Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad,
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz
22 Agustus 2003 di Masjid Baitul Futuh London, UK
أشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ فَأَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ . الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ . إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ . صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ.
﴿اٰمين﴾.
Faktor kesuksesan dan kemajuan nizam manapun adalah bergantung pada orang-orang yang berada dalam nizam itu dan keitaatan mengikuti secara sempurna peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan nizam itu. Sesuai dengan itu, perhatikanlah apa yang terjadi di negara-negara maju, rerata jumlah orang-orang yang mentaati peraturan jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang terdapat di dunia ketiga atau di negara-negara yang sedang berkembang. Penyebab sangat besar kemajuan negara-negara itu ialah karena pada umumnya, baik dia seorang yang besar ataupun sebagai pemimpin. jika satu kali saja kesalahannya tampil ke permukaan maka sedemikian rupa terjadi keributan sehingga dia terpaksa menanggung beban berat akibat kesalahannya; dan apapun hukuman kesalahannya dia terpaksa harus menjalaninya.
Adapun di negara-negara miskin atau dewasa ini di negara –negera ketiga, kalian menyaksikan bahwa jika ada terjadi kesalahan, maka diupayakan dititup-tutupi sedemikian rupa sehingga rasa penyesalan dan rasa malu pun menjadi hilang yang sebagai dampaknya hal-hal seperti itulah kemudian menjadi penghalang bagi kemajuan negara. Maka jika dalam nizam dunia sedemikian rupa pentingnya mentaati peraturan-peraturan , maka di dalam nizam ruhani yang turun dari Tuhan betapa akan lebih pentingnnya mentaati peraturan dan mengamalkan peraturan nizam itu.
Ingatlah, nizam agama atau nizam ruhani, berhubung karena itu adalah dari Tuhan dan dengan perantaraan rasul-rasul -Nya itu tegak di dunia ini, karena itu dalam kondisi apapun sesuai dengan peraturan-peraturan itulah itu akan berjalan sesuai dengan apa yang Allah telah beritahukan pada kita dan dengan perantaraan nabi atau dengan perantaraan para nabi itu sampai; dan di dalam Islam, dengan perantaraan Rasulullah saw nizam ini sampai pada kita.
Ini merupakan ihsan /kebaikan agung Allah swt kepada orang-orang Ahmadi bahwa tidak hanya sekedar mendapat taufik untuk ikut masuk dalam ummat penyuluh jalan sempurna itu ( (Rasulullah saw ) tetapi pada zaman ini Dia juga telah menganugerahkan taufik untuk bergabung dalam Jemaat Masih Mauud dan Jemaat Imam Mahdi. Yang di dalamnya berdiri nizam Jemaat dan nizam khilafat. Di tangan kalian berada sebuah lingkaran besi kokoh yang tidak akan mungkin menjadi putus. Akan tetapi ingatlah, lingkaran besi/tali buhul ini memang tidak akan putus, namun jika kalian sedikit saja mengendorkan tangan kalian, maka akan terjadi kemungkinan terlepasnya kalian. Semoga Allah menjaga setiap orang diantara kita. Oleh karena itu, senantiasa ingatlah perintah untuk tetap senantiasa berpegang teguh pada tali Allah dan tetap melekat dengan nizam Jemaat sebab tanpa ini tidak akan ada keselamatan bagi kalian. Ingatlah, syaetan duduk mengintai di jalan. Dia akan senantiasa melakukan penipuan untuk menggelincirkan kalian. Untuk itu senantiasa perhatikanlah ayat ini. Allah berfirman
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kesemuanya ke dalam lingkaran itaat, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya itu musuh kamu yang nyata.Al-Baqarah 205
Hadhrat Muslih Mauud dalam menafsirkan itu bersabda: Wahai orang-orang beriman, masuklah kamu sekalian sepenuhnya ke dalam Islam dan ayunkanlah langkah kalian secara sempurna pada jalan keitaatan atau wahai orang-orang Islam tempuhlah segenap jalan keitaatan dan kesetiaan, dan janganlah meninggalkan walau satu hukum sekalikpun. Di dalam ayat ini juga dapat terpecahkan كَافَّةً dari الَّذِينَ ءَامَنُوا dan kata السِّلْمِ juga.
Dalam corak pertama yang artinya ialah bahwa semua kalian masuklah dalam Islam,yakni jangan ada seorangpun diantara kalian yang tidak berdiri pada martabat itaat dan kesetiaan atau jangan terdapat di dalam diri kalian gejala-gejala pemberontakan dan pembangkangan . Dalam corak kedua artinya ialah, terimalah Islam itu sepenuhnya ,yakni jangan ada perintahnya yang kalian tidak jalankan. Ini merupakan pengorbanan yang Allah nginkan dari orang-orang yang beriman. Yakni, manusia seyogianya mengurbankan segenap cita-citanya, segenap keinginannya dan segenap harapan-harapannya untuk Tuhan; dan jangan sampai terjadi bahwa baru mau melakukan sesuatu apabila itu sesuai dengan keinginannya, dan apa yang dia tidak inginkan itu tidak dilakukannya. Yakni jika syareat memberikan haknya, maka dia mengatakan bahwa saya berjalan menurut syareat dan sesuai dengan itulah seyogianya keputusan diambil; dan jika syareat memberikan haknya sedikit dan undang-undang negara memberikan haknya (lebih banyak)maka mereka mengatakan bahwa keputusan seyogianya dimbil menurut undang-undang pemerintah .
Beliau bersabda bahwa cara ini sama sekali benar-benar bertentangan dengan iman yang hakiki. Sebab di dalam ayat yang lalu Allah memberitahukan bahwa di kalangan orang-orang Islam terdapat juga sejumlah orang-orang lemah yang dalam saat kemajuan ummat dan pada saat bangsa sedang tenteram mereka sibuk menciptakan fitnah dan kerusuhan. Mereka lupa bahwa sebelumnya kondisi kita bagaimana dan kemudian Allah dengan karunia-Nya apa yang telah Dia anugerahkan kepada kita. Oleh karena itu, Allah menasehatkan kepada orang-orang Islam bahwa kalian benar –benar dikatakan mu’min,tetapi kalian seyogianya ingat bahwa hanya mengatakan diri sebagai orang-orang mukmin dengan mulut semata tidak menjadikan kalian berhak untuk meraih keselamatan. Jika kalian ingin meraih keselamatan maka caranya ialah:
Pertama, berupayalah menjauhkan segenap corak kemunafikan dan ketidak jujuran dari diri kalian dan tegakkanlah segenap individu bangsa pada batu cadas iman yang kuat.
Kedua,janganlah gembira dengan hanya mengamalkan beberapa hukum belaka. Bahkan amalkan segenap perintah Tuhan dan berupayalah untuk menjadi bayangan dari sifat-sifat Ilahiah.
Disini di negara-negara dimana undang-undang Islam tidak berlaku, umum terlihat- sebagaimana Hadhrat Maslih Mauud bersabda- bahwa janganlah sampai terjadi bahwa tujuan kalian adalah hanya keuntungan peribadi belaka. Dalam corak perselisihan dan pertikaian dimana melihat bahwa syareat memberikan hak lebih baik, maka segera mereka membuat permohonan bahwa Jemaatlah yang memutuskan kasus kami dan dimana undang-undang negera nampak menguntungkan , maka tanpa menanya pada Jemaat mereka pergi pada pengadilan pemerintah. Kemudian mereka dalam corak apapun tidak siap menerima kata-kata/ saran-saran Jemaat. Karena pada waktu itu di kepalanya syaetan tengah menungganginya. Dan jika undang-undang negara memberikan keputusan yang merugikannya maka mereka lari kembali pada nizam Jemaat lalu mengatakan bahwa karena kesalahfahaman kami pergi ke pengadilan pemerintah untuk memintakan keputusan akan penyelesaian pertikaian kami, maka maafkanlah kami. Dan kini apa yang nizam putuskan, kami akan menerimanya. Nah, ingatlah, kini dalam corak seperti ini maksud kembali sperti itu bukanlah itaat atau cinta pada nizam Jemaat, bahkan ini merupakan sebuah upaya mungkin tipuan kami berhasil dan ketua,amir atau ketua dewan qadha dalam corak apapun kami dapat yakinkan lalu mereka mengeluarkan keputusan yang memihak kami. Maka dalam kaitan ini hendaknya ingat bahwa apabila sekali kalian meninggalkan nizam Jemaat lalu pergi ke pengadilan pemerintah untuk keputusan kalian dan tampa izin nizam Jemaat kalian pergi atau kalian melakukan penekanan pada nizam Jemaat bahwa kami tidak akan meminta keputusan dari Jemaat dan dalam corak apapun- izinkalah pada kami untuk mencari keputusan sesuai undang-undang pemerintah, maka orang-orang seperti itu kapan saja , apabila ada kasus, maka nizam Jemaat tidak akan mendengarkanya. Mereka jangan pernah lagi membawa kasusnya pada Jemaat.
Apabila Nizam Jemaat ingkar menyelesaikan kasus orang seperti itu, maka orang-orang seperti itu mulai mengadukan amir atau umur ammah (pada Hudhur) atau mulai melontarkan kritikan-kritikan. Yaitu, coba lihatlah, orang-orang ini tidak mau bekerja sama dalam penyelesaian kasus pertikaian kami. Kepada khalifahpun mereka menulis surat-surat yang panjang dan waktu mereka sia-siakan. Jadi ini semua merupakan angan-angan /pandangan syaetan.
Pertama, dia memasukan was-was di dalam hati kalian bahwa lihatlah janganlah membawa kasus kalian pada Jemaat. Hubungan-hubungan pihak kedua lebih banyak dengan para pengurus. Mereka akan menyuruh para pengurus mengeluarkan keputusan yang merugikan kalian dan akan menyuruh mengeluarkan keputusn yang menguntungkan mereka. Nah kemudian sekali masuk dalam cengkeraman syaetan, maka keluar dari itu akan menjadi sulit dan akan segera mulai sebuah lingkaran yang lambat laun akan terus menimbulkan karat/noda di dalam hati.
Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s. bersabda: Hai orang-orang yang beriman, persembahkanlah leher/tengkuk kalian/serahkanlah diri kalian sepenuhnya di jalan Tuhan dan janganlah memilih jalan-jalan syaetan karena syaetan adalah musuh kamu. Maksud syaetan disini adalah orang-orang yang mengajarkan keburukan. Satu sebabnya ialah bahwa karena pertikaian peribadi, apakah mereka menyuruh memutuskan lewat nizam Jemaat atau mereka tidak meminta keputusan lewat nizam Jemaat sebagaimana Hadhrat Aqdas Masih Mauud telah sabdakan bahwa orang-oranglah yang mengajarkan keburukan dan menciptakan khayalan-khayalan buruk di dalam hati lalu menghasut orang –orang untuk menentang nizam Jemaat dan akibatnya kalian berada dalam lingkaran syaetan.
Jadi inilah lingkaran itu apakah pergi ke pengadilan pemerintah dalam corak terjadinya sebuah kasus pertikaian atau berupaya mencari pemecahan/penyelesaian melalui nizam Jemaat. Nah, ada saja pihak yang apabila turun keputusan yang merugikan mereka,maka dengan melibatkan para pengurus nizam, mereka mulai menentangnnya dan mereka mulai berperasangka buruk pada nizam dan mulai menzahirkan perlawanan dengan mereka. Maka pada umumnya orang-orang seperti itu secara peraktiknya mereka memisahkan diri dengan nizam Jemaat. Kemudian mereka tidak lagi disini dan tidak pula mereka berada disana. Dalam kaitan ini hadis ini senantiasa kita hendaknya perhatikan.
Terdapat sebuah riwayat dari Ibni Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw berabda: Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak mereka senangi pada hakimnya/ pimpinannya lalu mereka bersabar sebab barangsiapa yang terpisah sejengkal dengan nizam /Jemaat, maka matinya akan mati jahiliah.
Kemudian tertera dalam seebuah hadis bahwa Hadhrat Abdullah bin Umar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Tuhan tidak akan mengumpulkan ummatku dalam kesesatan dan kenistaan. Pertolongan Allah senantiasa bersama Jemaat. Barangsiapa yang bergeser/terpisah dari Jemaat dia seolah-olah telah dilemparkan dalam api. Maka seyogianya hal ini senantiasa dicamkan bahwa apapun kondisi yang terjadi senantiasa hendaknya bersabar. Dan senantiasa ingatlah bahwa sabar pada manusia ada pada perasaan hak tengah diabaikan/(bersabar)menahan rasa ketidak adilan. Kini, disini saya menggunakan kata perasaan ,sebab kebanyakan orang apabila keputusan yang diambil itu merugikannya , maka terfikir olehnya bahwa keputusan itu adalah salah dan itu tadinya merupakan hak saya . Jadi keluarkanlah anggapan seperti ini dari hati kalian. Tentu tidaklah mungkin terjadi bahwa mulai dari bawah sampai atas seluruh jajaran nizam terus mengambil keputusan yang salah dan kemudian perasangka buruk ini sampai pula pada khalifah. Oleh karena itu, setiap ahmadi seyogianya mencamkan firman Tuhan sebagaimana tertera dibawah ini :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan terhadap para pemimpin kalian. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kasus seperti itu kembalikanlah kepada Allah dan Rasul , jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. An-Nisa’ 58
Jadi kecuali lahir kondisi dimana kalian diperintahkan menentang yang jelas-jelas merupakan hukum-hukum syareat. Itaat pada Allah dan rasul ialah kalian mengitaati para pengurus dan nizam Jemaat. Mematuhi perintah-perintah dan keputusan-keputusannya. Jika keputusan ini salah maka Allah memberikan ganjaran kesabaranmu, sebab kamu beriman pada hari akherat.oleh karena itu, lepaskanlah perkara/urusan itu pada Allah. Tidak ada wewenang kamu untuk bersikeras pada ketidak setujuan kamu. Pekerjaan kamu ialah itaat,iatat dan itaat.
Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: Taatlah pada Allah dan rasul-Nya dan para pemimpin yang ada. Itaat merupakan perkara yang jika dilakukan dengan hati yang benar, maka akan timbul nur di dalam kalbu, kelezatan di dalam ruh dan cahaya. Mujahadah tidak sedemikian penting sebagaimana pentingnya itaat . Tetapi, syaratnya ialah keitaatan yang benar dan inilah merupakan perkara yang sulit. Di dalam itaat penting menyembelih hawa nafsu /keinginan-keinginan pribadi. Tampa itu itaat tidak akan dapat sempurna. Dan hawa nafsu merupakan barang yang dapat menjadi berhala di dalam kalbu para muwahhid besar /orang-orang besar yang mengesakan Tuhan.
Betapa karunia telah dilimpahkan pada para sahabah radhiallahuanhum ajma’in dan betapa mereka merupakan kaum yang telah larut dalam keitaatan pada Rasulullah saw . Sungguh benar bahwa tidak ada kaum dapat dikatakan kaum dan di dalam diri mereka tidak akan ditiupkan ruh kebangsaan dan kesatuan selama mereka tidak menjalani ruh kesetiaan. Dan jika terjadi perbedaan pendapat lalu mengarah pada perpecahan, maka anggaplah ini merupakan tanda-tanda kemunduran dan kelemahan orang-orang Islam akibat dari perselisihan dan pertikaian diantara sesama ummat Islam. Jadi, jika perselisihan pendapat itu ditinggalkan dan hanya satu yang diitaati yang Allah telah perintahkan untuk mengitaatinya, maka pekerjaan mana yang mereka inginkan itu akan menjadi trealisasi. Tangan Allah berada bersama Jemaat. Di dalam ini inilah rahasia itu. Allah mencintai tauhid dan keesaan. Ini tidak akan mungkin terwujud selama keitaatan tidak dilakukan.
Pada zaman Rasulullah saw, para sahabah merupakan pemikir-pemikir ulung. Tuhan telah menciptakan penciptaan mereka sudah seperti itu. Mereka juga mengenal aturan-aturan/tehnik-tehnik berpolitik. Oleh sebab itu, tatkala pada akhirnya Hadhrat Abu Bakar r.a, Hadhrat Umar r.a. dan sahabah-sahabah lainnya menjadi khalifah dan pemerintahan berada di tangan mereka, maka dengan sedemikian rapi mereka menjalankan beban pemerintahan ,yang dari itu dapat diketahui dengan baik bahwa betapa mereka merupakan sosok-sosok pemikir-pemikir ulung yang sedemikian ahli. Namun di hadapan Rasulullah saw kondisi mereka ialah dimana beliau bersabda maka mereka mengangggap hina kecerdikan dan kebijakan akal mereka di hadapan beliau dan apa yang Rasulullah saw sabdakan itulah yang mereka anggap wajib sebagai amalan . Kefanaan dan keitaatan mereka sedemikian rupa kondisinya sehingga mereka mencari berkat dari bekas-bekas air wudhu beliau dan mulut beliau mereka anggap penuh berkah. Jika di dalam diri mereka tidak ada asas ruh penyerahan dan keitaatan, bahkan sebaliknya mereka menganggap pendapat mereka itu lebih utama lalu timbul perpecahan, maka mereka tidak akan dapat meraih martabat yang sedemikian tinggi. Menurut saya untuk menundukkan/meredam pertikaian diantara orang-orang ahli sunnah dan orang-orang syiah cukup dengan sebuah dalil ini saja bahwa diantara para sahabah perselisihan diantara mereka, ya, perpecahan semacam itu diantara mereka dan kebencian diantara mereka tidak pernah ada. Sebab kemajuan dan kesuksesan mereka menunjukkan bahwa mereka dulunya adalah satu dan kebencian corak apapun tidak ada diantara mereka.
Para penentang yang tidak memahami mengatakan bahwa Islam disiarkan dengan kekuatan pedang. Tetapi saya katakan bahwa ini tidaklah benar. Pada dasarnya aliran-aliran kalbu mengalir keluar setelah penuh dengan air keitaatan. Ini merupakan dampak dari keitaatan dan persatuan yang karenannya dia mampu menundukkan kalbu-kalbu yang lain. Wajah Rasulullah saw yang memancarkan nur ketakwaan pada Allah dan mengambil warna jalal dan jamal /kegagahan dan keindahan, di dalam itulah terdapat daya mahgnit dan kekuatan. Dan kemudian Jemaat beliau menampilkan contoh keitaan pada Rasul dan keistiqomahannya sedemikian rupa terbukti unggul melebihi kekeramatan sehingga yang melihatnya serta merta akan datang berlari-lari pedanya. Walhasil, kinipun perlu kondisi seperti para sahabah dan persatuannya,sebab Jemaat yang tengah dipersiapkan lewat tangan Hadhrat Masih Mauud a.s Allah telah masukkan dalam Jemaat yang Rasulullah telah persiapkan. Dan karena kamajuan Jemaat adalah dengan contoh-contoh orang-orang seperti itu ,maka kalian yang dikatakan Jemaat Hadhrat Masih Mauud a.s. yang ingin berjumpa dengan para sahabah ciptakanlah warna para sahabah di dalam diri kalian. Jika itaat yang dituntut seyogianya keitaatan itu seperti mereka,cinta dan persaudaraan diantara sesama pun hendaknya seperti mereka. Walhasil, dalam segenap warna , segenap corak kamu pilihlah bentuk dan corak sebagaimana yang pernah ditempuh para sahabah. ()
Berkenaan dengan itaat ada beberapa hadis-hadis saya akan sajikan.
Diriwayatkan dari Huzaifah bin Yaman bahwa saya bertanya: “Ya Rasulullah saw ,kita dulu berada dalam keburukan maka Allah memberikan kebaikan. Apakah sesudah ini ada juga keburukan ? Beliau bersabda: ‘Ya’. Saya katakan: Apakah sesudahnya akan ada kebaikan ? Beliau bersabda:’ Ya’. Kemudian saya berkata: Apakah sesudahnya akan ada keburukan ? Beliau berkata: ’Ya’. Saya berkata: ‘Bagaimana ? ‘ Beliau berkata:Sesudah saya akan ada hakim-hakim yang tidak akan berjalan di atas jalan saya, tidak akan mengamalkan sunnah saya dan di dalam mereka akan ada orang-orang yang hatinya seperti syaetan dan jasadnya akan seperti jasad orang. Saya berkata: Ya Rasululah, pada waktu itu apa yang saya akan lakukan ? Beliau bersabda : Jika kamu berada pada zaman seperti itu, maka dengarkanlah kata hakim dan patuhlah, meskipun dia memecahkan punggung kamu dan mengambil harta kamu. Jadi, terus dengarlah kata-katanya dan itaatilah terus perintah-perintahnya.
Nah, ringkasan hadis ini ialah bahwa jika tengah terjadi perlakuan dari pihak pengurus pada kamu sampai pada batas kezaliman sekalipun, maka kamu tetap itaatlah padanya. Rasulullah saw sedemikian rupa mementingkan keitaatan itu sehingga dari berbagai sisi beliau terus memberikan pengertian pada ummat mengenai hal ini.
Ada beberapa hadis saya sajikan. Diriwayatkan dari Hadhrat Anas bin malik r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: Dengarlah dan itaatlah, meskipun seorang sahaya habsyi dipilih sebagai hakim/pemimpinmu yang kepalanya sebesar biji kismis (kismis corak besar bijinya) sekalipun.
Kemudian beliau bersabda: Hadhrat Ibni Umar meriwayatkan bahwa saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang menarik tangannya dari keitaatan pada Allah maka pada hari kiamat dia akan berjumpa dengan Tuhan dalam kondisi tidak ada dalil padanya dan alasan. Dan barangsiapa mati dalam kondisi dia tidak baiat di tangan imam zaman maka dia mati dalam kematian jahiliah.
Kemudian tertera dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Hadhrat Abu Huraiah bahwa Rasulullah saw bersabda: Dalam kondisi sulit dan serba berkecukupan, senang atau susah, dalam kondisi hak terabaikan atau tidak mendapatkan perlakuan baik, singkat kata dalam kondisi apapun bagi kalian mendengarkan kata-kata hakim yang ada dan mematuhinya adalah wajib.
Kemudian Hadhrat Ubadah bin Walid dari riwayat kakeknya yang diriwayatkan oleh bapaknya beliau meriwayatkan bahwa kami baiat di tangan Rasulullah saw pada landasan mendengar dan mematuhi perintah. Dalam kondisi susah atau senang, atau dalam kondisi gembira atau pun dalam keadaan duka,ataukah hak kami diabaikan dan kami baiat atas landasan bahwa kami tidak akan bertengkar pada kepemimpinan orang yang layak untuk itu dan kami akan mengatakan perkara yang benar dimana pun kami berada. Di dalam jalan Allah kami tidak akan takut pada cemohan orang yang mencemoh .
Jadi, lebih dari Rasulullah saw sebagai wujud yang memperhatikan hak orang-orang, siapakah yang pernah ada mereka,sebagaimana tertera dalam hadis bahwa jika hak kita tidak diperhatikan sekalipun kita akan tetap itaat. Tetapi,disini aturan-aturan/nilai itu bergeser , padahal semua para sahabah memberikan kesaksian bahwa Rasulullah saw merupakan wujud yang membayar hak lebih dari hak. Dan berkenaan dengan kalian tidak pernah dapat terfikirkan bahwa kalian tidak akan memperhatikan hak siapapun. Akan tetapi, karena disini tengah dibicarakan mengenai nizam Jemaat yang dimana ketidak itaatan orang yang beriman/bergabung padanya sedikitpun tidak dapat dibayangkan. Gambaran sekecil apapun tidak dapat ditolerir. Oleh karena itu tengah diambil janji bahwa dalam kondisi apapun, sekalipun hak kita tengah diabaikan sekalipun, kita dengan keitaatan sempurna dan dengan gejolak kesetiaan akan memenuhi hak janji baiat ini. Maka bukanlah maksudnya bahwa Rasulullah saw merampas hak orang lain. Bahkan, kini apabila menyangkut kehidupan berjamaah, maka standar hak itu seyogianya berubah. Kini, kalian janganlah berfikir mengenai peribadi kalian sendiri, bahkan berfikirlah mengenai Jemaat. Kini hak-hak pribadi kalian tinggalkanlah itu dengan senang hati dan berupayalah melunasi pembayaran hak-hak jemaat. Disini, bahasan/topik ialah . demi untuk sesuatu yang luhur kurbankanlah hal yang kecil. Kemudian pengurus-pengurus kita atau amir yang telah ditetapkan, kini itaat padanya merupakan kewajiban kita. Itaatilah dia, dan janganlah mempermasaalahkan /menimbulkan pertanyaan bahwa dia ini kenapa dipilih.
Dan terkadang terjadi juga bahwa dimana suatu kelompok mencela dan mengutuk bahwa dia ini ada kasus ini dan kasus ini dengan keluarga kami dan kamu ini mengitaatinya. Nah, demi untuk Allah sama sekali janganlah takut akan cercaan dan kutukan itu. Jadi inilah nizam luhur dan nizam yang utuh yang Rasulullah saw ingin tegakkan.
Hadhrat Muslih Mauud dalam kaitan ini bersabda: Apa yang Al-Quran sebut itaat, itu adalah merupakan nama sebuah nizam dan nama pengendalian diri/ego, yakni siapapun tidak berhak mengutamakan kebebasan peribadi dengan mengorbarkan mamfaat orang banyak. Dan inilah pengendalian diri dan inilah nizam/peraturan.
Terdapat dalam sebuah hadis bahwa Hadhrat Abdullah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda : Mendengar dan mengitaati adalah wajib bagi setiap Muslim, apakah perkara itu dia senangi atau tidak senangi sehingga apabila dia diperintahkan untuk melakukan maksiat dan jika diperintahkan untuk melakukan maksiat maka janganlah mematuhi dan mengikuti.
Sebagaimana sebelumnya saya juga telah sebutkan bahwa kecuali terdapat perintah secara terang-terangan yang bertentangan dengan hukum-hukum syareat itu tidak boleh itaat), dalam kondisi apapun itaat adalah harus /perlu. Dan di dalam hadis inilah juga yang tertera. Tetapi, disini ada suatu hal yang perlu dijelaskan bahwa janganlah memutuskan sambil duduk di rumah bahwa perintah ini bertentangan dengan syareat dan perintah ini tidak. Bisa jadi hal yang kamu yakini demikian itu tidak seperti itu. Sebab kata-katanya ialah: “Perbuatan maksiat pun yang perintahkan,diperintahkan melakukan dosa”. Nah, dengan karunia Allah nizam Jemaat sedemikian teguhnya/ mapannya ,yang mana tidak ada seorang dapat menjadi pengurus dalam Jemaat yang sedemikian jatuhnya moralnya lalu memberikan perintah-perintah seperti itu. Jadi permasaalahannya yang tersisa ialah memahami penjelasan dari perintah itu. Pertama,ialah ingatkanlah pada pengurus itu bahwa jika dia tidak mau menuruti maka pengurus yang diatasnya atau amir sampaikanlah padanya dan kemudian sampaikanlah pada khalifah.
Tetapi, jika menurut kamu ini merupakan sebuah keburukan maka tidaklah merupakan hakmu untuk menyebutnya kesana kemari di luar, sebab tentang keburukan terdapat perintah untuk mencegahnya disitu juga. Kini merupakan kewajibanmu supaya keputusan itu sampaikanlah pada pengurus nizam jemaat yang lebih tinggi dan tunggulah keputusannya.
Hadhrat Muslih Mauud r.a. : Penekanan yang sedemikian rupa dilakukan untuk itaat pada kepemimpinan dan khilafat ini, itu bukanlah maksudnya bahwa segenap keputusan dan perintah yang diambil oleh amir dan khalifah dalam setiap kasus itu keputusannya adalah benar. Beberapa kali dalam suatu kasus mereka melakukan kesalahan.Tetapi meskipun demikian tetap diperintahkan untuk mengitaatinya karena tampa itu tatanan nizam Jemaat tidak akan dapat berdiri tegak. Apabila Rasulullah saw sendiri bersabda bahwa sayapun dapat melakukan kesalahan, maka lalu bagaimana ada kekuatan bagi seorang khalifah atau seorang amir untuk mengatakan bahwa saya tidak bisa melakukan kesalahan. Khalifahpun dapat melakukan kesalahan,tetapi meskipun demikian mengitaatinya merupakan suatu keharusan. Kalau tidak, dapat timbul fitnah yang sangat berat. Sebagai misal, delegasi akan dikirimkan. Khalifah mengatakan, perlu dikirimkan tetapi menurut seseorang itu tidak penting. Bisa jadi, pada kenyataannya memang itu tidak penting,tetapi jika dia diizinkan untuk tidak mematuhi pendapat khalifah. maka dengan cara itu nizam akan menjadi pecah berantakan dan sebagai dampaknya akan timbul fitnah besar. Jadi untuk tegak dan kebaikan nizam Jemaat jangan hendaknya mampertahankan pendapat sendiri. Dimana di suatu Jemaat ada amir yang sudah ditatapkan,dia jika tidak menganggap berfaedah pendapat orang lain, maka mereka seyogianya ,yakni anggota-anggota Jemaat seyogianya melepaskan pendapat/pendirian mereka. Demikian pula dimana ada Anjuman, orang-orang disana dibandingkan pendapat sekretaris janganlah hendaknya bersikeras mempertahankan pendapatnya dimana sejauh terkait dengan pendapat ketua Jemaat. Jadi sejauh bisa dilakukan seyogianya berupaya menjadikan ketua atau amir sependapat dengannya dan seyogianya memberikan pengertian padanya. Tetapi, jika dia teguh dalam pendiriannya, maka yang lain seyogianya meninggalkan pendapatnya. Sebab meninggalkan pendapat dibandingkan dengan menciptakan (dapat timbulnya ) fitnah adalah sangat penting.
Berkenaan dengan itaat pada amir kita telah mendengar banyak pesan-pesan Rasulullaah saw . Tetapi, ini ada sebuah hadis yang dapat lebih menambah lagi rasa takut di dalam hati sehingga setiap orang ahmadi seyogianya mencamkan ini dengan baik bahwa betapa pentingnnya mengitaati amir.
Diriwayatkan dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang itaat pada saya dia telah itaat pada Allah dan barangsiapa yang tidak mematuhi saya, dia tidak mematuhi Allah.Dan barangsiapa yang itaat pada amirku dia itaat padaku. Dan barangsiapa yang membangkang pada amirku dia membangkang padaku.
Maka, siapakah diantara kita yang menyukai keluar dari lingkaran keitaatan pada Rasulullah saw. Tidak ada seorang ahmadipun yang dapat membayangkan hal itu. Jadi, kalau ini tidak terbayangkan, maka mengitaati pengurus-pengurus dan para amir Jemaat wajibkanlah untuk diri kalian demi semata-mata untuk Allah. Dan jika dalam /pada nizam Jemaat setiap orang (yang mempunyai kasus lalu melihat kebuntuan dalam penangan kasusnya (?), maka untuk kalian jalan terbuka untuk menyampaikan hal itu pada khalifah dan seharusnya mengirimkan itu melalui pengurus itu. Tanpa nama pengaduan tidak akan dibahas /tidak anggap. Jika ingin perbaikan maka seyogianya terbuka di hadapan semua. Akan tetapi ingatlah, pada kalian sama sekali tidak akan diizinkan untuk membangkang pada pengurus manapun. Jika terjadi corak seperti itu, maka dari segi hadis, kalian dengan tidak mengadakan kerja sama dengan pengurus,dengan melakukan pembangkangan pada mereka, kalian tengah melakuakan pembangkangan terhadap khalifah. Dan kemudian rangkaian mata rantai ini akan terus berangkai sampai ke atas. Jadi keabadian/kebaikan setiap orang terdapat dalam tetap berpegang teguh pada janji bahwa mereka akan siap melakukan segenap pengorbanan.
Insyaallah,kini sesudah ini, acara Jalsah akan segera dimulai. Dalam kaitan ini saya akan menyampaikan sejumlah doa yang telah dipanjatkan oleh hadhrat Masih Mauud a.s.untuk orang-orang yang ikut menghadiri jalsah. Dimana beliau banyak memanjatkan doa-doa untuk orang-orang yang hadir dalam Jalsah-jalsah ini, disana beliau mempunyai harapan-harapan pula dari orang –orang yang hadir dalam Jalsah.
Dan beliau bersabda: Janganlah menganggap Jalsah ini merupakan suatu pertemuan dunia pada umumnya. Kemudian kalian berkumpul, mulai duduk membuat kelompok-kelompok , duduk bergerombol membuat majlis-majlis masing-masing. Pada waktu pelaksanakan Jalsah –kecuali dalam kondisi terpaksa- di tempat Jalsaah,dimana tengah berlangsung program jalsah,di gedung mana harus duduk, semua seyogianya mendengarkan perogram-perogram yang tengah berjalan. Para panitia juga seyogianya memperhatikan hal itu bahwa kepada semua para peserta Jalsah harus diingatkan dan merupakan pekerjaan orang yang datang juga untuk melakukan kerjasama dengan para panitia Jalsah. Janganlah menganggap buruk apa yang mereka katakan. Dan apapun pengaturan itu itaatilah itu sepenuhnya. Sebab, inipun merupakan suatu bagian keitaatan pada nizam Jemaat. Dan mulai dari hari inilah akan dapat diketahui pernyataan dari kalian bahwa siapa dan sampai dimana dia seorang yang displin.
Khususnya para wanita seyogianya memperhatikan hal ini bahwa mereka itu datang untuk mendengarkan jalsah, bukan untuk membuat pertemuan-pertemuan untuk bersenang-senang, dan tidak pula untuk mebicarakan hal dunia. Inilah hari dimana terdapat peluang untuk perbaikan jiwa/diri.Maka seyogianya sepenuhnya mengambil faedah dari itu.Kemudian, perempuan-perempuan yang membawa anak-anak kecil dimanapun ada tenda yang disediakan untuk mereka duduklah di belakang supaya karena anak-anak jangan ada kesulitan bagi yang lain untuk mendengarkan perogram jalsah. Mereka dengan mudah dapat mendengar semua perogram jalsah. Dan satu faedahnya juga ialah bahwa perempuan-perempuan yang mempunyai bayi, pada saat bayi mereka memerlukan sesuatu dan mereka terpaksa berdiri maka untuk keluarpun mereka ada kemudahan. Maka diharapkan- insyaallah- dalam tiga hari ini kalian dapat membuktikan bahwa hanya demi Allah semata kalian berkumpul disini untuk melewatkan kehidupan kelian.
Kini saya akan membacakan doa Hadhrat Masih Mauud a.s. yang beliau panjatkan pada kesempatan ini.
Beliau memanjatkan doa di hadapan Allah,pada saat berdoa untuk Jemaat: Setiap orang yang melakukan perjalanan untuk jemaat Ilahi ini, semoga Allah bersama mereka dan Allah menganugerahi ganjaran besar pada mereka dan semoga Allah mengasihani mereka dan memudahkan kondisi resah dan kesulitan-kesulitan mereka dan menjauhkan kesedihan dan kedukaan mereka;dan menganugerahkan keselamatan pada mereka dari segenap kesulitan dan membukakan pada mereka jalan-jalan untuk mencapai tujuan-tujuan dan cita-cita mereka dan mengangkat mereka pada hari akherat dengan hamba-hamba yang dinaungi dengan karunia dan kasih sayang –Nya. Dan sampai perjalanan mereka usai Dia sesudahnya menjadi pengganti/khalifah mereka. Wahai Tuhan, Tuhan Yang memiliki keluhuran dan Pemberi anugerah dan Maha penyayang serta Wujud Yang memudahkan segenap kesulitan, terimalah segenap doa-doa ini dan anugerahilah pada kami kemenangan dengan tanda-tanda yang terang, sebab segernap kekuatan dan keperkasaan adalah milik-Mu.Amin tsumma amiin.
Semoga Allah menjadikan kita waris doa-doa Hadhrat Masih Mauud a.s. dan selain itu semua doa-doa yang beliau panjatkan untuk Jemaat yang dicintai dan menjadikan kita sebagai orang-orang beribadah pada-Nya; membersihkan kita dari segenap syirik, senantiasa menempatkan kita pada posisi senantiasa dalam keitaatan sempurna pada-Nya dan dengan menganugerahkan semua berkah-berkah jalsah ini pada kita Dia senantiasa mengenakan jubah-jubah rahmat dan karunia-karunia –Nya pada kita.Amin.
Qamaruddin Syahid