Perang Uhud

Khotbah Jumat

Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad,

Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz

11 Juli 2003 di Dgadugu,Burkinapasu Afrika Barat

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ[، آمين.

          وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu untuk menempatkan orang-orang mu’min pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ali imran 122

           Ayat ini turun dalam kaitan  dengan situasi dan kondisi yang terjadi  di perang Uhud. Di dalamnya termasuk  kesalahan-kesalahan yang  terjadi dari pihak orang-orang Islam dalam perang itu ,misalnya, dari sejak awal adalah musyawarah sejumlah pemuda dari kalangan para sahabah  untuk berperang setelah keluar dari Madinah yang merupakah musyawarah yang  bertentangan dengan keinguinan Rasulullah saw. Kemudian, di medan perang,  tatkala untuk pengamanan   sebuah jalan di antara dua  celah bukit  beliau menempatkan 50  ahli pemanah.  Maka tatkala para sahabah yang ditempatkan disana melihat bahwa  medan  perang dapat dikuasai  oleh  orang-orang Islam dan kemenangan  tengah  diraih. Maka kendatipun adanya   perintah Rasulullah saw bahwa apapun situasi yang terjadi kalian jangan mengosongkan  jalan di celah bukit itu,tetapi karena keserakahan akan harta rampasan dan ketidak patuhan, mereka  meniggalkan tempat itu. Kemudian  dampaknya  jelas   bahwa apa yang sedianya akan terjadi ternyata  orang-orang Islam menderita  kerugian dan berkenaan dengan itu kepada Rasulullah saw juga diberitahukan melalui ru’ya  bahwa akan  terjadi situasi  seperti itu bahwa orang-orang Islam akan ditimpa  kerugian. Jelas tentunya  bahwa Hudhur saw  mungkin  telah banyak juga memanjatkan doa  sebelum perang itu. Terkait dengan perang  Badar juga banyak -jelasnya – refrensi-refrensi yang didapatkan. Singkat kata, Tuhan telah mendengarkan doa-doa  itu dan dalam kondisi seperti itu hasil lahiriah  yang seharusnya timbul,  tatkala orang-orang Islam telah unggul ternyata  para sahabah yang duduk di celah bukit meninggalkan celah bukit itu yang merupakan  suatu tindakan  pembangkangan; dan kemudian orang-orang kafir balik kembali melakukan penyerangan dan  menimpakan kerugian besar  pada orang-orang Islam. Nah, dampak yang seyogianya timbul   seharusnya sangat fatal mengerikan,tetapi ini  merupakan hasil dari  doa-doalah yang karenanya  meskipun orang-orang Islam mendapat kerugian berat  seberapa  banyak kemenangan yang  musuh ingin raih mereka tidak dapat raih  kemanangan itu. Kendatipun banyak para sahabah yang syahid dan Rasulullah saw sendiri  mengalami cidera, tetapi musuh tetap saja tidak dapat kembali   dalam kapasitas/kedudukan sebagai pemenang.  Sebab, pada zaman itu tradisi yang umum dalam peperangan adalah harta rampasan  dikumpulkan dan dilakukan sebanyak-banyaknya  perampasan dan perampokan, itu sedikitpun tidak dapat mereka lakukan.

           Dalam penjelasan ini saya ingin menyampaikan kutipan Imam Fakhruddin Razi. Beliau bersabda:

          “        وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ   (Ali Imran 122 ) Sebelumnya Tuhan berfirman bahwa  jika kamu bersabar dan bertakwa

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا –jika kamu bersabar dan bertakwa maka upaya jahat mereka tidak akan dapat sampai kepadamu. Di dalam ayat ini Allah menerangkan akan sunnah pertolongan dan bantuan-Nya. Tetapi, pada hari  Uhud cukup banyak jumlah orang-orang Islam namun tatkala mereka tidak mentaati   perintah-perintah Rasulullah saw maka mereka terpaksa menuai kekalahan. Sementara di perang Badar mereka jumlahnya sedikit tetapi karena orang-orang Islam mematuhi  Rasulullah saw mereka meraih kemangan di atas musuh mereka.  Suatu faktor penyebab  kekalahan itu adalah juga bahwa Abdulllah bin Ubai bin  Sulul  mengingkari  janji lalu memisahkan  orang-orangnya. Dari itu terbukti bahwa jangan seyogianya percaya pada orang-orang munafik. Tafsir Imam Razi

           Dalam kaitan ini Hadhrat Muslih Mauud r.a. menerangkan dalam Pengantar Tafsir Al-Quran  dengan terinci, itu saya akan sajikan.Beliau bersabda:

 “Pada saat  lasykar Mekah lari dari medan tempur Badar,mereka mengumumkan  akan menyerang Madinah pada tahun berikutnya  dan akan menebus  kekalahan mereka dari  kaum Muslimin.  Maka setahun sesudahnya  setelah mempersiapkan segenap perlengkapan perang, mereka menyerang Madinah. Kondisi emosi penduduk Mekah  sesudah perang Badar sedemikian memucaknya sehingga mereka mengumukan bahwa siapapun tidak diperkenankan untuk meratapi  mayat-mayat famili  mereka yang terbunuh dan  kafilah-kafilah  dagang yang akan datang keuntungannya akan dikumpulkan  untuk   perang yang akan datang. Karena itu sesudah persiapan besar-besaran, suatu  lasykar berjumlah lebih dari  3000 prajurit telah menyerang Madinah di bawah komando Abu Sufyan. Rasulullah saw bermusyawarah dengan para sahabah, apakah  menghadapi musuh dengan tetap tinggal di dalam kota  atau   sesudah keluar kota. Beliau sendiri berpendapat  bahwa musuh dibiarkan melakukan penyerangan  supaya mereka jugalah yang bertanggung jawab atas pecahnya/ mulainya perang dan orang-orang Islam sambil  tinggal di rumah-rumah mereka   dapat dengan mudah menghadapi mereka. Tetapi, orang-orang Islam yang tidak mendapat peluang ikut serta di Perang Badar -dan  di dalam hati mereka terus  terdapat hasrat yang keras agar mereka pun mendapat peluang untuk syahid di jalan Allah,   mendesak  kenapa mereka dimahrumkan/dijauhkan dari kesyahidan. Maka Rasulullah menerima  keinginan  mereka dan pada saat  bermusyawarah itu beliau pun  memperdengarkan sebuah mimpi beliau. Bersabda: Di dalam kasyaf saya melihat seekor lembu dan  melihat ujung pedang saya patah ;  dan melihat juga lembu-lembu itu tengah disembelih ; dan kemudian saya memasukkan  tangan  saya  di dalam sebuah baju besi yang kokoh  dan terlindung   (mengenakan baju besi) dan  juga melihat diri saya menunggang   seekor domba jantan.

          Para sahabah bertanya : Ya Rasulullah !    Bagaimana Tuan mena’birkan mimpi-mimpi itu ?  Beliau bersabda ta’bir lembu disembelih adalah   sejumlah sahabah-sahabah  saya akan syahid  dan  maksud  patahnya ujung pedang adalah nampaknya dari kerabat dekat saya   akan ada wujud penting yang akan syahid atau mungkin saya  yang akan mengalami kesusahan  dalam missi itu   dan memasukkan tangan ke dalam baju besi, pada hemat saya  itu saya ta’birkan  bahwa tinggalnya kita di Madinah merupakan hal  yang tepat. Dan ru’ya/mimpi menunggang   di atas seekor domba jantan nampak maksudnya ialah bahwa  kita akan menang di atas pemimpin orang-orang nusyrik , yakni dia akan terbunuh di tangan orang-orang Islam. Kendatipun di dalam mimpi ini dizahirkan kepada orang-orang Islam  bahwa tetap tinggalnya mereka di Madinah/menunggu musuh di Medinah adalah lebih baik ,namun karena ta’bir mimpi merupakan   ta’bir  yang Rasulullah saw  sendiri lakukan,  bukan merupakan ilham Ilahi, maka beliau menerima musyawarah  mayoritas dan beliau memutuskan  pergi ke luar kota untuk berperang. Tatkala beliau keluar (untuk berperang) maka di dalam hati para pemuda timbul penyesalan  lalu mereka berkata: Ya Rasulullah saw, musyawarah Tuan itulah yang benar. Kita seyogianya menghadapi musuh dengan tinggal di Madinah. Beliau bersabda: Nabi Allah apabila  mengenakan baju besi maka dia tidak akan membuka/melepaskannya. Kini apapun yang akan terjadi kita akan tetap  berderap  maju. Jika kalian melaksanakan dengan sabar, maka kalian akan meraih pertolongan Tuhan.

          Sesudah mengatakan demikian   beliau keluar  bersama  1000 prajurit. Setelah menempuh perjalanan yang  tidak jauh maka disana beliau berhenti lalu membuat tenda untuk bermalam.  Senantiasa merupakan strategi  beliau bahwa setelah  sampai di dekat musuh,  beliau memberikan kesempatan kepada para prajurit beliau untuk sedikit lama  beristirehat supaya mereka mempersiapkan peralatan  dll. Tatkala beliau keluar pada waktu (shalat) subuh   maka beliau mengetahui bahwa ada beberapa orang Yahudi juga datang dengan alasan membantu  suku-suku (dalam Islam) yang terikat perjanjian (saling membela) dengan mereka. Berhubung  beliau telah mengetahui betul akan tipu muslihat kaum yahudi, beliau berkata , orang-orang itu harus dikembalikan. Maka Abdullah bin Ubai bin Sulul, yang merupakan pimpinan orang-orang munafik diapun dengan bersama 300 teman-temannya kembali sambil berkata  bahwa ini tidak lagi merupakan peperangan,bahkan pergi memasukan diri di mulut kehancuran,karena pendukung-pendukungnya sendiri di cegah untuk ikut berperang.  Sebagai dampaknya orang-orang Islam hanya tersisa sebanyak 700 orang yang dari segi jumlah kurang lebih empat kali lipat dari  jumlah orang-orang musyrik  dan dari segi peralatan   pun  tambah  lemah. Karena di dalam  tentara  orang-orang kafir ada 700 orang yang mengenakan baju besi sementara  di dalam tentara  Islam ada 100 orang; di dalam pasukan orang-orang kafir  sebanyak 200 orang pasukan berkuda, sementara di dalam pasukan Islam hanya 2  ekor kuda. Pada akhirnya beliau sampai di medan Uhud. Sesampainya disana beliau menetapkan 50 tentara untuk menjaga sebuah celah bukit dan menegaskan  kepada pimpinan lasykar  bahwa  celah bukit ini  penting sedemikian rupa  sehingga  seandainya  kami   terbunuh atau menang kalian jangan pernah bergerak dari tempat ini. Sesudah itu dengan membawa yang sisanya 650 orang   beliau keluar  berhadapan dengan  musuh yang kini kurang lebih lima kali lipat (kurangnya) dari jumlah musuh. Pertempuran pecah dan dengan pertolongan dan bantuan Ilahi,     dalam menghadapi   650 prajurit  Islam, dalam waktu yang relatif singkat 3000 prajurit  Mekah yang mahirdan berpengalaman  dalam perang  lari  terbirit-birit mengambil  langkah seribu. Dalam rangkaian ini ada sebuah hadis yang sangat rinci   itu saya  bacakan disini.

          Hadhrat Barra’ bin Azib meriwayatkan  bahwa Rasulullah saw mengangkat  Abdullah bin Jabir sebagai  amir sebuah pasukan yang terdiri dari   50 prajurit dan pada saat  menempatkan mereka  di sebuah celah bukit (jalan diantara dua buah bukit) beliau  bersabda: Jika kalian melihat burung-burung menyambar kami, lalu  membawa  terbang  dan memakan daging-daging kami, maka bagaimanapun kalian  jangan meninggalkan celah bukit  dimana saya   tengah  menugaskan kalian. Dan jika kalian melihat bahwa kami telah mengalahkan musuh dan mush    terus diburu, maka tetap kalian sampai pada waktu itu jangan meninggalkan   tempat itu selama saya tidak menyuruh mengirimkan pesan pada kalian  untuk kembali.

 Tatkala  perang pecah  dan  orang-orang Islam mengalahkan orang-orang kafir dan kami melihat perempuan-perempuan musyrik     sambil menarik (ujung) kain hingga dengan betis telanjang mereka berlari-lari. Maka tatkala regu  Abdullah bin Jabir melihat  ini mereka  berkata: Kini mau tunggu apa lagi,orang-orang Islam telah menang kita seyogianya  harus berjalan.  Abdullah bin Jabir berkata,  apakah kalian melupakan sabda Rasulullah saw bahwa selama saya tidak mengirimkan pesan pada kalian untuk kembali maka  jangan meninggalkan tempat itu.  Tetapi orang-orang mengataklan bahwa kemenangan telah diraih ,sekarang  kitapun seyogianya ikut serta dalam mengumpulkan harta rampasan. Oleh karena itu  mereka turun ke bawah meninggalkan celah bukit; tetapi, tatkala musuh melihat kesalahan bahwa celah bukit  kosong maka mereka kembali dan dengan melewati  jalan dua celah bukit itu  mereka menyerang  orang –orang Islam. Oleh sebab itu kemenangan orang-orang Muslim berubah  menjadi kekalahan ( kisah peristiwa  tetera dalam Al-Qur’an) bahwa Rasul terus memanggil mereka dari belakang. Pada kecelakaan/tragedi itu terjadi saat  saat dimana  hanya 12 sahabah tersisa  bersama Rasulullah saw dan hampir 70 sahabah yang terus berperang hingga menjadi syahid. Sementara di Perang Badar 140 orang mendapatkan nasib buruk mereka    di tangan orang-orang Islam, 70 orang  ditahan dan 70  orang  terbunuh.  Pada waktu itu Abu Sufyan dengan suara yang lantang 3 kali mengatakan : Apakah di antara kalian ada Muhammad ?  Hudhur saw melarang untuk menjawabnya . Kemudian dia berkata ,apakah diantara kalian ada putra Abu Quhafah,Abu Bakar ? Kemudian dia 3 kali dengan suara yang lantang berkata: Apakah ada diantara kalian putra  Khattab, Umar  ?  Tatkala dia tidak mendapatkan  jawaban maka dia balik menoleh kepada kaumnya lalu berkata : Semua ini telah terbnunuh. Hadhrat Umar tidak tahan mendengar perkataannya ini dan dengan suara lantang  berkata :  Hai musuh Allah ! Demi Allah ! Nama-nama orang yang kamu sebut itu, mereka  kesemuanya hidup dan untuk kalian  kecuali kehinaan tidak ada lagi yang tersisa. Maka Abu Sufyan berkata : Balasan  (kekalahan) Perang Badar telah dirasakan/ditebus  dan perang itu seperti sebuah timba,terkadang cenderung kesana dan  terkadang kesini. Diantara orang-orang kalian akan mendapatkan mayat-mayat  yang telah terpotong telinga dan hidungnya  dan  bentuknya sudah dirusak. Saya tidak memerintahkan untuk melakukan ini,tetapi sayapun tidak menyesalinya. Kemudian dia memekikkan semboyan:اغل هبل اغل هبل uglu hubul-uglu hubul- hidup berhala   Hubul dan ketinggiannya/keunggulannya.

Pada waktu itu Hudhur saw bersabda: Kenapa kalian tidak menjawab ?  Sahabah berkata: Ya  Rasulullah, jawaban apa yang kami akan berikan ? Hudhur bersabda: Kalian katakanlah

 الله اعلى و اجل – Allah-lah yang Maha tinggi dan Maha besar, selain Dia tidak ada yang tinggi.  Dalam memberikan jawaban ini Abu Sufyan berkata: لنا عزى ولا عزى لكم    lana ‘uzza wala uzza lakum– kami mendapatkan pertolongan dewa  Uzza dan kalian tidak mendapatkan pertolongan dewa  manapun . Hudhur  saw bersabda:  Jawablah:  الله مولانا ولا مولى لكم –allahu maulana wala maulaa lakum  Allah adalah  penolong kami dan majikan kami sementara  kalian    tidak mempunyai penolong dan majikan seperti itu yang menolong kalian dalam menghadapi-Nya. Shahih Bukhari Kitabul Jihad wassair bab yakrahu minattanaazu’ wal ikhtilaf filharb

 Kini,  saya membacakan keterangan Hadhrat Muslih Mauud r.a  dalam kaitan  itu. Bersabda, akibat  melakukan pengejaran  terhadap orang-orang Kafir  orang-orang Islam sedemikian rupa bertebaran kemana-mana sehingga tidak ada pasukan  Islam secara reguler yang berhadapan dengan orang-orang itu. Sendiri-sendiri  prajurit   terlihat di medan tempur yang diantara mereka sebagian   mereka /orang-orang kafir telah  bunuh, sementara yang tersisa/yang lain lari ke belakang   dalam kondisi heran bahwa apa gerangan yang telah terjadi. Beberapa orang sahabah lari berkumpul di sekeliling  Rasulullah saw   yang  jumlahnya sebanyak-banyaknya   20 orang. Orang-orang kafir melakukan serangan gencar  ke  arah posisi dimana Rasulullah saw berada. Satu demi satu  para sahabah  mulai berguguran    dalam melindungi beliau saw . Selain para musuh  pemberani yang menguasai permainan pedang  para pemanah sambil berdiri di atas  bukit-bukit /unggukan-unggukan tanah  yang tinggi  menghujani panah mereka bertubi-tubi ke arah Rasul yang mulia  saw. Pada waktu itu Talhah yang merupakan salah seorang  dari antara orang-orang Quraisy dan termasuk seorang muhajir saat  melihat  bahwa segenap  anak-anak panah melesat  mereka lepaskan    ke arah wajah Rasulullah saw  maka beliau mendirikan tangan beliau untuk melindungi  wajah Rasulullah saw. Panah demi panah yang tepat mengenai  sasarannya  itu jatuh di atas tangan Talhah. Tetapi  sahabah pemberani dan  setia itu sama  sekali tidak menggerakkan  tangannya . Demikianlah panah – panah  melesat  bertubi-tubi  dan tangan Talhah akibat cidera yang parah sama sekali menjadi tidak berfungsi  /lumpuh  dan hanya satulah/sebelah  tangan beliaulah yang  tersisa …. Setelah  perang Uhud usai seorang bertanya  pada Talhah bahwa tatkala panah-panah  itu kena melesat di tangan Tuan, apakah  tidak terasa sakit   dan apakah suara aduh/keluhan tidak keluar  dari mulut Tuan ?  Talhah menjawab, sakit juga memang  dan kata “aduh “pun  ingin saya keluhkan  , tetapi saya tidak mengatakan aduh   supaya jangan sampai terjadi bahwa saat  mengatakan aduh tangan saya  bergerak dan anak-anak panah jatuh  mengenai    wajah Rasulullah saw .

Akan tetapi sejumlah kecil orang-orang sampai kapan dapat menghadapi lasykar besar yang di hadapannya. Sebuah regu pasukan orang-orang kafir maju ke depan   dan dengan melakukan desakan/serangan-seerangan gencar pada  prajurit-prajurit Islam  yang ada disekeliling Rasulullah saw dia/gerup itu berhasil mendesak    mereka  ke belakang.  Rasululklah saw  sendiri satu-satunya  tegar berdiri disana   bagaikan gunung,  tiba-tiba  sebuah lemparan batu dengan kerasnya mengenai topi besi  beliau dan paku topi besi itu masuk menancap   ke dalam kepala beliau dan beliau pingsan lalu jatuh di atas jenazah –jenazah para sahabah yang berperang sampai   syahid di sekeliling beliau. Sesudah  itu ada beberapa sahabah lain yang berperang sampa syahid melindungi tubuh beliau  dan jenazah-jenazah mereka jatuh di atas tubuh beliau saw.  Setelah melihat tubuh beliau tertutup di bawah jenazah-jenazah para syhuhada  orang-orang musyrik menyangka  bahwa beliau telah syahid. Maka lasykar Mekah   untuk meluruskan barisan mereka bergeser ke belakang. Dari antara para-sahabah  yang tadinya berdiri di sekeliling beliau lalu yang  setelah desakan arus lasykar orang-orang kafir mendesak memaksa mereka ke belakang, diantaranya terdapat juga Hadhrat Umar r.a. Tatkala beliau melihat bahwa medan tempur telah sepi  dari    orang-orang yang berperang, maka beliau yakin bahwa Rasulullah saw telah syahid. Dan orang itu(Umar), yang sesudahnya, dalam waktu yang bersamaan/serempak mampu  menghadapi Qaisar Roma dan Kaisar Iran dengan penuh keberanian dan hatinya tidak pernah gentar dan takut , menangis  duduk  di atas sebuah batu  seperti  anak-anak kecil. Dalam saat-saat  itu salah seorang sahabah  bernama Maalik -yang  pada saat kemenangan lasykar Islam karena   lapar tidak makan apa-apa dari sejak malam mundur    ke belakang ; dan  tatkala diraih kemenangan  maka dengan membawa beberapa kurma dia pergi  di belakang  memakan itu untuk dapat menghilangkan laparnya. Dia  sebagai ungkapan rasa gembira tatkala  tengah berjalan –jalan santai tiba-tiba dia terus berjalan  -jalan  dan    berjalan hingga sampai pada Hadhrat Umar. Melihat Hadhrat Umar dalam keadaan menangis, dia heran tak kepalang tanggung   lalu  dengan heran dia bertanya , Umar ! Apa yang terjadi dengan diri Tuan, atas kemengangan Islam  Tuan seharusnya gembira atau menangis ?  Dalam jawabannya Umar berkata:  Malik ! mungkin  segera setelah kemenangan anda  mundur    ke  belakang  hingga anda  tidak mengetahui bahwa lasykar orang-orang kafir dengan memutar   dari lereng perbukitan  mereka melakukan penyerangan terhadap  lasykar Islam dan akibat dari orang-orang Islam telah bercerai berai, maka mereka tidak dapat melakukan perlawanan terhadap musuh . Dan Rasulullah saw bersama sejumlah sahabah bangkit menghadapi  mereka  dan mereka syahid dalam upayanya terus melakukan  perlawanan. “ Umar ! “kata Malik “  jika kejadian  ini benar ,maka Tuan disini  duduk  kenapa menangis ? Ke alam  mana kekasih hati kita telah pergi tentu kesanalah  kitapun seharusnya pergi. Inilah yang beliau ucapkan  dan itu kurma  terakhir yang ada di tangan beliau yang siap  beliau masukkan ke dalam mulut beliau,itu beliau  lemparkan ke tanah  seraya berkata   kepada kurma itu, hai buah kurma !  diantara Malik dan surga  selain kau barang lain yang mana yang  merupakan penghalang ?  Setelah   berkata demikian  beliau menghunus  pedang lalu menerjang   ke lasykar  musuh. Berhadapan dengan 3000  prajurit seorang diri apalah  yang bisa dia kerjakan,tetapi ruh/semangat  seorang penyembah Tuhan  Yang Esa satupun menjadi berat bagi   orang banyak. Malik berperang dengan gagah berani  hingga musuh menjadi heran. Tetapi  akhirnya cidera,  kemudian jatuh dan setelah jatuhpun terus melakukan penyerangan  pada tentara –tentara musuh , yang akibatnya  orang-orang kafir Mekah menyerang beliau dengan sedemikian  buas  hingga   setelah perang orang-orang menemukan tujuh puluh potongan-potongan  jenazah beliau sehingga jenazah beliau tidak dapat dikenal.  Akhirnya, saudara permpuannya setelah dapat mengenalnya dari sebuah kelingking  beliau   memberitahukan bahwa itu   adalah jenazah  Malik , saudaranya.

 Mereka para sahabah yang tadinya berada disekeliling Rasulullah saw  dan  akibat arus tekanan gencar  orang-orang kafir mereka terdesak ke  posisi belakang, begitu  orang-orang kafir bergerak ke belakang,  mereka kemudian kembali berkumpul di sekeliling   Rasulullah saw. Mereka mengangkat tubuh beliau yang penuh berkat itu. Dan seorang sahabah Abdullah bin Al-Jarrah  akibat mengeluarkan dengan keras  paku  yang menancap   di kepala Rasulullah saw dengan giginya dua giginya copot. Tidak lama kemudian Rasulullah saw siuman dan  sahabah melarikan sahabah  ke empat penjuru medan Uhud supaya orang –orang Islam  kembali   menjadi berkumpul. Lasykar Islam yang lari bercerai berai kemudian kembali berkumpul dan Rasulullah saw membawa mereka pergi ke lereng gunung …. dan tatkala musuh bergeser ke belakang maka beliau mengirim sejumlah sahabah untuk pergi ke  medan tempur untuk mencari tau orang-orang yang cidera. Seorang sahabah sesudah lama mencari  menemukan seorang ansor yang cidera berat.  Kini lihatlah, dalam kondisi seperti itu contoh  sahabah. Setelah dia lihat ternyata sahabah itu dalam kondisi kritis, sedang  mendekati ajalnya. Sahabah ini sampai ke dekatnya lalu  mengucapkan السلام عليكم  –assalaamualaikum .  Dia (sahabah yang cidera berat itu)  mengangkat  tangan yang   gemetar untuk bersalaman dan sambil memegang tangan  sahabah yang datang  itu dia berkata bahwa saya tengah menunggu   ada saudara  (Islam) yang datang. Beliau bertanya kepada  sahabah (ansor) itu: Kondisi Tuan nampak sangat  berbahaya, apakah ada amanat yang ingin Tuan  sampaikan kepada sanak famili  Tuan  ?  Sahabah yang  dekat akan wafat   itu berkata,ya,ya, dari saya sampaikanlah salam   pada sanak keluarga  saya dan katakanlah pada mereka bahwa saya tidak lama lagi akan  wafat, tetapi di belakang saya ada sebuah  amanat suci Allah, wujud Muhammad saw tengah ditinggalkan / titipkan  pada kalian. Hai saudara-saudaraku  dan sanak keluarga ku ! Dia adalah benar Rasul Allah .  Saya mengharapkan bahwa  dalam melindunginnya kalian tidak akan segan-segan mengorbankan jiwa-jiwa  kalian dan   akan tetap mengingat wasiat saya ini. (Mautha Imam Malik dan Zarqani)

Tatkala Rasulullah saw sudah kembali ke Madinah setelah memakamkan jenazah para syuhada, maka kemudian perempuan-perempuan dan anak-anak keluar  kota untuk penyambutan.  Kekang unta betina Rasulullah saw,  Saad bin Ma’ad r.a, pemimpin Madinah yang  memegangnya dan dengan bangga dia berlari-lari di depan. Mungkin beliau tengah mengatakan pada dunia bahwa  lihat,kan  Muhammad saw  kami bawa dengan selamat kembali ke rumah kami. Di pinggir kota dia bertemu ibunya yang sudah tua lagi lemah penglihatan  juga  datang . Di Uhud Umar bin Maad,anaknya  juga terbunuh.  Setelah melihat dia, Saad bin Maad berkata: Ya Rasulullah ! Ibu. Hai Rasul Allah ibu saya sedang  datang. Beliau bersabda, dia datang dengan berkat-berkat  Tuhan. Nenek itu tampil  ke depan dan dengan  matanya yang lemah dan  sakit itu  dia melihat ke sana kemari dengan harapan  syukur-syukur jika wajah Rasulullah saw dapat terlihat olehnya. Pada akhirnya dia dapat mengenal wajah Rasulullah dan dia pun gembira. Rasulullah bersabda: Nek, saya sangat prihatin  atas kesyahidan putra anda. Maka Nenek  yang salehah itu berkata: Hudhur ! pabila saya  telah melihat Hudhur  selamat  kembali ,maka anggaplah bahwa  masaalah saya sudah tidak ada lagi.

Hadhrat Muslih Mauud bersabda :  Walhasil, Rasulullah saw dengan selamat sejahtera sampai ke Madinah. Kendatipun banyak juga orang-orang Islam yang syahid dan cidera dalam peperangan itu, namun tetap saja peperanan Uhud tidak dapat dikatakan kalah. Dengan mencermati peristiwa-peristiwa yang telah saya terangkan di atas jelas sekali  itu  merupakan kemenangan besar, kemenangan yang sedemikian rupa yang sampai hari qiamat dengan mengingat itu orang-orang Islam dapat meningkatkan iman mereka dan akan terus mereka tingkatkan.” Pengantar untuk mempelajari Al-Quran hal 151-157

Dalam kaitan ini ada sebuah hadis. Ucapan-ucapan terakhir  Mas’ab bin Umair. Hadhrat Mas’ab bin Umair adalah seorang  pembawa bedera Islam di perang Uhud. Tatkala situasi  perang berubah secara tiba-tiba,  maka beliau inipun terperangkap dalam kerumunan  orang-orang kafir. Pada saat  itu seorang musyrik, Ibni Qimah,  tentara berkuda orang-orang musyrik  maju ke depan dan menebaskan pedang, yang akibatnya tangan kanan beliau menjadi syahid/putus,tetapi dengan segera dia memegang bendera dengan tangan kirinya. Pada saat  itu meluncur  dari mulutnya ayat  ini

   وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ   (  Muhammad tidak lain melainkan  seorang Rasul sunggguh telah berlalu  sebelumnya rasul-rasul ) Ibni Qimah mengayunkan pedang untuk  kedua kalinya, maka tangan  kirinyapun  terputus. Maka beliau  mendekap bendera di dada dengan ke dua lengan beliau dengan cara membuat lingkaran. Musuh melemparkan pedang dan  tombak dengan sedemikian kerasnya  sehingga ujung tombak patah dan tertinggal di dada beliau dan pejuang Islam yang sejati ini hadir di hadapan Tuhan sambil melantunkan ayat itu . Attabaqaatul-qubra Li ibni Sa’ad –jilid 3  dzikri Saad bin Umair .Dar ihyaa-ut-turaats al’arabi Bairut Libanon

Hadhrat Anas bin Malik meriwayatkan bahwa paman saya Anas bin Nadhar tidak dapat ikut dalam perang Badar. Dan beliau sangat menyesali hal itu. Pernah pada suatu saat beliau berkata bahwa: Hai Rasul Allah !  Perang pertama yang Tuan lakukan  dengan musuh, saya tidak dapat ikut serta disana. Jika saya memperoleh  taufik untuk berperang melawan orang-orang musyrik maka saya akan memperlihatkan pada Allah apa yang saya  lakukan.  Orang-orang  heran atas ucapannya ini.

Kemudian tatkala  terjadi pertempuran  Uhud  maka terjadi suatu peluang di mana orang-orang Muslim pada bercerai beerai dan barisan-barisan mereka tidak dapat bertahan.  Maka atas terjadinya peristiwa itu Anas berkata: Hai Allah-ku ! Saya memohon maaf di hadapan –Mu  atas atas apa  yang  orang-orang (para sahabah) itu telah perbuat dan  saya menyatakan berlepas diri  dari perlakuan aniaya orang-orang  musyrik itu/musuh-musuh itu.( Yakni maafkanlah kesalahan yang dilakukan oleh para sahabah itu)  Kemudian dia maju ke depan, maka dia berjumpa dengan Saad bin Maad. Anas bin Nadhar berkata padanya: Hai Sa’ad ! lihatlah, surga  dekat. Demi Rabb-nya Ka’bah ! Tercium oleh saya harum baunya dari  Uhud sebelah sini.

Hadhrat Sa’ad berkata saat  menerangkan peristiwa ini pada Rasulullah saw   bahwa Anas telah mengucapkan (saya akan memperlihatkan pada Tuhan) dan telah menunjukkan kebenaran ucapannya,sementara   saya tidak dapat melakukan hal serupa  itu.

Hadhrat Anas yang merupakan perawi  peristiwa itu  meriwayatkan bahwa kami mendapatkan paman Anas syahid dalam kondisi lebih dari 80  bekas tebasan pedang,tombak atau panah di tubuh beliau. Orang-orang musyrik merusak  bentuk /wajah beliau . Kecuali saudara perempuannya yang  dapat mengenalnya dari jari-jarinya;  kalau tidak, tak  ada yang dapat mengenal jenazahnya. Kami yakin  bahwa ayat ini adalah turun berkenaan dengan orang-orang seperti itu bahwa dari antara orang-orang ada orang yang  telah berjanji  dan telah memenuhi janjinya dan dia terbukti  benar dalam janjinya. Bukhari Kitabuljihad

Tatkala lasykar Islam telah  kembali ke Madinah maka datang berita  bahwa lasykar orang-orang musyrik berkumpul kembali ingin menyerang Madinah. Pada waktu itu tatkala Hudhur ( setelah perang Uhud) pada malam sabtu  kembali dari Uhud maka beliau dan para sahabah  bermalam di Madinah dan sepanjang malam  orang-orang Islam terus mengobati  cidera-cidera  mereka . Yakni, yang anak-anak pun mereka juga  dalam kondisi  luka berat. Setelah Rasulullah saw selesai shalat  subuh maka beliau memerintahkan pada Hadhrat Bilal untuk mengumumkan  pada orang-orang dan katakan pada mereka bahwa Rasulullah saw memerintahkan untuk  membuntuti/mengejar musuh. Sebelum musuh melakukan penyerangan terhadap   Madinah   beliau memerintahkan bahwa kita seharusnya berjalan dan yang akan keluar besama beliau  adalah orang yang kemarin ikut serta dengan beliau  dalam perang. Beliau menyuruh mengambil  bendera beliau dan tampa  membukanya beliau menyerahkannya pada Hadhrat Ali. Rasulullah saw dan para sahabah beliau r.a. keluar untuk bertempur  dengan  musuh dalam kondisi semua dalam keadaan cidera berat. Tatkala beliau sampai  ke Hamraulasad ( yang dari Madinah berjarak 16 km) Maka orang-orang Muslim membuat api unggun yang  sangat  besar yang dari jauh-jauh dapat terlihat sehingga nampak bahwa banyak orang-orang yang tengah berkumpul …. Di dalam hati orang-orang musyrik sedemikian rupa Allah menciptakan ru’ub /rasa takut   sehingga dengan- melihat itu -mereka dengan segera kembali ke Mekah. Rasulullah beserta para sahabah  tinggal di Hamraulasd pada hari senin, selasa dan rabu dan kemudian baru kembali ke Madinah.

 Taarikh Attabari jilid 4 hal 75

Kemudian ini merupakan   gambaran kronologi/asbabunnuzul ayat ini dan gambaran sejarah yang  saya telah bacakan dengan terinci, tetapi dalam kaitan ini Hadhrat Khalifatul-Masih  I r.a telah menyajikan satu lagi point/sisi yang sangat  penting . Beliau bersabda: وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ

 Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mu’min pada beberapa tempat untuk berperang. Dari ayat itu terdapat   sebuah pelajaran bahwa  perlawanan terhadap musuh,   diskusi dan tukar fikiran boleh kamu lakukan, tetapi harus sesuai dengan kehendak  imam.  Sebab, tertib/disiplin  ini yang hasil akhirnya    adalah kemenangan dan kesuksesan hanya hamba-hamba Allah lah yang mengetahuinya.” Haqaaiqulfurqan  jilid I hal 525-526

Nah, akibat dari beberapa surat timbul kekhawatiran dalam diri saya karena itu disini saya ingin menerangkan. Seorang  rekan  menulis bahwa karena musuh –musuh setiap saat senantiasa mengeluarkan kata-kata lancang dan berkenaan dengan Jemaat mereka mengaitkan/menisbahkan kata-kata yang benar-benar  dusta dan sia-sia. Kemudian terkait   dengan tabiligh mereka menulis  bahwa dalam diri orang-orang yang saya tablighi  mereka   menciptakan paham-paham yang keliru dan dengan menisbahkan hal-hal yang keliru /salah pada  kita mereka dibertahukan  bahwa  jika orang-orang  ini, yakni orang ahmadi benar maka lakukanlah mubahalah dengan kami. Maka orang-orang yang menulis itu menulis: Dia memahami bahwa seharusnya dia  menerima tantangan mubahalah itu dan  itu diizinkan pada mereka.

 Nah, hanya sepucuk  surat ini tentu saya tidak khawatirkan, namun dari berbagai tempat rangkaian ini  mulai dan   dari itu timbul kekhawatiran. Maka, dalam kaitan ini kalian seyogianya mengingat  sebagaimana sabda/ucapan  Hadhrat Khalifatul-Masih I bahwa dalam segenap perkara seyogianya berjalan  di belakang imam/mengikuti imam. Diantara kalian siapapun tidak berhak  berupaya mendahului imamnya,atau menyerukan tantangan kepada  siapapun untuk bermubahalah. Sama  sekali bukan hak setiap orang. Itu pun ada kaidah-kaidah dan peraturan-peraturannya . Rasulullah pun  tatkala  menyerukan ajakan  mubahalah  pada kaum Yahuni dan Nasrani beliau tidak serukan atas  keinginan beliau sendiri. Selama  Tuhan belum mengatakan pada beliau dan Tuhan belum  memberitahukan cara-nya beliau  senantiasa terus menerus memnjatkan doa-doa  petunjuk bagi mereka. Demikian pula Hadhrat Masih Mauud juga tatkala caci makian para penentang telah sampai pada puncaknya maka  dengan izin  Allah swt  beliau melakukan seruan mubahalah pada orang-orang bebagai kalangan. Kemudian pada zaman ini kalian melihat bahwa Hadhrat Khalifatul-Masih IV juga telah menyerukan tantangan mubahalah;nah, itu pun dengan izin Allah-lah itu beliau lakukan. Jadi,  ini bukanlah suatu perkara  sedemikian rupa  yang siapapun yang tampil kemudian  menciptakan dalam hatinya pemikiran serupa itu, bahkan dalam diskusi dan tukar fikiran pun tidak ada izin untuk menetapkan  syarat-syarat  seperti itu (bahwa harus penyelesaian diskusi itu adalah mubahalah) yang dari mana  timbul perasan/kesan  bahwa kebenaran Jemaat dan kebenaran Ahmadiyah kalian tengah  persyaratkan  dengan syarat-syarat yang kalian buat  atau kalian tengah mempersyaratkan (kebenaran  Ahmadiyah) dengan doa-doa kalian. Ahmadiyah jelas merupakan  kebenaran  dan bahwasanya  kedatangan Hadhrat Masih Mauud adalah  sesuai dengan habar-habar   gembira dari Allah dan selaras dengan nubuatan-nubuatan  Rasulullah saw dan lebih dari 100 tahun sejarah Ahmadiyah menjadi  saksi akan hal itu bahwa   Hadhrat Masih Mauud a.s.   yang  telah menyerukan tantangan mubahalah kepada  berbagai kalangan  dan kepada penganut-penganut  berbagai  agama, siapapun mereka yang telah tampil berdiri di hadapan beliau dengan niat untuk mubahalah kita   telah melihat terbang potongan-potongan tubuhnya. Tuhan sendiri yang menuntut balas dari pihak kita/Tuhan sendiri yang menghukum para penentang  dan akan terus  menghukum, kemudian   apa yang kalian khawatirkan dan takutkan. Oleh karena itu prisai imam  yang Dia siapkan untuk  kalian tetaplah tinggal berada di belakangnya dan metode serta argumentasi-argumentasi yang Hadhrat Masih Mauud a.s. telah ajarkan pada kita sesuai dengan itu  lakukanlah terus dakwati ilallah. Sebagaimana beliau bersabda: jiski fitrat nekhe woh aega anjam karBagi yang fitratnya baik maka dia akan datang untuk melaksanakan pekerjaan ini. Dan yang paling penting dari semua itu  ialah  berdoalah  dan mintalah pertolongan dengan  doa-doa. Tuhan kita adalah  Tuhan yang hidup dan kinipun Dia memperlihatkan kebesaran  dan keagungan-Nya dan -insyaallah -akan terus memperlihatkan kebesarannya. Janganlah kalian khawatir. Ya, ada suatu syarat bahwa  tunduklah dengan tulus pada-Nya dan mintalah pertolongan pada-Nya. Para penentang yang sedemikian mempunyai hobi  bermubahalah  penuhilah hobinya  /kegemaran mereka itu.  Mereka serulah Tuhan seberapapun mereka inginkan, geseklah hidung-hidung kalian dan geseklah dahi kalian /bersujud sebanyak-banyaknya memohon pada Tuhan. Doa-doa mereka itu   tidak akan pernah didengar, yang mereka akan panjatkan untuk menentang jemaat. Dan – insyaallah – kemenangan adalah akan menjadi milik Ahmadiyah, yakni milik Islam yang hakiki. Dan  senantiasa ingatlah kalimah Hadhrat Masih Mauud a.s ini  bahwa: Saya/beliau  adalah ditugaskan/dutus oleh-Nya dan telah  diberikan  habarsuka kemenangan  padaku/beliau.

Qamaruddin Syahid

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.