Islam membantu kita untuk menjalin hubungan yang erat kepada Allah dengan terlebih dahulu memberi tahu apa yang harus diyakini (6 Rukun Iman) dan kemudian menjelaskan bagaimana menerapkan keyakinan ini dalam kehidupan (5 Rukun Islam). Umat Islam percaya pada enam rukun Iman berikut:
Beriman kepada Allah
Kata Allah digunakan dalam Islam sebagai nama pribadi dari Tuhan yang secara harfiah artinya ‘Yang Esa’.
Beriman kepada Para Malaikat
Allah menciptakan para malaikat supaya mereka menyembah dan mengikuti perintah-Nya. Para malaikat ini, dengan perintah Allah, memelihara dan mengendalikan seluruh alam semesta. Malaikat juga dapat dipahami sebagai manusia yang memiliki sifat kerohanian yang sempurna.
Beriman pada Kitab-kitab Allah
Umat Islam meyakini bahwa Allah telah menurunkan hukum-Nya secara bertahap kepada umat manusia melalui para nabi-Nya, sehingga umat Islam meyakini Taurat Musa (as), Mazmur Daud (as) dan Injil Nabi Isa (as) sebagai kitab suci, serta kitab suci semua rasul Allah lainnya. Namun, umat Islam percaya bahwa semua wahyu-wahyu tersebut terbatas pada masa dan kaum tertentu dan tidak lagi dipelihara dalam kemurnian isinya, tetapi telah terdistorsi. Semua Kitab Suci telah sampai pada puncaknya dan telah sempurna dalam bentuk Al-Qur’an (sebagaimana semua agama telah disempurnakan melalui Islam).
Beriman kepada semua Nabi
Para Nabi Allah dipilih dari antara manusia. Mereka memberi teladan sempurna terkait akhlak dan rohani. Mereka menuntun umat manusia kepada Allah dengan menyampaikan wahyu Ilahi dan juga dengan menampilkan teladan kesucian dan ketakwaan. Nabi Muhammad (Shallallahu ‘alaihi wasallam) merupakan pemimpin para Nabi, dan Beliau membawa petunjuk yang sempurna dari Allah untuk umat manusia. Beliau datang sebagai rahmat bagi umat manusia.
Beriman Hari Pembalasan
Salah satu keyakinan yang paling ditekankan dalam Al-Qur’an adalah beriman pada Hari Pembalasan. Islam mengajarkan bahwa kematian jasmani bukanlah akhir keberadaan manusia, melainkan pintu menuju bentuk kehidupan yang lebih tinggi yang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah, sesuai dengan perbuatan seseorang dalam kehidupan di dunia ini. Menurut Al-Quran, pada Hari Penghisaban seluruh dunia akan berakhir, dan orang mati akan dibangkitkan. Perbuatan mereka akan dihakimi dan mereka akan diberi ganjaran yang sesuai. Orang-orang yang memiliki catatan kebaikan maka ia akan mendapatkan surga, sedangkan orang-orang yang melakukan perbuatan jahat ia akan dijerumuskan ke Neraka. Keimanan ini menjadi alat pertanggungjawaban yang kuat dalam kehidupan ini, artinya, pada akhirnya pertanggungjawaban atas tindakan dan perbuatan kita adalah kepada Allah Ta’ala di akhirat.
Beriman Kepada Takdir Ilahi.
Takdir Ilahi artinya adalah Kehendak Allah. Umat Islam percaya bahwa Takdir Ilahi mengatur hasil akhir dari semua tindakan di dunia ini. Takdir merupakan hukum atau ukuran dari sesuatu yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam Al-Qur’an, istilah ini dijelaskan sebagai hukum universal Allah yang bekerja melalui seluruh ciptaan, yang menjangkau seluruh alam semesta. Dalam batas-batas Takdir Ilahi ini, manusia diberikan kehendak bebas.