Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad,
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
15 Mei 2004
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
]بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضالِّينَ[، آمين.
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
(Dan barangsiapa yang melakukan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Surah Annisa 111 )
Fitrat manusia diciptakan sangat cepat cenderung pada kekeliruan-kekeliruan, kekurangan-kekurangan dan kemalasan- kemalasan; dan orang awam yang senantiasa terlibat dalam urusan-urusan dunia, yang sedikitpun tidak ada perhatian ke arah ibadah pada Tuhan, tidak ada perhatian pada permohonan maaf terhadap dosa-dosanya, jelas akan mudah masuk dalam perangkap dan menjadi mangsa kelemahan manusiawi serta menjadi mangsa tuntutan fitrah alami ini. Tetapi orang-orang yang salehpun tidak dapat tidak terpengaruh oleh hal itu sehingga para nabipun tidak luput dari sasaran/gilasan putaran rodanya. Tetapi sebagaimana Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda bahwa para nabi mengenal betul akan kelemahan-kelemahan fitrah dan kelemahan alami manusia karena itu mereka berdoa, ya Ilahi, lindungilah kami sedemikian rupa sehingga kelemahan-kelemahan manusiawi itu sama sekali jangan zahir.” Malfuzhat jilid 5 hal.607 Cetakan Baru
Oleh karena itu, apabila kondisi para nabi adalah setiap saat beristigfar, senantiasa berdoa pada Allah untuk senantiasa tetap berada dalam perlindungan-Nya, maka bagi orang-orang umum betapa pentingnnya bagi mereka, yang setiap hari ratusan kali bahkan terdapat ribuan kekeliruan-kekeliruan atau bisa saja ada yang untuk terhindar dari itu mereka beristigfar atau beristigfar untuk terhindar dari dampak-dampak buruknya. Dan jika sebelumnya terdapat perhatian ke arah itu maka manusia dari sejak semula dapat terhindar dari kekeliruan-kekeliruan dan dosa-dosa itu. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting bagi kita memberikan perhatian ke arah itu. Allah menerima taubah hamba-hamba-Nya yang beriman dan setiap saat siap menciptakan sarana pengampunan. Dan, Al-Quran di puluhan tempat telah menguraikan topik ampunan dengan pelbagai cara, terkadang di suatu tempat diajarkan doa-dioa bahwa panjatkanlah doa-doa maka kamu akan terhindar dari kelemahan-kelemahan manusiawi,terkadang diajarkan doa-doa bahwa mohonlah ampunan sedemikian rupa maka dengan demikian kamu akan menjadi waris karunia-karunia Allah. Di suatu tempat Dia mendorong bahwa mohonlah ampunan seperti ini maka dengan cara itu maka kamu akan dinyatakan menjadi pewaris dari karunia-karunia Allah. Di satu tempat Dia memberikan habar suka dan di satu tempat menjanjikan bahwa mohonlah ampunan Saya seperti itu maka kamu akan terhindar dari kekotoran-kekotoran dunia dan kalian akan menjadi orang-orang yang meraih surga-surgaKu. Disuatu tempat terdapat firman-Nya bahwa Saya mencintai orang-orang yang memohon ampunan. Singkat kata, jika manusia merenungkan maka cinta, kasih sayang Allah dan pengampunan-Nya senandainya sepanjang umur mereka terus mengucapkan rasa terima kasih maka tidak akan dapat mereka lakukan. Akan merupakan kemalangan kita pabila kita tidak dapat mengambil bagian dari karunia-karunia Allah dan sebaliknya daripada kita melaju maju dalam kebaikan-kebaikan malah kita justru terus menerus terjerumus dalam keburukan-keburukan. Jadi, seharusnya kita senantiasa terus memohon ampunan-Nya supaya Dia terus menyelimuti kita dengan jubah ampunan-Nya dan melindungi kita dari segenap dosa dan terus senantiasa memaafkan dosa-dosa kita dimasa lalu.
Hadhrat Abu Musa Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda bahwa pada malam hari Allah membentangkan tangan-Nya supaya Dia menerima taubah orang-orang yang bertaubah di malam hari dan pada siang hari Dia membentangkan tangan-Nya supaya Dia menerima taubah orang-orang yang bertaubah di malam hari. Dan seperti itulah yang Allah senantiasa perlakukan sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya. Muslim
Yakni, ini merupakah hal yang tidak mungkin dari semenjak dunia ini ada Allah tidak senantiasa menyelimuti hamba-hamba-Nya yang saleh dalam jubah ampunan-Nya”.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Arti istigfar adalah memohon perlindungan dari hukuman maksiat-maksiat dan dosa-dosa yang lalu dan memohon perlindungan pada Allah untuk jangan terjerumus dalam dosa-dosa dimasa yang akan datang. Para nabipun melakukan istigfar/ memohon ampun dari dos-dosa mereka dan orang-orang awampun juga melakukan”.
Kemudian beliau bersabda :
Menutup disebut غفر –gafaqa. Pada hakekatnya kekuatan yang terdapat pada diri Tuhan, tidak terdapat dalam nabi manapun, tidak terdapat pada diri wali dan rasul manapun. Tidak ada yang dapat mendakwakan bahwa saya dengan kekuatan saya sendiri dapat terhindar dari dosa. Jadi para nabipun untuk perlindungan perlu Tuhan. Jadi untuk pernyataan pengabdian/ peribadahan, Rasulullah saw pun senantiasa memohon perlindungannya pada Tuhan seperti nabi-nabi lainnya. Malfuzhat jilid 5 hal 607 Cetakan baru
Tertera dalam hadis ,” Hadhrat Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda bahwa demi Allah, saya lebih 70 kali mengucapkan istigfar kepada Allah dalam sehari”. Sahih bukahri Kitabuddakwaat bab istigfarunnabiyyi filyaumi wallailah
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda,” Istigfar adalah sepatah kata dalam bahasa arab yang artinya adalah memohon ampunan bahwa, hai Tuhan, lindungilah kami dari akibat-akibat buruk dosa-dosa yang telah kami perbuat sebelumnya, sebab dosa merupakan suatu racun dan pengaruhnyapun pasti akan terlihat dan dimasa yang akan datang lindungilah kami sedemikian rupa sehingga kami sama sekali tidak dapat terjerumus dalam dosa. Hanya dengan pengulangan berulang-ulang secara lisan tujuan tidak akan tercapai. Jadi, taubah dan istigfar janganlah baca seperti membaca ajian-ajian, bahkan dengan memperhatikan mafhumnya dengan rasa resah dan dengan rasa haus sejati panjatkanlah doa-doa pada Tuhan.” Malfuzhat jilid 5 hal 607 –608
Dalam menafsirkan ayat yang saya tilawatkan ini Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda : “ Jadi, di dunia terdapat karakteristik-karakteristik semacam itu yang keberadaannya terbukti dengan kesaksian-kesaksian setiap harinya. Pembangkangan egonya dan gejolak amarahnya yang merupakan fitrat tidak dapat berkurang; sebab, apa yang Tuhan telah lekatkan /masukkan siapa yang dapat menjauhkan, namun, ya, Allah telah menyediakan juga untuk formulanya. Apa itu ? Taubah, istigfar dan penyesalan, yakni pabila prilaku buruk yang merupakan tuntutan jiwanya itu terjadi atau sesuai dengan fitrahnya yang khas timbul fikiran yang buruk di dalam hati maka apabila dengan taubah dan istigfar dia memohon untuk menjauhkanya maka Tuhan akan memafkan dosa-dosanya. Apabila dengan berkali-kali terpleset /tersandung dia menyesal dan bertaubah maka rasa penyesalan dan taubah itu akan membersihkan kekotoran itu. Inilah kaffarah/penebusan hakiki yang merupakan formula /penawar dosa fitrah alami itu. Ke arah inilah Allah mengisyarahkan
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya atau melakukan suatu kezaliman, kemudian dengan rasa malu dia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Annisa’ 111
Maksud kalimat halus dan penuh hikmah ini adalah bahwa sebagaimana tersandung dan dosa merupakan ciri khas jiwa manusia yang penuh kekurangan dimana dia terlibat di dalamnya, sebagai perbandingannya/ kebalikannya adalah adanya sifat ampunan dan kasih sayang Allah yang kekal dan abadi ; dan yang pada Zat –Nya sendiri juga adalah Maha pengampun dan Maha penyayang. Yakni ampunan-Nya bukanlah sepintas dan kebetulan bahkan abadi dari sifat-Nya yang kekal kepada siapa yang Dia jadikan sebagai kawan. Dan Dia merupakan wujud yang menghendaki (turunnya) karunia-Nya pada setiap orang yang selaras untuk itu. Yakni apabila ada seorang /manusia pada saat tejadinya ketersandungan dan perbuatan dosa lalu dengan penuh penyesalan dan taubah Dia kembali/bertaubah kepada Tuhan “ Yakni apabila ada seorang terjerumus dalam dosa terhadap seseorang, lalu timbul rasa penyesalan dan rasa malu atas hal itu, maka sabdanya, apabila dalam kondisi seperti itu manusia kembali pada Tuhan “, maka pada pandangan Allah orang tsb merupakan orang yang layak Allah dengan rahmat dan ampunan kembali padanya(memafkannya)”. Maka Allah pun dengan melihat penyesalan, rasa malu dan istigfarnya akan kembali kepadanya dan akan menciptakan sarana ampunannya. Oleh karena itu bersabda,“ Kembali (ampunan)Allah kepada hamba yang menyesal dan ampunan-Nya untuk seorang hamba yang bertaubah tidak terbatas hanya satu dua kali semata, bahkan ini merupakan sifat yang khas dsan abadi pada Zat Allah “.
Bersabda:”Sifat Allah yang Maha Pemaaf terhadap hamba-hamba-Nya yang menyesali juga dosa-dosanya yang telah mereka lakukan dan terus memohon juga ampunan-Nya itu tidaklah hanya terbatas sekali dua kali saja. (Apabila) Secara permanent/terus menerus manusia beristigfar, secara terus menerus manusia memohon ampunan-Nya,maka Allah pun dengan melihat niatnya Dia terus menerus memafkan dosa-dosanya. Bukanlah maksudnya bahwa manusia dengan sengaja terus menerus melakukan dosa demi dosa, bahkan nianya sedemikian rupa sehingga terdapat rasa penyesalan dan terdapat juga upaya untuk terhindar dari dosa-dosa, maka Allahpun akan senantiasa terus memaafkannya.Dan selama ada orang yang berdosa kembali/memohon ampun pada-Nya dalam kondisi berdosa maka secara khusus pasti secara terus menerus Dia akan zahir padanya(memaafkannya)” Barahin Ahmadiyah . ruhani Hazain jilid I hal 186 187 Catatan kaki
Bersumber dari Hadhrat Anas bin Malik bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda bahwa seorang yang benar-benar bertaubah dari dosa adalah seperti seorang yang tidak pernah melakukan dosa. Apabila Allah mencintai seseorang maka dosa tidak akan dapat mendatangkan mudharat pada mereka,yakni faktor-faktor /daya tarik yang menuju ke arah dosa tidak dapat menarik mereka pada keburukan /kejahatan dan Allah senantiasa melindungi mereka dari dampak-dampak buruk dosa, kemudian Rasulullah saw membaca ayat ini إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Albaqarah 222 Kemudian dimohonkan pada beliau, ya Rasulullah saw ! apa alamat taubah itu ? Maka beliau bersabda, rasa penyesalan dan adanya perasaan sedih adalah merupakan pertanda taubah Majalah Qisyiriah bab attaubah
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda : “ Sesungguhnya dosa-dosa dimaafkan aalah dengan taubah dan istigfar, dan Allah cinta kepadanya إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Albaqarah 222) Orang-orang yang benar-benar bertaubah adalah seibarat orang yang makshum/tidak berdosa. Dosa-dosa yang lampau menjadi dimaafkan. Kemudian mereka harus membersihkan urusan dengan Tuhan. Dengan cara demikian mereka masuk dalam kelompok para wali-wali Allah dan tidak akan merasa takut dan sedih.” Malfuzhat jilid 3 hal 594-595
Kemudian beliau bersabda: “ Taubah yang hakiki menjadikan manusia sebagai kekasih Allah dan dari itu dapat meraih taufik kebersihan dan kesucian. Sebagaimana terdapat janji Allah إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan juga menjadikan kawan orang-orang yang suci dari tarikan dosa-dosa. Taubah pada hakekatnya merupakan sesatu perkara yang apabila dilakukan dengan segala macam persyaratannya maka sejalan dengan itulah didalam diri manusia ditanam bibit kesucian. Yang menjadikannya sebagai pewaris kebaikan-kebaikan.
Inilah faktor yang Rasulullah saw juga telah sabdakan bahwa orang-orang bertaubah dari dosa adalah sama dengan orang –orang yang tidak pernah melakukan dosa, yakni dosa-dosa yang dilakukan sebelum taubah menjadi dimaafkan, sebelum waktu itu apapun kondisinya dan sepak terjangnya yang tidak benar dan ketidak seimbangan –ketidak- seimbangan yang terdapat dalam karakter-karakter mereka, Allah dengan karunia-Nya memaafkan mereka dan dijalin bersama Allah ikatan janji perdamaian dan dimulai hisab yang baru ( Malfuzhat jilid 3 hal 432 Maka beliau bersabda dengan perantaraan taubah terdapat benih kesucian yang disemaikan di dalam kalbu kita.
Oleh karena itu, pada zaman ini pun, sementara di setiap arah di dunia ini telah sedemikian banyak merebaknya kekotoran moral, khususnya bagi kita orang-orang Ahmadi untuk pemeliharaan benih kesucian penting harus banyak upaya dan perlu banyak beristigfar . Supaya Allah menerima taubah kita dan membersihkan hati, selaras dengan itu kita harus menyiapkan tanah kalbu kita dan sambil memohon karunia Allah benih kebaikan tetap harus kita pelihara di dalamnya, sebagaimana seorang petani apabila demi untuk tanamannya dia menaburkan benih di sawah, maka untuk tetap membiarkannya tetap bersih terjaga dari tanaman-tanaman liar,maka sebelum menaburkan benih dia melakukan sesuatu yang terkadang membantu untuk tumbuhnya tanaman-tanaman liar supaya apapun bentuk tanaman-tanaman liar, itu dapat menjadi nampak dengan jelas. Dan tatkala itu nampak maka dia berupaya untuk menghilangkannya. Jadi dengan demikian kita pun harus menzahirkan benih tanaman-tanaman liar dalam kalbu kita kemudian kita seharusnya berupaya untuk melenyapkannya, senantiasa mengintrospeksi diri kita, senantiasa memperhatikan dosa-dosa kita supaya benih kebaikan dapat berkembang dengan baik. Tatkala benih kebaikan itu mulai mekar, mulai tumbuh berkembang maka seperti ini pulalah contohnya,yakni syaitan terkadang melakukan penyerangan, sebab dia pun tengah menebarkan bibit-bibit keburukan-keburukannya atau pasti sedikit banyak benih-benih keburukan juga tetap tersisa di dalam hati, karena itulah sebagaimana setelah penanaman tanaman, petani melihat bahwa terkadang beriringan dengan tanamanpun kembali tanaman-tanaman liar mulai tumbuh, maka petani menggunakan beberapa macam cara. Dia menyemprotkan obat anti tanaman liar atau melakukan pembasmian, membersihkan tanah supaya tanaman-tanaman liar itu dapat dimusnahkan, maka demikian pula manusia juga sambil menjadikan tetap murni benih kebaikan dalam dirinya harus menyediakan lingkungan untuk tumbuh dan berkembangannya dengan perantaraan istigfar , dengan memohon karunia Allah senantiasa berupaya memeliharanya. Jadi, apabila dengan mekanisme /cara itu kita menyuburkan bibit-bibit kebaikan di dalam diri kita dan kita berupaya untuk menjadikannya tumbuh subur maka dengan karunia Allah ini akan berbuah dan berbunga dan akan tumbuh besar dan cengkeraman kebaikan-kebaikan akan menguasai segenap wujud kita dan dengan karunia Allah segenap keburukan akan berakhir.
Tertera dalam sebuah hadis, “ Hadhrat Ibni Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, barangsiapa yang setiap saat beristigfar maka Dia akan menciptakan jalan keluar dari segenap kesusahan dan akan menyelamatkannya dari segenap kesedihan dan Dia akan menganugarahkan rezeki padanya dari jalan yang dia sama sekali tidak dapat bayangkan Abu Daud kitabulwitir filistigfar
Kemudian tertera sebuah riwayat bahwa Rasulullah saw bersabda bahwa apa yang kalian katakan berkenaan dengan rasa gembira orang yang unta betinannya hilang di hutan yang gersang sementara bekal makanan dan minumannya berada di atas punggung unta itu dan dia sedemikian rupa mencari dan mencari hingga dia kelelahan, kemudian dia lewat di ranting sebuah pohon dan melihat bahwa kekang untannya nyangkut tertambat di akar-akar sebatang pohon. Maka sahabah berkata, ya Rasulullah saw ! orang itu mungkin pasti akan sangat gembira.Maka atas hal itu Rasulullah saw bersabda bahwa demi Allah, Allah lebih gembira pada taubah hamba-hamba-Nya dari orang yang menjumpai untanya itu’. Bukhari Kitabuddakwat babuttaubah
Jadi inilah kondisi kegembiraan Allah setelah melihat taubah hamba-hamba-Nya dan hadir di hadapan-Nya seraya memohon maaf akan dosa-dosanya. Karena itu apabila Allah sedemikian rupa mempunyai perhatian pada kita maka betapa lebih dari itu seyogianya kita mencintai-Nya dan tunduk patuh pada-Nya; seharusnya mengamalkan perintah-perintah-Nya; seyogiannya terus berupaya mengamalkan ajaran para nabi, yakni berupaya mengamalkan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw.; seyogianya mengamalkan perintah-perintah Al-Quran dan sambil bertaubah seyogianya tunduk taat pada-Nya. Semoga Allah menganugrahi taufik pada kita untuk menjadi orang-orang yang mengamalkan semua perkara-perkara itu.
Hadhrat Jundub r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda bahwa seorang berkata bahwa demi Allah, Allah tidak akan memafkan dosa si fulan, maka Allah berfirman, siapa yang akan mengatur Saya bahwa Saya tidak akan memafkan si fulan. Saya telah memaafkan dia, ya, ( yang mengatakan ini) yang telah mengatakan itu sendiri amal-amalnya menjadi sia-sia”. Muslim Kitabul birri wassilah baabunnabi’ an taqniithil insaan min rahmatillah
Jadi sejumlah orang pada saat berbincang-bincang mereka memiliki kebiasaan karena anggapan yakinnya akan kebaikan-kebaikan dirinya mereka memberikan fatwa si fulan berdosa, atau si anu begini , dan si anu begini dan ini tidak dapat dimaafkan. Jadi memaafkan atau tidak memafkan, ini merupakan pekerjaan Tuhan, bukan perkerjaan manusia. Dan hamba manapun tidak ada hak untuk mengambil alih wewenang Allah di tangannya. Dengan membicarakan hal seperti itu mereka tidak mendapatkan apa-apa kecuali menghancurkan akan akibat mereka sendiri.
Hadhrat Abu Said Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: ,“ Bahwasanya diantara kalian ada seorang yang telah membunuh 99 orang. Pada akhirnya timbul rasa penyesalan di dalam hati- nuraninya dan dia menanyakan berkenaan dengan seorang ulama terbesar di daerah itu, supaya dia menanyakan padanya berkaitan dengan taubah dari dosa. Maka dia diberitahukan berkenaan dengan seorang abid zahid/ yang menjauhkan diri dari urusan dunia. Dia datang kepadanya dan memberitahukan bahwa dia telah membunuh 99 orang,apakah taubahnya dapat diterima.Maka abid atau zahid itu berkata bahwa taubah orang yang seperti itu bagaimana dapat diterima dan sedemikian besarnya dosa bagaimana dapat dimaafkan. Maka diapun membunuhnya juga,sehingga genaplah 100 orang yang terbunuh. Dia merasa menyesal dan malu , hingga dia bertanya berkenaan dengan seorang ulama besar, kemudian diberitahukan padanya alamat seorang ulama besar, dia datang kepadanya dan berkata bahwa saya telah membunuh seratus orang, apakah taubah saya dapat diterima, dia menjawab,ya, kenapa tidak , pintu taubah bagaimana dapat tertutup dan orang yang bertaubah diantara diterimanya taubahnya, siapakah yang dapat menjadi perintang ? Kamu pergilah ke daerah anu , disana pasti akan ada beberapa orang yang tengah sibuk melakukan ibadah dan mereka tengah melakukan perkerjaan agama, kamupun ikutlah bersama mereka melakukan pekerjaan mulia itu dan bantulah mereka dan kemudian kamu janganlah kembali ke daerah kamu, sebab itu adalah daerah kotor dan sangat penuh dengan fitnah di dalamnya. Untuk itu diapun berjalan ke daerah itu, tetapi baru saja melewati setengah perjalanan ternyata kematian mendhuluinya. Setelah itu berkenaan dengan dia, malaikat rahmat dan malaikat azab mulai bertengkar,malaikat rahmat berkata bahwa orang itu telah bertaubah dan di dalam hatinya dia telah kembali tunduk kepada Allah, karena itu kami membawanya ke dalam surga. Malaikat azab memberikan keterangannya bahwa dia tidak pernah melakukan pekerjaan baik , bagaimana dia dapat dimaafkan maka pada saat itulah seorang malaikat berupa manusia datang dan kemudian mereka menjadikannya sebagai penengah. Setelah mendengarkan alasan-alasan keduannya dia berkata bahwa dari tempat mana dia ini datang, dan ke arah mana dia ini tengah pergi, ukurlah jarak tengah-tengah diantara keduanya, dari itu, dari daerah mana dia lebih dekat dia akan terhitung sebagai pemukim wilayah itu. Jadi mereka mengukur jarak, ternyata mereka mendapatkan daerah itu lebih dekat ke daerah mana dia tengah tuju. Atas hal itu malaikat rahmat membawanya ke dalam surga.”Muslim Kitabuttaubah qabul taubatul qaatil wa in katsura qatluhu. Nah, inilah cara pengampunan Allah, yakni melangkahlah maju ke arah-Nya dengan niat yang baik, bertaubahlah beristigfarlah, maka Dia pasti akan menyelimuti kalian dengan jubah ampunan-Nya.
Hadhrat Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda bahwa para malaikat Tuhan yang mulia senantiasa terus berkeliling mencari majlis –majlis dzikir. Apabila mereka mendapatkan majlis di mana tengah disebut nama Allah, maka mereka duduk disana sambil menutup/menaunginya (orang-orang yang tengah dzikir) dengan sayap-sayapnya. Seluruh udara /kawasan penuh dengan naungan sayap berkahnya. Tatkala orang-orang berdiri dari majlis itu maka mereka pun naik ke langit. Disana Allah menanyakan pada mereka bahwa dari mana kamu datang- padahal Dia mengetahui segala sesuatunya- maka malaikat-malaikat menjawab bahwa kami datang dari hamba-hamba-Mu yang mengucapkan tasbih memuji Engkau, sibuk mengagungkan nama Engkau,senantiasa sibuk dalam beribadah pada Engkau dan lidahnya senantiasa basah dalam mengingat Engkau,dan mereka terus memanjatkan doa-doa pada Engkau. Atas hal itu Allah berfirman , apa yang mereka minta kepada Saya. Maka atas pertanyaan itu malaikat memberikan jawaban bahwa mereka memohon pada-Mu surga-Mu. Maka Allah berfirman padanya,apakah dia telah melihat surgaKu ? Maka malaikat menjawab, tidak, hai rabb-Ku ! mereka,jelasnya belum pernah melihat surga Engkau. Maka Allah berfirman bahwa bagaimana kondisi mereka apabila mereka melihat surga-Ku. Kemudian malaikat menjawab bahwa mereka menginginkan perlindungan-Mu. Maka atas hal itu Allah berfirman bahwa dari barang/benda apa mereka memohon perlindungan pada-ku. Malaikat berkata bahwa mereka memohon perlindungan dari api Engkau. Maka Allah berfirman, apakah mereka telah melihat api-Ku ? Malaikat berkata bahwa mereka jelasnya tidak pernah melihat Api/neraka Engkau. Maka Tuhan berfirman bahwa bagaimana kondisi mereka apabila mereka melihat Api-Ku, kemudian malaikat berkata bahwa mereka memohon ampunan Engkau. Maka Allah berkata bahwa Saya telah memaafkannya dan Saya telah menganugerahkan segala sesuatu yang telah Dia mohon pada-Ku; dan Saya telah memberikan perlindungan padanya dari apa yang dia telah mohon pada Saya. Atas hal itu malaikat berkata bahwa diantara mereka ada orang yang berperangai buruk, dia itu lewat dari sana dan karena melihat mereka tengah berzikir maka dia duduk disana untuk sekedar melihat pertunjukan. Maka Allah berfirman bahwa Saya telah memaafkannya. Sebab mereka ini merupakan orang-orang yang mana orang-orang yang duduk bersama merekapun mereka tidak akan menjadi orang sial. Muslim kitabuldzikr bab fadhlu majaalisuldzikr
Jadi, pejalan kaki yang hanya akibat duduk bersama mereka disana untuk sekedar melihat adegan pertunjukan pun Dia ampuni, sebab pada saat itupun sampai di telinga mereka suara dzikir pada Allah. Di mesjid-mesjid kita dilakukan dares-dares hadis-hadis atau malfuzhat-malfuzhat dan banyak ijtimak’ijtimak dan pertemuan-pertemuan lainnya, maka untuk itu seyogiannya yang hadir harus lebih banyak dari sebelumnya. Mana dapat diketahui bahwa pada saat mana, apa yang Allah sukai sehingga tercipta sarana pengampunan bagi kita. Kemudian hari Jumaah, demi untuk perkerjaannya sejumlah orang meninggalkan shalat jumaah. Nah, ini khusus merupakan hari ibadah yang datang sekali dalam seminggu. Ada khutbah Jumaah, ada shalat itu harus didengar dan harus melakukan segenap upaya, sebab bagaimana kita mengetahui, dengan sebab/perantaan apa kita menjadi orang yang dapat meraih ampunan Allah.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda ,” Untuk tetap terjaga utuh kesuburan ruhani dan untuk tetap selamat atau dengan tujuan untuk tumbuh suburnya kemajuan-kemajuan keruhanian itu adalah dengan senantiasa memohon air keselamatan dari sumber kehidupan hakiki. Inilah perkara yang dalam kata-kata lain Al-Quran namakan istigfar(Nurul anwar ruhani hazain jilid 9 hal 357) Bersabda bahwa untuk menghindar dari segenap kekotoran, untuk mengamalkan perintah-perintah Allah, untuk mendapatkan kedekatan pada-Nya seyogianya kita senantiasa terus melakukan istigfar.
Kemudian seseorang memohon untuk doa berkenaan dengan hutang bahwa hutang saya sangat banyak, doakanlah, supaya utang saya lunas (Kinipun banyak sekali orang-orang terus menerus menulis ) Maka beliau bersabda,” Senantiasa perbanyaklah membaca istigfar, ini merupakan cara /jalan bagi manusia untuk bebas dari kesedihan, juga istigfar merupakan kunci kemajuan-kemajuan.” Malfuzhat jilid I hal. 442 Cetakan baru
Kemudian beliau melanjutkan bahwa untuk segenap kemajuan dan untuk terhindar dari hutang piutang, untuk tersingkirnya segenap kesedihan istigfar merupakan perantara yang sangat besar, tetapi sebagaimana di tempat lain dia bersabda bahwa bacalah istigfar dengan pemahaman dan pengertian, janganlah hanya mengulang -ulang bacaan yang sudah dihafal mati(seperti burung beo), kemudian seiring dengan itu teruslah mengintrospeksi dan memeriksa keburukan-keburukan yang ada di dalam diri kalian dan teruslah berusaha untuk menghindar dari itu maka pintu kemajuan akan terus dibukakan untuk kalian.Insyaallah.
Kemudian beliau bersabda: Seorang berkata Hudhur ! doakanlah untuk saya supaya saya memperoleh anak . Beliau bersabda,” Beristigfarlah, maka dengan itu dosa akan dimaafkan dan Allah-pun akan menganugerahkan anak. Ingatlah, keyakinan merupakan sesuatu yang sangat besar. Barangsiapa yang memiliki keyakinan sempurna maka Allah sendiri yang akan memenuhi keperluan-keperluannya.” Malfuzhat jilid I hal. 444 Cetakan baru
Jadi banyak sekali orang-orang- sebagaimana sebelumnya saya telah katakan- mereka terus menerus menulis untuk mendapatkan anak dan untuk mendapatkan hal-hal /barang-barang lainnya. Mereka seyogiannya harus menguji formula ini. Tetapi jangan hanya kata-kata yang hanya dihafal mati /tampa pengertian, bahkan beristigfarlah dengan istigfar yang keluar dari kedalaman hati dan memohon ampun dari dosa-dosanya dan manusia juga berupaya mengamalkan perintah-perintah yang lainnya.
Nah, kini bagaimana membaca istigfar. Dalam kaitan ini Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda,” Perbanyaklah membaca istigfar. Kondisi manusia ada dua, yaitu ataukah dia tidak melakukan dosa atau Allah melindungi dia dari melakukan dosa” . Dengan membaca istigfar atau Allah melindungi dia dari melakukan dosa atau dia sendiri sama sekali tidak terlibat dalam dosa . ” Maka pada saat membaca istigfar seyogianya memperthatikan kedua arti itu. Bersabda ,” Pertama, mohonlah supaya Allah menutupi dosa-dosa yang lalu, dan kedua , memohon taufik dari Allah supaya Dia melindungi dari dosa-dosa yang akan datang. Tetapi istigfar tidak akan sempurna hanya dengan lidah, tetapi dapat dilakukan dengan hati , kamu memohon dalam bahasa sendiri sekalipun, ini penting. Malfuzhat jilid I hal. 525 Cetakan baru
Kemudian beliau bersabda,” Ingatlah hanya dengan kata-kata tidak akan ada mamfaatnya. Dengan bahasa sendiripun dapat dilakukan istigfar supaya Allah memaafkan dosa-dosa yang akan datang dan melindungi dari dosa-dosa yang akan datang dan menganugerahkan taufik untuk melaksanakan kebaikan; dan inilah hakikat istgfar. Tidaklah penting harus terus menerus mengucapkan – استغفرالله استغفرالله astagfirullah- astagfirullah, tetapi hatipun sama sekali tidak tergores atau tidak mengerti. Ingatlah, sesuatu yang sampai pada Tuhan adalah yang keluar dari hati. Seyogiannya perbanyaklah membaca doa-doa di dalam bahasa sendiri. Dari itu akan tertanam pengaruhnya dalam hari. Lidah hanya memberikan kesaksian hati. Jika di dalam hati sanubari timbul gejolak lalu lidah mengiringi ( dengan ucapan istigfar) maka itu merupakan hal yang baik. Tanpa hati hanya doa-doa di lidah belaka ,itu menjadi sia-sia.” Yakni tidak ada gunannya. ” Ya, doa yang keluar dari lubuk hati yang dalamlah yang merupakan doa-doa yang hakiki. Apabila sebelum turunnya musibah manusia terus memanjatkan doa di dalam hatinya dan terus melakukan istigfar,maka kemudian dengan berkat Allah Tuhan Yang Maha penyayang dan Maha mulia musibah-musibah itu akan meleset. Tetapi apabila musibah itu telah turun maka itu tidak dapat terhindar. Sebelum turunnya azab seyogiannya terus memanjatkan doa-doa dan memperbanyak membaca istigfar, dengan cara itu Allah akan memberikan perlindungan pada saat turunnya azab. Malfuzhat jilid 5 hal. 282 Cetakan baru
Jadi perhatikanlah, dalam kondisi umum, takala manusia menderita suatu penyakit, atau tatkala dalam suatu kesulitan di dunia pun dia menyeru kepada seseorang untuk memberinya pertololongan padanya,maka diapun (orang yang dimintai pertolongan) datang untuk memberikan pertolongan. Maka apabila dengan tulus seperti itu kita memanggil-Nya maka Dia akan datang. Karena janji Allah tertera bahwa selangkah kamu berjalan maka Saya akan berjalan menemui kamu dua langkah , kamu datang dengan berjalan kaki maka Saya akan datang dengan berlari-lari kepadamu.
Kemudian beliau bersabda:” Hakekat dosa bukanlah bahwa Allah menciptakan dosa lalu kemudian sesudah ribuan tahun baru terfikir pengampunan dosa,tidak,tetapi sebagaimana lalat memiliki dua sayap, di satu pihak terdapat penawar dan di sebelahnya tardapat racun, demikian pula pada manusia ada dua sayap, satu sayap maksiat dan yang satu pihak terdapat rasa penyesalan (merasa menyesal atau malu setelah berbuat kesalahan/maksiat). Taubah merupakan bukti perasaan menyesal. Ini sudah merupakan peraturan umum bahwa sebagaimana seoarang apabila memukul seorang hamba sahaya, maka sesudahnya dia akan merasa menyesal, seolah-olah kedua sayapnya bergerak/mengepak secara bersamaan,yakni bersama dengan racun terdapat pula penawar /obat. Kini pertanyaannya adalah, kenapa racun dibuat ? Jawabannya adalah kendatipun ini merupakan racun namun karena terdapat sifat memotong /mematahkan di dalamnya, maka dia memiliki fungsi sebagai penawar ”. Racun juga apabila sudah melalui sebuah peroses maka itupun akan berfungsi sebagai obat. Dari racun- racun seperti itu banyak sekali diramu obat-obatan. Bersabda:” Jika tidak ada dosa maka racun keangkuhan akan berkembang di dalam diri manusia dan manusia akan mengalami kehancuran.Jadi taubah akan berfungfsi untuk menghilangkannya. Itu menghindari manusia dari bahaya takabbur dan bahaya ujub/pamer. Apabila nabi saw yang bersih dari dosa 70 kali beristigfar maka apa yang seharusnya kita lakukan. Taubah dari dosa tidak hanya dilakukan oleh yang redha/senang pada (dosa) itu (orang yang melakukan dosa itu ). Dan bagi yang mengenal dosa itu sebagai dosa, akhirnya dia akan meninggalkan dosa itu “
Bersabda : Tertera dalam hadis bahwa apabila manusia berkali-kali dengan menangis memohon ampunan pada Allah maka pada akhirnya Allah akan memberikan jawaban bahwa Kami telah memafkan engkau. Kini apapun yang hati nuranimu inginkan maka lakukanlah. Artinya ini bukanlah bahwa Allah telah merubah hatinya dan kini dosa akan secara alami terasa buruk baginya sebagaimana melihat seekor domba memakan kotoran, domba yang lain tidak ingin juga untuk ikut memakannya, demikian pulalah manausia (orang) yang Allah telah maafkan pun tidak akan (ada niat) untuk melakukan dosa. Orang-orang Islam secara alami tidak menyukai daging babi. Padahal yang lainnya ribuan perbuatan yang terlarang dan haram yang mereka lakukan. Jadi disini di dalamnya terdapat sebuah hikmah bahwa Dia telah meletakkan sebuah contoh rasa jijik /rasa tidak suka dan Dia memberikan pengertian pada manusia bahwa manusia seperti itu jijik pada dosa”. Malfuzhat jilid 3 Cetakan baru
Jadi, jika dalam diri manusia tertanam rasa benci pada dosa dan kemudian mulai mengayunkan langkah ke arah perbaikan maka lama kelamaan segenap keburukan akan menjauh. Kini datang sejumlah pengaduan bahwa di kalangan para pemuda dan di sejumlah kalangan tua yang cukup umur pun tidak melakukan kerja sama dengan nizam Jemaat, sangat lemah dari segi tarbiat, memutar filem-filem yang kotor(porno), di rumah-rumah juga , melalui televisi/ TV atau dengan perantaraan internet (mereka melihat filem-filem kotor itu). Jadi, selama kita tidak menciptakan kesadaran ini di rumah kita ,tidak menciptakan kesadaran ini dalam diri anak-anak dan dalam diri kita sendiri, dan selama di dalam ucapan dan amal kita terdapat kontradiksi tidak akan timbul suatu bentuk perbaikan. Sesudah baiat, pendakwaan kita akan menciptakan perubahan suci dalam diri kita merupakan suatu hal yang kropos /kosong melompong. Dengan melihat perogram-program kotor itu, selain kerugian akhlak dan kerugian ruhani, dari segi materi pun kita tengah merugi,sebab perogram –perogram seperti itu baru tersedia setelah membelanjakan sesuatu. Jadi, taubah dan istigfar kita seyogianya sedemikian rupa hendaknya sehingga fikiran kita sama sekali tidak tertuju ke arah itu,sama sekali tidak ada perhatian.
Hadhrat Masih Maud a.s bersabda: Kondisi susah dan senang, atau sempit dan lapang, senantiasa terjadi dalam kehidupan manusia. Pada kondisi lapang kesukaan dan semangat menjadi bertambah, di dalam dada terjadi rasa lapang, perhatian kepada Tuhan menjadi bertambah dan terlahir rasa lezat dalam shalat. Tetapi terkadang terlahir juga kondisi dimana rasa suka dan gemar atau semangat menjadi terus menghilang dan lahir rasa sempit di dalam hati. Dan apabila lahir kondisi seperti itu maka obatnya adalah perbanyaklah membaca istigfar dan kemudian perbanyaklah membaca selawat dan lakukanlah shalat berkali-kali. Inilah merupakan formula untuk jauhnya rasa sempit “. Malfuzhat jild I hal 194 cetakan baru
Bersabda: ” Andaikata kita ingin menciptakan perubahan ruhani ini di dalam diri kita, ingin menciptakan perubahan suci di dalam diri kita maka seyogiannya dengan penuh kesabaran harus senantiasa memabaca istigfar. Seyogiannya harus ada perhatian terhadap shalat, laksasanakanlah shalat dan beristigfarlah maka Allah akan mendatangkan suatu saat dimana manusia akan merasakan suatu perubahan di dalam dirinya.
Kemudian pada suatu peluang saat menasehatkan pada seseorang beliau bersabda, “ Shalat dan istigfar merupakan penawar yang jitu untuk kalbu yang lalai. Seyogiannya memanjatkan doa di dalam shalat,yaitu ya Allah ! buatlah jarak diantara aku dan dosa-dosa ku. Jika dengan tulus manusia senantiasa memanjatkan doa maka niscaya merupakan hal yang pasti, pada suatu saat itu akan dikabulkan dan mengambil langkah tergesa-gesa bukanlah merupakan hal yang baik. Seorang petani menabur benih , maka pada saat itu juga dia tidak memanennya. Seorang yang tidak bersabar tidak mendapatkan apa-apa. Pertanda manusia yang saleh adalah dia tidak menampakkan ketidak sabaran. Orang-orang yang tidak bersabar terlihat banyak menemui kemalangan-kemalangan besar. Jika seorang menggali sumur, menggali 20 hasta dan yang masih tersisa hanya tinggal sehasta lalu dengan tidak sabar dia meninggalkannya, maka dia menghancurkan segenap jerih payahnya dan jika dengan sabar menggali lagi sehasta maka dia akan meraih hasilnya yang gemilang. Sudah merupakan sunnah Tuhan bahwa kesukaan dan semangat dan nikmat makrifat senantiasa Dia anugerahkan sesudah kedukaan/kesukaran . Jika segenap nikmat diraih dengan mudah maka tidak akan ada penghargaan pada hal itu ”. Malfuzhat jild II hal 552 cetakan baru
Kemudian beliau bersabda ,” Saya ingin memberikan pengertian pada kalian bahwa orang yang berdoa, beristigfar dan memberikan sedekah sebelum turunnya musibah maka Allah akan mengasihani mereka dan akan melindungi mereka dari azab Ilahi. Janganlah mendengar kata-kata saya ini hanya sekedar sebagai kisah. Saya menasehatkan demi semata- mata karena Allah bahwa renungkanlah keadaan diri kalian sendiri dan kepada diri sendiri dan kepada teman-teman kalian pun katakanlah supaya mereka sibuk untuk memanjatkan doa. Istigfar berfungsi sebagai tameng dari azab ilahi dan musibah-musibah yang dahsyat. Di dalam Al-Quran Allah berfirman
وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Al-Anfal 34
Oleh karena itu, jika kalian menghendaki terhidar dari azab Ilahi maka bacalah istigfar sebanyak-banyaknya.Malfuzhat jilid I hal.144
Dewasa ini di dunia terjadi kesulitan-kesulitan dan kekacauan di mana-mana. Setiap hari manusia menderita akibat buruk dari amal-amalnya, muncul kakacauan dan timbul fitnah yang baru. Terlahir sarana /faktor-faktor baru untuk muculnya malapetaka-malapetaka baru. Dalam hal ini setiap orang ahmadi perlu memberikan perhatian pada istigfar dan doa-doa.Untuk menyelamatkan dunia dipikulkan tanggung jawab yang sangat besar pada pundak orang-orang Ahmadi. Semoga Allah menjadikan kita mampu untuk memahaminya. Dan juga menganugerahkan taufik pada kita untuk banyak berdoa untuk diri kita.
Kemudian Hadhrat Masih Maud a.s bersabda: Tuhan-mu adalah Tuhan yang mengabulkan taubah hamba-hamba-Nya dan memaafkan keburukan-keburukan mereka. Siapapun jangan ada yang terpedaya bahwa di dalam Al-Quran tercantum juga ayat ini
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ -Dan barangsiapa yang melakukan kenakalan sebesar zarrah sekalipun, niscaya dia akan mendapatkan balasan nya .Azzilzal 8 Jadi, ingatlah ,bahwa di dalam ayat ini dan di ayat lainnya tidak ada kontradiksi, sebab maksud kejahatan/kenakalan itu adalah kenakalan yang manusia tidak mau tinggalkan dan tidak mau berhenti untuk melakukannya serta tidak mau juga untuk melakukan istigfar /bertaubah. Karena itulah di tempat ini digunakan kata syar bukan kata dzanb supaya dapat diketahui bahwa pada tempat ini yang dimaksud adalah perbuatan licik/nakal yang orang-orang licik tidak ingin tinggalkan. Kalau tidak seluruh Al-Quran penuh berkaitan dengan bahasan bahwa penyesalan, taubah, meninggalkan sifat pembangkangan dan istigfar dosa-dosa akan dimaafkan,bahkan Allah mencintai orang-orang yang bertaubah.” Chasymai ma’rifat Ruhani Hazain dan jilid 23 hal 24
Bersabda bahwa jika manusia menyesal, merasa sedih,malu lalu beristigfar maka Allah akan melindunginya dari konsekwensi- konsekwensi buruk dengan syarat jangan bersikeras tetap melakukan dosa. Dan jika dia tetap bersikeras dan kesadaran tidak ada lagi, maka kemudian Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda sesuai dengan ayat itu manusia pasti akan mendapatkan hukuman.
Semoga Allah senantiasa menjadikan kita menjadi orang yang senantiasa tunduk taat pada-Nya dan menjadi orang yang senantiasa memohon ampun dari dosa-dosa.
Kemudian beliau bersabda ,” Taubah di satu sisi menghendaki kematian, yang sesudahnya manusia dihidupkan dan kemudian tidak mati. Sesudah taubah manusia menjadi sedemikian rupa seolah-olah dia telah datang ke dunia setelah mendapat kehidupan baru. Karakternya bukan lagi miliknya(yang dulu), lidah/ucapannya, tangannya dan kakinya sepenuhnya merupakan wujud baru yang nampak tengah bekerja di bawah kendali seseorang. Orang-orang yang melihat dapat mengetahui bahwa ini bukan dia, ini jelas adalah orang lain. Malfuzhat jilid III hal.146-157
Jadi, jika taubah dilakukan seperti itu dan seperti itulah taubah seyogianya dilakukan dan jangan membantah pada hal-hal yang kecil. Terhadap hak-hak saudara-saudara perempuan dan hak-hak saudara-saudara laki-laki seyogianya diberkan perhatian pada penunaiannya. Kemudian kepada hak-hak tetangga harus diberikan perhatian bagaimana pembayaran hak-hak mereka. Kemudian terhadap hak-hak masyarakat seyogiannya memberikan perhatian dan senantisa berupaya untuk membersihkan diri dari segenap kekotoran dan seberapa banyak racun –racun masyarakat, seberapa banyak keburukan-keburukan seyogiannya senantisa berupaya untuk terhindar dari itu,misalnya ,dewasa ini sudah merupakan penyakit umum bahwa di sekoah ditanamkan kebiasaan buruk merokok pada anak-anak berumur 15-16-17- tahun dan kemudian dengan mencampurkan barang-barang lain yang memabukkan ditanamkan kebiasaan buruk pada mereka. Kemudian mereka menularkan kebiasaan buruk itu pada anak-anak laki-laki lainnya ,seperti itulah ini terus berkembang.dan inilah anak-anak sekolah yang akhirnya menjadi agen mereka(di sekolah-sekolah itu). Jadi, ibu bapak seyogiannya memberikan perhatian ke arah itu. Supaya corak apapun pengaruh buruk masyarakat jangan menimpa kita dan anak-anak kita
Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s. bersabda: Singkatnya, yakinlah bahwa di dalam taubah terdapat buah-buah yang besar. Ini merupakan sumber mata air keberkatan. Pada hakekatnya para wali dan orang-orang yang saleh adalah mereka yang bertaubah dan kemudian mereka bersiteguh pada taubahnya. Mereka jauh dari dosa dan terus tambah lebih dekat pada Tuhan. Orang yang bertaubah dengan sempurna disebut wali Allah,pilihan Allah dan gaust (yang doa-doanya terkabul). Pada kondisi itulah dia menjadi kekasih Allah. Kemudian malapetaka-malapetaka dan musibah-musibah yang sudah ditakdirkan untuk manusia menjadi terelakkan. Malfuzhat jilid III hal.146-157
Kemudian bersabda: Oleh karena itu bangkit dan bertaubahlah dan jadikanlah Pemilik kalian redha dengan amal-amal yang baik dan ingatlah bahwa hukuman kekeliruan-kekeliruan i’tkad /keyakinan adalah didapatkan setelah mati dan keputusan menjadi seorang Hindu atau Kristen atau menjadi orang Islam – singkatnya – akan terjadi pada hari kiamat,tetapi orang yang aniaya, orang yang sewenang-wenang dalam dosa dan pelanggaran, di dunia ini juga dia akan mendapatkan hukuman, baru mereka bagaimanapun tidak dapat lari dari hukuman itu. Jadi, cepatlah jadikan Tuhan-mu redha sebelum tiba saat datangnya hari yang sangat mengerikan”. Disini beliau memberikan contoh penyakit pes/kolera “ yakni, hari saat merajalelanya penyakit taun yang para nabi telah nubuatkan”. Dan kinipun keburukan-keburukan yang tersebar di dunia, di dalam itupun terdapat satu corak taun yang tengah tersebar menular di dunia dalam bentuk AIDS. Bersabda “ Sebelum tiba hari yang sangat mengerikan yang para nabi telah nubuatkan ” kamu berdamailah dengan Tuhan , Dia merupakan wujud Yang Maha mulia.Dengan taubah sedetik yang melelehkan /melarutkan Dia dapat memaafkan dosa yang 70 tahun. Dan janganlah katakan bahwa taubah tidak diterima. Ingatlah bahwa kamu tidak dapat selamat dari amal-amalmu. Senantiasa karunia (Allah) yang menyelamatkan , bukan amal-amal. Hai Tuhan Yang maha Mulia Maha Pengasih ! Curahkanlah karunia-Mu pada kami semua sebab kami adalah hamba-hamba-Mu dan kami jatuh larut di hadapan singgasana- Mu. Pidato Sialkot ruhani Hazain jilid III
Insyaallah, besok saya akan melakukan tourni ke ijtima’- ijtima’ dan Jalsah-jalsah di Jerman,Holand dll . Untuk itupun mohon doa dari para warga Jemaat. Berdoalah semoga Allah memberkati dari segala segi.
Qamaruddin Shahid