Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
Khalifatul Masih Ar-Rabbi ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
12 April 2002
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ،
وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Insya Allah, khutbah yang akan disampaikan hari ini berkenaan dengan sifat جباريت-jabbaariat-Maha Penakluk ,yang mungkin akan berlanjut,tapi bisa jadi kali ini akan selesai.
Tertera dalam kamus:جبر العظم-jabbaral ‘azhma artinya: Membetulkan tulang yang patah. جبرفلان فلانا-jabara fulanun fulaanan,artinya:Dia telah menyelamatkannya dari kemelaratan dan kemiskinan lalu membuatnya kaya. Dan maksud dari.جبرالله فلانا-jabarallahu fulaanan-Allah telah memenuhi keperluan si fulan. الجبار –Al-Jabbar merupakan nama-nama/sifat-sifat Tuhan dan maksudnya ialah wujud Zat yang bisa memaksakan hamba-hamba-Nya mengamalkan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Dan dikatakan pula bahwa الجبار-Al-Jabbaar-ialah Zat yang sangat agung dibandingkan dengan makhluk. Oleh karena itu,kata نخرة جبارة-nakhratun jabbaaratun digunakan untuk pohon kurma yang tidak mungkin sampai padanya/ atau tidak mungkin sampai ke puncaknya.
Sesuai dengan Mufradaat Imam Ragib: Arti hakiki جبر-jabara- adalah memperbaiki sesuatu dengan kekuatan dan keunggulan. Dikatakan جبرته فنجبر-jabartuhu fanjabara-Saya telah memperbaikinya maka dia telah menjadi baik.Dan dikatakan الجبر-aljabru artinya kadang hanya artinya perbaikan sebagaimana sabda Hadhrat Ali r.a. ياجابركل كثيرويامساحركل اسير -yaa jaabira kulli katsiyrin wa ya musaahira kulli asiyrin–Hai Yang memperbaiki setiap yang patah-patah/rusak dan wahai Yang menciptakan kemudahan bagi setiap yang mengalami ketidak berdayaan/terkungkung. Dan arti جبر-jabara kadangkala artinya hanya digunakan dalam arti pemaksaan sebagaimana sabda Rasulullah saw لاجبرلاتفويزا-laa jabara walaa tafwiyza,yakni tidak akan ada paksaan dan tidak akan ada sesuatu yang akan diberikan.Kata الجبار-Al-Jabaar-di gunakan pada waktu ketika seorang untuk menutupi kelemahannya sedemikian rupa takabbur pendakwaan yang dia lakukan yang dia sama sekali tidak berhak untuk itu. Dan berkenaan dengan manusia kata جبار-jabaar-hanya digunakan untuk kecaman sebagaimana Allah swt berfirman وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ-Ibrahim 15[binasalah setiap musuh yang meraja lela lagi keras kepala] dan kemudian maksud كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ-Almu’min 35[Demikianlah Allah meletakkan materi pada setiap orang takabbur ,tinggi hati] adalah orang yang karena congkak dia mengaanggap dirinya lebih tinggi untuk menerima iman/kebenaran. Singkatnya, الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ –merupakan sifat-sifat Tuhan. Nama Tuhan الْجَبَّارُ-Al-Jabbaaru diambil dari perkataan orang Arabجبرت الفقير-jabartulfaqiyra-yang artinya Saya telah memberikan kepada si fakir/miskin, karena Allah-lah merupakan Zat yang menganugerahkan kepada orang-orang tampa batas /tidak terhitung. Dan dikatakan pula bahwa Allah dikatakan الجبار-aljabbar karena Dia membawa orang dengan paksa pada perkara yang ingin Dia kerjakan.
Ada sebuah riwayat berkenaan dengan Hadhrat Ali r.a. bahwa beliau selalu mengatakan: Hai yang menciptakan langit, Yang memaksa dan membawa hati pada fitrahnya yang halus dan fitrahnya yang hakiki. Jadi, Dia merupakan wujud yang menyelaraskan hati sesuai perbaikan fitrah dan makrifatnya..
Imam Razi bersabda dalam tafsirnya bahwa Jabbaar merupakan sifat mubalagah yang artinya, wujud yang menjadikan si fakir menjadi kaya dan yang menyambung/membetulkan yang patah.
Allamah Azhari berkataوهولعمري جابر كل كثيروفقير-wa hua la ‘umri jaabiru kulli katsiyrin wa faqiyrin- Demi umurku,. Allah merupakan wujud yang membetulkan /menyambung setiap barang yang patah/rusak dan merupakan wujud yang menjadikan setiap yang miskin menjadi kaya..
Allamah Azhari selanjutnya menerangkan bahwa satu maksudnya ialah bahwa Dia senantiasa memperbaiuki agama-Nya yang Dia cintai. الجبار-Al-Jabbaaru ialah dari kata جبره علي كذا jabbarahu ‘ala kadza-yakni Dia sesuai dengan keinginnan-Nya telah memksanya untuk bekerja.
Farra mengartikan الجبار –Al-Jabbaaru dalam arti اكره-ikrah-paksaan/penggunaan kekerasan.
Ibni Al-Anbari berkata bahwa sifat الجبار –al-Jabbar Tuhan merupakan sifat Tuhan yang tidak bisa diraih. Menurut perkataan ibnu Katsiyr الجبار -Al-Jabbaaru dan المتكبر-Al-Mutakabbiru.artinya, adalah wujud yang boleh menggunakan kata jabbaar -ikrah/paksaan untuk diri-Nya dan tidak boleh untuk orang lain dan merupakan wujud yang layak/boleh kebesaran/keagungan[boleh membanggakan diri-Nya] sementara untuk orang lain tidak boleh. Sesuai dengan itu di dalam hadis[qudsi] Allah berfirman: Keagungan merupakan tempat hamparan-Ku dan kebesaran merupakan selimut-Ku. Jadi, barangsiapa yang ingin berusaha menyekutukan Aku dalam salah satu dari itu, maka Aku akan menghukumnya dengan azab yang keras.
Alqatadah berkata: الجبار-Al-Jabaaru merupakan Zat yang menciptakan makhluk-Nya sesuai dengan kehendaknya. Kata جبار-Jabbaarun, jika digunakan selaku sifat manusia maka artinya, orang yang membangkang dan melakukan tindak kezaliman dan dengan demikian akan dikatakan sebagai pemilik sifat yang buruk. Dan misalnya dalam Al-Quran adalah Hud 59:وَعَصَوْا رُسُلَهُ وَاتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ [Mereka mendurhakai rasul-rasul-Nya dan mengikuti perintah setiap musuh kebenaran yang sombong.
Di dalam kata Hadhrat Isa a.s.Maryam 13: وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا[Dan dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong dan sial] adalah menafikan/menolak sifat ini Akan tetapi, jika kata جبار-jabbar ditulis dengan ا – ل -alif lam,maka ini hanya merupakan اسماءالحسنى asmaaulhusnaa -nama-nama Tuhan. Dan sifat ini, meskipun untuk manusia digunakan sebagai sifat madzmum-kecaman,namun sebagai tanda kesempurnaan mutlak Tuhan.Adanya sifat ini merupakan hal yang penting karena maksudnya adalah Allah membetulkan pekerjaan orang-orang yang rusak. Sesuai dengan itu, bagi yang dilanda kemiskinan, Tuhan sesuai sifat –Nya Dia memerintahkan pembayaran zakat,sedekah-sedekah, sedangkan sesuai dengan sifat ini Dia menghibur seperti menghibur orang sakit bahwa jika dia dengan sabar dan redha menahan penyakit itu, maka Dia akan mengganjarnya. Satu arti kata Al-Jabbar adalah, Tuhan Maha Perkasa. Sesuai dengan itu segala sesuatu itaat pada-Nya dan segala sesuatu terpaksa tunduk dihadapan -Nya. Untuk manusia, meskipun merupakan sifat Jabbaar dianggap buruk, tetapi jika Tuhan memaksa seseorang pada suatu perkara, maka pasti di dalam itu terdapat faedah bagi manusia,ataukah manusia pada waktu bisa mengerti atau tidak bisa mengerti.
Ada sebuah syair Hadhrat Masih Mauud a.s. juga yang mengungkapkan arti kata jabbaar dengan jelas.Beliau bersabda:Tere e mere murabbi keya ‘ajaib kaam he jab ghar se bhage jabar se detahe qismat ke syumaar Wahai pembimbingku yang kucinta, betapa anehnya pekerjaan Engkau.Ketika saya lari dari rumah Engkau menganugerahi nasib yang baik dengan paksa. Di dalam syair ini bukanlah paksaan, aniaya dan pelanggaran,bahkan paksaan kasih sayang dan rahmat,karena segaimana seorang bapak yang mencintai dia mencari alasan untuk memberikan hadiah pada anaknya. Demikian pula bapak samawi kita , jika Dia ingin memberikan hadiah pada hamba-Nya dan Dia mendapatkan secara zahir undang-undang-Nya yang menjadi penghambat di jalan ini, maka dengan mencari alasan kehendaknya Dia membuka pintu hadiah untuknya. Karena Dia bukanlah sahaya suatu undang-undang, bahkan Dia merupakan hakim bagi perintah-perintah-Nya.Ya,sangat penting sekali bagi seorang hamba untuk jangan menjadi pembangkang,bahkan seperti anak yang hati-hati dia selalu melekat dengan-wujud-Nya.
Hadhrat Abdullah bin Amr bin As menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda : Hati manusia berada diantara dua jari-jari tangan Tuhan yang جبار-jabbaar dan jika Dia ingin membalikkannya maka Dia bisa membalikkannya.Oleh karena itu, beliau selalu banyak membaca :يامصرف القلوب-Ya musharrifal quluwbi-Hai yang membalikan/mengendalikan hati.
Hadhrat Abdullah bin Yuser menerangkan: Saya menyodorkan domba bakar di hadapan Rasulullah saw. Rasulullah saw sambil bersila mulai menyantap daging domba bakar itu. Maka seorang Badui berkata pada beliau,’Bagaimana Tuan duduk seperti ini [sederhana] ? Beliau bersabda: Allah jelas telah membuat saya seorang yang terhormat, namun Dia tidak membuat saya seorang yang zalim dan pembangkang.
Hadhrat Auf bin Malik r.a.berkata;Satu kali saya shalat tahajjud bersama nabi saw.Pertama,beliau memulai dengan bermiswak lalu berwudhu dan mulai melakukan shalat. Beliau mulai membaca surah Al-Baqarah. Dan kapan saja beliau membaca ayat dimana diterangkan mengenai rahmat, maka beliau berhenti dan beliau berdoa untuk meraih rahmat itu dan kapan saja ada ayat yang menyebut masaalah azab maka beliau pun berhenti dan beliau berdoa supaya terhindar dari azab. Dan kemudian beliau tetap dalam posisi rukuk yang sama lamanya dengan berdiri. Dan di dalam rukuk beliau bembaca :سبحان ذي الجبروت والملكوت والكبرياء والعظمة – subhaaana dziljabaruwt wal malakuwti wala dzimma Maha suci Zat yang memiliki jabaruwt/kegagahan dan malakauwt/kerajaan dan memiliki kebesaran dan keagungan. Kemudian beliau sujud yang lamanya sama dengan rukuk. Di dalam sujud membaca: سبحان ذي الجبروت والملكوت والكبرياءوالعظمة – subhaaana dziljabaaruwt wal malakuwti wal a’zhma Maha suci Zat yang memiliki jabaruwt-keperkasaan dan malakauwt dan kerajaan dan pemilik kebesaran dan keagungan. Kemudian pada rekaat yang kedua beliau membaca surat Ali Imran. Kemudian sesudah itu dalam setiap rekaat setiap kali beliau terus membaca berbagai surah dan seperti itulah beliau melaksanakan shalat.
Di dalam ini terdapat surah-surah yang sangat panjang, Allah-lah yang Maha mengetahui,apakah orang yang meriwayatkan itu menerangkannya benar atau memang benar sedemikian panjang surah –surah yang biasa beliau baca. Kemudian rukuk sama lamanya dengan berdiri, ini merupakan hal yang sangat mengherankan. Sementara melakukan sujud sama lamanya dengan rukuk tidaklah mengherankan. Singkatnya, seberapa adanya hadis ini, itulah yang telah saya terangkan.
Hadhrat Abdullah bin Zubair r.a. menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Baitullah diberikan nama baitul’atiyq karena tidak pernah ada raja zalim yang bisa menguasainya. Dan ini merupakan kenyataan sejarah bahwa raja zalim manapun tidak pernah mendapat taufik untuk berkuasa disana.
Hadhrat Anas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw menulis surat kepada kaisar Kisra, raja Rum, raja Najasi dan kepada raja-raja zalim.Dan disini raja Najasi yang disebut bukanlah raja Najasi yang shalat jenazahnya disembahyangkan oleh Rasulullah saw.,bahkan Najasi lain yang tengah dibicarakan.
Hadhrat Asma bin Umais r.a. meriwayatkan bahwa saya mendengar Rasulullah saw bersabda bahwa alangkah buruknya orang yang congkak dan menyombongkan diri dan melupakan Tuhan Yang Mahaagung. Dan alangkah buruknya orang yang bersikap congkak dan aniaya,namun dia melupakan Tuhan yang Mahagagah dan Mahatinggi. Dan alangkah buruknya orang yang menjalani kehidupan dalam kelalaian, permainan dan senda gurau.dan melupakan kubur, martabat dan ujian . Dan alangkah buruknya orang yang menimbulkan kekacauan dan melakukan pembangkangan seta dia melupakan bagaimana mulai permulaannya dan dia tidak mengetahui apa kesudahannya. Dan betapa buruknya orang yang mengejar dunia dengan mengesampingkan agama dan alangkah buruknya orang yang mengejar hal-hal yang meragukan dan mengesampingkan agama dan betapa buruknya orang yang selalu tamak dan tidak pernah kenyang. Dan alangkah buruknya orang yang keinginannya selalu menyesatkannya dan betapa buruknya orang yang harapan-harapannya selalu menghinakannya.
Hadhrat ibni Umar r.a. meriwayatkan bahwa pada suatu kali Rasulullah saw di atas mimbar menilawatkan ayat: وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ Azzumar 64:Dan mereka tidak menghargai Allah sebagaimana layaknya Dia dihargai dan pada hari kiamat bumi seluruhnya berada dalam genggaman-Nya dan langit terlipat di tangan kanan-Nya dan Dia Maha suci dan Maha agung dari apa yang mereka sekutukan.
Rasulullah saw sembari menggerakan tangan beliau kadang beliau mengisyarahkan ke kanan dan kadang ke belakang sambil bersabda seperti inilah Allah menerangkan kebesaran-Nya dan berfirman : Saya adalah جبار-jabbaar -Maha Gagah Saya Maha besar, Saya raja, Saya Mahaunggul,dan Mahamulia sehingga mimbar bergetar dan kami mulai cemas jangan-jangan karena semangatnya belia mimbar menjadi rebah .
Hadhrat Anas r.a. berkata bahwa saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Pada hari kiamat yang paling pertama dari atas kepala saya bumi akan dilipat dan[diletakkan ] ke satu pihak.- Nah, disini bumi akan dilipat ke satu arah/pihak, apa maksudnya ? Namun, inilah kata-kata yang ada dalam hadis. Dan bisa jadi orang yang mendengar itu bisa salah dengar. Melipat bumi dari atas kepala Rasulullah saw tidak dimengerti apa maksudnya.- Namun, saya tidak berbangga. Dan saya akan diberikan bendera pujian tetapi saya tidak berbangga dan saya akan menjadi pemuka/pimpinan orang-orang pada hari kiamat,tetapi saya tidak bangga.Dan saya-lah pada hari kiamat yang paling pertama masuk surga dan saya tidak membanggakan itu. Dan saya akan datang di pintu surga dan saya akan memegang pegangannya dan malaikat akan bertanya, ini siapa ? Saya akan menjawab: Saya adalah Muhammad saw. Maka pintu surga akan dibukakan untuk saya. Kemudian saya akan masuk dan akan mendapatkan Tuhan Yang Mahagagah perkasa di hadapan saya.dan saya akan bersujud dihadapan-Nya. Maka akan difirmankan: Hai Muhammad [saw],angkatlah kepalamu dan berbicaralah, engkau akan didengar. Mohonlah, permohonanmu akan dikabulkan. Dan syafaatlah, syafaatmu akan diterima. Sesuai dengan itu saya akan mengangkat kepala saya dan saya akan bekata hai Rabb-ku, ummatku, ummatku. Allah berfirman:”Pergilah kepada ummatmu,bagi mereka yang di dalam hatinya ada iman sebesar biji zarrah sekalipun, maka masukkanlah dia ke dalam surga”. Sesuai dengan itu, saya akan pergi dan yang di dalam hatinya ada iman sebanyak itu,maka saya akan memasukkannya ke dalam surga. Kemudian saya akan melihat Tuhan Yang Mahagagah perkasa berada di hadapan saya. Maka kembali saya akan bersujud di hadapan-Nya. Allah swt akan berfirman:” Hai Muhammad [saw],angkatlah kepalamu dan bicaralah kamu akan didengar dan mintalah permohonan mu akan diterima,syefaatlah, kamu akan diberikan hak untuk memberikan syafaat. Maka pada waktu itu saya akan mengangkat kepala saya dan saya akan mengatakan ummatku, ummatku ! Allah akan berfirman: Pergilah kepada ummatmu, dan diantara mereka yang di dalam hatinya ada iman sebesar biji zarrah sekalipun masukkanlah dia ke dalam surga. Sesuai dengan itu saya akan kesana. Maka yang di dalam hatinya ada sebesar itu, dia akan saya masukkan di dalam surga dan Allah akan usai menghisab orang-orang dan dari ummat saya orang-orang yang akan tersisa mereka karena tadinya orang –orang ahli neraka mereka akan dimasukkan ke dalam surga. Maka orang-orang neraka akan berkata kepada ummatku bahwa kamu biasa beribadah kepada Tuhan dan kamu tidak menyekutukan-Nya dengan siapapun. Namun,semua itu ketika sampai di hadapan Tuhan itu semua sama sekali tidak berguna untukmu. Maka Tuhan yang Mahagagah perkasa akan berkata: Demi kemuliaan-Ku Saya akan memerdekakan mereka dari azab.Sesuai dengan itu berkenaan dengan mereka Tuhan akan berfirman sementara mereka akan keluar dalam kondisi mereka telah terbakar dengan api. Kemudian mereka akan masuk dalam sungai kehidupan dan di dalamnya mereka akan sedemikian cepat tumbuh berkembang sebagaimana biji-bjian yang ada di dalam tanah bekas banjir tumbuh berkembang dan diantara dua matanya akan ditulis bahwa mereka ini adalah orang yang telah dibebaskan oleh Tuhan. Maka sesuai dengan itu mereka akan dibawa dari sana dan mereka akan masuk ke dalam surga . Orang-orang surga akan berkata padanya: Ini adalah orang –orang neraka .Maka Tuhan yang Mahagagah perkasa akan berkata; Tidak,bahkan mereka ini adalah orang-orang yang telah dibebaskan oleh Tuhan Yang Mahagagah perkasa[Jabbaar].
Hadhrat Amar bin Malik Al-Janbi berkata bahwa Fuzala bin Ubaid r.a. dan Ubadah bin Samib r.a. memberitahukan pada saya bahwa Rasulullah saw bersabda: Pada hari kiamat ketika Allah usai menghisab orang-orang, maka akan ada dua orang yang akan tersisaa /selamat. Maka akan turun perintah untuk memasukakannya ke dalam neraka. Maka seorang akan melihat kepada Tuhan. Tuhan yang Mahaperkasa akan berkata:Kembalikanlah dia. Maka malaikat akan mengembalikannya. Allah akan bertanya padanya,” Kamu kenapa menengok ke belakang ? Orang itu akan berkata bahwa saya tadinya mengharapkan bahwa Engkau akan memasukkan aku ke dalam surga. Maka akan turun perintah untuk memasukkannya ke dalam surga lalu orang itu akan mengatakan bahwa Allah telah sedemikian banyak memberikan yang jika semua orang ahli surga dari itu saya ajarkan, maka tetap sama sekali tidak ada kurang di dalamnya. Perawi berkata bahwa ketika Rasulullah saw mengucapkan hal ini maka dari wajah beliau yang penuh berkah terpancar sinar kebahagiaan.
ِAyat surah Ibrahim وَاسْتَفْتَحُوا وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ. Dalam menafsirkan ini Hadhrat Masih Mauud a.s. menerangkan : Ini merupakan sunnah Allah bahwa utusan Allah senantiasa diganggu dan disakiti serta kesulitan demi kesakitan muncul di hadapan mereka. Bukanlah supaya mereka binasa, bahkan untuk menarik pertolongan ilahi. Inilah sebabnya zaman kehidupan Mekah lebih panjang ketimbang kehidupan di Madinah.Yakni tiga belas tahun berlalu di Mekah dan sepuluh tahun di Madinah yang mana hal itu jelas dari ayat ini .Inilah kondisi yang berlaku pada setiap nabi dan utusan Allah bahwa pada masa awal mereka disakiti, mereka dikatakan penipu, pendusta, pengkhianat, berbagai macam fitnah yang dilontarkan pada mereka,yakni tidak ada nama buruk yang tidak dilontarkan pada mereka. Namun, nabi dan utusan Tuhan menghadapi segala sesuatunya dengan penuh ketabahan dan kesabaran. Manakala penderitaan telah sampai pada puncaknya, maka nabi demi rasa solidaaritas dan rasa sependeritaan pada ummat manusia kekuatan kedua mulai mengambil corak yang sangat dahsyat. Serupa itulah Rasulullah saw disakiti dengan segala macam derita dan segenap nama buruk diberikan padanya.Akhirnya, kekuatan perhatian beliau mulai bergejolak dan sampai pada puncaknya sebagaimana jelas dari kata وَاسْتَفْتَحُو-wastaftahu [mereka memohon kemenangana] dan sebagai hasilnya وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ wakhaaba kullu jabbaarin ‘aniyd-semua usaha-usaha dan upaya-upaya orang-orang jahat menjadi sia-sia. Daya perhatian semacam ini selalu timbul pada saat perlawanan para penetang sampai pada puncaknya. Karena,jika hal ini tidak ada dari semula maka [agama]ini akan menjadi punah.
Dalam kehidupan di Mekah sujud di hadapan Tuhan Yang Mahaesa dan berseru merintih dihadapan-Nya telah sampai pada kondisi itu sehingga orang-orang yang mendengar dan menyaksikan menjadi gemetar karenanya . Namun, pada akhirnya lihatlah kejalalan dan kegagahan kehidupan Madinah,manusia-manusia bengis yang terus sibuk dalam gagasan –gagasan nakal,sibuk dalam pembunuhan dan penindasan mereka semuanya menjadi musnah dan sementara yang lainya dengan tidak berdaya terpaksa meminta maaf akan kesalahan-kesalahan mereka.
Allamah Fakhruddin Razi dalam menafsirkan ayat surah Maryam وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا bersabda:Maksud Allah membawa وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا walam yakun jabbaaaran ‘ashiyya adalah memuji kelemah- lembutan dan kerendahan hati Hadhrat Yahya a.s dan ini merupakan sifat orang-orang mu’min. Sebagaimana firman T uhan وَاحْفِضْ جََناحَكَ ِلْلُمؤْمِنِيْنَ . wahfidh janaahaka lilmu’miniyn Dan Allah berfirman وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ yakni jika kamu kasar dan keras hati maka mereka pasti akan lari dari sekeliling engkau,karena sumber ibadah-ibadah ialah irfan/pengenalan pada kehidupan manusia itu sendiri dan makrifat akan keagungan Tuhan-nya serta mengetahui akan kesempurnaan makrifat-Nya. Dan orang yang telah mengenal dirinya bahwa dia hanya untuk sementara dan telah meraih kesempurnaan makrifat Rabb-nya, maka bagaimana mungkin timbul dalam dirinya rasa takabbur dan menyobongkan dirinya.
Allamah Fakhruddin Razi dalam menulis tafsir ayat وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا Dan hal ini hendaknya dicermati bahwa Hadhrat Isa dalam hal ini secara khusus disebut bahwa maksud perkataan beliau وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا-bahwa Allah tidak menjadikan saya takabbur,bahkan saya ialah orang yang merendahkan diri karena saya merupakan orang yang mengkhidmati ibu bapak saya dan jika saya jabbaar, maka saya akan menjadi seorang pembangkang dan seorang yang sial. Dan diriwayatkan bahwa Hadhrat Isa a.s berkenaan dengan dirinya berkata bahwa hati saya halus dan saya mendapatkan diri saya hina/seorang yang hina.
Allamah Fakhrauddin Razi menulis dalam ayat Syu’ara 131 وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ [Apabila kamu menangkap seseorang kamu menangkap seperti menangkap orang—orang yang kejam] Kami selain tempat ini di tempat lain pun kami telah menerangkan bahwa apabila sifat jabbaar digunakan untuk hamba-hamba/manusia, maka itu digunakan untuk kecaman dan jika kata jabbaar digunakan untuk sifat Tuhan, maka itu digunakan selaku pujian. Karena seorang yang menguasai seseorang dengan kegagahan dengan tidak benar maka dikatakan berkenaan dengannya bahwa cengkeramannya merupakan cengkeraman jabbaar/kejam.dan maksud jabbariat adalah keinginan untuk membuat dirinya sendiri istimewa dalam kebesaran/kegagahan. Singkatnya, ialah bahwa dia telah membiarkan kegagahan/kebesaran berada di tempat ini,yakni dia telah memilih keistimewaan untuk dirinya ,sedangkan ini merupakan sifat Allah swt. .
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Pada suatu malam ? suara tidak jelas …[kasyaf?]… saya melihat seorang darwisy , di dalam musim panas yang menyengat sambil membaca ayat Al-Quran وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ dia menagkap lebah dan dia sepenuhnya selamat dari sengatannya. Dan dalam pengalaman-pengalaman pribadi juga sejak lama didapatkan pengaruh-pengaruh aneh ayat ini, yang dari itu nampak zahir keajaiban-keajaiban kekuasaan Allah swt.
Nah, berkenaan dengan peristiwa ini, hal itu kami sendiri pada masa kecil telah membuktikan. Dan Hadhrat Khalifaatul-Masih ketiga secara khusus memberitahukan kepada saya bahwa apabila ayat وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ ,maka lebah yang masih berbisa itu dipegang/ditangkap, maka itu tidak akan menyengat. Dan berkali-kali saya telah melakukan itu. Bukan satu kali ,berkali-kali kami telah menangkap lebah – lebah seperti itu dan itu tidak menggigit/menyengat. Jadi, merupakan mu’jizat ayat-ayat Allah. Yakni, apa yang Hadhrat Masih Mauud a.s. telah terangkan persis seperti itulah kenyataan yang ada.
Ada satu ilham 21 Agustus 1906:Pada malam yang lalu saya telah melihat dalam mimpi bahwa lebah-lebah sedemikian banyaknya yang maksudnya tidak lain ialah musuh-musuh yang benci yang memenuhi seluruh permukaan bumi dan banyaknya lebih banyak dari lasykar belalang yang banyaknya hampir menutupi permukaan bumi dan sedikit dari itu tengah terbang yang ingin menyengat,namun terus-menerus tidak berhasil Maka saya menyuruh anak saya Basyir dan Syarif untuk membaca ayat Al-Quran dan meniupkan di badan,maka itu tidak akan menimpakan bahaya dan ayat itu adalah: وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ . Kemudian setelah itu saya terjaga lalu turun ilham :نصرت بالرعب .وقالوا لات حين مناص-nusyirtu brru’bi laata hiyna manaash-Engkau akan ditolong dengan ru’ub/wibawa dan para penetang berkata bahwa kini tidak ada tempat berlindung.
Kurang lebih pada tengah malam turun ilham ; Bersabarlah, Tuhan akan menghacurkan musuhmu.
Qamaruddin syahid