Khilafah Ahmadiyah

Ringkasan Khotbah Jumat

Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad

Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz

pada 27 Mei 2016

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)

Hari ini tanggal 27 Mei. Sebagaimana setiap Ahmadi telah ketahui, sesusah kewafatan Hadhrat Masih Mau’ud ‘alaihis salaam, Kekhalifahan dimulai di dalam Jemaat Ahmadiyah ini. Sehubungan dengan itu, Jemaat pun merayakan hari ini sebagai Hari Khilafat. Kita bersyukur kepada Allah Ta’ala atas janji-Nya, atas nubuatan Nabi Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam, dan atas khabar suka yang diberikan kepada Hadhrat Masih Mau’ud as mengenai Perwujudan Kedua Kudrat-Nya. Allah telah menyelamatkan kita dari perpecahan dan mengikat kita bersama-sama. Dengan mengacu hal tersebut, kita pun berjanji untuk bersedia melaksanakan segala jenis pengorbanan demi tegak dan berlangsungnya Kekhalifahan di dalam Ahmadiyah ini.

Seratus delapan (108) tahun sejarah berdirinya Khilafat Ahmadiyah menjadi saksi hal tersebut bahwa dari generasi ke generasi, Jemaat berkorban dengan teguh lagi gigih untuk memenuhi janji tersebut. Allah Ta’ala senantiasa menganugerahkan kemampuan bagi setiap anggota Jemaat yang sekarang dan yang akan datang untuk melaksanakan janji tersebut. Insya Allah Ta’ala .

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa tujuan kedatangan beliau untuk membawa manusia lebih dekat kepada Tuhan, juga demi memenuhi segala kewajiban mereka kepada Tuhan dan kepada sesama mereka. Dalam buku ‘Risalah Al-Wasiyyat’ pun, setelah menceritakan kabar gembira berdirinya Khilafat, Hadhrat Masih Mau’ud as menjelaskan pada kita untuk menjadikan semua itu sebagai bagian dari kehidupan kita. Lalu, di tempat lain dalam buku yang sama beliau as bersabda, “Jika kalian merendahkan diri sepenuhnya di hadapan Tuhan, maka sesuai dengan kehendak Tuhan, saya katakan kepada kalian bahwa kalian akan menjadi Jemaat-Nya yang saleh. Teguhkanlah hati kalian demi keagungan Tuhan! Tunjukanlah keesaan Tuhan bukan hanya dengan ucapan namun juga perbuatan sehingga Dia memperlihatkan pada kalian kelembutan dan karunia-karunia Nya yang khas.” Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda pada kita, “Tahanlah diri kalian dari dendam. Perlakukanlah umat manusia dengan belas kasih sebenarnya. Tampilkanlah keluhuran akhlak dalam segala hal, kalian tidak akan tahu dengan jalan apa kalian akan diselamatkan.”[1]

Jika kita tetap berdiri pada Tauhid (Keesaan Allah) dan meningkatkan belas kasih kita kepada umat manusia, dan terhubung dengan Khilafat Ahmadiyah, maka kita akan melihat semua kemajuan tersebut yang Allah telah janjikan kepada Hadhrat Masih Mau’ud as. Hadhrat Masih Mau’ud as memperoleh khabar suka dari Allah dan mengatakan, “Janganlah berpikiran Dia akan menyia-nyiakan kita. Kalian adalah benih yang ditanam oleh tangan-Nya. Tuhan berfirman bahwa benih ini akan bersemi dan tumbuh serta cabang-cabangnya akan menyebar ke segala arah dan akan menjadi pohon yang besar.”

Tidak diragukan lagi, Jemaat yang didirikan oleh Hadhrat Masih Mau’ud as ini akan berderap maju. Ini janji Tuhan. Kita semua harus menelaah diri kita sendiri bahwa apakah kita telah memenuhi hak-hak Allah Ta’ala dan hak-hak manusia. Dunia sedang memperhatikan kita. Allah telah memberikan kita tanggung jawab untuk menegakan keesaan-Nya. Kita harus lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan serta membantu umat manusia untuk melakukan hal yang sama. Dan memperbaiki nilai-nilai kemanusiaan dengan dasar yang kuat.

Belum lama ini saya berkunjung ke negara-negara Skandinavia. Di sana, para wartawan dan terpelajar lainnya bertanya mengenai tujuan kita. Saya menjelaskan tujuan Khilafat Ahmadiyah dan Jemaat Ahmadiyah ini sama dengan tujuan Allah Ta’ala mengutus Hadhrat Masih Mau’ud as, yaitu berusaha sepenuhnya mengajak manusia lebih dekat kepada Tuhan dan menunaikan hak-hak manusia. Kita tidak mempunyai tujuan lain selain itu. Sebab, kita mengamati dunia ini telah melupakan Tuhan dan pengkhidmatan kepada manusia umumnya dilakukan demi meraih kepentingan sendiri. Ini yang menciptakan lebih banyak gejolak kerusuhan. Hubungan antar negara dan bangsa berantakan.

Orang-orang duniawi tidak memahami kesulitan besar ini. Mereka berpikiran tanpa kepentingan pribadi bagaimana bisa kita meraih ridha Tuhan. Mungkin mereka menyangka atas nama kasih sayang, para Ahmadi mendekati mereka atau berusaha lebih dekat dengan mereka, lalu setelah mengkonsolidasikan kekuatan, mengambil alih pemerintahan mereka. Inilah modus operandi yang mereka sangkakan pada kita. Dalam kesempatan itu, seorang profesor Studi Islam dari Universitas Stockholm juga menanyakan hal serupa. Saya menjawabnya dengan bait syair Hadhrat Masih Mau’ud as:

‘mujhko kiya mulkong se mera mulk he sab se juda

mujhko kiya taajong se mera taaj he ridhwaan yaar.’

“Apa hubunganku dengan negara-negara (pencapaian kekuasaan-kekuasaan)?, Sungguh! Negaraku berbeda dari semua negara itu! Apa hubunganku dengan mahkota-mahkota [yaitu menjadi penguasa] itu, Sungguh! mahkotaku keridhaan Tuhan.” Dan, demikianlah tujuan Khilafat Ahmadiyah dan Jemaat Ahmadiyah.

Dengan karunia Allah, selama lawatan itu, banyak wawancara dengan media. Selain resepsi peresmian masjid Mahmud di Malmo, ada dua resepsi di Denmark dan Stocholm (ibukota Swedia). Kita memaparkan mengenai Islam, Kebenaran Ajaran al-Quran, teladan Rasulullah saw, dan teladan para Khalifah Rasyidin. Banyak yang mengungkapkan secara terbuka kini telah mengetahui ajaran Islam yang sebenarnya. Seperti itulah cara orang-orang mengekspresikan diri mereka dalam pertemuan, konferensi dan simposium yang diselenggarakan oleh Jemaat hari ini atas nama Perdamaian. Artinya, di tempat-tempat yang berbeda di dunia ini, dengan satu jalan, satu topik, di barat juga di timur, di utara juga di selatan, Jemaat berusaha tanpa mengenal lelah untuk hal tersebut…semua ini disebabkan pada kenyataan mereka telah terhubung dengan Khilafat dan bekerja berdasarkan arahannya.

Sebagaimana telah saya katakan, banyak yang mengungkapkan, “Sekarang kami tekah menjadi tahu ajaran kebenaran dan dari Khalifah Jemaat Ahmadiyah, kami menjadi tahu ajaran hakiki Islam.” Demikianlah, setelah kewafatan Hadhrat Masih Mau’ud as, dilanjutkan dengan Nizam Khilafat yang bukan hanya membimbing para pengikutnya namun juga memperlihatkan teladan sejati kepada selainnya termasuk para penentang Ahmadiyah atau mereka yang takut kepada Islam. Saya menghadirkan di kesempatan ini beberapa kejadian yang memperlihatkan bagaimana mereka terkesan ketika mereka menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Jemaat.

Pada perjamuan di sebuah hotel di Denmark yang dihadiri beberapa anggota parlemen, Menteri Kebudayaan dan Agama, Walikota, Politisi, Cendikiawan dan para wakil dari kedutaan, semuanya mengungkapkan tanpa terkecuali bahwa mereka telah mengetahui Ajaran Islam yang sebenarnya.

Tn. Sten Hoffman, sseorang dosen, Denmark mengatakan sangat tentram mendengar pidato Khalifah. Ia begitu senang karena pesan seperti itu sangat diperlukan dewasa ini, dan ia berdoa semoga ucapan Khalifah benar-benar sangat dipahami di Skandinavia ini.

Sejumlah besar tamu datang dari kota Nogsko, Denmark yang diantaranya terdiri dari Walikota, Politisi, dan Cendikiawan. Bahkan, seorang anggota parlemennya berkata, “Pidato Khalifah sangat mengesankan. Saya senang ratusan ribu umat Islam tanpa rasa takut berdiri laksana mercusuar terang hanya demi membawa perdamaian ke seluruh dunia. Mereka orang-orang Ahmadiyah.”

Salah satu tamu berkata, “Setelah pidato Khalifah, seluruh orang yang duduk satu saya mengatakan bahwa mereka kini memahami Islam yang sejati. Seluruhnya mengatakan amat gembira karena Islam disajikan dengan sangat Indah. Khususnya bagi orang-orang Denmark yang tahunya Islam hanya satu sisi saja. Mereka tidak mengetahui ada banyak sekte dalam Islam yang menginginkan perdamaian.”

Seorang tamu berkata bahwa ia menganggapnya penting agar hari ini semua tamu pulang dengan pola pikir yang baru. Khususnya di Denmark, tempat gambaran tentang Rasulullah saw dibuat dengan perspektif (sudut pandang) salah. Saya katakan itu akan menciptakan kebencian, perdamaian akan terganggu, kehancuran akan terjadi dan tidak akan menghasilkan apa-apa. Mereka menerima, meski soal sketsa (gambar kartun melecehkan tentang Nabi saw) merupakan isu sensitif bagi mereka untuk dibicarakan, namun cara saya menjelaskan, mereka sukai dan memahaminya dengan sangat baik.

Seorang tamu berkata, “Setelah ceramah hari ini opini masyarakat tentang umat Islam pasti akan berubah. Saya telah memesan al-Quran untuk bisa memahami Islam lebih baik. Setelah malam itu saya menyadari amat kurang pengetahuan tentang Islam. Saya akan mempelajari al-Quran.” Sebagaimana yang saya katakan, orang-orang datang dari Nogsko dan pulang setelah selesai acara tersebut. Seorang tamu menulis, “Kami sangat bersyukur sehingga konferensi itu akan diingat sebagai pengalaman dan peristiwa yang mengesankan. Dalam perjalanan pulang ada suasana yang luar biasa di dalam kendaraan. Sepanjang perjalanan ada diskusi mengenai topik yang ada di konferensi tersebut. Setiap orang setuju bahwa mereka telah menghabiskan hari yang menyenangkan dan belajar banyak.”

Seorang wartawan meluapkan emosinya dengan mengatakan, “Saya banyak belajar. Pidato Khalifah memaksa saya untuk berpikir khususnya tentang citra Islam yang ditampilkan oleh media sangat berbeda dari kenyataannya. Saya tidak menemukan kesalahan dengan ucapan Khalifah karena semua yang beliau katakan adalah mengenai Cinta Kasih dan saling menghargai antar sesama. Khalifah mengatakan bahwa itu semua adalah kunci perdamaian. Khalifah memberitahukan kepada kita tentang bahaya perang dunia. Saya kini khawatir saat dulu beberapa orang mengatakan kita begitu dekat dengan perang dunia tersebut namun saya tidak mempercayai hal itu. Kini pandangan saya berubah dan harus memikirkan hal tersebut dengan serius. Cara Khalifah mempresentasikan hal tersebut membuat saya merenung.”

Kemudian seorang tamu wanita menyatakan perasaannya, “Ucapan Khalifah memaksa saya untuk berpikir dan mencemaskan beberapa hal, sebab Khalifah menyampaikan gambaran suram masa depan. Beliau memperingatkan kita tentang bahaya perang dan mengatakan kini masanya untuk melakukan perdamaian. Jika tidak kita akan menyesal kemudian.” Seorang wanita Denmark berkata, “Pada hari kemarin saya memiliki pandangan negatif tentang Islam, namun apa yang saya dengar hari ini adalah kebaikan dan penuh dengan pesan kecintaan. Saya mengetahui ISIS bukanlah Islam. Ajaran Islam melindungi semua rumah Ibadah. Saya bertemu dengan orang yang membuktikan bahwa media menyampaikan gambaran Islam yang salah. Saya cukup senang ada orang yang menjelaskan kepada saya makna Jihad. Saya menyukai gagasannya tentang kebebasan berbicara dan menciptakan perdamaian dunia secara seimbang.”

Kemudian seorang tamu dari Denmark berkata, “Khalifah mengutip al-Quran yang memperlihatkan kata-kata beliau bukan ucapan beliau sendiri namun berdasarkan kebenaran. Beliau katakan integrasi/persatuan bagi umat Islam dengan Barat di Barat dimungkinkan terjadi. Sebab, menurut beliau, Islam tidak bertentangan dengan nilai-nilai Barat. Perdamaian, toleransi dan saling menghormati merupakan nilai-nilai kebersamaan. Kemudian beliau mengatakan yang sebenarnya dibicarakan bahwa orang-orang Denmark takut kepada umat Islam dan perang Timur Tengah. Namun paling tidak setelah hari ini kita memahami bahwa apapun yang terjadi di sana bukan kesalahan nabi Muhammad atau agama beliau saw. Sebaliknya, ajaran beliau saw telah dipotong-potong.”

Seorang Mahasiswa mengatakan poin-poin pidato tersebut sangat jelas. Nilai-nilai Islam diungkapkan sangat terang sehingga kita semuanya harus mengikutinya. Khalifah membuat arah tujuan Jemaat Ahmadiyah begitu jelas dan membuktikan Islam adalah agama damai dengan mengutip dari al-Quran, kehidupan Rasulullah saw dan teladan dari para Khalifah beliau saw. Tamu lainnya menunjukan perasaannya dengan mengatakan, “Khalifah berbicara mengenai generasi kami dan solusi atas masalah-masalah di dalamnya dengan cara yang bermutu berdasarkan al-Quran. Paling tidak, saya kini mengetahui al-Quran menerangkan banyak sekali hal mengenai keadilan. Pemahaman saya tentang Islam telah berubah. Sebelumnya saya mengetahui Islam hanya melalui yang dikatakan media namun kini telah melihat yang sebenarnya. Khalifah mengutip sebuah ayat al-Quran yang menjelaskan pelaksanaan keadilan bahkan kepada orang-orang yang kalian tidak sukai. Saya juga suka ketika Khalifah berkata bahwa umat Islam di masa awal memperlakukan Yahudi dan Nasrani dengan kecintaan. Itu begitu menyentuh hati saya.”

Seorang wanita anggota Humanist Society mengatakan, “Orang-orang sangat sedikit mengetahui pesan perdamaian tersebut. Media hanya mengangkat hal-hal buruk dan tidak menceritakan hal yang menyejukan hati ini. Semua media di Denmark seharusnya hadir di sini hari ini dan saya kecewa dengan sikap media-media tersebut.”

Seorang wanita Denmark lainnya mengatakan, “Sebelumnya saya tidak tahu apa-apa tentang Islam. Saya senang telah belajar banyak hari ini. Khalifah adalah guru saya dari segi ini. Saya menerima Islam agama cinta damai. Saya mengharapkan orang-orang memberikan perhatian pada pesan beliau. Saya berharap mendapatkan terjemahan bahasa Denmark dari pidato Khalifah agar bisa menyerap seluruh kata-katanya, dan menyampaikannya kepada orang lain. Pesan beliau harus disebar ke seluruh pelosok Denmark dan mereka harus setuju dengan pesan dan ajaran dari beliau.

Sebelumnya saya menyangka seluruh umat Islam itu teroris namun kini saya menyesali dan malu atas pemahaman saya tersebut. Mayoritas orang Islam cinta damai namun media mencekokkan hal-hal lain ke pikiran kita. Suami saya melarang saya untuk datang ke sini karena khawatir ada serangan bom bunuh diri ke tempat ini, namun saya memaksanya agar datang karena saya penasaran, dan kini suami saya tersebut sangat bersemangat dan senang datang. Ia pun mengatakan orang yang diundang tapi tidak datang adalah bodoh.”

Seorang politikus Denmark, Tn. Kim Lofholm berkata, “Ini pertama kalinya saya berjumpa dengan Khalifah. Kesan saya saat berjumpa dengannya sungguh amat berbeda dibandingkan dengan saat berjumpa dengan orang Islam lainnya.” Dia berkata pada teman Ahmadinya, “Imam kalian menjelaskan tentang Islam tidak seperti umat Muslim Arab yang saya temui. Khalifah menerangkan Islam memberikan kebebasan kepada semua pribadi.

Dunia memerlukan untuk menyimak kata-kata Khalifah dan itu harus disebarkan ke tempat terjauh. Meski Jemaat Anda kecil namun pesannya begitu agung. Pidato beliau penuh dengan pengetahuan baru. Contohnya tentang Nabi Muhammad dan Al-Qur’an, diantaranya saya baru mengetahui Rasulullah saw mengijinkan orang-orang Kristen untuk beribadah di Masjid beliau saw, dan beliau saw menentang segala macam anti semitisme dan menzalimi mereka.”

Perwakilan Duta Besar Amerika berkata, “Khalifah menampilkan wajah Islam yang sebenarnya. Orang-orang takut Islam setelah serangan teroris di Brussel dan Paris. Tapi Khalifah menjelaskan terorisme tidak ada hubungannya dengan Islam. Saya akan menyampaikan kepada duta besar semua poin yang telah Khalifah sebutkan seperti kebebasan pribadi dan perlunya persatuan umat manusia.” Seorang guru wanita Denmark berkata, “Saya akan menceritakan semua yang saya ketahui kepada para murid saya. Saya tidak tahu Rasulullah saw memperlakukan orang-orang Yahudi dan Kristen dengan amat baik. Islam dan teroris berbeda satu dengan yang lainnya.” Tamu wanita lainnya mengatakan, “Saya mengamati pidato Khalifah. Saya lihat Khalifah juga menyimak para pembicara lainnya dengan sangat baik. Ucapan Khalifah mengenai perang dunia ketiga telah menimbulkan pemikiran baginya, dan ia sedikit gelisah namun ia mendapatkan semacam kepuasan dari pidato tersebut.”

Dalam peresmian masjid di Malmo, lebih dari 140 tamu Swedia hadir termasuk anggota parlemen, walikota Malmo, kepala polisi, perwakilan gereja Swedia, para profesor dan dari berbagai kalangan. Seorang tamu Yahudi mengatakan, “Di dunia ini pandangan negatif atas Islam tersebar luas secara merata. Saya terkejut mendengar pesan cinta kasih dan hanya cinta kasih dari seorang pemimpin umat Islam. Khalifah membuatku merasa umat Islam pun saudara kita. Perasaan kasih terhadap orang-orang Palestina meningkat di dalam lubuk hati saya, dan saya pikir bisa jadi tidak semua orang Palestina itu buruk.”

Seorang pendeta wanita yang bekerja di rumah sakit mengatakan, “Memang benar orang-orang Malmo dan Eropa takut terhadap orang-orang Islam dan Masjid-Masjid mereka, namun Khalifah menyakinkan saya tentang tujuan didirikannya Masjid dan saya berharap beliau pun berhasil meyakinkan yang lainnya. Bagian terbaik dari pidato beliau adalah umat manusia harus mengenali Pencipta mereka dan memiliki keyakinan yang teguh tentang Tuhan. Dan ini merupakan pendapat saya juga.”

Walikota Malmo mengatakan, “Khalifah meyakinkan kami tentang perdamaian, bahkan menjelaskan/membuat terang tujuan berdirinya Masjid yang dibangun di sini. Jemaat Ahmadiyah menganggap Masjid sebagai sumber perdamaian dan kesatuan.”

Seorang wartawan menyatakan terkejut akan kenyataan bahwa kita mengeluarkan jumlah uang yang menakjubkan sebesar 30 juta Krona dari kantong kita sendiri. Ia mengatakan, “Saya melihat insiden dan kekejaman teroris namun Ahmadiyah berbeda dari mereka.

Pada sebuah kejadian di supermarket, seorang Muslim berkata kepada saya, ‘Pergilah ke neraka!’ karena saya seorang Nasrani namun perkataan tersebut tidak saya dapati dari para Ahmadi.”

Dua profesor dari universitas Malmo memuji pidato Khalifah secara positif yang isinya berupa pesan cinta kasih dan toleransi. Profesor studi Islam di Universitas Lund Malmo berkata, “Ceramah Khalifah amat menarik. Orang-orang begitu terkesan dan setelah pidato selesai bahkan meminta salinannya. Ada orang-orang dari keyakinan yang berbeda termasuk perwakilan masjid pertama di sini dari Ahlus Sunnah.” Ketua Gereja Sainstologi Swedia mengatakan satu kalimat yang Khalifah katakan. Ia menyukainya. Yaitu, “Demi kepentingan yang lebih besar kita harus mengesampingkan kepentingan pribadi.” Salah satu teman kita asli Polandia yang menetap di Swedia berkata, “Pidato tersebut lengkap dalam segala sisi. Saya percaya adanya Tuhan sementara mayoritas orang yang tinggal di sini tidak. Saya merasa sangat bangga berjumpa dengan seseorang yang memiliki keyakinan kokoh dengan satu Tuhan.

Tn Husain Abdullah, seorang Muslim dari Yugoslavia berkata bahwa ia setuju dengan segala hal yang Khalifah katakan karena Khalifah membela Islam tidak seperti Muslim lainnya.

Seorang tamu dari Swedia mengungkapkan pendapatnya dengan mengatakan belum pernah mendengar ada orang yang membela Islam seperti Khalifah. Seorang politisi berkata bahwa ia benar-benar merasakan perdamaian di sini. Seorang pendeta Kristen setuju dengan pidato Khalifah khususnya tentang mengingat Tuhan yang merupakan dasar agama. Ketika al-Quran dibacakan di awal, membuatnya gemetar dan berpengaruh pada keruhaniannya. Tamu lainnya berkata, “Saya merasa seperti ada di dunia lain. Topik sentralnya kepedulian kepada yang lemah dan memerlukan. Khalifah menjelaskan melalui al-Quran, agama adalah urusan hati. Itu menemtramkan hati saya dan saya harap yang lain juga ada di sini.”

Seorang tamu Swedia mengatakan, “Media memaparkan Islam agama buas namun saya melihat sangat berlawanan dengan yang ada di sini. Khalifah menghapus ketakutan kami dan membuktikan Muhammad sosok yang penuh perdamaian.” Seorang tamu wanita lainnya menyampaikan takut sebelum datang ke sini. Kini ia melihat hal yang sangat berbeda. Ia menyukai ajaran Islam mengenai hak-hak tetangga. Banyak orang menyatakan pendapat yang sama seperti dari golongan Buddha dan juga dari Kristen bahwa ajaran Islam dan contoh Nabi Muhammad saw berlawanan dengan ekstremisme.

Seorang anggota parlemen berkata, “Khalifah harus berbicara ke berbagai forum dan orang-orang harus menyimak ucapan beliau. Orang yang takut Islam harus membuang ketakutannya itu sekarang.” Salah seorang dari mereka mengatakan, “Pidato Khalifah akan saya sampaikan kepada orang-orang Australia karena mereka begitu fanatik dan anti Islam. Saya menyukai kenyataan Jemaat berkecimpung dalam politik dan hanya memikirkan tentang terciptanya perdamaian. Saya terkesan saat Khalifah mengatakan para Ahmadi berusaha untuk menyingkirkan kesulitan-kesulitan kemanusiaan. Penting untuk dicatat pada masa Nabi saw sebuah Masjid dihancurkan guna membuktikan Masjid tempat perdamaian.”

Pada sebuah perjamuan di Stochkolm, ibukota Swedia, beberapa anggota parlemen, pejabat lainnya dan tokoh-tokoh masyarakat hadir. Mereka juga mengungkapkan kesan baiknya. Salah seorang dari mereka berkata, “Saya memiliki kesempatan hari ini untuk belajar banyak, dan pidato itu sangat berpengaruh, tapi mungkin saya katakan kesalehan saya sangat mengecewakan. Saya berterima kasih kepada Khalifah atas kehadirannya di sini. Khalifah telah mengingatkan kami agar mereka seharusnya tidak menutup mata terhadap perbedaan pendapat karena hal itu secara otomatis akan berhenti. Kami berterimakasih atas pesan bernilai tersebut.”

Salah seorang tamu berkata bahwa ada kekuatan di dunia ini yang ingin mencerai-beraikan umat manusia satu sama lain, namun kita telah sukses menyatukan mereka dengan berbagai cara.

Tn. Salam, pengungsi Kristen dari Irak berkata, “Saya tidak pernah mendengar seseorang berbicara seperti ini di Irak. Orang-orang di sana tidak menyampaikan Islam seperti Khalifah di sini. Jika mereka mendengar kata-kata Khalifah, tentu keadaan mereka takkan seperti saat ini. Beliau berbicara fakta tentang apa yang terjadi di dunia ini. Golongan anda lebih baik dari golongan Muslim lainnya.”

Selanjutnya seorang tamu wanita mengatakan, “Pesan yang disampaikan Khalifah adalah pesan kebenaran yang disampaikan juga oleh semua agama pada awalnya. Itu ajaran mendasar semua agama. Khalifah menyeru kita pada persamaan. Jika kita memiliki perbedaan dengan orang-orang Islam, itu dikarenakan budaya dan bukan agama.”

Media elektronik dan media cetak Denmark yang meliput konferensi ini adalah sebagai berikut. Kristeligt Dagblad, sebuah surat kabar nasional dengan 50.000 pembaca mempublikasikan berita tentang acara kita di sebuah hotel. Seorang wartawan radio mewawancarai saya selama 45 menit dan menyiarkannya sambil menerjemahkannya ke dalam bahasa Denmark kata per kata. Stasiun radio yang memiliki 25 hingga 40 ribu pendengar dan stasiun televisi dengan 2 juta penonton menyiarkan berita tersebut. Begitupun melalui media lainnya pesan Islam ini mencapai total 3 juta orang.

Demikian pula peliputan di Swedia, Surat kabar, Radio dan Televisi. Ada enam wawancara yang diselenggarakan. Total pesan tabligh tersampaikan mencapai 8 juta orang Swedia.

Dimana saja Jemaat menyampaikan pesannya, begitulah orang-orang mengungkapkan perasaannya. Oleh karena itu, saya katakan mereka hadir untuk mengetahui kenyataan sebenarnya tentang Islam. Kini orang-orang itu tahu Jemaat Ahmadiyah terhubung dengan Khilafat dan itulah sebabnya Jemaat ini mampu memenuhi hak-hak Tuhan dan manusia. Jadi, fakta yang mendasar ini harus dimengerti oleh seluruh Ahmadi bahwa hak-hak ini bisa sepenuhnya tersampaikan jika kita menambatkan diri kita dengan Khilafat.

Khilafat sejati tidak hanya mengganti ketakutan internal mereka dengan ketentraman, namun juga ketakutan golongan selain mereka. Saya telah mengutarakan inti perasaan orang-orang tersebut dari rasa takut berubah menjadi tenang dengan menghadiri acara kita. Karena ini adalah janji Allah Ta’ala , maka keberkatan-keberkatan-Nya pun menyertainya, dan menularkan pengaruh ajaran Islam yang indah ini kepada orang lain. Inilah sebab beberapa dari mereka mengungkapkan hasrat mereka untuk mempelajari al-Quran.

Jika pada masa ini orang yang mencoba atau berkeinginan untuk mendirikan Khilafat tanpa jalinan dengan Hadhrat Masih Mau’ud as, ia akan gagal dan tidak akan bisa menegakan perdamaian. pada masa Khilafat Haqqah (Sejati) telah berdiri, maksud saya, Khilafat awal pada masa para Khalifah nan Rasyid (lurus), kita perhatikan yang terjadi pada masa Hadhrat Umar (ra), bagaimana beliau ra memulihkan kedamaian di Suriah dan Iraq. Umat Nasrani menangisi kepergian pasukan Muslim dari wilayah pendudukan mereka dikarenakan tentara kekaisaran Romawi dalam jumlah besar hendak melibas mereka. Mereka pun merasa senang umat Islam menang atas musuhnya tersebut dan balik lagi ke tempat mereka.

Namun apa yang terjadi sekarang di kedua tempat tersebut? Sebuah gerakan yang berdiri mengatasnamakan Khilafat (ISIL/ISIS) tidak memiliki kekuatan sekali dan tanpa hakekat. Apa saja kekuasaan yang dimiliki sebelumnya di masa awal telah hilang. Pengikut dari organisasi itu semakin menyusut dalam tempo sekitar dua hingga tiga tahun saja. Mereka tinggal nama saja. Kedamaian pun tidak mereka persembahkan bagi umat Islam maupun orang lain.

Ada banyak orang, bahkan dari Eropa yang pergi ke sana dengan semangat besar atas nama Islam dan Khilafah. Namun mereka merasa kecewa ketika melihat perbuatan kelompok tersebut yang bukan sesuai ajaran Islam. Mereka yang menetap di sana dalam kondisi ketakutan dan meski ada keinginan untuk melarikan diri namun tidak bisa. Jalan-jalan dikuasai mereka. Media melaporkan hal ini. Contoh berikut ini menjelaskan kondisi kekejaman di sana. Dilaporkan, seorang wanita non Muslim yang bayinya menangis karena lapar, sedangkan rumahnya sangat jauh. Wanita itu pun pergi berteduh di bawah pohon dan mulai menyusui anaknya. Tiba-tiba para tentara yang mengaku dari Khilafat tersebut datang, lalu merebut anaknya, dan membunuh wanita tersebut dengan peluru. Alasannya, tindakan wanita itu tidak Islami. Mereka telah merampas kedamaian dari mereka sendiri dan juga orang lain.

Sebagaimana telah saya beri contoh bahwa pada masa Khalifah Umar ra, orang-orang Kristen bersemangat mengatakan, “Umat Islam telah memberikan keamanan pada kami yang tidak diberikan oleh pemerintah Kristen sendiri.” Sementara pada masa kini, mereka bertindak sebaliknya. Tapi, Khilafat Ahmadiyah telah mengganti ketakutan dengan kedamaian dalam kalangan mereka dan juga orang lain. Sebagaimana ini dibuktikan dengan pernyataan berbagai kalangan tersebut bahwa dukungan Allah ada pada Khilafat Ahmadiyah dan itu tidak pernah berkurang. Seratus delapan tahun sejarah berdirinya Khilafat ini membuktikan, sebagaimana yang sudah saya katakan tadi. Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda bahwa jika ini buatan manusia, sudah lama akan terhapus zaman. Tegaknya Jemaat Masih Mau’ud as dan Khilafatnya merupakan janji Ilahi. Dukungan-Nya yang ada pada zaman Hadhrat Masih Mau’ud as dan usaha mereka untuk mengakhiri Jemaat ini tidak akan berhenti selamanya. Mereka takkan berhenti tapi mereka takkan mampu selamanya, dengan karunia Allah.

Dengan karunia Allah Ta’ala, Khilafat Ahmadiyah ini dan Nizamnya ditakdirkan akan senantiasa berlanjut selamanya. Jika kita melihat sumber daya kita, kita bahkan tidak bisa membayangkan dapat menyebarkan pesan Islam ini ke sejumlah besar orang tersebut. Ketika Allah memutuskan untuk menyampaikan pesan ini ke seluruh pelosok dunia, siapa yang ada di atas bumi ini yang dapat mencegah kemajuannya? Kita harus berdoa semoga Allah menjaga setiap keimanan para Ahmadi yang terhubung dengan Khilafat Ahmadiyah ini dan semoga kita dapat melihat janji-janji Allah tergenapi dengan lebih agung dalam waktu yang tidak lama lagi. Amiin.

Setelah shalat, saya akan menshalati tiga jenazah. Salah satu dari jenazah itu ada di sini dan dua gaib. Yang ada ialah jenazah Tn. Choudri Fadhl Ahmad putra Master Ghulam Muhammad, penjual kapas dari Nangganah, yang wafat pada 23 Mei 2016, usia 80 tahun. إنا لله وإنا إليه Dari Mandi Bahauddin, Pakistan, beliau pindah ke Jerman dan Inggris, tepatnya di lingkungan Masjid Fadhl, London. Saat di Pakistan, beliau mendapat kemuliaan berupa dipenjara pada bulan Ramadhan 1987 karena memakai lencana “لا إله إلا الله محمد رسول الله” …Beliau seorang Mushi dan meninggalkan 5 putri dan dua putra. Semoga Allah meninggikan derajat almarhum. Aamiin.

Jenazah kedua, almarhum Syahid Tn. Dawud Ahmad putra Haji Ghulam Muhyiddin dari Karachi, yang wafat pada 24 Mei 2016. Beliau disyahidkan dengan ditembak oleh penentang Ahmadiyah pada pukul 9 malam. Usia 60 tahun. اإنا لله وإنا إليه راجعون Ahmadiyah masuk kedalam keluarga almarhum syahid melalui kakeknya dari Sialkot, Hadhrat Maulwi Alifuddin yang baiat di tangan Hadhrat Masih Mau’ud as. Almarhum lahir pada 1956. Almarhum sangat giat berkhidmat. Selama 18 tahun rumahnya menjadi shalat center. Beliau berkhidmat di Majlis Ansharullah dan di pos lainnya. Salah seorang putranya tengah belajar di Jamiah Ahmadiyah. Dua dari putra beliau tengah bekerja di luar Pakistan. Semoga Allah meninggikan derajatnya dan mengarunai putra/inya melanjutkan kebaikan beliau. آمين

Jenazah ketiga, almarhum Tn. Muhammad A’zham Iksir yang wafat pada 25 Mei 2016 di Rabwah pada pagi hari di usia 74 tahun. Beliau lahir di Qadian pada 1942. إنا لله وإنا إليه راجعون. Ahmadiyah masuk di keluarga beliau lewat kakek beliau, Tn. Munsyi Muhammad Ramadhan pada 1909. Beliau cucu Tn. Hadhrat Maulwi Muhammad Isma’il Halalpuri dari jalur ibu dan anak saudari Tn. Maulwi Muhammad Ahmad Jalil. Almarhum masuk Jamiah Ahmadiyah pada 1961 dan lulus gelar Syahid pada 1969. Juga, lulus ujian Maulwi Fadhil. Kemudian, bekerja pada berbagai pos pengkhidmatan seperti Nazhar Ishlah Irsyad bagian naskah, di Wakalat Tabsyir, Nazharat Ta’limul Qur’an dsb. Dengan karunia Allah, beliau Murabbi dan Dai yang sukses juga ahli debat. Menulis beberapa buku. Berkhidmat di Majlis Ansharullah. Pendoa. Beliau meninggalkan seorang istri, tiga putri dan seorang putra. Putranya di luar negeri belum bisa menghadiri jenazahnya. Semoga Allah meninggikan derajatnya dan mengarunai putra/inya melanjutkan kebaikan beliau. آمين

[1] Risalah Al-Wasiyat, Ruhani Khazain jilid 20, h. 308

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.