Khutbah tanggal 10-8-2001 Khu-E
Adapun kaitan khutbah hari ini adalah dengan sifat-sifat Tuhan malik-raja,maalik-pemilik,malikul-muluwk-raja diraja dan malakuwt-ketuhanan.Sebelum saya memulai khutbah, saya ingin memberitahukan bahwa sesudah khutbah yang lalu ketika saya berjumpa dengan Dokter Syakil, maka beliau menanyakan bahwa topik sifat-sifat ini,memang standarnya sangat tinggi sekali namun kebanyakan berlalu dari atas kepala orang-orang/masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.Dan dia bertanya dengan keheranan, apakah teman-teman Huzur dapat mengetahui ? Saya katakan bahwa teman-teman saya-masya allah- sangat cerdas sekali dan berilmu dan mengerti Al-quran mereka tentu/pasti mengerti.Namun, jika menurut tuan ini berlalu dari kepala orang-orang, maka tentu akan ada yang mengerti juga dan ada pula yang tidak mengerti.Usaha,tentu saya lakukan supaya menerangkan topik ini dengan terinci.Tapi setelah merenungkan hal itu saya menganggap bahwa saya harus berusaha memendekkan topik ini.Khususnya kutipan panjang Hadhrat Masih Mauud a.s.itu terlampau tinggi untuk dimengerti orang-orang,karena bahasa beliau sangat ilmiah dan untuk peinciannya banyak waktu yang saya perlukan. Dengan mengingat itu hari ini bahan-bahan khutbah sedikit yang disiapkan dan khutbahpun akan menjadi pendek, tidak apa-apa.Namun, maksudnya jangan hilang,yakni saya akan memberikan pengertian sejauh hal itu dapat dimengerti oleh teman-teman.
Berkenaan dengan maalik ,malik dlsb Hadhrat Imam Ragib r.h.m berkata,”Dia adalah Zat Yang punya wewenang/memberikan keputusan pada publik/khalyak umum dalam perkara amar dan ma’ruf.”
Nah, kata “publik/khalayak umum”nampak pada zaman itu juga telah masuk dari bahasa Inggris ke bahasa Urdu.Jadi tertulis kata ”publik” yang digunakan.Yang mempunyai wewenang dalam hal perintah dan larangan.Oleh karena itu ini khusus menyangkut politik manusia dan oleh karena itu dikatakan”malikinnaas-raja manusia “namun tidak di katakan “barang-barang”atau”pemilik/penguasa barang-barang” Yakni,Allah adalah pemilik harta orang-orang,tapi Tuhan tidak dikatakan pemilik barang-barang.Padahal Dia juga pemilik barang-barang/benda-benda.Maka ini merupakan point halus yang Hadhrat Imam Ragib ketengahkan.
Maksud maaliki yaumiddiyn adalah raja hari pembalasan.Sebagaimana Allah berfirman,”limanil mulkul yauma lillaahil waahidil qahhaar-Sebagaimana Allah berfirman,”Hari ini kerajaan siapa ? Allah, Yang Esa dan Maha gagah perkasa Itulah yang punya.
Jadi berkenaan dengan maaliki yaumiddyn hendaknya dimengerti bahwa hukuman dan ganjaran itu ada dua bagian.Satu, adalah di dunia ini juga maaliki yaumiddiyn memberikan ganjaran dan hukuman,baik orang-orang mengerti atau tidak, pendeknya setiap hari satu ganjaran hari pembalasannya terus datang. Orang yang buruk amalnya di dunia ini juga mereka mendapatkan ganjaran amal mereka yang buruk dan mereka yang beramal baik mereka mendapatkan ganjarannya di dunia ini juga dan di akherat jelas akan banyak medapatkan ganjaran.
Dalam kaitan ini saya menerangkan riwayat Hadhrat Abu Salma.Hadhrat Abu Hurairah berkata bahwa saya mendengar Rasulullah saw. bersabda,” Allah akan menciutkan bumi dan akan melipatkan seluruh langit di tangan kanan-Nya dan akan berfirman,”anal maliku-Saya adalah raja,dimana raja bumi”.Nah,adapun ayat Al-quran ini yang mana mana ada keterangkan topik ini,dari itu banyak keluar hal-hal yang penuh hikmah. Kemudian secara khusus,apa maksud “melipat di tangan kanan Tuhan ?” Tuhan jelas tidak mempunyai tangan serupa itu “tangan kekuasaan” yang disebut tangan kekuasaan Jadi, makhluk/alam raya yang Allah ciptakan dengan tangan kekuasaan-Nya satu masa akan datang dimana semua permukaan/lembaran alam raya ini akan dilipat dan topik ini pada waktu itu tidak bisa terang dengan sendirinya pada Rasulullah saw. Zaman itu merupakan zaman yang sama sekali lain dan berbeda.Di zaman itu “Konsep dilipatnya alam raya dalam satu barisan” sama sekali tidak ada Dan kemudian “kamaa khalaqnahu awwala yaumin nu’iyduhu-Sebagaimana kami telah menciptakannya mula pertama seperti itu juga kami akan mengulanginya juga. Seolah-olah merupakan satu untaian topik yang sesudah mulainya satu alam raya maka untuk kedua kalinya pekerjaannya itu terulang kembali. Satu kali lembarannya dilipat kemudian lembaran itu dibuka kembali Maka ini merupakan topik yang dari sejak azali dan abadi itu terjadi dan ilmuan pada masa kini seratus persen mengakui hal ini bahwa pada satu masa lembaran alam raya ini akan dilipat dan kemudian itu kembali dibuka dan ini merupakan rangkaian yang tidak ada ujungnya Maka, oleh karena itu mengenai riwayat Abu Salma bahwa Dia akan menciutkan bumi dan akan melipat bumi dengan tangan kanan-Nya dan akan berfirman,”analmanliku-Bahwa raja adalah “Saya” dimana raja/penguasa bumi.
Hadhrat Abdullah r.a. menerangkan bahwa dari ulama-ulama Yahudi ada seorang yang datang kepada Rasulullah saw.dan berkata bahwa kami membaca dalam buku-buku kami,”(Nah, semua hal-hal ini merupakan kebodohan orang-orang Yahudi yang membaca dalam kitab-kitab mereka dan menerangkannya di hadapan Rasulullah saw.)- Apakah seluruh langit akan di letakkan di atas satu jari dan seluruh bumi di satu jari dan pohon-pohon di satu jari dan air dan tanah di satu jari dan semua makhluk lainnya di satu jari dan kemudian berfirman,”analmaliku,analmaliku-Saya raja,Saya raja”. Perawi menerangkan bahwa beliau tertawa medengar apa yang dikatakan ulamaYahudi itu sehingga karena heran terlihat gigi belakang (geraham)beliau. Kemudian beliau membaca ayat Al-quran “wamaa qadarullaha haqqa qadrihi,yakni keledai-keledai itu tidak sedikitpun tidak menghargai kebesaran Allah. Mereka sama sekali tidak mengetahui bagaimana keagungan-Nya bagaimana. Mereka membicarakan hal-hal lahiriah, meletakkan di atas jari-jari/menyatakan keberatan.
Ada satu hadis yang diriwayatkan oleh Hadhrat Abu Hurairah r.a.,yakni seorang perawi meriwayatkan bahwa Hadhrat Abu Hurairah menerangkan beberapa hadis-hadis kepada kami yang satu dari antara itu adalah bahwa Rasulullah saw. bersabda,”Pada hari kiamat orang yang paling jahat/kotor dan yang akan paling menjadikan Tuhan marah adalah yang menyatakan diri mereka sendiri malikul amlaak,yakni raja diraja,yang pada zaman ini disebut emperor,raja segala raja. Jadi, kerajaannya itu apa, tidak ada apa-apanya,sesuatu yang datang dan pergi. Selain Allah pada hakekatnya tidak ada pemilik dan tidak ada raja.
Ada riwayat dari Hadhrat Ibnu Umar dan Hadhrat Umar r.a.humaa yang kedua-duanya adalah sahabah. bahwa Rasulullah saw. bersabda”kullukum raa’in wakullukum masuwlun ‘an ra’iyyatihi wal amiyru ra’in warrajulu ra’in ‘alaa ahli baitihi wal mar atu raa’iyatun ‘ala baiti zaujihaa wa waladihi wa kullukum raa’in wa kullukum masuwlun ‘an raiyyatihi Bukhari kitabunnikah-Hadhrat Ibni Umar r.a. menerangkan bahwa Rasulullah saw.bersabda,”Setiap diantara kalian adalah pengawas, kepadanya akan ditanya berkenaan dengan bawahan/rakyatnya.-Kini hadis ini apa kaitannya dengan topik ini.Raja pada umumnya tidak ada yang menanya.Oleh karena itu rakyat raja, pasti akan memberikan jawaban kepada raja apa kepemilikan yang diserahkan padanya berkenaan dengan itu akan ditanyakan.Amir adalah pengawas dan juga pengawas terhadap keluarganya dan seorang adalah pengawas orang-orang dalam keluarganya. Amir yang ditugaskan diapun juga pengawas, dia tidak menjalankan perintah dari diri sendiri dan perintah itu adalah yang telah turun dalam Al-quran dan perintah itu adalah dari atas dalam corak penjelasan Al-quran mereka dapatkan. Kalau tidak, pada hakekatnya tidak ada amir seorang pemilik.Maka, diapun juga akan ditanya jika dia mengatakan hal yang salah,maka dia adukan dan akan diminta pertanggungjawaban. Dan seorang adalah pengawas keluarganya,pengawas untuk istrinya juga anak-anaknya juga dan perempuan juga adalah pengawas untuk rumah suaminya dan pengawasnya. Pengawas suami bukan dalam arti menjaga suami bahkan semua kata-kata suami dilihatnya dengan penuh perhatian dan mengerti bahwa suaminya itu manusia macam apa. Kemudian dia menjaga rumahnya.Jadi, diantara kalian setiap diantara kalian adalah pengawas dan akan kepada setiap dantarankalian akan ditanya berkenaan dengan rakyatnya /bawahannya bahwa bagaimana dia melaksanakan tanggung jawabnya.
“Bismillahirrahmanirrahiym alhamdulillahi rabbil’alamiyn arrahmaanirrahiym maaliki yaumiddiyn-Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Segala puji adalah untuk Allah Tuhan sekalian alam Yang Maha Pengasih Maha Penyayang Yang memiliki hari pembalasan”. Berkenaan dengan ini, itu telah saya terangkan. Yang memiliki hari pembalasan,bukan hanya pada hari kiamat saja bahkan pada hari itu Dia akan menjadi pemilik dalam arti sepenuhnya dan di dunia ini juga Dia sebagai Pemilik
Hadhrat Masih Mauud a.s. dibawah kata maaliki yaumiddiyn beliau menyebut Rasulullah saw. bahwa bagaimana Rasulullah saw. di dunia ini juga sebagai bayangan sifat malikiyyat. Beliau bersabda,”Di dalam Al-quran namanya maaliki yaumiddiyn juga Bisa jadi manusia hidupnya baik/tenteram dan mungkin saja burung-burung dan hewan ternak lebih bahagia hidupnya dari manusia. Nah, kita tidak mengetahui kondisi dari burung-burung dan hewan berkaki empat, namun mereka juga berkeliaran dalam kegembiraan dan ketenteraman mereka dan mereka mengambil mamfaat dari alam raya ini. Jadi,manusia menganggap diri mereka bahagia, tapi burung-burung dan binatang ternak lebih gembira dan bahagia dari mereka. Bersabda,”Dunia ini adalah alam/tempat cobaan untuk pemecahannya ada alam kedua. Kesusahan-kesusahan yang diletakkan di dunia ini ada janji-Nya bahwa di alam yang akan datang Dia akan menganugerahi kebahagian dan kini jika ada juga yang mengatakan bahwa kenapa Dia melakkan ini dan serupa itu kenapa tidak dilakukan ? Maka jawabannya adalah bahwa Dia,kan memiliki kekuasaan menghakimi dan mempunyai kerajaan apa yang Dia inginkan telah Dia lakukan ,tidak ada yang bisa keberatan atas pekerjaan-Nya
Kemudian bersabda,”Manusia bisa terhindar dari dosa dengan corak kejalalan dan (adanya rasa ) takut dan hendaknya juga mengetahui bahwa dalam mengazab dosa itu Dia sangat keras azab-Nya juga dan “maaliki yaumiddiyn-memiliki hari pembalasan juga” yang pada diri manusia akan terpatri ketakutan,maka itu akan menyelamaatkannya dari dosa-dosa.
Kemudian bersabda,”Maaliki yaumiddiyn-Pemilik hari pembalasan’ seorang untuk berkah-berkah-Nya memerlukan kekhusyukan dan rintihan bagaikan seorang darwisy”. Kini yang berkenaan dengannya diketahui bahwa Dia adalah maaliki yaumiddiyn-Pemilik hari pembalasan,maka jelas di hadapan-Nya akan lahir kondisi khusyuk dan rintihan bagaikan seorang Darwisy yang jatuh bagaikan para petapa di hadapan singgasana Ilahi dan untuk meraih berkah mereka mengulurkan tangan ketidak berdayan dan setelah mendapatkan dirinya tidak dalam arti sepenuhnya lalu mereka beriman kepada kerajaan Tuhan.
Nah, apa yang sebelumnya telah saya terangkan kini saya akan sampaikan sabda Hadhrat Masih Mauud a.s. di hadapan kalian.Beliau bersabda,”Beliau,yakni Rasulullah saw. adalah juga bayangan malikiyyat yaumiddiyn-(mempunyai kewenangan hari pembalasan) perwujudannya yang sempurna adalah pada kemenangan Mekah.Sedmikian sempurnnya kezahiran empat sifat yang merupakan induk sifat-`sifat tidak pernah terjadi dalam zaman semua nabi manapun.Jadi, Rasulullah saw.pada waktu itu zahir bersama maaliki yaumiddiyn-memiliki/wewenang hari pembalsan
Kemudian di satu kutipan Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda,”Kezahiran maaliki yaumiddiyn secara peraktik/amaliah pada zaman para sahabah terjadi dalam bentuk bahwa diantara mereka dan orang lain Allah telah meletakkan furqan,atau makrifat dan kecintaan terhadap Tuhan yang diberikan sebagai ganjaran mereka di dunia.Tapi hal ini perlu diingat bahwa janganlah mengannggap bahwa Jemaat Para sahabah r.a. merupakan Jemaat yang telah berlalu begitu saja sebelumnya bahkan ada satu grup lain juga yang Allah telah sebutkan dalam Al-quran itupun masuk dalam kelompok para sahabah yang akan bersama bayangan Ahmad. Jadi, Hadhrat Masih Mauud a.s. meyakini diri beliau bukannya Ahmad bahkan sebagai bayangan Ahmad secara jamal/ keindahan .Sesuai dengan itu dengan memberikan refrensi ini beliau bersabda,” wa aakhariyna min hum lamma yalhaquw bihim,bahwa Jemaat sahabah jangan hanya dianggap sebatas itu saja, bahkan pada zaman Masih Mauud a.s. juga akan ada satu Jemaat para sahabah sebagaimana kezahiran empat sifat itu pada zaman sahabah telah terjadi, begitu juga penting bahwa penyempunaan wa aakhariyna minhum lamma yalhaquw bihim ini akan terjadi pada Jemaat sahabah (di akhir zaman) juga.
Kini ada ayat surah Ali-imran ayat 27: qul lillahumma maalikal mulki tu’tilmulka man tasyaau wa tan ziul mulka min man tasyaa u `wa tu’izzuman tasyaa u wa tudzilluman tasyaa u biyadikal khair innaka ‘ala kulli syaiin qadiyr-Katakan olehmu hai Allah,.hai Allahku Pemilik kerajaan, Engkau menganugerahi kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau merampas kerajaan dari siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau manganugerahi kehormatan kepada yang Engkau kehendaki dan menghinakan siapa yang Engkau kehendaki. Kebaikan hanya berada di tangan Engkau,yakni kepada siapa yang dianugerahi kemuliaan itu adalah atas dasar kebaikan dan yang dihinakan itupun juga atas dasar kebaikan, yakni demi untuk kebaikan orang lain. Kalau tidak, Jika manusia tidak hina kerena pekerjaan yang buruk,maka orang-orang akan merampas kehormatan-kehormatan teman-teman/orang lainnya. Oleh karena itu Allah menggunakan kata khaer-kebaikan pada keduanya.Sesungguhnya Engkau mempunyai kekuasaan abadi atas apa yang Engkau kehendaki.
Hadhrat Masih Mauud a.s. dalam menterjemahkan “qul-katakanlah” beliau bersabda,”Hai Tuhan ku ,hai Pemilik kerajaan, Engkau menganugerahi kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau merampas kerajaan dari siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau menganugerahi kehormatan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau menghinakan orang yang Engkau kehendaki.Setiap kebaikan yang manusia cari berada di tangan Engkau.Engkau berkuasa atas segala sesuatu.
Kini adalah ayat ke 15 surah Thaha:fa ta ‘aalallaa hul malikulhaq wala ta’jil bil-qur aani min qabli ‘an yuqdhaa ilaika wahyuhu wa qu rrabbi zidniy ‘ilma– Maka Maha luhurlah Allah raja sejati, janganlah engkau tergesa-gesa membaca Al-quran sebelum disempurnakan wahyu-Nya kepada engkau.Dan katakanlah selalu,” Hai Tuhan-ku,tambahkanlah bagiku ilmu pengetahuan”.
Jadi ketika Al-quran turun kepada Rasulullah saw. maka meskipun beliau diberikan ilmu namun bersama itu pula beliau terus berdoa, “Tambahlah ilmuku”.Ada lagi ilmu dan ada lagi ilmu,yakni ilmu Engkau yang tidak terbatas maka tambahkanlah terus ilmuku” .Dalam kaitan ini mengenai mafhum imam Hadhrat Masih Mauud a.s.bersabda,”Imam menghendaki tampil ke depan dalam semua hakekat-hakekat, makrifat, sarana-sarana cinta, kebenaran dan kesetiaan. “Imam” maksudnya “yang tampil ke depan dalam sifat baik”.Oleh karena itu semua potensi-potensinya yang lain dikhidmatkan untuk ini.” Jadi, ini pada dasarnya adalah bahasan mengenai keimaman Hadhrat Rasulullah saw. Kalau imam yang lain adalah tidak mempunyai kedudukan/kelebihan apa-apa. Mereka (imam-imam yang lain itu) memang berusaha namun usaha mereka tidak sempurna sepenuhnya.Pada hakekatnya yang tampil ke depan dalam setiap kebaikan adalah hanya satu wujud dan itu adalah Hadhrat Muhammad saw. dan beriringan dengan itu beliau berdoa rabbi zidni ‘ilma. Beliau selalu sibuk dalam doa rabbi zidniy ‘ilma.Dan dari sebelumnya kedudukan-kedudukannya dan pancaindera-pancainderanya untuk hal-hal itu memiliki potensi/kemampuan yang layak atau mutiara yang mahal.Oleh karena itu dengan karunia Allah dalam ilmu-ilmu Ilahi dia dianugerahi basthath.Maksud “basthath” adalah “keluasan”.Jadi,jika dalam ilmu Ilahi ada yang ingin mendapatkan kelapangan, maka itu dia bisa dapatkan dengan perantaraan doa. Kalau tidak, dengan sendirinya tidak akan bisa.
Kemudian dalam menyebutkan Huzur saw.bersabda,”Dan pada zamannya tidak ada yang lain yang menyerupainya dalam mengetahui makrifat-makrifat ilmu Al-quran dan yang sama dalam kesempurnaan hujjat dan dalil”. Nah disini Hadhrat Masih Mauud a.s. dan penghambaan Rasulullah saw. menyatakan diri sebagai imam yang tidak ada tandingannya dalam ilmu-ilmu Al-quran dan pada zamannya tidak ada imam lain yang pada hakekatnya mengetahui ilmu Al-quran serupa itu.
Ada seorang yang bertanya kepada Hadhrat Khalifatul Masih 1r.a. bahwa mana catatan-catatan Al-quran tuan ? Catatan itu berikanlah kepada saya supaya saya pun juga mengambil faedah dari itu.Hadhrat Khalifatul Masih 1 r.a.berkata,”Ketahuilah, bahwa kapan saja saya menulis catatan dan berkenaan dengan itu kemudian Hadhrat Masih Mauud a.s.menerangkan maka catatan saya menjadi sama sekali tidak ada artinya apa-apa,saya biasa mengesampingkan itu”. Itulah ilmu Al-quran yang didapatkan oleh Rasulullah saw. dan dengan perantaraan Rasulullah saw. pada zaman ini dianugerahkan pada Hadhrat Masih Mauud a.s. Dan Hadhrat Khalifatul-masih 1 yang merupakan seorang yang arif billah juga sesudah sabda-sabda beliau mereka tidak mengindahkan tulisan mereka/tidak menganggap penting catatan mereka.
Bersabda,”Pendapatnya semacam pengemudi yang membetulkan ilmu-ilmu orang lain.Jika dalam keterangan hakekat agama pendapat-pendapat orang lain kontra dengan pendapatnya maka hak/kebenaran akan memihaknya.Karena dalam mengetahui tentang/ilmu kebenaran ilmu firasat mendukungnya dan nur itu tidak diberikan pada orang lain bersama sinar-sinar yang berkilauan dzaalika fadhlullahi yu’tiyhi manyasyaa-ini adalah karunia Tuhan Dia menganugerahi kepada siapa yang Dia kehendaki.
Selanjutnya Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda,”Timbulnya potensi meraih kelezatan adalah dengan kegemaran terhadap ilmu. -Jika seseorang tidak mempunyai kegemaran dalam suatu ilmu maka tidak akan ada kelezatan dalam ilmu. Jadi, taufik untuk meraih kelezatan dari ilmu itu timbul dengan kegemaran terhadap ilmu.- Selama ilmu dan makrifat tidak ada maka apa yang bisa terjadi.Inilah juga rahasia yang terdapat dalam doa rabbi zidniy ‘ilma. Karena seberapa ilmu beliau saw.terus bertambah luas maka sebesar itu pula kelezatan dan kegemaran beliau terhadap ilmu terus meningkat. Jadi,jika ada yang menginginkan lahirnya kelezatan dan gejolak dalam kecintaan terhadap Tuhan maka hendaknya dia mencari ilmu sifat-sifat Tuhan yang benar”.
Nah,karena kegemaran dan kecintaan Rasulullah saw. dalam ilmu,yang karenanya tentang Zat Tuhan yang paling banyak dianugerahkan ilmu adalah kepada Rasulullah saw.. Dan seberapa bertambah ilmu tentang Tuhan sedemikianlah di jalan-Nya dianugerahi rasa takut.dan sebanyak itulah takwa itu bertambah innama yakhsyallaahu min ‘ibaadihil ‘ulamaa,maka disini maksud ulama bukanlah ulama-ulama dewasa ini, bahkan ulama-ulama yang selalu takut kepada T uhan dan mereka takut di hadapan-Nya.Karena seberapa ilmu sifat-sifat Allah terus berkembang sedemikianlah manusia di hadapan-Nya terus tunduk.
Bersabda,”Seberapa ilmu beliau terus bertambah luas sebanyak itulah kelezatan dan kegemaran terhadap ilmu dan makrifat beliau terus menjadi bertambah luas.Jadi, jika ada orang yang menginginkan lahirnya kelezatan dan kecintaan pada Allah maka berekenaan dengan Tuhan hendaknya meraih ilmu yang benar.Dan ilmu ini tidak pernah akan diraih selama manusia tidak bergaul dengan orang-orang benar atau selama manusi tidak ada dalam pergaulan orang-orang saleh/benar.Secara langsung ilmu ini tidak maju/berkembang, namun mereka orang-orang yang berada dalam persahabatan dengan Hadhrat Masih Mauud a.s., dengan ketulusan beliau mereka dianugerahi ketulusan, yang dampaknya kemudian kecintaan terhadap Tuhan menjadi tumbuh berkembang.Dan inilah rangkaian sahaya-sahaya/pecinta-pecinta Hadhrat Masih Mauud a.s. bahwa seberapa mereka terus dekat dengan beliau, sebanyak itulah kelezatan dan kegemaran mereka menjadi terus bertambah.
Selama tidak menyaksikan zahirnya perwujudan/manifestasi Tuhan yang segar sampai pada waktu itu kelezatan dan kegemaran/gelora itu tidak akan berkembang..Keistimewan tingal bersama manusia pilihan yang tulus,yakni sebab utamanya yang beliau terangkan bahwa manusia pilihan yang tulus mempertunjukkan terus menerus tanda-tanda Tuhan yang selalu.Dan karena penjelmaan itu iman yang satu kali diperoleh dan untuk kedua kali tidak memperlihatkan penampakan maka karat akan terus timbu.namun yang terus menerus dianugerahkan buah-buah yang segar maka kelezatan dan kegemarannya selalu baru dan segar.Jadi, oleh karena itu Hadhrat Masih Mauud a.s. menasehatkan kepada para sahabah beliau bahwa janganlah kembali dengan hanya mendengar satu kali kata-kata saya ,tinggallah disini, penjelmaan Tuhan terus menerus turun,kamupun ambillah nur dari itu dan dengan perantaraan perwujudan/penampakan keyakinan kalian terhadap Allah akan terus bertambah.
Ada lagi lagi dua ayat surah Al-muminuwn 116-117: “afahasibtum annama khalaqnakum ‘abasan wa annakum ilaina laa turjauwn .Apakah kamu menganggap bahwa kami telah menciptakan kalian sia-sia,tampa maksud ,dan tampa tujuan dan kalian kepada kami kalian tidak akan dikembalikan”. Nah,alam raya Tuhan yang telah diciptakan itu tidak diciptakan tampa maksud. Jika setelah mati di dalam dunia /alam raya ini semua akan menjadi selesai, maka apa perlunya manusia dianugerahi sekian luas alam raya dan nikmat-nikmat begitu banyak.Untuk setiap manusia ada hari ujian dan sesudah mati itu tidak akan habis, yakni pintu kewafatan tidak menjadikan manusia bebas sepenuhnya.Inilah syakwasangka yang karenanya dosa terus berkembang di dunia. Mereka menganggap bahwa pintu kematian untuk kita merupakan cuti/kebabasan sepenuhnya. Apa saja yang kami telah lakukan itu telah berlalu begitu saja /tidak ada urusan lagi. Jika keyakinan ini yang ada, maka dosa yang tidak mengenal batas akan terus bertambah dan inilah kebanyakan nafsiat/ego orang-orang yang berdosa. Mereka menganggap bahwa selama pemerintah tidak menangkap kami, kami akan terus melakukan dosa dan kapan kematian itu tiba, kami akan terbebas dari semua dosa-dosa. Tapi bagi mereka yang yakin bahwa ada hari akherat, maka mereka tidak akan pernah berani melakukan dosa/kesalahan.,karena mereka mengetahui bahwa ada hari hisab untuknya.Oleh karena itu berfirman,” afahasibtum annama khalaqnaakum ‘abatsan wa annakum ilainaa laa turja’uwn –Apakah seperti orang-orang yang dungu kalian terus menganggap bahwa kami begitu saja telah menciptakan kalian dengan sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada kami “fata ‘alallahulmalikulhaq laa ilaa ha illaa huw rabbul ‘arsyil kariym –Maka Maha luhur Zat Pemilik Yang sebenar-benarnya,raja yang sejati laa ilaa ha illaa huw –Selain Dia tidak ada sembahan rabbul arsyilkariym Dia adalah Tuhan arasy Yang Maha mulia.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda,”Memberikan ganjaran dan hukuman ada pada wewenang-Nya.Perkara hukuman dan ganjaran adalah mulai dunia ini.Orang yang merampok mungkin bukan satu,bahkan kedua kali, bukan yang ke dua,tap yang ke tiga pasti akan ditangkap atau dihukum dalam corak yang lain. Apakah hukuman ini kurang bahwa pencuri mencuri untuk harta dan kemudian dia selalu miskin dan hina”.
Hasil curian orang yang mencuri setelah terbelanjakan pada hal-hal yang buruk menjadikannya miskin dan tidak memiliki apa-apa.Dan ada satu peristiwa berkenaan dengan seorang perempuan bahwa ada seorang pencuri yang membawa lari selimutnya.Perempuan tua itu tidak bisa berbuat apa-apa.Maka pada satu kali nampak olehnya si pencuri yang menggunakan kain kecil. Dia berkata,”Kamu lihat,kan bagaimana harta yang haram menjadi sia-sia ? Tuhan telah memberikan pada saya satu selimut lain dan kamu masih tetap menggunakan kain sekecil itu”. Jadi harta yang haram memang menjadi sia-sia. Jika ibu Bapaknya kaya maka anak-anaknya menyia-nyiakannya.Oleh karena itu hukuman dan ganjaran juga di dunia ini juga ada dan di akherat juga akan ada dan di akhrat akan lebih dahsyat lagi.Maka hendaknya selalulah takut pada hari pembalasan .
Bersabda,”Menghukum dan memberikan ganjaran adalah berada di tangan-Nya..Dari alam inilah perkara hukuman dan ganjaran mulai.Orang yang merampok mungkin tidak satu kali,tapi yang ke dua kali, jika bukan yang ke dua kali maka untuk yang ketiga kali pasti dia akan ditangkap atau dengan corak lain dia akan mendapatkan hukuman.Apakah hukuman ini kurang bahwa pencuri yang mencuri untuk harta namun tetap saja dia selalu miskin, papa dan hina. Kami di alam/dunia ini telah merenungkan dengan sedalam-dalamnya bahwa orang yang malakukan kebaikan dengan penuh antusias maka tidak akan kosong dari memperoleh hasil yang baik dan yang melakukan keburukan maka pasti akan menuai akibat keburukannya”.Inilah tafsir hakiki dari maaliki yaumiddiyn.Selain itu di khutbah yang akan datang –insyallah –berkenaan dengan maalik,berkenaan dengan sifat itu akan saya terangkan.
Hari ini sebagaimana saya telah diingatkan bahwa katakanlah kata-kata yang mudah dan katakan serdikit-sedikit,terangkan dengan jelas,supaya jangan lewat dari kepala orang-orang .Oleh karena itu saya mengharapkan bahwa khutbah yang saya sampaikan hari ini itu mungkin dapat dimengerti oleh semua.