Pintu gerbang rahmat dan kasih Ilahi tidak pernah ditutup. Siapa pun yang berpaling kepada-Nya dengan hati yang tulus dan lurus, maka Dia bersifat Maha Pengampun dan Maha Penyayang serta menerima pertobatan. Adalah suatu kedurhakaan mempertanyakan berapa banyaknya pendosa yang akan diampuni Allah Swt Khazanah rahmat-Nya tidak mengenal batas. Dia tidak berkekurangan apa pun dan gerbang- gerbang menuju kepada-Nya tidak dihalangi. Barangsiapa yang tiba di hadirat-Nya akan mencapai derajat tinggi. Semua itu merupakan janji yang hakiki. Seseorang yang berputus-asa akan Tuhan Yang Maha Kuasa dimana maut di akhir hayatnya tiba dalam keadaan ia sedang tidak menyadari, adalah orang yang amat sial karena ia akan menemukan pintu rahmat dalam keadaan terhalang oleh dirinya sendiri.
(Malfuzat, vol. III, hal. 296-297).
Ada orang-orang yang memang menyadari apa yang namanya dosa, tetapi juga ada orang yang tidak mengenal apakah itu. Karena itulah Allah Swt telah mengajarkan istighfar dalam segala situasi agar manusia menyibukkan dirinya dengan beristighfar guna memelihara dirinya dari segala dosa, baik yang bersifat internal atau pun eksternal, apakah disadari atau pun tidak. Sepatutnya setiap manusia selalu memintakan ampun untuk segala macam dosa, baik yang dilakukan tangan, kaki, lidah, hidung, telinga atau pun mata. Kita ini sebaiknya berdoa sebagaimana doa Adam as yaitu:
“Wahai Tuhan kami, kami telah berlaku aniaya terhadap diri kami dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak mengasihani kami, niscaya kami akan termasuk orang-orang merugi.”(QS. 7, Al-Araf: 24).
Doa ini telah dikabulkan. Janganlah hidup tanpa kesadaran. Mereka yang selalu sadar akan diselamatkan dari musibah yang berada di luar kemampuan dirinya memikul. Tidak akan ada kesialan menimpanya tanpa perintah Tuhan. Karena itulah aku telah diajari sebuah doa melalui sebuah wahyu:
“Ya Tuhan-ku, segalanya adalah khadim dan
tunduk kepada-Mu, karena itu
ya Tuhan-ku jagalah
aku, tolonglah aku
dan kasihanilah aku.”
(Malfuzat, vol.
IV, hal. 275-276).
Ketidak-acuhan sering muncul karena sebab-sebab yang tidak diketahui. Terkadang tanpa disadari seseorang, hatinya tiba-tiba dipenuhi karat dan kegelapan. Karena itulah perlu selalu beristighfar. Dengan cara itu bisa dihindari kalbunya dijangkiti noda karat dan kegelapan.
Umat Kristiani beranggapan bahwa istighfar menunjukkan si pelakunya telah melakukan suatu dosa. Padahal hakikat daripada istighfar adalah sebagai penjagaan agar manusia tidak melakukan dosa. Bila istighfar bermakna sebagai permohonan ampun atas dosa yang telah dilakukan, lalu istilah apa yang akan digunakan untuk menekan kecenderungan dosa di masa depan?
Semua Nabi-nabi memerlukan istighfar. Tambah rajin seseorang ber istighfar akan menjadi tambah suci kalbunya. Makna hakiki daripada istighfar adalah Tuhan telah menyelamatkan dirinya. Menyebut seseorang suci mengandung arti bahwa yang bersangkutan telah diampuni.
(Malfuzat, vol. IV, hal. 255).