Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad
Khalifatul Masih Ar-Rabbi ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
4 Oktober 2002
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ،
وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
قَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا(10)رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْكُمْ ءَايَاتِ اللَّهِ مُبَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا
Sesungguhnya Allah telah mengutus seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya.
Allamah Ibnu Jarir Thibri menulis bahwa Yunus dengan perantaraan Ibnu Wahab memberitahukan kepada saya bahwa Ibnu Zaid dalam menafsirkan firman Allahقَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا((Allah telah menurunkan kepada kamu zikir)
-maksudnyaذِكْرًا –dhikran ialah bahwa Al-Qur’an merupakan ruh yang diturunkan dari Tuhan dan sebagai bukti itu beliau membacakan ayat sampai akhir وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا-(Asyura 52)Seperti itulah kami telah mewahyukan ruh kami kepada engkau dengan perintah kami dan beliau juga menilawatkan ayat قَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا.رَسُولًا dan berkata bahwa maksud zikir ialah Al-Quran dan setelah membaca ayat Al-Quran الذين كفروا بالذكر لماجاءهم ان innalladhiyna kafaruw bidzikri lamma jaahum (Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari zikir yang datang kepada mereka) berkata bahwa dalam ayat ini maksud dzikir ialah Al-Quran juga.
Dan Ibni Zaid selanjutnya setelah membaca ayat إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ -Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.dan berkata pula bahwa di dalam ayat ini maksud dzikir adalah AL-Quraan dan Quran –lah dzikir dan Al-Quran-lah merupakan ruh.Dan meenurut sebagian ahli tafsir bahwa maksud dzikr adalah rasul.
Dan Allah berfirman: Wahai orang-orang yang Allah telah turunkan rasul kepadanya yang merupakan ذِكْرًا.رَسُولًا dan dia membacakan ayat-ayat yang terang kepadamu supaya terhadap orang-orang yang membenarkan Allah dan rasul-Nya danوَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ (melakukan amal saleh) dan melakukan amal saleh yang Allah telah perintahkan dan mererka mengitaatinya mereka dikeluarkan dari kekufuran yakni /kegelapan kepada cahaya yakni dikeluarkan kepada iman (Thibri)
Imam Fakhruddin Razi menulis :
Di bawah tafsir ayat ذِكْرًا.رَسُولًا ada dua ta’wil:
- Bahwa Allah telah menurunkan zikir kepadamu, yakniالرسول-arrasuwl telah Dia turunkan. Dan Allah memberikan dia nama zikir karena dia memberikan nasehat sedemikian rupa yang karenannya mereka kembali/menemui akibat/hasil akhirnya.
- Bahwa Allah telah menurunkan zikir kepada kamu dan telah mengirimkan rasul.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda:
“Allah telah mengirimkan kitab dan Rasul-Nya . Dia membacakan kamu kalam Ilahi supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang beramal baik dan berakhlak mulia dari kegelapan kepada cahaya. Jadi Tuhan dalam semua ayat dan di tempat lain telah menerangkan dengan seterang-terangnya bahwa di zaman mana Rasulullah saw dikirim dan Al-Quran diturunkan ,pada waktu itu kesesatan dan kegelapan sudah sampai pada puncaknya dan tidak ada suatu kaum yang selamat /luput dari kegelapan itu.” Barahin Ahmadiyah hal’ 541
Hadhrat Masih Mauud a.s. menambahkan :
Di dalam Al-Qur’an ayat قَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًارسولا nabi kaarim saw juga ditulis dengan kata نازل-naazil -yang turun,tetapi apakah Rasulullah saw benar-benar turun dari langit ? Sebagian orang yang dungu berkata bahwa dalam sebagian kata-kata sahabah bersaama kata نزول-nuzul itu ada kata الى-ila yang digunakan untuk ungkapan dari atas ke bawah,tetapi mereka tidak mengerti bahwa dalam kondisi mana secara prumpamaan terdapat ini berkenaan dengan utusan-utusan Tuhan di dalam Taurat dan Injil dan Al-Quran bahwa mereka itu turun dari langit ,maka dalam bentuk (kalimat) itu sebagai perumpamaan bersama turunnnya Al-Masih yang dijanjikan , apa yang tidak pada tempatnya menyambung dengan kata الى-ilaa, apakah tidak ada dalam Al-Qur’an قَدْ أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا
Ayyamusulah Ruhani Hazain jilid 14 hal. 316.
Hadhrat Masih Mauud a.s. kemudian bersabda:
Cahaya agung yang dianugerahkan kepada manusia yang paripurna tidak terdapat pada wujud malaikat,tidak pula pada wujud bintang-kemintang ,tidak pula pada sang rembulan, tidak pula pada sang surya. Cahaya itu tidak terdapat pula di samudera-samudera dan sungai-sungai di dunia. Cahaya itu pula tidak terdapat di batu-batu delima atau yakut atau zamrud atau permata nilam yaitu mutiara. Pendek kata tidak terdapat pada semua benda di dunia atau samawi. Hanyalah di dalam diri sang manusia, yakni di dalam diri manusia paripurna yang perwujudannya yang penuh sempurna tinggi lagi luhur adalah terdapat pada majikan serta junjunmgan kita,Penghulu segala nabi ,Penghulu segenap makhluk hidup ,Muhammad mushtafa saw .Jadi cahaya itu dilimpahkan pada manusia itu dan menurut urutan martabatanya kepada seluruh pribadi yang sewarna dengannya,yakni kepada orang-orang yang sampai kadar tertentu mengandung warna itu pula …Kemegahan yang setinggi –tingginya sesempurn-sempurnannya dan selengkap-lengkapnya ada pada majikan kita, junjungan kita peamandu jalan kita nabi ummi sadiq dan yang kebenarannya diakui Muhammad mustafa saw.
Ainah Kamalati Islam hal 160-161
Terjemah satu ilham bahasa Arab:
Katakanlah, telah datang kepadamu nur Allah .Maka jika kamu orang yang mu’min maka janganlah kamu ingkar. Apakah kamu meminta sedikit pajak padanya.Jadi karena upeti itu dia tidak bisa mengangkat beban iman, bahkan kami telah memberikan hak kepadanya dan mereka tidak suka mengambil haknya. Perlakukanlah orang-orang dengan lemah lembut dan belas kasih.
Qamaruddin Shahid