Rasulullah Saw Sangat Mencintai Allah Swt

Khotbah Jumat

Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad

Khalifatul Masih Ar-Rabbi ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz

4 Pebruari 2005, di Masjid Baitul Futuh, Modern, London, UK

أشْهَدُ أنْ لا إله إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيك لَهُ ،

وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

أما بعد فأعوذ بالله من الشيطان الرجيم.

بسْمِ الله الرَّحْمَن الرَّحيم * الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمينَ * الرَّحْمَن الرَّحيم * مَالك يَوْم الدِّين * إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإيَّاكَ نَسْتَعينُ * اهْدنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقيمَ * صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهمْ وَلا الضَّالِّينَ. (آمين)

Khutbah tanggal 4 -2-2005 di Baitulfutuh, Morden,London,Inggris.

           Allah telah membangkitkan Rasulullah saw di dunia untuk menegakkan  tauhid-Nya yang murni. Mulai dari sejak kecil sedemikian rupa dari sisi-Nya Dia telah  siapkan sehingga  kalbu  beliau  Dia telah jadikan  bersih,suci  dan cemerlang. Mulai dari sejak kecil  Dia telah menyemaikan di dalam diri beliau benih kecintaan kepada  diri-Nya  dan  kebencian terhadap syirik. Bahkan  sebelum kelahiran beliau    Dia telah memberitahukan kepada ibunda beliau  prihal  nur/cahaya yang   akan tersebar ke seluruh dunia.   Kemudian dunia menyaksikan  bahwa  bagaimana ru’ya yang Hadhrat Aminah telah saksikan itu telah menjadi terbukti kebenarannya. Syareat  sempurna Allah  turun pada beliau tepat  waktunya. Dan nur itu telah tersebar ke segenap   penjuru  di dunia. Sebuah gejolak  kecintaan kepada Tuhan Yang Esa-lah   yang telah merampas tidur nyenyak   malam-malam beliau  dan telah merampas ketenangan dan ketenteraman hari-hari beliau. Jika keresahan itu ada (dalam diri beliau ) maka itu hanya satu,yaitu  bagaimana  dunia mulai menyembah Tuhan yang Esa,mulai mengenal akan  Tuhan yang menciptakan mereka. Untuk menyampaikan amanat itu beliau harus menahan  berbagai macam kesusahan dan menghadapi berbagai macam penderitaan. Tetapi kesusahan dan penderitaan  tidak dapat mencegah  beliau untuk beribadah dan  menahan beliau untuk menyampaikan amanat Tuhan yang Esa.Tugas untuk menjadikan orang-orang  menjadi  orang-orang yang beribadah pada Allah yang Allah telah serahkan kepada beliau, itu sesudah turun perintah-perintah (Allah)kepada beliau,   jelas,  beliau pasti akan  kerjakan; tetapi, sebagaimana saya telah katakan , hati beliau  dari sejak masih kanak-kanak telah bersih dari kemusyrikan   dan telah menjadi kalbu  yang tunduk kepada Tuhan yang Esa. Tuhan dari sejak kecil  telah memurnikan  hati itu untuk-Nya. Kapan saja  pada saat masih masa kanak-kanak  akibat tekanan siapapun  yang besar dari antara mereka   harus pergi ke acara yang berbau kemusyrikan maka Allah  sendiri  yang meyiapkan sarana untuk mencegah beliau dari itu,Dia sendiri yang menciptakan sarana untuk perlindungan beliau.

          Terkait dengan  ini, dalam  buku sejarah tertera sebuah riwayat bahwa Hadhrat Ummu Aiman meriwayatkan  bahwa ” Bawwaanah” adalah merupakan tempat penyembahan berhala dimana orang-orang Quraisy biasa hadir disana dan  mereka sangat memuliakannya dan    mereka memberikan pengurbanan – pengurbanan disana, mencukur rambut   dan dalam setahun mereka  melakukan i’tikaf  sehari sampai malam. Hadhrat Abu Talib juga dengan kaum beliau biasa  berkunjung kesana dan kepada Rasulullah saw juga beliau katakan  untuk  pergi bersama-sama ( pada saat beliau masih kanak-kanak ) tetapi beliau (saw) ingkar untuk pergi. Hadhrat Ummu Aiman menuturkan  bahwa saya melihat  Abu Talib dan bibi-bibi (saudara-saudara perempun  bapak) beliau  pada satu kali sangat marah pada beliau  dan mereka mengatakan,” Kamu ini menghindar dari sembahan-sembahan kami,  karena itu  kami senantiasa khawatir berkenaan dengan  dirimu  dan mereka mengatakan ,hai Muhammad  ! (saw) apa yang engkau inginkan ? kenapa engkau tidak hadir  bersama kaummu dan kenapa kamu  tidak berkumpul untuk itu? “. Akibat tekanan mereka yang terus menerus  pada suatu saat beliau pergi tetapi sebagaimana yang Allah kehendaki beliau kembali dari sana dalam keadaan sangat resah dan  ketakutan. Maka kerabat dan famili beliau menanyakan pada beliau  bahwa apa yang telah tearjadi. Beliau menjawab  bahwa saya takut kalau syaitan menjamah saya. Maka mereka mengatakan bahwa Allah tidak akan  menjerumuskan   engkau dalam   khayalan –khayalan syaitan  dalam keadaan mana  di dalam dirimu terdapat kebiasaan-kebiasaan  yang baik. Apa yang engkau lihat, apa yang menyebabkan engkau merasa  ketakutan  ?  Beliau bersabda bahwa begitu saya  masuk  mendekati sebuah patung  maka seorang yang tinggi besar menjelma di hadapan saya  dan mengatakan, hai Muhammad ! berhenti, jangan menyentuh itu. Ummu Aiman mengatakan, kemudian mereka pun  tidak  lagi menyuruh beliau  untuk  pergi  hadir  disana hingga beliau dianugerahi pangkat kenabian.( Siiratul halbiyyah  jilid awwal bab ma hafidhahullah  taala bihi fi shigarihi min ummihil jaahiliyyah ) Jadi, inilah persiapan-persiapan yang dengan perantaraan itu Allah melindungi  hati yang bersih dan  murni  itu.

          Kemudian, perhatikanlah zaman masa muda  beliau,  bagaimana beliau biasa pergi ke sebuah goa  untuk melakukan ibadah pada Tuhan yang Esa. Beliau meliwati sampai beberapa hari di goa Hira.  Dalam kesendiriannya beliau  melakukan percakapan rahasia dengan Tuhan beliau dan melakukan ibadah  pada-Nya.  Melihat ini kaum beliau pun  mengatakan  bahwa Muhammad  jatuh cinta pada Tuhan-nya.

          Dalam kaitan ini Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: ” Rasulullah saw menjadi pecinta satu wujud itu  dan telah menjadi  gila pada-Nya. Hasilnya dia mendapatkan yang tidak  pernah didapatkan oleh  siapapun di dunia. Beliau sedemikian rupa cintanya kepada Tuhan  sehingga orang-awam pun  mengatakan

عشق محمد على ربه –‘asyiqa muhammadun ‘ala rabbihi –Muhammad saw telah jatuh cinta pada Rabb-nya.

          Kemudian perhatikanlah pada masa muda beliau satu contoh kebencian beliau pada berhala. Tatkala Rasulullah bersama Abu Talib berjumpa dengan seorang pendeta  Buhairah pada saat  perjalanan ke Syam,  maka dia menanyakan, hai putra  ningrat  ! Saya menanyakan kepada engkau atas nama Lat dan Uzza,berilah jawaban kepada saya. Buhairah  menanyakan  menyebut nama   berhala-berhala   itu sebab    inilah cara untuk menanyakan  kepada orang-orang Quraisy ( Lat dan Uzza adalah berhala mereka yang paling besar)  Maka Rasulullah saw dalam memberikan jawaban berkata bahwa janganlah menanyakan kepada saya  dengan menyebut nama-nama   berhala-berhala itu  sebab saya sangat benci kepada  keduanya. Sesudah itu Buhairah melanjutkan pembicaraannya   dengan menyebut nama Allah.Assiratunnabawiyyah liibni HisyamAl-ma’ruf sirat Ibni Hisyam Kisah Buhairi hal.145

           Kemudian tertera  sebuah riwayat yang dari itu menjadi jelas kebencian beliau pada berhala, yang hanya dan hanya  merupakan sebuah ungkapan   beliau  tetap    hamba Allah. Kisahnya adalah demikian. Hadhrat Ibnu Umar r.a meriwayatkan  bahwa sebelum turun wahyu kepada beliau  beliau berjumpa dengan Zaid bin Umar.Maka makanan dihidangkan di hadapan Rasulullah saw. Beliau ingkar untuk makan dari itu. Kemudian beliau  mengatakan bahwa saya/beliau bukanlah orang yang makan  dari apa  yang kamu sembelih atas nama berhala. Dan saya tidak makan  kecuali yang disembelih atas  nama Allah.( Bukhari kitabul manaaqib bab hadiitsu Zaidibni Umar bin Naqil)  Beliau ingkar untuk mamakannya dan beliau bersabda bahwa saya bukanlah orang yang memakan  yang kamu sembelih atas nama berhala. Jadi inilah hati  yang di dalamnya tidak ada yang lain  kecuali hanya cinta  kepada Tuhan.

          Kemudian tatkala zaman kenabian mulai  maka sebuah dunia menyaksikan pemandangan دَنَا فَتَدَلَّى-(Kemudian dia dekat,maka  Allah   menjadi dekat padanya)  dengan syarat ada mata untuk melihat. Setiap hari  yang terbit dan beranjak  naik  menampakkan (permisalan) dua orang yang saling mencintai, yakni  menampakkan pertanda Allah dan  Muhammad saw menjadi tambah lebih dekat. Sebagaimana paman beliau ketika karena rasa takut pada orang-orang kafir Mekah  beliau berusaha  mencegah  beliau untuk menyebarkan  amanat Allah.   Maka pecinta sejati itu  betapa indah jawaban yang dia berikan, inilah kisahnya yang didapatkan.

 Ibni Ishak meriwayatkan,” Dan selain itu banyak lagi orang-orang  yang berada disana,  semua itu datang kepada Abu Talib  dan mengatakan hai Abu Talib ! Atau engkau melarang keponakan Engkau ( Muhammad saw) supaya  dia jangan mejelek-jelekkan  berhala-berhala kami  dan janganlah menyatakan  nenek moyang kami  jahil dan sesat. Kalau tidak berilah  izin kepada  kami untuk  menuntut balas sendiri dari dia,  sebab dalam memusuhinya kamupun ikut beserta kami,  yakni kamupun seperti kami tidak menjadi   orang Islam. OIeh karena itu kamu janganlah menjadi penghalang di antara  kami dan dia. Abu Talib dengan sangat sopan santun  memberikan jawaban  pada mereka dan melepaskan mereka dengan penuh rasa senang hati. Dan  Hudhur saw seperti itulah terus memproklamirkan   agama beliau , kendati kepada beliau telah diberitahukan. Kebencian Quraisy pada Rasulullah saw ( Api kemarahan mereka) itu dari waktu ke waktu terus bertambah membara. Sehingga untuk kedua kali mereka kembali pergi kepada Abu Talib  dan mereka mengatakan: Hai Abu Talib !  kamu adalah seorang yang mulia dan  lanjut usia,  dan kami menganggap kamu   sebagai seorang yang terpandang. Kami telah memohon kepadamu untuk melarang keponakanmu itu ,tetapi kamu tidak melarangnya. Demi Tuhan,  kami tidak dapat bersabar atas perkara     berhala-berhala kami dan nenek moyang kami dikatakan  dengan kata-kata yang kasar. Atau kamu sendiri yang menyingkirkan  hal itu atau prilakunya  itu,  kalau tidak kami mengatakan kepada kamu   bahwa dari antara kedua belah pihak  pasti  salah satu pihak ada yang akan  binasa. Setelah mengatakan  itu  mereka  kemudian pergi. Abu Talib sangat  cemas akan kebencian dan pengucilan   kaumnya itu dan karena sebab-sebab itulah beliau terpaksa  tidak dapat beriman  kepada beliau dan tidak pula  dapat menarik diri untuk tidak  menolong beliau saw.   Beliau  tidak disini dan tidak pula disana. Maka  Ibni Ishak mangatakan: Tatkala  orang Quraisy mengadukan  kepada Abu Talib, maka Abu Talib membawa pesan ini  kepada Rasulullah saw  bahwa, hai keponakanku ! Kaummu datang kepada saya untuk menyampaikan begitu banyak keberatan-keberatan mereka. Maka saya menganggap bahwa kamu  janganlah berbicara tentang sesuatu yang akan menghacurkan jiwamu dan jiwaku dan janganlah kamu menyakiti saya dengan  pekerjaan yang sedemikian rupa yang   aku tidak mampu untuk memikulnya. Perawi mengatakan  bahwa Hudhur saw menyangka  bahwa kini paman saya tidak dapat menolong saya dan beliau saw memberikan jawaban padanya bahwa, hai pamanku !  jika orang-orang  ini meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku  maka saya tetap tidak akan meninggalkan pekerjaan itu sehingga Allah menyempurnakan hal itu  atau saya sendiri yang binasa  di dalamnya. Kemudian air mata Rasulullah saw bercucuran, lalu Abu Talib memanggil beliau  seraya  berkata, hai keponakanku ! datanglah kemari.. Rasulullah saw mendekati  beliau,lalu dia  berkata, lihatlah, apa yang kamu ingin lakukan lakukanlah, saya sama sekali tidak akan meninggalkan engkau dan (jika ada sesuatu yang terjadi dengan dirimu) saya akan menuntut balas dari  semuanya. Sirat Ibni Hisyam ,jilid I hal.169 Maktabah darul ulum Edisi Baru

Terkait dengan peristiwa itu Allah  telah memberitahukan kepada Hadhrat Masih Mauud a.s secara ilham . Dalam menceriterakan itu beliau  bersabda:

” Tatkala  ayat-ayat ini turun  bahwa orang-orang musyrik itu adalah rijsun,  kotor,شرالبريه  -sejahat-jahat makhluk, orang-orang bodoh,  anak-anak syaitan.sembahan mereka adalah وقودالنار  -bahan bakar neraka dan  حصب جهنم-hashabu jahannam –bahan bakar neraka Jahannam,  maka Abu Tali memanggil Rasulullah saw  seraya berkata,  hai  keponakanku ! dengan cercaanmu itu kaummu  menjadi sangat marah   sehingga mereka ingin membunuhmu  dan bersama itu sayapun akan mereka jadikan sasaran. Engkau telah mengatakan orang-orang bijak mereka  orang-orang bodoh dan sesepuh sesepuh mereka kamu  katakan sebagai  شرالبريه   seburuk-buruk makhluk  dan engkau memberi nama  sembahan-sembahan mereka yang mereka hormati sebagai   وقودالنار  bahan bakar neraka dan bahan bakar neraka Jahannam”.  Yakni bahan bakar api neraka. Dan ” kepada semuanya engkau nyatakan sebagai anak-anak syaitan dan  sesuatu yang  kotor. Saya meanyatakan kepadamu dengan   rasa simpati  bahwa tahanlah lidahmu   dan berhentilah kamu  dari melakukan cercaan  itu,  kalau tidak, saya tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi kaum kita. Rasulullah saw dalam memberikan jawaban berkata ,” Hai pamanku ! ini bukanlah mencerca tetapi  ini adalah  ungkapan  kenyataan  dan merupakan sebuah keterangan atas   perkara yang sebenarnya dan inilah tugas yang untuk  itu saya telah dikirim oelh Allah. Jika saya harus menghadapai kematian demi untuk itu  maka saya dengan senang hati  akan menerima kematian itu untuk diri saya. Kehidupan saya ini telah diwakafkan  di jalan  ini. Saya tidak bisa berhenti  dari mengungkapkan kebenaran karena takut mati. Hai paman ! jika paman  terasa akan kelemahan paman   dan kesulitan paman  maka lepaskanlah  diri paman dari memberikan perlindungan terhadap diri  saya. Demi Allah, saya sedikitpun sama sekali tidak memerlukan  paman,  saya tidak akan pernah berhenti untuk  menyampaikan amanat-amanat  atau hukum-hukum Allah. Saya lebih mencintai hukum-hukum Tuhan-ku dari jiwaku.  Demi Allah, jika saya terbunuh  di jalan ini  maka  saya menginginkan bahwa saya hidup lalu saya terus mati berkali-kali di jalan ini. Bagi saya ini bukanlah merupakan hal yang menakutkan  bahkan justru saya merasakan kelezatan  yang tidak terhingga di dalamnya, yakni saya menikmati menjalani  penderitaan di jalannya. Rasulullah saw  tengah menyampaikan ceramah ini sementara wajah beliau penuh dengan nur keruhanian dan   kekhusyukan beliau menjadi bertambah kentara di wajah beliau. Dan tatkala Rasulullah menyelesaikan ceramah beliau ini maka dengan melihat cahaya kebenaran itu  serta merta  air mata Abu Talib menjadi bercucuran  seraya  berkata bahwa saya tadinya tidak mengetahui prihal  kondisimu yang sedemikian luhur  itu. Engkau sungguh dalam warna yang  lain dan keagungan  yang berbeda. Pergi dan  teruslah sibuk dalam tugasmu, selama saya hidup, sejauh kemampuan saya, saya akan terus membantumu.

Hadhrat Masih Mauud a.s dalam kaitan  ini  membuat catatan kaki: Topik kisah  Abu Talib  kendati tertera dalam buku-buku, tetapi semua kalimah ini adalah ilham  yang Allah telah turunkan di dalam kalbu  yang lemah ini. Hanya ada satu dua kalimah  untuk penjelasan yang adalah dari yang lemah ini”. Izalah Auham Ruhani Hazain jilid 3 hal 110-111

 Jadi inilah martabat   fana Rasulullah saw   dalam kencintaan kepada Allah swt. Kini orang-orang  duniawi melontarkan kritikan   bahwa beliau –nauzubillah- menghendaki kemegahan dunia yang karenanya beliau melakukan semua ini. Bahkan semua keberatan ini adalah mulai dari sejak  itu ,yakni dari sejak  kebangkitan beliau. Kemudian tidak hanya ini ,mereka mengatakan kata-kata yang keras  dan kasar  dan mereka memberikan ancaman bahwa beliau harus menyudahi missi beliau  bahkan dalam menimpakan kesusahan-kesusahan pun mereka menempuh berbagai macam cara, yang peristiwanya tidak terhitung jumlahnya, tetapi kendati demikian orang-orang kafir tidak dapat mengurangi ari hati kecintaan beliau kepada Allah.

 Demikian juga ada sebuah peristiwa dalam sebuah riwayat bahwa  Hadhrat Abdullah bin Umar bin As r.a meriwayatkan  bahwa  pada suatu kali  saya ada  pada saat  orang-orang besar Quraisy berada di Kakbah  di dekat Hajarulaswad. Mereka  mulai membicarakan Rasulullah saw  seraya berkata  bahwa sebagaimana kita bersabar berkait dengan orang itu  seperti itu kita tidak pernah lakukan untuk siapapun. Dia ini menjelek –jelekkan  nenek moyang kita dan agama kita. Kita telah banyak bersabar akan hal itu.  Pada saat orang-orang ini tengah membicarakan hal ini  maka tiba-tiba Rasulullah saw datang lalu beliau sibuk dalam melakukan tawaf  dan pada saat beliau tengah melakukan tawaf  dan lewat dari dekat  mereka  maka orang-orang kafir berbisik-bisik mengenai diri beliau. Sesuai dengan itu ada tiga kali pernah terjadi seperti itu  dan di wajah Rasulullah saw  terlihat  rasa duka dan kesedihan  dan pada kali yang  ketiga tatkala mereka berbisik-bisik beliau berdiri seraya  bersabda: Hai orang-orang Quraisy ! demi Allah yang jiwaku terletak di tangan kekuasaan-Nya ,  saya datang  membawa kehancuran bagi orang-orang yang seperti kalian. Hadhrat Abdullah bin Umar mengatakan,” Sedemikian rupa pengaruh perkataan Rasulullah saw itu  sehingga orang-orang  Quraisy menjadi  terkesima   dan orang yang begitu paling belak-belakan bicara  di tengah-tengah mereka menjadi berubah    mulai berbicara  dengan lembut  kepada  Rasulullah saw  bahwa silahkan  Tuan pergi. Kemudian beliau saw telah pergi. Kemudian  pada hari yang kedua mereka itu berkumpul  dan dari semua arah  mereka menyerang beliau sambil mengatakan kepada beliau bahwa kamu ini wahai Muhammad  mecela berhala-berhala kami  dan menjelek-jelakkan  agama kami. Rasululah saw bersabda: Ya, inilah yang saya katakan. Abdullah bin Umar mengatakan  bahwa saya melihat seorang  memegang selimut Rasulullah saw. Begitu melihat itu Abu Bakar berdiri  menangis sambil berkata    kepada orang-orang Quraisy,apakah kalian  ingin membunuh orang yang mengatakan  bahwa Rabb saya adalah Allah. Baru orang-orang Quraisy pergi meninggalkan beliau. Perawi mengatakan  bahwa peristiwa perlakuan buruk orang-orang  Quraisy ini  saya lihat langsung  dengan mata kepala saya sendiri. Assiratunnabawawiyyah  li ibni Hisyam  almakruf sirat Ibni Hisyam  dzikru ma laqiya Rasulullah saw  hal. 217-218   

Seperti itu banyak lagi peristiwa-peristiwa lain sebagaimana halnya saya telah katakan bahwa terjadi peristiwa-pristiwa yang penuh dengan marabahaya. Dilancarkan  rencana-rencana  jahat  untuk   menghabiskan beliau dan orang yang mengimani beliau. Tetapi Allah yang telah memutuskan untuk menciptakan kelahiran beliau dari sejak  kelahiran Adam, dan  yang dengan perantaraan kekasih-Nya yang dikasihi ini  Dia telah memutuskan untuk  menyampaikan  amanat-Nya ke seluruh penjuru dunia dan yang  sesuai dengan janji-janji-Nya akan melindungi beliau,  maka sesuai dengan itu Dia senantiasa terus menurunkan malaikat-malaikat-Nya yang menyiapkan sarana perlindungan kepada beliau untuk menolong beliau pada saat –saat sulit.

 Sebagaimana  dalam riwayat-riwayat  tertera sebuah pristiwa: “Setelah  berbicara dengan para pemuka Quraisy  Hudhur saw kemudian pergi  dan Abu Jahal berkata ,” hai Quraisy apakah kalian melihat  bahwa Muhammad tidak  ada kata-kata kita  yang mau diikutinya  dan  tidak berhenti memburuk-burukkan  sesepuh-sesepuh   dan agama kita. Jadi, saya berjanji kepada Tuhan  bahwa besok saya akan datang dengan membawa batu besar  dan pada saat Muhammad melakukan sujud, saya akan menindih kepalanya. Kalian berilah perlindungan kepada saya.  Sesudahnya apa yang Bani Abdi Manaf ingin  lakukan mereka dapat  silahkan mereka lakukan,yakni dari keluarga Hudhur saw. Quraisy mengatakan  bahwa demi Tuhan  kami akan melindungi kamu   dan apa yang kamu  dapat lakukan lakukanlah itu. Maka tatkala  pagi hari tiba,   Abu Jahal datang membawa sebuah batu besar lalu duduk  menunggu  Rasulullah saw yang akan melakukan shalat. Rasulullah saw pun  sebagaimana  kebiasaan beliau, beliau masuk  ke Masjidil haram. Oleh sebab pada hari-hari itu kiblah  adalah   menghadap ke Baitul-Mukaddis maka  beliau   sibuk  dalam melakukan shalat diantara Hajarul aswad dan Rukun Yamani. Orang-orang Quraisy berbaring di tempatnya masing-masing tengah menunggu jasa Abu Jahal . Maka pada saat beliau tengah melakukan sujud,  Abu jahal beranjak membawa batu  untuk memindih kepada Rasulullah saw ,maka tatkala sampai di dekat beliau  maka dari sana dia mundur ke belakang hingga batu jatuh dari tangannya dan dia dalam  kondisi yang sangat buruk dan dalam   keadaan sangat ketakutan dia kembali kepada kaumnya. Orang-orang pun berlari-larian kepadanya dan menanyakan   apa gerangan yang telah terjadi dengan Abulhakam ? Dia menuturkan kisahnya bahwa pada saat  saya berangkat membawa batu kepadanya  untuk  maenyempurnakan pekerjaan yang telah saya janjikan  kepada kalian,maka apa yang saya lihat, ternyata saya melihat   seekor unta besar  mengerikan dan  menganga ingin menerkam   dan  memakan saya. Oleh karena itu  saya segera mundur kebelakang,kalau tidak tadinya saya sulit untuk menghindarkan diri saya. Assiratunnbawiyyah liibni Hisyam  Almakruf sirat Ibni Hisyam hal.222

 Jadi, perhatikanlah bagaimana Allah melindungi kekasih-Nya . Tetapi bagi seorang yang hatinya (mengeras seperti) batu  untuk sementara waktu dengan melihat tanda ini dia menjadi ketakutan,  tetapi pencikan iman tidak menerpanya. Inilah kondisi Abu jahal. Kemudian tatkala  untuk memisahkan kekasih dengan yang dikasihi  segala macam cara/alat dan kekerasan-kekerasan   tidak  dapat ampuh   maka terfikir oleh mereka  bahwa kita iming-imingi dia dengan harta benda duniawi lalu kita lihat, secara langsung kita bicara dengannya lalu kita lihat. Tetapi orang-orang  tuna  akal itu apa yang mereka dapat  ketahui  bahwa seorang yang telah terperangkap dalam perangkap kecintaan pada Allah   dan martabat pun merupakan martabat  yang  Rasulullah saw  telah capai, maka apa hubungannya dengan iming-iming harta benda dunia  itu. Sesuai dengan itu peristiwa tentang iming-iming atau penawaran dunia ini tertera dalam sejarah seperti ini.

Ibni Ishak meriwayatkan  bahwa manakala  Islam dari hari ke hari mulai meraih  kemajuan sedangkan dari pihak orang-orang Quraisy sedapat mungkin  mereka mencegah orang-orang untuk menerima Islam  dan mereka menimpakan berbagai macam kesulitan dan penderitaan. Sejumlah orang mereka penjarakan di dalam rumah mereka. Ibni Abbas meriwayatkan  bahwa pada suatu hari setiap pemimpin suku Quraisy  berkumpul untuk berdialogh  dengan Hudhur saw yang namanya adalah  sbb: Utbah, Syaibah,Abu Sufyan,  Nadhar bin Haris Albakhtari / Abul bakhtari… Abu Jahal bin Hisyam, Abdullah bin Abi Umayyah  ‘As bin Abi Wail,  Umayyah bin Halaf dll  semua ini setelah matahari terbenam  berkumpul di belakang/teras  Kakbah dan seorang berkata kepada yang lainya  bahwa suruhlah panggil seseorang untuk  berbicara dengan   Muhammad (saw)  dan dialoghlah sedemikian rupa sehingga dia    menjadi tidak berdaya. Kemudian mereka mengirim seorang kepada Hudhur. Beliau setelah mendengar amanat ini menganggap  bahwa mungkin mereka mempunyai keinginan untuk mengikuti jalan yang lurus. Sebab, beliau sangat ingin  mereka menerima Islam.  Maka beliau dengan cepat pergi ke pertemuan itu. Semuanya dengan sepakat mengatakan kepada beliau bahwa hai Muhammad (saw ) ! kami memanggil  Tuan  untuk melakukan pembicaran, sebab demi Tuhan, kami dari orang  Arab  siapapun kami tidak dapat ketahui yang sedemikian rupa menjerumuskan kaumnya dalam kesulitan  sebagaimana halnya Tuan telah lakukan (terhadap kami). Tuan ini memburuk-burukkan naenek moyang kami dan  mencela sembahan-sembahan kami, mencerai beraikan Jemaat kami,  tidak ada suatu kerusakan  yang Tuan tidak pikulkan kepada kami. Jika tujuanmu  adalah untuk mengumpulkan harta  maka kami akan menyerahkan harta kami kepadamu sedemikian rupa sehingga  Tuan akan meanjadi orang yang terkaya  diantara kami. Dan jika  ingin menjadi pimpinan,  maka kami akan menjadikan Tuan sebagai pemimpin kami. Jika Tuan ingin menjadi raja maka kami akan menjadikan Tuan  sebagai Raja. Dan  untuk Jin atau siluman  yang datang kepada Tuan  untuk mengobatinya kami siap untuk membelanjakan semua harta kami kepada Tuan.

Rasulullah saw bersabda: Seberapa banyak pembicaraan  yang kalian lakukan  itu  satupun tidak ada didalam diri saya. Saya tidak mengingikan harta, tidak menginginakan kemuliaan dan  tidak menginginkan kerajaan. Saya telah dikirim oleh Allah sebagai Rasul dan Dia telah menurunkan kitab-Nya kepada saya  dan telah memerintahkan  bahwa saya adalah sebagai pemberi ingat dan pemberi habar suka bagi kalian. Saya  memberikan habar suka  dan memberikan peringatan juga. Jadi saya telah menyampaikan amanat Tuhan kepada kalian. Jika kalian menerimanya  maka di dalam itu adalah  faedah untuk diri kalian sendiri. Dan jika kalian tidak menerimanya  maka sabarlah kalian sampai pada saat itu   dan sayapun juga akan bersabar hingga  Tuhan memberikan keputusan diantara saya dan kalian. Assiratunnbawiyyah liibni Hisyam  Almakruf sirat Ibni Hisyam hal.220-221

Beliau Rasulullah saw yakin dan sepenuhnya yakin bahwa beliau adalah Nabi Allah  yang benar  dan keputusan akhir Allah benar-benar  beliau  ketahui  bahwa itu pasti akan memihak saya. Jadi beliau (Rasulullah saw) bersabda, hai orang-orang kafir!  Kalian akibat  tidak ada rasa malu,kalian tidak dapat bergeser  dari agama kalian yang palsu. Di dalam surah ( يَاأَيُّهَا الْكَافِرُونَ ) semua perkara ini diterangkan. Maka, saya yang  sebagai nabi Allah bagaimana saya akan dapat berhenti  untuk menyampaikan amanat Allah   yang Allah telah perintahkan kepada saya. Bagaimana  saya bisa berhenti  beribadah kepada Tuhan yang setiap hari terus memperlihatkan tanda-tanda-Nya yang baru kepada saya,  yang mana Dia sendiri yang berdiri  untuk menandingi kalian dari pihak saya. Kalian silahkanlah lakukan terus perlawanan kepada saya, jangan  lagi ada tersisa upaya-upaya untuk menyakiti saya,  tetapi ingatlah  bahwa sayalah yang akan menang. Kepada kalian inilah jawaban  yang Allah telah ajarkan kepada saya bahwa kalian tetaplah dalam agama kalian dan saya akan tetap dalam agama saya.

 لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ  Tapi ingatlah bahwa ini sudah merupakan ketetapan, takdir Allah telah memberikan keputusan,Tuhan saya telah mengambil keputusan,yakni Tuhan yang  Maha  mengetahui yang hadir dan yang gaib  dan  mengetahui yang  akan  datang, Tuhan yang terus menerus  menzahirkan  kecintaan-Nya kepada saya,Takdir  Tuhan itu kini  adalah bahwa agama Tuhan yang Esa itulah yang akan meraih kemenangan  dan era kalian akan berakhir. Jadi jawaban ini Allah telah suruh ucapkan dari lidah  orang yang mencintai-Nya dan  kepada  orang yang Dia cintai.(Dia takdirkan untuk diucapkan)

Kecintaan Rasulullah saw kepada zat Allah  dan antusiasme beliau untuk menegakkan ke-Esaan Tuhan di muka bumi  dan yang untuk itu beliau telah berupaya,  itu tidak ada yang  dapat menghadapinya. Tetapi jika kapan saja berkenaan  Zat itu,  berkenaan dengan Zat Allah swt beliau mendengar kalimat yang luhur dan baik  maka beliau senantiasa memberikan pujian.

 Tettera dalam sebuah riwayat  yang bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah  bahwa Rasulullah saw (karena senang, sebagai pujian beliau mengutip syair  seraya ) bersabda: Perkara  yang paling benar   yang seorang penyair pernah  katakan  adalah penggalan syair  Labid : Dengarlah, selain Allah  segala sesuatunya adalah batil  dan akan musnah” Bukhari kitabul manaqib  alanshar  bab ayyamuljaahiliyyah

 Kemudian kecintaan kepada Allah  dan gairat akan nama-Nya  sampai sejauh mana ada dalam diri beliau sehingga beliau siap untuk meanggung  kerugian, tetapi beliau tidak bisa menerima  apabila  tuntutan gairat Allah tidak dipenuhi.

Sebagaimana tertera dalam sebuah riwayat . Hadhrat Aisyah meriwayatkan  bahwa pada saat  Rasulullah saw tengah pergi menuju perang Badar,pada saat Islam  dalam  keadaan   yang sangat lemah. Dan sebalum tiba di Badar seorang hadir di sebuah tempat  dan orang tersebut terkenal dengan keberanian dan  kepiawaiannya  dalam berperang.  Para sahabah  menjadi sangat gembira begitu  melihatnya. Dia menawarkan diri  kepada Rasulullah saw  bahwa saya ikut berperang dengan Tuan dengan syarat   saya pun diberikan bagian dari harta rampasan perang. Beliau bertanya apakah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia menjawab, tidak. Beliau bersabda kalau begitu kamu boleh meninggalkan tempat ini. Saya tidak ingin meminta bantuan dari seorang yang musyrik. Beberapa lama kemudian setelah  hadir dia kembali  memohon seperti ini. Maka  jawaban inilah yang beliau berikan. Dia datang untuk  ketiga kalinya  dan bertanya  bahwa  ikutkanlah saya juga dalam lasykar ini.

Kemudian beliau bertanya  apakah kamu berikan kepada Allah dan Rasul-Nya .  Pada kali ini dia memberikan jawaban ,ya. Maka beliau bersabda, boleh. Beliau bersabda,kalau begitu ikutlah bersama kami. Muslim Kitabul jihad  bab karahiyatul isti’anganah. Jika ada seorang yang cinta dunia maka tentu  akan mengatakan  bahwa ini bantuan   ada yang datang,   mamfaatkanlah  itu. Tetapi gairat beliau tidak dapat menerima bahwa di dalam peperangan yang dilakukan atas nama Allah   bantuan diambil dari orang musyrik.

Kemudian tertera dalam sebuah riwayat bahwa Hadhrat Umar r.a pada suatu saat   bersumpah atas nama bapaknya. Rasulullah saw memanggilnya lalu menegurnya seraya bersabda : Dengarlah, Allah  melarang kalian untuk bersumpah atas nama bapak kalian. Siapa yang perlu  harus bersumpah maka  bersumpahlah atas nama Allah   atau diamlah.Bukhari kitabul adab  bab man lam yara kuffaara  man qaala mutaawwilan atau jaahilan. Pertama, adalah bahwa  ada orang yang merupakan adat kebiasaannya bersumpah atas nama Allah atas  hal-hal yang kecil-kecil. Itu sudah menjadi kebiasaan umum.  Hendaknya jangan   mengucapkan sumpah seperti itu. Jika dalam sejumlah kondisi, akibat  sejumlah keterpaksaan terpaksa harus mengucapkan sumpah  maka pada saat itu sumpah dilakukan  dan  pada saat itu hendaknya yang ada di dalam fikiran kita   adalah bahwa saya tengah menjadikan Allah sebagai saksi. Beliau dalam kondisi apapun tidak pernah dapat menerima  bahwa apa yang merupakan hak Allah jangan ada yang dapat dekat menyentuh ke  dekatnya dalam keadaan  tidak tahu. Kemudian jika sedikit saja kemungkinan   ada sejumlah amal membawa kepada syirik  maka beliau  dengan sangat keras  menolaknya. Mengenai  pergi ke kuburan- kuburan untuk  doa   beliau telah memberikan izin,  tetapi beliau tidak dapat menerima bahwa di atas kuburan-kuburan itu  dinyalakan lampu. Sejumlah orang menyalakan lampu dan  lilin. Maka tertera dalam sebuah riwayat  yang diterangkan oleh  Hadhrat Ibni Abbas   bahwa Rasulullah saw melaknat orang-orang  yang berziarah ke kuburan seperti itu, menjadikan kuburan-kuburan itu sebagai sembahan  selain Allah dan  mejadikan tempat itu untuk menyalakan lampu-lampu. Turmudzi kitabushalat bab maa jaa aa fi karahiyati  anyattakhidzal ‘alal qabri masjidan.

 Dewasa ini  perhatikanlah di negeri –negeri kita(ummat Islam)  orang-orang yang dikatakan  orang-orang Islam pun melakukan tindakan  seperti ini. Mereka para wali  yang (ketika hidupnya)  mereka sendiri merupakan wujud-wujud yang terus menerus memperjuangkan tegakknya  tauhid  Ilahi tetapi atas nama mereka  justru syirik itu terjadi. Kepadanya diminta keinginan-keinginannya dikabulkan, kepadanya dimohon keinginann-keinginan mereka dipenuhi, mereka kesana untuk bernazar  dan  kain selimut yang bertatahkan benang emas yang selimutkan di atas kuburannya dan ini merupakan kenyataan   yang sebenarnya  dan itu kini  ada. Seorang perempuan memberitahukan  bahwa dia kenal dengan seorang permpuan yang memiliki  seorang anak. Dia mengatakan bahwa anak ini diberikan oleh Data Sahib(nama seorang wali terkenal). Saya katakana padanya, takutlah pada Tuhan. Dia menjawab, tidak. Saya,katanya, sebelumnya terus meminta kepada Tuhan,  saya terus memanjatkan doa  dalam shalat-shalat,  namun saya tetap tidak dapat melahirkan  anak. Pada saat saya pergi ke  makam Data sahib  maka setelah itu saya mendapatkan anak. Jadi, daripada  Allah –menurut dia-Data sahib merupakan segala-galanya. Sama sekali tidak rasa ada rasa takut pasa Tuhan. Dan di anak benua kecil(India) -sebagaimana saya telah katakan – yang  dikatakan sebagai Muslim pun banyak sekali mereka  yang  sedang terjerumus dalam syirik ini. Rasul Allah telah melaknat orang yang seperti itu.

 Kemudian tertera dalam sebuah riwayat  bahwa Hadhrat Aisyah r.a meriwayatkan  bahwa Hadhrat Ummi Salma menyebutkan mengenai sebuah Gereja di Habsyah   yang diberi nama Maryah dan di dalamnya diletakkan gambar.  Atas hal itu Hudhur saw bersabda bahwa ini adalah merupakan kaum  apabila  di kalangan mereka  ada orang  saleh   yang mati  maka di atas kuburannya mereka membuat mesjid-mesjid dan di dalamnya mereka membuat patung. Orang-orang seperti itu   adalah merupakan makhluk yang terburuk. Bukhari kitabusyshalat  bab asshalaatu fil bai’ati

Di dalam sebuah tempat tertera juga demikian  bahwa dalam keadaan beliau sedang sakit   perkataan ini  disebut. Maka begitu  mendengar ini (mereka menjadikan kuburan nabi mereka sebagai masjid) beliau serta merta bengun duduk dengan penuh semangat  dan beliau bersabda   sangat buruk sekali orang-orang  yang melakukan seperti ini. Kondisi beliau sendiri beliau biasa memanjatkan doa seperti iniاللهم لا تجعل قبرى وثنا Allaahumma laa taj’al qabri wasnan– hai Allah ! janganlah Engkau jadikan kuburanku  sebagai tempat penyembahan  berhala.

Seorang yang sepanjang umur setiap saat, setiap detik   penuh waktunya dalam mencintai Allah, terus berupaya  menegakkakan tauhid  Ilahi, kaki-kakinya menjadi kejang dan bengkak karena  terus  menerus beribadah sepanjang malam, yang   keinginannya hanya satu   agar  setiap orang di dunia menjadi orang-orang yang beribadah kepada Tuhan yang Esa,  maka bagaimana mungkin dapat bersabar  /menerima  bahwa kuburnya  menjadi tempat syirik. Dan sampai kini sebagai pengambulan doa itu  Dia telah telah menyelamatkan kuburan yang penuh berkah itu  dari syirik. Tetapi heran sekali pada orang-orang Islam –sebagaimana saya sebelumnya telah katakan-  orang-orang  pergi ke kuburan orang sufi-sufi dan para fakir /arif billah  untuk  melakukan syirik dan tempat itu kini menjadi pangkalan   syirik.

Hadhrat Masih Mauud a.s bersabda: ” Saya senantiasa melihat dengan pandangan penuh rasa kekaguman bahwa nabi dari Arab   yang bernama   Muhammad  saw (Ribuan salam dan selawat sejahtera padanya) betapa luhur martabat yang dicapai nabi itu. Titik puncak ketinggian  martabatnya tidak dapat diketahui,  memperkirakan pengaruh daya pensuciannya bukanlah  merupakan pekerjaan manusia. Namun sangat disayangkan  sebagaimana  martabatnya seyogianya harus  dikenal martabatnya itu tidak dikenal. Tauhid yang telah sirna dari muka bumi ini dialah sosok panglima   yang membawanya kembali ke dunia ini. Dia dengan cara yang sangat luar biasa  telah mencintai Allah dan dalam bersimpati kepada ummat manusia telah memberikan pengaruh kepada    jiwanya. Oleh karena itu Allah yang mengetahui akan rahasia hatinya  telah menganugerahkan kelebihan melebihi semua nabi-nabi dan  melebihi orang-orang terdahulu serta  orang-orang yang datang kemudian, dan keinginan serta  cita-citanya dipenuhi di masa hidup juga”. Haqiqatul wahyi  ruhani Hazain  jilid 22 hal 118-119

 Kemudian beliau bersabda: ” Bacalah Al-Quran sambil merenungkan  kandungan isinya.  Lebih dari nabi kita Muhammad saw tidak ada  contoh manusia sempurna  manapun dan  untuk yang akan datang pun tidak akan ada   sampai hari Qiamat. Kemudian lihatlah kendati dengan mendapatkan mukjizat ilahiah  sekalipun  kondisi Hudhur saw senantiasa tetap berada pada kondisi  menghambakan diri  dan berkali-kali beliau mengatakan أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ (aku ini hanya seorang manusia seperti kamu) sehingga di dalam kalimah tauhid  pernyataan beliau sebagai hamba  dibakukan  sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Yang tampa itu  seorang Muslim tidak dapat dikatakan sebagai seorang Muslim. Renungkan dan  renungkanlah kembali. Jadi dalam kondisi mana cara kehidupan pemberi petunjuk yang sempurna  memberikan pelajaran kepada kita  bahwa setelah sampai kepda kedekatan yang tertinggi  pengakuan  penghambaan itu tidak lepas. Oleh karena itu siapapun berfikiran seperti itu atau membawa pemikiran  seperti itu di dalam hati (penghambaan/beribadah  itu dapat lepas) adalah  merupakan perkara yang sia-sia dan tidak berguna”. Malfuzhat  jilid I hal.74

 Jadi, inilah  martabat Rasulullah saw  yang untuk menegakkannya  dan untuk menciptakan kecintaan Allah di dalam hati manusia  beliau telah lahir. Martabat manusia yang paling luhur  dan kedudukan /tingkat sebagai hamba Allah  Yang Rahman  yang oleh seseorang  yang paling tinggi dapatkan adalah yang didapatkan oleh Rasulullah saw. Beliau telah dibangkitkan supaya manusia dapat mengenal dirinya dan mengenal Zat Allah   dan dapat memperkenalkan Zat Allah. Beliau dibangkitkan untuk menegakkan  tauhid Ilahi. Dan di dalam inilah beliau telah melewati seluruh kehidupan beliau. Dan  keinginan beliau adalah  supaya  setiap individu dan setiap orang di dunia menjadi tegak pada tauhid  Ilahi. Dan pada zaman  ini juga murid beliau Hadhrat Masih Mauud a.s  telah memperkenalkan  kepada kita dengan perantaraan ajaran beliau. Jadi, ini menjadi  kewajiban kita bahwa jika dalam mengikuti majikan kita saw   kita menjadikan bagian kehidupan-kehidupan kita untuk beribadah pada Tuhan yang Esa dan memiliki gairat akan nama itu  maka baru kita pada hakekatnya dapat dikatakan orang yang mengatakan

لا اله الا الله محمد رسول الله laailaahaillallah muhammadurrasuulullah. Semoga Allah memberikan taufik kepda kita semua.

( Pada khutbah ke dua dalam menyinggung muballigh Burkina faso  Syeikh Ahmad Hudhur bersabda:)

 Ada  pengumuman yang sangat mengejutkan. Satu  adalah seorang muballigh kita yang bertugas sebagai muballigh di Burkina Faso, Afrika Barat wafat setelah menderita sakit yang sangat singkat. Sehari sebelumnya  beliau  dalam kondisi sehat dan beliau   masih muda. Beliau adalah adik Mubarak Sadiqi kita yang ada disini. Semoga Allah meninggikan derajat beliau dan menyelimutinya dengan jubah  ampunan-Nya. Beliau adalah sosok  yang  banyak memiliki  keistimewaan. Di dalam diri beliau terdapat  gejolak  keitaatan yang luar biasa. Ucapan belasungkawa yang datang dari para muballigh yang bertugas di Burkina faso  di dalam itu kelebihan –kelebihan beliau  yang mereka catat  itu pada hakekatnya adalah merupakan  hal- hal  yang di dalamnya saya dapat katakan  bahwa  itu tidak ada yang dilebih-lebihkan. Beliau adalah seorang yang sangat tekun,  merupakan sosok yang memiliki  gairat yang luar biasa,  memiliki gairat akan nama Allah,merupakan sosok  yang peduli terhadap pengkhidmatan pada  ummat manusia dan sosok yang tidak mementingkan diri sendiri. Setiap saat wajahnya senantiasa melemparkan senyum. Mereka menulis bahwa kapan saja ada pertemuan atau  Jalsah  maka Syakil sahib sedemikian rupa  sibuk  dalam tugas-tugas yang ditugaskan  padanya sehingga beliau tidak menghiraukan makan,  mandi , mencuci dll. Dan   pada saat saya melakukan turba   saya melihat bahwa beliau terus menerus melakukan pengkhidmatan. Yang   yang lain pun berkhidmat juga. Pada hari-hari turba itu istrinya sedang dalam keadaan sakit dan dirawat  di rumah sakit namun kendati demikian tugas yang diberikan padanya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Beliau pergi ke rumah sakit  dengan berlari-lari dan begitu datang langsung mengerjakan tugas. Kemudian  beliau tidak memberikan  kesan  kepada  orang lain (pimpinan)   bahwa saya (beliau) dalam keadaan terpaksa  namun  saya tetap disuruh melakukan tugas-tugas, tetapi sebaliknya dengan rasa senang hati beliau melakukan tugas-tugas ini, sekali pun  mengatakan ini bahwa  beliau banyak memikirkan keluarga  (yang sedang sakit). Beliau tidak memikirkan makan minum dan setiap saat  wajah beliau senantiasa dihiasi senyum.

Tetapi amir sahib menulis satu hal  dan mungkin saja   benar  pandangan orang bahwa beliau  senantiasa tersenyum, namun  amir sahib  menulis bahwa saya,kata amir sahib, juga melihat beliau menangis,yakni  pada saat  disebutkan  bahwa harus memenuhi target – target alokasi baiat, sementara   baiat tidak ada atau alokasi baiat tidak terpenuhi yang   menurut pandanagan beliau (Syakil)  sejumlah sekian yang baiat hendaknya ada  dan  saya (Syakil) harus mengirimkan laporannya. Pada saat itulah beliau menangis  bahwa bagaimana saya harus mengirimkan laporan seperti itu  dan beliau biasa  mengirimkan permohonan doa kepada Hudhur. Dan sungguh dia telah menunaikan  haknya(sebagai muballigh). Beliau adalah termasuk  orang-orang  yang memenuhi tuntutan hak amanat-amanat  dan juga memenuhi janji-janjinya   dan dari segi itu kewafatan beliau  di medan pertablighan juga adalah merupakan kewafatan seorang yang syahiid,yang tidak pernah mati.

Pada saat itu  juga sebelum jatuh sakit beberapa jam sebelumnya, pada malam terakhir  para muballigh  mengatakan  bahwa pada saat sedang duduk /rapat untuk melakukan pembahasan bidang pertablighan  maka di dalam itu beliau sepenuhnya aktif mengambil bagian dan  beliau banyak memberikan usul-usul.

Jadi, berdoalah semoga Allah menyelimutinya dengan jubah  ampunan-Nya. Semoga Dia menganugerahkan  tempat disisi-Nya  dan keluarganya dan seorang anak perempuannya juga dianugaerahi  kesabaran oleh-Nya. Kedua ibu bapaknya masih hidup, semoga Allah memberikan kesabaran pada mereka.

Demikian pula Pir Alam Sahib, seorang sesepuh yang dikenal disini  yang dari sejak khalifah datang ke London sudah ada disini beliau kemarin wafat إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

 Beliau lahir tahun 1919 dan pada tahun 1979 sesudah pension, beliau mengajukan diri untuk berkhidmat  Jemaat. Beliau  bekerja di kantor sekretaris pribadi. Kemudian sesudah itu beliau datang kemari. Dan dengan karunia Allah   beliau mendapat taufik untuk melakukan pengkhidmatan. Sebab, beliau tinggal tidak jauh dari sini oleh karena itu beliau termasuk  diantara orang yang paling awal datang  pada waktu shalat subuh  dan sebagaimana kebiasaan beliau  jika sekiranya beliau jauh sekalipun  maka sungguh beliau merupakan orang-orang yang paling pertama masuk kantor. Dan beliau terus melakukan tugas kantor dengan tekun.  Dan kemudian selama kesehatan beliau  mengijinkan  maka beliau bekerja mengerjakan pekerjaan  sepenuhnya sepanjang jam  kantor  dan sesudahnya pun  sampai kini  sampai beberapa hari sebelumnya  beliau telah melaksanakan pekerjaan dengan sempurna . Dan beliau mengerjakan  tugas di bidang  surat-menyurat  dalam bahasa Inggris. Semoga Allah meniggikan derajat beliau  dan mengampuni beliau  dan anak dan istrinya dianugaerahi taufik untuk bersabar.

                                                    Qamruddin Syahid

Begin typing your search above and press return to search.
Select Your Style

You can choose the color for yourself in the theme settings, сolors are shown for an example.