AL-QASIDAH
PUJI SANJUNGAN KEPADA NABI MUHAMMAD
Oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
يَاعَيْنَ فَيْضِ اللهِ وَ الْعِرْفَانٖ يَسْعَى اِلَيْكَ اْلخَلْقُ كَاالظَّمْاٰنٖ
Wahai sumber mata air pengetahuan dan rahmat Ilahi, Semua mahluk bagai yang haus menjurus kepadamu.
يَابَحْرَ فَضْلِ اْلمُنْعِمِ اْلمَنَّانٖ تَهوِىْ إِلَيْكَ الرُّمَرُبِاالْكِيْزَانٖ
Wahai samudera rahmat dan karunia tak berhingga, Umat melurukmu berbekal wadah piala kosong.
يَاشَمْسَ مُلْكِالْحُسْنِ وَالْاِنْسَانٖ نَوَّرَتْ وَجْهَالْبَرِّ وَ الْعُمْرَانٖ
Wahai mentari kerajaan keindahan dan rahmat, Engkau telah mencerahkan wajah gurun dan kota.
قَوْمٌ رَّأَوْكَ وَاُمَّةٌ قَدْ اُخْبِرَتْ مِنْ ذٰلِكَ الْبدْرِالَّذِىْ أَصْبَانِىْ
Sebuah bangsa mendapat kehormatan memilikimu, Dan yang lain mendengar rembulan yang telah memukau diriku.
يَبْكُوْنَ مِنْ ذِكْرِالْجَمَالِ صَبَابَةً وَتَاَلُّمًامِّنْ لَّوْعَةِ الْهِجْرَانٖ
Berurai air mata mereka mengenang keindahan dikau, Kepedihan perpisahan merenggut kalbu.
وَأَرَى الْقُلُوبَ لَدَى الْحَنَجِرِكُربَةً وَأَرَالْغُرُوْبَ تُسِيْلُهَاالْعَيْنَانٖ
Hati-hati yang berdetak liar, Dan air mata yang mengalir deras.
يَامَنْ غَدَافِىْ نُوْرِهٖ وَضِيَائِهِ كَاالنَّيِّرَيْنِ وَنَوَّرَالْمَلَوَانٖ
Wahai engkau yang bercahaya laiknya mentari dan rembulan, Telah mencerahkan keseharian dengan nurmu.
يَابَدْرَنَا يَااٰيَةَ الرَّحْمٰنٖ أَهْدَى الْهُدَاةِ وَأَشْجَعَ الشَّجْعَانٖ
Wahai bulan purnama, tanda dari Tuhan kami yang Pengasih, Wahai pembimbing yang paling terbimbing dan yang paling perkasa.
إِنِّىْ أَرٰى فِىْ وَجْهِكَ الْمُتَهَلِّلٖ شَأْنًايَّفُوْقُ شَمَائِلَ الْاِنْسَانٖ
Wajahmu cemerlang memukau mata, Fitrat termulia di antara fitrat manusia.
شُجُحٌ كَرِيْمٌ بَاذِلٌ خِلُّ التُّقٰى خِرْقٌ وَّفَاقَ طَوَائِفَ الْفِتْيَانٖ
Ia wujud pemurah, pengasih, pecinta ketakwaan, Pengasih dan yang mengungguli para pemuda.
فَاقَ الْوَرٰى بِكَمَالِهٖ وجَمَالِهٖ وَجَلَالِهٖ وَجَنَانِهِ الرَّيَّانٖ
Kesempurnaan dan kecantikannya mengungguli semua mahluk, Dalam keagungan dan dalam keramahannya.
لَا شَكَّ أَنَّ مُحَمَّدًا خَيْرُالْوَرٰى رِيْقُ الْكِرَامِ وَنُخْبَةُ الْاَعْيَانٖ
Tak diragukan, Muhammad adalah mahluk terbaik, Ia adalah yang terbaik dan penghulu pilihan.
تَمَّتْ عَلَيْهِ صِفَاتُ كُلِّ مَزِيَّةٍ خُتِمَتْ بِهٖ نَعْمَآءُ كُلِّ زَمَانٖ
Semua kesempurnaan mewujud dalam dirinya, Karunia tiap zaman memuncak dalam wujudnya.
وَاللهِ مُحَهَّدًا كَرِدَافَةٍ وَبِهِ الْوُصُوْلُ بِسُدَةِ السُّلْطَانٖ
Allah saksiku bahwa Muhammad adalah khalifah-Nya, Hanya melalui ia semata akan dicapai hadirat Ilahiah.
هُوَ فَخْرُ كُلِّ مُطَهِّرٍوَمُقَدَّسٍ وَبِهٖ يُبَاهِى الْعَسْكَرُ الرُّحَانِى
Ia adalah kebanggaan setiap orang saleh dan suci, Bala tentara kerohanian menyanjung dirinya.
هُوَ خَيْرُ كُلِّ مُقَرَّبٍ مُّتَقَدِّمٍ وَالْفَضْلُ بِالْخَيْرَاتِ لَابِزَمَانٖ
Ia lebih luhur dari mereka yang pernah mendekat kepada Allah, Karena kriteria keluhuran adalah fitrat, bukannya masa.
وَالطَّلُّ قَدْ يَبْدُوْ أَمَامَ الْوَبِلٖ فَالطَّلٌّ لَّيْسَ كَالتَّهْتَانٖ
Gerimis halus sering mengisyaratkan hujan, Namun ada perbedaan besar di antara keduanya.
بَطَلٌ وَّحِيْدٌ لاَّ تَطِيْشُ سِهَامُهٗ ذُوْ مُصْمِيَاتٍ مُّبِقُ الشَّيْطَانٖ
Hanya ia pemanah yang tak pernah meleset sasaran, Ia itulah pemanah utama yang panahnya membunuh Syaitan.
هُوَ جَنَّةٌ إِنِّىْ أَرٰى أَثْمَارَهٗ وَقُطُوْفَهٗ قَدْ ذُلِّلَتْ لِجَنَانِىْ
Ia mirip dengan taman surgawi, aku melihat buahnya, Yang rangkaiannya telah diturunkan ke kalbuku.
أَلْفَيْتُهٗ بَحْرَالْحَقَائِقِ وَالْهُدٰى وَرَأَيْتُهٗ كَالذُّرِّفِى الَّمَعَانٖ
Ia adalah samudra kebenaran dan bimbingan, Penuh pesona laiknya mutiara.
قَدْ مَاتَ عِيْسٰى مُطْرِقًاوَّنَبِيُّنَا حَيٌّ وَّرَبِّىْ إِنَّهٗ وَافَانِىْ
Sesungguhnya Isa telah wafat namun Nabi kami tetap hidup, Tuhan saksiku bahwa aku telah bertemu wujudnya.
وَاللهِ إِنِّىْ قَدْ رَأَيْتُ جَمَالَهٗ بِعُيُوْنِ جِسْمِى قَاعِدًا بِمَكَانِىْ
Sumpahku demi Allah, aku telah menyaksikan wujudnya yang cantik, Dengan mata kepala sendiri kala duduk di rumahku.
وَنَبِيُّنَا حَىٌّ وَّإِنِّىْ شَاهِدٌ وَقَدِ اقْتَطَفْتُ قَطَآئِفَ اللُّقْيَانٖ
Nabi Suci kami tetap hidup dan aku saksinya, Ku dapat karunia bernas berbicara dengannya.
وَرَأَيْتُ فِىْ رَيْعَانِ عُمْرِىْ وَجْهَهٗ ثُمَّ النَّبِىُّ بِيَقْظَتِى لاَقَانِى
Ku dapat kehormatan melihat wujudnya di masa mudaku, Ia memberkatiku dengan kehadirannya dalam keadaan terjaga.
إِنِّىْ لَقَدْ اُحْيِيْتُ مِنْ إِحْيَآئِهٖ وَاهًالِاِعْجَازٍ فَمَا أَحْيَانِىْ
Sesungguhnya aku hidup kembali berkat rahmatnya, Puji syukur kepada Alla, betapa ajaibnya, betapa agung hidup yang dikaruniakannya kepadaku.
يَارَبِّ صَلِّ عَلٰى نَبِيِّكَ دَائِمًا فِىْ هٰذِهِ الدُّنْيَا وَبَعْثٍ ثَانٖ
Wahai Tuhan-ku, limpahkan berkat-Mu kepada Nabi Suci, Selama-lamanya, di dunia dan di akhirat.
يَاسَيِّدِىْ قَدْجِئْتُ بَابَكَ لاَهِفًا وَاْلقَوْمُ بِالْاِكْفَارِ قَدْ اٰذَانِى
Wahai penghuluku, aku mengetuk pintumu laiknya orang teraniaya, Karena umatku menyakiti diriku dengan menyebutku kafir.
اُنْظُرْ إِلَيَّ بِرَحْمَتٍ وَّتَحَنُّنٍ يَا سَيِّدِىْ أَنَاأَحْقَرُالْغِلْمَانٖ
Pandanglah aku dengan belas kasihan, Wahai junjunganku, aku adalah hambamu yang paling hina.
يَاحِبِّ إِنَّكَ قَدْ دَخَلْتَ مَحَبَّةً فِىْ مَهْجَتِىْ وَمَدَارِكِىْ وَجَنَانِىْ
Wahai kekasihku, jiwaku, inderaku, kalbuku, Seluruhnya penuh diresapi kasihmu.
مِنْ ذِكْرِ وَجْهِكَ يَا حَدْيْقَتَ بَهْجَتِىْ لَمْ أَخْلُ فِىْ لَحْظٍ وَلاَفِى اٰنٖ
Wahai taman kegembiraan, tak pernah sejenak pun Waktu berlalu tanpa mengenangmu.
جِسْمِىْ يَطِيْرُ إلَيْكَ مِنْ شَوْقٍ عَلاَ يَالَيْتَ كَانَتْ قُوَّةُ الطَّيَرَانٖ
Kalbu yang dikempa kerinduan, tubuhku ingin terbang ke arahmu, Kalau saja aku berkuasa melakukannya.
(Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; Rohani Khazain, vol. 5, hal. 590-594, London, 1984).