Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
11 Maret 2005 di Mesjid Basyarat ,Spanyol.
أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ،
وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.
بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, maka mereka mengucapkan salam / salam sejahtera. Al-Furqan 44
Hadhrat Muhammad Musthafa saw , majikan para nabi adalah sosok (yang disebut) hamba Yang Maha Rahman yang paling besar dari antara hamba-hamba Allah Yang Maha Rahman yang karena daya pensuciannya telah menciptakan hamba-hamba Allah Yang Maha Rahman. Beliau telah menunjukkan jalan sikap rendah hati kepada orang-orang yang menjalani hidup dengan penuh ketakabburan; beliau telah menghilangkan perbedaan antara si kaya dengan si miskin dan menghilangkan pengkhususan antara sang majikan dengan sahaya. Bagaimana datangnya semua revolusi ini ? Bagaimana bisa lahir begitu besar perubahan di dalam hati manusia. Apakah hanya dengan menyampaikan amanat ? Apakah hanya dengan memberikan pengajaran ? Tidak, sejalan dengan itu juga beliau sendiri telah menegakkan mutu pengabdian yang tinggi. Beliau sendiri dengan memperlihatkan contoh rendah hati dan sifat lemah lembu telah membuktikan dengan amal beliau sendiri bahwa apa yang saya katakana, standarnya yang tertinggi pun saya sajikan di hadapan kalian. Contoh budi pekerti luhur dan sikap rendah hati ini beliau telah tunjukkan dengan amal beliau bahwa ini akan terlihat dalam segala segi kehidupan saya. Inilah juga sikap dan perlakuan saya terhadap masyarakat kalangan miskin dan lemah sekalipun, terhadap kalangan masyarakat yang jahil dan dungu pun inilah perlakuan saya, terhadap orang-orang besar dan orang-orang yang kecil pun inilah perlakuan saya. Inilah perlakuan yang akan nampak pada setiap orang di antara kalian dalam setiap detik kehidupan saya. Dan dengan melihat inilah Allah memberikan pengakuan/legitimasi pada beliau bahwa
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ Yakni kami bersumpah bahwa engkau sesungguhnya benar-benar tegak dalam budi pekerti yang sangat agung. Al-Qalam 5 . Namun, sumpah Allah itu telah menjadikan diri beliau menjadi kian bertambah rendah hati. Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat Hadhrat Husen bin Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda : Janganlah kalian menampilkan saya secara berlebih lebihan lebih dari hak saya. Sebab, Allah sebelumnya telah menjadikan saya sebagai hamba-Nya lalu menjadi rasul sesudahnya. Majmauzzawwaaid haistmi jilid 9 hal.21
Dan keterangan Hadhrat Husen r.a ini adalah merupakan jawaban pada sikap seseorang yang karena cintan tak terhingga kepada beliau saw dia menggunakan untuk beliau kata-kata yang tidak perlu diungkapkan. Beliau saw bersabda, ” Kalian yang sedang menggunakan kata-kata untuk saya- saya masih ingat perkataan nabi saw yang beliau gunakan untuk diri belia- janganlah kalian melebih-lebihkan saya lebih dari hak saya. Jadi, inilah contoh rendah hati yang sangat tinggi yang beliau telah ciptakan di dalam diri anak-anak keturunan beliau bahwa ingatlah sayapun adalah hamba Allah. Yakni beliau menerangkan بَشَرٌ مِثْلُكُمْ– hanya seorang manusia seperti kalian . Al-kahfi 111 dan kemudian beliau bersabda bahwa ini adalah ihsan/kebaikan Allah, Dia telah menurunkan wahyu-Nya kepada saya dan telah menjadikan saya sebagai rasul-Nya. Petunjuk tingkat tinggi ini dan jawaban beliau,kian menambah ketinggian kedudukan beliau. Oleh karena beliau adalah sebagai seorang hamba yang sempurna karena itu beliau telah memberikan pengajaran ini dan sangat menekannkan bahwa anggaplah saya (beliau) sebagai hamba Allah.
Dalam kaitan itu ada lagi tertera dalam riwayat lain, Hadhrat Umar meriwayatkan bahwa saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Janganlah kalian sedemikian banyak memuji saya sebagaimana orang-orang Kristen memuji Isa ibnu Maryam. Saya adalah hanya sebagai hamba Allah. Jadi katakanlah saya hanya sebagai hamba Allah dan rasul-Nya. Bukhari kitab ahaadiitsil anbiya bab qaulillah wadzkur fil kitaab Mayam . Maka beliau bersabda bahwa saya adalah manusia yang lemah, saya adalah seorang hamba Allah. Ya, saya mendakwakan diri sebagai Rasul Allah, kalian dengan berjalan sesuai dengan perintah-perintah harus mengikuti saya. Sebab Allah telah menurunkan syareat terakhir-Nya kepada saya. Dan ajaran sempurna dan ajaran yang disempurnakan inipun menuntut bahwa janganlah mencampur adukkan kedudukan Allah dengan kedudukan manusia. Dan janganlah berlaku seperti orang-orang Nasrani / Kristen yang menjadikan sebagai Tuhan seorang manusia lemah yang tidak lain adalah seorang nabi Allah yang diperuntukkan untuk suatu kaum. Kendati Allah berfirman bahwa itaat kepada beliau adalah sama dengan itaat kepada Allah tetapi inilah yang beliau tekankan kepada ummat beliau bahwa dari itu janganlah menganggap bahwa kedudukan saya melewati penghambaan/pengabdian.
Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda:
” ( قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu Al-kahfi 111) Di dunia tidak ada seorang contoh manusia sempurna manapun lebih dari nabi kita saw dan tidak pula akan bisa ada dimasa yang akan datang sampai hari kiamat. Kemudian perhatikalah kendati mendapatkan mukjizat yang sedemikian agung kondisi Hudhur tetap memposisikan diri sebagai hamba /untuk penghambaan atau pengabdian dan berkali-kali beliau terus mengatakan (إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu Al-kahfi 111) Sehingga di dalam kalimah tauhid pengakuan akan penghambaannya dinyatakan sebagai bagian yang tak terpisahkan. Yang tanpa itu seorang Muslim tidak dapat menjadi seoarang Muslim. Renungkan dan renungkanlah kembali, maka dalam kondisi mana cara kehidupan sang penunjuk jalan paling sempurna telah memberikan pelajaran kepada kita bahwa kendati setelah sampai pada kedudukan qurub yang tertinggi sekalipun pengakuan sebagai abdi /sebagai hamba beliau tidak biarkan terlepas, maka seseorang yang memikirkan (dapat lepas dari pengakuan sebagai hamba)seperti itu atau membawa fikiran seperti itu di dalam hati adalah sia-sia dan tidak berguna”. Laporan Jalsah Salanah 1897 hlm 140
Kemudian terdapat kebiasaan-kebiasaan rutin beliau setiap hari, di dalam itupun untuk tarbiat dan pendidikan ummat, tidak ada suatu peluang yang beliau biarkan berlalu yang dari mana tidak menjadi jelas akan status beliau sebagai manusia dan sebagai seorang hamba yang rendah hati.
Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Abdullah bin Mas’ud r.a bahwa pada suatu kali Rasulullah saw mengimami shalat, namun di dalamnya ada kurang atau lebihnya. Ketika beliau mengucapkan salam maka beliau disapa, apakah di dalam shalat ada hukum baru yang turun. Maka beliau bersabda, ini apa yang dia tengah katakan ? Sahabah menjawab bahwa Hudhur mengimami shalat sekian, ada yang kurang atau lebih di dalamnya. Begitu mendengar itu beliau langsung berbalik menghadap ke kiblat lalu melakukan dua sujud. Beliau melakukan sujud sahwi, kemudian melakukan salam, kemudian sambil menengok kepada kami beliau bersabda: Jika ada perintah baru yang turun berkenaan dengan shalat, maka saya pasti memberitahukan kepada kalian tetapi sayapun seorang manusia seperti kalian. Sayapun lupa sebagaimana kalian lupa. Maka apabila saya lupa maka ingatkanlah kepada saya Dan apabila ada di antara kalian yang ragu dalam melakukan shalat bahwa berapa rekaat kah yang telah dia lakukan maka hendaknya dia melakukan perkara yang meyakinkan dan kemudian beliau bersabda, lakukanlah sujud sahwi. Kitabushshalat kitabuttaauhid nahwal qiblati au kaana
Kemudian Hadhrat ummi Salmah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Kalian membawa sengketa kalian kepada saya sementara saya adalah juga seorang manusia seperti kalian. Bisa jadi terdapat seorang diatara kalian lebih ahli memaparkan argumentasi-argumentasinya melebihi yang lain maka sesuai dengan itu saya (yang tidak mengetahui akan (keadaan hati manusia) memberikan keputusan untuk kepentingannya. Maka barangsiapa yang saya berikan sedikit dari hak saudaranya maka janganlah mengambil itu sebab dalam kondisi seperti itu mungkin saya tengah memotong lalu memberikan potongan bara api padanya.Bukhari kitabul jihad wassair bab hafrulkhandaqi
Kendati demikian Allah memberikan kesaksian bahwa beliau adalah manusia sempurna dan jelas bahwa firasat manusia sempurna pun merupakan firasat yang sampai pada titik tertinggi. Dan dengan firasat itulah beliau dapat membedakan antara yang dusta dan yang benar tetapi kesadaran akan diri beliau menjadi seorang manusia sedemikian rupa tingginya bahwa jika kalian menyuruh saya memberikan keputusan yang memihak kalian, maka kalian akan memakan potongan api.
Perhatikanlah dewasa ini, seorang yang sederhana akalnya sekalipun jika ada yang memberikan padanya wewenang memberikan keputusan maka dia akan memberitahukan bahwa dari perkataanmu saya telah dapat memperkirakan. Di dalam diri saya sedemikian rupa terdapat firasat sehinggga saya dapat melihat yang benar dan yang dusta. Tetapi beliau saw memiliki satu cara yang benar-benar waspada /hati-hati. Kemudian kita melihat bahwa betapa beliau menzahirkan sikap rendah hati dan lemah lembut kepada orang-orang.
Diriwayatkan dari Hadhrat Aisyah r.a bahwa tidak ada orang yang memiliki akhlak mulia melebihi Rasulullah saw. Tidak pernah terjadi bahwa ada seorang dari para sahabah atau dari kalangan ahli bait yang memanggil beliau lalu tidak memberikan jawaban labbaik- saya hadir . Hadhrat Aisyah mengatakan bahwa oleh sebab itulah di dalam Al-Quran Allah berfirman وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍDan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Al-Kalam 4. Jadi lihatlah, kekasih yang paling dicintai Allah, raja kedua alam, nabi terakhir tetapi kerendahan hati yang tidak terhingga sehingga beliau memberikan jawaban seperti seorang umum yanga memberikan jawaban kepada setiap orang yang memanggil bahwa saya hadir. Bahkan lebih dari orang umum beliau menunjukkan dalam menunjukkan sikap rendah hati.
Kemudian Hadhrat Abu Umamah r.a meriwayatkan bahwa pada suatu kali kami melihat Rasulullah saw bersabda: Hudhur datang kepada kami sambil membawa tongkat beliau. Begitu melihat Hudhur kami berdiri menghormati beliau. Hudhur bersabda: Tidak,tetaplah duduk dan lihatlah, janganlah berdiri sebagaimana seorang Ajam menghormati satu dengan yang lainnya. Kemudian beliau bersabda: Saya hanyalah seorang hamba Allah. Kemudian beliau bersabda: Saya hanyalah seorang hamba Allah. Seperti hamba-hamba-Nya yang lainnya, sayapun makan dan minum seperti mereka makan dan minum dan saya duduk dan bangun seperti mereka. Asyifa liqaadhi ‘iyadh bab tawaadhuihi
Kemudian diriwayatkasn dari Hadhrat Hasan bin Ali r.a beliau meriwayatkan bahwa apabila beliau pergi ke arah suatu tempat, maka wajah beliau sepenuhnya beliau arahkan ke arah itu, dan mengarahkan wajah ke bawah. Layaknya seperti dibandingkan dengan udara pandangan beliau lebih banyak tertuju ke bawah / ke tanah. Beliau kebanyakan melihat tidak dengan mata terbuka lebar, beliau kerap berjalan di belakang sahabah-sahabah beliau dan apabila pergi ke suatu tempat maka beliau memperhatikannya. Beliau senantiasa mendahului menyampaikan salam kepada setiap orang yang beliau ketemui ( bab Syamaailu ttirmidzi bab khulqu Rasulillah saw ) Berserta para sahabah beliau sedemikian rupa beliau duduk membaur dan tidak ada pengkhususan sehingga menyusahkan setiap pendatang baru. Bagi mereka yang tidak mengenal beliau biasanya menjadi sangat sulit mengenal beliau.
Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat bahwa tatkala Hudhur dalam rangka berhijrah memasukii Madinah di waktu siang. Pada saat cuaca sedang panas terik. Rasulullah saw duduk di bawah sebatang pohon dan orang –orang datang beramai-ramai.
Rasulullah saw bersama Hadhrat Abu Bakar yang sebaya dengan beliau. Penduduk Madinah maenerangkan bahwa kebanyakan dari kami belum pernah melihat Rasululah saw sebelumnya. Orang-orang mulai datang di dekat beliau tetapi akibat Hadhrat Abu Bakar r.a orang-orang tidak mengenal beliau. Sulit bagi mereka mengenal beliau. Beliau dsatang sedemikian rupa dengan sederhana dan dengan rasa rendah hati datang sehingga setiap orang menganggap Hadhrat Abu bakar lah Rasulullah saw,beliaulah yang nabi dan rasul tuhan. Tatkala Hadhrat Abu bakar r.a memahmi kondisi itu maka beliau berdiri lalu menaungi Rasulullah saw dengan selimut beliau sehingga orang-orang dapat mengenal bahwa siapa Rasulullah saw itu. Sirat Ibni Hisdyam bab manazilu rasuiullah saw bil madinah
Kemudian tertera dalam sebuah riwayat berkenaan dengan kerendahan hati beliau yang luar biasa. Hadhrat Anas meriwayatkan bahwa seorang datang lalu bertanya Rasulullah saw : Wahai Muhammad, (saw ) wahai orang yang terbaik diantara kami, wahai putra orang yang terbaik diantara kami, wahai majikan kami dan putra dari majikan-majikan kami. Ketika beliau mendengar itu maka beliau mengatakan, lihatlah, kalian katakanlah yang sebenarnya, jangan-jangan syaithan berlindung pada kalian. Saya adalah Muhammad bin Abdullah dan Rasul Allah. Saya tidak ingin kalian memberitahukan dengan melebih-lebihkan kedudukan saya dari apa yang Allah telah tetapkan. Semua perkara-perkara yang orang-orang yang datang katakan adalah benar satupun tidak ada yang salah tetapi rasa rendah hati beliau tidak menerima jika ada yang memuji beliau seperti itu. Segera beliau mencegahnya. Andaikata kalian pergi ke istana raja dunia bahkan pergi ke rumah orang kaya yang umum saja, maka selama kalian tidak memujinya maka dia tidak akan mau mendengarkan kata-kata kalian. Kebanyakan inilah yang terjadi dan itupun merupakan pujian yang dusta, penuh dengan ucpan-ucapan yang berlebih-lebihan. Tetapi berkenaan dengan beliau justru kenyatan yang diterangkan itupun beliau katakan bahwa janganlah,jangalah menerangkan hal serupa itu. Kemudian kendati demikian beliau mengetahui akan kedudukan tinggi beliau yang sebenarnya tetapi pengungkapan sikap rendah hats lebih dari itu.
Diriwayatkan dari Abu Said r.a bahwa Rasulullah saw bersabda: Saya adalah pemimpin /majikan anak cucu Adam, tetapi tidak ada kebanggaan dalam hal itu dan pada hari kiamat pertama kali bumi akan dibelah dari (kuburan) saya. Akan tetapi di dalam hal itu saya tidak membanggakan diri. Pada hari kiamat sayalah yang paling pertama kali akan memberikan syafaat. Dan saya adalah orang pertama yang syefaatnya akan dikabulkan. Tetapi tidak ada kebanggan di dalam hal itu (saya tidak membanggakan diri). Dan pada hari kimat panji-panji pujian akan berada di tangan saya. Tetapi saya tidak membanggakan diri . Ibnu majah kitabuzzuhud bab dzikrussyafaa’ah
Kemudian pada saat pergi dalam perjalanan- perjalanan atau peperangan – peperangan juga akibat kekurangan tunggangan perlakuan yang biasa diperlakukan terhadap kafilah-kafilah yang lain beliau untuk diri beliau itulah yang beliau sukai.
Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat bahwa pada saat beliau pergi menuju ke perang Badar maka pada saat itu hanya ada 70 tunggangan dan semua sahabah tidak bisa menunggang menggunakannya. Maka semua sahabah tiga-tiga orang empat-empat bergiliran menunggang seekor unta. Untuk Rasulullah saw pun tidak ada unta yang terpisah. Beliau saw, Hadhrat Ali r.a dan Hadhrat Murtsad bin Abi Murtsad r.a bergiliran menungggang seekor unta. Sirat ibnu Hisyam bab khuruuji rasuulillah ila badar dan kendati para sahabah bersikeras supaya beliau terpisah, beliau tidak mau menerima bahwa berkata tidak, kita akan dapat bagian menunggang unta sesuai dengan peritungan giliran masing –masing.
Kemudian tertera dalam sebuah riwayat Abdullah bin Jabir menerangkan bahwa pada suatu saat Hadhrat Rasulullah saw pergi dengan sahabah beliau ke suatu tempat. Beliau dinaungi selimut. Tatkala beliau melihat naungan itu dan mengangkat kepala lalu melihat beliau dengan kain selimut tengah dinaungi. Beliau bersabda biarkan itu. Kemudian beliau mengambil kain itu lalu meletakkannya dan beliau bersabda sayapun adalah manusia seperti kamu. Majmauzzawaaid jilid 9
Kemudian dalam sebuah riwayat diterangkan mengenai situasi sebuah perjalanan bahwa Rasulullah saw sedang melakukan perjalanan dengan beberapa sahabah beliau. Apabila di jalan tiba saatnya untuk menyediakan makanan maka setiap orang mengambil tugas/tanggung jawab masing-masing. Ada yang mengambil tugas menyembelih hewan maka ada yang tugasnya menguliti hewan yang sudah disembelih dan ada yang mengambil tugas untuk memasaknya. Rasulullah saw bersabda tanggung jawab saya akan mengumpulkan kayu dari hutan di bawa kemari. Sahabah berkata Hudhur, kami cukup untuk melakukan tugas itu. Kenapa Tuan menyusahkan diri. Beliau menjawab bahwa saya mengetahui tetapi saya tidak mau diistimewakan /dibeda bedakan, sebab Allah tidak menyukai seorang hamba-Nya yang suka tinggal diantara teman-temannya dengan nampak ada tanda perbedaan diantrara mereka.
Kemudian, karena itulah kendati untuk sejumlah tugas sudah ditetapkan petugas tetapi jika ada waktu beliau maka beliau mengerjakan sendiri tugas itu. Sebagaimana teratera dalam sebuah riwayat yang besumber dari Abdullah bin Talhah r.a,beliau mengatakan bahwa Anas bin Malik r.a menceritakan kepada saya bahwa saya (beliau) waktu subuh pergi kepada Rasulullah saw bersama Abu Talhah r.a untuk mengambil berkah supaya Rasulullah saw memasukkan suatu barang berupa (madu) makanan di mulut anak saya yang baru lahir. Pada saat itu saya melihat di tangan Rasulullah ada alat untuk menandai unta dan beliau tengah memberikan tanda unta-unta yang dizakatkan. Di unta-unta zakat yang datang sebagai zakat ke Baitulmal itu yang sedang beliau tandai. Bukhari kitabuzzakat bab wasmul imami ibilisshadaqati Beliau tidak menunggu bahwa ini adalah unta Baitulmal, kepada siapa tugas pemberian tanda telah diserahkan maka mereka sendiri datang lalu melakukan tugas itu. Bahkan tatkala beliau melihat bahwa ada waktu maka seperti karyawan pada umumnya beliau sendiri melakukan tugas ini.
Kemudian tugas rumah tangga juga beliau seperti orang biasa beliau melakukan itu. Sebelumnya juga telah disebutkan dan inilah yang beliau sabdakan bahwa saya hanyalah seorang manusia (biasa) dan saya makan dan minum seperti manusia umumnya dan saya duduk dan bangun karena itu saya juga melakukan tugas /pekerjaan.
Kemudian dalam sebuah riwayat Hadhrat Aisyah bersabda: Rasulullah saw di rumah bisa membantu keluarga beliau dalam tugas-tugas rumah tangga. Beliau mencuci sendiri pakaian beliau, menyapu di rumah, menambat sendiri unta beliau. Beliau sendiri yang mamberikan makan kepada hewan-hewan pembawa air ,unta dll; beliau sendiri yang memerah air susu kambing beliau dan pekerjaan pribadi beliau sendiri pun, beliau sendiri yang melakukannya. Jika beliau menyuruk pembantu mengerjakan suatu tugas maka beliau juga membantunya sehinga beliau juga bersamanya mengolah gandum untuk membuat roti. Dari pasar beliau sendiri yang mengangkat barang-barang bawaan beliau. Masnad Ahmad bin hanbal jilid 6 hal 49 121 asadul gaabah jilid 1 hlm 29 Misykat hlm, 520. Kini pekerjaan yang tengah berjalan di rumah itu jelas tidak nampak pada seserang tetapi tatkala membawa dari pasar beliau tidak mengaggap itu sebagai suatu yang menghinakan bahwa saya sendiri yang mengangkat barang saya dari pasar maka apa yang orang-orang katakan. Akhlak beliau ini adalah beliau tampakkan pada masyarakat di mana membanggakan diri dalam masyarakat jahiliah sangat maraknya ketika itu, di dalam masyarakat itu akhlak mulia Rasulullah saw ini merupakan perkara yang sangat aneh. Beliau sama sekali tidak pernah peduli pada kehormatan yang dusta.
Kemudian Hadhrat Abu Masud r.a meriwayatkan bahwa seorang datang kepada Rasulullah saw . Tatkala Rasulullah saw menyapanya maka dia mulai gemetaran. Beliau bersabda kuasailah dirimu,saya bukanlah seorang raja tetapi saya adalah anak seorang perempuan yang biasa memakan daging yang kering. Sunan ibni Majah bab ath’imah bab Al-qadiid Maka beliau menzahirkan ketidak berdayaan beliau. Beliau sama sekali tidak dapat tahan manakala ada yang menganggap beliau lebih dari manusia biasa. Ini adalah merupakan tanda dari orang-orang dunia bahwa mereka menganggap dirinya lebih dari manusia biasa dan persangkaan seperti ini adalah akibat dari ketakabburan yang ada dalam benak orang-orang dunia. Dan beliau yang memiliki sikap rendah hati yang sedemikian tinggi bagaimana beliau dapat menahan bahwa ada orang yang takut seperti itu kepada beliau sebagaimana orang –orang ketakutan kepada raja yang angkuh.
Berkaitan dengan itu Hadhrat Masih Mauud a.s menyebut pristiwa itu demikian:” Perhatikanlah kendati kesuksesan –kesuksesan nabi kita adalah tidak ada contohnya dalam kehidupan semua nabi yang telah berlalu, namun kendati sedemikian banyak Allah terus memberikan kesuksesan kepada beliau, beliau sebanyak itu pula beliau berprilaku sikap rendah hati. Pada suatu hari seorang ditangkap lalu dibawa di hadapan beliau. Ketika beliau menatapnya maka dia mulai gemetar dan dalam keadaan ketakutan. Maka beliau dengan sangat lembah lembut penuh santun menanyakan padanya bahwa kenapa kamu sedemikian takutnya ? Saya ini adalah manusia seperti kamu dan merupakan seorang putra dari seorang perempuan tua. Malfuzhat jilid 5 hal 548 Edisi baru
Kemudian kalangan masyarakat yang tersingkir/tidak mendapat perhatian dalam masyarakat, orang-orang miskin bahkan orang-orang orang yang lemah secara akal beliau dengan sangat rendah hati memperhatikan mereka dan memperlakukan mereka dengan hormat.
Sebagaimana Hadhrat Anas bin Malik meriwayatkan bahwa pada suatu saat Rasulullah saw datang dengan para sahabah beliau maka seorang perempuan Madinah yang sedikit tidak waras datang kepada Hudhur dan bertanya kepada beliau bahwa saya perlu sesuatu dengan Tuan. Tetapi dengan Rasulullah saw perempuan tua itu tidak ingin berbicara di hadapan orang-orang. Dia berkata, dengarlah kata-kata saya di tempat terpisah. Hudhur setelah mendengar kata-katanya bersabda: Wahai Fulanah, di jalan Madinah yang mana engkau inginkan saya akan pergi bersama kamu. Disana saya akan duduk mendengarkan kata-katamu. Selama saya tidak mendengarkan kata-katamu lalu saya tidak memenuhi semua keperluan-keperluanmu saya tidak akan pergi dari sana. Hadhrat Anas meriwayatkan bahwa setelah mendengar perkataan beliau saw dia membawa Hudhur pergi ke satu jalan. Sampai disana dia duduk. Hudhur pun duduk bersamanya. Dan selama belum mendengar semua perkataannya dan belum memenuhi keperluannya beliau saw terus duduk disasna. Muslim Kitabul fadhaail bab qurbatumminannaas Bukanlah bahwa karena dia ini tidak berakal, miskin lalu beliau tinggalkan bahkan dengannya pun beliau memperlakukannya dengan cara yang sangat sopan dan rendah hati.
Kemudian dalam menyebut suatu peristiwa Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda:
” Hendaknya menghindar dari sikap membangga-banggakan dan prilaku takabbur yang tidak pada tempatnya dan hendaknya berlaku rendah hati dan berlaku tawaddu’. Lihatlah Rasulullah saw yang pada hakekatnya memang merupakan orang yang paling besar dan berhak menyandang paling mulia dan terkait dengan sikap rendah hati dan tawaddu’nya terdapat contoh di dalam Al-Quran. Tertera bahwa ada seorang tunanetra yang biasa datang kepada Rasulullah saw dan biasa membaca Al-Quran di hadapan beliau. Pada suatu hari para pemuka Quraisy dan pemimpin kota berkumpul di hadapan Rasulullah saw dan beliau sibuk berbicara dengan mereka. Akibat terus sibuk dalam permbincangan dan waktu menjadi lama orang tunanetra itu bangun lalu pergi. Ini tentu merupakan hal yang biasa. Berkenaan dengan itu Allah menurukan surah. Maka Rasulullah saw pergi ke rumahnya dan membawanya lalu mendudukannya di atas bentangan selimut beliau yang penuh berkah. Pada dasarnya adalah bahwa di hati siapa terpatri keagungan Allah mereka pasti harus menjadi orang yang rendah hati dan penuh tawaddu’/berjiwa lembut sebab dia senantiasa tergetar akan keagungan Tuhan yang tidak memerlukan segala sesuatu”. Malfuzhat jild 5 halm 611-612
Kemudian perlihatikanlah satu lagi contoh tertinggi rasa rendah hati itu. Beliau yang merupakan sosok yang setiap kalimah yang keluar dari mulut beliau Allah mengabulkannya sehingga beliau sendiri terpaksa berdoa ya Allah ! terkadang saya dalam keadaan bersenda gurau saya begitu saja mengucapkan suatu perkataam maka janganlah sampai terjadi karena itu Engkau mengazab mereka bahkan lindungilah mereka dari pengaruh buruknya.Sosok wujud yang sedemikian yakin bahwa Allah sedemikian mendengar doa-doa saya bahwa dengan perkataan umum yang dikatakanpun jangan ada yang diazab maka kendati demikian dia meminta kepada orang lain untuk mendoakannya, maka kalau bukan merupakan puncak dari sikap rendah hati apa lagi yang akan dikatakan.
Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat bahwa Hadhrat Umar r.a memohon izin karena ingin pergi untuk melakukan umrah maka beliau memberikan izin pada beliau dan dengan penuh sikap rendah hati beliau saw bersabda: Wahai saudaraku ! janganlah melupakan kami dalam doa-doa anda. Hadhrat Umar r.a mengatakan bahwa saya sedemikian gembiranya sehingga andaikata mendapat seluruh dunia sekalipun maka rasa gembira saya tidak akan seperti itu. Abu Daud kitabushshalat baabuddua sesungguhnya kegembiraan Hadhrat Umar r.a akan ucapan Rasulullah saw mungkin pasti beliau akan sedemikian yakin bahwa sesudah perkataan beliau saw ini pasti semua keinginan-keinginan saya akan dikabulkan Allah. Sebab,bisa jadi Rasulullah saw juga berdoa untuk keterkabulan doa-doa Hadhrat Umar r.a.
Perhatikanlah, ini adalah merupakan titik puncak kerendahan hati. Allah telah memberikan kelebihan kepada beliau di atas semua nabi. Beliau dinyatakan sebagai khatamunnabiyyin. Perbaikan semua ummat telah Allah tetapkan dengan berkumpul di tangan beliau. Tetapi tatkala terjadi perkelahian antara seorang Muslim dan seorang Yahudi maka beliau memberikan nasehat kepada orang Islam dan memarahinya. Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a bahwa terjadi pertengkaran diantara seorang Yahudi dengan seorang Islam. Orang Islam itu mengatakan: ” Demi Zat yang telah memberikan kelebihan kepada Muhammad saw di atas seluruh alam dan telah memilihnya. Maka orang Yahudi berkata ,”Demi Allah bahwa Allah telah melebihkan Musa di atas seluruh alam dan Dia telah memilihnya. Maka orang Islam itu mengangkat tangannya lalu memukul pipi orang Yahudi itu. Orang yahudi itu datang kepada Rasulullah saw dan menceritakan semua kejadiannya kepada Rasulullah saw . Maka Rasulullah saw memanggil orang Islam itu dan menanyakan akan peristiwa itu dan setelah mendengar akan rinciannya beliau marah kepada orang Islam itu.لا تخيرونى على موسى- Janganlah engkau melebihkan saya atas Musa. Bukhari kitabul khushuumaat bab maa yudzkaru fil asykhaasy walkhusyuumaati bainal muslim walyahuud
Kemudian lihatlah satu contoh rasa takut kepada Allah dan contoh rasa rendah hati beliau saw. Bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda: Diantara kalian tidak akan ada yang dapat selamat akibat amalnya. Sahabah menanyakan, ya Rasulullah saw , apakah Tuan juga ? Beliau bersabda: Ya, sayapun tidak akan selamat karena amal saya. Tetapi Allah akan membawa saya pada naungan rahmat-Nya. (yakni akibat rahmat-Nya saya mendapat keselamatan) Jadi kalian luruslah dan senantiasa tetaplah tinggal dekat (dekatlah) dengan syareat dan keluarlah/bangunlah siang dan malam serta pada malam-malam hari (untuk beribadah) dan tempuhlah jalan tengah maka kalian akan meraih keselamatan”. Bukhari kitaburriqaaq kaifa kaana ‘aisyu nnnabiyyi saw wa ashhaabihi wa takhalluyihim minaddunya
Lihatlah berkenaan dengan nabi yang Allah berfirman bahwa baiat pada nabi itu juga merupakan baiat pada Tuhan. Beliau tidak mengatakan bahwa pekerjaan yang bertentangan dengan keredhaan Allah pekerjaan itu tidak dapat saya lakukan, tetapi dengan meletakkan akan sifat manusiawinya beliau bersabda bahwa sayapun tidak akan memperoleh apapun akibat amal saya bahkan semuanya saya akan dapatkan akibat rahmat Allah dan dengan karunia-Nya.
Pada suatu kesempatan lain kepada kerabat dan kepada putri beliau Hadhrat Fatimah beliau bersabda: Kalian janganlah menyangka bahwa karena adanya ikatan dengan saya, adanya kecintaan kalian terhadap saya atau karena saya mencintai kalian,maka Allah akan mengampuni kalian. Bahkan kalian berupayalah untuk mencari karunia Allah menciptakan sarana pengampunan bagi kalian. Tetapi beliau bersabda: Kalian berupayalah untuk meraih karunia Allah. Janganlah pernah menyangka bahwa kalian akan Dia maafkan karena kalian adalah putra Rasul. ( Beliau bersabda kepada Hadhrat Fatimah) Kendatipun beliau diberikan hak untuk memberikan syafaat. Beliau tidak bersabda: ” Wahai Fatimah ! karena engkau anak kesayanganku jika sedikit saja amalmu, saya akan memohonkan syafaat untuk mu di hadapan Tuhan,maka akan dimaafkan. Beliau bersabda, saya tidak memiliki status apa-apa. Jadi setiap saat berupayalah untuk senantiasa meminta karunia dan rahmat-Nya. Sebab diri sayapun belas kasih sayang-Nyalah yang telah menyelimuti saya.
Kemudian perhatikanlah pemandangan sikap rendah hati yang ada pada beliau saw .Jika itu orang lain yang mengalaminya maka dengan bangga kepala pun akan berdiri tegak dan dari wajah akan mengalir tanda keangkuhan dan ketakabburan. Kemudian setelah meraih kemenangan anak-anak musuh dan orang-orang tua lanjut usia pun akan diinjak-injak seperti semut-semut. Tetapi dengan keagungan dan kekuatan mana beliau menaklukkan kota Mekah pengungkapannyapun secara spontan lahir dari amal beliau. Gambaran sikap dan prilaku beliau pada saat itu sejarah mencatat demikian. Tatkala Rasulullah saw memasuki kota Mekah dengan kemenangan yang gemilang bersama 10 ribu orang-orang suci. Hari itu bagi beliau merupakan hari pengungkapan rasa penuh gembira ,sukacita dan penuh kemuliaan. Tetapi Hudhur saw pada saat pengungkapan /menzahiran karunia-karunia Ilahi itu beliau mengungkapkan sikap rendah hati di jalan Tuhan. Seberapa tingginya Allah meninggikan beliau, beliau kian tambah lebih maju dalam sikap kerendahan hati. Sehingga ketika beliau masuk di kota Mekah, maka karena merunduk-runduk kepala beliau menyentuh punggung bagian depan tempat duduk beliau. Di tempat duduk mana beliau duduk pada bagian yang menonjol itu tersentuh karena beliau saw merunduk dan beliau sibuk dalam memuji kebesaran Allah dan menyanjung pujian kepada-Nya. Sirat Ibni Hisyam bab wushuulunnabi dzi thua jilid 2 hlm 405
Hadhrat Masih Mauud berkenaan dengan itu bersabda: علو-uluwwun yang diberikan kepada hamba-hamba Allah yang istimewa ” Yakni keluhuran dan kedudukan tinggi” itu adalah (dianugerahkan dalam ) corak rendah hati. Dan علو-uluwwunnya-ketinggiannya syaitan adalah bercampur aduk dengan kesombongan” Yakni (kedudukan)tinggi syathan itu adalah berada dalam ketakabburan. ” Lihatlah, nabi kita saw pada saat beliau menaklukkan kota Mekah beliau merendahkan kepala beliau dan beliau bersujud seperti beliau merendahkan kepada beliau pada saat mengalami musibah dan kesulitan padahal di kota Mekah itulah beliau dilawan dan disakiti. Namun tatkala beliau melihat bahwa dalam kondisi bagaimana saya keluar dari sini dan dalam kondisi mana saya kini saya datang maka hati beliau penuh dengan pujian kepada Allah dan beliau bersujud pada-Nya. Malfuzhat jilid 2 hlm 404 Cataatan kaki Edisi Baru Jadi inilah contoh tertinggi sikap rendah hati yang beliau telah tunjukkan setelah meraih kekuasaan dan kemenangan. Dan kemudian bagaimana Allah memberikan hadiah atas kerendahan hati beliau itu.
Tertera dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a bahwa Israfil menyapa beliau saw bahwa akibat dari rasa rendah hati yang Tuan telah tampilkan demi untuk-Nya maka Dia telah memberikan anugerah-anugerah ini ,yaitu Tuan akan menjadi penghulu/majikan seluruh anak Adam pada hari kiamat. Kebangkitan Tuan pun akan terjadi yang pertama sekali pada hari kebangkitan. Dan Tuan pun akan menjadi pemberi syefaat yang pertama kali.
Pada saat Hujjatul wida’ doa yang beliau panjatkan adalah : Wahai Allah Engkau mendengar kata-kata saya dan melihat kondisi saya. Engkau Maha mengetahui akan kondisi zahir dan batin saya. Sekali-kali tidak ada urusan saya yang tersembunyi dari Engkau. Saya adalah fakir/seorang tak berdaya yang sangat memerlukan. Saya mencari akan perlindungan dan pertolongan-Mu. Saya dalam keadaan ketakutan yang dipertakuti/ditakut-takuti dan datang Engkau sambil mengakui akan dosa-dosa hamba di hadapan Engkau. Saya memohon kepada Engkau seperti seorang seorang miskin yang tidak berdaya. Ya, saya memohon di hadapan Engkau seperti seorang yang hina lagi berdosa, memohon doa pada –Mu seperti layaknya seorang tuna netra yang ketakutan akan tersandung atau tertarung kakinya (di jalan). Wajah ku tunduk di hadapan Engkau dan air mata ku mengalir di hadapan Engkau; tubuh ku jatuh dalam rangka menyatakan itaat pada-Mu dan hidungku penuh debu (karena bersujud dihadapan-Mu. Wahai Allah jangan lah Engkau jadikan aku menjadi orang malang karena berdoa di hadapan singgasana-Mu dan perlakukanlah aku dengan belas dan kasih saying-Mu. Wahai wujud Maha pengabul doa-doa dan Maha Pemberi . Majmauzzawaaid Haisymi Edisi Bairut jilid 3 hlm 252 Tibrani jilid 11 hlm 174 Beirut
Perhatikanlah kendati sedemikian banyak mendapatkan hiburan dari Tuhan dan sedemikian banyak mendapatkan nikmat yang di dalam Al-Quran banyak disebutkan mengenai itu. Hal itu senantiasa menjadi perhatian beliau bahwa saya adalah hanya seorang hamba Allah. Saya hanyalah seorang manusia biasa karena itu sampai akhir dengan sedemikian rupa rasa rendah hati, beliau senantiasa memohon akan karunia dan rahmat-Nya.
Hadhrat Masih Mauud a.s: Orang –orang yang fana dalam keredhaan Allah tidak menginginkan diberikan derajat dan kepemimpinan. Mereka lebih menyukai tinggal di tempat yang sepi dan menyendiri untuk menikmati melakukan ibadat dibandingkan dengan diberikan derajat dan kedudukan. Tetapi demi untuk kebaikan ummat manusia Allah menzahirkannya sambil menariknya dengan paksa dan membangkitkannya. Nabi kita saw juga biasa tinggal di goa Hira dan tidak menghendaki ada orang yang tahu. Pada akhirnya Allah mengelurkan beliau dan menyerahkan kalungan/tugas untuk menunjuki dunia kepada beliau. Ribuan penyair-penyair datang kepada Rasulullah saw dan membacakan syair mereka memuji beliau, tetapi terkutuklah hati yang mengatakan bahwa Rasulullah saw lupa/terlena dengan pujian-pujian mereka. Beliau saw menganggap semua itu seperti ulat yang mati. Pujian adalah yang Allah lakukan dari langit. Orang-orang ini adalah tenggelam dalam kecintaan yang hakiki dan mereka tidak pernah peduli pada pujian dunia.Jadi ini adalah merupakan kedudukan dimana Allah memuji hambanya dari langit dan dari arasy-Nya.Malfuzhat jilid 3 hlm 187 Edisi Baru.
اللهم صل على محمد وبارك وسلم انك حميد مجيد allahumma shalli ‘ala muhammadin wa baarik wassallim innaka hamidun majiid
Qamaruddin Syahid