Khotbah Jum’at
Hadhrat Khalifatul Masih V atba
Tanggal 17 Oktober 2008/Ikhâ 1387 HS
Di Bait Khadija, Berlin, Jerman
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّڪَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ (١٨)
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ۬ۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥۤۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ۬ (٧١)
‑innamâ ya’muru masâjidallohi man âmana billâhi wal-yawmil-âkhiri wa aqômash-sholâta wa âtaz-zakâta wa lam yakhsya illallôh. Fa’asâ ulâ-ika ay-yakûnu minal-muhtadîn (18) wal-mu-minûna wal-mu’minâtu ba’dhuhum awliyâ-u ba’dh. Ya-murûna bil-ma’rûfi wa yanhawna ‘anil-munkari wa yuqîmûnash-sholAta wa yu-tûnaz-zakâta wa yuthî’ûnalloha wa rosûlah. Ûlâ-ika sayarhamuhumulloh. Innallôha ‘azîzun hakîm (71)‑
Artinya : Sesungguhnya yang meramaikan Masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan tetap mendirikan shalat dan membayar zakat serta ia tidak takut kecuali kepada Allah; maka mudah-mudahan mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan orang-orang mukmin lelaki dan perempuan itu satu sama lain bersahabat. Mereka menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan dan mendirikan shalat dan membayar zakat serta menta’ati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah yang akan dikasihi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (At Taubah: 18 dan71)
Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan setetes karunia dari hujan rahmat dan karunia-Nya kepada Jemaat dalam wujud sebuah Mesjid yang diberi nama Mesjid Khadijah. Yaitu mesjid pertama yang dibangun di sebelah timur Jerman. Mesjid ini terletak di kota Berlin yang merupakan ibu kota Jerman. Kota Berlin mempunyai kedudukan dan kepentingannya tersendiri. Sejarah Jemaat di negeri ini khususnya di kota Berlin dimulai sejak 86 tahun yang silam.
Muballigh-muballigh Ahmadiyah telah datang ke negeri ini semenjak zaman Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. Beliau-beliau itu telah melaporkan bahwa kehadiran Jemaat Ahmadiyah di negeri ini merupakan satu keberuntungan bagi Bangsa ini. Masyarakat Jerman mempunyai perhatian dan keinginan yang cukup besar untuk mengetahui ajaran Islam yang sesungguhnya. Sehingga para muballigh kita mempunyai harapan besar terhadap penduduk kota ini dan juga terhadap penduduk lainnya di negeri ini. Saya ceritakan sedikit hal ini supaya diketahui oleh anak-anak dan para pemuda kita serta oleh para Ahmadi yang akan datang untuk tinggal di negeri ini, atau pun di negeri-negeri lainnya. Supaya mereka mempunyai perhatian untuk mendo’akan para muballigh kita yang sekarang tengah menjalankan tugas. Dan juga agar mendo’akan para muballigh awalin yang telah menjalankan pengkhidmatan dengan penuh semangat dan dengan berbagai macam pengorbanan di negeri ini. Hal ini supaya generasi sekarang mengetahui bahwa kegiatan tabligh para muballigh di waktu itu sangat erat hubungannya dengan usaha untuk membina mesjid ini.
Pada tahun 1922, Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. telah memindahkan tugas Muballigh Mubarak Ali Benggali dari London ke Berlin ini. Pada tahun 1923, Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. telah mengutus Malik Ghulam Farid ke Berlin untuk membantu Maulvi Mubarak Ali Benggali ini. Usaha dan kerja keras Maulvi Mubarak Ali Sahib sangat berhasil, sehingga di dalam Khutbah tanggal 2 Februari 1923 Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. bersabda, bahwa “ Laporan dari Berlin sangat menggembirakan dan memberi harapan dengan berkali-kali mengusulkan agar usaha pembangunan sebuah mesjid beserta sebuah rumah missi harus segera dilaksanakan. Bahkan diusulkan agar Yang Mulia Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. sendiri bersedia datang mengunjungi Berlin”.
Pada hakikatnya Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. tidak bermaksud mengunjungi Berlin, namun beliau menganggap bahwa untuk segera membangun mesjid dan rumah missi di sana merupakan langkah sangat penting agar pengembangan ajaran Islam hakiki di negara-negara Barat bisa dilaksanakan dengan segera. Untuk itu Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. segera memerintahkan muballigh di sini untuk membeli sebidang tanah. Maka sebidang tanah seluas dua accre (kurang lebih 5000 m2) telah dibeli. Dan pada Khutbah itu juga Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. menganjurkan para anggota Lajnah Immaillah di Qadian-India untuk mengumpulkan dana sebanyak 50.000 rupees dalam tempo 3 bulan untuk membangun mesjid di Berlin.
Di saat itu India dan Pakistan masih merupakan sebuaha negara, belum terpecah menjadi dua negara, seperti sekarang. Lajnah Immaillah Qadian-India telah menyambut seruan Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. ini secara istimewa dan penuh semangat pengorbanan yang sangat unik dan mengagumkan.
Pada era permulaan Jemaat semangat mereka itu merupakan sebuah revolusi yang membangunkan semangat di dalam kegiatan Lajnah Immaillah khususnya dalam menyambut pengorbanan ini. Semangat pengorbanan seperti itu biasa timbul pada awal permulaan suatu Jemaat Ilahi. Dengan karunia Allah Swt. semangat berkorban yang muncul pada waktu itu sampai sekarang pun masih terus berjalan. Pada waktu itu banyak para anggota Lajnah Immaillah yang menyerahkan uang kontan dan perhiasan mereka kepada Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. Pada hari pertama saja telah terkumpul sejumlah uang dan perjanjian sebanyak 8. 000 rupees. Dan dalam tempo dua bulan telah tercatat perjanjian 45.000 rupees sertas telah diterima uang kontan sebanyak 20.000 rupees.
Dan disebabkan kemungkinan muncul peningkatan perbelanjaan , maka Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. memperpanjang masa perjanjian pengumpulan dana itu dan meningkatkan targetnya menjadi 70.000 rupees. Pada akhirnya para anggota Lajnah Immaillah telah mengumpulkan uang sebanyak 72.000 rupees.
Pada tanggal 25 Agustus 1923, peletakan batu pertama mesjid di Berlin ini telah dilakukan dan dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Jerman dan para petinggi negara lainnya. Peristiwa yang bersejarah itu pun diliput oleh para wartawan surat kabar dan media lainnya. Jumlah para tamu yang hadir pada waktu itu sebanyak 400 orang, sedangkan jumlah anggota Jemaat pada waktu itu baru empat orang saja. Demikianlah semangat perjuangan para muballigh Jemaat di masa itu untuk menjalin hubungan dengan para pejabat tinggi negara yang cukup luas, sehingga banyak dari antara mereka itu datang menghadiri peristiwa peletakan batu pertama mesjid ini.
Peletakan batu pertama mesjid ini sudah dilaksanakan, namun keadaan ekonomi pada waktu itu sangat suram dan krisis ekonomi/ resessi sedang berlangsung dan gejala Perang Dunia II pun sudah mulai nampak memanas. Sehingga biaya pembangunan mesjid pun semakin meningkat. Awalnya biaya pembangunan diperkirakan hanya 50.000 rupees, namun tiba-tiba meningkat menjadi 150.000 rupees hingga berada di luar kemampuan Jemaat. Dan Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. berpikir bahwa untuk menghadapi pembangunan dua buah mesjid, satu di London dan satu lagi di Berlin pasti akan menghadapi kesulitan. Disebabkan situasi di Jerman semakin kritis dan sangat sulit sekali, maka terpaksa Jemaat di Jerman ditutup untuk sementara waktu dan dana pembangunan mesjid di Berlin akhirnya dikirimkan ke London. Dengan karunia Allah Swt. pada tahun 1924 Masjid Fazl di London telah dibangun dengan menggunakan dana tersebut.
Pada tahun 1948, Sheikh Nasir Ahmad Sahib datang ke Hamburg-Jerman dan Jemaat di sana mulai dibina kembali. Pada waktu itu dengan karunia Allah Swt. situasi dunia sudah berubah dan keadaan keuangan Jemaat pun sudah sangat membaik sekali.
Pada zaman itu, perjalanan dari India ke Jerman dilakukan dengan menaiki kapal laut. Hadhrat Maulvi Ghulam Farid, adalah muballigh yang kemudian dikirim ke Jerman. Beliau telah menempuh perjalanan dengan kapal laut sampai di Berlin selama 22 hari. Beliau ini yang telah menterjemahkan Al quran ke bahasa Inggris dengan tafsir singkatnya. Tafsir Al quran lima jilid dalam bahasa Inggris pun beliau yang telah menyusunnya. Walau pun pada waktu itu sebuah panitia sudah dibentuk, namun yang paling banyak melaksanakan penyusunannya adalah beliau sendiri. Beliau juga telah menyusun sebuah kamus untuk mencari kata-kata sukar di dalam Al quran dan pada tahun yang lalu telah dicetak untuk pertama kalinya. Beliau adalah sahabat Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Bahkan Maulvi Mubarak Ali Sahib telah baiat masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah melalui tabligh beliau. Pada tahun 1917 ketika Hazrat Khalifatul Masih II r.a. mencanangkan Gerakan Waqf Zindegi (waqaf diri) Maulvi Sahib adalah salah seorang dari antara 63 orang Waqifin Zindegi yang telah menyerahkan nama beliau kepada Hadhrat Khalifatul Masih II r.a.. Dan pada tahun 1969 beliau wafat di Bangladesh.
Kembali ke pembangunan mesjid di Berlin, disebabkan situasi yang tidak memungkinkan pada waktu itu mesjid di Berlin tidak bisa dibangun. Namun pengorbanan Lajnah Immaillah India tidak dibiarkan sia-sia. Dan dengan pengorbanan mereka itu sebuah mesjid di London bernama Fazl Mosque telah dibangun dengan dana yang telah dikumpulkan oleh Lajnah Immaillah India itu.
Meski pun pembangunan mesjid di Berlin tidak dapat dilaksanakan pada waktu itu, namun semangat pengorbanan para anggota Lajnah Immaillah India pada waktu itu sungguh murni dan do’a mereka sungguh ikhlas sehingga bagi pembangunan Mesjid Berlin sekarang ini pun tidak sedikit dari antara anak keturunan mereka itu yang mengambil bagian. Semangat dedikasi dan keikhlasan mereka dapat kita saksikan pada saat ini di kalangan Lajnah Immaillah.
Untuk pembangunan Mesjid Berlin sekarang ini, Lajnah Immaillah telah mengumpulkan dana sebanyak 1,7 juta euro. Diantaranya sebesar 400.000 euro adalah sumbangan dari Lajnah Immaillah Inggris. Jika dana ini dibandingkan dengan mata uang rupee Pakistan, maka akan bernilai 190 juta rupees.
Mesjid telah dibangun di atas tanah satu Accre atau setengah hektar. Sekali pun terdapat bermacam kesulitan dan hambatan, namun menara mesjid ini telah diizinkan untuk dibangun setinggi 13 meter. Mesjid memiliki dua buah bangunan. Sebuah flat yang mempunyai 4 kamar dan guest house terdiri dari sebuah kamar dengan perpustakaan dan ruang rapatnya. Telah dibuat pula rencana untuk membangun sebuah taman bermain anak-anak dan parkir mobil.
Sebagaimana kita ketahui bahwa di sini terdapat banyak perlawanan. Akan tetapi para penentang pembangunan mesjid ini semakin lama semakin berkurang dan insya Allah perlawanan akan berhenti apabila pesan-pesan perdamaian akan mulai tersebar kepada masyarakat dari tempat ini.
Sangat mengherankan, krisis ekonomi dan masa resessi yang sekarang terjadi sangat mirip seperti masa ressesi yang pernah terjadi pada tahun 1923 sehingga pembangunan Mesjid Berlin pada waktu itu dibatalkan. Bagaimana pun, Allah Swt. telah menghendaki untuk menurunkan karunia-Nya kepada Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ini agar pembangunan mesjid bisa dilaksanakan sebelum terjadinya krisis ekonomi yang tengah melanda dunia sekarang. Dan dengan karunia Allah Swt. sekarang pembangunan mesjid ini telah mengalami kesempurnaan. Sekali pun keadaan ekonomi sangat suram dan harga bahan-bahan bangunan semuanya sudah naik menjadi sangat mahal namun para Ahmadi telah mengorbankan harta mereka dengan penuh semangat. Dan diharapkan semoga Allah Swt. akan memberkati pengorbanan harta mereka itu dengan berlipat-lipat ganda.
Seseorang telah memberi informasi bahwa seorang petugas pajak tidak percaya kepada kenyataan bahwa perbelanjaan rumah tangga orang Ahmadi jauh lebih kecil dari pada pembayaran chandah yang mereka berikan kepada Jemaat. Begitulah semangat dan keikhlasan para Ahmadi dalam membelanjakan harta mereka. Mereka telah mengurangi perbelanjaan rumah-tangga sendiri dan meningkatkan pengorbanan mereka demi kepentingan agama sehingga keikhlasan mereka itu menjadi sarana untuk menarik karunia Allah Swt. Hal itu menjadi kewajiban setiap orang Ahmadi untuk mempertahankan semangat seperti itu dan untuk menumbuhkan rasa syukur yang berlipat kepada Allah Swt.. Memang orang-orang mukmin sejati tidak akan membiarkan semangat seperti itu lenyap dari pikiran mereka dan tidak pula mereka mempunyai rasa bangga atas semangat dan keikhlasan yang telah mereka tunjukkan itu. Jadi hal itu semua semata-mata karunia Allah Swt. yang telah turun kepada anda semua. Anda semua yang hadir di sini atau saudara-saudara di mana pun berada harus meningkatkan rasa syukur dan lebih merundukkan kepala di hadapan Allah Swt.. Kita semua harus menghargai semangat pengorbanan mereka demi terwujudnya mesjid ini dan kita harus berusaha menanamkan semangat ini kepada generasi atau kepada anak-anak keturunan kita.
Para wanita Ahmadi harus mengambil perhatian secara serius bahwa pengorbanan yang telah mereka lakukan ini akan mendatangkan faedah yang sebesar-besarnya apabila mereka itu berusaha untuk mengambil berkat dari hasil pengorbanan mereka ini. Dan usaha mereka itu akan berhasil apabila mereka berusaha mendidik anak-anak mereka sesuai dengan perintah Allah Swt. sehingga mereka mempunyai hubungan yang erat dengan mesjid.
Begitu pun bagi kaum pria, kaum wanita yang telah berbuat baik atas anda semua dengan pembangunan mesjid ini, anda semua berkewajiban untuk memenuhi tuntutan mesjid ini dengan meramaikannya setiap waktu untuk beribadah kepada Allah Swt.. Dengan telah dibangunnya mesjid ini oleh kaum wanita, seolah membawa pesan kepada kaum pria bahwa mereka harus rajin beribadah kepada Allah Swt. di dalam mesjid itu. Jika kaum pria berhasil memenuhi tuntutan mesjid ini, maka kaum wanita akan segera membangun mesjid-mesjid lagi ditempat lain.
Tuntutan seperti ini serupa dengan tuntutan dari kaum wanita di Kanada. Di sana juga telah dibangun sebuah mesjid dengan biaya lebih dari satu juta dollar. Di mana-mana sudah nampak dengan jelas semangat pengorbanan harta untuk membangun mesjid. Memang kaum lelaki lah yang berkewajiban datang ke mesjid untuk meramaikan dan mengajak orang-orang beribadah kepada Tuhan. Adapun kaum wanita jika hati mereka ingin datang ke mesjid pasti mereka datang pada hari Jum’at. Namun jika ada halangan mereka tidak akan datang.
Pengorbanan yang telah dilakukan oleh kaum wanita untuk membangun mesjid merupakan bukti nyata bahwa mereka telah membangun dengan hati yang penuh ikhlas dan semata-mata untuk meraih keridhaan Allah Swt. Semoga pengorbanan yang telah dilakukan oleh kaum perempuan ini betul-betul satu kenyataan yang nyata untuk meraih keridhaan Allah Swt. bukan hanya sekedar harapan, sehingga akan memberi kesan nyata kepada anak keturunan mereka dan membawa semangat terhadap kaum pria mereka untuk memenuhi tuntutan mesjid yang telah mereka bangun.
Sesungguhnya yang meramaikan Masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan tetap mendirikan shalat dan membayar zakat serta ia tidak takut kecuali kepada Allah; maka mudah-mudahan mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk—Dan orang-orang mukmin lelaki dan perempuan itu satu sama lain bersahabat. Mereka menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan dan mendirikan shalat dan membayar zakat serta menta’ati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah yang akan dikasihi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (At Taubah :18 dan 71)
Setelah membangun mesjid ini, kewajiban kaum pria dan wanita adalah harus memperhatikan kepada perkara yang sangat penting sekali, yaitu menanamkan kecintaan di dalam hati anak-anak untuk mengikat hubungan erat dengan mesjid. Selain diri sendiri, anak-anak juga harus mengadakan hubungan erat dengan mesjid. Sebab perkara itu yang menjadi tanda bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh beriman kepada Allah Swt. dan kepada Hari Akhirat.
Apabila kita memeriksa keadaan iman kita, sampai di mana kedudukan iman kita kepada Allah Swt., pasti kita akan merasa gentar, apakah iman kita ini patut diterima oleh Allah Swt atau tidak? Dan apakah kita sudah termasuk golongan orang-orang yang beriman yang sejati atau belum?.
Sungguh, Kita ini termasuk orang-orang yang bernasib baik dan sangat beruntung karena kita telah mendapat taufiq untuk beriman dan baiat kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Beliau telah memberi bimbingan dan petunjuk jalan bagi setiap langkah kita. Beliau telah memberi banyak sekali bimbingan dengan berbagai macam dalil agar kita tetap berada di atas jalan yang lurus dan agar kita menjadi orang-orang mukmin yang sesungguhnya.
Di satu tempat beliau bersabda : “Orang-orang mukmin adalah mereka yang membuktikan iman dengan amal perbuatan baik mereka. Dan iman itu tertulis di dalam hati mereka. Mereka yang mendahulukan perkara-perkara yang bisa meraih kecintaan dan keridhaan Allah Swt. di atas benda-benda lainnya. Mereka berusaha menjalani taqwa yang sehalus-halusnya dan melampaui jalan yang sempit demi kecintaan kepada Allah Swt.. Dan mereka asyik di dalam mencintai Allah Swt. Dan setiap benda seperti patung yang menghalangi jalan kepada Allah Swt, apakah hanya berupa keadaan akhlaq ataukah berupa amal buruk atau berupa kelalaian dan kemalasan, semua dijauhkan dari ingatannya.”
Itulah iman yang akan membuat kita menjadi orang beriman yang sempurna. Jika terdapat sedikit saja kekurangan di dalam akhlaq kita, Hadhrat Masih Mau’ud a.s menginginkan supaya kita berusaha menjauhkannya, sebab hal itu akan membawa kelemahan pada iman kita. Jika setiap perkataan dan setiap amal perbuatan kita dilakukan demi meraih keridhaan Allah Swt., maka kita bisa berharap bahwa Allah Swt. dengan karunia-Nya akan menjauhkan kelemahan-kelemahan kita. Dan perkara itulah yang bisa menimbulkan kekuatan di dalam iman kita.
Pada suatu waktu bisa saja terjadi seseorang tanpa disengaja berbuat lalai dan berbuat kemalasan dalam beribadah. Dan dia berbuat sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah Swt.. Jika perbuatan seperti itu berlangsung secara berkelanjutan bahkan semakin lalai dan tidak berusaha memenuhi tuntutan keimanan maka keimanan nya akan semakin lemah dan hancur sehingga akhirnya ia akan menjadi orang musyrik.
Perihal tersebut telah Allah Swt. memperingatkan dengan keras bahwa semua kewajiban itu harus kamu penuhi sebab hal itu merupakan kewajiban kamu yang tidak boleh ditinggalkan. Jika manusia tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya itu disebabkan kemalasan dan kelalaiannya maka lambat laun akan melemahkan imannya bahkan akhirnya akan membawanya ke arah kemusyrikan. Maka setiap orang Ahmadi harus memeriksa dirinya setiap waktu sampai di mana dirinya telah memenuhi hak-hak kewajibannya itu.
Di dalam ayat yang telah saya tilawat kan itu terdapat firman-Nya : orang yang beriman kepada Allah secara kamil dan beriman kepada Hari Akhir juga. Berkenaan dengan iman kepada Hari Akhir ini Hazrat Masih Mau’ud bersabda : “ Pada hari ini timbul pikiran di dalam benak saya, beriman kepada wahyu Al quran dan kepada wahyu sebelumnya tercantum dalam Al quran. Mengapa beriman kepada wahyu yang turun kepada kami tidak disebutkan? Maka tiba-tiba turun isyarah berupa ilham di dalam hati saya ayat berikut ini :
وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ
‑wal-ladzîna yu-minûna bimâ un(g)zila ilayka wamâ un(g)zila min(g) qoblika wa bil-âkhiroti hum yûqinûn‑
Di dalam ayat ini disebutkan tiga macam wahyu, yaitu :
إِلَيْكَ بِمَا أُنزِلَ adalah wahyu Al Qur’an, وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ adalah wahyu yang turun kepada para Nabi terdahulu dan وَبِالآخِرَةِ adalah wahyu yang turun kepada Al Masih Al Mau’ud Akhir Zaman. Akhirah artinya yang akan datang atau akan turun kemudian.” Apa yang di maksud dengan akan datang kemudian? Yaitu wahyu-wahyu Ilahi yang akan turun setelah wahyu-wahyu Al quran, sebab sebelumnya, di dalam ayat ini telah disebut tentang wahyu-wahyu.” Memang akhirat juga artinya Hari Akhirat, akan tetapi apa yang telah dijelaskan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah terbukti kebenaran dan kenyataan nya dengan sangat jelas.
Pada zaman ini, banyak sekali mesjid-mesjid telah dan sedang dibangun. Akan tetapi mesjid-mesjid yang hakiki yang akan ramai dikunjungi oleh orang-orang beribadah kepada Tuhan adalah mesjid yang diramaikan dan dibangun oleh orang-orang yang beriman kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Sebab yang sungguh-sungguh memberi bimbingan kepada manusia terhadap iman yang hakiki adalah Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Dan Hadhrat Masih Mau’ud a.s pula lah yang sungguh-sungguh telah mengikat hubungan sejati antara manusia dengan Allah Swt dan dengan Hadhrat Rasulullah Saw.
Apabila Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah menjadi pelaksana untuk membangun dan meramaikan mesjid-mesjid pada zaman ini, maka timbul pula rasa takut di dalam hati, yaitu apakah setelah beriman kepada beliau a.s. kita benar-benar telah menunaikan kewajiban itu semua sebagaimana mestinya?
Di dalam ayat itu Allah Swt. memerintahkan untuk mendirikan shalat. Keindahan mesjid adalah apabila mesjid itu selalu ramai dengan orang-orang yang beribadah kepada Allah Swt. lima kali setiap hari. Masyarakat di sini mengajukan pertanyaan sebagai rasa keberatan, mengapa mesjid begitu besar telah dibangun, sedangkan orang-orang Ahmadiyah di sekitar mesjid ini hanya sedikit saja jumlahnya?
Keberatan ini bisa terjawab apabila orang-orang Ahmadi giat menunaikan shalat lima waktu di mesjid ini dan berusaha untuk meramaikannya. Di dalam ayat tersebut disebutkan juga tentang kewajiban membayar zakat atau pengorbanan. Orang-orang di sini merasa heran bahwa kita membangun mesjid ini dengan memungut derma atau pengorbanan harta. Bahkan di dalam surat kabar juga telah dimuat berita bahwa mesjid ini dibangun dengan dana sumbangan kaum wanita Ahmadiyah.
Dalam memberi pengorbanan orang-orang mukmin berpegang kepada keyakinan yang sangat kuat kepada Allah Swt. yang sangat berbeda dengan orang-orang yang membelanjakan uang mereka dengan sistim bunga uang. Orang-orang mukmin mengerjakan segala sesuatu atas dasar semangat cinta dan disertai rasa takut kepada Allah Swt. dan mereka yakin kepada janji-janji Allah Swt., barangsiapa yang membelanjakan hartanya di jalan Allah Swt. maka Dia akan membalasnya sampai ratusan kali lipat sesuai dengan janji-Nya.
Di berbagai negara dunia terdapat banyak contoh apabila orang-orang Ahmadi menyerahkan pengorbanan karena Allah Swt. Mereka betul-betul memenuhi janji mereka dengan semangat untuk mengorbankan jiwa, harta dan kehormatan mereka. Mereka mampu berbuat demikian sebab mereka telah mendapat banyak bimbingan dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s. setelah mereka beriman dan baiat kepada beliau a.s.
Dalam Surah At Taubah ayat 71 tersebut di atas, Allah Swt. telah menjelaskan tentang orang-orang mukmin lelaki dan perempuan itu satu sama lain bersahabat. Persahabatan ini bukan yang pada umumnya disaksikan yaitu berupa orang lelaki bersahabat dengan perempuan yang bebas tanpa pardah dan menjalin hubungan dengan bebas, akan tetapi suatu persahabatan yang terikat oleh kesucian masing-masing dan menaikkan pengorbanan satu sama lain. Hubungan persahabatan ini akan tumbuh apabila rasa dendam yang timbul di antara mereka segera dilenyapkan, dan setiap orang bertekad untuk berusaha melakukan setiap kebaikan, walau sekecil apa pun dan menunjukkan teladan yang tinggi dalam membina persahabatan antara sesama orang Ahmadi.
Setiap orang Ahmadi harus melakukan jihad untuk menghapus prasangka buruk terhadap orang lain. Banyak kerusuhan dan pertengkaran terjadi disebabkan perbuatan sangka buruk terhadap orang lain. Kita harus meningkatkan usaha untuk selalu berkata baik dan jujur. Dan berusaha menjadikan diri kita berbeda dengan yang lain dalam berkata baik dan jujur itu. Rasa syukur kita harus demikian tinggi sehingga setiap waktu membawa kabar suka akan turunnya berkat dan rahmat dari Allah Swt.. Saling memaafkan dan kesabaran harus menjadi ciri khas hidup kita sehari-hari. Mutu keadilan dan tenggang rasa kita dalam segala urusan harus betul-betul tinggi melampaui garis amal kebaikan dan ihsan sehingga menjangkau martabat amal seperti yang dilakukan terhadap kaum kerabat sendiri. Dan akhirnya menjadi pengkhidmat yang sangat ikhlas terhadap sesama manusia tanpa pamrih. Menepati janji harus menjadi ciri khas dan menjadi identitas kita sebagai orang Ahmadi, sebab dengan cara demikian akan memperluas persahabatan dengan masyarakat umum, sehingga dunia pun sambil menutup mata percaya sepenuhnya terhadap kita.
Menjaga kehormatan dan kemulian orang lain harus menjadi perhatian kita setiap saat. Perkuatlah kebiasaan menundukkan pandangan mata antara lelaki dan perempuan. Semua perlakuan tersebut harus menjadi bagian hidup sehari-hari setiap orang Ahmadi. Para wanita Ahmadi harus mematuhi sepenuhnya penggunaan pardah dan harus sadar betul untuk memakai pakaian yang sopan. Setiap waktu harus memperhatikan hak-hak tetangga. Dan tetangga bukan hanya sekedar orang yang tinggal berdekatan rumah satu dengan yang lain. Teman seperjalanan, teman sepekerjaan dan juga teman di dalam Jemaat adalah merupakan tetangga kita semuanya.
Jika semua kelemahan akhlaq dapat dijauhkan dan dihindari sebaik-baiknya, maka kita akan menjadi orang-orang yang telah memenuhi hak-hak kewajiban kita dan kita patut disebut orang-orang mukmin yang sejati dan yang beramal saleh.
Di dalam ayat itu disebutkan juga perintah menunaikan salat bahkan perintah membayar zakat juga, yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam ayat ini dijelaskan tentang keistimewaan orang-orang mukmin, sebagai sahabat antara sesama manusia, menunaikan hak-hak antara sesama mereka sebagai sahabat. Jemaat merupakan sebuah badan yang kokoh dan kuat, yang menyuruh manusia untuk berbuat baik dan melarang melakukan perbuatan yang buruk. Di dalam Al quran Surah Ali Imran ayat 111 Allah Swt. berfirman :
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ
‑Kuntum khoyro ummatin ukhrijat lin-nâsi ta-murûna bil-ma’rûfi wa tanhawna ‘anil-mun(g)kari wa tu-minûna billâh‑
Artinya : Kamu adalah ummat terbaik, dibangkitkan demi kebaikan ummat manusia; kamu menyuruh berbuat kebaikan dan melarang berbuat keburukan dan beriman kepada Allah Swt.
Allah Swt. telah menjadikan kamu umat yang terbaik. Oleh sebab itu kewajiban kamu adalah hanya melakukan amal perbuatan yang baik yang membawa manusia kepada kebaikan. Sekali-kali jangan mendekati perbuatan yang dilarang dan tidak disukai oleh Allah Swt. Jika tuntutan hidup seperti itu bisa dilakukan, baru lah baiat kepada Hadhrat Imam Zaman akan membawa faedah bagi kamu dan juga pembangunan rumah-rumah ibadah yang kamu lakukan akan membawa faedah bagi kamu.
Bagi orang-orang Ahmadi keturunan, mereka telah memperoleh banyak karunia dan rahmat dari Allah Swt.. Berkat ketaatan dan kepatuhan orang-orang tua mereka yang telah baiat sebelumnya. Setiap karunia dan rahmat Allah Swt. yang kita terima harus menggugah ingatan kepada kebaikan dan keikhlasan orang tua kita yang telah menerima dan masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah dan mereka telah memberi tarbiyyat sangat baik kepada kita, sehingga kita sekarang tinggal memetik dan menikmati buahnya. Kita harus memanjatkan do’a sebanyak-banyaknya bagi beliau-beliau itu semoga Allah Swt. terus meningkatkan martabat yang luhur di dalam Surga-Nya.
Dalam ayat itu akhirnya Allah Swt. berfirman bahwa barang siapa yang patuh taat kepada perintah-Nya itu semua, mereka akan berhasil meraih kasih sayang Allah Swt. Dan Allah Swt. akan mengasihani mereka secara berkelanjutan. Semoga kita juga semua mendapat rahmat dan kasih sayang Allah Swt. secara terus-menerus. Semoga Dia memberi taufiq kepada kita semua untuk memenuhi hak-hak kewajiban mesjid ini. Kita semua harus mengambil faedah sebesar-besarnya dari perhatian masyarakat dan dari media massa yang telah meliput semua peristiwa peresmian mesjid ini yang sangat mengharapkan kebaikan dari kehadiran mesjid di daerah ini. Kita semua harus mampu memenuhi harapan-harapan baik mereka tersebut.
Berusahalah selalu untuk meraih berkat dan nikmat dari Allah Swt. yang berupa sebuah Mesjid ini. Kita akan memperoleh berkat-berkat itu apabila kita menjadi contoh bagi yang lain di dalam ibadah-ibadah kita dan dalam amal saleh kita. Dan berusahalah untuk menerapkan hukum-hukum Allah Swt. disepanjang kehidupan kita. Dan berusahalah menanamkan kecintaan terhadap Islam dalam hati anak-anak keturunan kita, sehingga mereka menjadi orang yang benar-benar patuh dan taat kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, Saw.
Untuk itu semua semoga Allah Swt. memberi taufiq kepada kita sekalian, Amin.
Alihbahasa Hasan Basri