Tidak ada upacara atau ritual untuk masuk Islam. Setelah seseorang mempelajari, berdiskusi, kemudian hati dan pikirannya menjadi puas, maka ia dapat mengikrarkan kalimat
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Aku bersaksi bahwa tidak ada yang layak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”
Pernyataan ini bisa dilakukan sendiri, atau dihadapan atau bersama orang lain. Fokusnya adalah penerimaan pribadi akan kebenaran Islam dan membuat komitmen untuk menjalani hidup sesuai dengan Kehendak Tuhan.
Nabi Muhammad (saw) akan menerima orang-orang masuk Islam dalam sebuah prosesi yang disebut bai’at (secara harfiah artinya ‘menjual jiwa’). Sunnah ini juga diikuti oleh Imam Mahdi, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian (as) dan para khalifahnya.
Orang-orang yang masuk ke dalam Jamaah Muslim Ahmadiyah mereka menandatangani formulir baiat yang terdiri dari 10 syarat Bai’at yang disusun oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Masih Mau’ud as. Dengan menandatangani syarat baiat ini, seseorang memulai hidup baru ke arah kesalehan dan ketakwaan.