Diterbitkan 21 Maret 2016
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba menyatakan media semestinya menyoroti ajaran damai Islam yang diterapkan mayoritas Muslim.
Pada 19 Maret 2016, Pemimpin Dunia Jamaah Islam Ahmadiyah, Khalifah ke-5, Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba menyampaikan pidato utama pada Simposium Nasional Perdamaian ke-13 yang diadakan oleh Jamaah Muslim Ahmadiyah UK.
Acara berlangsung di Masjid Baitul Futuh di London dengan dihadiri para peserta sebanyak lebih dari 900 orang dari 26 negara termasuk lebih dari 500 tamu non-Ahmadi yang terdiri dari menteri-menteri negara, para duta besar, para anggota parlemen dan berbagai tokoh dan tamu lainnya.
Khalifah memberikan penghargaan kepada Hadeel Qassim, berupa Ahmadiyya Muslim Prize atas upayanya dalam perdamaian yang luar biasa, yang secara mandiri meringankan penderitaan ribuan anak-anak pengungsi yang terlantar dan tinggal di kamp-kamp berbahaya di Timur Tengah.
Selama pidato beliau, Khalifah berbicara mengenai keperluan fundamental untuk perdamaian dan keadilan di semua tingkatan masyarakat agar perdamaian murni dan abadi ditegakkan.
Beliau menyerukan media untuk menggunakan pengaruh mereka
“Menjadi kekuatan untuk kebajikan dan kekuatan untuk perdamaian.”
Dengan mempublikasikan aktivitas positif dari mayoritas Muslim di seluruh dunia sebagai perlawanan terhadap
“minoritas yang sangat kecil”
yang bertindak keji dengan mengatasnamakan Islam.
Khalifah menyatakan, tidak ada hukuman bagi yang murtad dari Islam dan Al-Qur’an adalah patokan standar bagi kebebasan beragama secara universal. Khalifah menegaskan kembali perlunya memotong jaringan suplai dan pendanaan semua kelompok teroris dan ektrimis di seluruh dunia.
Selama konferensi press sebelum Simposium Perdamaian, Khalifah menyatakan pandangan beliau bahwa Inggris harus tetap menjadi bagian Uni Eropa. Beliau mengungkapkan harapannya, kampanye “Remain” akan membuktikan keberhasilan dan tak akan ada lagi ‘Brexit’ atau ’British exit’ dari Uni Eropa.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba mengawali pidato beliau dengan refleksi fakta saat ini, di masa modern, terorisme dan ekstrimisme mengakibatkan ketakutan terhadap Islam semakin menyebar lebih luas.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba mengatakan:
“Acara ini berlangsung di saat meluasnya ketakutan terhadap Islam, disebabkan tindakan keji dan memalukan dari kelompok teroris seperti Daesh (ISIS). Misalnya, November lalu, dunia menyaksikan kengerian serangan teroris di Paris, dan selain dari itu terjadi bom bunuh diri dan serangan-serangan di berbagai negara secara hampir bersamaan.”
Meskipun demikian, Khalifah menjelaskan lebih jauh bahwa Islam yang sebenarnya adalah agama perdamaian dan jelas tindakan tak berperikemanusiaan yang dilakukan kelompok-kelompok yang menyebut diri Muslim tersebut, tidak dibenarkan dalam Islam dengan cara apapun.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba berkata:
“Pada surah awal Al-Qur’an dinyatakan bahwa Allah Ta’ala adalah Maha ‘Pemberi dan Pemelihara seluruh alam. Dia Maha Pemurah dan Maha Penyayang – Bagaimana mungkin Dia menghendaki mereka yang beriman kepada-Nya membunuh tanpa ampun, melawan dengan kekerasan atau menyakiti ciptaan-Nya dengan cara apapun? Tentu saja jawabannya hal itu tidak mungkin.”
Dimana kekejian dan kebatilan tersebar luas, Khalifah menyatakan, Islam menganjurkan dua cara untuk terwujudnya perdamian dan reformasi.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba berkata:
“Lebih baik lagi apabila perdamaian dapat dicapai melalui dialog mutialisme, negosiasi dan diplomasi. Namun apabila ini tidak memungkinkan maka kekuatan bisa digunakan agar bisa menghentikan pelanggaran dengan tujuan menegakkan perdamaian yang berkelanjutan.”
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba berkata:
“Filosofi yang mendasari hukuman dalam Islam sangat berpandangan jauh dan cukup unik… Hukuman atau sanksi yang diperkenankan bukan berarti balas dendam atau suatu ganti rugi melainkan bertujuan untuk reformasi, rehabilitasi dan perbaikan.”
Menolak tudingan terhadap Islam, Khalifah menyatakan bahwa tidak ada hukuman bagi kemurtadan dalam Islam dan kebebasan beragama universal adalah prinsip pokok Islam.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba berkata:
“Islam mengabadikan prinsip kebebasan menjalankan agama dan kebebasan sesuai hati nurani. Keimanan selalu akan berkaitan dengan hati dan karenanya tidak akan pernah ada bentuk pemaksaan apapun dalam beragama.”
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba melanjutkan:
“Jika seorang Muslim memutuskan bahwa ia ingin meninggalkan Islam maka menurut ajaran Al-Qur’an, ia memiliki hak untuk melakukannya. Tidak ada pemerintahan, kelompok atau individu manapun memiliki hak untuk menghukumnya atau memberi sanksi kepadanya dengan cara apapun. Oleh karenanya, tudingan bahwa Islam memberi mandat menghukum yang murtad adalah seutuhnya tidak benar dan tak mendasar.”
Menghimbau media untuk menggunakan pengaruhnya sebagai kekuatan demi kebajikan dan bertindak dengan tanggungjawab, Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba bersabda:
“Tidak diragukan lagi bahwa media memainkan peranan sangat besar dalam mempengaruhi opini publik oleh karena itu media hendaknya menggunakan kekuatannya dipenuhi dengan rasa tanggung jawab – ‘Menjadi kekuatan untuk kebajikan dan kekuatan untuk perdamaian’, media semestinya menunjukkan kepada dunia apa yang direpresentasikan Islam yang sebenarnya bukan malahan fokus pada aksi-aksi keji dari minoritas yang sangat kecil.”
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba menyatakan:
“Publikasi adalah oksigen pendukung bagi kelompok-kelompok teroris atau ekstrimis.”
Khalifah berkata, media janganlah membuang waktunya mengkaitkan tindakan-tindakan brutal dan teror yang dilakukan mereka yang menyebut diri Muslim dengan ajaran-ajaran Islam, sementara media mengabaikan suara mereka yang dengan tulus berjuang menyebarkan ajaran-ajaran damai Islam.
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba berkata:
“Pada saat dunia berkonflik, kita hendaknya mengingat prinsip mendasar yakni lebih baik semua bentuk kejahatan dan kekejian ditekan dan segala bentuk kebaikan dan kemanusiaan didukung. Dengan cara ini, kejahatan tidak akan tersebar lebih jauh, dan nilai-nilai kebajikan dan perdamaian akan semakin meluas dan melebar serta memperelok masyarakat kita.”
Menyinggung perang yang tengah berkecamuk di Suriah, Khalifah mengatakan, Barat seharusnya “berkeinginan membuka saluran-saluran komunikasi” dengan Pemerintah Suriah untuk meredakan keadaan buruk yang dialami rakyat Suriah.
Khalifah mengatakan, pemerintahan-pemerintahan dunia ataupun organisasi-organisasi internasional harus memprioritaskan perdamaian melebihi dan di atas keinginan perubahan rezim. Beliau menyatakan, mereka hendaknya belajar dari peristiwa tragis di Irak dan Libia, dimana kedua negara berada dalam situasi sulit dan berkonflik serta terjadi pelanggaran hukum sejak para pemimpin mereka yang berkuasa lama dipaksa dilengserkan
Sementara itu, Khalifah memperingatkan adanya bahaya perang dunia yang lain. Beliau juga menyatakan, masih ada waktu untuk mencegah malapetaka itu– jika semua pihak berkehendak untuk bertindak dengan adil dan mengesampingkan kepentingan-kepentingan pribadi.
Khalifah mengkritisi kegagalan yang tengah berlangsung dalam memutuskan jaringan suplai finansial kelompok-kelompok teroris dan kenyataannya negara-negara adidaya tertentu yang mengklaim sedang bekerja untuk perdamaian justru sedang mengekspor senjata-senjata ke Timur Tengah dan akibatnya memicu perang yang sekarang sedang terjadi di Suriah, Irak dan Yaman.
Terkait perdagangan minyak, Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba berkata:
“Saat berupaya memperoleh minyak, moralitas pun menghilang..”
Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba berkata:
“Sementara mereka mengklaim bahwa semua upaya sedang dilakukan untuk memusnahkan terorisme dan ektrimisme, namun bukti tidak menguatkan klaim mereka.”
Menutup acara, Hazrat Mirza Masroor Ahmad aba berkata:
“Saya berdoa, kita semua memainkan peranan terhormat dalam memajukan pangkal kemanusiaan dan saya berdoa, perdamaian hakiki yang berdasar pada keadilan ditegakkan di semua belahan dunia.”
Sebelum pidato utama, berbagai pemuka berbicara tentang keutamaan perdamaian dan keadaan genting dunia saat ini.
Rafiq Hayat, Presiden nasional Jamaah Islam Ahmadiyah Inggris mengatakan:
“Jamaah Islam Ahmadiyah memusatkan perhatian pada pendidikan, kegiatan kemanusiaan dan jihad perbaikan diri serta penyebarluasan perdamaian.”
Siobhain McDonagh, Anggota Parlemen dan Ketua kelompok parlemen semua partai untuk Jamaah Islam Ahmadiyah berkata:
“Jamaah Islam Ahmadiyah berkontribusi begitu besar bagi negeri ini dan keyakinan anda dalam perdamaian dan toleransi beragama adalah teladan bagi kami semua, karena anda, kami menantikan dari komunitas anda ini moto ‘love for all, hatred for none’.”
Angota Parlemen Zac Goldsmith MP dan calon walikota London mengatakan:
“Selama lebih dari seabad Jamaah Islam Ahmadiyah mengambil sikap melawan kebencian namun anda menjalankannya dengan welas asih, cinta dan bantuan nyata yang membawa semua masyarakat bersama sama.”
Lord Tariq Ahmad dari Wimbledon, Menteri Pencegahan Ektrimisme mengatakan:
“Tidak ada teladan yang lebih baik dalam memerangi ektrimisme seperti yang ditunjukkan oleh Jamaah Islam Ahmadiyah di bawah pemimpin rohani yang inspirasional, Hazrat Mirza Masroor Ahmad.”
Anggota Parlemen dan Sekretaris Pembangunan Internasional Rt Hon Justine Greening, mengatakan:
“Saya hanya ingin mengatakan begitu bangganya saya berperan mewakili Jamaah Islam Ahmadiyah di Parlemen lokal, juga saya mengatakan ini atas nama jabatan dalam pemerintahan yang saya emban, begitu istimewanya bekerja bersama Humanity First dan menyaksikan pendanaan fantastis yang dilakukan Asosiasi Pemuda Jamah Islam Ahmadiyah.”
Sebelum dan sesudah acara tersebut, Khalifah menemui secara pribadi berbagai pemuka dan tamu serta mengadakan konferensi press yang diikuti berbagai awak media.
22 Deer Park Road, London, SW19 3TL UK
Tel/Fax: (44) 020 8544 7678 Email: media@pressahmadiyya.com
Ahmadiyya Muslim Community
Press & Media Office
URL sumber: khalifaofislam.com