Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih al-Khaamis (ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz) pada 16 November 2018 (Nubuwwah 1397 Hijriyah Syamsiyah/08 Rabi’ul Awwal 1440 Hijriyah Qamariyah) di Masjid Baitul Futuh, Morden UK (Britania raya)
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ.
(آمين)
Karena pada khotbah jumah lalu disampaikan perihal pengumuman tahun baru Tahrik Jadid, sehingga saya tidak dapat meyampaikan perihal kisah perjalanan saya ke USA (United States of Amerika atau Amerika Serikat) dan Guatemala. Atas karunia Allah Ta’ala, kedua perjalanan tersebut memberikan kesan yang sangat positif. Dengan saya saksikan dan mengetahui secara langsung, banyak sekali hal yang dapat saya ketahui perihal jalinan dengan sesama Jemaat (internal Jemaat), kalangan luar (eksternal Jemaat) dan pengaturan dalam Jemaat. Tiga manfaat besar diantaranya adalah dapat melakukan rabtah (jalinan kontak) dengan kalangan terpelajar dan tokoh di negeri tersebut melalui acara-acara seperti peresmian masjid, resepsi dan lain-lain. Kedua, dengan perantaraan media, dapat memperkenalkan Islam, Ahmadiyah dan ajaran yang sejati kepada orang-orang. Ketiga, tercipta jalinan pribadi dengan para Ahmadi yang mana hal itu semakin menambah keimanan, ketulusan dan juga terjalin kecintaan dan persaudaraan.
Dengan pertemuan, melihat dan mendengar secara langsung antara para Ahmadi dengan Khalifah menyebabkan perubahan yang luar biasa, juga terciptanya jalinan emosi sehingga dapat berkomunikasi secara langsung dengan mereka dalam khotbah-khotbah berdasarkan kondisi negeri masing-masing. Selama kunjungan ke Amerika, dengan karunia Allah Ta’ala mendapatkan taufik untuk meresmikan tiga buah masjid. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memakmurkan masjid-mesjid tersebut dengan jamaahnya dan semakin meningkatkan ketaatan dan ketulusan para anggata Jemaatnya. Kemanapun saya melakukan kunjungan, di Philadelphia, Houston lalu Washington, anak-anak, pemuda, para wanita, pria di Jemaat tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya dilingkungan masjid.
Orang tua anak dan kerabat menulis surat kepada saya menyatakan, “Berkat kunjungan Hudhur, anak-anak pun selalu memaksa kami untuk segera pergi ke masjid. Ada pernyataan satu jalinan antara mereka dengan Khilafat dan setelah sampai di masjid pun, mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di masjid.”
Saat ini jumlah para Ahmadi Pakistan yang mengambil suaka atau mengungsi ke sana pun banyak dan telah melewati masa masa sulit, mereka datang melalui Malaysia, Thailand, Srilangka dan Nepal. Mulaqat dengan mereka pun terkadang menimbulkan suasana yang penuh haru, bahkan sebagian dari antara mereka diliputi keharuan yang sangat dalam. Semoga dimanapun mereka mendapatkan kemudahan, di tempat tersebut senantiasa diberikan kesadaran bahwa mereka harus mendahulukan agama diatas dunia dan tidak larut dalam gemerlap duniawi.
Berkenaan dengan kunjungan kemarin, saya ingin sampaikan hal lain bahwa pada umumnya para negarawan, kalangan terpelajar dan masyarakat awam Amerika bersedia mendengar dan menyukai hal-hal yang baik. Ajaran Islam yang hakiki belum sampai dengan baik kepada mereka. Orang-orang yang telah mengetahui hal ini dan terjalin rabtah dengan Jemaat, memiliki kesan yang sangat baik mengenai Islam. Untuk itu tugas kitalah untuk mnyampaikan pesan hakiki Islam di Amerika dan dunia dengan gigih dan benar.
Pesan Islam yang hakiki selain dapat membuka mata para non Muslim dan menjelaskan keindahan Islam dan ajaran penuh kedamaian, juga menimbulkan rasa percaya diri di kalangan umat Muslim yang bukan Ahmadi. Mereka menjadi tahu apa Islam hakiki. Maka dari itu, tidak perlu untuk merasa minder. Hal seperti ini sering dialami begitu juga di amerika yakni Umat Islam non Ahmadi ketika mendengarkan berkenaan dengan ajaran islam yang indah dari kita, timbul rasa percaya diri dalam diri mereka bahwa tidak perlu untuk merasa minder dalam bentuk apapun yang mengenainya telah beliau nyatakan bahkan Islamlah yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan dunia. Islam jugalah yang merupakan sarana tegaknya kedamaian dan keselamatan. Ajaran Islam jugalah yang dapat membimbing kepada solusi atas permasalahan ekonomi dan sosial.
Beberapa tamu Muslim ghair Ahmadi yang hadir dalam acara-acara kita mengutarakan, “Metode yang Anda tempuh dalam menampilkan keindahan ajaran Islam merupakan cara yang hakiki.”
Setelah mendengar penyampaian tersebut, para non Muslim merasa heran dan menyatakan kesan-kesannya yakni jika memang yang disampaikan ini merupakan ajaran Islam, maka sudah pasti, nampaknya inilah ajaran yang akan berhasil. Akan saya sampaikan sebagian kesan-kesan para tamu.
Pada acara peresmian masjid Baitul Afiyat di Philadelphia, Yth. Dright Evans, anggota kongres Amerika, dalam untaian kalimat yang baik beliau menuturkan: “Saya tengah menyambut Anda (Hudhur) di kota besar ini, kota ini merupakan kota kecintaan layaknya bersaudara. Atas nama Philadelphia dan pemerintah saya ingin sampaikan kepada sebuah komunitas Muslim bahwa kami ucapkan selamat datang pada pesan perdamaian yang Anda bawa. Dalam beberapa tahun terakhir muncul suara-suara penentangan terhadap Islam dari sebagian penduduk Amerika. Namun saya ingin sampaikan kepada Anda bahwa mayoritas penduduk di sini mengucapkan selamat datang kepada Anda. Kami menyertai Anda menentang kebencian, fanatisme dan kekerasan.”
Beliau menuturkan: “Pidato yang Anda sampaikan berkenaan dengan penegakan kedamaian, sangatlah indah. Sayangnya kami di amerika saat ini tengah melewati masa masa suram, untuk itu pesan dalam pidato Anda sangat luar biasa. Dari ini terbukti bahwa komunitas Islam berperan penting tidak hanya di amerika bahkan bagi dunia juga. Kami menghendaki harapan baru dan kedamaian di masa yang akan datang. Ini mengandung satu nilai yang penting kaitannya dngan kebebasan beragama di Philadelphia. Satu hal yang populer berkenaan dengan Philadelphia adalah pada zaman dahulu telah dibuat suatu perjanjian oleh berbagai agama demi tegaknya kebebasan beragama. Hal itu mengadung satu keistimewaan dan tempat ini akan terbukti sebagai tempat yang luar biasa bagi masjid Anda.”
Kemudian hadir juga walikota setempat dan beberapa pejabat negara lainnya. Bpk. Walikota, John Kenny menuturkan, “Dari sejarah kota Philadelphia dapat diketahui bahwa kebebasan beragama termasuk prinsip dasar kota ini. Kota ini dibangun dengan pondasi tersebut. Memang kita berasal dari bangsa dan keturunan berbeda, namun kota ini akan mengucapkan selamat datang kepada siapa pun. Untuk itu kita harus bekerja bersama memperlakukan satu sama lain dengan penuh hormat. Kabarkanlah kepada dunia bahwa kita dapat hidup bersama dengan rukun dan menyelesaikan permasalahan kita dan juga anak keturunan kita.”
Ajaran ini pada hakikatnya merupakan ajaran Islam yang diserap oleh mereka namun dilupakan oleh umat Islam pada umumnya.
Dalam acara tersebut hadir juga seorang hakim bernama Harry Shart, mengatakan: “Saya mengenal Jemaat sudah 25 tahun dan sering sekali mengadakan diskusi dalam acara dinner seputar berbagai masalah.”
Setelah pidato ketua Jemaat dan saya (Hudhur), beliau mengatakan, “Pidato tersebut merupakan pesan kecintaan, keharmonisan dan solidaritas. Menurut hemat saya, jika ini dipahami, maka kondisi kita akan lebih baik lagi.”
Seorang warga negara Amerika keturunan Afrika mengatakan: “Tengah diperlukan keberadaan masjid di sini, dan sekarang telah menjadi center yang sangat baik. Untuk memperbaiki suatu lingkungan dibutuhkan waktu 10 tahun, namun saya menyaksikan hal itu terjadi dalam dua tahun yang membuktikan bahwa jika ada semangat, maka dapat diupayakan dengan bekerja sama.
Beliau menuturkan: “Pidato yang disampaikan tadi sangat menakjubkan yang mana setiap uraian sangat menyentuh hati.” Tamu ini Muslim ghair (dari kalangan bukan) Ahmadi. Seorang wanita Amerika keturunan Afrika. Beliau mengatakan: “Saya mendapatkan banyak pelajaran dari pidato baru baru saja, saya harap kita dapat menjadikannya sebagai bagian hidup kita. Jika kita mengamalkan nasihat tersebut, pasti kita akan berada di atas Sirathal mustaqim.”
Beliau pun Muslim bukan Ahmadi.
Kemudian seorang wanita Ibu Haniyah mengatakan: “Pidato yang Anda sampaikan dapat menghilangkan kesalah fahaman yang disebarkan dalam menentang Islam. Saya merasa bahagia karena di sini telah berdiri pusat umat Muslim. Tedapat fanatisme di kalangan masyarakat dalam menentang Islam, hal itu sama sekali keliru. Pidato yang Anda sampaikan sangat kokoh. Saya berharap pesan ini dapat menyebar seluas mungkin dan sehingga masayarakat Amerika dapat mengenal hakikat islam.”
Hadir juga seorang anggota DPRD (parlemen level state atau negara bagian) dalam acara resepsi peresmian mesjid, beliau menuturkan, “Pesan perdamaian yang Anda sampaikan sangatlah penting, khususnya dalam kondisi saat ini, pesan ini lebih besar lagi nilainya. Bagi saya merupakan suatu kehormatan untuk dapat hadir di sini. Saya melihat sendiri perkembangan pembangunan masjid ini Pembangunan masjid ini menyebabkan turunnya keberkatan bagi daerah setempat. Pesan yang Anda sampaikan tadi bahwa Anda akan mengedepankan solidaritas terhadap tetangga yang membutuhkan bantuan, menurut hemat saya tidak hanya Philadelphia saja yang memerlukan nasihat ini, seluruh Amerika pun demikian adanya.”
Seorang wanita berkebangsaan Palestina hadir juga, menuturkan: “Pidato yang Anda sampaikan sangat penting. Saya berasal dari kampung kecil di Palestina. Ajaran hakiki yang saya pelajari sejak kecil, pada hari ini saya rasakan langsung dalam pidato Anda. Inilah Islam yang hakiki. Dari firqah manapun latar belakang kita, kita wajib untuk bekerja sama. Anda telah mewakili seluruh komunitas Muslim dalam corak yang hakiki.”
Ini merupakan pemikiran orang-orang yang berfitrat baik, semoga umat Muslim lainnya pun memahami bahwa Jemaat Ahmadiyah-lah yang pada hakikatnya tengah tampil sebagai duta Islam.
Seorang wanita berprofesi guru mengatakan, “Pesan perdamaian yang Anda sampaikan sangat luar biasa. Meskipun saya seorang Kristen Katolik, namun saya sepakat dengan setiap untaian kata yang Anda sampaikan tadi. Saya katakan dengan yakin bahwa Islam memberikan pesan perdamaian, Islam mengajarkan pengkhidmatan kemanusiaan.”
Seorang dosen yang mewakili rektor sebuah Universitas menuturkan: “Harapan baik yang Anda sampaikan bagi penduduk kota ini, kaitannya tidaklah dengan sekarang bahkan dengan masa yang akan datang. Satu hal yang daya lihat dari Anda adalah Anda tidak hanya menyampaikan perihal kondisi masa ini melainkan pandangan Anda tertuju untuk masa yang akan datang.”
Beliau mengutarakan pujian terhadap pidato saya (Hudhur) dalam uraian kalimatnya yang indah. Beliau mengatakan, “Anda telah menanam benih di sini, saat ini adalah tugas kami untuk merawatnya, menumbuhkannya dan merubahnya menjadi pohon persaudaraan dan kecintaan yang kokoh.”
Seorang wanita menyampaikan kesannya mengatakan: “Anda (Hudhur) mengatakan, ‘Kami akan menyeka air mata Anda.’ Berapa banyak orang yang dapat mengungkapkan itu? Sangat mengagumkan. Saya tidak dapat menahan rasa haru. Untuk menyampaikan pesan tidaklah mesti melalui pidato yang berapi-api, Anda telah menyampaikannya dengan penuh cinta dan kasih sayang.”
Saya (Hudhur) telah mengatakan, “Kami setiap saat siap untuk menolong orang-orang miskin. Jika ada yang sedang dalam penderitaan, kami siap hadir untuk menyeka air mata Anda.”
Seorang Imam bukan Ahmadiyah hadir dalam acara tersebut, mengatakan, “Perkenalan saya dengan orang-orang Jemaat Ahmadiyah disebabkan terjemahan Al-Quran Karim karya orang-orang Ahmadiyah.”
Imam ini menyimpan terjemahan Quran karya Maulwi Muhammad Ali Sahib.
Beliau mengatakan, “Pesan yang Anda sampaikan sangat baik, saya sepakat seratus persen. Inilah misi dan tujuan kita. Kita semua adalah anak cucu Adam dan kita harus terus berupaya untuk meningkatkan standar hidup satu sama lain. Kita harus bersama sama menyebarkan pesan hakiki Rasulullah Saw. Semoga ini bukan hanya ucapan saja melainkan disertai dengan amalan.”
Telah diadakan peresmian masjid Baltimore juga, yang diberi nama Baitus Shamad. Bangunan ini dulunya merupakan gereja yang dibeli lalu diperbaiki dan diubah menjadi masjid. Secara kebetulan bangunan tersebut mengarah sekitar 99,9% kearah kiblat, untuk itu tidak perlu dilakukan perubahan. Karena saat itu saya belum menyampaikan data dari masjid tersebut, untuk itu akan saya sampaikan secara singkat. Masjid ini dibeli dengan dana sebesar 2 juta dollar. Di dalamnya terdapat hall terpisah untuk shalat bagi pria dan wanita yang dapat menampung 400 jamaah. Selain itu terdapat perkantoran, ruang perpustakaan, ruang kelas, dapur komersial, ruang makan dsll. Posisinya berada didekat jalan tol yang dilalui 45 ribu kendaraan setiap harinya.
Walikota Baltimore hadir pada acara resepsi tersebut, menuturkan: “Anda telah menyoroti perdamaian, inilah pesan yang diperlukan pada masa ini. Tidak hanya dikota kami saja, juga tingkat provinsi negara bahkan dunia sangat memerlukan pesan tersebut. Saya meyakini bahwa setiap kita harus mengetahui pesan tersebut. Jika kita mendengarnya maka akan mengetahui bahwa satu satunya solusi untuk permasalahan dunia adalah perdamaian dan kita akan belajar untuk saling mencintai.
Seorang dosen wanita sebuah universitas di Baltimore menyampaikan kesannya mengatakan: “Meskipun ada perbedaan diantara kita, namun banyak juga sisi persamaannya, pesan yang disampaikan sangat luar biasa yang dengan perantaraannya kita dapat menciptakan perubahan penting dalam masyarakat. Kita harus bekerja bersama sama, saling menghargai. Pesan ini sangat penting sekali bagi negeri Amerika. Sebagai warga negara Amerika kita tidak hanya harus berusaha untuk diri kita bahkan untuk anak cucu kita juga. Semuanya hendaknya berderap maju beriringan. Saya sangat terkesan dengan pesan yang luar biasa tadi.”
Kemudian, di sini telah hadir beberapa perwakilan daerah dari distrik 48, beliau (dosen wanita itu) mengatakan: “Saya sangat terkesan mendengar pidato tersebut khususnya dalam situasi terdapat rasa takut kepada umat Muslim di masyarakat. Di negeri ini terdapat beragam ras keturunan. Dalam kondisi seperti itu saya sangat bahagia karena Anda telah menekankan kepada tanggung jawab kami. Anda telah menyampaikan untuk mencintai semua orang dan tidak membenci siapapun. Inilah point point yang kami harapkan. Baltimore perlu untuk meraih standar tinggi dalam kecintaan, kedamaian dan keadilan.”
Hadir juga suami beliau dalam acara itu, yang mengatakan, “Istri saya mengatakan bahwa pidato tersebut mengandung pesan penting bagi kita. Seberapa besar usaha kita dalam dialog untuk menciptakan perbaikan di masyarakat, pengaruhnya tidak akan lebih besar dari apa yang telah terjadi di sini di tengah keberadaan Imam Jemaat Ahmadiyah dan komunitas Muslim Jemaat Ahmadiyah tidak hanya berperan penting di sini bahkan di USA juga.”
Seorang pendeta hadir juga menyatakan, “Saya sepakat dengan setiap uraian pidato Anda, karena saya sering berkunjung ke masjid Ahmadiya di Baltimore dan saya sapat katakan dengan yakin bahwa apapun yang Anda sampaikan, saya melihat terjadinya kekisruhan dan keributan sejak beberapa tahun lalu di masjid masjid lain. Mesjid Jemaat Ahmadiyah terbuka untuk seluruh komunitas, saya pun beberapa kali telah menghadiri ibadah jumat sehingga saya menyaksikan sendiri praktek nyata dari apa yang disampaikan dalam pidato dan saya sangat bahagia mendengarnya. Di sini berkumpul penganut berbagai agama membicarakan perdamaian. Inilah hal hal yang diperlukan tidak hanya oleh kota ini bahkan seluruh dunia.”
Kemudian, seorang wanita menyampaikan kesannya, mengatakan: “Bagi saya pidato tersebut sangat berarti untuk kondisi pada masa ini. Di sini terdapat kesenjangan antara Muslim dan non Muslim, kulit hitam dan putih, kita harus mencari solusi untuk menghilangkan jarak dan dengan saling menghormati lah semua itu dapat terwujud. Begitu juga definisi tetangga yang Anda sampaikan dan nasihat untuk memperlakukan tetangga dengan baik, sangat luar biasa bagi saya. Setelah menyimak pidato tersebut timbul ketertarikan dalam diri saya untuk mempelajari Islam lebih jauh dan saya ucapkan terima kasih kepada Anda semua.
Seorang wakil distrik bernama Bpk. Bilal Ali, seorang Muslim menuturkan: “Pidato yang Anda sampaikan, dengungnya terdengar oleh semua orang di sini. Pesan ini sangat penting untuk menciptakan suasana saling mencintai, solidaritas, kesatuan dan kasih saying. Juga sangat berguna untuk menjauhkan keraguan terhadap Islam.
Beliau menuturkan: “Anda telah memberitahukan solusi atas banyak permasalahan tepat pada waktunya, khususnya keadaan di sini dimana menurut keterangan orang-orang sampai batas tertentu ada upaya provokasi untuk menentang umat Islam. Anda telah menyampaikan petunjuk yang baik berkenaan dengan permasalahan tersebut, pesan yang disampaikan penuh argument-argumen yang penuh hikmah untuk suasana saat ini sehingga orang yang berakal sehat tidak dapat mengingkarinya lagi. Anda telah mengajarkan solusi yang sangat mudah untuk menegakkan kedamaian di lingkungan yakni mulailah dari lingungan rumah, perlakukanlah tetangga dengan baik.
Tidak perlu bagi Anda untuk mengubah dunia, hanya saja, dengan menyintai, mengkhidmati orang-orang yang ada di sekitar Anda, maka dengan begitu akan tercipta kedamaian di seluruh lingkungan. Satu resep mudah lagi yang telah Anda ajarkan yakni Islam mengatakan serulah kepada kebenaran dan seruan kepada kebenaran yang sesungguhnya adalah menampilkan teladan Anda sendiri sedapat mungkin. Untuk menghadapi kondisi di Baltimore Jemaat Muslim Ahmadiyah telah tampil ke medan dan telah menampilkan tekad untuk memberikan peran positif di masyarakat. Ini merupakan teladan yang patut di contoh.”
Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada Jemaat di sana untuk dapat menampilkan teladannya.
Mrs. Michele sebagai minister di Respitarian Church menuturkan, “Pidato yang disampaikan sangat baik, menekankan pada kesatuan dan solidaritas. Anda juga menekankan untuk menghilangkan rasa takut menumbuhkan rasa cinta. Pesan tersebut sangat penting Anda juga telah menjelaskan tujuan dari pembangunan masjid dan itu sangat baik. Begitu juga ajaran untuk memperlakuan baik terhadap tetangga. Semua ini adalah hal baru bagi saya, hari ini saya menjadi tahu bahwa ajaran kecintaan yang terdapat dalam ajaran Kristen pun sama, namun media menyampaikan suatu hal yang berbeda mengenai Islam.”
Seorang sejarawan Doktor Fatimah menuturkan, “Agama Islam merupakan spesialisasi saya di Amerika dan andil saya cukup banyak dalam sejarah Islam di Amerika. Saya bukan pakar agama, hanya sekedar sejarawan. Anda telah menyampaikan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as) telah menghidupkan kembali Islam di masa ini. Pemikiran saya pun terarak kesana dan saya akan meningkatkan penelitian saya kea rah tersebut. Saya merasa bahagia setelah mengetahui bahwa penelitian saya tidak hanya seputar Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian (as) bahkan tulisan sabda sabda beliau juga yang dengan perantaraannya beliau segarkan kembali. Pidato Anda sangat menakjubkan. Anda tidak membatasi perlakuan baik sampai pada agama agama lain bahkan kepada individu-individu agama lain juga. Betapa indahnya pesan yang Anda utarakan bahwa kita harus bersatu tanpa membedakan warna kulit, keturunan agama untuk berbuat demi terciptanya kebaikan. Sebagai Muslim kita terkadang dipandang dengan pandangan curiga, untuk itu penjelasan mengenai ajaran Islam dari pihak seorang Muslim adalah langkah yang baik.”
Diadakan peresmian masjid di Virginia juga yang diberi nama masjid Masroor pada tanggal 3 November. Bangunan tersebut sebelumnya adalah sebuah gereja yang kita beli. Total luas lahan adalah 17.6 acre dibeli dengan harga 5 juta dollar. Untuk biaya renovasi dan lain lain, dengan tidak banyak merubah menghabiskan dana tambahan 75 ribu dollar. Bangunan inipun lebih krang mengarah ke kiblah luas bangunan adalah 22403 feet persegi. Terdapat hall terpisah untuk pria dan wanita yang didalamnya 650 jamaah dapat melakukan shalat. Selain itu terdapat 11 ruangan yang akan dimanfaatkan untuk perkantoran, perpustakaan, ruang rapat dan dapur komersial.
Seorang kandidat pejabat daerah dari kalangan Republikan Amerika, Kori Stewart menuturkan: “Pidato yang telah disampaikan sangat menarik dan penuh dengan kebaikan. Amerika dan seluruh dunia harus mendengarkan dengan seksama slogan love for all hatred for none dan mengamalkannya. Khususnya ketika kondisi dunia tidak baik, perlu untuk digaungkan kebebasan beragama, untk itu masjid ini merupakan kebanggan bagi kita semua, karena banyak sekali jasa jasa Anda terhadap negeri ini.
Seorang tamu bernama Mite Waters yang merupakan kandidat pejabat daerah dari Virginia menuturkan, “Saya telah menyimak pidato dan saya akan menelaah lebih jauh lagi dan mencari informasi dari internet dan saya pun ingin mengunjungi masjid Anda untuk mempelajari lebih lanjut mengenai Islam.”
Seorang tamu Kristen menuturkan: “Pidato yang disampaikan sesuai dengan kondisi terkini dan sangat penting. Kami telah menyimak pesan perdamaian dan sangat terkesan dan kagum.”
Delegasi dari Distrik 51 di Virginia menuturkan, “Pidato Anda sangat mengagumkan khususnya sangat baik untuk kondisi Amerika saat ini. Pesan Anda adalah pesan perdamaian, persatuan. Anda mengatakan untuk mendahulukan kepentingan orang lain diatas pribadi dan berkhidmat tanpa pamrih. Dalam suasana politik seperti ini kita sangat memerlukan pesan seperti ini. Mengutamakan orang lain diatas diri sendiri merupakan nasihat yang sangat baik dan penuh dengan keruhanian. Memperlakukan tetangga dengan baik mendahulukan ketenangan bagi orang lain adalah sesuatu yang sang luar biasa. Dalam kondisi saat ini egoism lebih diutamakan, sebaliknya Anda mengatakan untuk mengutamakan orang lain.”
Seorang tamu Alex Casey menuturkan, “Saya sangat terkesan dan bagi saya ini sangat mengharukan karena saya adalah salah seorang yang selamat dari holocaust. Pesan sangat menyentuh. Setiap uraian kata Anda sangat menyentuh perasaan saya. Pesan Anda sangat penuh dengan kebaikan yakni bagaimana kita dapat melawan kebencian. Untuk menghilangkan kebencian hanya ada satu cara yaitu berjihad untuk membangun kecintaan. Kecintaan ini hendaknya ditimbulkan dalam setiap agama. Banyak sekali contoh kecintaan, ada dalam lingkungan kita seperti program Anda saat ini. Namun apa yang kita saksikan di media saat ini adalah segelintar minoritas dan kelompok yang menyesatkan dan media menggembar gemborkannya. justru kita harus menyebarkan kecintaan.”
Beliau penuh emosional. Setelah acara beliau menjumpai saya. Sebelum ini beliau menyampaikan dengan penuh emosional dan ketika berjumpa mulai menangis menyatakan bahwa saya merasa sangat tersentuh dengan pidato tadi.
Seorang wanita Ibu Shanin, kordinator bedah di New Jersey menuturkan, “Telah dijelaskan lagi perihal keindahan ajaran Islam. Saya pun berkeyakinan jika menuduh seluruh agama disebabkan ulah segelintir orang saja merupakan ketidakadilan. Di sini di Amerika setiap harinya selalu terjadi insiden. Namun jika yang disalahkan sepenuhnya agama adalah hal yang keliru.”
Seorang tamu yang bertugas di departeman polisi sejak 40 tahun lalu menuturkan, “Pesan yang disampaikan sebetulnya adalah untuk seluruh dunia. Dalam pidato tersebut telah disampaikan nasihat berkenaan dengan kedamaian ketentraman, kecintaan, kasih saying dan hak hak sesuai dengan kebutuhan. Di sini hidup 460.000 orang yang berasal dari ras berbeda dan point terpenting pada pidato tadi adalah mengenai hak hak tetangga.”
Seorang wanita Doktor Criminologist (doktor bidang kejahatan) dan penulis juga menuturkan, “Pada hari ini saya mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan nasihat yang sangat dalam berkenaan denga kedamaian dan keadilan. Setiap orang seharusnya menciptakan suasana persatuan sesuai dengan nasihat tersebut tanpa membedakan warna kulit dan ras. Anda juga telah menampilkan wajah Islam yang hakiki yang mana kesimpulannya adalah bagaimana menciptakan lingkungan yang damal, adil dan toleran.”
Beliau menyampaikan dengan penuh emosional dan basah dengan air mata, mengatakan, “Mereka yang menampilkan kezaliman pada masa ini dan menyebarkan kekisruhan atas nama agama dalam komunitas dan negara kita, tidak ada kaitannya sedikitpun dengan agama dan setiap manusia perlu untuk mengetahui hal ini.”
Seorang wanita, Ibu Lawrence menyampaikan: “Saya berada di daerah ini sejak 30 tahun lalu dan menyaksikan perubahan di sini, baru baru ini telah terjadi penembakan dan sangat menyedihkan. Dalam kondisi demikian pesan kecintaan dan toleransi sangatlah baik. Saya sangat senang karena telah diundang di sini. Saya mendapatkan kesempatan untuk mengetahui banyak hal mengenai Jemaat Ahmadiyah Muslim di sini. Mesjid menambah keindahan daerah ini, saya tidak menganggapnya sebagai ancaman, melainkan tempat yang penuh kedamaian. Saya bukan Muslim dan datang di masjid ini. Saya disambut di sini, inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat kita. Saya ingin katakan bahwa ke depannya Anda akan mengadakan banyak acara-acara, selain umat Muslim undang jugalah orang-orang dari agamaagama lainnya.”
Seperti yang diketahui oleh kita semua bahwa selain peresmian masjid telah diresmikan juga Hospital (Rumah Sakit) Humanity First di Guatemala. Dalam acara tersebut hadir juga para pejabat pemerintah, hadir juga anggota parlemen yang pernah hadir juga pada Jalsah UK dua kali. Beliau juga datang ke airport untuk menjemput kami. Beliau menyampaikan kesan yang sangat baik berkenaan dengan RS dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Jemaat, karena Jemaat telah mendirikan RS di negeri kami dan berusaha untuk menciptakan satu kecintaan dan solidaritas di dalam komunitas. Nama beliau tidak tertulis di sini.
Bpk. Robert Keenu, wakil menteri pendidikan di Paraguay, mengatakan, “Setelah hadir pada peristiwa ini saya merasa takjub terhadap para individu sebuah Jemaat yang telah kompak mendirikan sebuah Hospital (Rumah Sakit) dan melakukan segala sesuatu untuk menolong orang yang membutuhkan. Ini merupakan bentuk kecintaan secara nyata kepada umat manusia. Jika manusia menempuh jalan kecintaan ini, akan tercipta kedamaian di dunia. Itu merupakan pengalaman baik bagi saya untuk mengenal agama Islam dari dekat. Banyak sekali pertanyaan dibenak saya mengenai Jemaat Ahmadiyah yang saya dapatkan jawabannya setelah hadir di sini. Jemaat Ahmadiyah telah berdiri di Paraguay sejak beberapa tahun lalu. Atas undangan merekalah beliau atang dari Paraguay ke acara peresmian.”
Seorang wakil menteri di Guatemala yang juga dokter wanita mengatakan, “Nasihat untuk membantu orang miskin dalam pidato tadi, saya seniri akan amalkan. Puji Syukur kepada Tuhan bahwa agama mengajarkan untuk menolong orang-orang miskin dan ini jugalah yang disampaikan oleh Khalifah.”
Seorang wartawati Guatemala menuturkan, “Point yang paling mengesankan adalah tidak ada paksaan dalam agama. Bahkan ini pun harus saling peduli satu sama lain begitu juga kita dan inilah pesan yang disampaikan oleh imam Jemaat kepada kita. Begitu juga disampaikan bahwa kita memiliki hak yang sama. Setiap orang harus mendapatkan standar kehidupan yang baik.”
Seorang wartawan surat kabar Elperodika Partandoparnita menyatakan, “Saya sangat terkesan dengan pidato yang Anda sampaikan. Begitu juga mulaqat. Saya ingin katakan bahwa Proyek Nasir Hospital (Rumah Sakit Nasir) adalah proyek yang sangat baik. Kami mengharapkan proyek proyek lainnya seperti ini.”
Seorang pejabat bank menuturkan: “Intisari dari pidato Anda adalah mencintai sesama makhluk. RS yang Anda buka di sini merupakan bukti yang nyata.”
Seorang manager Bank mengatakan, “Pidato yang disampaikan sangat indah dan mudah dicerna dan mewakili seluruh umat Muslim bahwa menolong kemanusiaan merupakan kewajiban kita semua. Yang sangat menarik adalah pada hari ini saya terkesan dengan falsafah Jemaat Ahmadiyah dan nanti saya akan mencari informasi lebih lanjut lagi.”
Di Guatemala telah dirintis penerbitan Review of Religions edisi Bahasa Spanyol. Edisi yang telah dimulai ini untuk kawasan Amerika Latin, Amerika Tengah dan lain-lain yang mana mereka ialah pengguna Bahasa Spanyol. Mereka berjumlah 400 juta jiwa. Ketika perhatian kita tertuju ke Spanyol, seorang Ahmadi mukhlis di Guatemala bernama Bpk. David, bahkan salah satu awwalin di Guatemala, mengatakan: “Anda menaruh perhatian pada negeri Spanyol untuk menyebarkan Islam di sana padahal penduduknya hanya berjumlah 40 juta, sedangkan penduduk negeri kami adalah 400 juta, belum mendapat perhatian kita.”
Setelah itu perhatian serius diarahkan ke sana, dimulailah pengiriman mahasiswa Jamiah ke sana. Sekarang dengan karunia Allah Ta’ala, Jemaat-Jemaat tengah berdiri di sana. Di sana bulletin Review of Religions dalam Bahasa Spanyol mulai dirintis.”
Telah disampaikan kesan-kesan dari non Ahmadi di Guatemala, para Ahmadi dari berbagai negeri tetangga yang berbahasa Spanyol hadir di sana pada peresmian Rumah Sakit. Untuk mulaqat dengan saya juga mereka menyampaikan kesan-kesan yang mengharukan, diantaranya yang pertama kali berjumpa dengan Khalifah. Kecintaan kepada Khilafat sangat tampak dari pandangan mata mereka.
Seorang mubayyiah baru dari Meksiko, Ibu Lairah Malde yang belum lama baiat, mengatakan: “setelah perjalanan ke Guatemala ini satu hal yang menancap kokoh dalam hati saya adalah dimanapun yang Allah Ta’ala kehendaki, saya berada di sana. Tidak ada keraguan dalam hati saya bahwa secara ruhani dan emosional daya merasa tentram dan damai. Setelah bertemu dengan saudara saudai Ahmadi keimanan menjadi segar kembali. Terlebih setelah shalat dibelakang Khalifah keimanan saya kepada Allah Ta’ala Ahmadiyah yakni Islam hakiki semakin kokoh. Saya berharap semoga saya dapat teguh diatas jalan ini. Semoga demikian adanya.
Seorang mubayyiin baru dari Meksiko, Bpk. Evan Fransisco mengatakan: “Kami telah baiat di tangan Khalifah di masjid dalam acara khusus. Itu merupakan detik yang tidak bias diuraikan dengan kata kata. Secara jasmani saya merasakan detik itu layaknya seluuh tubuh saya memanas dan keringat mengucur deras, seperti aliran listrik tengah mengalir di tubuh saya lalu aliran itu pergi dengan membawa serta seluruh dosa saya. Puji syukur yang tak terhingga ke hadirat Allah Ta’ala yang telah menganugerahkan khilafat kepada kita. Saya tahu bahwa ini merupakan langkah pertama bagi saya untuk melangkah diatas kebaikan dan akan membawa kebaikan kedalam diri saya.
Lalu, seorang Mubayyiin baru Bpk. Megal Ankhel menuturkan: “Pada hakikatnya dalam Islam Ahmadiyah tidak ada pembatas tidak juga ada jenis garis apapun yang dapat memisahkan kami. Kami semua bersaudara. Jika ada perbedaan, itu adalah Bahasa. Kami semua bersaudara. Memang yang shalat dibelakang Khalifah berasal dar 10 sampai 15 negara berbeda, namun kami satu dan shalat dibelakang satu khalifah.
Bpk. Sante Briona menuturkan: “Saya berasal dari Jemaat Meksiko, ketika saya dikabari bahwa ada kesempatan untuk pergi ke Guatemala, saya sangat bahagia. Ketika mendengar bahwa di sini saya akan berjumpa dengan khalifah, kebahagiaan saya tidak terhingga. Setelah mulaqat dengan Hudhur saya sangat senang karena saya mendapatkan kesempatan cukup lama dengan Hudhur. Belum lama saya baiat di Meksiko city. Baiat diatas tangan merupakan peristiwa hidup yang tidak dapat saya utarakan dengan kata kata. Mengatakan: sambal menyeka air mata saya berkata bahwa ini merupakan hari yang paling indah daam hidup saya.
Seorang Mubayyiah baru dari Honduras bernama Ibu Rozah Dilmi menuturkan, “Ini merupakan kali pertama bagi saya ke luar negeri dan terpaksa menempuh perjalanan yang cukup panjang. Perjalanan dari Honduras kemari adalah 16 jam. Meskipun selama perjalanan kami merasakan penderitaan, namun seketika masuk ke masjid dan melihat Khalifah, seketika itu juga hilang perasaan menderita selama perjalanan. Mendapatkan kesempatan untuk berjumpa dengan para Ahmadi yang baik dan tercinta yang memperlakukan saya seperti keluarganya sendiri. Seorang wanita dari Amerika mengatakan kepada saya bahwa saya seperti putri beliau. Bagi saya yang terindah dalam perjalanan ini adalah mulaqat dengan Khalifah. Secara pribadi saya tidak mengatakan apa apa karena saya merasa tengah berada di dunia lain, saya ingin supaya saya duduk dan memandangi Hudhur terus dan mendengarkan ucapan Hudhur. Itu merupakan pengalaman yang tidak dapat diuraikan. Selama perjalanan ini pengetahuan saya tentang Jemaat semakin bertambah. Kami pun mendapatkan kesempatan untuk membaca Nazm.”
Bpk. Edwin Armando dari Honduras mengatakan, “Hal paling indah selama perjalanan adalah mendapatkan kemuliaan untuk mulaqat dengan Hudhur. Saya mendapat jawaban dari setiap pertanyaan yang saya pertanyakan.”
Mubayyin baru dari Equador mengatakan, “Dalam keberadaan Khalifah saya mendapatkan khazanah yang tidak ternilai. Di dalam hati saya menyatu semua perasaan bahagia, kedamaian dan keruhanian. Saya merasakan ketentraman. Selama baiat, ketika Hadhrat Khalifah meletakkan tangan beberkat di tangan saya, itu merupakan satu kemuliaan yang tidak pernah saya alami sebelumnya.”
Seorang mubayyiah baru satu tahun baiat dari Equador menuturkan, “Perjalanan Guatemala bagi saya dan anak saya sangat membahagiakan. Ketika kami pertama kali melihat Khalifah, merupakan waktu yang khas bagi kami karena dengan itu timbul kedamaian, kecintaan dan kesabaran dalam diri. Ketika anak saya memeluk Khalifatul Masih saat mulaqat, kami sangat bahagia dan kami menganggapnya sebagai keberuntungan dan keberkatan. Perjalanan pulang ke Equador nanti akan sangat menyedihkan bagi kami karena kami akan merindukan saudara Ahmadi dan Khalifah. Kami berharap semoga dapat berjumpa lagi.”
Kemudian seorang mubayi’in baru dari Guatemala, Bpk. Sulaiman Roda mengatakan, “Kedatangan Khalifatul Masih ke Guatemala merupakan suatu kebahagiaan bagi kami. Merupakan karunia Allah Ta’ala bagi Jema’at kami beliau bisa datang ke sini. Ketika kami mengetahui beliau akan datang ke Guatemala, kami merasa senang yang tiada terhingga. Tercipta suatu penguatan kerohanian di dalam diri saya, dan tidak diragukan lagi bahwa saat ini saya merasakan banyak perubahan di dalam diri saya.”
Kemudian seorang mubayyin baru dari Guatemala, Ibu Lisa Panto mengatakan, “Saya bersyukur kepada Allah Ta’ala bahwa Khalifatul Masih datang ke Guatemala. Ini merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan bagi saya. Dan bagi saya ini merupakan suatu pengalaman yang luar biasa. Hati saya diliputi kebahagiaan.
Kemudian, seorang yang juga dari Guatemala, Bpk. Dominiti Awl mengatakan, “Saya berasal dari Jemaat Kibon. Dan dengan kedatangan Khalifah ke sini saya mendapati diri saya merasa sangat bersemangat dari segi keimanan dan kerohanian. Saya merasa sangat senang. Saya mendapatkan kesempatan untuk melewatkan waktu bersama-sama dengan Khalifah.” Rupanya beliau belum lama menjadi Ahmadi. Dengan penuh keharuan beliau mengatakan kepada saya, “Di daerah kami banyak orang-orang yang miskin, suatu daerah yang sangat jauh, tepat di perbatasan, dan jalan aspal pun tidak ada di sana. Doakanlah supaya kaum kami, yakni orang-orang yang tinggal di daerah tersebut pun bisa menjadi Muslim Ahmadi, dan karunia Allah Ta’ala serta nikmat yang telah saya dapatkan ini pun sampai kepada kaum saya.” Dan dengan penuh keharuan beliau memohon doa semoga Jemaat bisa tersebar juga di sana.
Kemudian Ibu Tezza Martiza, yang juga berasal dari Guatemala mengatakan,”Sebelumnya saya hanya melihat Khalifah dari foto-foto, sekarang saya mendapatkan kesempatan untuk melihat dari dekat, duduk bersama dan saya merasakan perubahan yang besar di dalam diri saya.”
Kemudian Ibu Claudia mengatakan “Saya merasa sangat senang. Saya menganggap diri saya amat beruntung. Allah Ta’ala telah memberikan karunia-Nya kepada saya. Saya kehabisan kata-kata untuk menjelaskan apa yang saya rasakan.” Dan beliau memohon doa untuk kemajuan dalam keimanan dan keikhlasan.
Kemudian dari Chiapas Meksiko, Ibu Khadijah mengatakan, “Saya bersyukur kepada Allah Ta’ala bahwa saya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Khalifatul Masih. Kami memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kami. Kecintaan saya kepada Islam meningkat. Dengan melakukan baiat keimanan saya dihidupkan kembali, dan saya memohon doa semoga saya dan seluruh anggota Jemaat di Chiapas meningkat dalam keimanan dan ma’rifat.
Ibu Yasmine Gomad mengatakan, “Kenangan yang sangat indah dan pengalaman yang sangat indah, dan perasaan saya sedemikian rupa sehingga saya menangis karena bahagia. Saya tidak dapat menjelaskannya. Saya mendapatkan kesempatan untuk menjadikan hidup saya lebih baik lagi setelah mulaqat ini.”
Kemudian Ibu Tsurayya Gomez mengatakan, “Saya merasakan keharuan yang keluar dari kedalaman hati saya. Dan ini adalah suatu pengalaman yang sangat luar biasa. Semoga Allah Ta’ala meningkatkan saya dalam keimanan dan keikhlasan.”
Seorang mubayi’in baru dari Meksiko, Bpk. Fuyuz Khusus mengatakan, “Menjalin hubungan dengan Jemaat adalah suatu hadiah yang besar. Saya beruntung bahwa Allah Ta’ala telah mendengar doa-doa saya. Dulu saya berada dalam kegelapan, Allah Ta’ala telah membawa saya dan keluarga saya menuju pada cahaya. Dan saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan perubahan dalam kehidupan saya. Dan kemudian saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan ibadah dan lain sebagainya dan saya mendapatkan jawaban-jawaban yang sangat memuaskan.”
Ibu Laili Latif juga mengatakan, “Sebelumnya saya mengenal Khalifah melalui TV, sekarang saya bisa bertemu, maka keharuan dan perasaannya pun berbeda.
Seorang perempuan dari Panama. Bukan perempuan, seorang laki-laki. Bpk. Hayley Dorough yang datang bersama dengan istri dan anak perempuannya. Beliau mengatakan, “Pada hari ketika mulaqat saya merasa sangat bahagia, saya tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata.” Dan beliau menzahirkan kecintaan dan keikhlasan yang besar.
Ada seorang delegasi yang datang dari Belize, bernama Ibu Golda Martina, mengatakan, “Ini adalah suatu kesempatan yang sangat menarik dan berberkat. Saya sangat terharu dan saya akan selalu mengingat perjalanan Ini.”
Kemudian seorang anggota lainnya bernama Nicolo Yalis mengatakan, “Mulaqat yang sangat mengharukan dan dan saya pun diundang untuk datang pada Jalsah UK. Hazrat Khalifah sangat senang dengan saya. Seorang anggota Lajnah lainnya bernama Ibu Valentina mengatakan, “Sebuah kesempatan yang sangat menyenangkan, saya melakukan mulaqat dan mendapatkan ketentraman dalam hati.”
Seorang anak perempuan berusia 13-14 tahun mengatakan, “Sebelumnya saya merasa takut akan mengatakan suatu hal yang tidak berkenan di hadapan Khalifah yang akan membuat saya malu, tapi mulaqat berlangsung dengan sangat baik.” Mereka sangat menghormati khilafat. Kemudian anak-anak perempuan itu membacakan Nazam “He daste qiblah numaa”.
Demikian juga banyak perempuan dan laki-laki lainnya yang datang dari berbagai Negara menuju Guatemala dan mereka menempuh perjalanan yang sangat lama. Mereka semua menyatakan keikhlasan dan kesetiaan yang dalam. Semoga Allah Ta’ala senantiasa meningkatkan semuanya dalam keikhlasan dan kesetiaan, dan menjadikan mereka para Ahmadi yang hakiki.
Mengenai liputan dari Tim media USA. Dengan karunia Allah Ta’ala tim media USA bekerja dengan baik dan mereka mempunyai koneksi-koneksi yang baik. Meskipun sekarang ini ada sedikit perubahan di dalam tim tersebut, namun tim yang sebelumnya telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Di Amerika melalui TV pesan ini sampai kepada lebih dari 2.869.000 orang. Dan melalui radio pesan ini sampai kepada lebih dari 5.398.000 orang. Dengan perantaraan Digital form, Website dan media sosial, pesan ini sampai kepada 2.000.000 orang. Berita-berita yang muncul di dalam surat kabar-surat kabar mengenai lawatan saya, di antaranya ada 45 artikel. Diantaranya ada surat kabar yang diakui seperti Baltimore Sun, Philadelpia Inquirer, Religion News dan Houston Chronicle. Melalui media-media tersebut, menurut perkiraan mereka pesan ini telah sampai kepada lebih dari 10.000.000 orang.
Di Guatemala pun liputan dari media baik. Surat kabar nasional Guatemala Prensa Libre yang penyebarannya setiap hari 130.000 eksemplar dan dibaca oleh lebih dari 4.000.000 orang. Pada tanggal 24 Oktober di halaman pertamanya mereka mempublikasikan foto Nasir Hospital dan reportase mengenai acara peresmiannya. Seorang kolumnis di surat kabar nasional juga menulis sebuah artikel mengenai Nasir Hospital. Dalam surat kabar nasional Empiri Gaddu juga diterbitkan. TV nasional Guatemala juga memberitakan mengenai saya dan menyiarkan juga pengenalan mengenai Nasir Hospital. Terdapat juga reportase-reportase dari channel-channel radio nasional. Berdasarkan perkiraan, dengan perantaraan media cetak berbagai negara di Amerika Latin dan surat kabar-surat kabar serta channel-channel TV, pesan Islam mengenai pembukaan Nasir Hospital telah sampai kepada kurang lebih 32.000.000 orang. Selain itu melalui media sosial Twitter, Instagram dan Youtube berita ini telah sampai kepada 2.300.000 orang. Dengan karunia Allah Ta’ala lawatan ini sangat sukses dan penuh keberkatan. Semoga Allah Ta’ala memberikan buah-buahnya yang positif di masa yang akan datang. [aamiin]
Setelah shalat saya akan memimpin satu shalat jenazah ghaib, Almarhum Mr. Savadogo Ismael, dari Burkina Faso. Pada tanggal 14 November beliau keluar dari rumah untuk shalat subuh. Di perjalanan beliau terjatuh dikarenakan terkena serangan jantung. Beliau dibawa ke rumah sakit terdekat namun tidak terselamatkan. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun.
Beliau lahir pada bulan Mei 1964. Pada tahun 1994 beliau menerima Ahmadiyah dan beliau selalu berusaha untuk tinggal dekat dengan Mission House. Ketika Mission House pindah ke tempat yang baru maka beliau pun pindah rumah ke dekatnya. Beliau selalu berusaha datang ke masjid untuk mengumandangkan azan. Pada kesempatan Jalsah Salanah beliau selalu terdepan membangunkan orang-orang untuk tahajud. Beliau mengumandangkan azan dengan suara yang sangat merdu, oleh karenanya orang-orang memanggil beliau Sayyidina Bilal. Setiap tahun di bulan Ramadhan beliau melaksanakan itikaf. Sangat disiplin dalam shalat dan menasihatkan kepada orang lain mengenai hal ini. Beliau datang sebelum shalat subuh, di sana ada asrama, beliau membangunkan anak-anak laki-laki Jema’at yang tinggal di asrama tersebut, mengumandangkan azan dan selalu menjaga kebersihan mesjid.
Ketika terjadi penyerangan mesjid-mesjid di Lahore (pada 2010), dan beliau mendengar kabar mengenai pesnyahidan-pensyahidan, beliau begitu tersentuh, banyak menangis dan berkali-kali mengungkapkan keinginannya, “Seandainya saya termasuk diantara orang-orang yang syahid itu.”
Beliau senantiasa terdepan dalam pekerjaan-pekerjaan Jema’at. Pada tahun 2004 ketika saya melakukan lawatan ke sana, beliau selalu terdepan dalam tugas keamanan. Suatu kali pada saat berlangsung suatu pertemuan di sana beliau diberi tugas. Ketika saya berpidato, beliau pingsan dan terjatuh. Mungkin belum makan atau minum apapun atau dikarenakan terus-terusan berdiri. Dikarenakan peristiwa itu dan selalu berkenaan dengan peristiwa itu beliau selalu menulis surat, “Saya-lah yang jatuh pada waktu itu.” Seorang yang sangat mukhlis dan pecinta sejati khilafat dan Ahmadiyah.
Dari segi profesi beliau seorang Security Guard di Departemen Kehutanan. Pada saat pemakaman beliau, Commanding Officer Departemen Kehutanan dari Central Major menyampaikan dengan cara yang sangat baik mengenai pengkhidmatan beliau di hadapan semua, bahwa beliau adalah seseorang yang berdedikasi, mukhlis, saleh dan periang. Beliau melaksanakan tugas-tugasnya dengan cara yang sangat baik. Dengan karunia Allah Ta’ala beliau seorang Musi.
Diantara orang-orang yang ditinggalkan, dari istri pertama ada seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, sedangkan dari istri kedua beliau meninggalkan kenangan seorang bayi perempuan berumur satu-dua bulan. Semoga Allah Ta’ala meninggikan derajat almarhum, memberikan kepada beliau ampunan dan juga menjaga anak-anak beliau tersebut. [aamiin]
Khotbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ
وَنَعُوْذ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ –
وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ‑
عِبَادَ اللهِ! رَحِمَكُمُ اللهُ!
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذكَّرُوْنَ –
أُذكُرُوا اللهَ يَذكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Penerjemah : Mln. Mahmud Ahmad Wardi, Syahid (London, UK) dan Mln. Muhammad Hashim (Indonesia); Editor : Dildaar Ahmad Dartono (Qadian, India). Referensi proof reading (baca ulang dan komparasi naskah) : http://www.islamahmadiyya.net (bahasa Arab)