Tim Ahmadiyah.id bertanggung jawab penuh atas kesalahan atau miskomunikasi dalam sinopsis Khotbah Jumat ini.
Ringkasan Khutbah Jumat
Tujuan Penciptaan Manusia adalah Untuk Beribadah kepada Allah Ta’ala
oleh Pemimpin Jamaah Muslim Ahmadiyah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
di Kerala India, 28 Nopember 2008
Apa maksud dan tujuan akhir dari hidup kita itu? Tiada lain, tujuan akhir hidup kita adalah untuk meraih keridhaan Allah Swt. Kita akan terus menerus, sampai akhir hayat kita, melakukan amalan yang menjadikan kita orang-orang sangat patuh dan taat, yang paripurna, terhadap junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw. Kita harus berusaha mencapai standar kesetiaan dan ketaatan yang didambakan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dari kita. Saya menyaksikan semangat orang-orang Jemaat di Kerala ini disebabkan kecintaan mereka terhadap Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Mereka semua mempunyai hubungan yang sangat erat dan sangat ikhlas dengan Khilafat Ahmadiyah. Memelihara hal itu merupakan kewajiban setiap orang Ahmadi dan hal itu dapat dipelihara apabila kita berusaha memprioritaskan terlebih dahulu untuk meraih keridhaan Allah Swt.. Sungguh pekerjaan itu merupakan tujuan asas hidup kita semua.
Mengikuti dan mentaati Hadhrat Rasulullah Saw. adalah target utama kehidupan kita. Dan setelah baiat kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dan masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah, kita harus mencapai standar kehidupan yang sangat diharapkan dan didambakan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dari kita dan kita harus selalu berusaha untuk mencapainya. Jika tidak demikian, maka melantunkan suara merdu membaca syair tentang Khilafat tidak mempunyai hakikat apa-apa.
Manusia mempunyai hubungan kecintaan terhadap para pemimpin dunia (seperti cinta pada raja, presiden dll). Mereka mengeluarkan pengorbanan demi kepentingan keduniawian itu. Akan tetapi tidak banyak dari antara mereka yang mengeluarkan pengorbanan sambil mentaati Hadhrat Rasulullah Saw. demi meraih kecintaan Allah Swt.. Pengorbanan yang nampaknya besar yang dilakukan oleh mereka itu semuanya, hanya nama belaka. Sebab apa yang mereka lakukan itu bertentangan dengan ajaran Allah Swt. dan Rasul-Nya Saw.. Mereka mengikuti para pemimpin dunia atau para pemimpin Agama yang tidak menerima hidayah langsung dari Allah Swt. Pada zaman sekarang ini tidak ada pemimpin dunia yang mendapat hidayah langsung dari Allah Swt., selain dari pada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang tugas nya untuk menghidupkan kembali ajaran Agama Islam yang sejati.
Jadi, pengertian pengorbanan yang hakiki sebenarnya telah dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada orang-orang Ahmadi. Maka untuk itu setiap orang Ahmadi, dengan memahami ajaran yang telah dijelaskan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. kepada kita dan berdasarkan pada ayat-ayat dalam Kitab Suci Al qur’an, harus berusaha mengamalkan dengan sebaik-baiknya. Jika hal itu semua kita lakukan barulah kita patut disebut orang-orang Ahmadi yang sejati.
Apa yang dikehendaki Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dari kita? Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:
“Ingatlah!.. Mukjizat kebenaran yaitu akhlak yang suci dan kesetiaan yang tidak dicampuri dengan suatu syirik. Sebab orang yang tidak larut dalam kecintaan terhadap Allah yang ada di atas, dirinya tidak akan mendapat kekuatan dari Allah yang berada di atas itu. Oleh sebab itu, tidak mungkin dirinya dapat meraih akhlak yang suci bersih. Kalian harus menjalin hubungan yang suci bersih dengan Allah Swt. Kalian harus menciptakan hubungan dengan Tuhan dengan hati bersih dan murni. Maka tinggalkanlah semua keburukan seperti menertawakan orang, kedengkian, berkata kotor, serakah, berkata dusta, mendewakan dunia, takabur, sombong, mementingkan diri sendiri, kenakalan, kebengkokan hati dan sebagainya. Maka kalian akan mendapatkan semua anugerah dari langit yakni ketulusan itu akan diperoleh kalian sebagai mukjizat dari langit. Selama kalian tidak mempunyai kekuatan untuk menaikkan martabat kalian lebih tinggi dan Ruhul Qudus yang memberi kehidupan tidak turun kepada kalian, maka keadaan kalian sangat lemah sekali. Dan kalian berada di dalam kegelapan. Dalam keadaan demikian kalian tidak mampu melawan musibah dan tidak pula kalian akan selamat dari takabbur dan sombong seandainya keadaan kalian telah menjadi serba mewah dan kaya raya”.
Beliau a.s. bersabda lagi:
“Jadilah kalian putra-putra samawi yang luhur, jangan sekali-kali menjadi putera-putera hina seperti ulat tanah. Dan jadilah kalian putera-putera pewaris cahaya yang bersinar terang, jangan menjadi hamba-hamba kegelapan supaya kalian selamat dan terlindung dari pengaruh syaitan.”
Jadi, itulah standar iman yang sangat tinggi. Itulah kehidupan yang menjadi tujuan, yang telah dijelaskan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. kepada kita. Manusia sungguh lemah sekali, sering sekali mendapat kesulitan di dalam menjalani kehidupan. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan itu setiap orang Ahmadi harus berusaha secara berkesinambungan/terus menerus tanpa letih sambil memohon pertolongan kepada Allah Swt.. Dan untuk mencapai target itu serta untuk meraih akhlak yang tinggi, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah menjelaskan kepada kita cara-caranya di dalam sabda-sabda beliau tersebut. Yaitu kita harus menjalin hubungan suci dengan Allah Swt.. Menjalin hubungan yang ikhlas dan murni dengan-Nya. Dan bagaimana hal itu dapat tercipta? Hal itu dapat kita capai jika setiap saat kita menaruh perhatian penuh terhadap maksud dan tujuan kelahiran kita ke dunia ini.
Dan Allah swt sendiri telah menjelaskan kepada kita maksud serta tujuan kelahiran kita ke dunia. Sebagaimana firman-Nya:
وَما خَلَقتُ الجِنَّ وَالإِنسَ إِلّا لِيَعبُدونِ
— Wamâ Kholaqtul-jinna wal-insa illa liya’budûn –
Artinya : Tidaklah Kami menciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kapada Kami. (Az Zariyat [51] : 57)
Jadi, tujuan diciptakannya manusia ini sangat mulia sekali. Jika kita selalu berusaha mencapai maksud dan tujuan ini sambil menjalin hubungan dengan Allah Swt., disertai hati bersih dan suci, maka kita juga harus menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap amalan-amalan yang telah dijelaskan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dan kita harus menaruh perhatian sepenuhnya kepada amal-amal saleh yang telah difirmankan Tuhan di dalam Kitab Suci-Nya Al-Qur’anul Karim.
Pelaksanaan hak-hak masyarakat harus mendapat perhatian penuh dan amalan ini harus kita tingkatkan demi meraih keridahaan Allah Swt.. Dan nikmat Khilafat juga telah dijanjikan kepada orang-orang yang melakukan amal-amal saleh dan bebas dari syirik serta menjadi para pelaksana ibadah yang sungguh-sungguh kepada Tuhan Yang Maha Suci. Jadi, jika kita ingin tetap menjadi penerima nikmat Khilafat yang telah dinubuwatkan oleh Hadhrat Rasulullah Saw ini, maka sangat penting sekali bagi kita untuk selalu ingat kepada tujuan diciptakannya kita ke dunia.
Untuk kewajiban beribadah, Allah Swt. telah memberitahukan kepada kita cara-cara menunaikannya. Ibadah yang paling penting adalah menunaikan shalat lima waktu. Maka setiap pria dan wanita, baik tua maupun muda dan juga anak-anak, harus selalu ingat bahwa jika mereka tidak menjaga shalat lima waktu mereka dan tidak berusaha menundukkan kepala dihadapan Allah Swt. dengan hati ikhlas maka manusia tidak akan dapat meraih mutu amal saleh yang telah dijelaskan sebelumnya. Tidak pula manusia dapat memperoleh karunia untuk mendapatkan nikmat-nikmat itu, yang syaratnya sangat erat berhubungan dengan ibadah shalat.
Apa yang diharapkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dari kita tentang itu semua? Beliau di satu tempat bersabda:
“Wahai manusia sekalian, yang menganggap diri mereka telah masuk ke dalam Jemaat-ku. Di langit nama kalian baru akan dicantumkan dalam daftar Jemaat-ku, apabila langkah kaki kalian sungguh-sungguh berjalan di atas jalan takwa. Tunaikanlah shalat lima waktu kalian dengan rasa takut terhadap Tuhan sehingga kalian seolah-olah sedang melihat Tuhan”.
Jadi, setelah beriman kepada Allah Swt., syarat yang paling penting adalah menunaikan shalat. Menunaikan shalat bukan seperti orang yang sedang memikul beban berat, yang cepat-cepat menyelesaikannya agar bisa sibuk melakukan pekerjaan dunia lainnya lagi. Bukan demikian, melainkan dilakukan sesuai dengan sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yakni: ” Tunaikanlah shalat seperti kalian sedang melihat Tuhan”.
Cobalah renungkan, apabila kita sedang berdiri dihadapan orang besar maka akan timbul rasa takut dalam hati kita. Jadi, Tuhan adalah Wujud Yang Paling Besar, apabila kita sedang beribadah kepada-Nya dan sedang melihat-Nya, maka tentu timbul rasa takut dalam hati kita. Keadaan demikianlah yang bisa menjadikan seseorang beribadah secara murni kepada Tuhan. Akan tetapi keadaan demikian tidak bisa timbul dengan cepat, oleh sebab itulah Rasulullah saw bersabda : ” Jika kalian sedang shalat dan tidak timbul perasaan bahwa kalian sedang melihat Tuhan maka sekurang-kurangnya harus timbul perasaan bahwa Tuhan sedang melihat kalian”.
Tuhan Yang Memiliki segala kekuatan mengetahui keadaan hati manusia. Jika kita mengira bahwa Tuhan Yang Maha Memiliki segala kekuatan itu sedang menyaksikan kita, maka akan timbul konsentrasi beribadah yang ikhlas dan murni sehingga hal itu menjadi sarana untuk meraih rahmat Allah Swt.. Hasilnya, kita akan menjadi para penjaga shalat yang tidak terpengaruh oleh kelezatan, kesibukan serta pengaruh pikiran duniawi lainnya. Hal demikian itulah yang bisa menjadikan kita sebagai putera-putera samawi/anak rohani. Dan hal itu pula lah yang bisa mengangkat martabat kita sehingga masuk ke dalam golongan para pengikut hakiki Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
Hal ini semua dijelaskan bukan berarti mereka yang tidak mampu meraih kedudukan seperti itu menjadi patah semangat dan putus asa lalu berkata: “Kami tidak bisa meraih martabat seperti itu dan tidak pula mengatakan bahwa kami telah mencapai martabat seperti itu, oleh karena itu kami berada di luar Jemaat”. Sesungguhnya apa yang telah dijelaskan itu adalah standar tinggi yang harus diusahakan untuk mencapainya oleh setiap orang Ahmadi. Bagi Jemaat yang ingin maju senantiasa mempunyai target yang diusahakan untuk mencapainya. Barulah nikmat dan karunia Allah Swt. turun kepada Jemaat lebih banyak dari sebelumnya. Allah Swt. berfirman :
وَرَحمَتي وَسِعَت كُلَّ شَيءٍ
‑ wa Rohmatî wasi’at kullu syay(in) ‑
Artinya : Dan Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu (Al Araf : 157)
Maka apapun yang sedang kita peroleh, dengan karunia-Nya kita peroleh. Dan terdapat perintah Allah Swt. agar kita berusaha untuk terus maju. Dan kita tidak boleh patah semangat dan putus asa disebabkan belum berhasil mencapai target itu. Tapi tingkatkan terus semangat kita sehingga akhirnya dengan karunia Allah Swt. kita akan mendapat kemajuan. Maka secara Jemaat kita sedang mewarisi limpahan nikmat-nikmat dan karunia dari Allah Swt. yang telah ditaqdirkan bagi Jemaat Hadhrat Masih Mau’ud a.s..
Dengan karunia Allah Swt. banyak sekali orang di dalam Jemaat yang telah meraih standar iman dan ibadah seperti yang telah dijelaskan di atas. Mereka bangun setiap malam untuk menunaikan shalat-shalat nafal. Mereka banyak memanjatkan do’a-do’a bagi kemajuan dan keselamatan Jemaat. Mereka menjalani kehidupan dengan taqwa. Jadi, secara global Allah Swt. telah banyak menurunkan karunia-karunia dan rahmat-Nya kepada Jemaat. Akan tetapi Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ingin menyaksikan standar iman dan ibadah setiap orang Jemaat seperti yang telah beliau sendiri kemukakan. Supaya setiap anggota Jemaat memiliki standar seperti itu dan setiap anggota Jemaat menjadi pewaris berkat-berkat dari Allah Swt. sehingga mereka mampu meraih keridhaan-Nya. Lebih cepat kemajuan taqwa para anggota Jemaat akan lebih cepat pula kita menyaksikan kemenangan Jemaat yang telah dijanjikan oleh Allah Swt. Sebagaimana telah saya katakan bahwa jika kita berusaha meningkatkan standar lingkungan sendiri melalui amal-amal saleh, sesuai dengan perintah Allah Swt. untuk melakukannya, tentu akan menjadi daya tarik bagi lingkungan yang lain untuk melakukannya. Disebabkan amalan kita seperti itu maka usaha tabligh kita akan mencapai kemenangan.
Dengan karunia Allah Swt. di waktu mulaqat saya telah menjumpai banyak sekali anggota Jemaat yang sangat mukhlis, dan saya yakin mereka telah mendapat berkat-berkat dari pengabulan do’a-do’a. Keadaan iman mereka yang kamil/sempurna kepada Allah Swt. dan usaha gigih mereka untuk meraih keridhaan-Nya nampak jelas dari perbincangan dengan mereka. Banyak sekali pria maupun wanita yang memohon do’a bagi kemajuan pendidikan putera-puteri mereka dan secara dawam mereka pun berdo’a untuk putera-puteri mereka itu. Hubungan mereka dengan Khilafat dan dengan Jemaat sangat kokoh sekali. Maka hubungan dan rasa cinta seperti itu kepada Jemaat jangan dibiarkan lemah bahkan setiap hari harus ditingkatkan agar lebih erat lagi. Dan untuk itu, sebagaimana telah saya katakan, harus selalu ingat kepada perintah Allah Swt. bahwa menunaikan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Tunggal dan melakukan amal-amal saleh sangat penting sekali bagi seorang mukmin dan harus menjaga diri dari syirik yang tersembunyi.
Di wilayah ini, hubungan antar sesama kelompok agama sangat luas sekali, disebabkan adanya pergaulan dengan berbagai macam kelompok ghair Ahmadi, sangat besar kemungkinan timbulnya bid’ah dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak patut di kalangan para anggota Jemaat di sini. Oleh sebab itu setiap orang Ahmadi harus berusaha menjaga diri dari perkara itu. Sebab hal itulah yang kelak akan membawa manusia kepada syirik. Dengan karunia Allah Swt. di Provinsi Kerala ini orang-orang Ahmadi juga seperti orang-orang lain, standar pendidikan mereka sangat tinggi dan 100 % terpelajar. Jadikanlah hasil pendidikan itu untuk menjaga dan memelihara iman juga. Usaha untuk menuntut ilmu pengetahuan agama juga harus dijadikan tujuan penting bagi orang-orang Jemaat di sini. Supaya selain untuk menjaga iman masing-masing bisa juga menciptakan dan menjaga suasana keagamaan di kalangan anak keturunan. Supaya iman anak keturunan di masa mendatang semakin meningkat terus. Apabila pendidikan dan tarbiyat anak-anak dilakukan sedini mungkin akan memberi peluang bagi mereka untuk menjadi para Da’i Ilallah yang tangguh.
Keadaan negeri ini demikian kompleks sehingga, selain orang-orang Hindu, terdapat juga orang-orang Yahudi. Dan Nabi Isa-pun telah datang ke negeri ini untuk mencari para hawari hingga akhirnya Agama Kristen telah tersebar di negeri ini. Di sini telah masyhur cerita bahwa pada zaman permulaan Islam di negeri ini, dimulai dengan kedatangan seorang bernama Hadhrat Malik Bin Dinar, beliau menyebarkan Islam di negeri ini.
Sekarang Allah Swt. telah memberi taufiq kepada anda semua untuk beriman kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Berusahalah keras untuk menyampaikan amanah beliau terhadap orang-orang lain di negeri ini. Dan berusahalah dengan giat untuk mengibarkan bendera Hadhrat Rasulullah Saw. di negeri ini. Sebab keselamatan dunia yang sesungguhnya sekarang terletak di bawah naungan bendera Hadhrat Rasulullah Saw. Dan untuk itu lah pada zaman sekarang ini Allah Swt. telah mengutus Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ke dunia. Sekarang kewajiban terletak di atas pundak kita semua yang telah ditaqdirkan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan amanat yang telah dibawa oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ini kepada dunia. Sekarang perhatian dunia terhadap Jemaat Ahmadiyah lebih banyak tercurah dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Anda semua-pun tentu telah merasakan demikian melalui berbagai macam media. Baik para penentang mau pun orang-orang yang ingin mengetahui keadaan sebenarnya tentang Ahmadiyah secara khusus telah timbul perhatian lebih banyak dari pada waktu sebelumnya. Maka timbulkanlah perubahan di dalam diri masing-masing sambil memohon pertolongan kepada Allah Swt. dan kobarkanlah semangat yang lebih kuat dari sebelumnya untuk menunaikan kewajiban kita sebagai anggota Jemaat. Kita harus selalu ingat terhadap sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bahwa: “Telah diberikan kepadaku senjata berupa do’a”. Oleh sebab itu kita harus menaruh perhatian yang serius terhadap doa, sebab do’alah yang akan menjadi sarana bagi kemajuan dan kemenangan kita. Untuk itu semoga Allah Swt. memberi taufiq kepada kita semua. Amin !!
Alih bahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri