Perlunya Seorang Imam
![perlunya seorang imam](https://ahmadiyah.id/wp-content/uploads/2017/09/perlunya-seorqng-imam.png)
Judul : Perlunya Seorang Imam
Penulis : Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad
Judul Asli : Darurat-ul-Imam (Urdu)
Penerjemah : Hafizur Rahman
Penyunting : Ekky O. Sabandi
Edisi : Cetakan Keenam, Mei 2017
Ukuran : 14.8 x 21 cm
Isi : xii + 82 halaman
Penerbit : Neratja Press
ISBN : 978-602-0884-09-7
Sinopsis Perlunya Seorang Imam
Hazrat Ahmad as memulai buku ini dengan merujuk pada sebuah Hadist yang mengatakan bahwa mereka yang tidak mengenali Imam zamannya, jika ia wafat maka ia wafat dalam keadaan kebodohan (jahiliyah). Hadist ini kiranya cukup bagi seorang yang takut kepada Tuhan untuk mencari siapa yang menjadi Imam dalam zamannya. Beliau selanjutnya mengatakan bahwa arti Imam tidak hanya berarti orang yang mendapat mimpi, kasyaf atau wahyu saja.
Arti Imam lebih luas lagi dari pengertian tersebut karena yang membedakan adalah apakah nama Imam itu telah tersurat di langit sebagai seorang Imam dari zamannya.
Ciri-ciri seorang Imam zaman adalah:
- Memiliki karakter yang menonjol kuat. Karena seorang Imam harus menghadapi para pelaku anarkis yang
bermental rendah, maka ia harus memiliki moral tinggi yang menjadikannya dapat menahan amarahnya. - Memiliki kemampuan Imamat yaitu ia harus memiliki kecenderungan untuk terus maju di jalan yang benar,
mencari keridhoan Tuhan, pengagungan Tuhan dan lain-lain ciri seorang Imam. - Memiliki pengetahuan yang luas. Karena Imamat mengharuskan yang bersangkutan memiliki kecenderungan untuk terus maju di jalan yang benar maka ia harus mengendalikan semua kekuatannya untuk mencapai tujuan tersebut serta ia harus menyibukkan dirinya dengan doa agar Tuhan memberinya pengetahuan lebih.
- Teguh pendirian, tidak mengenal lelah atau pun putus asa serta tidak boleh mengendur dalam upayanya.
- Selalu meminta pertolongan Tuhannya. Apa pun tantangan yang dihadapinya, ia hanya bertumpu kepada Allah swt dan meminta pertolongan-Nya dan meyakini bahwa pertolongan itu akan datang.
- Ia harus sedemikian rupa sehingga Tuhan memberinya kasyaf dan wahyu. Terutama melalui wahyulah seorang Imam memperoleh pengetahuan spiritual dari Tuhannya.
Setelah menguraikan persyaratan seorang Imam zaman, lalu beliau menyatakan bahwa dirinyalah yang menjadi Imam pada zaman sekarang dan beliau telah memenuhi semua persyaratan di atas. Buku ini juga mencantumkan sebuah surat dari Maulvi Abdul Karim kepada salah satu sahabatnya. Tercantum juga catatan tentang pajak penghasilan dan sebuah tanda baru dari Tuhan.
Buku Lainnya:
- Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian
- Wahyu, Rasionalitas, Pengetahuan dan Kebenaran
- Buku Khutbah Ilhamiyah
- Inti Ajaran Islam
- Filsafat Ajaran Islam
- Al-Masih di Hindustan
- Awal Perselisihan dalam Islam
- Menghapus Satu Kesalahan
- Riwayat Rasulullah
- Ahmadiyah Menggugat (Menjawab Tulisan: “Menggugat Ahmadiyah”)
- Tiga Masalah Penting
- Keberkatan Doa
- Dzikir Ilahi
- Klarifikasi terhadap Buku “Kesesatan Ahmadiyah dan Plagiator”
- Karakteristik Orang-orang Shalih
- Tuhan di Abad-21
- Tuntunan Ibadah Shalat
- Tinjauan atas Perdebatan Batalwi dengan Chakralwi
- Penjelasan Ahmadiyah