Khotbah Jalsah Salanah USA ke-60

Khotbah Jum’at

Hadhrat Khalifatul Masih Vatba

Tanggal 20 Juni 2008/Ihsan 1387 HS

Di Pennsylvania, USA

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ

 وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)

Dengan karunia Allahswt. pada hari ini Jalsah Salanah Jemaat Amerika sedang dimulai. Sejak lama saudara-saudara Jema’ah di sini dan saya sendiri-pun menghendaki agar saya datang ke sini untuk ikut serta secara langsung menghadiri Jalsah Salanah di sini. Jalsah Salanah yang setiap tahunnya kini diadakan di berbagai Negara di dunia itu, pertama sekali diadakan oleh Hadhrat Masih Mau’uda.s. atas isyarah dari Allahswt.. Di dalam Jalsah Salanah ini, Hadhrat Masih Mau’uda.s. banyak sekali memanjatkan doa ke hadirat Allahswt.. Jalsah pertama yang beliau selenggarakan adalah di Qadian. Sekalipun yang hadir pada saat itu hanya tujuh puluh lima orang saja, akan  tetapi mereka adalah orang-orang yang telah memperoleh tarbiyat langsung dari Hadhrat Masih Muhammadia.s. dan telah memperoleh hubungan yang khas dengan Allahswt.. Beliau-beliau itu telah memperoleh iman dan keyakinan yang sangat luhur dan kokoh yang telah menarik karunia dan rahmat Allahswt., dan pengkhidmatan beliau-beliau terhadap Ahmadiyah telah banyak diberkati oleh Allahswt. Beliau-beliau itu adalah para pencinta hakiki Hadhrat Masih Mau’uda.s.

     Di dalam Jalsah pertama yang di selenggarakan di sebuah mesjid para pencinta hakiki itu berkumpul bersama kekasih mereka, Hadhrat Masih Mau’uda.s.. Cahaya iman dan keyakinan teguh mereka terhadap Hadhrat Masih Muhammadia.s. telah menyerap banyak karunia dan rahmat Allahswt. sehingga Allahswt. memberkati segala pengkhidmatan mereka itu. Di dalam sebuah mesjid, para sahabah telah menghadiri Jalsah pertama itu bersama Imam tercinta mereka. Pandangan ruhani mereka yang begitu jauh kedepan memberi keyakinan bahwa Jalsah Salanah ini suatu ketika akan beralih tempat dari mesjid ke sebuah medan terbuka, dan bukan hanya di sebuah medan di Qadian desa kecil tempat kelahiran Hadhrat Masih Mau’uda.s. melainkan akan berkembang terus ke berbagai tempat di seluruh pelosok dunia.  Dan Jemaat Hadhrat Masih Mau’uda.s. ini bukan hanya akan menyelenggarakan Jalsah Salanah di tempat-tempat yang kecil melainkan ditempat-tempat yang sangat luas yang untuk itu diperlukan dana yang sangat banyak.

Tengoklah sekarang bagaimana hal ini sudah terbukti dengan nyata sekali, banyak Negara-negara yang telah membeli sebidang tanah yang luasnya ratusan hektar untuk kepentingan Jalsah Salanah ini. Dan Jemaat Amerika juga adalah salah satu Jemaat yang telah membeli sebidang tanah yang cukup luas yaitu sekitar 22 hektar. Disana sebuah mesjid telah dibangun dengan sangat cantik dan megah sekali. Dalam beberapa waktu yang lalu, Jalsah Salanahpun pernah diadakan disana, akan tetapi disebabkan masih banyak kekurangannya, Jalsah salanah ini belum dapat lagi diselenggarakan disana, sebagai gantinya Jemaat menyewa tempat yang cukup luas untuk Jalsah Salana ini. Untuk itu pada hari ini kita telah berkumpul di tempat ini yang telah disewa oleh Jemaat. Sekarang saudara-saudara telah merasakan perlunya untuk mendapatkan sebuah lokasi yang cukup luas, supaya Jalsah Salanah dapat dilangsungkan di tempat sendiri. Bagi orang yang menggunakan pikiran mereka, tentu masalah ini akan memperkokoh keyakinan didalam hati mereka bahwa janji Allahswt. kepada Hadhrat Masih Mau’uda.s. sungguh benar.

Di negara Amerika inilah terjadi dimana Muballigh pertama yang diutus ke negeri ini telah ditangkap dan dijebloskan kedalam ruang tahanan. Beliau tidak diberi izin untuk bertabligh akan tetapi siapa yang dapat menghalangi takdir Allahswt., bahkan Allahswt. telah menyingkirkan segala macam halangan dan hambatan. Dan sekarang saudara-saudara telah berkumpul disini dalam jumlah banyak dan sedang berunding untuk membeli sebidang tanah lagi yang luasnya ratusan hektar. Akan tetapi setiap anggota Jemaat harus ingat selalu bahwa maksud dan tujuan diselenggarakannya Jalsah Salanah ini bukan sekedar untuk membeli sebidang tanah yang luas dan bukan pula untuk memperbanyak jumlah orang-orang yang hadir dalam Jalsah Salanah ini, melainkan tujuan Jalsah Salanah ini adalah untuk menciptakan sebuah Jemaat yang maju dibidang ketakwaan dan untuk menciptakan sebuah Jemaat orang-orang yang sungguh-sungguh beribadah kepada Allahswt.; untuk mempersiapkan sebuah lasykar yang selalu siap mengkhidmati hak-hak kemanusiaan ‑bukan lasykar yang siap dengan berbagai peralatan senjata api, melainkan lasykar orang-orang yang di atas dahi mereka terdapat tanda-tanda bekas sujud yang menunjukkan mereka itu banyak beribadah kepada Allahswt.; hati mereka penuh dengan luapan kecintaan terhadap makhluk-makhluk Allahswt., waktu malam mereka lewatkan dengan rasa penuh takwa dan waktu siang mereka lewatkan dengan penuh rasa takut kepada Tuhan yang meliputi hati mereka.

Ingatlah selalu, jika setelah masuk kedalam Jemaat Hadhrat Masih Mau’uda.s. kalian ini tidak melakukan amal-amal saleh, maka kalian tidak akan tergabung kedalam golongan orang-orang yang aman dan selamat. Kita harus memahami setiap kewajiban yang patut kita penuhi. Dan semakin jauh berlalunya waktu dari zaman Hadhrat Masih Mau’uda.s. sampai sekarang, kita harus lebih banyak mengambil bagian dalam memunaikan kewajiban kepada Jemaat. Untuk memelihara anak-keturunan, setiap orang tua harus mengadakan reformasi dan perbaikan pada diri mereka supaya menjadi contoh bagi anak-keturunan mereka ‑tinggal didalam lingkungan masyarakat Barat yang penuh diliputi semaraknya bahan-bahan materi kehidupan di setiap tempat, jika tidak melakukan usaha untuk membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan dan menunaikan hak-kewajiban terhadap Tuhan maka orang tua sendiri maupun anak-keturunan mereka akan tersisih; tidak bisa masuk kedalam golongan orang-orang yang mendapat perlindungan dan keselamatan dari Allahswt.; jangan sampai mulut kita saja sibuk membaca tasbih menyebut-nyebut nama Allah sedangkan amal perbuatan kita mendustakan ucapan-ucapan kita itu.

Hadhrat Masih Mau’uda.s. pada suatu waktu menjelaskan maksud dan tujuan diselenggarakannya Jalsah Salanah. Beliau bersabda bahwa maksud dan tujuan sejati dari Jalsah Salanah, adalah supaya dengan berulang-ulangnya terjadi pertemuan akan menimbulkan perobahan yang baik didalam iman maupun amal perbuatan para anggota Jemaat. Atau keadaan hati mereka akan semakin tunduk memikirkan kehidupan alam akhirat dan di dalam hati mereka timbul rasa takut semakin kuat terhadap Allahswt., dan mereka semakin mantap dalam kesucian, ketakwaan, dan menghindarkan diri dari hal-hal yang buruk; kelembutan hati akan meningkat; kersahabatan serta persaudaraan satu sama lain akan semakin erat sehingga menjadi contoh bagi yang lain; akan timbul didalam diri mereka sifat penghambaan; merendahkan diri, dan kejujuran dan mereka akan berusaha menyibukkan diri dalam pengkhidmatan terhadap Agama. Sesungguhnya keadaan kita seperti itulah yang sangat diharap-harapkan oleh Hadhrat Masih Mau’uda.s.

Tentu banyak diantara kita yang sudah membaca atau mendengar sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’uda.s. itu, akan tetapi kesibukan dunia telah menjauhkan kita dari hal itu semua. Sehingga kita menjadi lupa terhadap maksud dan tujuan hidup kita di dunia ini. Bagaimanapun hal itu sudah menjadi fitrat manusia, tidak bisa lepas dari sifat lupa, didalam diri manusia timbul banyak kelemahan dan setan-pun telah mengumumkan akan menggoda manusia agar manusia menjadi sesat. Itulah sebabnya Allahswt. telah memberi perintah kepada Hadhrat Rasulullahsaw. agar beliau memberi nasihat secara berkesinambungan, jangan bosan, sebab nasihat itu sangat membawa faedah bagi orang-orang mukmin, supaya mereka selalu mendapatkan cara-cara baru untuk menghindarkan diri dari godaan-godaan setan.

Untuk itulah Hadhrat Masih Mau’uda.s. telah diutus ke dunia supaya usaha-usaha seperti itu terus dilakukan secara berlanjut. Dan itulah tugas kewajiban Khalifah juga supaya orang-orang yang taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya zahir secara berkesinambungan diatas muka bumi ini. Dan supaya sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’uda.s. yang telah saya kutip ini akan mengingatkan saudara-saudara kepada perkara-perkara itu semua. Jika orang-orang Ahmadi memahaminya dan mulai mengamalkannya, maka dunia ini akan menjadi bayangan surga [bagi mereka]. Kita semua dan anak-keturunan kita juga akan menjadi orang-orang yang memahami maksud dan tujuan kehidupan kita di dunia ini.

Intisari dari sabda-sabda beliau itu adalah takwa. Dan apa maksudnya takwa itu? Hadhrat Masih Mau’uda.s. bersabda : Takwa adalah sebutan kepada upaya pembersihan terhadap wadah (tempat) nafsu amarah (jiwa yang selalu mengajak kepada kejahatan) sedangkan kebaikan adalah makanan yang diletak diatas wadah itu yang dapat memberi kekuatan kepada manusia sehingga ia mampu melakukan amal saleh, mampu meraih martabat yang tinggi didalam kecintaan Allahswt.

Jadi peringkat pertama yang Hadhrat Masih Mau’uda.s. telah jelaskan adalah asas takwa, rasa takut kepada Allahswt., dan yakin sepenuhnya terhadap wujud Tuhan, sehingga perhatian manusia akan tercurah kepada perbaikan dan pensucian dirinya. Ia akan menaruh perhatian terhadap ibadah dengan sesungguhnya kepada Allahswt.. Sehubungan dengan hal ini didalam Al Qura’an Surah Al Ankabut ayat 70 Allahswt. telah berfirman :

وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ فِينَا لَنَہۡدِيَنَّہُمۡ سُبُلَنَا‌ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

‑wal ladzîna jâhadû fîna lanahdiyannahum subulanâ. Wa Innalloha lama’l-muhsinîn.‑

Artinya : “Dan orang-orang yang berjuang untuk bertemu dengan Kami, pasti Kami akan memberi petunjuk kepada mereka pada jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Maka untuk menimbulkan asas takwa di dalam hati, untuk membersihkan wadah (tempat) itu diperlukan upaya keras, sebagai syarat utama. Apabila di dalam hati manusia ada rasa takut kepada Tuhan dan juga rasa cinta kepada-Nya dan langkahnya terus kearah itu, maka Allahswt. akan memberi bimbingan bagaimana caranya membersihkan wadah itu sehingga ia menjadi cemerlang. Sekarang kita saksikan betapa banyaknya benda-benda [dibuat] untuk membersihkan badan manusia, istimewanya di negeri barat ini yaitu: terdapat berbagai macam jenis sabun atau barang-barang dibuat dari bahan kimia, kita menggunakan barang-barang itu untuk membersihkan perabotan supaya bersih dan mengkilap. Dengan benda-benda itu dilakukan pembersihan sedemikian rupa sehingga setiap kotoran dapat dihilangkan dengan sebaik-baiknya; jangan sampai tersisa; tanpa bekas, sehingga kuman-kumannyapun bisa sekaligus lenyap. Bahkan jika ada barang makanan yang mulai tercium bau maka diperlukan usaha keras untuk menyingkirkan makanan yang sudah menjadi bau itu dan disapu bersih sehinga semua bebauan akan lenyap.

Kebanyakan perempuan-perempuan di rumah secara terpisah mencuci wadah-wadah tertentu bekas menyimpan telur yang dimasak dan menyimpan ikan pula dengan sangat teliti dan hati-hati. Dan jika wadah-wadah itu dicuci bersama-sama, diperlukan usaha tekun dan teliti, jangan-jangan bau dari satu wadah akan mempengaruhi wadah yang lain sehingga menjadi bau pula. Tengoklah! Untuk membersihkan wadah-wadah duniawi saja dilakukan demikian telitinya, dilakukan dengan cermat dan untuk itu dicari bermacam-macam sabun atau cairan obat pembersih yang baik. Dan diantara wadah-wadah yang dipergunakan didalam kehidupan manusia seharai-hari itu ada yang dibuat dari benda-benda yang mudah pecah sehingga jika pecah sedikit saja tidak boleh dipergunakan lagi. Kalaupun wadah-wadah itu selamat; dan tidak ada yang pecah; akan tetapi benda-benda itu tidak bisa dibawa mati kedalam kubur.

Jika untuk wadah-wadah seperti itu dilakukan pemeliharaannya demikian cermat dan sangat hati-hati sekali, mengapa wadah yang merupakan wujud hati manusia itu tidak dijaga sebaik-baiknya, padahal telah diperintahkan oleh Allahswt. untuk membersihkannya dengan asas takwa yang didalamnya diletakkan bermacam-macam kebaikan, diletak haqûqulloh dan haqûqul-‘ibâd yang akan dipersembahkan kehadapan Allahswt., yang akan membawa faedah bagi kehidupan kita di alam akhirat nanti. Bukan hanya sampai disitu, akan tetapi kebaikan-kebaikan yang telah ada di dalam wadah (hati) itu akan membawa faedah bagi anak-keturunan kita yang akan datang juga. Jika wadah kita itu bersih dan penuh dengan amal-amal kebaikan, maka anak-anak yang baik dan memiliki fitrat yang suci akan menaruh perhatian kepadanya. Mereka akan tetap melakukan usaha-usaha untuk memperoleh keridhaan Allah swt.

Jadi, makanan yang selalu diletakkan di atas wadah yang bersih dengan asas takwa, maka makanan itu tidak akan mengalami kerusakan dan tidak pula akan timbul penyakit apapun, bahkan makanan itu akan memberi kekuatan kepada fisik atau tubuh dan kekuatan itu akan menunjang tenaga tubuh yang kokoh untuk selama-lamanya. Dengan kekuatan itu akan menggerakkan berbagai macam amal kebaikan. Selain itu, dari sanapun akan mendatangkan makanan-makanan yang lebih baik lagi. Pintu berkat dan karunia Allahswt. akan semakin terbuka lebar. Dan manusia tidak akan terjerumus kedalam godaan hawa nafsu amarah, melainkan akan berlindung kebawah naungan benteng Allahswt. yang kokoh kuat.

Di satu tempat, Hadhrat Masih Mau’uda.s. telah menjelaskan lagi tentang takwa bahwa: “Berkenaan dengan hukum-hukum yang terdapat di dalam Alqur-ânul-karîm, perintah untuk bertakwa dan mencegah diri dari keburukan sangat ditegaskan lebih hebat dari perintah yang lain. sebabnya adalah, takwa memberi kekuatan kepada manusia untuk mencegah dari setiap keburukan dan juga ia memberi kekuatan kepada manusia untuk melangkahkan kaki kearah kebaikan. Dan rahasia mengapa takwa itu sangat ditekankan agar dimiliki, karena takwa adalah perisai bagi keselamatan manusia pada segala segi kehidupan. Dan merupakan sebuah benteng yang sangat kokoh untuk menyelamatkan diri dari setiap jenis fitnah atau kerusuhan yang sangat berbahaya. Seorang manusia yang bertakwa bisa terhindar dari pertengkaran yang sangat berbahaya, yang kadangkala mengakibatkan kebinasaan orang yang terlibat didalamnya. Dan tidak adanya takwa, bisa menyebabkan timbulnya tindakan yang terburu-buru dan timbulnya prasangka buruk yang mengakibatkan terjadinya perselisihan dikalangan suatu kaum sehingga membuka kesempatan kepada pihak lawan untuk melemparkan tuduhan serta kritikan.”

Jadi setiap orang Ahmadi harus merasakan betapa prihatinnya Hadhrat Masih Mau’uda.s. terhadap apa yang telah beliau uraikan. Setelah mendengar hal itu semua secara sepintas lalu, janganlah menunjukkan suatu reaksi [negatif] terhadap apa yang telah beliau jelaskan dengan kata-kata yang sangat indah sekali tentang takwa itu. Bahkan sebaliknya kita harus memeriksa keadaan diri kita sendiri, kita harus menyelamatkan diri dari kemungkinan timbulnya mara-bahaya yang telah beliau peringatkan di atas. Untuk meraih keridhaan Allahswt. diperlukan jihad seperti yang telah diperingatkan oleh Allahswt. dengan firman-Nya: “Jika kalian berusaha keras untuk meraih keridhaan-Ku maka sambil memberikan perlindungan kepada kalian, pastilah Aku akan memberi bimbingan kejalan itu yang sedang kalian rintis menuju tempat-tempat perlindungan demi keselamatan dunia dan akhirat kalian.”

Jadi betapa beruntungnya kita semua, dan untuk itu kita harus menyatakan rasa syukur dengan sesungguh-sungguhnya kepada Allahswt. bahwa Dia tidak hanya telah memerintah kita agar melangkah di atas jalan menuju kepada-Nya bahkan pada zaman ini Dia telah memberikan bimbingan kepada kita ke jalan itu melalui Hadhrat Masih Mau’uda.s. dan beliau telah melenyapkan jalan-jalan kegelapan dengan cahaya yang telah beliau berikan kepada kita. Dan jalan itulah yang akan membimbing kita kepada Allahswt.. Di jalan mana ada syaitan duduk menghadang, di sana kita akan lewat dengan selamat daripadanya. Sebagaimana didalam kutipan yang telah saya bacakan, beliau telah mengingatkan kita dengan sabdanya: “Berusahalah keras untuk meraih takwa dan berjalan diatasnya. Berusahalah dengan giat untuk meningkatkan takwa dan berusahalah untuk melakukan amal kebaikan dan berusahalah dengan keras untuk membuat wadah nafsu ammarah agar tetap suci bersih.” Beliau juga bersabda: “Jadilah kalian orang yang berhati lembut!” Dan bagaimana berusaha untuk menjadi orang yang berhati lembut? Bagaimana standar yang harus diperoleh? Tentang itu semua Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: “Jika saudaraku yang seiman berkata-kata kasar kepada saya, lalu saya menjawab kepadanya dengan kata-kata kasar lagi maka tentu saya akan sangat disesali oleh orang ramai. Saya harus bersabar mendengar kata-katanya yang kasar itu. Bahkan didalam sembahyang saya harus berdo’a sambil menangis untuknya karena dia adalah saudara rohani saya. Dan dia sedang mengalami sakit rohani. Jika saudaraku itu sederhana dan disebabkan kurangnya pengetahuan dia telah melakukan suatu kesalahan, maka saya tidak boleh melakukan caci-maki kepadanya atau memperlihatkan rasa tidak senang kepadanya, atau saya dengan niat buruk mengghibatnya. Semua perlakuan demikian membuka jalan kehancuran bagi saya. Seseorang tidak bisa menjadi mu-min sejati selama hatinya tidak lembut, selama dia tidak menganggap dirinya lebih hina dari pada orang lain dan jauh dari segala jenis kesombongan. Sebagai khadim (pengkhidmat) bangsa dan sebagai tanda menjadi makhdum (yang dikhidmati). Dan bercakap-cakap dengan orang-orang miskin sambil merendahkan diri adalah tanda orang yang makbul disisi Allahswt.. Membalas keburukan dengan kebaikan adalah ciri khas syahadat (mati syahid). Menekan kemarahan dan mendengar kata-kata penghinaan dengan sabar dan tabah adalah tanda orang yang sangat gagah berani.”

Jadi hal itulah semua yang sangat didambakan oleh Hadhrat Masih Mau’uda.s. agar terdapat di dalam diri kita semua. Bersabda: “Jadilah orang-orang yang berhati lembut!” Jika hati telah menjadi lembut, maka semua akhlak yang beliau telah uraikan diatas akan bersemi didalam diri kita. Beliau telah menguraikan akhlak-akhlak yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang mu’min Ahmadi. Banyak para anggauta Jemaat yang meninggalkan perasaan egoisme atau kesombongan dan membalas keburukan orang dengan kebaikan, menekan kemarahan, saling mendo’akan satu sama lain, telah menjadi adat kebiasaan hidup mereka. Dengan karunia Allahswt. banyak orang yang berakhlak demikian di dalam Jemaat ini. Memang seharusnya demikian. Akan tetapi sebagian orang berbuat kebalikannya juga dari itu. Sekarang bagaimana bisa terjadi jika seorang mukmin berdo’a untuk saudara mukmin lainnya lalu orang itu melakukan perbuatan yang melampaui batas terhadapnya dan dia maafkan juga, namun ia benci juga kepadanya. Tidak mungkin kedua macam perbuatan demikian bisa dilakukan oleh seorang mukmin. Dan tidak mungkin bisa terjadi, jika seseorang menganggap orang lain lebih hina dari dirinya lalu ia berkata didalam hatinya bahwa ia menghormatinya juga. Sehubungan dengan itu saya ingin menjelaskan apa yang tersimpan didalam pikiran saya pada hari ini. Sebelumnya juga saya ingin menjelaskannya namun saya pikir lebih tepat jika hal ini dibicarakan pada waktu Jalsah Salanah.

Di negeri Amerika ini terdapat tiga macam orang-orang Ahmadi. Pertama, orang-orang Pakistani Ahmadi, diantaranya ada Ahmadi lama dan juga Ahmadi baru. Kedua, Ahmadi setempat yakni Ahmadi Amerika keturunan Afrika, yang jumlahnya dengan karunia Allahswt. semakin meningkat, dan mereka semakin maju dalam keikhlasan dan juga ketaatan. Diantaranya banyak yang mengambil bagian di dalam semua kegiatan Jemaat dan mereka dipercayai memegang beberapa jabatan. Ketiga adalah Ahmadi Amerika berkulit putih. Sekalipun bilangan mereka tidak banyak, akan tetapi mereka semakin maju didalam kebaikan.

Perkara yang saya ingin utarakan disini adalah orang-orang Pakistani Ahmadi dan Ahmadi Amerika keturunan Afrika yang seharusnya nampak bersatu dalam kesatuan, namun tidak nampak demikian dalam setiap segi. Saya sering menerima keluhan dari kedua belah pihak. Jika kutipan sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’uda.s. itu direnungkan sambil dipahami dengan sebaik-baiknya, maka tidak dapat diterima oleh akal, mengapa setelah menjadi anggota Jemaat beliau, masih terdapat perbedaan diantara Ahmadi keturunan Pakistan dengan Ahmadi Amerika keturunan Afrika. Setelah menggabungkan diri ke dalam Jemaat Hadhrat Masih Mau’uda.s. setiap Ahmadi harus berusaha menjalani kehidupan yangat sangat merendahkan diri seperti yang telah beliaua.s. contohkan. Sehingga Allahswt.-pun memuji beliau melalui ilham-Nya bahwa:

تيري عجيزانه مجه بسند ا ئي

teri ajizanah mujhê pesand aî

“Aku menyukai cara hidup engkau yang merendahkan diri.”

Oleh karena orang-orang Ahmadi Keturunan Pakistan adalah Ahmadi-Ahmadi lama dan berpengalaman, maka telah menjadi kewajiban mereka untuk menyambut dan merangkul orang-orang Ahmadi yang baru masuk ke dalam Jemaat ini, yang berasal dari bangsa apapun juga. Cintailah mereka dan jadikanlah mereka kerabat kerja yang baik, biasakanlah hidup bersaudara dengan memperlihatkan kemesraan. Sebagaimana Hadhrat Masih Mau’uda.s. bersabda: “Jadilah contoh bagi orang lain dalam menampilkan persaudaraan. Dan bagaimanakah contoh persaudaraan kita yang paling baik? Tiada lain adalah seperti contoh persaudaraan yang ditampilkan oleh orang-orang Ansar Madinah trhadap orang-orang Muhajirin Mekkah di zaman Rasulullahsaw.. Demikian istimewanya contoh persaudaraan itu sehingga Allahswt. memujinya. Mereka bukan hanya menganggap kesusahan orang lain sebagai kesusahan pribadi mereka bahkan mereka siap sedia mengurbankan segala macam pengurbanan demi saudara ruhani mereka. Tatkala mereka telah menerima kebenaran, maka setiap amal perbuatan mereka nampak dengan kebenaran yang sejati. Mereka menunjukkan contoh kerendahan hati mereka, kecintaan mereka dan kebenaran mereka, sehingga dunia tertarik kepada tata-cara hidup mereka itu. Maka jika kita bermaksud untuk menarik dunia kepada Jemaat, tentu kita harus menjauhkan diri dari takabbur, kesombongan, dan buruk sangka, dan kita harus menghargai perasaan dan pikiran mereka dan juga harus berusaha memperhatikan segala keperluan mereka.

Hadhrat Masih Mau’uda.s. bersabda lagi sebagai berikut: “Perlihatkanlah semangat dalam melakukan pengkhidmatan agama. Apa yang dimaksud dengan pengkhidmatan agama itu? Pengkhidmatan utama kita terhadap agama adalah berjuang untuk mengibarkan bendera Hadhrat Rasulullahsaw. Ke seluruh pelosok dunia. Jika kita sering berselisih dan bertengkar satu sama lain bagaimana kita akan bekerja sama untuk mengembangkan tabligh agama? Bagaimana pekerjaan kita itu akan diberkati oleh Allahswt.?” Maka setelah berada didalam lingkungan Jemaat Hadhrat Masih Mau’uda.s. baik orang-orang Asia atau orang-orang Afrika dan juga orang-orang Amerika jika tidak berusaha merobah kebiasaan yang buruk ke arah perbaikan diri yang suci bersih secara berkesinambungan, tentu kita akan terlempar jauh dari maksud dan tujuan kita yang sejati. Untuk meraih sukses atau keberhasilan dalam bidang tabligh kita harus meningkatkan nilai moral atau akhlak kita, dan juga harus menjauhkan diri dari kebiasaan menaruh prasangka buruk terhadap orang lain. Kalau telah dilakukan demikian barulah kita akan mampu menciptakan lingkungan masyarakat yang baik yang berjalan diatas landasan takwa.

Beberapa hari yang lalu sebuah keluarga telah mengadakan mulaqat dengan saya disini. Saya sangat senang bertemu dengan mereka. Tidak dapat dikontrol emosi kecintaan yang sangat meluap timbul dalam hati saya. Keluarga [itu] terdiri dari Ahmadi keturunan Afrika, Ahmadi Amerika berkulit putih dan seorang menantu perempuan Pakistani Ahmadi juga. Inilah gambaran keluarga Islam sejati yang sangat indah sekali. Dan saya juga berkata kepada mereka: Kalian betul-betul merupakan sebuah gambar Jemaat Ahmadiyah yang sejati. Sebab Ahmadiyah datang untuk menjalin hati manusia menjadi satu. Maksud dan tujuan kebangkitan Hadhrat Masih Mau’uda.s. adalah untuk memperkenalkan Tuhan dan menciptakan suasana hubungan antara hamba dengan hamba dengan penuh kasih sayang. Jika tidak ada pikiran demikian didalam hati seorang Ahmadi maka pengakuannya untuk berkurban demi tegaknya Khilafat Ahmadiyah adalah sia-sia belaka.

Adalah tugas kedua belah pihak, baik Ahmadi asal Pakistan maupun Ahmadi asal Afrika supaya mereka bersama-sama menghapuskan jurang (gap) diantara kedua belah pihak sambil menegakkan suasana pergaulan yang berasaskan kepada takwa. Setiap orang Ahmadi harus selalu ingat kepada sabda Hadhrat Rasulullahsaw. dan membacanya berulang kali yaitu yang telah beliau sampaikan pada waktu Haji terakhir dalam kehidupan beliau. Beliau bersabda: “Wahai manusia sekalian! Tuhan kalian adalah satu. Bapak kalian juga satu orang. Ingatlah seorang Arab diatas orang non Arab orang Putih diatas orang kulit berwarna dan orang kulit berwarna diatas orang kulit putih bagaimanapun tidak mempunyai kelebihan apapun. Ya, hanya takwa yang dapat membedakan diantara kalian satu sama lain!”

Kata-kata itulah yang telah Hadhrat Rasulullahsaw. ucapkan dengan sangat tegas sekali. Sesudah itu beliaupun bertanya kepada orang-orang yang hadir pada waktu itu: Apakah saya telah menyampaikan kewajiban saya? Maka Ahmadi keturunan Afrika juga baik laki-laki maupun perempuan harus selalu ingat, jika mereka merasa ada seseorang berbuat melampaui batas terhadap mereka atau melakukan diskriminasi terhadap mereka, janganlah mereka menganggap diri mereka lebih rendah dari yang lain. Mereka juga telah mempunyai hubungan erat dengan Khilafat, mempunyai hubungan erat dengan Hadhrat Masih Mau’uda.s., mereka telah mempunyai hubungan erat dengan Hadhrat Rasulullahsaw., dan hubungan erat dengan Allahswt. dan didalam hati mereka tertanam asas takwa, maka tidak ada kekuatan apapun diatas dunia ini yang dapat mengurangi martabat mereka. Kedudukan dan martabat yang telah mereka peroleh ini tidak ada sebarang kekuatan yang dapat merampasnya dari mereka. Akan tetapi untuk meraih kedudukan martabat seperti itu ada syaratnya yaitu harus meningkatkan ketakwaan di dalam hati. Jadi, sekarang mereka harus meningkatkan ketakwaan dan kegiatan menyampaikan kebenaran, dan robahlah jumlah mereka dari minoritas menjadi mayoritas. Kemudian setelah itu sambil meningkatkan mutu takwa didalam hati, jadilah contoh dalam akhlak dan ketakwaan bagi orang-orang Ahmadi keturunan Pakistan.

Ingatlah selalu! Suatu problem tidak dapat diselesaikan hanya melalui pengaduan-pengaduan. Persoalan dapat diselesaikan dengan jalan duduk bersama-sama lalu mengadakan perdamaian. Saya ingin mengingatkan para anggota pengurus juga supaya mereka menghargai nikmat yang telah diberikan kepada mereka. Hadhrat Masih Mau’uda.s. bersabda: “Apabila seseorang telah menjadi khadim maka ia akan disebut makhdum. Timbulkanlah keberanian dan semangat serta kesabaran didalam diri pribadi. Apabila seorang Ahmadi datang kepada pengurus, tanpa menghiraukan siapa dia atau dari bangsa apa dia datang, dengarkanlah apa kehendaknya dan layanilah sampai hatinya merasa puas. Jika disebabkan kesibukan ia tidak dapat melayaninya secepatnya maka tentukanlah waktu kapan ia bisa datang lagi. Jika memang petugas tidak dapat melayaninya disebabkan alasan-alasan tertentu, maka katakanlah alasannya dengan baik sambil meminta maaf kepadanya.”

Saya sendiri, sekalipun banyak sekali kesibukan dan meningkatnya pekerjaan, selalu menyisihkan waktu juga untuk melayani yang datang untuk bertemu sehingga dengan demikian banyak perkara-perkara dan kesulitan-kesulitan yang saya dengar dari mereka lalu saya berusaha membantu menemukan jalan pemecahannnya, sehingga timbullah kecintaan satu sama lain. Kemudian timbullah pula rasa persaudaraan yang sangat mengesankan, untuk mana Hadhrat Masih Mau’uda.s. sentiasa mengingatkan kita untuk menciptakan persaudaraan yang baik dan mesra. Akan tetapi jika para anggota pengurus mempunyai semangat dan keberanian untuk mendengar bermacam keluhan dan pengaduan maka saya yakin dalam menghadapi problem semacam ini mereka dapat menyelesaikan separuh dari pekerjaan saya.

Satu lagi perkara penting yang semakin mengganggu pikiran saya mengenai masyarakat Ahmadi asli Amerika yaitu disebabkan kurangnya asas takwa, banyak sekali setelah melangsungkan perkawinan rumah tangga mereka menjadi pecah berantakan. Kadangkala perempuan menipu pihak laki-laki dan sebaliknya kadangkala pihak laki-laki menipu pihak perempuan. Kadangkala ada pihak keluarga melakukan perbuatan yang melampaui batas terhadap pihak keluarga lain. Dan pada umumnya pihak laki-laki yang paling banyak melakukan perbuatan yang berlebihan dan melampaui batas. Setelah dilangsungkan perkawinan maka ditimbulkan perkara suka dan tidak suka diantara mereka. Jika yang menjadi alasan karena tidak suka, mengapa tidak dilakukan peninjauan sebelum dilangsungkan perkawinan. Jika perkawinan sudah dilangsungkan, maka cara yang paling baik dan terpuji adalah peliharalah rumah tangga itu. Khususnya apabila kehidupan rumah tangga perempuan menjadi hancur bisa menimbulkan keprihatinan terhadap keluarganya, terhadap Jemaat dan juga terhadap diri saya sendiri.

Jadi, jika masalah suka dan tidak suka menjadi alasan bagi laki-laki maupun perempuan, maka untuk itu harus ada standar yang menentukan, yakni keadaan agamanya. Saya tidak mengatakan supaya jangan memperhatikan kepada kufu (كُفُوْ) atau keserasian. Sebab kufu juga tidak kurang pentingnya. Bahkan untuk kufu harus diutamakan tentang agamanya. Sebagaimana Hadhrat Rasulullahsaw. telah bersabda bahwa perkawinan yang paling baik demi menyusun keluarga yang beberkat adalah perkawinan yang mengutamakan melihat keadaan agamanya. Perkara paling penting dalam menyusun keluarga ialah harus dipikirkan bagaimana caranya membentuk keluarga itu agar dapat berlangsung untuk selamanya. Saya nasihatkan kepada anak-anak perempuan juga supaya mereka maju dalam keimanan dan mempertingkatkan keruhanian mereka supaya jangan sampai ada tuduhan dari suami: “Orang ini tidak tahu agama, saya tidak bisa hidup bersama dengannya.”

Jika seorang perempuan tahu banyak tentang agama dan mempunyai keruhanian tinggi tentu ia mempunyai kemampuan untuk mengatasi rumah tangganya dan tentu ia mempunyai hubungan erat dengan Allahswt. sehingga berkat adanya hubungan yang erat itu Allahswt. menurunkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka. Dan Allahswt. menjauhkan setiap kesulitan yang dihadapi mereka.

Sebelumnya sudah saya bahwa problem rumah tangga seperti ini sangat penting sekali untuk diperhatikan oleh Jemaat di seluruh dunia khususnya oleh Jemaat di Amerika. Saya tidak tahu sebelumnya apakah kesalahan yang menimbulkan masalah itu bersumber dari pihak lelaki ataupun dari pihak perempuan. Bisa saja timbul dari kedua belah pihak. Akan tetapi problem yang nampak dihadapan kita jelas sekali menunjukkan bahwa kesalahan itu timbul dari kebanyakan pihak lelaki beserta keluarga mereka. Kadangkala anak-anakpun ikut dilibatkan didalamnya untuk menambah susah pihak isterinya. Padahal Allahswt. di dalam Al Qur’an dengan jelas mengatakan bahwa, Janganlah menjadikan anak untuk menyusahkan bapaknya ataupun menyusahkan ibunya. Bukan hanya sampai disitu, kadangkala untuk menyusahkan hati pihak perempuan anak-anakpun dirampas dari isterinya. Dan apabila saya melakukan penyelidikan terhadapnya, maka iapun menuliskan keadaan yang tidak sebenarnya, didalamnya dicampuri perkataan dusta. Jika ia melaporkan keadaan dengan dusta untuk menipu saya, maka sesungguhnya Allahswt. tidak bisa ditipu oleh siapapun. Tuhan adalah ‘Alimul Ghaib. Hal itu semua terjadi disebabkan kurangnya takwa pada diri mereka. Dan didalam problem semacam itu kebanyakan telah terjadi disebabkan oleh kesalahan kedua ibu-bapak mereka juga. Hampir di setiap tempat terjadi kesalahan seperti itu. Sebagaimana telah saya katakan bahwa kasus semacam ini semakin meningkat jumlahnya sehingga membuat saya sangat prihatin.

Seorang anggota pengurus berkata kepada saya, supaya saya berkata kepada kaum perempuan katanya: “Jemaat kita disini mempunyai pemuda-pemuda seperti itu, jika dikehendaki boleh mengambil mereka.” Maka saya katakan kepada anggota pengurus itu: “Jika seseorang datang untuk meminta keputusan maka putuskanlah secara baik-baik dan secara netral, jangan seakan-akan mendesak laki-laki atau mendesak perempuan untuk menyetujuinya dan jangan pula melakukan sesuatu yang berlebihan terhadap siapapun.”

Menurut pendapat saya, kesalahan terletak pada pihak para pemuda kita. Mereka terlalu berprasangka buruk terhadap pihak perempuan, bahwa mereka tidak mau memperbaiki diri dan tidak pula bisa diperbaiki. Bukan hanya sebatas itu, mereka-pun berprasangka buruk terhadap Allahswt.. Seolah-olah Allahswt. tidak mempunyai kekuatan untuk memperbaiki mereka (kaum perempuan). Saya melihat kenyataan, didalam menghadapi banyak problem dan berbagai macam karakter hanya dapat dilakukan dengan nasihat dan do’a sehingga semuanya telah terjadi perobahan. Oleh sebab itu, bagaimana saya bisa mengatakan kepada anak-anak perempuan kita bahwa problem mereka tidak dapat dipecahkan atau tidak dapat diselesaikan, kemudian saya katakan kepada mereka, bersabarlah kalian menghadapi tindakan sewenang-wenang suami kalian! Atau saya umumkan tentang prilaku kaum lelaki, bahwa mereka sudah tidak dapat diperbaiki lagi! Padahal setelah datang kesini saya bertemu dengan kaum lelaki maupun kaum perempuan, setelah saya melihat keikhlasan mereka itu, saya tidak merasa yakin atas laporan yang dibuat oleh pengurus disini. Saya melihat para pemuda kita disini sangat mukhlis. Jika ada beberapa orang anak-anak muda kita yang melakukan perbuatan yang melampaui batas, maka setelah mendengar pengumuman ini mereka tidak akan berbuat dengan bebas. Dan sayapun akan mengatakan kepada mereka apakah kalian dengan meninggalkan takwa akan mengikuti langkah perbuatan mereka seperti itu? Jadi para anggota pengurus juga janganlah memiliki pandangan secara sepintas lalu tentang mereka, tugas kewajiban yang telah dianugrahkan oleh Allahswt. hendaklah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dan kepada para pemuda serta pemudi Jemaat juga saya katakan bahwa mereka harus memeriksa keadaan diri masing-masing dan berusaha untuk memperbaiki diri kemudian berusahalah untuk menciptakan suasana yang indah dan nyaman didalam masyarakat sehingga dunia ini menjadi sebuah surga bagi tempat tinggal kalian. Jadilah manusia yang berhati lembut, beramal baiklah selalu dan rajinlah menunaikan ibadah kepada Allahswt., sebab perkara itu semua adalah asas untuk mencapai takwa. Jika setiap orang Ahmadi paham kepada pentingnya semua perkara itu tentu di dunia ini akan terjadi sebuah revolusi yang sesungguhnya yang harus kita ciptakan sepanjang hidup kita. Akan tetapi ingatlah selalu, bahwa usaha sepenuhnya ke arah itu sangat diperlukan sekali. Kita sangat dituntut untuk mengamalkan semua perkara-perkara yang baik yang telah diajarkan oleh Allahswt. kepada kita.

Semoga Allahswt. memberi taufik kepada semua peserta Jalsah Salanah ini untuk menjadi orang-orang yang sentiasa mengadakan reformasi pada diri masing-masing dan menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh mampu mencapai martabat seperti yang telah disebutkan diwaktu menyatakan bai’at kepada Hadhrat Masih Allahswt. Untuk maksud-maksud itu semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita semua, Amin.

(Alih Bahasa dari Urdu Audio oleh Hasan Basri)

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.