Rasulullah Saw Percaya kepada Allah

Khotbah Jumat

Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad

Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz

8 April 2005 di Masjid Fadhl, Morden, London, UK.

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ،

 وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا

Dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara. Al-Ahzab 4.

 Firman Ilahi ini  pada dasarnya  merupakan  satu amanat  penghibur,yaitu  wahai nabi  saw ! engkau  janganlah khawatir , apapun kondisi yang terjadi jadikan pulalah para sahabahmu menjadi terhibur. Bisa jadi akan dilakukan upaya  untuk menghancurkan engkau dan Jemaatmu dalam  sekala besar, semua  suku berkumpul  berusaha untuk menyudahimu dan Jemaatmu, tetapi mereka    sedikitpun tidak akan  berhasil menghancurkan engkau. Sebelumnyapun Allah sebagai pemelihara, Dia yang terus mengeluarkan engkau dari setiap kesulitan dan musibah, untuk yang akan datangpun Dia-lah sebagai Pemelihara. Bagaimanapun  kondisi-kondisi  yang terjadi, apapun  rencana makar musuh, betapapun besar  rencana-rencana yang mereka buat,  musuh tidak akan dapat berhasil dalam upaya menghapuskan Islam. Jadi, seperti sedia kala beliau senantiasa terus bertakwa hanya kepada-Nya. Hiburan ini Tuhan berikan bukan karena –nauzubillah  –  beliau  ketakutan  atau ada kekurangan dalam ketakwaan beliau. Tetapi ini adalah untuk meningkatkan semangat para sahabah bahwa jangan sampai terfikir oleh orang yang lemah hatinya sekalipun  bahwa kita ini lemah,   bagaimana kita dapat melakukan perlawanan di hadapan kekuatan yang seperti itu; supaya   menjadi jelas juga bagi  musuh  bahwa kami bukanlah orang yang tunduk di hadapan kalian,kami  senantiasa- sebagaimana lazimnya –  hanya bertakwa kepada Tuhan yang Esa, kami juga  berkeyakinan penuh   bahwa Dia akan menjadi penolong kita/kami sebagaimana lazimnya  dan akan terus menerus memberikan pertolongan kepada  kita. Dan penuh dengan keyakinan bahwa  sebagaimana dahulu, kini pun  musuh  akan terus gagal. Keinginan mereka untuk  menimpakan kerugian pada beliau dan Islam tidak akan pernah menjadi sempurna.

          Jadi, sebagaimana saya telah katakan bahwa beliau dari sebelumnya sedemikian rupa yakinnya  kepada Tuhan sehingga itu merupakan keyakinan  yang tiada  batas. Pada saat para sahabah beliau dalam keadaan sangat lemah beliau pun telah menegakkan standar ketakwaan yang tinggi dan untuk  melawan musuh mereka tidak dapat mengangkat tangan. Pada saat itupun beliau memperlihatkan contoh ketakwaan yang tinggi ketika beliau seorang diri   dan beliau biasa pergi sendirian  ke kota lain untuk menyampaikan amanat Allah. Beliau pada saat itupun sepenuhnya berserah diri,yakin dan tawakkal pada Tuhan bahwa kemenangan itu akan   berada di pihak saya. Beliau senantiasa   sesuai dengan firman Ilahi  inilah suara yang beliau kumandangkan

 قُلْ هُوَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ مَتَابِ

Katakanlah olehmu, Dia adalah Tuhan-ku tidak ada sekutu bagi-Nya,   hanya kepada-Nya-lah  aku bertawakkal dan hanya kepada Dia-lah aku tuduk dengan kerendahan hati “. Ar-Ra’d .31. Jadi ini merupakan  kesaksian Al-Quran akan ketakwaan  beliau. Allah tengah  memerintahkan kepada beliau untuk mengumumkannya  bahwa Saya yang mengetahui akan keadaan hatimu memerintahkan kepadamu  umumkanlah  bahwa engkau  senantiasa bertawakkal kepada-Ku. Kemudian di dalam kitab-kitab sebelumnya juga disebutkan akan   ketinggian sifat –sifat  beliau yang dimana di dalamnya terdapat  sifat takwa.

          Berkaitan dengan itu tertera dalam  sebuah riwayat yang bersumber  dari Hadhrat Atha bin Yasar   bahwa saya  berjumpa dengan  Abdullah bin Umar bin Ash r.a. Saya berkata padanya:Beritahukanlah kepada saya berkaitan dengan sifat Rasulullah saw yang disebutkan di dalam Taurat. Beliau bersabda: Demi Allah ! Beliau di dalam Taurat disifatkan dengan sejumlah sifat –sifat  yang dimana  di dalam Al-Quran pun  beliau dinyatakan bersifat  dengan  sifat itu. Kemudian dibacakan ayat Al-Quran bahwa:

 يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا– Hai Nabi , sesungguhnya kami telah mengutusmu sebagai  saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan dan sebagai pelindung bagi orang-orang Ummi Engkau adalah nabi-Ku dan Rasul-Ku. Al-Ahzab 46

سميتك المتوكل  –sammaitukal mutawakkil –  Saya telah memberikan nama  mutawakkil kepada Engkau. Ini merupakan  kesaksian Taurat. Beliau  senatiasa menjadi orang  yang bertakwa  kepada Tuhan.  Selanjutnya riwayat itu  demikian bahwa beliau tidak  kasar  dan tidak pula keras hati dan tidak pula  merupakan orang yang suka rebut/gaduh  di lorong-lorong dan bukanlah  merupakan orang yang menjawab keburukan dengan keburukan. Sebaliknya, beliau  merupakan orang yang memaafkan  dan Allah sama sekali tidak akan mewafatkan beliau selama  Allah belum  meluruskan kaum yang bengkok menjadi lurus  dan orang-orang mulai mengatakan –          لا اله الا الله-laailaahaillallah dengan perantaran beliau yang tuli  menjadi mendengar dan  tirai hati menjadi terbuka. Bukhari kitabul buyu’ bab karahiyatushahaf fissuq

           Jadi, inilah manusia bertakwa  yang namanya ratusan ribuan tahun sebelumnya Allah telah namakan mutawakkil(Orang yang bertawakkal). Beliau saw sendiri tidak hanya menunjukkan contoh ketakwaan yang tinggi  bahkan di kalangan orang yang beriman kepada beliau dan di kalangan ummat beliau pun   beliau berupaya menciptakan sifat ini. Contoh-contoh ketakwaan yang didapatkan di dalam kehidupan beliau  dari itu  ada beberapa contoh  saya akan sajikan.

          Tetapi sebelumnya saya akan beritahukan secara singkat bahwa apa  yang dimaksud dengan tawakkal  ?  Apakah duduk berhadap-hadapan saling berpegangan  tangan.? (saat Baiat lalu) Tidak melakukan aktifitas apapun ? Dan hanya mengatakan kami duduk  dan Allah akan memenuhi segala keperluan kami. Ini bukanlah merupakan takwa. Bahkan dengan mengerahkan segenap sarana,dengan menggunakannya  lalu bergantung pada Tuhan dan tunduk setia kepadanya, inilah tawakkal.

           Berkaitan dengan definisinya Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda demikian  sbb:

          “Tawakkal ialah mengumpulkan segala  sarana yang Allah telah tetapkan untuk meraih sesuatu baru  kemudian  memanjatkan doa   bahwa wahai  Tuhan Engkau-lah yang akan memperbaiki akhirnya. Beratus-ratus mala petaka  dan  ribuan musibah yang dapat meluluhlanktakkan dan menghancurleburkan sarana-sarana itu. Sambil melindungi kami dari upaya makar jadikanlah kami dapat meraih ke suksesan dan  dapat mencapai  tujuan kami  yang sejati”. Al-Hakam jilid 7 tgl 24 Maret 1903 hlm 10

           Inilah cara Rasulullah saw, kapan saja tiba  saat yang sulit   yang karenanya  hati beliau menjadi resah /cemas   maka setelah melakukan upaya-upaya  lahiriah,setelah menggunakan sarana-sarana lahiriah, beliau lalu menyerahkan masaalahnya kepada Allah.

          Sebagaimana Ibnu Abbas meriwayatkan  bahwa pada saat gelisah                          beliau biasa bersabda bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dia adalah Rabb,Rabb istana yang Maha besar. Tidak ada Tuhan kecuali Allah,Dia adalah  Rabb langit dan bumi, Dia adalah Rabb  kerajaan yang luhur.Yakni  Dialah pemilik segala sesuatu,Dialah Rabb-nya,  karena itu hendaknya kepadanyalah segala sesuatunya  bergantung. Sebagaimana kita melihat  bahwa pada pristiwa-pristiwa besar dan  berbahaya pun  seperti itulah beliau bertawakkal sebagaimana seolah-olah  tidak ada apa-apa sama sekali. Dari diri  sendiri beliau saw menggunakan sarana-sarana lalu  sesudahnya  menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan.

          Perhatikanlah  peristiwa tatkala beliau  sendiri,beliau  keluar untuk menyampaikan tabligh kepada  pemuka-pemuka Taif  yang telah melakukan kezaliman yang yang tidak mengenal batas. Beliau kembali, kendati di Mekah tidak ada gambaran untuk dapat  masuk ke kota Mekah. Seorang khadim ada bersama  beliau dan   dalam keadaan bingung  kini apa yang akan terjadi ?  Tetapi beliau sepenuhnya bertawakkal kepada Tuhan beliau. Nah, dalam menceritakannya  khadim beliau  Hadhrat Zaid bin Haris ini meriwayatkan  bahwa tatkala saya menanyakan kepada Rasululah saw  bahwa ya Rasulullah saw   bagaimana Tuan akan dapat masuk ke Mekah sedangkan mereka telah mengeluarkan Tuan. Disinipun tidak ada jalan dan disanapun tidakada jalan. Betapa Rasulullah saw  memberikan jawaban dengan  ketawakkalan yang sedemikian luhur. Bahwa wahai Zaid ! Kamu akan melihat bahwa Tuhan pasti akan memberikan jalan  dan akan  menjadi penolong agama-Nya. Maka nabi saw mengirimkan pesan kepada para pemuka Quraisy supaya  menyiapkan sarana masuk beliau ke  Mekah  di bawah perlindungan mereka. Semua pemuka-pemuka mengingkarinya. Pada akhirnya  seorang pemuka yang berfirtah baik , Muth’am bin Adi  menyampaikan pengumuman agar beliau memasuki Mekah di bawah di bawah perlindungannya (Ibni Saad). Jadi sesuai dengan tradisi,  beliau telah melakukan upaya, tetapi ketawakkalan beliau adalah  kepada Tuhan beliau  dan  sebelum upaya itu beliau yakin  bahwa saya  pasti akan  masuk.

          Kemudian perhatikanlah  keluhuran  ketawakkalan   dan keyakinan  beliau,yakni  Allah dalam pekerjaan baik pasti akan memberikan pertolongan karena itu sambil bertawakkal dalam setiap pekerjaan baik   hendaknya harus berupaya melaksanakannya sehingga kepada pemuka  Quraisy yang paling menentang, beliau pergi padanya  untuk memintakan  haknya seorang supaya  dikembalikan. Sebagaimana mengenai peristiwa itu disebutkan demikian:

          ” Pada suatu saat seorang bernama Raasyah datang menjual unta ke Mekah dan Abu Jahal membeli beberapa unta darinya. Tetapi setelah mengambil  untanya   dia mulai ingkar membayar harga unta itu  atau membuat berbagai alasan-alasan. Maka orang  yang hanya sendirian di Mekah,sebagai seorang musafir, tidak ada teman, sahabat dan penolong menjadi sangat sedih  dan sampai beberapa hari dia terus mengejar/mengemis pada  Abu jahal dan sampai beberapa hari dia seperti pengemis terus mengikuti Abu jahal dan terus mendesaknya. Tetapi setiap saat dia mendapat jawaban  dengan berbagai macam alasan dari Abu Jahal, akhirnya pada suatu hari dia pergi dimana pemuka-pemuka  Quraisy  duduk-duduk dan kemudian dia mulai menyeru mereka,  wahai para pemuka Quraisy yang mulia,   diatara kalian ada seorang yang bernama Abulhakam. Dia menahan bayaran harga unta saya. Dengan penuh ucapan terima kasih tolonglah  saya untuk mengambil  bayaran unta saya itu. Terfikir oleh seorang Qurais untuk mlakukan  sebuah makar terhadap orang itu. Dia dengan nada bergurau berkata  bahwa ada seorang yang bernama Muhammad (saw) bin Abdullah  dia yang bisa menyuruh mengembalikan bayaran unta kamu itu. Menurutnya jika  dia pergi kepada Rasulullah saw   maka beliau saw dalam keadaan bagaimanapun akan  menolak. Dan apabila  beliau menolak untuk memintakan uangnya   maka pertama orang-orang itu akan mempunyai peluang untuk mentertawakan beliau,kedua, orang-orang yang datang dari luar akan dapat mengetahui  status beliau. Walhasil ketika Arasyah sampai di sana, dia hadir di hadapan Rasulullah saw. Dia menerangkan maksudnya  bahwa saya ini sedang  mengambil uang dari Abu Jahal. Orang-orang Quraisy juga mengirim seorang untuk mengikuti orang itu  bahwa lihatlah nanti apa yang akan terjadi.  Singkatnya tatkala dia memperdengarkan  akan ceritanya dan  menyebutkannya  bahwa Abulhakan menahan uang saya  dan saya juga diberitahukan bahwa Tuanlah yang dapat menyuruh mengembalikan uang saya. Orang itu mendesak beliau dengan sangat  bahwa suruhlah mengembalikan uang saya. Beliau berdiri dengan segera  dan  berkata marilah, saya jalan bersamamu. Dia datang ke rumah Abu Jahal dan mengetok pintu menyuruhnya keluar. Dia datang keluar maka begitu melihat wajah beliau Abu Jahal serta merta menjadi heran dan sedih. Beliau berkata bahwa kamu tadinya harus memberikan orang ini uangnya, kini berikanlah  uangnya.  Dia menjawab, tunggulah  Muhammad, saya akan datang membawa  uangnya. Orang yang melihat mengatakan bahwa pada saat itu wajah Abu Jahal sama sekali menjadi pucat pasi ketakutan. Maka dia masuk ke dalam rumah  mengambil uang bayar unta  orang itu dan pada saat itulah dia mengembalikan uangnya. Dan diapun sambil mengucapkan terima kasih kepada Rasulullah dia pergi dari sana. Kemudian dia pergi kembali ke Majlis tempat pertemuan  Quraisy  dan mengucapkan terima kasih kepada mereka bahwa kalian telah memberitahukan kepada saya orang yang tepat   yang karenannya  saya mendapatkan uang saya. Atas hal itu semua pemuka-pemuka yang duduk disana  menjadi sangat menyesal keheranan. Kemudian  tatkala    orang yang dikirimkan mengikuti di belakang datang ,mereka menanyakan  padanya bahwa apa yang telah terjadi. Dia memperdengarkan semua kisahnya dan semua orang menjadi heran. Tidak lama kemudian Abu Jahal pun  datang  di majlis itu. Maka begitu melihatnya orang-orang bertanya  bahwa apa yang kamu telah lakukan ini,kenapa kamu  begitu cepat masuk ke dalam lalu segera mengembalikan uangnya . Kamu sedemikian rupa takutnya kepada Muhammad (saw). Dia menjawab: Demi Allah, ketika saya melihat Muhammad ada di pintu saya  maka nampak seolah-olah ada unta  mabuk  yang penuh  amarah berdiri bersamanya  dan saya menyangka bahwa jika saya sedikit saja membuat-buat alasan maka unta itu akan mengunyah  saya. Bahawalah sirat khaataamunnabiyyin  hal 162-163 assiratunnabawiyyah sirat ibni hisyam hlm 281 zeeri amrul araasyi  alladzi baa’a abaa jahl  iblaahu

          Jadi perhatikanlah, sebagaimana saya telah katakan, orang-orang kafir mengatakan itu dengan niat  bahwa beliau tadinya pasti akan mengingkari itu  dan itu akan menjadi penyebab beliau terhina  dan  di kalangan orang-orang luar nama beliau menjadi tercemar. Tetapi beliau sepenuhnya yakin pada Tuhan beliau .Karena itu beliau segera berdiri  dan berjalan bersama. Beliau tidak melihat bahwa Abu jahal seorang pemuka besar Quraisy   dan betapa kerasnya dia sebagai penentang. Kemudian  pasti jelas ada pemikiran orang-orang kafir bahwa jika beliau pergi sekalipun maka  Abu Jahal akan bersikap keras terhadap  beliau  dan pada waktu itu di hadapan orang itu status beliau akan menjadi jelas.Tetapi Allah sesuai dengan janji-Nya  akibat dari ketawakkalan itu begaimana Dia sendiri yang telah mengaturnya  sehingga dia menjadi terpaksa memberikan bayaran. Dia telah menciptakan kondisi sedemikian rupa   yang mana  nampak padanya unta yang sedemikian rupa mengerikan  sehingga dia dengan segera pergi  lalu  membayar semua uang.

          Perhatikanlah pada saat Hijrah  keyakinan beliau kepada janji-janji Tuhan dan  akibat ketawakkalan beliau kepada Allah beliau keluar dari kepungan musuh dari hadapan musuh-musuh  itu sendiri  dan corak rasa takut apapun  tidak lahir di dalam diri  beliau. Peristiwa ini diterangkan demikian  bahwa pemuka-pemuka  Quraisy dari berbagai suku  berkumpul di sekeliling rumah beliau  dan  mengepung rumah beliau. Rasulullah saw sambil menyebut nama Allah  keluar dari rumah beliau  padahal semua pemuka-pemuka Quraisy dan para kepala suku berkumpul di depan rumah beliau. Di benak mereka  tidak pernah  dapat terlintas fikiran bahwa beliau akan keluar   dan Allah pada saat itu juga sedikit telah membuat tutupan di mata mereka sehingga mereka berfikir  bahwa kondisi seperti ini mana berani dia  keluar dari depan kita. Walhasil dengan menempatkan Hadhrat Ali di tempat tidur beliau, beliau keluar dari sana. Kemudian  sungguh merupakan adanya ketawakkalan dan keyakinnan yang sedemikian dalam  sehingga  beliau berkata kepada Hadhrat Ali bahwa  kamu jangan khawatir, berbaringlah  di tempat tidur saya ini,  untukmu ada jaminaan Allah bahwa kamu sama sekali tidak akan ditimpa oleh musibah apapun.

          Ketika  saat beliau  bersama Abu Bakar siddik di Gua Tur  maka sampai disana nampak kepada kita   betapa tingginya contoh standar ketakwaan yang ada dalam diri beliau   sehingga  tatkala musuh telah mengetahui dari rumah  bahwa beliau telah pergi. Dan   di tempat tidur beliau yang tidur adalah Hadhrat Ali maka pada saat itu mereka menjadi sangat cemas lagi gusar    lalu mereka  pergi ke rumah Hadhrat Abu Bakar Siddik  dan  disana mereka memperlakukan perempuan dengan sikap  keras    dan melakukan  kekerasan terhadap mereka. Dan ketika orang-orang ini sampai benar-benar  di dekat gua  dan sedemikian rupa dekatnya dengan goa sehingga kaki merekapun kelihatan serta suara mereka pun menjadi terdengar  dan mendengar suara ini Hadhrat Abu Bakar siddik  menjadi sedih dan cemas. Tetapi disinipun nampak juga  akan keagungan ketawakalan beliau. Beliau bersabda kepada Hadhrat Abu Bakar siddik, لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا    –      Janganlah bersedih hati , sesungguhnya Allah beserta kita Ataubah  40 . Kemudian beliau bersabda: Wahai Abu Bakar, bagaimana pandanganmu  menganai dua orang yang  ketiganya  adalah  Allah.   Di dalam riwayat lain  tertera juga demikian  bahwa Hadhrat Abu Bakar siddik berkata, ya Rasululah saw, saya tidak takut akan diri saya sebab  jika saya taerbunuh maka saya akan mati sendirian,  tetapi, nauzubillah ,jika Tuan yang terbunuh  maka  seolah-olah semua ummat itu menjadi lenyap . Maka Rasulullah saw bersabda padanya:” jangan khawatir, Allah beserta kita.

          Kemudian tatkala sesudah tiga hari keluar dari goa dan  mulai melakukan perjalanan menuju  ke Madinah  maka pada saat itupun nampak  satu lagi contoh keagungan  ketawakkalan yang luar biasa.  Hadhrat Abu Bakar Siddik r.a melihat seorang tengah  datamg mendekati mereka sambil merlarikan kudanya di belakang mereka. Atas kejadian itu kemudian kembali Hadhrat Abu Bakar  mengatakan dengan ketakutan,  Ya Rasulullah, ada yang sedang mengejar kita. Beliau bersabda, janganlah khawatir  Allah bersama kita. Betapa tingginya ketakwaan beliau kepada Allah. Beliau yakin dengan  adanya rasa  penuh tawakkal pada Tuhan  bahwa kita ini keluar demi untuk-Nya, keluar sesuai dengan perintah-Nya  karena itu  Dia sendiri yang akan melindungi kita.

Sesuai dengan itu Suraqah sendiri yang menerangkan akan peristiwa itu  bahwa saya keluar untuk mengejar mereka  dan ketika saya telah dekat  maka kuda terpleset  dan saya terjatuh di tanah. Kemudian saya membidikkan anak  panah untuk melihat nasib maka perkiraan nasib itu  keluar bertentangan dengan pengenjaran itu. Akan tetapi oleh sebab  adanya rasa rakus, yakni  orang-orang kafir telah mengumumkan bahwa barangsiapa yang  membawa Rasulullah saw    akan mendapatkan 100 unta. Jadi  keinginan  terhadap hadiah  100  100 unta itulah yang memaksakannya  sehingga  dia tidak  percaya  akan panah undiannya lalu   melakukan pengejaran.  Namun  kudanya terpleset lalu  terjatuh. Dia meneruskan ceritanya bahwa saya begitu dekat dengan Rasulullah saw  yang pada saat  itu tengah membaca Al-Quran  dan terdengar oleh saya suara  beliau yang tengah  membaca Al-Quran. Dan tatkala  kondisi sedang berlangsung  Hadhrat Abu Bakar r.a terus berkali-kali melihat ke belakang   namun  Rasulullah saw  sama sekali tidak melihat ke belakang. Beliau sepenuhnya berserah diri,yakin  dan  sepenuhnya bertawakkal kepada Tuhannya bahwa Dia yang akan melindunginya. Oleh karena itu beliau sama sekali tidak merasakan bahwa harus  melihat ke belakang. Singkatnya  tatkala beliau mengeluarkan  panah undiannya  maka yang keluar adalah yang bertentangan dengan apa yang dilakukannya. Kemudian dia meninggalkan untuk melakukan pengejaran. Tetapi sambil menyeru  dia   mengatakan  bahwa saya datang dengan niat itu   dan saya menganggap bahwa pengejaran saya ini adalah salah  dan saya kini tengah kembali. Namun itu adalah merupakan     permintaannya. Tetapi lihatlah, bagaimana dia  yang tadinya datang untuk melakukan penangkapan dan apa perbandingannya kini dengan  urusan perkataannya ini. Dan tatkala  telah memperdengarkan kisahnya lalu hendak bergerak meningalkan Rasulullah saw  maka dia mengambil perjanjian dari beliau saw  bahwa apabila Tuan telah memperoleh kemenangan di seluruh Arab maka perhatikanlah juga saya.  Dan takala dia mengambil catatan  tanda aman (dari Rasulullah saw) maka  dia baru kembali dengan jaminan bahwa  saya akan diperhatikan. Pada saat itu beliau saw memberikan habar suka kepada Suraqah  bahwa bagaimana keadaanmu  kelak apabila gelang Kisra akan dipakaikan di tanganmu. Suraqah menjadi sangat heran akan perkataan itu . Sesuai dengan itu, hal itupun telah sempurna di zaman Hadhrat Umar  r.a. Diambil dari Sirat Khatamannabiyyin dari Hadhrat Mirza Basyir Ahmad  dari sirat ki do kutub  siratulhalbiyyah wa syarhi mawahibulladuniyyah

Kemudian perhatikanlah,  sesudah beliau melakukan hijrah ke Madinah orang-orang kafir memaksakan   perang kepada beliau.  Maka  beliau bersama  sejumlah  sahabah dalam  jumlah yang kecil, yang   tidak lengkap persenjataannya,  seraya  bertakwakkal  kepada Allah beliau keluar menghadapi musuh yang jauh lebih besar dari segi jumlah,lebih hebat dari segi pengalaman  dan lebih lengkap dari segi persenjataan. Sebagaimana mengenai peristiwa itu disebutkan demikian bahwa pada hari terjadinya perang  Badar Rasulullah saw setelah mengatur barisan lasykar beliau    dan  memberikan petunjuk  rinci pada mereka, beliau memanjatkan doa di hadapan Allah  dan doa beliau adalah:

اللهم ان تهلك هذه  العصاية من اهل الاسلام لا تعبد فىالارض –allaahumma in tuhlik haadzhil ishaabata min ahlil Islam laa tu’bad fil ardh- Wahai Allah jika Engkau menghacurkan orang-orang Islam ini maka Engkau tidak akan disembah  di  bumi. Muslim kitabuljihad  wassair  baabul imdaad  bilmalaaikati fi gazwati Badar

 Beliau membentangkan /menengadahkan tangan beliau berkali-kali  dengan penuh rasa pilu sambil memanjatkan doa ini. Perawi mengatakan   karena sedemikian  keras dan resahnya doa  dipanjatkan  maka karenanya  badan beliau menjadi bergerak yang menjadikan selimut beliau terjatuh dari badan beliau. Hadhrat Abu Bakar maju ke depan lalu  menaikkan selimut kembali  ke pudak beliau seraya  memohon,wahai Rasul Allah, cukuplah,Tuan sudah sangat banyak  berdoa kepada Tuhan Tuan.   Allah pasti akan menyempurnakan janji yang telah Dia janjikan dengan Tuan.

Doa  ini, jeritan ini, tangis ini  bukanlah  beliau   takut bahwa tidak diketahui, apakah  Tuhan akan menolong atau tidak menolong. Jika memang kondisinya seperti itu (yakni beliau takut) maka tentu beliau tidak keluar untuk berperang membawa para sahabah dengan persenjataan yang sangat  sederhana. Doa ini juga adalah  merupakan satu sarana untuk menyerap karunia Ilahi  dan ini merupakan hal  yang sangat penting. Oleh karena itu sesudah meluruskan barisan,  kepada semuanya diberikan pengertian bagaimana cara -cara berperang, bagaimana perang dilakukan  ,dimana- dimana seorang harus berdiri mengambil posisi. Kemudian beliau memanjatkan doa di hadapan Allah  bahwa peralatan  lahiriah dan upaya yang ada,sarana-sarana  yang tersedia pada kami itu  kami telah lakukan  dan semua ini telah kami lakukan dalam keadaan  bertawakkal kepada Engkau. Karena itu wahai Tuhan ! kini sempurnakanalah pula janji-janji Engkau. Hari in demi  untuk penambahan iman para sahabah  dan untuk penambahan ketawakkalan mereka tunjukkanlah atau perlihatkanlah  pemandangan pertolongan Engkau  yang sedemikian rupa yang senantiasa mereka ingat untuk selama-lamanya.Orang-orang yang akan datang sesudahnyapun akan  senantiasa ingat.  Sejauh berkaitan dengan keyakinan pribadi beliau   itu sedemikian rupa sehingga  sebelum peperangan beliau telah memberitahukan  bahwa musuh yang  fulan di mana akan jatuh  dan si fulan cara bagaimana  akan matinya.

 Sebagaimana  tertera dalam sebuah riwayat  bahwa pada hari perang Badar, sebelum perang dimulai  Rasulullah saw menandai dengan tangan beliau sendiri sejumlah  tempat di lapangan itu seraya  bersabda  bahwa disini si fulan akan mati dan tempat jatuhnya adalah ini dan ini   tempat si fulan akan hancur dan tempat jatuhnya. Hadhrat Saad bin Ubadah mengatakan  bahwa di tempat dimana-mana Rasulullah saw memberikan tanda,  sedikitpun tidak ada yang meleset dari itu. Dan setiap kafir di tempat itulah  jatuh dan mati. Muslim kitabul jihad  wassair bab gazwah Badar

Kemudian perhatikanlah  satu lagi contoh keyakinan dan ketawakkalan beliau saw pada zat Allah. Hadhrat Jabir meriwayatkan  bahwa beliau  pergi bersama  Rasulullah dalam perjalanan missi perang. Pada saat Rasulullah saw tengah kembali dengan para sahabah saat  itu merupakan saat siang hari dan kafilah sampai disebuah lembah  dimana banyak rerimbunan pepohonan. Maka beliaupun berhenti disana. Dan   beragam orang  bertebaran mencari tempat mereka  masing-masing. Ada yang  duduk di naungan pohon atau  berbaring atau beristirehat. Beliaupun  memilih  tempat  beristirehat di bawah sebatang pohon sementara pedang beliau beliau gantungkan  di pohon. (Ini merupakan peristiwa umum yang mungkin kalian telah mendengar  tentunya)  Tidak lama kemudian seorang dusun membangunkan beliau. Orang dusun itu  berdiri di samping beliau sambil memegang sebilah pedang. Setelah  memanggil para sahabah beliau memperdengarkan pristiwa  ini bahwa lihatlah saya tadinya tertidur  dan penduduk dusun  ini datang lalu  membangunkan saya lalu  berkata: Kini beritahukanlah siapa yang akan menyelamatkan engkau dari saya. Maka  tiga kali saya mengatakan Allah, Allah, Allah . Maka  pedang terjatuh dari tangannya dan dia tidak dapat melakukan  apa-apa lagi.

          Tertera dalam sebuah riwayat lain  bahwa ketika pedang itu jatuh  maka Rasulullah saw mengangkat pedang itu lalu bersabda bahwa kini siapa yang akan menyelamatkan kamu. Maka dia menjadi sangat takut dan  meminta maaf. Kemudian  Rasulullah saw bertanya. Apakah engkau memberikan kesaksian  bahwa tidak ada sembahan selain Allah dan saya adalah Rasul Allah. Dia menjawab,  saya tidak mengimani tetapi saya berjanji dengan Tuan  bahwa untuk yang akan datang saya tidak akan berperang dengan Tuan dan saya tidak akan ikut dengan orang-orang yang berperang dengan Tuan. Singkat kata  beliau saw memaafkannya. Dan ketika dia kembali kepada orang-orangnya  maka begitu sampai disana dia mengumumkan bahwa, saya datang dari seorang  yang paling baik  di dunia. Bukahari kitabul magaazi bab gazwatu dzaaturriqa

           Kini perhatikanlah, orang yang datang untuk membunuh beliau saw tengah memohon dengan memelas untuk kebebasannya,tengah memohon supaya  dirinya dimaafkan.

Kemudian perang Ahzab yang di dalamnya terdapat saat-saat  yang merupakan  hari-hari  yang sangat  kritis bagi  orang-orang Islam. Telah diambil keputusan menghadapi musuh dengan tinggal di Madinah dan ini bukanlah  karena  adanya  rasa takut dan kurangnya ketawakkalan   bahkan  termasuk dalam   strategi perang. Dan di sekeliling Madimah  digali sebuah lubang yang mana  dengan adanya lubang itu  dapat dilakukan perlindungan  dari serangan   mendadak musuh yang dahsyat. Kondisi ekonomi orang-orang Muslim pada saat  itu  kebanyakan   miskin yang bekerja  untuk keperluan makan setiap harinya dan  kendati  adanya kesulitan semacam itu semuanya bersatu mengambil bagian dalam penggalian lubang supaya dapat diselamatkan dari serangan-serangan itu. Banyak sekali semua suku-suku Arab  tengah bersiap-siap bersatu padu  untuk melakukan penyerangan. Di dalam berbagai riwayat  jumlahnya diberitahukan berbeda-beda. Singkatnya sekurang-kurangnya jumlahnya yang diberitahukan adalah 10000 ribu prajurit. Ada yang menyebut  15 ribu ada yang memberitahukan 24 ribu prajurit. Jumlah 10000 ribu orang serupa itu  dari segi penduduk Madinah, dari segi jumlah penduduk kota kecil itu, itu  merupakan jumlah yang sangat besar. Singkatnya kendati kondisi orang-orang Islam  yang sangat memprihatinkan  dan dihimpit oleh  kemiskinan  dan kendati jumlah mereka yang sangat sedikit  mereka siap untuk melakukan perlawanan terhadap  tentara yang sedemikian besar jumlahnya. Dan ini merupakan strategi atau kebijakan   bahwa karena jumlah mereka  sedikit, maka  perlawanan dilakuklan dengan  tinggal di dalam kota Madinah. Dan ini pun merupakan karunia Allah. Allah sendiri sebelumnya  telah memberitahukan.  Iman orang-orang yang beriman juga telah menjadi kuat. Dengan melihat banyaknya musuh orang-orang Islam tidak menjadi sedih/ciut bahkan ketawakkalan Rasuullah tambah lebih meninggikan  iman dan ketawakkalan orang-orang Islam. Dan kendati mendengar akan kata-kata  musuh dan orang –orang munafik  semangat mereka tidak menjadi mundur.

          Kemudian perhatikanlah  akibat tegunya langkah  dan akibat ketawakkalan  betapa Allah  telah menanggulanginya sehingga topan dan badai telah menjadikan orang-orang kafir   ketakutan  dan berlari lari meninggalkan tempat mereka melakukan pengepungan. Dan berlaripun sedemikian rupa bercerai berai  sehinga banyak dari mereka yang meninggalkan makanan dan peralatan   yang menguntungkan untuk orang-orang Muslim. Jadi inilah akibat dari ketawakkalan.

          Pada hari-hari itulah  pada saat perang  tengah dipersiapkan dan lubang tengah digali  maka terdapat sebuah riwayat mengenai  satu contoh lagi ketakwakkalan dan mu’jizat  Rasulullah saw.

          Hadhrat Jabir mengatakan   bahwa ketika kami tengah menggali lubang   maka kami mendapatkan batu cadas yang sangat keras  maka  kami datang kepada Rasulullah saw  dan membertahukan,ya  Rasulullah !  ada sebuah batu  yang sangat keras. Beliau bersabda, saya datang. Dan kemudian beliau bangun  yang dalam keadaan mana   batu diikat di perut beliau  sebab kami telah tiga hari tidak memakan sesuatu. Rasulullah saw mengambil pangkur /beliaung  dan beliau memukul batu  itu  maka batu cadas itu menjadi berkeping-keping. Saya betanya ya Rasulullah saw, ijinkanlah saya untuk mengambil sesuatu dari rumah. Maka beliau mengijinkannya. Hadhrat Jabir datang kerumahnya lalu memberitahukan  kepada istrinya  bahwa saya telah melihat kondisi Rasulullah saw sedemikian rupa  yang dengan melihatnya itu saya tidak dapat bersabar. Apakah kamu memiliki barang makanan ? Maka dia menjawab bahwa  saya memiliki sedikit gandum dan anak kambing. Saya menyembelih anak kambing itu  dan istri saya menumbuk gandum itu  sehinga kami memasukkan daging itu di dalam periuk. Dan saya sampai kepada Rasulullah dalam keadaan  daging sudah siap saji. Saya bertanya: Ya Rasulullah saw ! di rumah kami ada makanan yang sudah siap. Hudhur datanglah kepada kami  dan bawalah satu atau dua  orang bersama Tuan. Beliau bertanya berapa banyak makanan itu  ? Saya menjelaskan akan kondisi apa adanya. Beliau menjawab bahwa itu banyak dan baik.

كثير طييب – katsiirun thayyibun. Pergilah dan beritahukanlah kepada istrimu bahwa janganlah turunkan priuk itu  dan janganlah memasak roti di tempat pembuatan selama saya belum datang. Kemudian beliau mengumumkan marilah semua. Seluruh muhajirin dan Anshar  pergi mengikuti. Dia sampai pada istrinya lalu berkata bahwa bagus sekali nasibmu/kasihan kamu Hudhur datang dengan semua sahabah beliau. Istrinya bertanya,apakah Hudhur saw  telah menanyakan kepadamu akan kondisi apa adanya  ? Dia menjawab  ya beliau saw telah menanyakan. Dan saya telah memberitahukan pada Hudhur akan semua keadaannya. Singkatnya Hudhur datang dan  bersabda kepada semua sahabahnya datanglah semua  dengan tenang  ke rumah   tetapi jangan rebut. Maka sesuai dengan itu beliau memasukkan roti dan lauk pauk lalu terus memberikan kepada semua sahabah. Sementara beliau memberikan gandum dan periuk itu tertutup. Beliau tidak membuka penutupnya. Seperti itulah beliau membagi-bagi roti sehingga semua orang makan dengan kenyang namun makanan masih tersisa. Dan kemudian beliau berkata  makananlah sendiri dan kirimkanlah juga pada orang-orang,sebab dari sejak lama orang-orang menahan lapar.Bukhari Kitabul magaazi bab gazwatul khandak.

           Jadi ini adalah akibat  ketawakkalan  beliau yang sempurna kepada Tuhanlah  yang karenannya beliau yakin  bahwa dengan berkat doa beliau mukjizah akan diperlihatkan. Sedikit lama tersedianya sarana-sarana tiba-tiba  seluruh isi kota dengan  beberapa kg gandum dan anak kambing saja mereka telah makan dengan kenyangnya. Tatkala pada beliau tersedia banyak sarana-sarana  maka beliau menggunakannya  tetapi bertakwa hanya semata-mata  kepada Allah. Dan beliau biasa berdoa kepada Allah. Disini saya  akan sampaikan beberpa misal akan doa-doa beliau.

          Hadhrat Abdullah bin Abbas meriwayatkan  bahwa Rasulullah saw apabila  beliau selesai dari shalat di malam hari maka beliau memanjatkan  doa ini: Wahai Allah, ini adalah doaku dan Engkau yang Maha Pengabul doa  dan Hai Allah ,inilah upaya saya dan bertawakkal hanya kepada Engkau. Tirmidzi kitabuddakwaat bab minhu daa allahumma inni asaluka rahmantan min indika

Kemudian diriwayatkan dari Hadhrat Ibni Abbas bahwa Rasulullah saw biasa memnjatkan doa ini:  Saya setia kepada-Mu,  beriman kepada-Mu, bertawakkal kepadamu; saya tunduk kepadamu, menghadapi musuh dengan pertolonganmu. Wahai Tuhan-Ku, Aku  berlindung pada kemuliaan Engkau,  tidak ada sembahan kecuali Engkau. Lindungilah aku  dari lehancuran. Engkau hidup selain Engkau tidak ada yang akan kekal.Bagi jin dan manusia  fana merupakan ketetapan.Muslim kitabudzikir bab atta’awwuz  min suuuil qadha  wa tarkissyiqa wa gairahu

          Kemudian tertera mengenai sebuah doa bahwa Hadhrat Jabir meriwayatkan  bahwa apabila melakukan  rukuk maka beliau memanjatkan doa ini

اللهم لك ركعت وبك امنت ولك اسلمت  وعليك توكلت انت ربى خشع سمعىوبصرى و دمى ولحمىوعظمىوعصبى لله رب العالمين

                                

          Allaahumma laka raka’tu wa bika aamantu wa laka aslamtu wa ‘alaika   tawakkaltu anta rabbii khasya’a sam’ii  wa bashari wa damii wa lahmi wa ‘azmii wa ‘ashbii  lillaahi rabbil’aalamiin”- Wahai Allah, saya telah ruku’ untuk Engkau saya telah beriman pada Engkau, saya telah Islam untuk Engkau  dan hanya kepada Engkau saya bertawakkal. Engkaulah Tuhan-ku.  Pendengaran saya, penglihatan saya. darah dan daging  dan tulang-tulang  dan organ tubuh  hanya semata-mata untuk Allah. Yang adalah Tuhan sekalian alam.annisaai kitabuttathbiiq bab nau’un aakhar

          Hadhrat Ummu Salamah r.a menerangkan  bahwa Rasulullah saw  ketika keluar dari rumah maka beliau biasa membaca

بسم الله توكلت على الله اللهم انى اعوذ بك ان اضل او اضل او ازل او ازل او اظلم او اظلم  او اجهل يجهل على

 Bismilalahi tawakkaltu ‘alallaahi allaahumma ainni aa’uudzubika  an adhillaa au udhalla au azilla au uzalla au azhlima au uzhlama au ajhala au yujhala ‘alayya –Yakni dengan nama Allah,  hanya kepada Allah-lah saya bertawakkal.  Wahai Tuhan-ku  saya berlindung kepada Engkau dari aku menjadi sesat  dan berlindung kepada Engkau  dari saya disesatkan dan dari tergelincir atau digelincirkan  Dan saya berlindung pada Engkau   bahwa saya aniaya kepada seseorang  atau ada yang aniaya tehadap diri  saya  atau dari perkara saya memperlakukan dengan kejahilan atau menyakiti mereka  atau ada yang melakukan kejahilan kepada saya.  tirmidzii kitabuddakwaat bab minhu  doa bismillahi tawakkaltu alallaahi  yakni sambil bertawakkal kepada Allah biasa beliau saw memohon doa pada Allah: yakni wahai Allah, saya bertawakal kepada Engkau  oleh karena itu lindungilah saya dari semua keburukan itu.

          Kemudian diriwayatkan dari Hadhrat Abdullah bahwa apabila waktu malam Rasulullah saw berdiri untuk melakukan shalat,  maka beliau beardoa ini: Wahai Allah, segala macam pujian adalah untuk Engkau. Engkau adalah nur langit dan bumi. Dan untuk Engkau segala macam pujian. Engkau adalah Tuhan yang menegakkan seluruh langit dan bumi. Segala pujian adalah untuk Engkau.Engkau adalah Rabb langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Engkau adalah benar dan janji Engkau-pun juga adalah benar  dan pertremuan dengan engkau juga adalah benar dan surga juga adalah benar  dan nerakapun juga adalah benar  dan Qiamat pun adalah benar.  Kemudian beliau bersabda:  Wahai Allah saya itaat kepada Engkau dan saya beriman kepada Engkau. Dan hanya kepada Engkau saya bertawakkal   dan hanya kepada Engkau saya tunduk dan demi untuk engkau saya bertengkar  dan hanya Engkaulah yang saya jadikan sebagai hakim. Maka Engkau maafkanlah saya,setiap  kesalahan yang saya lakukan  dan yang akan terjadi di masa yang akan datang  dan setiap kesalahan yang secara tersembunyi dan secara terang-terangan saya lakukan, maafkanlah   dosa yang sebelumnya saya telah lakukan  dan sesudahnya saya lakukan  dan yang saya tidak sembunyikan   dan yang saya tidak zahirkan   dan hanya Engkaulah sembahan-ku dan tidak ada sembahan selain Engkau. Tirmidzii abwaabuddakwaat  bab majaamaa yaquulu idzaa qaama minallaili

          Seolah –olah di  dalam setiap  doa beliau pasti ada penzahiran  bahwa segenap gerakan saya  dan setiap ketenteraman /ketenangan saya dan setiap pekerjaan saya  itu saya lakukan hanyalah sambil  bertawakkal kepada Engkau semata.  Dan tampa yakin dan tawakkal kepada zat Engkau  kehidupan saya tidak ada. Dan semua yang ada dalam  kebaikan   dan keuntungan saya sambil bertawakkal kepada Engkau  hanya kepada Engkau-lah saya memohon.

          Kemudian perhatikanlah  dalam masa  sakit beliau terakhir  bagaimana beliau menzahirkan ketawakkalan  beliau. Hadhrat Aisyah r.a meriwayatkan  bahwa beliau menyuruh menyimpan  saya menyimpan /menitipkan  tujuh atau delapan dinar. Di akhir sakit beliau, beliau bersabda Wahai Aisyah ! Emas yang ada pada kamu itu bagaimana itu ? Beliau menjawab bahwa itu ada pada saya. Beliau bersabda: Sedekahkanlah itu. Kemudian Hadhrat Aisyah sibuk dalam suatu pekerjaan. Kemudian beliau siuman  maka beliau menanyakan apakah  kamu telah menyedekahkannya ? Beliau menjawab belum. Kemudian beliau mengirim beliau (Hadhrat Aisyah) bahwa bawalah itu.Beliau menyuruh meminta dinar itu lalu menghitungnya sambil   meletakkan di tangan lalu bersabda bahwa apa takwanya Muhammad   pada Tuhannya apabila  saat berjumpa (dengan Tuhannya) dan  pergi dari dunia ini  dinar ini masih ada di tangan Muhammad (saw). Kemudian Hudhur menyedekahkan dinar itu. Dan pada hari itulah beliau wafat. Shahih ibnu Hibban  bab dzikru man yastahibbu lil mari an yakuuna

          Jadi beliau tidak khawatir  bahwa sesudah saya bagaimana keadaan istri dan anak saya. Beliau memiliki anak-anak ,memiliki cucu –cucu untuk mereka saya meninggalkan sesuatu. Inilah ketawakkalan beliau kepada Allah bahwa sesudah saya akibat  saya Dia-lah  juga pemelihara mereka, Dia akan terus menerus memenuhi  kewajiban-kewajiban mereka. Oleh karena itu inilah yang beliau perintahkan  bahwa apapun  yang ada di rumah  itu  sedekahkanlah segera.

          Kemudian seraya menasehatkan kepada ummat beliau bersabda. Bersumber dari Hadhrat Umar r.a  bahwa beliau mendengar dari Rasulullah saw : Jika kamu bertawakkal kepada Allah  sebagaimana seharusnya kamu  bertawakkal   maka pasti Dia akan memberikan kepadamu rezeki  sebagaimana burung-burung diberikan rezeki. Yang keluar di pagi hari dengan perut kosong  dan kemudian pada sore harinya kembali dalam keadaan perut kenyang. Ibni Majah abwwaabuzzuhud  bab attawaakul wal yakin

          Nah disini beliau menarik perhatian kita untuk bertawakkal dengan sebenar-benarnya. Hak bertwakkal pada Allah baru dalam arti sesungguhnya  akan dapat dilakukan  apabila yakin sepenuhnya pada-Nya. Mengamalkan  sepenuhnya pada semua hukum-hukum-Nya. Nah, apabila terjadi kondisi  ketakwaan itu seperti itu  maka sesuai dengan janji-Nya  Dia akan menjadi pemelihara  hamba-hamba-Nya  dan Dia memenuhi  keperluan-keperluannya.

          Kemudian tertera dalam sebuah riwayat beliau memberikan habar suka kepada ummat. Bersumber dari Hadhrat Hushen  bahwa saya berada di samping Sai’id r.a  bin Jabir r.a . bahwa  Ibnu Abbas memberitahukan kepada saya bahwa Rasulullah saw bersabda: Di hadapan saya ummat –ummat akan dibawa. Mereka bersama nabi mereka masing-masing. Bersama setiap nabi itu ada satu rombongan. Bersama seorang nabi ada sepuluh orang,bersama seorang nabi ada lima orang,bersama seorang nabi ada seorang. Kemudian saya melihat rombongan yang sangat besar.Saya mengatakan wahai Jibril ! Apakah ini ummat saya, dia menjawab   tidak,tetapi lihatlah di kaki langit sebelah sana. Jibril mengatakan bahwa ini adalah tujuh puluh ribu yang akan menjadi orang-orang yang berada  di barisan terdepan dalam ummatmu dan mereka  tidak akan dihisab dan tidak juga mereka akan diazab. Rasulullah saw bersabda: Kenapa !  Hadhrat Jibril menjawab  mereka tidak melakukan ramalan kotor/punya anggapan sial   dan tidak juga mereka menjadi tukang peniup/dukun-dukun kelnik. Dan mereka tidak mengundi nasib   dan mereka bertawakkal pada Tuhannya. Mereka inilah orang-orang yang pergi tampa hisab. Ukasyah bin Muhsyin berdiri lalu memohon  ya Rasulullah saw  ! Doakanlah untuk saya supaya Allah menjadikan saya dari antara mereka. Maka beliau bersabda: Wahai Ukasyah kamupun juga termasuk di dalamnya.

          Bukahri kitaburrifaq  bab yadkhululjannah  sab’uuna alfan  bigairi hisab

          Jadi sesuai dengan kondisi dewasa  ini  di kalangan orang-orang Muslim   umumnya didapatkan  tetapi karena adanya perlombaan orang-orang (di luar Jemaat)satu dengan yang lain, di kalangan  sejumlah orang-orang Ahmadi lahir  I’tikad jimat-jimat  kotor   yang sama sekali merupakan hal  yang salah. Dari India Pakistan  dan dari sejumlah Negara-negara Afrika juga   diterima  surat-surat yang seperti itu  yang dari itu diketahui akan kondisi orang-orang  seperti itu  yang I’tikadnya terus tumbuh berkembang ke arah yang sia-sia.  Jadi dengan mengambil pelajaran dari riwayat ini perhatikanlah bahwa hendaknya senantiasa menghindar dari itu. Sebab mereka itulah orang-orang yang bertawakkal pada Tuhan dan merupakan orang-orang yang menghindar dari keburukan-keburukan itu,yang menghindar dari mantera-mantera , mereka inilah yang meraih  keredhaan Allah. Oleh karena itu hendaknya  senantiasa berada dalam  perlindungan-Nya. Bahkan di tempat lain beliau saw bersabda:  Bahkan bersabda bahwa meyakini adanya nasib buruk sehingga perlu mantera-mantera  adalah syirik. Oleh karena itu hendaknya senantiasa bertawakkal kepada Tuhan. Jadi beliau tiga kali mengulangi hal ini  dan  bersabda  bahwa akibat dari tawakkal   maka Allah   akan menjauhkannnya. Yakni jika tawakkal itu sempurna  maka jika timbul khayalan seperti itu di dalam hati maka mungkin akibat tawakkal,  itu akan menjadi jauh.  Oleh karena itu yakin akan adanya pertanda buruk  dan mantera-mantera  itu adalah merupakan barang –barang itu hendaknya harus dihindari  sebab ini adalah sama  dengan  syirik. Betapa besarnya peringatan itu.

          Kemudian tertera dalam sebuah riwayat. Diriwayatkan dari Hadhrat Umar bin Ash bahwa Rasulullah saw bersabda: Di setiap lembah hati anak Adam ada jalan sempit(jalan diantara dua bukit). Dan bagi yang hatinya berjalan di belakang semua jalan sempit itu   maka Allah tidak akan menghiraukannya  bahwa lembah  yang mana akan menjadi penyebab kehancurannya. Dan barangsiapa yang bertakwa pada Allah   maka Allah akan menyelamatkannya dari semua jalan sempit itu.(jalan sempit diantara dua buah gunung) Ibnu Majah kitabuzzuhud babuattawakkuli

          Yakni, kerakusan terhadap  dunia, hawa nafsu, keinginan –keinginan  dan lembah-lembah kerakusan  yang  dengan mana hati menjadi penuh/tidak ada ruang kosong. Banyak sekali  yang  selain Allah telah mengepungnya. Dan bukannya bertakwa  kepada Allah, tetapi lebih banyak  rasa takut pada dunia dan rasa bergantung padanya . Bersabda bahwa Allah sama sekali tidak memperhatikan orang-orang yang seperti itu. Dan pada setiap  peluang dan pada saat terfikir  dalam hati Allah   menciptakan peluang-peluang   seperti itu sehingga    siapa hamba-Nya yang bertakwa sepenuhnya kepada-Nya  akan  menjadi selamat.

          Hadhrat Masih Mauud a.s  bersabda: Dengan mencemati peristiwa-pristiwa khatamul anbiya/majikan para nabi    hal ini menjadi sangat jelas dan mucul ke pemukaan   bahwa Rasulullah saw memiliki satu warna martabat yang sangat luhur  dan bersih batin  dan  pahlawan  demi untuk Allah dan sama sekali  memalingkan muka dari rasa takut dan berharap pada makhluk Allah  dan  hanya bertawakkal pada Allah  ” (tidak mengharapkan apa-apa dari makhluk Tuhan  bahkan hanya memiliki ketawakkalan pada Tuhan ) Yaitu dengan fana dan sibuk dalam kehendak dan keinginan  Allah dia  sama sekali tidak menghiraukan  bahwa musibah-musibah apa-apa saja yang akan menimpa diri saya akibat dari menyeru di jalan Allah. Dan dari tangan orang-orang musyrik apa-apa derita dan kesusahan yang akan harus terpaksa dihadapi. Bahkan  menjalankan hukum-hukum-Nya kendati harus memikul  segenap derita,  kesulitan-kesulitan  dan kekerasan-kekerasan. Dan dia telah memenuhi semua syarat-syarat mujahadah dan nasehat-nasehat  dan sama sekali tidak menganggap apa-apa siapapun orang –orang yang menakut-nakuti. Kami katakan dengan sebenar-benarnya bahwa satupun  tidak ada yang terbukti benar,yakni di dalam peristiwa-peristiwa para nabi semuanya yang di dalam mana terdapat tempat-tempat   dan bahaya –bahaya  dan kemudian ada seorang yang bertawakkal sedemikian rupa  yang secara  terang-terangan melarang syirik dan melarang penyembahan makhluk Allah   dan sedemikian rupa melakukan permusuhan satupun tidak ada yang terbukti  teguh dan bersabar atau istiqamah.(kecuali  Rasulullah saw) Barahin Ahmadiyah ruhani Hazain jilid I hal 111

           Yakni,ini merupakan sebuah  tantangan  bahwa seperti itu kondisi yang terjadi. Dimana bagi beliau merupakan hal yang paling bahaya,tidak terhitung permusuhan.kendati demikian beliau dengan sangat teguh dan dengan penuh keteguhan  melakukan tugas beliau  adalah akibat ketawakkalan yang ada pada diri beliau terhadap Tuhan.

          Kemudian beliau bersabda: Contoh  tabattul yang praktis adalah junjungan kita Rasulullah saw. Beliau sama sekali tidak peduli dengan pujian dan  cercaan( beliau  tidak mempedulikan pujian apapun dan tidak pula beliau menghiraukan  apakah orang  mengatakan buruk ataukah  tidak mengatakan buruk)  Berbagai macam kesulitan    beliau hadapi tetapi sedikitpun beliau tidak peduli. Tidak ada ketamakan dan kerakusan dunia yang menahan beliau  dari   pekerjaan itu yang mana  beliau datang untuk melakukannya. Selama manusia sendiri tidak menyaksikan akan kondisi itu  di dalam dirinya dan  tidak lulus dalam ujian maka janganlah sampai  tidak ada rasa  khawatir. Kemudian hal ini pun merupakan  layak untuk diingat  bahwa barangsiapa yang mutabattil (berlepas diri dari dunia) maka dialah  juga yang menjadi orang yang mutawakkil/bertakwa) “(yakni orang yang memiliki ikatan dengan Tuhan  dan tidak menganggap dunia sesuatu yang ada artinya maka dialah juga merupakan orang yang bertakwa kepada Allah)  Seolah-olah untuk menjadi orang yang mutawakkil  mutabbatil  merupakan syarat. Sebab apabila dengan  orang-orang   lain ikatan itu seperti itu   sehingga  dia bersandar pada itu  sambil bergantung pula pada baenda-bendas itu   maka sampai pada waktu itu  kapan seseorang bisa bertakwa secara murni. Apabila  dari pihak Tuhan telah memutuskan hubungan  maka dia telah memutuskan dari pihak dunia. Dan dia menyatu dengan Tuhan.( Apabila kalian menjalin hubungan dengan Tuhan  maka kalian akan mamutuskan hubungan dengan Tuhan) ” Dan ini baru bisa terjadi  apabila ketakwaan  sempurna. Sebagaimana nabi kita saw adalah mutabattil yang sempurna ,begitu pula beliau merupakan  seorang mutawakkil yang sempurna. Dan itulah sebabnya beliau sedikitpun tidak menghiraukan  orang-orang yang berpengaruh dan  sama sekali tidak menghiraukan pemuka-pemuka besar dan pemimpin-pemimpin suku-suku dan  beliau sama sekali tidak menghiraukan perlawanan mereka. Di dalam diri beliau terdapat keyakinan yang luar biasa terhadap zat Tuhan. Oleh karena itulah beban yang sedemikian besar itu beliau pikul  dan perlawanan seluruh dunia sama sekali tidak  ada hakekatnya menurut beliau. Ini merupakan tawakkal yang sangat besar yang contohnya tidak didapatkan di dunia. Sebab, di dalam ini  karena menyukai  Tuhan  dunia dijadikan sebagai penentang. Dan kondisi ini tidak akan dapat terjadi selama seorang tidak melihat Tuhan. Selama tidak ada harapan   bahwa sesudahnya pintu yang lain pasti akan terbuka. Apabila harapan ada  dan menjadi  yakin   maka kerabat dekat akan dia jadikan sebagai musuhnya ( kalau mereka melakukan permusuhan.) Sebab dia mengetahui bahwa Tuhan akan menciptakan kawan   lain. Harta benda dia akan singkirkan/kesampingkan  sebab dia  akan medapatkan yang lebih baik dari itu( Jika demi untuk Allah harta benda itu hilang maka terdapat  harapan untuk mendapatkan yang lebih baik dari itu). Singkatnya adalah  mendahulukan  keredhaan Allah adalah merupakan  tabattul  dan kemudian tabattal dan tawakkal adalah  kembaran, yakni rahasia tabattul  adalah  tawakkal dan syarat  tawakkal adalah tabattul. Inilah mazhab kami dalam urusan  ini”.  AlHakam jilid 5 no 37hlm 1-3Edisi 10 Oktober 1901

Semoga Allah menganugerahkan kita taufik untuk  berjalan sesuai dengan contoh Rasulullah saw  dan menjadi orang-orang yang senantiasa menjadi orang-orang yang senantiasa tunduk dan bertawakkal hanya kepada-Nya.

Qamaruddin Syahid

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.