Nama-nama Allah, Muhaiman, Yang Memelihara

Khutbah tanggal  5-10-2001

            Surah Al-Hasyr  ayat 24. Terjemahnya:Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan  selain Dia. Raja,Yang Maha suci  ,Yang Maha sejahtera ,Yang Mengaruniakan Keamanan ,Yang Maha Memelihara,Yang Maha Perkasa Yang Maha Perkasa,Yang Maha Kuasa Yang Memiliki segala keagungan Maha suci Allah  dari apa yang mereka persekutukan.

            Khutbah hari ini bertemakan sifat al-muhaimin—Yang Maha Memelihara.Pertama-tama  saya  menerangkan artinya dari segi lughat. Almuhaiminuismun min asmaaillahi ta’aala fil- kutubil- qadiymah- almuhaiminu adalah dari sifat-sifat Tuhan yang terdapat juga  dalam kitab-kitab yang lama/lalu..

            Satu arti almuhaiminu adalah asysyaahid ,yakni saksi. Saksi yang memberikan keamanan kepada orang lain dari ketakutan.Dan satu artinya  amin- (Yang memberikan keamanan) juga yang  disebut dalam tafsir-tafsir.  Dan dikatakan  juga bahwa  artinya “amanatdaar-Yang jujur/penjaga amanat “.Jadi,amin-yang memberi keamanan dan amanatdaar-yang menjaga amanat, pada dasarnya hanya satu perkara/hal dengan dua penzahiran yang berbeda

            Dan di dalam firman Tuhan (muhaiminan ‘alaihi) Maksud muhaiminan ‘alahi adalah pengawas makhluk-makhluk. Maksudnya tidak hanya sekedar pengawasan,bahkan sambil mengawasi maksudnya juga menjaga.

            Ada lima kata-kata berbeda diterangkan berkenaan dengan muhaiminun.

            Hadhrat Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa orang yang jujur disebut muhaiminun. Dan saksi yang kuat juga .di sebut muhaimin. Selain itu diterangkan juga bahwa artinya adalah arraqiyb- yakni pengawas atas orang lain.

Wa qaala abu ma’syar qabbaanan ‘alahi– Abu Ma’syar berkata” Yang menguji/yang mencoba”. Dan juga dikatakan”yang mengawasi kitab-kitab samawi”. Yakni, sebelum Al-Quran kitab-kitab yang berlalu, kini Al-Quran sebagai muhaiminun-pengawas itu.

            Menurut Ibnu Anbari arti almuhaimin-adalah memenuhi keperluan-keperluan makhluk.Sedangkan Allamah Azhari berkata bahwa dengan mempertimbangkan kata-kata bahasa Arab itulah yang dapat diambil kesimpulan  bahwa al-muahiminu ada dalam arti amiyn-Yang Memberi keamanan (Taajul-‘urus)

            Kini arti yang diberikan dalam Taajul’urus dan Aqrabul mawaarid ada dua:

Haimana-ththaa iru ‘ala faraakhihi: rafrafa– Burung untuk menjaga anak-anaknya melebarkan sayap di atasnya.. Ini merupakan arti muhaimin(un) yang sangat indah dan selanjutnya akan diketahui bahwa Rasulullah saw. juga dalam arti inilah kata muhaimin beliau gunakan.

            Haimana fulanun ‘ala kadza-Dia sebagai pengawas dan menjadi  pelindung atasnya. Tidak hanya sekedar pengawas, bahkan mengambil dibawah penjagaannya. Muhiminun– Seperti burung-burung melindungi  anak-anaknya sambil menutupi dengan  sayapnya .

Kini, muhaiminun dalam arti  untuk perlindungan melebarkan sayap . Di dalam itu ada satu riwayat Hadhrat Abdurrahman bin Abdullah r.a. yang beliau terangkan dari bapaknya.Beliau menerangkan bahwa kami bersama Rasulullah saw. dalam satu perjalanan. Beliau pergi untuk suatu keperluan .Maka kami melihat seekor burung berwarna merah yang bersama dua ekor anaknya.Kami menangkap ke dua ekor anaknya. Jadi dia dengan gelisah mulai terbang berkeliling mengibas-ngibaskan sayapnya dengan cepat.. Persis di saat  itu Rasulullah saw. kembali. Beliau bertanya:Siapa yang menyakitinya karena anak-anaknya. Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya. Beliau melihat selembar bulu/sayap semut-semut yang kami telah bakar. Beliau bertanya:Siapa yang telah membakarnya ? Kami menjawab:Kami yang telah membakarnya Bersabda:Tidak baik/layak  seseorang/sesuaatu  disakiti dengan  api. Walhasil rabbunnaar-Yakni, Allah-lah   yang  siapa  Dia kehendaki azab api Dia berikan  ( Abu Daud Kitabul-adab)

Ada satu riwayat Abdullah bin Mas’ud dan tertulis dalam Al- Adab almmufrad lil-Bukhari. Beliau meriwayatkan bahwa pada suatu  perjalanan beliau saw berhenti di satu tempat,maka seorang mengambil telus seekor burung merah . Atas hal itu burung itu mulai mengibas-ngibaskan sayapnya datang terbang di atas kepala Rasulullah saw.-Ini merupakan hal yang aneh bahwa di atas kepala yang diberkati itu dia mengibaskan sayapnya. Dari itu dapat diketahui bahwa burung-burung juga Allah sedemikian rupa memberikan nalar padanya sehingga diapun mengetahui siapa pengawas dan pelindungnya-Bersabda:Diantara kalian siapa yang mengambil telor, menyakitinya ? Atas itu seorang menjawab :Ya Rasulullah saw.,saya,  yang telah mengambil telurnya.Rasulullah saw. seraya mengasihi burung itu bersabda,kembalikanlah telurnya

                     (al-adabu l-mufrad lil-bukhari  bab akhdzul baidhi minal khamrata)

Hadhrat Khalifatul Masih 1 berkenaan dengan kata almuhaimin menerangkan:

“Yang mengetahui amal-amal semuanya.Pelindung semua”

                                                                              (Haqaiqulfurqan jilid 4 hal. 70)

Hadhrat Masih Mauud a.s. dalam Tafsirnya menerangkan:

almuhaiminul- ‘aziyzul jabbaarul mutakabbir– Yakni, Dia pelindung/penjaga semua dan Maha Unggul di atas semua dan membetulkan semua yang rusak /Maha Berkuasa dan Yang Maha cukup Zat-Nya /Berdiri sendiri

                                            Filsafat Ajaran Islam Ruhani Haza- in jilid 10 hal 275

Di dalam khutbah yang singkat hari ini Allah yang dengan perantaraan muhaimin telah menganugerahkan  mu’jizah kepada Hadhrat Masih Mauud a.s.,itu yang saya terangkan.Ini pun merupakan mu’jizah muhaiminunnya Rasulullah saw. Dan kekuatan ke dua beliau/khilafat zahir di era baru ini.Itupun peristiwa-peristiwanya luar biasa agung yang dari itu dapat diketahui bahwa sebagaimana Allah swt dulu menjadi muhaiminunnya -pelindungnya Rasulullah saw. dan Pelindung Kitab,begitu juga di  zaman akhir Dia tetap menjadi muhaiminun-Pelindung Hadhrat Masih Mauud a.s. dan Jemaat  beliau  dan Dia tidak memalingkan wajah-Nya dari sahaya-sahaya kekeasih-Nya Muhammad saw.di akhir zaman ini Itulah yang telah Dia perlakukan sebagaimana Dia hendaknya  harus perlakukan terhadap sahaya-sahaya Muhammad saw.Kini pertama-tama saya akan menerangkan gempa bumi yang telah terjadi di Kanggrah.

Hadhrat Berkat Ali Sahib Mirza Laknow berkata:

“ Saya yang lemah ini pada waktu terjadi gempa bumi besar di Apper Dharam Sala,kabupaten Bhaksu, propinsi Kanggrah  tanggal 4 Afril 1901 terkubur di bawah reruntuhan sebuah rumah  dan dengan susah payah saya dikeluarkan. Yang menjadi pada pristiwa itu  adalah Babu Gulab Din Sahib yang pada waktu itu  beliau tengah  dinas sebagai kepala devisi angkatan. Kini beliau ada masih hidup di Sialkot(ketika ini diriwayatkan) Satu dua bulan sebelum peristiwa itu, tatkala  Hadhrat Masih Mauud a.s. menyebarkan nubuatan gempa bumi besar itu, saya sendiri berada di Qadian, Darul- aman. Dan dengan membawa serta selebaran-selebaran/pamplet-pamplet yang  telah  Huzur a.s. sebarkan saya sampai di kampung Dharam Sala dan selebaran-selebaran itu saya bagikan juga kepada beberapa orang disana. Karena saya disana bekerja sebagai juru tulis/pelayan dan saya memperoleh peluang untuk pencaharian sementara/tambahan,oleh karena itu saya selalu kadang-kadang pergi juga kepada seorang sahabah  Mirza Rahim Beg r.a. Mirza sahib mempunyai jalinan keluarga dengan salah satu keluarga besar Mughul”.- Kamipun ketika biasa pergi ke Dharam Sala maka saya sendiri beberapa kali  bertemu secara peribadi dengan Mirza Rahim Beg.- “dan saudara beliau yang lain  bukan ahmadi,hanya istri dan anak-anaknya  bersamanya menjadi ahmadi dan orang-orang yang lainnya sangat menentang beliau . Dalam gempa bumi semua hazanah/harta  tetap selamat  dan semua ahmadi yang lain yang datang dari berbagai arah/daerah  datang kesana kesemuanya selamat dari kehancuran gempa bumi ini. Padahal perkiraan disana menurut saya ada 90 persen kehilangan/kerugian  nyawa  dan selamatnya kami semua orang-orang ahmadi dari gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya adalah merupakan tanda yang sang agung. Periciannya jika saya tulis maka sungguh setiap yang mencari kebenaran akan bisa melihat pertolongan Tuhan bersama orang-orang ahmadi.Karena (selamatnya)keluarga saya Yth Khan Sahib,semua keluaga Gulab Khan Sahib, Mastri Allah Bakh Sahib dari Sialkot dan bersama beliau Gulam Muhammad Mastri dan kaitan selamatnya dari musibah gempa bumi saudara-saudara ahmadi lainnya dan adanya   sarana-sarana alami yang nampak zahir,  di dalam itu secara terpisah berkenaan dengan satu,satu orang  nampak merupakan  satu tanda” Yakni, Allah dengan karunia-Nya sedemikian rupa kondisi yang Dia ciptakan, yang mana siapa  yang Dia ingin selamatkan dari kehancuran Dia menyelamatkan-Nya.

Bersabda:”Khususnya keberangkatan secara kebetulan Mastri Allah Bakh sahib dari sana satu hari sebelumnya dan kembalinya semua keluarga kami ke kampungnya beberapa waktu sebelumnya dan sebelum gempa bumi terjadi keluarnya dari rumah sebagian saudara –saudara warga Jemaat  dan setelah terkubur di reruntuhan baru keluar dengan sarana-sarana  yang aneh-aneh, semua hal-hal itu sebagai  tanda dan saya berkeinginan untuk mengirimkan satu topik mengenai hal itu secara terinci..Tapi kini secara singkat peristiwa-peristiwa itu disebut  disini.Yang muncul  dalam acara pertemuan dengan Hadhrat Masih Mauud a.s. Beberapa hari sesudah gempa bumi itu, ketika yang lemah ini hadir di hadapan Hudhur di Qadian maka pada waktu itu pada hari-hari itu beliau membuat tenda di bawah naungan pohon-pohon  mangga yang  bersebelahan dengan Bahisti Maqbarah.Ketika saya mulaqat dengan Huzur maka Huzur berkenaan dengan saya menanyakan beberapa pertanyaan-pertanyaan:Bagaimana Tuan bisa keluar setelah terperangkap di reruntuhan ? Maka saya berkata  kepada Huzur bahwa tempat tidur  Mastri Allah Bakh Ahmadi yang mengangkat/menyanggah tembok besar diatasnya yang telah menyelamatkan saya  dan saya tidak terpaksa harus menahan  banyak beban.(beliau menyelamatkan diri di bawah tempat tidur).Dalam pada itu Huzur a.s. menanyakan beberapa pertanyaan berkenaan dengan beberapa orng-orang ahmadi. Dan saya memberikan kesaksian akan selamatnya semua teman-teman.Padahal Huzur sebelumnya  telah mengumumkan dalam selebaran/pamplet bahwa di dalam gempa bumi satu pun anggota jemaat kita tidak ada yang mati”.-Nah,kini di dalam gempa bumi yang  sedemikian besar di dalamnya 90 persen penduduk yang musnah dan kemudian di dalam itu satupun  tidak ada ahmadi yang sia-sia adalah merupakan tanda yang sangat agung-. ”Dan saya yakin bahwa Huzur a.s. telah mendapat pengetahuan  dari Tuhan tentang hal itu. Kalau tidak, sebelum saya dari Dharam Sala tidak ada ahmadi yang hadir di hadapan Huzur. Jadi, mulaqatnya yang lemah ini  dengan Huzur yang terjadi setelah gempa bumi Nanggrah, di dalam itu selamatnya orang-orang ahmadi Huzur telah nyatakan sebagai satu tanda. Dan secara khusus selamatnya saya setelah terkubur di reruntuhan adalah sebuah tanda,yang telah diumumkan/siarkan secara tertulis. Selamatlah atas mereka yang mengambil pelajaran dari pelajaran /ibrat yang ada di hadapan mata orang-orang  dan beriman pada pilihan Tuhan itu (Catatan Riwayat –riwayat sahabah no. 3 hal 1-3)

                    Riwayat ini diambil dari  riwayat –riwayat Mirza sahib yang tercatat.

Kini, arti muhaimin juga adalah amiyn – yang memberi aman  .Ada riwayat dari Hadhrat Abdullah bin Abbas bahwa Abu Sufyan memberitahukan pada saya  bahwa Harqal berkata kepadanya:

“Saya bertanya kepada engkau bahwa apa yang (Muhammad) perintahkan kepada engkau ? yang engaku telah menjawabnya bahwa dia memerintahkan untuk melakukan shalat,tulus,kesucian,menepati  janji dan membayar amanat . Maka Hirqal berkata:Inilah sifat seorang nabi(Sahih Bukhari Kitabusy-syahadat)

Hadhrat Anas Bin Malik meriwayatkan bahwa Nabi Allah saw selalu sambil menyampaikan ceramah bersabda pada kami” laa iimaana liman laa amaanata lahu walaa diyna liman laa ‘ahda lahu-Yakni, orang yang tidak memperhatikan amanat imannya bukanlah iman dan orang yang tidak menepati  janji agamanya tidak ada                                                                                            (Musnad Ahmad bin Hanbal jilid 3 hal 135 Cetakan Bairut)

Disini penggunaan muhaiminun dalam arti orang yang jujur .

Hadhrat Jabir bin Abdullah meriwayatkan  Rasulullah saw. bersabda:bahwa apabila ada orang yang  setelah berbicara baru kembali maka hal/perkataan itu adalah amanat (Sunan Abu Daud kitabul –Adab fi naqlihadiyts)Yakni,  setelah berbicara atau setelah mengucapkan,ada orang yang kembali maka pada waktu itu perkataan  itu akan menjadi amanat. Dan jika ada yang tatkala  masih berdiri dia merubah perkataan itu  dan memberikan arti lain maka itulah  menjadi amanat yang dia telah sajikan  dalam corak  yang telah  berubah. Tapi, jika dalam kondisi itulah dia tinggalkan lalu pergi maka perkataannya itu akan menjadi amanat dan tidaklah layak menyebutnya tampa menanyakan kepada orang jujur lainnya..

Rasulullah saw. telah menerangkan tiga tanda-tanda orang-orang munafik :

“Apabila dia berbicara dia berdusta , apabila dititipkan/diserahi  amanat maka dia berkhianat dan apabila dia berjanji maka dia mengingkari janji”Bukhari Kitabu-sysyhadaat)

Kini,kalian  lihatlah  dari segi hadis ini cocokkanlah dengan  para mulla,seratus persen tiga hal ini mengena kepada para mulla. Kapan saja mereka berbicara,  berdusta. Kini, besar-besar yang mereka janjikan. .Mulla-mulla di Kabul dan Afganistan juga sepenuhnya mereka berdusta Terus menerus mereka melakukan kedustaan .Mulla-mulla di Pakistan dalam kondisi  apapun mereka tidak kalah.

Dan apabila diserahi  amanat maka mereka berkhianat. Satu peristiwa di Rabwah kita, seorang dari Barjibabal(kampung sebelah) datang dan kepada saya dia menitipkan beberapa uang amanat.Maka saya berkata. Kenapa Tuan datang kepada saya ?. Mulla Tuan ada di sana, kenapa Tuan tidak mmenitipkan amanat padanya ? Dia berkata, tobat,jika  amanat dititipkan pada Maulvi Sahib maka semuanya akan dimakan .Saya berkata:Lalu  kemudian kamu menyerahkan (urusan) agama kamu sebagai amanat padanya, yang sedemikian rupa berkhianatnya sehingga  uang orang  miskinpun dimakan . Jadi, inilah kondisi para mulla.Hanya Allah-lah yang  mengasihi mereka Apabila mereka berbicara, mereka berdusta Amanat diserahi,mereka berkhianat dan kapan mereka berjanji maka mereka mengingkarinya.

Hadhrat Ummi Salmah menerangkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:almu’tasyaaru mu’tamanun-Yang dimintai musyawarah dia sebagai penjaga/pemegang amanat.

            Sunan attirmidzi abwaabul adabbab maa jaa an almu’tasyaaru mu’taman

Yakni, apabila seseorang dimintai musyawarah maka kemudian apa saja yang dibicarakan jangan membicarakan yang sembarangan/apa saja,bahkan segera  hendaknya berfikir bahwa orang yang meminta musyawarah kepada saya, dia telah percaya kepada saya dan  sebagai gantinya saya   harus  memberikan musyawarah yang terbaik.Pada umumnya apabila musyawarah diminta maka sebagian ada orang yang tidak jujur  dan mereka memberikan musyawarah dengan niat tidak jujur juga. Kepada seseorang memberitahukan bahwa si fulan sangat jujur, dan suruhlah menyimpankan uang padanya. Dan sesudahnya setelah mengambil lalu lari. Kini, pada saya di dalam surat –surat yang datang setiap hari selalu  ada peristiwa –peristiwa yang seperti ini. Ada seorang perempuan yang lugu menulis  bahwa ada seorang yang mengatakan pada saya bahwa dia perlu uang sekian(pinjam).Berilah nomer rekening tetangga anda supaya sebentar saya  suruh simpankan/kirimkan lewat di (Bank) amanat.Dan ketika dia/orang itu pergi/lari membawa uang itu, maka dia ini  pergi ke tetangga dan mulai bertengkar bahwa sedemikian lama uang saya  datang kepada kamu (dari si fulan),mana itu uang ?Dia berkata, uang disini anginnya pun tidak sampai Disini nama uangpun juga tidak ada. Maka baru diketahui bahwa dia pergi  membawa lari uang itu Jadi, dengan sangat sial dia dikatakan ahmadi Maka orang-orang ahmadi dengan merenungkan muhaiminun hendaknya menjadi jujur/menjaga hak orang lain dan jika dia tidak  jujur maka agamanya tidak tinggal lagi falaa iimaana lahu Rasulullah saw. bersabda,orang yang tidak jujur maka tidak ada imannya

Hadhrat Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Kembalikanlah amanat kepada orang yang mengamanatkan9yang punya) ketika diminta dan jangan pula berkhianat kepada orang yang berkhianat padamu” (Sunan At-Tirmudzy Abwaabul buyu’)

Kini, ini juga merupakan masaalah yang sangat penting Ada seorang  yang berkhianat pada seseorang.Maka ketika yang lain mendapat peluang maka kemudian dia berkhianat padanya /menipunya dan sesudahnya baru mengatakan bahwa dia telah mengkhianati  saya.Oleh karena itu saya juga berkhianant kepadanya Rasulullah saw. bersabda bahwa inipun  bertentangan dengan agama Siapapun juga dia yang berkhianat, dia yang tidak jujur, dia yang akan menjadi   jahat/tidak beriman Apabila dia karena suatu sebab sesudahnya mempercayaimu maka kamu hendaknya jangan berkhianat,kamu jagalah imanmu.

Hadhrat Abu Musa Asy’ari r.a. menerangkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Seorang muslim jika ada yang  diperintahkan  padanya maka dia akan melakukannya dengan benar dan jika dia diperintahkan untuk membayar sesuatu pada seseorang maka dengan senang hati  dan ceria dia memberikan sepenuhnya. Maka  diapun akan dihitung   orang yang memberikan sedekah.(Muslim Kitabuzzakat)

Kini, perkara  ini sangat penting perlu diingat. Kadangkala seorang dengan royal   kepada temannya,kepada kasirnya  dia memerintahkan bahwa berikanlah kepada  si fulan uang. Dan di dalam hatinya atas hal itu ada semacam paksaan dan itu  tidak disenanginya dan ketika dia memberikan uang dia tidak memberikan dengan akhlak yang baik,bahkan dia memberikan  dengan rasa berat sekali,maka orang semacam itu tidak memperoleh apa-apa dari sedekahnya. Tapi jika pemilik mengatakan berilah uang dan dengan senang dia memberikan uang pada si miskin   yang untuknya dia diperintahkan  maka diapun dalam sedekah ini memperoleh bagian/andil pahala dalam sedekah itu

Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda:Ada dua corak keindahan dalam kelahiran/penciptaan manusia.Satu, perlakuan/sopan santun yang baik,yaitu bagaimana manusia memperhatikan  dalam membayar semua amanat-amanat Tuhan, memperhatikan dalam hal menepati  janji sehingga jangan ada hal  yang berkenaan  dengan itu menjadi hilang.”yakni jangan ada perintah sekecil apapun yang menjadi sia-sia,.inilah arti hilang sebagaimana dalam kalam Tuhan  “raa’uwn (menjaga)isyarahkan( walladziyna hum liamaanaatihim wa’ahdihim raa’uwn) ”Begitu juga seharusnya manusia terhadap amanat –amanat makhluk dan berkenaan dengan janji juga inilah yang harus diperhatikan, yakni di dalam melaksanakan haquwqullah dan haququl’ibaad hendaknya dia mmenempuh jalan takwa Ini sopan santun/ perlakuan baik atau katakan keindahan ruhani

                                                                   Pendahuluan Barahin Ahmadiyah Jilid 5

Yakni, di dalam itu keindahan pada hakekatnya merupakan  nama dari perimbangan.Jadi maksud keindahan ruhani adalah siapa yang mengimbangi/tidak mengabaikan salah satu dari amant-amanat diantara hamba  dan Allah inilah keindahan ruhaninya

Ada satu lagi ibarat/kutipan  Hadhrat Masih Mauud a.s.:

Orang mu’min adalah yang memelihara  amanat-amanat dan janji-janji, yakni berkenaan dengan memenuhi/membayar  amanat dan menepati  janji tidak ada sedikitpun sisi  takwa  dan kehati-hatian yang dia tinggalkan . Ini  merupakan isyarah bahwa jiwa/ego  manusia dan  semua portensi,penglihatan mata, pendengaran telinga, ucapan lidah, kekuatan tangan dan kekuatan kaki ini semua adalah merupakan amanat Tuhan, yang Dia telah berikan kepada kita dan kapan Dia menghendaki Dia bisa mengambil kembali amanat-Nya. Jadi, memelihara semua amanat-amant itu adalah keitaatan pada  takwa yang sehalus-halusnya  dalam pengkhidmatan pada Tuhan jiwa,  dan semua potensi-potensinya, jisim dan semua potensi-potensinya serta  seluruh pancaindera dikerahkan untuk itu. Dengan cara demikian seolah-olah semua barang-barang  itu bukan miliknya.lagi ,bahkan hanya menjadi milik Tuhan Dan bukan dengan keinginannya bahkan sesuai dengan  keinginan Tuhan. Semua gerakan dan ketenteraman potensi-potensi dan anggauta badan  dan keinginannya  tidak ada yang tertinggal, bahkan menjadi keinginan Tuhan. Ini sepenuhnya turun secara sempurna di dalam diri Rasulullah saw.Karena, Tuhan  telah memberikan kesaksian akan diri beliau dan beliau diizinkan untuk mengumumkan bahwa(An’am 165) qul inna shalati……rabil’almiyn- Katakanlah olehmu bahwa ibadahku, pengorbananku, seluruh kehidupanku dan matiku adalah hanya  telah menjadi milik/ untuk Allah. Jadi, yang berkenaan dengannya Allah sendiri yang telah memberikan peetunjuk dan telah memberikan petunjuk untuk pengumuman, umumkanlah ini . Kenapa memperoleh perintah untuk mengumumkan ? Yakni, supaya orang-orang berfikir bahwa  kami yang telah memegang Dia maka sesuai dengan itu kamipun hendaknya harus menjadi orang yang jujur.

Bersabda: Kehendak Ilahi hendaknya yang bekerja disana dan jiwa/egonya di tangan Tuhan  sedemikian rupa hendaknya sebagaimana seorang yang mati berada di tangan orang yang hidup.dan dia bersih dari sifat pembangkangan atau keangkuhan.”-Yakni,bersih dari pamer. Dan kuasa Tuhan sepenuhnya menguasai dirinya Sehingga dengan Dia-lah dia melihat dan dengan Dia-lah dia mendengar dan dengan Dia-lah dia bicara dan dengan Dia-lah dia bergerak dan tenteram dan sampai yang sekecil-kecil  dari jiwanya ada dibawah kendal-Nya” Yakni, sampai yang sehalus-halusnya “Kekotoran-kekotoran yang tidak terlihat dengan kaca pembesar manapun menjadi jauh  dan hanya ruh yang tersisa. Walhasil, muhaiminat-pengawasan Tuhan yang mengepungnya dan dengan wujud-Nya menghilangkan itu dengan wujud-Nya dan kekuasaannya tidak ada tinggal lagi di dalam dirinya dan semua pemerintahan  menjadi milik Tuhan dan semua gejolak hawa nafsu menjadi hilang sirna dan semua angan-angan dan semua kehendak dan semua tertuju pada Tuhan  dan   semua bangunan-bangunan  nafsu ammarah diruntuhkan lalu dijadikan rata dengan tanah dan sedemikian rupa suci dan bersihnya mahligai yang di siapkan di dalam hati yang di dalamnya Wujud  Yang Maha Mulia bisa turun disana dan ruh/wahyu-Nya bisa menetap  disana.Dan setelah sempurna seperti itu akan dikatakan bahwa amanat-amanat yang Pemberi anugerah Hakiki telah anugerahkan pada manusia  itu telah dikembalikan Baru orang yang serupa  ini  akan menjadi penyempurnaan ayat (wa lladziynahum liamaanaatihim wa ‘ahdihim raa’uwn-Dan mereka orang-orang yang memelihara amanat-amanaat dan janji-janji mereka )

                                                               Lampiran Barahin Ahmadiah jilid 5.

Ada satu ayat lagi dimana  disebut sifat  muhaiminun. Al-Maidah 49:waanzalna…..takhtalifuwn-Dan kami telah menurunkan kitab dengan sebenar-benarnya yang membenarkan apa yang dari kitab sebelumnya dan sebagai pengawas/pelindung” – Jadi disini Al-Quran disebut sebagai pelindung/pengawas kitab-kitab sebelumnya .Yakni, kepada engkau diturunkan sebuah kitab yang sedemikian rupa yang  tengah membenarkan semua hal-hal yang benar dan seberapa banyak kitab-kitab sebelumnya terhadap semua nya kitab ini merupakan pengawas/pelindung.-”Maka hakimilah/putuskanlah di antaranya sesuai dengan apa  yang Allah telah turunkan dan kebenaran yang telah tuirun kepada engkau janganlah  meninggalkannya dengan mengikuti keinginan hawa nafsumu Untuk setiap orang diantara kalian kami telah menjadikan jalan  dan  madzhab  dan jika Tuhan menghendaki maka Dia pasti akan menjadikan kamu satu ummat, tapi Dia ingin menguji  kamu dengan perantaraan apa yang Dia telah berikan kepada mu. Maka kamu satu dengan yang lain berlombalah dalam kebaikan “ Tujuan hidup yang Allah telah tetapkan untuk  orang beriman  supaya satu dengan yang lain saling berlombalah dalam kebaikan

Perlombaan ini merupakan perlombaan yang sangat baik Jika dunia di dalam kebaikan satu dengan yang lain saling berlomba maka seluruh dunia akan menjadi tempat yang aman.Kemudian berfirman:Jadi kamu saling dahuluilah dalam kebaikan satu dengan yang lain Kepada Allah-lah kamu semua akan kembali.Maka Dia akan memberitahukan padamu hakekat  yang di dalamnya kamu perselisihkan.

Kini adalah riwayat Ibnu Abbas dalam Bukhari Kitab Fazaailul- Quran.Hadhrat Ibnu Abbas berkata:

 almuhaiminu artinya  adalah amiyn-Pengawas dan Al-Quran untuk semua kitab-kitab yang turun sebelumnya adalah pengawas.

Hadhrat Khalifatul Masih 1 r.a. bersabda:

Saya adalah musuh dai-dai/khatib-khatib dunia.Karena tujuan-tujuan mereka terbatas dan semangat mereka pendek, pandangan-pandangan  mereka rendah. Penasehat/khatib yang tujuan-tujuannya agama mereka  berdiri di atas batu cadas yang teguh  dan kuat yang dai-dai/penceramah-penceramah duni semua  masuk ke dalamnya Karena dia satu melaksanakan amar bil ma’ruf,yang memerintahkan kepada setiap kebaikan dan yang mencegah dari setiap kemungkran  . Inilah sebabnya bahwa Allah berfirman   Al-Quran itu  muhaiminun, ,ini adalah kitab yang lengkap yang di dalamnya sebagaimana ada petunjuk penasehat militer akan cara-cara kemenangan –kemenangan dan petunjuk-petunjuk perang, maka begitu pula dibertahukan peraturan-peraturan pemerintahan dan peraturan-peraturan atau tata cara politik negara/kota-kota yang tinggi mutu atau kedudukanya  diberitahukan .Walhasil (Al-Quran)ini membertahukan segala corak cara perbaikan dan segala peraturan-peraturan  kebaikan.

(Al-Hakam 17 Maret 1903hal 15)

Maksud dari muhaiminun adalah membertahukan peraturan-peraturan dan sedemikian rupa sempurna yang mana dari itu tidak ada peraturan/cara yang dia tinggalkan. Setiap peraturan yang manusia bisa perlukan itu semua dia sebutkan.Dan dari segi itu Al-Quran adalah muhaiminun bahwa  seberapa banyak kitab-kitab yang telah datang sebelumnya  di dalam itu semua seberapa yang ada hal-hal baik itu semua Al-Quran telah kumpulkan .dan itu AL-Quran  ulangi  . Kini sesudah Al-Quran sama sekali tidak perlu lagi melihat kitab-kitab yang lain,karena semua ajarannya telah ada di dalam Al-Quran dan Al-Quran tidak hanya sekedar mengumpulkan/menyimpulkan,bahkan dari itu Al-Quran memilih ajaran-ajaran yang mutlak pada kenyataannya benar dan yang diberitahukan oleh orang-orang sesudahnya itu semua ditinggalkannya Dan dengan karunia Allah kitab ini telah Allah anugerahkan kepada kita.Semoga Allah menganugerahi pada kita taufik yang benar untuk bisa membayar semua hak kitab ini

Hari ini setelah khutbah yang pendek ini  saya kini duduk untuk khutbah kedua.          .

 Qamaruddin Syahid

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.