Siaran Pers: Intoleransi Atas Nama Agama dan Ancaman Perpecahan Bangsa


SIARAN PERS

INTOLERANSI ATAS NAMA AGAMA DAN ANCAMAN PERPECAHAN BANGSA

Ashyhadu Allaa Ilaaha Illallah Wa Ashyhadu anna Muhammadar-Rasuulullah

Bismillaahirrohmaanirroohiim

Menguatnya isu identitas atas nama agama, kecurigaan antar elemen bangsa, meningkatnya sikap kebencian terhadap yang berbeda dan memudarnya sikap toleransi antar masyarakat yang ditandai peristiwa-peristiwa penggalangan massa oleh masing-masing pihak beberapa bulan terakhir ini, seharusnya menyadarkan semua pihak bahwa pembiaran atas sikap-sikap intoleransi, ujaran kebencian, perampasan hak beragama dan politisasi agama merupakan ancaman atas kemanusiaan, perdamaian, kehidupan bermasyarakat dan persatuan bangsa.

Peristiwa upaya pembubaran kegiatan keagamaan di Sabuga – Bandung, Jawa Barat, Selasa 06 Desember 2016 adalah buah dari sikap-sikap pembiaran yang selama ini dilakukan banyak pihak, baik masyarakat yang pasif, tokoh-tokoh yang tidak tegas bersikap maupun pemerintah yang tidak optimal melakukan tindakan dini dan penegakan hukum.

Seiring dengan ungkapan simpati yang mendalam kepada saudara-saudara sebangsa dan sesama mahluk Tuhan yang tidak bisa melaksanakan acara keagamaan dengan tenang, bersama ini kami mengingatkan kembali pemerintah tentang pentingnya melakukan prioritas penanganan kebebasan beragama dan peningkatan dialog antar umat beragama yang diiringi ketegasan jaminan keamanan dan penegakan hukum  untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebagai penutup, kami mengutip pernyataan Khalifah Islam, pemimpin  Muslim Ahmadiyah di seluruh dunia, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad:

“Jika kita benar-benar menginginkan perdamaian di zaman kita, maka kita harus bertindak dengan adil. Kita harus menghargai kesetaraan dan keadilan. Seperti Rasullulah saw sabdakan dengan begitu indah, kita harus menginginkan bagi orang lain sesuatu yang kita inginkan bagi diri kita sendiri. Kita harus berusaha memenuhi hak-hak orang lain dengan semangat dan tekad yang sama saat kita berusaha memenuhi hak-hak kita sendiri. Kita harus memperluas cakrawala kita dan melihat apa yang tepat bagi dunia, bukan hanya apa yang tepat bagi kita. Ini adalah sarana terwujudnya perdamaian di zaman kita.”

∼ Love For All, Hatred For None ∼

Jakarta, 10 Desember 2016

Yendra Budiana

Sekretaris Pers & Juru Bicara
Jemaat Ahmadiyah Indonesia

 

Email : info@ahmadiyah.id
Twiter : @AhmadiyahID

 

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.