinya  yang sebelumnya dan  mereka menduduki peringkat awal dari segenap Jemaat di dnuia dan merekalah yang mendapatkan kehormatan itu. Dan Jemaat Pakistan merupakan  negara yang mana penerimaan secara keseluruhan juga dan dari segi jumlah pejuang/peserta Tahrik jadid juga  paling depan dari semuanya. Meskipun dari beberapa waktu yang lalu  Wakilulmal/Sekretaris Mal sangat cemas  bahwa apa yang akan terjadi dan banyak sekali fex yang datang, tetapi Allah telah menurunkan karunia-Nya dan apapun keinginannya  atau apapun targetnya itu menjadi terpenuhi.Alhamdulillah.

          Dan sesudah itu posisi kedua diduduki oleh Amerika. Disanapun Amir  sahib menyangka  bahwa dari  segi ekonomi kondisi juga ikut  terpengaruh, maka tidak dapat diketahui bahwa target pengorbanan yang ada dalam fikirannya itu apakah dapat terpenuhi  atau tidak. Tetapi pada tahun inipun  Amerika dibandingkan tahun yang lalu dengan melunasi pembayaran yang menonjol  di negara-negera luar Pakistan  menduduki peringkat awal  dari Jemaat seluruh dunia. Dan inipun saya  beritahukan terkait dengan Amerika bahwa pembayaran  rata-rata di Amerika  syarah/nilainya pun awal/paling banyak  dari Jemaat seluruh dunia. Dan dari segi itu Jemaat Jerman nomer tiga dan senantiasa keistimewaan Jemaat Jerman bahwa  dengan karunia Tuhan 95 persen warga Jemaat yang ada itu ikut dalam  Tahrik Jadid, masyaallah. Kini penerimaan secara keseluruhan  Jemaat –jemaat mana yang masuk dalam sepuluh besar itu saya  beritahukan. 1. Pakistan, 2. Amerika, 3. Jerman, 4. Inggris, 5.Kanada, 6. India, 7, Maritius , 8. Switszerland,  9. Australia dan 10. Belgia.  Jemaat Inggris nomer 4 dan ini cukup baik posisinya,  itu nanti saya  akan terangkan untuk kebaikan. Di Jemaat Timur tengah Saudi Arab, Abu Dhabi dan di Afrika Najeria yang patut  disebut. Semoga Allah mencurahkan pandangan kasih saying-Nya pada semua  dan terus menganugerahkan karunia-karunia-Nya.

           Kini, saya akan memberitahukan akan jumlah pejuang/peserta Tahrik Jadid bahwa dengan karunia Allah  jumlahnya lebih dari 384500- orang. Dan dibandingkan dengan tahun yang lalu pada  tahun ini dengan karunia Allah  terdapat penambahan jumlah pembayar sebanyak 30400 pejuang /peserta  dan dalam penambahan ini    India  pertama, kemudian Pakistan lalu  Inggris  dan Jemaat  Kanada. Jemaat Inggris  dibandingkan tahun sebelumnya  1910 pejuang baru/peserta  baru yang dapat mereka masukkan dalam Tahrik Jadid yang sungguh merupakan langkah yang menambah semangat. Dan penambahannya pun telah terjadi   dari segi itu,sebab sementara  dalam  pembangunan Mesjid Baitulfutuh  pengeluaran banyak dikeluarkan dan di Jemaat-jemaat /cabang-cabang yang lain juga disana mesjid-mesjid tengah dibangun (yang banyak mengeluarkan biaya), maka  dari segi itu langkah Jemaat Inggris –masyaallah–   tengah melaju ke arah kemajuan.

           Kemudian, jemaat Kanada pun patut  disebut bahwa dari segi jumlah anggota kini sudah 75 persen anggota Jemaat telah ikut  menjadi  peserta  Tahrik Jadid. Maka dari segi perhitungan rata-rata per orang ada lima Jemaat- Jemaat yang  saya beritahukan yang   dalam memberikan candah memenuhi standar sbb: 1. Amerika, 2. Swiszelend , 3. Britania,5. Belgia,dan 5. Australia.

           Pakistan secara tradisi nama-nama cabang-cabang di setiap  kabupaten juga dibacakan yang menonjol dalam partisipasinya dalam pengorbanan harta dan memang mereka memiliki kedudukan yang khas. Maka di Pakistan yang pertama Lahor,kedua Rabwah,dan ketiga Karaci . Selain itu cabang -cabang Rawalpindi, Islamabad ,Multan, Mirpurhas, Mardan,Syekhopura, Jhang, Bahawalnagar, Dera Gazi Khan ,Wihari, Wahken, Kundri,Gujrat,Epetabad, Mianwali,Rajanpur,Muzaffar Gar, Basyirabad Sind dan  kampung   166. Dan Ini  adalah cabang-cabang bukan kabupaten-kabupaten.

Dan adapun yang menonjol pada peringkat kabupaten yang ikut dalam pengorbanan  adalah: Sialkot,  Faesalabad ,Gujranwala, Narowal, Jehlem, Mirpurkhas,Mandibahauddin , Mirpur Azad kasymir . Khanewal, Badiin dan Tobahtehsing. Nah, kini jumlah perhitungan  telah tampil  di hadapan kita.

Kini, sejalan dengan itu saya mengumumkan   70 tahun (keberadaan ) Tahrik Jadid saf awal,dan  60 tahun  Tahrik Jadid saf kedua, 39 tahun Tahrik Jadid saf 3, dan 19 tahun Tahrik Jadid  Saf 4. Semoga Allah pada tahun yang akan datang pun  menganugerahi kemurahan rezeki  pada orang-orang yang memberikan  pengorbanan dan memberikan kelapangan dalam harta dan menganugerahkan kepada mereka berkurban lebih dari sebelumnya. Dan semoga  kepada cabang-cabang Jemaat pun  dianugerahi taufik untuk mengikutsertakan sebanyak-banyak orang-orang di  dalamnya.

Hadhrat Muslih mauud r.a yang merupakan pendiri Tahrik Jadid bersabda: Ingatlah ,Tahrik Jadid adalah datang dari Tuhan. Karena itu, Dia pasti akan menganugerahi kemajuan padanya dan apapun hambatan-hambatan yang terdapat di jalannya  Dia  akan menyingkirkannya. Dan jika dari dunia tidak tersedia  sarana untuk itu,  maka Dia akan memberkatinya dari langit. Maka selamat sejahteralah mereka yang berlomba-lomba ikut ambil bagian dalam gerakan ini karena nama mereka  akan tetap hidup dalam sejarah Islam dengan adab dan penuh kemuliaan;  dan di hadapan singgasana Ilahi orang-orang ini akan mendapatkan kedudukan  yang khas, sebab mereka sendiri dengan menanggung derita  telah berupaya untuk keteguhan agama  dan  anak-anak mereka Tuhan sendiri yang akan menjaminnya; dan sinar langit yang berkilauan akan terus memancar  dari dada-dada mereka  dan akan terus menyinari dunia.

Kemudian beliau bersabda, “ Jadi, segenap  pria Ahmadi yang baligh dan segenap perempuan ahmadi yang baligh memiliki kewajiban untuk  ikut ambil bagian dalam gerakan ini. Bahkan pada anak-anak pun  dilakukan himbauan  dan secara formal   mereka  diikutsertakan bersama mereka. Misalnya,dengan perjanjiannya masukkanlah suatu bagian dari pihak mereka /atas nama mereka, baik  satu sen, atau dua sen atau satu anah.- Ini merupakan uang logam disana. – Dari itu akan timbul gerakan di dalam hati mereka. Bahkan daripada  menyuruh menuliskan sendiri janji atas nama  anak-anak ,lebih baik  katakanlah pada  anak-anak  supaya mereka sendiri (pergi ke sekretaris)  menyuruh  menuliskan perjanjian mereka sendiri.  Dari itu akan lahir kesadaran  dalam diri mereka  bahwa saya(dia) tengah memberikan candah. Sejumlah orang tua  menyuruh  menuliskan candah (membuat perjanjian sendiri )  atas nama anak-anak mereka, tetapi  tidak memberitahukan pada mereka. Merupakan kebiasaan anak-anak untuk  bertanya. Kalian katakanlah pada mereka, kamu pergilah untuk menuliskan  candah (perjanjian)kamu sendiri. Maka dia akan menanyakan, candah itu apa ?  Dan apabila kalian  menerangkan tentang   candah bahwa candah ini  kenapa. Dan kemudian jika dia bertanya  candah itu kenapa ? Maka kalian akan menerangkan padanya akan kesulitan-kesulitan Islam dan keindahannya. Jadi,di dalam diri anak-anak  Allah telah meletakkan fitrat /kebiasaan untuk  sebanyak-banyaknya bertanya. Dan jika kamu melakukan seperti itu maka di dalam diri mereka akan lahir ruh baru dan mulai dari sejak kanak-kanak akan lahir ketertarikan dalam diri mereka untuk berkhidmat pada Islam.

Dalam menasehatkan anak-anaknya Hadhrat Muslih Mauud  r.a. bersabda.” Selama Islam belum tersebatr di seluruh pelosok dunia dan orang-orang di  seluruh dunia belum menerima Islam maka sampai pada waktu itu janganlah pernah memperlihatkan kekurangan dalam tabligh Islam. Dan, khususnya pada anak-anak saya ini merupakan  wasiat saya bahwa tinggikanlah /kibarkanlah  bendera Islam sampai hari Qiamat; dan terhadap anak-anak cucu kalian teruslah nasehati bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan tabligh Islam dan sampai mati /wafat akan terus meninggikan bendera  Islam.

 Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s. bersabda, “ Wahai rekan-rekan yang kucintai ,saya yakinkan pada kalian bahwa Allah telah menganugerahkan  pada diri saya gejolak dan semangat  sejati untuk berbelas kasih/solidaritas  pada  kalian dan kepada saya dianugerahi  makrifat  sejati untuk menambahkan iman dan makrifat kalian. Makrifat ini sangat penting bagi  kalian dan  bagi anak-anak kalian. Oleh karena itu saya disini berdiri menghimbau  kalian bahwa  kalian dari harta kalian yang bersih, yakni dari harta benda yang bersih ulurkanlah  bantuan untuk kegiatan-kegiatan agama  dan setiap orang sejauh mana Tuhan memberikan kelapangan  dan kekuatan padanya  janganlah takut untuk membelanjakan hartanya dijalan ini.  Dan janganlah manganggap hartanya lebih utama  dari Allah dan Rasulnya dan saya sejauh mungkin bagi  diri saya dengan perantaraan karangan-karangan berkat-berkat ilmu-ilmu itu saya sebarkan  di  negara-negara Asia dan negara-negara  Eropa,  yang ruh Tuhan yang suci telah anugerahkan pada saya. Izalah Auham

Semoga Allah mengaugerahkan taufik pada kita dan senantiasa terus menerus mengembangkan taufik kita dan demi untuk missi Hadhrat Masih Mauud a.s. ini  kita siap memberikan segenap macam pengorbanan dan kitapun dapat menjadi  sosok yang mampu menciptakan semangat pengorbanan ini pada  generasi kita.

 Qamaruddin Shahid

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.