Hadist-hadist tentang Imam Mahdi dan Nabi Isa as adalah mutawatir, bukan dhaif atau maudhu’.
Contoh Hadits tentang datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa as di antaranya sebagai berikut:
Banyak sekali jumlah Hadits tentang Imam Mahdi dan Nabi Isa ibnu Maryam as, namun dirasa cukup dengan 3 Hadits sebagai contoh, yaitu:
ثُمَ يَجِيْئُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ مِنْ قِبَلِ الْمَغْرِبِ مُصَدِّقًا بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلٰى مِلَّتِهِ فَيَقْتُلُ الدَّجَّالَ
“Kemudian Isa ibnu Maryam as datang dari arah barat dengan membenarkan Muhammad saw dan agamanya, lalu ia membunuh Dajjal.” (Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dan Ar-Ruyani, Al-Hakim dalam Adh-Dhiya’ul-Muqaddas fil-Mukhtarah dari Samrahra dan Kanzul Ummal, Juz XIV/387)
ثُمَّ يَنْزِلُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا بِمُحَمَّدٍ عَلٰى مِلَّتِهِ اِمَامًا مَّهْدِيًّا وَحَكَمًا عَدَلاً فَيَقْتُلُ الدَّجَّالَ
“Kemudian Isa ibnu Maryam turun dengan membenarkan Muhammad saw di atas agamanya sebagai Imam Mahdi dan Hakim yang adil, lalu ia membunuh Dajjal.” (Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari Anillah bin Mughaffal radhiyallaahu ‘anhu dan Kanzul-Ummal, Juz XIV/38808)
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَيُسِكَنَّ اَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمْ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدَلاً فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ وَيَكْتُلَ الْخِنْزِيْرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيْضَ الْمَالَ حَتَّى لاَيَقْبَلَهُ اَحَدٌ حَتَّى تَكُوْنَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا ثُمَّ يَقُوْلُ اَبُوْ هُرَيْرَةَ وَاقْرَأُوْا اِنْ شِئْتُمْ وَاِنْ مِنْ اَهْلِ الْكِتَابِ الاَّ لِيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh Isa ibnu Maryam di kalangan kamu hampir turun, sebagai hakim yang adil, lalu ia memecahkan salib dan membunuh babi, menghilangkan pajak, melimpahkan harta sehingga tiada seorang pun yang mau menerimanya, sampai-sampai satu kali sujud lebih baik daripada dunia dan semua isinya; kemudian Abu Hurairah ra berkata: Bacalah oleh kalian jika engkau mau: ‘Dan tiada seorang pun ahli kitab, kecuali ia mengimani kematian Isa di atas salib sebelum matinya ahli kitab itu dan pada hari Kiamat ia akan menjadi saksi atas mereka.” (Al-Bukhari, Juz II, bab Nuzulu Isa ibnu Maryam, hal.256, Sulaiman Mar’i, Sangkapura Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dari Abu Hurairahra dan Kanzul-Ummal, Juz XIV/388420.
Menurut penelitian Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukani, Hadits-hadits tentang datangnya Al-Mahdi dan Isa Al-Masih di akhir zaman adalah mutawatir, bukan dhaif apalagi maudhu’ sebagaimana kata beliau berikut ini:
فَتُقَرِّرُ بِجَمِيْعِ مَا سُقْنَاهُ فِى هٰذَا اَنَّ الْاَحَاديْثَ الْوَارِدَةَ فِى الْمَهْدِيِّ الْمُنْتَظَرِ مُتَوَاتِرَةٌ وَالْاَحَادِيْثَ الْوَارِدَةَ فِى الدَّجَّالِ مُتَوَاتِرةٌ وَالْاَحَادِيْثَ الْوَارِدَةَ فِىْ نُزُوْلِ عِيْسٰى مُتَوَاتِرَةٌ
“Dengan semua apa-apa yang telah kita sebutkan sudah ditetapkan bahwa Hadits-hadits yang berhubungan dengan Al-Mahdi yang ditunggu-tunggu, Hadits-hadits yang berhubungan dengan Dajjal dan Hadits-hadits yang berhubungan dengan turunnya Isa Al-Masih itu adalah mutawatir.” (Hujajul-Kiramah, hal. 434).
Dengan demikian Hadits tentang datangnya Imam Mahdi dan Isa Al-Masih Ibnu Maryam itu tidak diragukan kebenaran dan keshahihannya, karena banyak sahabat Nabi Muhammad Rasulullah saw yang meriwayatkannya. Perlu diketahui bahwa dalam Hadits tersebut Isa ibnu Maryam itu dinyatakan sebagai Imam Mahdi, dengan demikian Nabi Muhammad saw sendiri menyatakan bahwa Imam Mahdi dan Isa ibnu Maryam yang dijanjikan kedatangannya pada akhir zaman itu adalah satu orang yang memiliki 2 gelar, bukan menunjukkan 2 orang yang berbeda.
Nama para Sahabat Nabi Muhammad saw yang meriwayatkan
Di antara para sahabat Nabi Muhammad Rasulullah saw yang meriwayatkan tentang akan datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa as adalah Abdullah ibnu Abbas ra, Abdullah ibnu Umar ra, Thalhah ra, Ibnu Mas’ud ra, Abu Hurairah ra, Anas bin Malik ra, Khudzaifah ra, Abu Sa’id Al-Khudri ra , Ummu Habibah ra, Ummu Salamah ra, Aisyah ra, Tsauban ra, Jabir ra , Qurrah bin Ilyasra. Dengan demikian kebenaran Hadits-hadits tersebut sangat meyakinkan, tidak ada keraguan sedikitpun. Terlebih Nabi Muhammad Rasulullah saw menyatakan bahwa mencintai para sahabat dan keluarga beliau itu adalah asas bagi agama Islam, beliau bersabda:
اَلْاِسْلَامُ عُرْيَانٌ فَلِبَاسُهُ الْحَيَاءُ وَزِيْنَتَهُ الْوَفَاءُ وَمُرُوْئَتُهُ الْعَمَلُ الصَّالِحُ وَعِمَادُهُ الْوَرَءُ وَلِكُلِّ شَيْءٍ اَسَاسٌ وَاَسَاسُ الْاِسْلَامِ حُبُّ اَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحُبُّ اَهْلِ بَيْتِهِ
“Islam itu telanjang, maka pakaiannya adalah rasa malu, perhiasannya adalah menunaikan janji, kehormatannya adalah amal shaleh dan tiangnya adalah menjauhi setiap yang tidak baik. Segala sesuatu mempunyai pondasi, sedang pondasi Islam adalah mencintai para sahabat Rasulullahsaw dan mencintai keluarga rumah beliau.” (Ibnu An-Najjar dari Al-Husain bin Alira dan Kanzul-Ummal, Juz XI/32523)
Kitab-kitab yang Memuat Hadits tentang Imam Mahdi dan Nabi Isa as
Kitab-kitab yang mengandung Hadits tentang Imam Mahdi antara lain ialah kitab Hadits Ad-Daruquthni, At-Turmudzi, Abu Daud, Al-Bazzar, Ibnu Majah, Al-Hakim, Ath-Thabari (lihat Muqaddimah Ibnu Khaldun, pasal 52, halaman 311) sedang kitab-kitab yang mengandung tentang Nabi Isa as, Ibnu Maryam atau Al-Masih antara lain: Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Turmudzi, An-Nasa’i dan Adh-Dhiya’, Ibnu Majah, Musnad Ahmad bin Hanbal, Al-Mustadrak karya Al-Hakim, Fawa’idul ’Irqin, Ath-Thayalis, Al-Hilyah Abu Nu’aim, Ad-Dailami dan Kanzul-Ummal Fi Sunanil Aqwal wal-Af’al karya Allamah Alauddin Ali Al-Muttaqi bin Hisamuddin Al-Hindi Al-Burhan Fauri wafat 975 H.
Menurut Ulama Ahlis-Sunnah wal-Jamaah beriman kepada Imam Mahdi atau Nabi Isa as adalah wajib, sebagaimana tertulis:
فَالْاِيْمَانُ بِخُرُوْجِ الْمَهْدِىِّ وَاجِبٌ كَمَا هُوَ مُقَرِّرٌ عِنْدَ اَهْلِ الْعِلْمِ وَمُدَوِّنٌ فِىْ عَقَائِدِ اَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَكَذَاعِنْدَ اَهْلِ الشِّيْعَةِ
“Beriman kepada datangnya Mahdi itu wajib, sebagaimana telah ditetapkan oleh para Ulama dan telah diundangkan dalam aqidah-aqidah Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah dan juga diakui oleh Ahlusy-Syi’ah.” (Lawaikhul- Anwaril-Bahiyah, Juz II, hal. 80).
Pendapat Muktamar NU
Dalam Mu’tamar Nahdlatul Ulama’ ke-3 di Surabaya, tanggal 12 Rabiul Tsani 1347 H./28 September 1928 M, Muktamar mengeluarkan ittifaq hukum mengenai beberapa masalah diniyah termasuk masalah Al-Mahdi dan Nabi Isa as bahwa mereka mewajibkan untuk meyakini turunnya Nabi Isa pada akhir zaman sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad saw. Agar lebih mantap dan jelas, silahkan membaca kutipan berikut ini:
- Soal: Bagaimana pendapat Muktamar tentang Nabi Isa as telah turun kembali ke dunia. Apakah tetap sebagai Nabi dan Rasul? Padahal Nabi Muhammad saw adalah Nabi terakhir. Dan apakah madzhab empat itu akan tetap ada pada waktu itu?
Jawab: Kita wajib berkeyakinan bahwa Nabi Isa as itu akan diturunkan kembali pada akhir zaman nanti sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad saw dan hal itu, tidak berarti menghalangi Nabi Muhammad sebagai Nabi yang terakhir, sebab Nabi Isa as hanya akan melaksanakan syari’at Nabi Muhammad. Sedang madzhab empat pada waktu itu hapus (tidak berlaku). (Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama kesatu – 1926 s/d kedua puluh Sembilan 1994, K.H.A. Aziz Masyhuri, diterbitkan PP RMI Bekerja sama dengan Dinamika Press Surabaya, 1997, halaman 36)
Pendapat Ulama Nahdlatul Ulama (NU) tersebut, mereka sokong dengan keterangan dari kitab Syarakh Ar-Raudh Juz III yang tertulis sebagai berikut:
فى شرح الروض و نصه: قال تعال: وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ ولا يعارضه ماثبت من نزول عيسى عليه السّلام اخر الزمان لانّه لايأتى بطريقة ناسخة بل مقررة نبيّينا صلّى الله عليه وسلّم بها. وفى الفتاوى الحديثية ما نصه: سئل نفع الله به بما لفظه اجمعوا على انّ عيسى يحكم بشر يعتنا فما كيفية حكمة بذلك بمذهب احد من المجتهدين ام باجتهاد؟ فاجاب بقوله عيسى عليه السلام مترّة عن ان يقلد غيره من بقيةالمجتهدين بل هو اولى بالاجتهاد. وفى اوّل الجزء الاوّل من ميزان الشعر انى تحت صورة الشحرة بيان معنى الشحرة بقوله: فانظر يا اخى الى العين فى اسفل الشحرة والى الفروع والاغصان والثمارتجدهاكلها متفرعة من عين الشريعة الى ان قالى الى ان يخرج المهدي عليه السلام فيطل في عصره التقيّد بالعمل بقول من قبله من المذاهب كما صرّح به اهل الكشف الى ان قال ثم اذا نزل عيسى عليه السلام انتقل الحكم الى امر اخر وهو انّه يوحى الى السيّد عيسى عليه السلام بشريعة محمّد صلّى الله عليه وسلّم على لسان جبريل عليه السلام
Penjelasan tersebut menyatakan bahwa turunnya Nabi Isa as akhir zaman itu tidak bertentangan dengan ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw itu Khataman Nabiyyin karena beliau tidak menghapus, bahkan menetapkan syari’at Nabi Muhammad saw dengan mengamalkannya. Adapun cara Allah Swt dalam mengajarkan syari’at Nabi Muhammad saw kepada Al-Mahdi atau Nabi Isa as itu dengan memberikan wahyu melalui malaikat Jibril as.
Jadi, keyakinan warga Jemaat Ahmadiyah yang menyatakan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as sebagai Imam Mahdi dan Nabi Isa yang dijanjikan kedatangannya oleh Sayyidina Nabi kita Muhammad saw itu tidak bertentangan dengan Al-Quran, Hadist, Pendapat Ulama zaman dulu, Ulama NU (Nahdlatul Ulama) serta Ulama yang mengaku Ahlus-Sunnah wal-Jamaah. Bahkan, beliau itu merupakan bukti nyata dari kebenaran Al-Quran, Hadist dan pendapat para Ulama sebelum dan sesudahnya yang mengaku sebagai golongan Ahlus-Sunnah wal-Jamaah.
Penerbit: Sekretaris Tabligh
Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia
Cetakan 9, November 2015
JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Badan Hukum Penetapan Menteri Kehakiman RI No.JA 5/23 Tanggal 13-3-1953
Jl. Balikpapan I/10 Jakarta 10130
Telp.(021) 6321631, 68737052, Fax. (021) 6321640